• Tidak ada hasil yang ditemukan

34 6.3 SISTEM PENGEMBANGAN AIR MINUM

6.3.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN

Kebijakan untuk pengembangan permukiman di Kabupaten Solok tetap mengarah pada kebijakan pengembangan permukiman yang mengacu pada amanat peraturan perundangan :

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kabupaten tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang-Undang ini menjadi dasar dan acuan pemerintah daerah dalam menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok yang bertujuan untuk mengatur pemanfataan dan pengelolaan ruang wilayah di Kabupaten Solok sehingga kedepannya pembangunan menjadi lebih terarah khususnya dalam pengembangan sistem penyediaan air minum.

3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019

Pada era kepresidenan Jokowi dan Jusuf Kalla, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target universal access 100-0-100, dimana pada tahun 2019 nanti ditargetkan seluruh masyarakat Indonesia telah memiliki akses air minum yang layak.

4. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Pembangunan sarana dan prasana air minum dan sanitasi di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain di Asia Tenggara, untuk itu perlu diperlukan kebijakan guna mempercepat proses tersebut karena fasilitas air minum dan sanitasi merupakan salah satu infrastruktur dasar yang menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan SPAM

Maksud dan tujuan dari pengaturan dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara, dan para ahli dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan SPAM untuk: a. mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau; b. mencapai kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan; c. mencapai peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum; dan d. mendorong upaya gerakan penghematan pemakaian air.

6. Peraturan Bupati Solok Nomor 37 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL)

Merupakan rencana aksi daerah dalam mempercepat peningkatan layanan terhadap akses air minum yang layak dan juga sanitasi yang layak.

BAB VI - 35

6.3.2 ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN AIR MINUM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah:

1. Peningkatan Akses Aman Air Minum 2. Pengembangan Pendanaan

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan 5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum

6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat

7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi

Sedangkan di Kabupaten Solok juga terdapat beberapa isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Kabupaten Solok dalam mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu-isu strategis tersebut diantaranya:

1. Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan dalam 10 tahun terakhir belum dapat mengimbangi pesatnya tingkat perkembangan penduduk;

2. SPAM non-perpipaan selama 30 tahun terakhir berkembang lebih pesat daripada SPAM perpipaan, namun perkembangan SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan;

3. Tingkat kehilangan air masih cukup tinggi dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah;

4. Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untuk masyarakat menengah ke atas di perkotaan, sementara pelayanan air minum untuk masyarakat miskin selain belum memadai;

5. Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum masyarakat belum memadai;

6. Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi;

7. Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya akses air minum yang aman.

6.3.3 KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN SPAM 6.3.3.1 Aspek Teknis

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Solok terdiri dari SPAM perpipaan dan SPAM non perpipaan. SPAM perpipaan terdiri dari SPAM perpipaan perkotaan (Ibu Kota Kecamatan) dan SPAM perpipaan pedesaan. Sedangkan SPAM non perpipaan bersumber dari sumur bor, sumur gali terlindungi dan tidak terlindungi, mata air terlindungi dan tidak terlindungi, air permukaan dan air hujan.

BAB VI - 36

B. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan

Sistem penyediaan air minum perpipaan di Kabupaten Solok terbagi ke dalam dua bagian yaitu sistem penyediaan air minum perpipaan perkotaan yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Solok dan sistem penyediaan air minum perpipaan pedesaan yang dikelola oleh masyarakat melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Pada Penyusunan Database Cakupan Pelayanan Air Minum di Kabupaten Solok Tahun 2015 ini, berdasarkan hasil kompilasi data yang berhasil di himpun dari berbagai sumber yang diantaranya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan diperoleh hasil tingkat capaian cakupan pelayanan air minum di Kabupaten Solok Tahun 2015 adalah sebesar 64,42%. Data ini diperoleh dengan membandingkan jumlah cakupan pelayanan air minum yang tercatat pada ketiga instansi tersebut dengan total jumlah penduduk di Kabupaten Solok dikali 100%.

Artinya, untuk memenuhi 100% kebutuhan penduduk akan air minum di Kabupaten Solok, saat ini Pemerintah Daerah baru dapat memenuhi keburtuhan tersebut sebesar 64,42%. Hal ini menunjukkan masih ada kekurangan pelayanan sebesar 35,58% di Tahun 2015. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di kemudian hari. Rekapitulasi Cakupan Pelayanan Air Minum di Kabupaten Solok Tahun 2015 digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.1. Rekapitulasi Cakupan Pelayanan Air Minum di Kabupaten Solok Tahun 2015.

Penyusunan Database Cakupan Pelayanan Air Minum di Kabupaten Solok Tahun 2015 ini juga menampilkan hasil kompilasi data tiap kecamatan di Kabupaten Solok. Kabupaten Solok terdiri dari 14 Kecamatan, yaitu Lembah Gumanti, X Koto Singkarak, Hiliran Gumanti, Payung Sekaki, Tigo Lurah, Lembang Jaya, Gunung Talang, Junjung

BAB VI - 37

Sirih, Pantai Cermin, Danau Kembar, X Koto Diatas, Kubung, Bukit Sundi, dan IX Koto Sungai Lasi. Hasil kompilasi data Cakupan Pelayanan Air Minum di Kabupaten Solok per Kecamatan Tahun 2015 disampaikan pada Tabel berikut ini.

Tabel. 6.18. Cakupan Pelayanan Air Minum di Kabupaten Solok per Kecamatan

Tahun 2015. N

o Kecamatan Jlh Penduduk /Jiwa PDAM

1 Lembah Gumanti 56.554 0,52% 2 X Koto Singkarak 31.744 1,42% 3 Hiliran Gumanti 16.593 0,22% 4 Payung Sekaki 8.181 0,00% 5 Tigo Lurah 9.918 0,00% 6 Lembang Jaya 26.429 0,43% 7 Gunung Talang 48.764 4,48% 8 Junjung Sirih 11.845 0,00% 9 Pantai Cermin 20.538 0,49% 10 Danau Kembar 19.433 0,00% 11 X Koto Diatas 17.703 0,04% 12 Kubung 57.822 8,52% 13 Bukit Sundi 23.253 3,19% 14 IX Koto Sungai Lasi 9.605 0,00%

Total 358.382 19,30%

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Solok, 2015

Tabel Cakupan Pelayanan Air Minum di Kabupaten Solok per Kecamatan Tahun 2015 diatas menjelaskan total jumlah penduduk di Kabupaten Solok yaitu 358.382 jiwa dengan total cakupan pelayanan air minum sebesar 64,42% dengan total cakupan pelayanan air minum yang belum terlayani sebesar 35,58%. Cakupan pelayanan air minum tersesar dilaksanakan oleh Dinas PU yang bekerjasama dengan PAMSIMAS dan WSLIC sebesar 32,56%, kemudian oleh PDAM sebesar 19,30% dan kemudian Dinas Kesehatan sebesar 12,13%. Jumlah penduduk berbanding lurus dengan luasan cakupan pelayanan air minum dimana semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula cakupan pelayanan air minum yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah. Jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Kubung 57.822 jiwa diikuti Kecamatan Lembah Gumanti 56.554 jiwa dan Kecamatan Gunung Talang 48.764 jiwa. Tingkat pelayanan air minum paling tinggi adalah di Kecamatan Kubung sebesar 12,21% dan yang terendah adalah Kecamatan Payung Sekaki sebesar 1,39%

BAB VI - 38

Dokumen terkait