• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Operasional Bank Syariah

Dalam beberapa literature perbankan syariah, bank syariah dengan beragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu:1

1. Fungsi Manajer Investasi, fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagi hasilkan antara bank syariah dan pemilik dana. Makin besar pendapatan bank yang dibagi hasilkan, makin besar pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana yang memercayakan uangnya dikelola oleh bank syariah. Sebaliknya, makin kecil pendapatan bank yang dapat dibagi hasilkan, makin kecil pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana.

1

Rizal Yaya, dkk., Akuntansi Perbankan Syariah (Teori dan Praktik Kontemporer), (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 55

2. Fungsi Investor, dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.

3. Fungsi sosial, merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah. Setidaknya ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrument Zakat, Infak, Sadaqah, Wakaf (ZISWAF) dan instrument qardhul hasan.

4. Fungsi jasa keuangan, layanan yang diberikan tidaklah jauh berbeda dengan bank konvensional namun mekanisme dalam hal mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip syariah seperti melalui upah (fee).

3. Menerima pendapatan; Bagi hasil, margin, fee 4. menyalurkan pendapatan;

Bagi hasil/bonus

I. Sistem operasional Bank Syariah dan Manajemen Penetapan Harga Bank Syariah

Gambar 2.1

Sistem Operasional Bank Syariah

Sistem operasional bank syariah dapat disimpulkan terdiri atas sistem penghimpunan, sistem penyaluran dana yang dihimpun, dan sistem penyediaan jasa keuangan. Jika dibandingkan dengan antara sistem operasional bank syariah dengan bank konvensional, perbedaannya terletak pada mekanisme Nasabah

pemilik dan

penitip dana 1.Penghimpunan dana Bank Syariah Sebagai pengelola dana/penerima dana Sebagai pemilik dana/penjual/pe mberi sewa Sebagai penyedia jasa keuangan 2.Penyaluran dana 5.Penyediaan jasa Nasabah mitra, pengelola investasi, pembeli, penyewa Instrumen penyaluran dana lain yang dibolehkan Jasa Administrasi tabungan, ATM, transfer, kliring, LC, Bank Garansi, Transaksi Valuta asing, dsb.

perolehan keuntungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana bank.

Pada bank syariah langkah untuk memperolehan keuntungan yang maksimal salah satunya dengan cara menetapkan tingkat keuntungan dan nisbah bagi hasil yang ideal (bank syariah mampu memberikan bagi hasil kepada dana pihak ketiga minimal sama dengan, atau lebih besar, daripada suku bunga yang berlaku di bank konvensional serta menerapkan marjin keuntungan yang lebih rendah daripada suku bunga kredit bank konvensional). Ini dikarenakan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh bank, semakin tinggi pula bagi hasil yang diberikan bank kepada dana pihak ketiga. Terdapat dua jenis penetapan harga pada bank syariah, yaitu:2

 Penetepan Marjin Keuntungan, bank syariah menerapkan marjin keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti pembiayaan murabahah, ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna’.

 Penetapan Nisbah Bagi Hasil, bank syariah menerapkan Nisbah Bagi Hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak

2

Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), (Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 279.

memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan musyarakah.

II. Manajemen dana bank3

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat. Jika tujuan perolehan dana untuk kegiatan sehari-hari, jelas berbeda sumbernya, dengan jika bank hendak melakukan investasi baru atau untuk melakukan perluasan suatu usaha. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha, maka diperoleh dari modal sendiri.

Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari: bank itu sendiri, masyarakat luas dan lembaga lainnya. Yang paling penting bagi bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelolaan sumber dana dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah sangat penting. Dalam pengelolaan sumber dana dimulai dari perencanaan akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencairan dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana ini kita kenal dengan nama manajemen Dana Bank (suatu kegiatan

3

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat).

Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang memberikan hasil (income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil. Dengan kata lain, terdapat perbedaan antara aktiva yang memberikan hasil (aktiva produktif atau earning asset) dan aktiva yang tidak memberikan hasil (aktiva tidak produktif atau nonearning assets).

Penanaman dana pada aktiva produktif (earning assets)4, aktiva produktif atau earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Komponen aktiva produktif terdiri atas: kredit yang diberikan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga, dan penyertaan modal.

Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif, alokasi dana dalam aktiva tidak produktif atau nonearning assets adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif ini terdiri atas: cash asset (aktiva yang dapat

4

dipergunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, seperti: kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan warkat dalam proses penagihan) dan aktiva tetap serta inventaris (berbentuk tanah, gedung kantor, peralatan kantor, peralatan promosi, dan lain-lain.

Dokumen terkait