• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUESIONER EVALUASI USABILITY

SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN

BIBIT SAWIT

Tanggal P n s n : …… …… 2014 No Responden :

Penelitian ini merupakan prototype sistem berbasis pengetahuan untuk bibit sawit menggunakan pendekatan usability engineering. Sistem ini adalah salah satu cara untuk membantu petani kelapa sawit dengan menjamin ketersediaan bibit unggul dan legal serta terjamin oleh pemerintah.

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari SUMI (Software

Usability Measurement Inventory). Tujuan melakukan kuesioner yaitu untuk

mengevaluasi sistem yang dirancang, mengukur usability serta dapat menjadi media pembelajaran bagi pengguna terhadap aplikasi yang akan digunakan.

Usability adalah sebuah konteks penggunaan aplikasi dengan ukuran efektivitas,

efisiensi dan kepuasan sehingga dapat mengukur sejauh mana suatu aplikasi dapat digunakan dengan mudah.

Petunjuk Pengisian kuesioner yaitu:

1. Lembar kuesioner ini berisi 30 pertanyaan mengenai usability pengguna dalam mengakses pengetahuan bibit kelapa sawit.

2. Nomor responden harap di kosongkan.

3. Beri tanda cek (√) p d ko o y n h d s d k n y n p ling mencerminkan pilihan Anda dengan pilihan setuju (S), tidak tahu (TT) dan tidak setuju (TS).

4. Anda dipersilahkan untuk membaca dan memahami kuesioner ini. Jika terdapat pertanyaan, silahkan bertanya kepada peneliti.

Terima kasih atas kesediaan Anda untuk menjadi responden.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA

Telp. 0251-8622986; Email: sps@ipb.ac.id

25

Lampiran 4 Kuesioner SUMI

No Pertanyaan S TT TS

A Evaluasi Efektifitas A.1 Petani berhasil menemukan icon aplikasi bibit sawit A.2 Petani berhasil membuka icon aplikasi bibit sawit A.3 Petani memahami isi pada profil dengan mudah A.4 Petani membaca tulisan pada aplikasi dengan mudah A.5 Petani membaca isi menu dokumen dengan mudah

A.6 Gambar yang disajikan pada menu petunjuk teknis menarik minat petani A.7 Petani menemukan menu listbibit sawit dengan mudah

A.8 Petani dapat memilih jenis bibit sawit yang diinginkan dengan mudah A.9 Petani membuka menu wawancara dengan mudah

A.10 Petani membuka menu konsultasi dengan mudah Total

B Evaluasi Efisiensi

B.1 Petani memahami pengetahuan yang terdapat dalam dokumen B.2 Panduan dan bantuan dari fasilitator cukup lengkap

B.3 Petani memilih menu bibit sawit dengan mudah B.4 Petani memahami pengetahuan pada menu wawancara

B.5 Petani memilih icon yang benar saat membuka aplikasi untuk pertama kali B.6 Panduan dan bantuan dari fasilitator untuk membuka aplikasi cukup lengkap B.7 Panduan dan bantuan dari fasilitator pada menu profil cukup lengkap

B.8 Panduan dan bantuan fasilitator untuk membaca isi dokumen cukup lengkap B.9 Panduan dan bantuan dari fasilitator untuk membaca isi menu bibit sawit

cukup lengkap

B.10 Panduan dan bantuan dari fasilitator untuk memahami isi menu wawancara cukup lengkap

Total C Evaluasi kepuasan

C.1 Aplikasi ini mudah digunakan

C.2 Membaca tulisan pada layar sangat mudah C.3 Komposisi warnanya sesuai

C.4 Gambar yang ditampilkan menarik

C.5 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti

C.6 Istilah-istilah yang digunakan pada aplikasi ini mudah dipahami C.7 Petani sawit ingin menggunakan aplikasi ini

C.8 Materi pembelajaran untuk petani sawit mudah dimengerti C.9 Menambah pengetahuan tentang bibit kelapa sawit

C.10 Membantu petani tentang bibit kelapa sawit yang akan digunakan Total

Lampiran 5 Pertanyaan wawancara

Daftar pertanyaan wawancara dan observasi sistem berbasis pengetahuan untuk bibit kelapa sawit.

RESPONDEN : PAKAR

1. Bagaimana perkembangan bibit kelapa sawit saat ini di Indonesia? Bibit apa yang paling unggul dan baik digunakan?

2. Karakteristik apa yang harus diutamakan dalam bibit kelapa sawit? 3. Bagaimana proses pembibitan sawit?

RESPONDEN : PETANI

1. Sudah berapa lama Bapak mengelola tanaman sawit?

2. Jenis bibit apa yang Bapak gunakan pada perkebuan yang Bapak olah? Mengapa memilih jenis bibit tersebut?

3. Dari mana memperoleh jenis bibit tersebut?

4. Apakah Bapak mengetahui sebelumnya tentang bibit sawit yang berkualitas baik?

5. Apakah Bapak mengetahui daerah dan tanah yang cocok untuk bertanam sawit?

6. Apakah Bapak mengetahui tentang cara menanam sawit dengan baik dan benar? Pernahkah Bapak berkonsultasi pada pakar bibit dan varietas? 7. Apakah Bapak melakukan pemupukan terhadap tanaman Sawit?

Apabila iya : Menggunakan pupuk apa? Berapa takaran pupuk sawit yang diberikan?

Apabila tidak : Mengapa tidak memberikan pupuk? 8. Masalah apa yang biasa dihadapi selama produksi sawit?

9. Apakah pernah mengikuti sosialisasi atau penyuluhan tentang pembibitan sawit?

10.Hambatan apa yang dihadapi selama mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut?

11.Informasi apa yang dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas hasil panen sawit?

Lampiran 6 Hasil wawancara

Hasil Wawancara 1

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 4 November 2013 terhadap pakar dari Fakultas Agronomi yaitu Dr.Ir.Ade Wachjar, MS. Menurut beliau saat ini di Indonesia tanaman kelapa sawit sangat berkembang dengan ditemukannya banyak varietas dari berbagai produsen kecambah misalnya PPKS, Lonsum dan lain-lain. Karakteristik yang harus diutamakan dalam bibit sawit meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan jagur atau pertumbuhan yang pesat. Proses pembibitan sawit dilakukan mulai dari kecambah, seleksi kecambah, radikula, plumula, doeble time

27

Hasil Wawancara 2

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 20 November 2013 terhadap petani Bpk. Asnawi Tanjung yang telah 20 tahun terlibat di perkebunan sawit mulai dari pembibitan sampai pemanenan. Hasil wawancara terhadap petani meliputi:

1. Tanah yang cocok untuk tanaman sawit yaitu tanah yang datar yang bisa dijangkau dengan transportasi.

2. Daerah yang cocok untuk tanaman sawit yaitu daerah yang dekat dengan pantai karena kelapa tumbuhnya bagus di daerah pantai maka sawit pun akan bagus di daerah pantai di samping itu karena sifatnya sama dengan kelapa. 3. Penanaman awal di polibek kecil selama 4 bulan setelah itu dipindah ke

polibek besar selama setahun lebih, jika terdapat banyak hama babi di lahan maka pemeliharaan di polibek besar selama 2 tahun.

4. Tanah yang beratnya 10 kilo maka kedalaman bibitnya meliputi lebar dan panjang yaitu 30x30 cm

5. Piringan dibuat langsung dari kecil sampai besar 2 ½ tahun di lahan baru berbuah, tapi rata-rata 3 ½ tahun berbuah dan bisa di panen.

6. Bibit didapatkan dari proyek pemda atau PIR yang berasal dari PPKS.

7. Belum mengetahui sebelumnya tentang bibit sawit yang akan dipilih tetapi penjual menyarankan membeli bibit dura dan Pisifera. Tidak terdapat perbedaan bentuk atau fisik ketika membeli bibit dura dan Pisifera tetapi ketika telah berbuah ternyata bibit dura buahnya besar-besar dan minyaknya sedikit sedangkan fisifera minyaknya banyak dengan bentuknya yang agak kecil.

8. Pemupukan pertama dengan dulumit dimana fungsi pupuk ini yaitu untuk mengurangi keasaman tanah dengan takaran 1 kilo perbatang setiap tahunnya atau ½ kilo perbatang setiap 6 bulan karena jika keasaman tanah tinggi maka pupuk tidak berfungsi. Pemupukan kedua dengan SP 36 dimana fungsi pupuk ini untuk kesuburan akar dan batang dengan takaran ¾ kilo perbatang setiap 4 bulan. Pemupukan yang ketiga dengan KCL dimana fungsi pupuk ini untuk kesuburan buah dengan takaran ¾ kilo perbatang setiap 4 bulan. Pemupukan berikutnya yaitu pupuk burak dimana fungsi pupuk ini untuk pelembut pelepah, pemupukan dilakukan per 6 bulan dengan takaran 4 sendok makan perbatang. Jika umurnya lebih dari 10 tahun maka pemupukan urea, SP36, KCL menjadi 1 kilo perbatang tiap 4 bulan. Pemupukan di lahan yang datar maka pupuk cukup ditabur saja tapi pemupukan di lahan yang miring maka pupuk ditanam dengan cara mencangkul tanahnya sehingga pupuk tidak hanyut ketika datang hujan.

9. Alat panen berupa tombak atau dodos ketika tumbuhan tinggi maka alat pemanenan yaitu anggrek bengkok seperti clurit.

10. Harga sawit per kilo 1380 rb. 11. Penanaman 120 buah per hektar. Lampiran 7 Petunjuk teknis

Petujuk Teknis Pembibitan Kelapa Sawit Menurut PPKS

Data sekunder yang didapat dari PPKS berupa petunjuk teknis bibit sawit. PPKS adalah suatu perusahaan yang mengeluarkan bibit sawit yang berkualitas yang berkerja sama dengan PIR atau Pemda setempat, tahap-tahap atau teknis

pembibitan kelapa sawit menurut PPKS bisa dilihat dari kemasan, kecambah, polibeg dan lain-lain.

Kemasan

Kecambah dikemas dalam kantong plastik (250 kecambah/kantong) kemudian dimasukkan dalam peti isolasi yang kokoh dalam berbagai ukuran. Kecambah dalam kantong plastik berlogo dilengkapi dengan label identitas dan diikat dengan segel pengaman.

Kecambah

Kecambah harus dalam keadaan sejuk, lembab, dan terhindar dari matahari langsung sampai saat penanaman. Kecambah harus ditanam sesegera mungkin setelah pengambilan dari PPKS dan tidak disimpan lebih dari 5 hari. Kecambah dapat disimpan dalam ruangan dengan suhu 22-24 C. Periksa jumlah dan jenis persilangan yang terdapat pada D. Persil dengan label.

Polibeg

Polibeg berwarna hitam dan tahan lapuk. Ukuran polibeg pembibitan awal: 22×14 cm, tebal 0,07 mm, hitam/putih, berlubang 0.3 cm sebanyak 24 buah. Ukuran polibeg pembibitan utama: 50×40 cm, tebal 0.2 mm, hitam, berlubang 0.5 cm sebanyak 60 buah. Tanah lapisan atas menggunakan top soil. Polibeg harus diisi tanah sampai 2 cm dari ujung tepi polibeg dan disiram setiap hari.

Tanah

Media tanam adalah tanah top soil gembur, tanah yang kurang gembur dapat dicampur dengan pasir (3:1), bebas dari OPT. Tanah diayak dengan ayakan 2 cm. Campurkan P (500 g SP36/10 1 air) pada setiap 1 m3 tanah isian sebelum diisi ke polibeg kemudian diamkan selama 1 bulan sebelum kecambah ditanam.

Persiapan Lokasi Pre Nursey (PN) Bedengan

Bedengan dengan ukuran 1.2 m x 10 m dapat memuat 1000 bibit PN. Bagian dasar bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan. Tambahan papan sebagai pemisah persilangan atau kelompok pertumbuhan. Bedengan harus dipagar.

Naungan

Pengaturan naungan yaitu pada umur 0-1.5 bulan maka naungannya 100%. Naungan pada 50% ketika berumur 1.5-2.5 bulan. Naungan benar-benar dilepas ketika umurnya diatas 2.5 bulan.

Lokasi Pembibitan

Sebaiknya lokasi dekat dengan areal penanaman atau kebun. Topografi rata/ kemiringan kurang dari 15 derajat. Dekat dengan sumber air dan sumber tanah pengisi polibeg. Memiliki akses jalan yang baik dalam segala cuaca. Terhindar

29

dari banjir, kondisi kedap air, dan angin kencang. Aman dari gangguan hama, ternak dan manusia.

Penanaman Kecambah

Kantong kecambah secara cermat dikeluarkan dan ditempatkan dalam baki dangkal berisi air agar kecambah tetap dingin (kecambah dalam kantong harus tidak terkena air). Kantong dibuka dan dipercik air untuk memberi kelembaban pada setiap kali penanaman bila cuaca panas. Membuat lubang tanam kedalaman 2 cm.

Kecambah harus ditanam dalam polibeg dengan akar (radikula) menghadap ke bawah pada kedalaman sekitar 2 cm sehingga daun (plumula) berada 1 cm dibawah permukaan setelah ditutup dengan tanah. Kecambah dengan radikula dan plumula yang sukar dibedakan sebaiknya ditinggalkan dalam kantong dan disimpan dengan suhu 25 derajat celcius selama 5-6 hari. Kecambah abnormal, patah, busuk atau berpenyakit jangan ditanam. Menutup dan meratakan tanah di sekeliling kecambah (jangan menekan terlalu kuat). Kecambah harus disiram segera setelah tanam. Setelah tanam, lakukan pemetaan pembibitan.

Pemeliharaan Pre Nursey (PN)

Pre nursey 3 bulan di polibeg kecil. Kecambah dipelihara di dalam

bedengan yang dinaungi dan dipagar. Penyiraman dilakukan secara rotasi 2 kali sehari. Setiap penyiraman bibit memerlukan 0.1-0.25 lt air. Pengendalian gulma dilakukan dengan penyiangan manual untuk rumput atau gulma lain (2 minggu sekali) herbisida jangan digunakan di PN. Pengendalian hama dengan bahan kimia pestisida harus hati-hati. Pemupukan dilakukan dengan urea 2 gram/lt air untuk 100 bibit dengan frekuensi seminggu sekali. Pupuk majemuk 2.5 gr/polibeg. Jangan mengaplikasi pupuk daun pada saat kondisi udara panas atau kering, dan pada bibit yang mengalami stres air. Seleksi bibit 5-10% dilakukan dengan menghindari terangkutnya bibit abnormal ke tahap selanjutnya. Bibit normal umur 3 bulan terdiri dari 3-4 daun.

Persiapan Lokasi Main Nursery (MN)

Persiapan areal meliputi areal yang telah dibuka dan dibersihkan serta diratakan kemudian dipagar dan pembuatan drainase mengikuti pipa sekunder

dari jaringan penyiraman. Setelah itu, dilakukan pemancangan bila instalasi penyiraman telah selesai dibuat. Jarak tanam 90 x 90 x 90 cm. Setiap petak disusun 5 baris, 40 atau 50 pokok/baris, baris keenam dikosongkan untuk jalan. Pemindahan bibit ke Main Nursey meliputi sehari sebelum dipindah, tanah pada polibeg MN harus disiram sampai jenuh.

Tanah pada perakaran harus lembab dan tidak terganggu selama pemindahan. Bibit harus segera disiram setelah pemindahan selesai. Lubang tanam MN dibuat sesuai ukuran polibeg kecil dan diberi NPKMg 15-15-6-4 sebanyak 5 g. Kelapa sawit siap ditanam ketika berumur 9-12 bulan. Penyiraman 2 kali sehari dengan takaran 2 lt/hari/polibeg. Pengendalian gulma meliputi penyiangan dalam polibeg dan membersihkan lapisan kedap air. Pengendalian di sekitar polibeg dapat menggunakan herbisida dilakukan dengan hati-hati. Nozzle

harus diatur sehingga tidak mengenai bibit, jika ada bahaya tetesan karena angin penyemprotan harus segera dihentikan.

Pemupukan dilakukan dengan ditabur merata dalam lingkaran sekeliling bibit kira-kira 5 cm dari pangkal batang bibit. Pupuk tidak boleh mengenai bibit. Pemupukan seharusnya dihentikan satu bulan sebelum penanaman lapangan. Aplikasi pemupukan dosis kecil tapi frekuensi sering lebih baik dibanding aplikasi pemupukan dosis besar tapi frekuensi jarang. Seleksi bibit dilakukan dengan menghindari terangkutnya bibit abnormal ke lapangan. Persiapan penanaman lapangaan dilakukan setelah bibit berumur 10-12 bulan. Tiga atau empat minggu sebelum penanaman dilakukan pemutaran polibeg. Pastikan bibit telah disiram dengan baik sebelum dibawa ke lapangan. Pemupukan sebaiknya dihentikan sebulan sebelum penanaman. Bibit yang lebih tinggi dari 1.5 m dipangkas sampai 1.2 m.

Lampiran 8 Varietas kelapa sawit unggul

No Nama Keterangan

1 DxP Simalungun (SP 540 T)

Berasal dari hasil persilangan F1 antara tetua Dura deli dengan tetua Pisifera keturunan SP 540 T (lini murni). Dengan deskripsi produksi TBS (Tandan Buah Segar) rata-rata 28,4 ton/ ha/ tahun dan potensinya mencapai 33 ton/ ha/ tahun. Rendemen minyak 26,5 %. Kerapatan tanaman 143 pohon/ ha.

2 DxP SP 1 (Dumpy x SP 540 T)

Berasal dari persilangan F1 antara Dura dumpy dengan pisifera keturunan SP 540 T. Dengan deskripsi produksi TBS rata-rata mencapai 25-28 ton/ ha/ tahun dan potensinya mencapai 32 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata mencapai 6,5-7,3 ton/ha/tahun dan potensinya mencapai 7.6 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 23-26%. Produksi minyak inti mencapai 0,49 ton/ha/tahun.

3 D x P AVROS Berasal dari persilangan F1 antara tetua Dura deli dengan tetua PisiFera keturunan SP 540 T (lini murni). Dengan deskripsi produksi TBS rata-rata 24-27 ton/ha/tahun dan potensinya mencapai 30 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata 5,5-7.0 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 23-26%. Produksi minyak inti 0.54 ton/ha/tahun. Kerapatan tanaman 130 pohon/ha. Pertumbuhan meninggi 0.60-0.80 m/tahun. Keunggulannya yaitu produksi tandan sangat tinggi, terutama pada awal panen (quick starter), ukuran tandannya besar, pertumbuhannya jagur, potensi produksi CPO relative tinggi, mencapai 7.8 ton/ha/tahun.

31

No Nama Keterangan

4 D x P Yangambi Berasal dari persilangan F1 antara tetua Dura deli dengan Pisifera keturunan tenera Yangambi. Dengan deskripsi produksi CPO rata-rata 5.8-7.3 ton/ha/tahun. Dan potensinya mencapai 7.5 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 23-26%. Produksi minyak inti 0.62 ton/ha/tahun. Kerapatan tanaman 130 pohon/ha. Pertumbuhan meninggi 0.60-0.75 m/ tahun. Keunggulannya yaitu produksi TBS rata-ratanya sangat tinggi mencapai 25-28 ton/ha/tahun dan potensinya mencapai 39 ton/ha/tahun. Ukuran tandan yang lebih besar.

5 D x P Marihat Potensi produksi TBS 31 ton/ha/tahun. Produksi TBS rata-rata 24-25 ton/ha/tahun. Potensi hasil (CPO) 7.9 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata 6.0-6.3 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 23-25%. Produksi minyak inti 0.54 ton/ha/tahun. Kerapatan tanaman 143 pohon/ ha. Pertumbuhan meninggi 0.60- 0.70 m/tahun. 6 D x P Sungai

Pancur 2

Potensi produksi TBS 30 ton/ha/tahun. Produksi TBS rata-rata 24-27 ton/ha/tahun. Potensi hasil (CPO) 7.5 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata 6.2- 6.8 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 23-25 %. Produksi minyak inti 0. 51 ton/ha/tahun. Kerapatan tanaman 143 pohon/ ha. Pertumbuhan meninggi 0.65- 0.85 m/tahun.

7 D x P Bah Jambi Potensi produksi TBS 32 ton/ha/tahun. Produksi TBS rata-rata 22-24 ton/ha/tahun. Potensi hasil (CPO) 7.4 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata 5.7-6.2 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 23-26 %. Produksi minyak inti 0.62 ton/ha/tahun. Kerapatan tanaman 130 pohon/ ha.

8 D x P La Me Potensi produksi TBS 36 ton/ha/tahun. Produksi TBS rata-rata 26-27 ton/ha/tahun. Potensi hasil (CPO) 7.9 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata 5.9-7.0 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 22-27 %. Produksi minyak inti 0.60 ton/ha/tahun. Kerapatan tanaman 143 pohon/ ha. Pertumbuhan meninggi 0.55-0.70 m/tahun. 9 D x P Langkat Potensi produksi TBS 31 ton/ha/tahun. Produksi TBS

rata-rata 27.5 ton/ha/tahun. Potensi hasil (CPO) 8.3 ton/ha/tahun. Produksi CPO rata-rata 7.23 ton/ha/tahun. Rendemen minyak 26.3 %. Produksi minyak inti n.a ton/ha/tahun. Kerapatan tanaman 143 pohon/ ha. Pertumbuhan meninggi 0.60-0.70 m/tahun.

Lampiran 9 Memilih bibit sawit

Memilih Bibit Kelapa Sawit Yang Baik dan Benar Menurut Tanaman Tahunan

Direktorat Jenderal Perkebunan Jakarta 2012

Selama ini banyak diperdagangkan bibit kelapa sawit illegal yaitu bibit kelapa sawit yang tidak memenuhi aspek legaitas, karena selain di produksi oleh lembaga/ perorangan yang tidak diakui pemerintah dan tidak memenuhi syarat-syarat serta tata cara pelepasan varietas, juga tidak melalui proses sertifikasi.

Bibit Kelapa Sawit Asli

1. Berasal dari varietas unggul D x P yang telah dilepas secara resmi oleh Menteri pertanian.

2. Diproduksi di kebun bibit khusus yang sudah disertifikasi dengan cara menyilangkan pohon ibu induk Dura (D) dengan pohon bapak Pisifera (P) yang telah teruji keunggulannya.

3. Dapat disertifikasi karena kemurnian genetik terjamin dan perkecambahan bibit dilakukan dengan rapi dan sistematis sehingga asal usulnya dapat ditelusuri ke pohon induk.

Bibit Kelapa Sawit Ilegal

1. Berasal dari buah atau kecambah yang dikumpulkan dibawah pohon-pohon kelapa sawit yang terdapat dikebun produksi Tenera (T) atau pohon Dura (D) yang disilangkan.

2. Perkecambahan dilakukan secara alami dan asal usul pohonnya tidak jelas dan tidak tercatat.

3. Tidak dapat disertifikasi karena asal usulnya tidak jelas dan proses pengecambahannya tidak mengikuti standar yang berlaku.

Dampak Kerugian

1. Pengguna bibit illegal akan menghasilkan kontaminasi dura sehingga akan mengurangi produksi TBS dan CPO.

2. Pengguna bibit ilegal akan mengurangi kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang optimal dan biaya yang dikeluarkan sia-sia. Para pekebun akan sulit untuk mengembalikan pinjaman kredit karena produksi yang dihasilkan rendah.

3. Akan timbul ekses konflik antara PKS dan kebun pemasok TBS.

4. Pelanggaran UU No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan UU No.29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman.

5. Produktivitas rendah, tingkat produksi TBS hanya 50%, Rendemen CPO maksimaI 18%.

6. Merusak mesin pengolah rendemen CPO. 7. Mengambil pangsa pasar.

33

8. Merusak citra produsen bibit resmi.

9. Penurunan tingkat produksi CPO secara nasional.

10.Sumberdaya alam, SDM, dan modal tidak termanfaatkan secara optimal. Mendapatkan Bibit Kelapa sawit yang Baik dan Benar

1. Kecambah kelapa sawit dapat di pesan ke sumber bibit kelapa sawit resmi (ditetapkan oleh pemerintah) dengan membawa Surat Persetujuan Penyaluran Bibit Kelapa Sawit (SP2B-KS) yang diterbitkan oleh Ditjen Perkebunan/Dinas Perkebunan Propinsi/Kabupaten/Kota.

2. Bibit dalam polibeg dapat dibeli dari penangkar bibit resmi (memiliki Tanda Registrasi Usaha Perbibitan/TRUP) dan disertifikasi oleh UPTD Perbibitan Tanaman Perkebunan setempat.

Lampiran 10 Ketentuan hukum perbibitan

Tindakan Masyarakat Jika Mengetahui Adanya Bibit Ilegal

1. Segera melaporkan ke Penyelidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang berada di Dinas Perkebunan setempat atau ke polres setempat.

2. Tidak membeli bibit tersebut walaupun dengan harga murah. 3. Menyita dan melakukan pemusnahan.

Ketentuan Pidana Terhadap Masyarakat yang Mengedarkan Bibit Ilegal

1. Mengedarkan bibit bina yang tidak sesuai dengan label karena dilakukan dengan sengaja dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima ) tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000 (Dua ratus lima puluh juta rupiah) sesuai UU no.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

2. Mengedarkan bibit bina yang tidak sesuai dengan label karena kelalaian dikenakan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling banyak Rp. 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah) sesuai UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

Lampiran 11 Standar perbibitan

Direktorat Perbibitan dan Sarana Produksi Jakarta 2009 Ada dua jenis kelapa sawit yang banyak diproduksi yaitu: 1. Kecambah Kelapa Sawit

a. Berat biji minimal 0,8 gr

b. Panjang radikula dan plumula 2 cm

c. Warna radikula dan plumula putih kekuningan d. Arah tumbuh radikula dan plumula berlawanan arah

e. Kenampakan radikula dan plumula dapat dibedakan dengan jelas f. Kesehatan kecambah bebas OPT

2. Bibit Dalam Polibag

Standar bibit dalam polibag yang baik adalah: a. Umur bibit : 10-12 bulan

b. Tinggi bibit 101.9-126.9 cm c. Jumlah daun:15-19 pelepah d. Lilit batang : 17-18 cm

e. Warna daun /pelepah: Hijau Tua f. Kesehatan bibit: bebas OPT

g. Warna/ukuran polibag: Hitam/ 50x40cm x 0.2 Lampiran 12 Buku panduan sistem bibit sawit

Panduan Penggunaan Prototype Sistem Pemilihn Bibit Sawit

Oleh Thoyyibah T

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

35

Implementasi loading

Implementasi menu utama

No Keterangan

1. Judul utama sistem pada proses loading 2. Judul sistem

3. Proses loading untuk membuka halaman menu utama

4. Nama Penulis

5. Universitas yang menaungi

2 1 4 3 5 1 3 2 5 4

Implementasi Home

Implementasi dokumen pada jurnal

No Keterangan 1. Menu Home 2. Menu Dokumen 3. Menu Bibit 4. Menu Pencarian 5. MenuWawancara No Keterangan

1. Halaman profil berisi sekilas tentang bibit kelapa sawit 1

1

2

3 4

37

Implementasi download jurnal

Implementasi dokumen buku

No Keterangan

1. Jurnal yang merupakan bagian dari dokumen

2. List jurnal yang merupakan sub menu dari menu jurnal

3. Judul jurnal pada list jurnal 4. Ringkasan isi jurnal

No Keterangan

1. Ketika di klik dua kali salah satu bagian jurnal maka akan terjadi proses download

2. Keterangan file jurnal yang didownload yang menampilkan judul jurnal 1 2 3 1 4 5 6 2

Implementasi download buku

Implementasi petunjuk teknis

No Keterangan

1. Halaman buku 2. Cover buku

3. List buku yang merupakan bagian dari dokumen buku

4. Judul buku 5. Tahun terbit buku 6. Pengarang buku

No Keterangan

Dokumen terkait