Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 melaporkan capaian kinerja selama tahun 2021. Capaian kinerja tahun 2021 diukur dan dinilai berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2021. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran Rencana Strategis Tahun 2020-2024.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2021 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.
11 Sistematika penyajian Laporan Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang organisasi, struktur organisasi BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, serta sistematika laporan.
Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang target kinerja di lingkungan BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tahun 2020-2024 sesuai dengan rencana strategis Tahun 2020-2024 dan perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan ringkasan kinerja di lingkungan perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 untuk setiap sasaran strategis BPKP, sasaran program dan sasaran kegiatan dengan menyajikan uraian kinerja untuk setiap indikator kinerjanya; menguraikan realisasi anggaran dan penggunaan SDM yang digunakan untuk setiap sasaran strategis BPKP, sasaran program dan sasaran kegiatan organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja serta menilai efisiensi penggunaan dana dan SDM.
Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi tahun 2021, kesimpulan mengenai faktor pendukung dan penghambat capaian kinerja tahun 2021 serta rencana tindak ke depan (tahun 2022) yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan capaian kinerja.
12 Alur pikir penyajian Laporan Kinerja Tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat diilustrasikan sebagaimana tampak pada Gambar 1.7 berikut ini.
Gambar 1.7
Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Tahun 2021 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
13 PKP mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan negara sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024. Sebagai APIP Presiden, BPKP dituntut dapat berperan sebagai komponen early warning system, trusted advisor, dan quality assurance bagi Presiden/Pemerintah dalam mengawal pelaksanaan pembangunan nasional dan pengelolaan keuangan negara.
BPKP juga bertekad mewujudkan hasil pengawasan, baik dari assurance, insight, maupun objectivity yang dapat memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa proses penyelenggaraan pemerintahan atau program pembangunan dikelola sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance lainnya, sehingga sasaran pokok pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dapat tercapai.
Untuk melaksanakan amanah tersebut dan dengan mempertimbangkan capaian kegiatan pengawasan periode sebelumnya, potensi dan permasalahan, serta aspirasi masyarakat, maka Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mengusung visi sebagaimana visi BPKP Pusat yaitu: Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia dan Trusted Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden ‘Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong’.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden untuk menegakkan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; mengelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan mensinergikan pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan, dengan:
B
14 1. Melaksanakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
dan Pembangunan Nasional di Wilayah Sumatera Utara;
2. Membangun Sumber Daya Pengawasan yang Berkualitas di Wilayah Sumatera Utara.
Untuk menyelenggarakan dua misi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, ditetapkan tujuan untuk masing-masing misi tersebut, yaitu kondisi yang ingin dicapai pada tahun 2024 yaitu:
1. Terwujudnya Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Sumatera Utara;
2. Terwujudnya Tata Kelola Pengawasan yang Unggul, Akuntabel dan Sehat.
A. Target Kinerja
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPKP, serta mendukung tercapainya kebijakan pada level nasional, BPKP menetapkan 2 (dua) tujuan dan telah dilengkapi dengan 6 (enam) sasaran strategis, yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BPKP dan mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil (outcome) dari satu atau beberapa program.
Di dalam Renstra BPKP Tahun 2020-2024, tujuan dan sasaran strategis dijabarkan ke dalam program dan sasaran program. Terdapat 2 (dua) program yang dimiliki BPKP yaitu Program 01: Program Dukungan Manajemen Internal dan Program 06: Program Pengawasan Pembangunan.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memberikan dukungan atas pencapaian Program 01 dan Program 06 yang merupakan penjabaran dari Tujuan Strategis Pertama dan 5 (lima) Sasaran Strategisnya. Target kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020-2024 disajikan dalam Tabel 2.1.
15 No Sasaran
Strategis Indikator Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
16 No Sasaran
Strategis Indikator Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
17 No Sasaran
Strategis Indikator Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
18 No Sasaran
Strategis Indikator Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
19 No Sasaran
Strategis Indikator Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Perjanjian Kinerja (Perkin) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berisi indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders dan berfungsinya output Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
Perjanjian Kinerja Tahun 2021 merupakan bentuk perjanjian dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara kepada Kepala BPKP pada tanggal 1 Desember 2021. Perkin merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perkin Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2021 disajikan pada Tabel 2.2.
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Satuan Jumlah
2.2 Jumlah Proyek Strategis Proyek 3
20
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Satuan Jumlah
6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja
Skor Skala 100
75 6.2 Skor IKPA Unit Kerja (Khusus
Unit Kerja Mandiri)
21
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Satuan Jumlah 6.4 Nilai Pengelolaan BMN Unit
Kerja (Khusus Unit Kerja Mandiri)
Nilai 80
6.5 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100
80 6.6 Persentase penyelesaian RTP
(MR Unit kerja)
% 100
6.7 Persentase efektivitas
pengendalian intern (SPIP Unit kerja)
% 65
6.8 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja (khusus Unit Kerja Perwakilan)
Indeks Skala 100
75
22
A. Capaian Kinerja Tahun 2021
1. Ringkasan Kinerja
Hasil pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas enam sasaran kegiatan yang dijabarkan dalam 30 indikator kinerja, menunjukkan bahwa 24 indikator kinerja (80,00%) telah mencapai target dan 6 indikator kinerja (20,00%) belum mencapai target. Ringkasan capaian kinerja masing-masing indikator kinerja pada setiap sasaran strategis sebagaimana tercantum pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Ringkasan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021
No Saskeg/ IKK Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi I Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah 1.1 Nilai Optimalisasi
II Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional 2.1 Jumlah Program
III Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha 3.1 Jumlah BUMN
23
IV Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi 4.1 Persentase hasil
V Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU 5.1 Jumlah APIP
24
No Saskeg/ IKK Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi Keuangan sesuai
SAP
6.4 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja
Nilai 80 84 105,00
6.5 Nilai SAKIP Unit Kerja
Skala 100 80 85,1 106,37
6.6 Persentase penyelesaian RTP (MR Unit kerja)
% 100 87,50 87,50
6.7 Persentase efektivitas pengendalian intern (SPIP Unit kerja)
Skala 100 65 80,90 124,46
6.8 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja
Skala 100 75 92,72 123,63
Keterangan: = mencapai/melampaui target;
= belum mencapai target, namun mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu;
= belum mencapai target;
2. Uraian Kinerja
Realisasi kinerja Tahun 2021 berdasarkan sasaran kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern pemerintah diuraikan di bawah ini:
2.1 Sasaran Kegiatan 1: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah
Gambar 3.1 Target, Realisasi, dan Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan 1
25 Uraian kinerja atas 4 (empat) indikator kinerja yang mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah” diuraikan sebagai berikut:
2.1.1 Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
Nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah yang terealisir adalah realisasi penerimaan negara/daerah yang dapat dioptimalisasi melalui kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Bidang APD.
Penerimaan negara/daerah dimaksud adalah sesuai dengan rincian sumber penerimaan APBN/D, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Contoh penerimaan negara adalah pajak, bea dan cukai, PNBP serta sumber penerimaan lainnya. Sedangkan untuk penerimaan daerah adalah pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain- lain PAD yang sah.
Realisasi indikator kinerja kegiatan (IKK) “nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah yang terealisasi” diukur dengan menghitung jumlah nilai kurang bayar atas penerimaan negara/daerah yang sudah disetor/ditetapkan (sudah disetor untuk PNBP dan PAD, sudah ditetapkan untuk Pajak dan Bea Cukai).
Jumlah kurang bayar yang dimaksud yaitu jumlah kurang bayar berdasarkan hasil kegiatan pengawasan BPKP.
Target kinerja “nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah” pada Tahun 2021 sebesar Rp556.031.724,00. Nilai potensi optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi sebesar Rp748.151.829,00 atau mencapai 134,55% dari target Tahun 2021, dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2.
26
Tabel 3.2. Realisasi Nilai Potensi/Jumlah Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi Tahun 2021
No
Hasil Pengawasan Optimalisasi Pendapatan
Asli Daerah (OPAD)
Realisasi Nilai Potensi dan atau Jumlah kurang bayar
yang sudah disetor/
ditetapkan (Rp)
1 OPAD Kota Tanjung Balai 6.974.862,00
2 OPAD Kota Sibolga 476.125.883,00
3 OPAD Kota Pematangsiantar 265.051.084,00
Jumlah 748.151.829,00
Realisasi Potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi ini mengalami peningkatan sebesar Rp184.821.492,00 atau 32,81%
dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar Rp563.330.337,00.
Perbandingan realisasi nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah yang terealisasi Tahun 2020-2021 dengan target Tahun 2021-2024 disajikan pada Grafik 3.1.
Grafik 3.1 Target dan Realisasi Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi Tahun 2020-2024
Dari Grafik 3.1. Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi telah mencapai 107,65%
apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam Tahun 2021 untuk mendukung pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
1) Berkoordinasi dengan APIP Pemerintah Kota Tanjungbalai, Kota Sibolga, dan Kota Pematangsiantar atas pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi OPAD.
2) Mengumpulkan dan mendokumentasikan bukti pelaksanaan tindak lanjut.
3) Membuat simpulan tentang kemajuan tindak lanjut hasil evaluasi OPAD Tahun 2020 dan 2021.
27 Faktor Pendukung keberhasilan capaian kinerja adalah sebagai berikut:
1) Adanya sinergi yang baik antara APIP dengan BPKP.
2) Pengalaman dan kompetensi tim pengawasan yang memadai.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Tahun 2022 dalam pengawasan atas optimalisasi penerimaan daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara akan melakukan bimbingan teknis kebijakan/SOP tentang pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah.
2.1.2 Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
Potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi dapat menambah target penerimaan negara/daerah yang ditetapkan K/L/D berdasarkan kegiatan pengawasan BPKP. Potensi Penerimaan negara/daerah sesuai dengan rincian sumber penerimaan APBN/D, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Indikator kinerja kegiatan nilai potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi diukur dengan jumlah perkiraan potensi penerimaan negara/daerah yang dapat meningkat melalui rekomendasi hasil pengawasan BPKP. Target kinerja ini pada tahun 2021 sebesar Rp926.719.540,00.
Pada Tahun 2021, realisasi nilai potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi sebesar Rp1.615.543.579,00 atau mencapai 174,33% dari target Tahun 2021, dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.3.
28 Tabel 3.3 Realisasi Potensi Penerimaan Daerah yang Dioptimalisasi
Tahun 2021 No Hasil Pengawasan
Realisasi Nilai Potensi Penerimaan Daerah yang
Dioptimalisasi (Rp)
1 OPAD Kota Tanjungbalai 280.819.383,00
2 OPAD Kota Sibolga 871.586.110,00
3 OPAD Kota Pematangsiantar 463.138.086,00
Jumlah 1.615.543.579,00
Realisasi Potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi ini mengalami peningkatan sebesar Rp917.504.223,00 atau 131,44%
dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar Rp698.039.356,00.
Perbandingan realisasi Tahun 2020-2021 dengan target Tahun 2021-2024 disajikan pada Grafik 3.2.
Grafik 3.2 Target dan Realisasi nilai potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi Tahun 2020-2024.
Dari Grafik 3.2, nilai potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi telah mencapai 139,51%
apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam Tahun 2021 untuk mendukung pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
1) Berkoordinasi dengan APIP Pemerintah Kota Tanjungbalai, Kota Sibolga, dan Kota Pematangsiantar atas pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi OPAD.
2) Mengumpulkan dan mendokumentasikan bukti pelaksanaan tindak lanjut.
3) Membuat simpulan tentang kemajuan tindak lanjut hasil evaluasi OPAD Tahun 2020 dan 2021.
29 Faktor Pendukung keberhasilan capaian kinerja adalah sebagai berikut:
1) Adanya sinergi yang baik antara APIP dengan BPKP.
2) Pengalaman dan kompetensi tim pengawasan yang memadai.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Tahun 2022 dalam pengawasan atas potensi penerimaan daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara akan mengarahkan Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Utara untuk mengisi Database Potensi Penerimaan Daerah dan menyusun risk register beserta rencana pengendalian atas risiko-risiko yang telah diidentifiaksi oleh masing-masing OPD pengelola PAD.
2.1.3 Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah
Nilai efisiensi pengeluaran negara/daerah adalah nilai yang menunjukkan besarnya pengurangan/pengalihan nilai pengeluaran yang direncanakan (belum direalisasi) yang tidak tepat, berdasarkan kegiatan pengawasan BPKP. Yang dimaksud dengan perencanaan tidak tepat, antara lain tidak berorientasi hasil, tidak jelas ukuran keberhasilannya, tidak memiliki dampak langsung terhadap pencapaian sasaran dan proses bisnis kegiatan tidak selaras dengan sasaran.
Indikator kinerja “Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah” diukur dari nilai rupiah yang dapat dihemat melalui hasil pengawasan BPKP yang bersifat non-investigatif seperti audit klaim/verifikasi tagihan, koreksi recovery, audit penyesuaian harga, audit cost-saving. Indikator ini digunakan untuk mengukur sejauh mana peran Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam mengawasi penggunaan belanja pemerintah daerah yang efisien dan efektif.
Target kinerja ini pada tahun 2021 sebesar Rp208.170.750.000,00.
Realisasi kinerja sebesar Rp159.562.835.852,07 atau mencapai
30 76,65% dari target tahun 2021, dengan ringkasan sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.4. 1. Investigasi Audit Penyesuaian
Harga
Realisasi nilai efisiensi/penghematan pengeluaran negara/daerah ini mengalami peningkatan sebesar Rp99.404.681.426,70 atau
31 165,24% dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar 60.158.154.426,37. Perkembangan realisasi nilai pengeluaran negara/daerah yang efisien tahun 2020-2021 dengan target tahun 2020-2024 disajikan pada grafik 3.3.
Grafik 3.3. Target dan Realisasi Nilai Pengeluaran Efisiensi Negara/Daerah Tahun 2020-2024
Dari grafik 3.3, realisasi nilai pengeluaran negara/ daerah yang efisien mencapai 138,99% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2020-2024.
Aktivitas Pengawasan penting yang mendukung pencapaian target
“nilai pengeluaran Negara/Daerah yang efisien” adalah sebagai berikut:
1) Pengawasan atas APP22: Perencanaan dan Penganggaran APBD
Aktivitas pengawasan penting yang dilakukan pada tahun 2021 adalah Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran APBD Tahun 2021 pada 5 pemerintah daerah yaitu Pemprov Sumatera Utara, Pemko Medan, Pemko Binjai, Pemkab Langkat, dan Pemkab Serdang Bedagai dengan nilai koreksi sebesar Rp136.721.693.791,00.
Dari hasil pengawasan atas 5 pemerintah daerah tersebut, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama efektivitas dan efisiensi alokasi anggaran yaitu:
a) Sasaran strategis OPD belum berorientasi outcome, b) Indikator program, kegiatan, dan sub kegiatan belum
disusun secara tepat dan terukur,
c) Terdapat rincian belanja pada sub kegiatan yang tidak relevan.
32 2) Pengawasan atas APP63: Pengawasan Lainnya
Aktivitas pengawasan penting yang dilakukan pada tahun 2021 adalah:
a) Audit Penyesuaian Harga yang dilakukan pada empat paket terhadap pekerjaan preservasi/rekontruksi jalan nasional di wilayah sumatera utara. Adapun hasil pengawasan ini disimpulakn bahwa terdapat koreksi sebesar Rp15.173.535.917,89.
b) Reviu atas tunggakan pembayaran pekerjaan yang berasal dari 4 penugasan, dengan permasalahan sebagai berikut:
No Permasalahan
Realisasi Nilai Efisiensi Pengeluaran
Negara/Daerah ditetapkan (Rp) 1 Kelebihan perhitungan pekerjaan 27.500.000,00 2 Kekurangan perhitungan denda 71.299.467,18 3 Kekurangan volume pekerjaan 2.664.234.932,00 4 Kelebihan perhitungan verifikasi
administrasi
2.314.403.572,00
Jumlah 5.077.437.971,18
Atas permasalahan tersebut, BPKP telah merekomendasikan koreksi pembayaran pekerjaan sebesar Rp5.077.437.971,18.
c) Audit Tujuan Tertentu atas Biaya Penanganan WNI. Dari hasil pengawasan ini disimpulkan bahwa terdapat koreksi hasil audit sebesar Rp618.300.000,00.
d) Reviu Tunggakan Tunjangan Kinerja Guru dan Pengawas PAI PNS. Dari pengawasan ini disimpulkan bahwa terdapat koreksi hasil audit sebesar Rp761.427.199,00.
3) Pengawasan atas APP21: Penyerapan dan Penganggaran APBN
Aktivitas pengawasan penting yang dilakukan pada tahun 2021 adalah Verifikasi Dukungan atas Capaian Disbursement Linked Indicator Additional Financing for Emergency Response to
33 Covid-19. Adapun permasalahan terkait dengan APP ini adalah terdapat kelebihan pemberian insentif tenaga Kesehatan Rp32.142.858,00.
Atas permasalahan tersebut, BPKP telah merekomendasikan melakukan penarikan kembali (auto debet) atas kelebihan pembayaran insentif melalui Bank yang melakukan pembayaran insentif tersebut.
4) Pengawasan atas APP51: Proyek Strategis Nasional
Aktivitas pengawasan penting yang dilakukan pada tahun 2021 adalah Audit Tujuan Tertentu Terhadap Tata Kelola PSN penanganan Covid-19. Adapun permasalahan terkait dengan APP ini adalah dari hasil pengawasan ini disimpulkan bahwa terdapat koreksi hasil audit atas Pekerjaan konstruksi dan manajemen konstruksi sebesar Rp432.690.819,00.
Atas permasalahan tersebut, BPKP telah merekomendasikan untuk memperhitungkan koreksi nilai wajar pekerjaan.
5) . Pengawasan atas APP03: Pembayaran Klaim RS
Aktivitas pengawasan penting yang dilakukan pada tahun 2021 adalah:
a) Audit terhadap Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Covid-19. Dari hasil pengawasan ini disimpulkan bahwa terdapat koreksi hasil audit sebesar Rp609.357.296,00;
b) Reviu atas Pemberian Insentif Bagi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19. Dari hasil pengawasan ini disimpulkan bahwa terdapat koreksi hasil audit sebesar Rp136.250.000,00.
Atas permasalahan tersebut, BPKP Perwakilan Sumatera Utara untuk memperhitungkan koreksi nilai biaya pelayanan pasien dan insentif tenaga kesehatan tersebut.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mewujudkan keberhasilan capaian target indikator, antara lain:
34 1) Melakukan PPM pada seluruh PFA di bidang APD terkait
Perencanaan dan Penganggaran APBD dan di Bidang Investigasi terkait Audit Penyesuaian Harag, Klaim dan HKP.
2) Melakukan Koordinasi kepada instansi yang akan dieksekusi.
3) Melakukan ekspose internal bersamaseluruh PFA Investigasi dalam rangka mengevalusi hasil sementara sebelum penyelesaian laporan.
Kendala/Penghambat yang dihadapi selama tahun 2021 dalam rangka pencapaian kinerja antara lain:
1) Pengawasan harus berdasarkan penugasan/permintaan dari K/L/D yang akan melaksanakan revisi anggaran dalam rangka pembayaran, sehingga sulit diprediksi.
2) Kurangnya koordinasi dan komunikasi yang efektif antara BPKP Provinsi Sumatera Utara dengan Stakrholder.
3) Kurang maksimalnya dukungan data dari Stakeholder yang diperlukan dalam proses pengawasan.
4) Keterbatasan Kuantitas dan Kompetensi SDM.
Untuk meningkatkan kinerja di tahun 2022 terkait pengawasan atas Nilai efisiensi pengeluaran negara/daerah di Provinsi Sumatera Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menetapkan strategi berupa:
1) Melakukan koordinasi dan membina komunikasi yang baik, efektif dan komprehensif dengan Stakeholder
2) Meningkatkan kompetensi SDM melalui PPM.
2.1.4 Nilai Penyelamatan Keuangan Negara
Nilai penyelamatan keuangan negara adalah nilai yang menunjukkan besarnya jumlah temuan pengembalian ke kas negara atas belanja yang sudah direalisasikan dan/atau pemulihan hak negara atas aset negara.
35 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) “Nilai Penyelamatan Keuangan Negara” berupa nilai belanja yang dikembalikan ke kas negara termasuk denda yang dikenakan dari hasil pengawasan BPKP dan nilai aset yang dipulihkan. Indikator ini digunakan untuk mengukur sejauh mana peran Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam menyelamatkan uang negara/daerah melalui pengawasan atas kesesuaian belanja dengan kriteria dan perundangan yang berlaku, serta pengamanan dan pemulihan aset negara.
Target kinerja ini pada tahun 2021 sebesar Rp38.116.360.000,00.
Realisasi kinerja sebesar Rp149.805.749.379,14 atau mencapai 393,02% dari target tahun 2021.
1. Investigasi Audit Investigasi 2 29.010.000.000,00 Audit Perhitungan
Realisasi nilai penyelamatan keuangan negara ini mengalami peningkatan sebesar Rp99.835.652.416,14 atau 199,79%
dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar Rp49.970.096.963,00.
Perkembangan realisasi penyelamatan keuangan negara tahun 2020-2021 dengan target tahun 2020-2024 disajikan pada Grafik 3.4.
36 Grafik 3.4. Target dan Realisasi Nilai Penyelamatan Keuangan Negara
Tahun 2020-2024
Dari grafik 3.4, realisasi nilai penyelamatan keungan negara mencapai 144,09%
apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mencapai kinerja Tahun 2021 sebagai berikut:
a. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam Pelaksanaan pengawasan dalam rangka penyelamatan keuangan negara.
b. Melaksanakan kebijakan dari Rendal.
c. Meningkatkan kompetensi SDM
Faktor Pendukung keberhasilan capaian kinerja adalah sebagai berikut:
1) Tersedianya SDM yang memadai baik kuantitas maupun kompetensi
2) .Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
3) Terjalinnya koordinasi dan terbinanya komunikasi yang baik, efektif serta berkesinambungan dengan Aparat Penegak Hukum (APH) maupun pemangku kepentingan lainnya.
Untuk mempertahankan kinerja di tahun 2022 terkait pengawasan atas nilai penyelamatan keuangan negara/daerah di Provinsi Sumatera Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menetapkan strategi berupa:
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan semua Instansi/Stakeholders/Mitra Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
b. Sinergi dengan APIP Daerah, baik di level Provinsi maupun
37 Kabupaten/Kota dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal.
c. Meningkatkan kompetensi SDM secara berkelanjutan melalui kegiatan PPM, workshop, dan diklat.
Rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 1 “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah” sebesar 194,64%, telah melampaui target tahun 2021. Capaian sasaran kegiatan ini didukung dengan dana sebesar Rp1.956.416.582,00 atau 97,41% dari anggaran sebesar Rp2.008.506.000,00 dan indikator output kegiatan (IOK) sebanyak 79 laporan atau 101,28% dari rencana sebanyak 78 laporan, serta OH sebanyak 4517 OH atau 120,01% dari rencana sebanyak 3.764 OH.
Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja sasaran kegiatan 1 telah dicapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 101,28%, lebih tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 97,41%.
Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja sasaran kegiatan 1 telah dicapai secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 101,28%, lebih rendah daripada capaian penggunaan OH sebesar 120,01%.
2.2 Sasaran Kegiatan 2: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional
Gambar 3. 2. Target, Realisasi, dan Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan 2
38 Uraian kinerja atas 2 (dua) indikator kinerja untuk mendukung capaian
38 Uraian kinerja atas 2 (dua) indikator kinerja untuk mendukung capaian