• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Voucher

Dalam dokumen KESEKRETARISAN JILID 2 (Halaman 173-178)

Rak bergerak

LACI TERMINAL DIGIT

12.4 Sistem Voucher

Voucher adalah suatu bentuk formulir yang disediakan perusahaan untuk mencatat data mengenai hutang dan cara pembayarannya. Sedangkan sistem voucher sendiri adalah metode atau prosedur untuk pencatatan prosedur itu sendiri.

Sistem pencatatan voucher menggunakan voucher register dan chek register.

Voucher register

Adalah tempat mencatat voucher-voucher yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

Check register

Adalah tempat mencatat check-check yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

Contoh :

Transaksi-transaksi berikut ini yang terjadi pada sebuah perusahaan PT Prisma selama bulan Oktober 2006

Tanggal 1 Oktober 2006 Dibeli barang dagangan dengan syarat 2/10;n/30 untuk itu voucer no 810 sebesar Rp 750.000,00 dari PT Putri

Tanggal 3 Oktober 2006 Dibayar kepada PT Nurul dengan check no 121 Rp 500.000,00 untuk pembelian barang dagang secara tunai voucher no 811

Tanggal 8 Oktober 2006 Dibeli barang dagangan dengan syarat 2/10;n/30 untuk itu voucher no 812 sebesar Rp 600.000,00 dari Firma Silvi

Tanggal 10 Oktober 2006 Dibayar kepada PT Putri atas transaksi tanggal 1 Oktober no check 122

Tanggal 15 Oktober 2006 Dibayar biaya iklan pada harian Kompas sebesar Rp 300.000,00 no check 123, no voucher 813

Catatlah transaksi itu ke dalam : 1. Voucher register 2. check register Tgl No Voucher Dibayar kepada

Pembayaran Debet Kredit

Tgl No

Check

Pembelian Serba-serbi Hutang Voucher

aan 2006 Oktober 1 810 PT Putri 10/1 0 122 Rp 750.000,00 Rp 750.000,0 0 3 811 PT Nurul 3/10 121 Rp 500.000,00 Rp 500.000,0 0 8 812 Firma Silvi Rp 600.000,00 Rp 600.000,0 0 15 813 Kompas 15/1 0 123 Rp 300.000,00 Rp 300.000,0 0 CEK REGISTER KREDIT TGL KREDITUR NO VOUCHER NO CEK DEBET JUMLAH POT TUNAI UTANG VOUCHER 3/10 PT Nurul 811 121 Rp500.000,00 Rp500.000,00 10/10 PT Putri 810 122 Rp750.000,00 Rp750.000,00 15/10 Kompas 812 123 Rp300.000,00 Rp300.000,00

Di dalam dunia bisnis pembukuan sangat penting, karena dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut dapat menentukan langkah-langkah kedepan untuk perusahaan tersebut.Seorang seketarispun harus tahu tentang pembukuan dari perusahaan tersebut minimal bukti-bukti transaksi, dan laporan keuangan. Begitupula dengan pembukuan yang berhubungan dengan bank seperti rekonsiliasi bank maupun cara sistem cek register.

Bab XIII

Keterampilan Komunikasi dan Korespondensi

Sinopsis:

Bab ini menyediakan pengetahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi antara sekretaris atau manajer kantor atau pegawai administrasi dan pelanggan, kolega, maupun pimpinannya melalui keterampilan korespondensi, SMS (short message service atau “pelayanan pesan pendek”) ponsel (telepon seluler), atau E-mail komputer dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa Jepang, termasuk faksimili.

Kompetensi Inti dari Bab XIII

1. Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan. 2. Memberikan pelayanan kepada pelanggan. 3. Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi. 4. Menggunakan peralatan kantor. 5. Menghasilkan dokumen sederhana. (surat) Pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi dengan memakai sarana korespondensi, E-mail komputer atau SMS ponsel dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa Jepang secara tertulis termasuk faksimil.

Kompetensi dan isi bab

1. Pengetahuan tentang korespondensi, E-mail komputer, SMS ponsel dan faksimili akan membentuk keterampilan

berkomunikasi dengan sarana surat-menyurat, E-mail komputer atau SMS ponsel.

2. Pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi itu dibarengi dengan kemahiran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa Jepang secara tertulis untuk keperluan korespondensi, E-mail komputer atau SMS ponsel.

3. Keterampilan berkomunikasi dengan korespondensi, Email komputerm, SMS ponsel dan faksimil akan membentuk

kompetensi mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi. 4. Keterampilan berkomunikasi dengan empat sarana itu akan

berfungsi dalam membentuk kompetensi bekerja sama dengan kolega dan pelanggan dengan korespondensi yang terampil.

5. Keterampilan berkomunikasi dengan sarana SMS ponsel juga ikut berfungsi dalam membentuk kompetensi bekerja sama dengan kolega dan pelanggan.

6. Keterampilan berkomunikasi dengan empat sarana itu juga akan berfungsi dalam membentuk kompetensi memberikan pelayanan kepada pelanggan dan kompetensi menghasilkan dokumen sederhana yang sehat. (surat)

7. Keterampilan berkomunikasi dengan sarana E-mail komputer, SMS ponsel, dan faksimil ikut membentuk kompetensi

menggunakan peralatan kantor secara benar dan semestinya.

Kata-Kata Kunci

komunikasi, korespondensi, sekretaris, manajer kantor, pegawai administrasi, pelanggan, kolega, pimpinan, SMS, ponsel, E-mail komputer, faksimil.

Bab XIII

Keterampilan Komunikasi dan Korespondensi

Ensiklopedia Wikipedia Jepang (Aviana 2007:21) menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (bahasa verbal) yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, mimik dan sikap tertentu (bahasa nonverbal). Jadi, bahasa verbal adalah kata-kata dan bahasa nonverbal sebenarnya bukan bahasa karena bukan kata-kata. Pendek kata, komunikasi di antara dua pihak individu dilakukan melalui suatu media tertentu, bahasa verbal atau bahasa nonverbal, atau dengan sarana lain (peralatan) yang dapat menggantikan media tadi. Peralatan itu antara lain adalah surat, E-mail komputer, SMS ponsel atau Faksimili.

Bahasa adalah alat komunikasi sehari-hari, sementara itu surat, komputer, serta ponsel adalah alat yang dipakai untuk membawakan bahasa itu. Maka untuk mencapai keterampilan yang tinggi, kemahiran dalam menciptakan bahasa yang dipakai serta kemahiran dalam menggunakan alat yang dipakai juga harus tinggi.

Dengan demikian, untuk mencapai kemahiran yang tinggi tersebut, para siswa dituntut akan beberapa hal sebagai berikut.

1. Harus belajar dan melatih dirinya dalam penggunaan bahasa yang diperlukan;sekalipun itu, adalah bahasa Indonesia yang dipakai sehari-hari, tidak boleh diremehkan begitu saja, apalagi bahasa Inggeris dan bahasa Jepang yang merupakan bahasa asing;

2. Harus memperhatikan dan menghafal sampai mahir cara menggunakan alat yang dipakai untuk membawakan bahasa itu, yakni komputer, ponsel, surat dan Faksimili; khusus tentang surat harus menghafal format penulisan surat yang bersifat baku dan sudah lazim dipakai di masyarakat, karena format surat yang tidak lazim atau format surat yang bersifat individualistis (“dibikin sendiri menurut selera sendiri”) ada kemungkinan membawa akibat penerima surat tidak mengerti isi surat atau penerima surat menjadi salah menangkap maksud isi surat yang berakibat akan terjadi kesalah-fahaman yang tidak dikehendaki bersama.

Dalam dokumen KESEKRETARISAN JILID 2 (Halaman 173-178)