• Tidak ada hasil yang ditemukan

MITIGASI DANAU EUTROFIK : STUDI KASUS DANAU RAWAPENING

SISTEM PENGAMAN

MODEM

61

mengirimkan SMS ke pengguna ponsel yang tercatat di database. Peringatan dini juga akan mendeteksi keamanan sistem dari pencurian atau kondisi catu daya.

Aplikasi OLM berbasis web akan membaca data pada OLM database server dan memproses serta menampilkan pada web browser pengguna data. Informasi yang ditampilkan pada layar pengguna terdapat bagian terbuka (tanpa harus login) dan bagian yang diamankan (harus memasukan user dan password). Aplikasi OLM ini juga dilengkapi dengan aplikasi berbasis SMS interaktif langsung ke stasiun pengamatan. Untuk menggunakan sistem SMS interaktif ini pengguna layanan ini dapat langsung menghubungi nomor GSM stasiun pengamatan melalui SMS dengan password.

Untuk memonitor aktivitas pengguna SMS interaktif ini stasiun pengamat saat menjawab SMS ke penggunan SMS interaktif ini juga mengirimkan nomor HP pengguna dan aktivitas yang dilakukan ke server OLM.

Perangkat Lunak dan Kriteria Peringatan Dini Lingkungan

Perangkat lunak komputer yang terdapat pada sistem berada di dua lokasi, yaitu di Central Processor di Stasiun lapangan (Danau Maninjau) dan di komputer server Pusat Penelitian Limnologi LIPI Cibinong. Perangkat lunak yang terdapat di Central Processor hanya terdiri dari satu aplikasi yang berfungsi untuk mengambil data dari pengukuran suhu dilapangan, menyimpan dan mengirimkan ke server di Puslit Limnologi. Adapun di komputer server terdapat enam aplikasi dengan fungsi, antara lain: mendownload file data dan menyimpan dalam server database, mengolah data untuk dibandingkan dengan kriteria peringatan dini bencana lingkungan dan menampilakn dalam Web, serta mengatur lalu lintas data dan peringatan dini, baik melalui SMS, email, maupun jaringan LAN.

Penentuan kriteria bencana lingkungan dalam hal ini peringatan dini kematian massal ikan, akan didasarkan pada akibat pengangkatan air lapisan bawah ke permukaan. Oleh karena itu penyusunan kriteria peringakatan dini bencana kematian massal ikan difokuskan pada dua parameter, yaitu perbedaan suhu antara lapisan permukaan (epilimnion) dan lapisan bawah (hipolimnion) serta kondisi oksigen terlarut di lapisan bawah air danau.

Perbedaan suhu diasumsikan bergeser menyempit pada saat udara mendung dan hujan, dan bila keadaan ini berlangsung berhari-hari suhu air pemukaan akan terus turun hingga lebih rendah dari suhu air di lapisan bawahnya. Suhu yang lebih rendah

62

menyebabkan massa jenis air meningkat, sehingga bila massa jenis air permukaan lebih tinggi dari lapisan air di bawahnya akan memicu terjadinya proses umbalan. Berdasar asumsi ini tingkat kerawanan terjadinya umbalan air dibagi dalam beberapa tahap sesuai dengan perbedaan suhu air lapisan permukaan dan lapisan bawah dengan acuan perbedaan suhu rata-rata bulanannya, dimana titik kritis bahaya terjadi pada saat angka relatif perbedaan suhu diatas mendekati <1% dari rata-rata bulanan terakhirnya.

Pertimbangan kondisi oksigen terlarut terhadap situasi bahaya kematian massal ikan pada saat terjadi umbalan air danau mengacu pada Effendi (2003), yaitu bila DO < 0,3 ppm menyebabkan hanya sedikit jenis ikan yang dapat bertahan pada masa pemaparan singkat, DO > 0,3 – 1,0 pada pemaparan lama dapat menyebabkan kematian, DO > 1,0 – 5,0 Ikan dapat bertahan hidup, tapi pertumbuhannya terganggu dan DO > 5,0 semua organisme akuatik tumbuh normal. Oleh karena pengumpulan data profil suhu air dan kandungan oksigen (DO) air danau belum selesai dan masih memerlukan tambahan data lagi, maka kriteria-kriteria peringatan dini kematian massal ikan belum dapat disusun secara kuantitatif, sehingga belum dapat dimasukkan dalam perangkat lunak sistem yang sedang dibangun di Danau Maninjau.

PENUTUP

Sistem monitoring online dan Peringatan Dini Lingkungan semacam ini dapat dikembangkan untuk danau atau waduk lain, mengingat Indonesia mempunyai lebih dari 500 waduk dan danau besar yang menyebar di seluruh nusantara. Hasil monitoring lingkungan perairan ini dapat digunakan untuk koordinasi antar pemangku kepentingan, sehingga akan memudahkan dalam pengelolaan lingkungan perairan danau dan waduk.

Monitoring profil suhu air Danau Maninjau dalam jangka panjang sangat diperlukan, karena akan dapat mengungkapkan proses terjadi pembalikan massa air (pengadukan air danau) dan ini akan menjadi referensi untuk Danau-danau sejenis di Indonesia.

Penyusunan kriteria peringatan dini bencana kematian massal ikan secara kuantitatif diperlukan untuk melengkapi software yang telah disusun dan nantinya perlu diperbaruhi terus-menerus dengan melakukan kalibrasi pada saat terjadi kematian massal ikan.

63 DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, Data Produksi, beban puncak, Unit Operasi, Curah hujan, Inflow dan Outflow PLTA Maninjau, PT (persero) KITLUR SUMBAGSEL Sektor Bukittinggi Unit PLTA Maninjau.

Fakhrudin, M., H. Wibowo, L. Subehi, dan I. Ridwansyah 2002. Karakterisasi Hidrologi Danau Maninjau Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional Limnologi. Pusat Penelitian Limnologi – LIPI.

Fakhrudin. M, Hendro.W, Hadiid.A, I. Ridwansyah, Dini. D, dan A. Hamid, 2010. Kajian Hidroklimatologi Sebagai Dasar Pengembangan Sistem Peringatan Dini Bencana Kematian Massal Ikan Di Danau Maninjau Sumbar. Laporan Akhir Program Insentif Peneliti dan Perekayasa LIPI Pusat Penelitian Limnologi LIPI.

Ji, Zhen-Gang. 2008. Hydrodynamics and Water Quality: Modeling Rivers, Lakes and Estuaries. Wiley-Interscience.

Kartamihardja, E.S. 2006. Status Lingkungan Perairan Umum Daratan sebagai Habitat Perikanan di Indonesia. Makalah dipresentasikan pada ‘Forum Diskusi Limnologi di Jakarta, tanggal 6 Desember 2006.

Lukman, Fakhrudin. M, Gunawan, dan I. Ridwansyah, 1998. Ciri Morfometri dan Pola Genangan Danau Semayang. Laporan Rehabilitasi Lingkungan Danau Semayang. PEP – LIPI.

Lukman, 2010. Kondisi Fisik Perairan Danau Poso Sulawesi Tengah, Limnotek.

Lukman dan I. Ridwansyah, 2003. Kondisi Daerah Tangkapan dan Ciri Morfometri Danau Lindu Sulawesi Tengah. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia.

Puslit Limnologi LIPI, 2001. Permasalahan Danau Maninjau dan Pendekatan Penyelesaiannya. Kerjasama Antara Proyek Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Teknologi dengan Puslit Limnologi LIPI.

Ryding,S.O. and Rast.W, 1989. The Control of Eutrophication of Lakes and Reservoirs. UNESCO Paris and The Parthenon Publishing Group.

Reading, H. G.1996. Sedimentary environments: processes, facies, and stratigraphy. Wiley-Blackwell.

Sombu, I.B. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Air di Era Desentralisasi: Koordinasi dan Penguatan Kelembagaan. Makalah dipresentasikan pada ‘Forum Diskusi Limnologi di Jakarta, tanggal 6 Desember 2006.

64

Tsanis, Ioannis K, Jian Wu, Huihua Shen. 2007. Environmental hydraulics: hydrodynamic and pollutant transport modeling of lakes and coastal waters. Elsevier.

65

PERTIMBANGAN DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN