• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konjungtivitis alergi merupakan bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap non infeksi, dapat berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi lambat

2.7 Sistem Penyediaan Air Bersih Individual dan Komunitas

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan paling esensial bagi kehidupan manusia, sehingga untuk memenuhinya perlu dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991).

Tujuan utama sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air yang cukup berlebihan, yakni untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup. Tetapi pada masa kini ada pembatasan dalam jumlah air yang dapat diperoleh karena pertimbangan penghematan dan adanya keterbatasan sumber air (Noerbambang, 1993).

Dilihat dari sudut bentuk dan tekniknya, sistem penyediaan air bersih dapat dibedakan atas 2 macam sistem yaitu (Chatib dalam I’tishom, 2010):

1. Sistem penyediaan air bersih individual

Sistem penyediaan air bersih individual merupakan sistem penyediaan air bersih untuk penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. Sumber air yang digunakan dalam sistem ini umumnya berasal dari air tanah. Hal ini disebabkan karena air tanah memiliki kualitas air yang relatif lebih baik daripada sumber air baku yang lain. Sistem penyediaan ini biasanya tidak mempunyai komponen transmisi dan distribusi, kecuali sistem penyediaan air bersih yang dibangun oleh pengembang untuk melayani suatu lingkungan perumahan yang

dibangun oleh pengembang. Berdasarkan uraian tersebut yang termasuk kedalam sistem ini adalah sumur gali, sumur pompa tangan dan sumur bor (untuk pelayanan suatu lingkungan perumahan tertentu).

2. Sistem penyediaan air bersih komunitas/perkotaan

Sistem penyediaan air bersih komunitas/perkotaan merupakan sistem penyediaan air bersih untuk masyarakat umum atau skala kota, dan untuk pelayanan yang menyeluruh, termasuk untuk keperluan rumah tangga (domestik), sosial maupun untuk industri. Pada umumnya sistem yang dikembang secara komunal merupakan suatu sistem yang lengkap dari segi sarana dan prasarananya, baik ditinjau dari aspek tekniknya maupun dari aspek pelayanan yang diberikan. Adapun sumber air baku yang dipergunakan umumnya adalah air sungai, air danau yang memiliki kuantitas yang cukup memadai. Sistem ini juga dapat mempergunakan beberapa macam sumber sekaligus dalam operasionalnya sesuai kebutuhannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bersih perkotaan adalah sebagai berikut (Linsley et.al dalam Raharjo, 2002):

1. Iklim, kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak. Menyiram tanaman semakin tinggi pada saat musim kemarau tiba.

2. Ciri-ciri penduduk, taraf hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk mempunyai korelasi posistif dengan konsumsi jumlah kebutuhan air bersih. Artinya pada penduduk dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik dan taraf hidup yang tinggi akan membutuhkan air bersih lebih banyak daripada penduduk dengan kondisi sosial ekonomi yang kurang

mencukupi dan taraf hidupnya yang lebih rendah. Meningkatnya kualitas hidup kehidupan penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas hidup yang diikuti pula dengan meningkatnya kebutuhan akan air bersih.

3. Harga air dan meteran, bila harga air mahal orang akan lebih menahan diri untuk mempergunakan air bersih. Selain itu langganan yang di jatah air dengan sistem meteran cenderung jarang mempergunakan air bersih.

4. Ukuran kota, ukuran kota diindikasikan dengan jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki suatu kota seperti industri, perdagangan, taman dan sebagainya, maka kebutuhan akan air bersih juga meningkat.

Menurut Suripin (2004), penyediaan air bersih pada dasarnya memerlukan air yang langsung dapat diminum (portable water). Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi, transportasi.

Kualitas air mencakup tiga karakteristik yaitu fisik, kimia, dan biologi. Karakteristik fisik yang terpenting tidak terpengaruhnya air oleh bahan padat secara keseluruhan baik yang terapung maupun yang terlarut, kekeruhan, warna, bau, dan rasa, serta temperatur atau suhu air. Sedangkan karakteristik kimiawi air berupa kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air yang berpengaruh terhadap kesesuaian air meliputi pH, alkalinitas, kation dan anion terlarut, serta kesadahan. Pada karakteristik biologi air, jenis-jenis organisme hidup yang mungkin terdapat dalam air bersih meliputi makroskopik, mikroskopik, dan bakteri. Sedangkan bakteri merupakan organisme hidup yang sangat kecil ukurannya dimana

spesiesnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun dengan alat bantu mikroskop. Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri pathogen, sedangkan yang tidak membahayakan bagi kesehatan disebut nonpathogen. Didalam air juga terdapat virus yaitu organisme penyebab infeksi yang lebih kecil dari bakteri umum (Suripin, 2004).

Besarnya tingkat konsumsi dan kebutuhan air bersih bagi setiap orang sangat dipengaruhi tingkat aktivitas, pola hidup dan kondisi sosial ekonomi. Kebutuhan akan air bersih tidak saja menyangkut kuantitas akan tetapi juga menyangkut kualitas sesuai dengan peruntukannya, dimana setiap peruntukan akan memiliki baku mutu tersendiri, dan baku mutu air minum tentunya akan lebih ketat jika dibandingkan dengan baku mutu air untuk kebutuhan lain seperti cuci mobil ataupun air untuk keperluan industri (Soemarwoto, 2001).

Peranan air bersih dalam kehidupan masyarakat begitu penting, karena selain menjadi bahan konsumsi yang dibutuhkan untuk minum dan memasak, air juga dapat menjadi media dalam menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, karena air mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melarutkan bahan-bahan padat berbahaya, mengabsorbsi gas-gas, dan bahan cair lainnya, sehingga kandungan bahan atau zat-zat tersebut dalam air pada konsentrasi tertentu dapat menimbulkan efek gangguan kesehatan bagi pemakainya (Sutrisno, 1991).

Distribusi air merupakan jaringan penyaluran air dari sumber hingga dapat dimanfaatkan masyarakat. Fungsi jaringan distribusi ini adalah untuk mendekatkan air kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih mudah memanfaatkan air. Semakin jauh jarak yang ditempuh untuk mendapatkan air berarti merupakan pemborosan waktu dan energi, dan terdapat kecenderungan semakin sulit untuk mendapatkan, maka masyarakat akan mengurangi konsumsi air hingga di bawah kebutuhan untuk hidup layak (Carter, dkk, 1999).

Pengelolaan penyediaan air bersih yang dilakukan oleh masyarakat pada dasarnya merupakan pembentukan rasa memiliki masyarakat pada air bersih, mulai dari eksplorasi sumber air, eksploitasi, dan pengelolaan air, yang memiliki prinsip berkelanjutan. Hal ini membentuk tanggung jawab komunitas yang mengikat secara emosional setiap elemen dalam masyarakat (Piyasena, 2000).

Parameter air yang ada di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Dokumen terkait