• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor : LAP-1/PW02/6/2022 Tanggal : 3 Januari 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Nomor : LAP-1/PW02/6/2022 Tanggal : 3 Januari 2022"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

TAHUN 2021

B A D A N P E N G A W A S A N K E U A N G A N D A N P E M B A N G U N A N P E R W A K I L A N P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A

Nomor : LAP-1/PW02/6/2022

Tanggal : 3 Januari 2022

(2)

i uji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga seluruh penugasan Tahun 2021 yang di amanahkan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2021 dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Laporan Kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban terhadap kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2021 dan merupakan sarana untuk melakukan evaluasi secara mandiri atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang telah berhasil dicapai maupun yang belum dapat dicapai, sekaligus juga merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dalam Laporan Kinerja (LKj) ini telah diuraikan mengenai perencanaan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dan analisis capaiannya selama tahun 2021 beserta strategi yang digunakan oleh Perwakilan dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

Pada Tahun 2021 ini, pengawasan intern yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara masih harus berlangsung di tengah situasi pandemi Covid-19. Namun hal tersebut masih dapat diatasi, sehingga secara umum target kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah berhasil dicapai dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa insan BPKP Provinsi Sumatera Utara tetap menunjukkan semangat dan etos kerja yang tinggi dalam situasi pandemi covid-19, yaitu semangat BPKP Hadir dan Bermanfaat.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selalu menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan BPKP Pusat.

P

(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ……….. iv

BAB I A. Tugas dan Fungsi Organisasi……….. 2

B. Struktur Organisasi BPKP ……… 4

C. Aspek Strategis Organisasi ………. 7

D. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ……… 9

E. Sistematika Laporan ………. 10

BAB II A. Target Kinerja ………. B. Perjanjian Kinerja ……….. 14 19 BAB III A. Capaian Kinerja ………. 22

B. Kinerja Lainnya Tahun 2021 ……… 94

C. Akuntabilitas Keuangan ……… 94

BAB IV A. Kesimpulan Kinerja Tahun 2021 ………. 99

B. Rencana Tindak Tahun 2022 ……….. 103

(5)

iv ebagai auditor intern pemerintah RI, BPKP berperan dalam membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional, mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik, serta membantu pencegahan dan pemberantasan korupsi. Untuk melaksanakan peran ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melaksanakan 6 sasaran kegiatan berdasarkan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2021.

Dalam perjanjian kinerja tahun 2020, telah ditetapkan 6 sasaran kegiatan dengan 30 indikator kinerja kegiatan (IKK) yang harus dicapai oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat mencapai kinerjanya untuk lima Sasaran Kegiatan dengan ringkasan sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

Dari 30 IKK pendukung sasaran kegiatan tersebut, capaian 25 IKK (83,33%) melebihi target dan 5 IKK (16,67%) berada di bawah target.

S

(6)

v Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2021 yang memberikan hasil yang optimal dari setiap sasaran kegiatan sebagai berikut:

1. Sasaran Kegiatan I: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah

- Realisasi nilai optimalisasi penerimaan daerah terealisir sebesar Rp748.151.829,00 atau 134,56% dari target sebesar Rp556.031.724,00.

- Potensi nilai optimalisasi penerimaan daerah sebesar Rp1.615.543.579,00 atau 174,33% dari 926.719.540,00.

- Nilai penyelamatan keuangan negara sebesar Rp38.116.360.000,00.

dengan capaian 393,02% dari target sebesar Rp149.805.749.379,14.

2. Sasaran Kegiatan II: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional

- Realisasi Program Prioritas yang Tercapai Sesuai Target sebanyak 3 Program Prioritas, dengan capaian 100,00% dari target sebanyak 3 Program prioritas.

- Realisasi Proyek Strategis Nasional yang Tercapai Sesuai Target sebanyak 3 PSN, dengan capaian 100,00% dari target sebanyak 3 PSN.

3. Sasaran Kegiatan III: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha

- BUMN yang mendapat predikat penerapan Good Corporate Governance

“Baik” sebanyak 3 BUMN atau 150% dari target 2 BUMN.

- BUMD yang mendapatkan predikat kinerja “Sehat” atas hasil evaluasi BPKP sebanyak 8 BUMD atau 114,28% dari target 7 BUMD.

- BLUD dengan kinerja sehat sebanyak 1 BLUD atau 100,00% dari target 1 BLUD.

- BUMDes yang mampu menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan desa sebanyak 164 BUMDes atau 128,12% dari target 128 BUMDes.

4. Sasaran Kegiatan V: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern

- Realisasi APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3 sebanyak 5 APIP atau 100% dari target.

(7)

vi - Realisasi K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3 sebanyak 8 Pemda

atau 100,00% dari target.

- Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa sebanyak 3.165 desa atau 135,84% dari target sebanyak 2.330 desa.

- APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes sebanyak 6 APIP atau 300,00% dari target sebanyak 2 APIP.

- Pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah sebanyak 2 pemda atau 200,00% dari target sebanyak 1 pemda.

- Desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai sebanyak 70 desa atau 700,00% dari target sebanyak 10 desa.

- BUMN dengan MRI ≥ Level 3 sebanyak 1 BUMN atau 100,00% dari target sebanyak 1 BUMN.

5. Sasaran Kegiatan VI: Meningkatnya Tata Kelola Unit

- Tata Kelola Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tercapai 108,22%.

Sedangkan, Sasaran kegiatan IV “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi” tidak dapat mencapai target dengan nilai capaian 66,97%, disebabkan satu indikator kegiatan pendukungnya belum mencapai target yaitu terkait Pemda menindaklanjuti Area Of Improvement dari hasil pengukuran EPK.

Indikator kinerja kegiatan yang harus menjadi perhatian di tahun 2021 karena capaiannya rendah di tahun 2021, yaitu:

a. Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah.

b. Jumlah Pemda menindaklanjuti Area Of Improvement dari hasil pengukuran EPK.

c. Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3.

d. Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3.

e. Persentase penyelesaian RTP (MR Unit kerja).

Dukungan anggaran untuk mendukung capaian kinerja berasal dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2021 sebesar Rp37.342.771.000,00 dengan realisasi sebesar Rp37.056.540.106,00 atau dengan capaian 99,23%.

(8)

vii Faktor-faktor pendukung keberhasilan indikator kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera di tengah Pandemi Covid-19 sebagai berikut:

1. Komitmen pimpinan dan kedisiplinan pegawai dalam pencapaian kinerja dengan menerapkan protokol kesehatan.

2. Dukungan SDM yang memadai dalam melaksanakan penugasan dengan baik.

3. Dukungan pimpinan instansi/mitra kerja dalam melaksanakan penugasan BPKP.

Rencana tindak yang akan dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2022 yaitu:

1. Melakukan koordinasi, komunikasi, dan sinergi yang efektif dengan instansi/

stakeholder/mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

2. Peningkatan kapabilitas SDM melalui kegiatan pembelajaran berkelanjutan seperti PPM, workshop dan diklat.

3. Pemanfaatan sarana teknologi informasi secara optimal, untuk mendukung pelaksanaan tugas dalam mencapai kinerja yang telah ditetapkan.

(9)

1 adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, terakhir diubah dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

BPKP merupakan aparat pengawas intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara serta pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi di daerah, BPKP membentuk Kantor Perwakilan BPKP disetiap Provinsi.

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi vertikal BPKP yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 17 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Sulawesi Selatan.

Untuk memberikan arah bagi pelaksanaan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan, sasaran, program serta rencana kerja yang terukur

B

(10)

2 dan selaras dengan organisasi BPKP. Selanjutnya, sesuai amanat Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyusun dan menyajikan laporan kinerja sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

A. Tugas dan Fungsi Organisasi

Sesuai Pasal 3 Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 Perwakilan BPKP mempunyai tugas:

a. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;

c. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan/atau atas permintaan Kepala Daerah;

d. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada wilayah kerjanya; dan

e. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Perwakilan BPKP menyelenggarakan fungsi:

a. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;

b. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan kinerja Instansi Pemerintah Pusat/Daerah/Badan Usahan Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;

(11)

3 c. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di

dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

e. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;

f. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

g. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/kebijakan pemerintah yang strategis;

h. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negarah/daerah, audit perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;

(12)

4 i. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama- sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;

j. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultasi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;

k. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan;

l. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;

m. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara Kementrian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

n. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi Perwakilan BPKP.

Selain itu, sesuai dengan amanat Pasal 49 ayat 2 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

1. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan

3. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

B. Struktur Organisasi BPKP

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 17 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi vertikal BPKP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP.

(13)

5 Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon IIa).

Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Perwakilan dibantu oleh Kepala Bagian dan subbagiannya serta Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dapat dilihat pada struktur organisasi pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal. Posisi pegawai per 31 Desember 2021 berjumlah 172 orang, dengan rincian sebagaimana disajikan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2

Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan

13 8 O r ang ( 8 0 , 2 3 %)

17 O r ang ( 9 , 8 8 %) 3 O r ang

( 1, 74 %) 1 O r ang

5 O r ang ( 2 , 9 1%)

4 O r ang ( 2 , 3 3 %)

4 O r ang ( 2 , 3 3 %) ( 0 , 58 %)

Pe jabat Struk tural

Pe jabat Fungs ional

Auditor

Analis Pe nge lolaan

Ke uangan APBN M uda

Fungs ional Ars iparis

Fungs ional Prak om

Analis is Ke pe gaw aian

Fungs ional Um um

(14)

6 Gambar 1.3

Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan dan Gender

10 Orang (58,82%)

3 Orang (100%)

1 Orang (100%)

3 Orang 2 Orang (60%) (40%)

3 Orang (75%)

2 Orang 2 Orang (50%) (50%) 0 Orang

(0%)

0 Orang (0%)

1 Orang (25%)

Pejabat Struktural

Pejabat Fungsional

Auditor

Analis Pengelolaan

Keuangan APBN Muda

Fungsional Arsiparis

Fungsional Prakom

Analisis Kepegawaian

Fungsional Umum

81 Orang (58,70%)

57 Orang (41,30%)

7 Orang (41,18%)

Gambar 1.4 Gambar 1.5

Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan Komposisi SDM Berdasarkan Usia

S3/Doktor 16 Orang

(9,30%)

40 Orang (23,26%)

107 Orang (62,21%)

9 Orang

(5,23% 0 Orang (0%)

SMA/SMK Sarjana Muda (D3)

S1/DIV S2/Magister ≤ 30 31 s.d. 40 41 s.d 50 51 s.d. 58 ≥ 59

28 Orang (16,28%)

65 Orang (37,79%)

25 Orang (14,53%)

54 Orang (31,40 %)

0 Orang (0%)

(15)

7

C. Aspek Strategis Organisasi

Sebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan untuk mendukung keberhasilan pembangunan sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN 2020 – 2024. Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat pengawasan intern adalah hasil pengawasannya berperan penting dalam meningkatkan tata kelola, memperbaiki pengelolaan risiko dan menguatkan system pengendalian intern. Dengan demikian, pembangunan tata kelola pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari pengawasan intern yang akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.

1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

Kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan unutk mencapai sasaran berupa:

a. Terwujudnya akuntabilitas keuangan dan pembangunan nasional

b. Terwujudnya tata kelola pengawasan yang unggul, akuntabel, dan sehat.

2. Strategi Pengawasan BPKP

Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2020-2024 dijabarkan dalam enam sasaran strategis sebagai berikut:

Gambar 1.6

Komposisi SDM Berdasarkan Golongan

(16)

8 a. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan

Negara/Daerah, yang diukur dengan tiga indikator berupa nilai potensi penerimaan negara/daerah yang terealisasi, nilai pengeluaran negara/daerah yag efisien, dan nilai penyelamatan keuangan negara;

b. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional, yang diukur dengan empat indikator jumlah program prioritas yang tercapai sesuai target, jumlah kegiatan prioritas yang tercapai sesuai target, jumlah proyek prioritas strategis yang tercapai sesuai target dan jumlah proyek strategis nasional yang tercapai sesuai target

c. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha, yang diukur dengan Indikator berupa jumlah badan usaha dengan akuntabilitas badan usaha yang baik;

d. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi, yang diukur dengan tiga indikator berupa jumlah K/L dengan efektifitas pengendalian korupsi Baik, jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi baik, dan jumlah Badan Usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik;

e. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU, yang diukur dengan tiga indikator berupa persentase APIP K/L/P dengan Kapabilitas APIP ≥ Level3, Persentase K/L/P dengan maturitas SPIP ≥ Level 3 dan Persentase K/L/P/BU dengan MRI ≥ Level 3;

f. Meningkatnya Tata Kelola Pengawasan yang Berkualitas, yang diukur dengan tiga indikator berupa IA-CM BPKP, Indeks Kesehatan Organisasi (IKO), dan Indikator Nilai Reformasi Birokrasi.

D. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Kegiatan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja

(17)

9 yang terukur. Kegiatan pengawasan akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. Kegiatan dan layanan produk Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara diantaranya:

1. Pembinaan/Pendampingan dan Penjaminan Kualitas Peningkatan Kapabilitas Pengawas Internal baik pemerintah daerah/BUMN/BUMD;

2. Pembinaan/Pendampingan dan Penjaminan Kualitas Peningkatan Maturitas SPIP;

3. Pembinaan/Pendampingan penerapan manajemen risiko dan pengukuran MRI;

4. Asistensi, Monitoring, dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Dana Desa;

5. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

(18)

10 6. Monitoring Dana Transfer;

7. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah;

8. Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi;

9. Bimtek Penyusunan Rencana Aksi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK;

10. Audit, Reviu, Monitoring terhadap Program/Kegiatan Nasional;

11. Asistensi Pengelolaan Keuangan Negara;

12. Reviu Proses Pengadaan Barang dan Jasa;

13. Program Sistem lnformasi Akuntansi (SIA) PDAM dan BLUD;

14. Evaluasi Kinerja PDAM;

15. Program Manajemen Asset BUMD;

16. Program Pengembangan GCG, Corporate Plan dan Penyusunan Key Performance Indikator;

17. Program Anti Korupsi;

18. Audit Investigasi, Audit PKKN, Audit HKP, Audit Klaim, dan Pemberian Keterangan Ahli;

19. Bimtek atau Pembinaan FCP, MPAK, dan FRA.

E. Sistematika Laporan

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 melaporkan capaian kinerja selama tahun 2021. Capaian kinerja tahun 2021 diukur dan dinilai berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2021. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran Rencana Strategis Tahun 2020-2024.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2021 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.

(19)

11 Sistematika penyajian Laporan Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang organisasi, struktur organisasi BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, serta sistematika laporan.

Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang target kinerja di lingkungan BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tahun 2020-2024 sesuai dengan rencana strategis Tahun 2020-2024 dan perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan ringkasan kinerja di lingkungan perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 untuk setiap sasaran strategis BPKP, sasaran program dan sasaran kegiatan dengan menyajikan uraian kinerja untuk setiap indikator kinerjanya; menguraikan realisasi anggaran dan penggunaan SDM yang digunakan untuk setiap sasaran strategis BPKP, sasaran program dan sasaran kegiatan organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja serta menilai efisiensi penggunaan dana dan SDM.

Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi tahun 2021, kesimpulan mengenai faktor pendukung dan penghambat capaian kinerja tahun 2021 serta rencana tindak ke depan (tahun 2022) yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan capaian kinerja.

(20)

12 Alur pikir penyajian Laporan Kinerja Tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat diilustrasikan sebagaimana tampak pada Gambar 1.7 berikut ini.

Gambar 1.7

Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Tahun 2021 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

(21)

13 PKP mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan negara sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024. Sebagai APIP Presiden, BPKP dituntut dapat berperan sebagai komponen early warning system, trusted advisor, dan quality assurance bagi Presiden/Pemerintah dalam mengawal pelaksanaan pembangunan nasional dan pengelolaan keuangan negara.

BPKP juga bertekad mewujudkan hasil pengawasan, baik dari assurance, insight, maupun objectivity yang dapat memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa proses penyelenggaraan pemerintahan atau program pembangunan dikelola sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance lainnya, sehingga sasaran pokok pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dapat tercapai.

Untuk melaksanakan amanah tersebut dan dengan mempertimbangkan capaian kegiatan pengawasan periode sebelumnya, potensi dan permasalahan, serta aspirasi masyarakat, maka Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mengusung visi sebagaimana visi BPKP Pusat yaitu: Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia dan Trusted Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden ‘Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong’.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden untuk menegakkan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; mengelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan mensinergikan pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan, dengan:

B

(22)

14 1. Melaksanakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional di Wilayah Sumatera Utara;

2. Membangun Sumber Daya Pengawasan yang Berkualitas di Wilayah Sumatera Utara.

Untuk menyelenggarakan dua misi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, ditetapkan tujuan untuk masing-masing misi tersebut, yaitu kondisi yang ingin dicapai pada tahun 2024 yaitu:

1. Terwujudnya Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Sumatera Utara;

2. Terwujudnya Tata Kelola Pengawasan yang Unggul, Akuntabel dan Sehat.

A. Target Kinerja

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPKP, serta mendukung tercapainya kebijakan pada level nasional, BPKP menetapkan 2 (dua) tujuan dan telah dilengkapi dengan 6 (enam) sasaran strategis, yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BPKP dan mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil (outcome) dari satu atau beberapa program.

Di dalam Renstra BPKP Tahun 2020-2024, tujuan dan sasaran strategis dijabarkan ke dalam program dan sasaran program. Terdapat 2 (dua) program yang dimiliki BPKP yaitu Program 01: Program Dukungan Manajemen Internal dan Program 06: Program Pengawasan Pembangunan.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memberikan dukungan atas pencapaian Program 01 dan Program 06 yang merupakan penjabaran dari Tujuan Strategis Pertama dan 5 (lima) Sasaran Strategisnya. Target kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020-2024 disajikan dalam Tabel 2.1.

(23)

15 No Sasaran

Strategis Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 1 Meningkatnya

Pengawasan Pembangunan atas

Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

1.1 Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi

Rupiah (Juta)

348 556 695 695 695

1.2 Potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi

Rupiah (Juta)

695 927 1.158 1.158 1.158

1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah

Rupiah (Juta)

2.246 208.171 155.996 137.919 114.8

1.4 Nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah

Rupiah (Juta)

54.25 38.116 99.43 113.000 103.96

1.5 Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer

Rupiah (Juta)

0 0 120 122 125

1.6 Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah

Rupiah (Juta)

0 0 60 61 62

2 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas

Pembangunan Nasional

2.1 Jumlah Program Prioritas yang tercapai sesuai target

Program Prioritas

2 3 2 2 2

2.2 Jumlah Kegiatan Prioritas yang diawasi

Kegiatan Prioritas

9 0 12 13 14

2.3 Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target

Kegiatan Prioritas

9 0 12 13 14

2.4 Jumlah Proyek Strategis Nasional yang tercapai sesuai target

Proyek Strategis Nasional

5 3 7 8 8

2.5 Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target

Program Lintas Sektoral

0 0 1 1 1

2.6 Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik

% 0 0 12.5 29.17 41.67

(24)

16 No Sasaran

Strategis Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 2.7 Persentase

hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan

% 75 0 85 85 85

3 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha

3.1 Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasi baik

BUMN 2 2 3 3 3

3.2 Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasi baik

BUMD 0 0 1 2 3

3.3 Jumlah BUMD dengan kinerja sehat

BUMD 6 7 7 8 9

3.4 Jumlah BLUD dengan kinerja sehat

BLUD 3 1 4 4 4

3.5 Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan

BUMDes 34 128 51 65 73

4 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi

4.1 Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditin daklanjuti

% 100 100 100 100 100

4.2 Persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ditin daklanjuti

% 70 75 80 85 90

4.3 Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi baik

Pemda 0 0 4 6 8

4.4 Jumlah Badan Usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik

BU 0 0 1 2 2

4.5 Jumlah Pemda

menindaklanjuti Area Of

Improvement dari hasil pengukuran EPK

Pemda 0 1 - - -

(25)

17 No Sasaran

Strategis Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 5 Meningkatnya

Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU

5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3

APIP K/Lpemda

7 5 15 20 23

5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3

K/L/Pemd a

10 8 14 15 16

5.3 Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3

Pemda Prov

0 0 0 0 0

5.4 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3

Pemda Kab/Kota

1 2 3 3 5

5.5 Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah

% 0 0 0.55 0.55 0.92

5.6 Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupate n/Kota

Rekomen dasi

38 0 1 1 1

5.7 Persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawab an keuangan desa

Desa 2.058 2.330 - - -

5.8 Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai

Desa 1 10 267 542 1120

5.9 Jumlah APIP yang

mengimplementasi kan Siswaskeudes

APIP 0 2 9 11 15

5.10 Jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah

Pemda 0 1 0 0 0

5.11 Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3

BUMN 0 1 1 2 3

5.12 Jumlah BUMD dengan

BUMD 0 0 0 2 3

(26)

18 No Sasaran

Strategis Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 MRI ≥ Level 3

5.13 Jumlah BLUD dengan MRI

≥ Level 3

BLUD 0 1 4 5 7

5.14 Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern

≥ Level 3

BUMD 0 0 0 2 3

5.15 Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern

≥ Level 3

BLUD 0 0 1 1 1

6 Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja

6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja

Skor Skala 100

75 75 77 78 79

6.2 Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan kompetensi

% 100 0 100 100 100

6.3 Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu

% 100 0 100 100 100

6.4 Persentase Penyusunan RKA tepat waktu unit kerja

% 100 0 100 100 100

6.5 Skor IKPA Unit Kerja (Khusus Unit Kerja Mandiri)

Skor Skala 100

86 95 88 89 90

6.6 Persentase SPM yang terbit tepat waktu

% 90 0 92 93 95

6.7 Persentase Penyusunan Laporan keuangan sesuai SAP

% 100 95 100 100 100

6.8 Nilai

Pengelolaan BMN Unit Kerja (Khusus Unit Kerja Mandiri)

Nilai 80 80 - - -

6.9 Nilai SAKIP Unit Kerja

Skor Skala 100

80 80 82 83 84

6.10 Persentase penyelesaian RTP (MR Unit kerja)

% - 100 - - -

6.11 Persentase efektivitas pengendalian

% - 65 - - -

(27)

19 No Sasaran

Strategis Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 intern (SPIP Unit

kerja) 6.12 Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja

Indeks Skala 100

70 0 80 81

6.13 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja (Khusus Unit kerja

Perwakilan)

Indeks Skala 100

70 75 76 80 81

B. Perjanjian Kinerja 2021

Perjanjian Kinerja (Perkin) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berisi indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders dan berfungsinya output Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Perjanjian Kinerja Tahun 2021 merupakan bentuk perjanjian dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara kepada Kepala BPKP pada tanggal 1 Desember 2021. Perkin merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perkin Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2021 disajikan pada Tabel 2.2.

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

Satuan Jumlah 1 Meningkatnya

Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

1.1 Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi

Rupiah (Juta)

556,03 1.2 Potensi penerimaan daerah

yang dioptimalisasi

Rupiah (Juta)

926,72 1.3 Nilai efisiensi pengeluaran

negara dan daerah

Rupiah (Juta)

208.170,75 1.4 Nilai penyelamatan keuangan

negara dan daerah

Rupiah (Juta)

38.116,36 2 Meningkatnya

Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan

2.1 Jumlah Program Prioritas yang tercapai sesuai target

Program Prioritas

9

2.2 Jumlah Proyek Strategis Proyek 3

(28)

20

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

Satuan Jumlah Nasional Nasional yang tercapai sesuai

target

Strategis Nasional 3 Meningkatnya

Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha

3.1 Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasi baik

BUMN 2

3.2 Jumlah BUMD dengan kinerja sehat

BUMD 7

3.3 Jumlah BLUD dengan kinerja sehat

BUMD 1

3.4 Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan

BUMDes 128

4 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas

Pengendalian Korupsi

4.1 Persentase hasil pengawasan represif yang

dimanfaatkan/ditindaklanjuti

% 100

4.2 Persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti

% 75

4.3 Jumlah Pemda menindaklanjuti Area Of Improvement dari hasil pengukuran EPK

Pemda 1

5 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU

5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3

K/L/Pemda 5

5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3

K/L/Pemda 8

5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan

MRI ≥ Level 3 PemKab/Kota 2

5.4 Jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban Keuangan Desa

Desa 2.330

5.5 Jumlah APIP yang mengimplementasikan Siswaskeudes

APIP 2

5.6 Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah

Pemda 1

5.7 Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai

Desa 10

5.8 Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3

BUMN 1

5.9 Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3

BUMD 1

6 Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja

6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja

Skor Skala 100

75 6.2 Skor IKPA Unit Kerja (Khusus

Unit Kerja Mandiri)

Skor Skala 100

95 6.3 Persentase Penyusunan

Laporan keuangan sesuai SAP (khusus Unit Kerja Mandiri)

% 95

(29)

21

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

Satuan Jumlah 6.4 Nilai Pengelolaan BMN Unit

Kerja (Khusus Unit Kerja Mandiri)

Nilai 80

6.5 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100

80 6.6 Persentase penyelesaian RTP

(MR Unit kerja)

% 100

6.7 Persentase efektivitas

pengendalian intern (SPIP Unit kerja)

% 65

6.8 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja (khusus Unit Kerja Perwakilan)

Indeks Skala 100

75

(30)

22

A. Capaian Kinerja Tahun 2021

1. Ringkasan Kinerja

Hasil pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas enam sasaran kegiatan yang dijabarkan dalam 30 indikator kinerja, menunjukkan bahwa 24 indikator kinerja (80,00%) telah mencapai target dan 6 indikator kinerja (20,00%) belum mencapai target. Ringkasan capaian kinerja masing-masing indikator kinerja pada setiap sasaran strategis sebagaimana tercantum pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Ringkasan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021

No Saskeg/ IKK Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Notifikasi I Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah 1.1 Nilai Optimalisasi

Penerimaan

Negara/Daerah yang Terealisasi

Rp (Juta)

556 748,15 134,56

1.2 Nilai Potensi Penerimaan

Negara/Daerah yang Dioptimalisasi

Rp (Juta)

927 1.615,54 174,33

1.3 Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah

Rp (Juta)

208.171 159.562,83 76,65

1.4 Nilai Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah

Rp (Juta)

38.116 149.805,75 393,02

II Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional 2.1 Jumlah Program

Prioritas yang Tercapai Sesuai Target

Program Prioritas

3 3 100,00

2.2 Jumlah Proyek Strategis Nasional yang Tercapai Sesuai Target

PSN 3 3 100,00

III Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha 3.1 Jumlah BUMN

dengan pengelolaan korporasinya baik

BUMN 2 3 150,00

3.2 Persentase BUMD dengan Kinerja Sehat

BUMD 7 8 114,28

3.3 BLUD dengan Kinerja Sehat

BLUD 1 1 100,00

(31)

23

No Saskeg/ IKK Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Notifikasi 3.4 Jumlah BUMDes

yang mampu menyusun laporan keuangan

BUMDes 128 164 128,12

IV Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi 4.1 Persentase hasil

pengawasan represif yang dimanfaatkan/

ditindaklanjuti

Persentase 100 100 100,00

4.2 Persentase hasil Pengawasan

preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/

ditindaklanjuti

Persentase 75 75,68 100,91

4.3 Jumlah Pemda menindaklanjuti Area Of Improvement dari hasil pengukuran EPK

Pemda 1 0 0,00

V Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU 5.1 Jumlah APIP

K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3

APIP 5 5 100,00

5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3

Pemda 8 8 100,00

5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3

Pemkab/Kot 2 0 0,00

5.4 Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa

Desa 2.330 3.165 135,84

5.5 Jumlah APIP yang Mengimplementasika n Siswaskeudes

APIP 2 6 300,00

5.6 Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan

keuangan dan kinerja daerah

Pemda 1 2 200,00

5.7 Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai

Desa 10 70 700,00

5.8 Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3

BUMN 1 1 100,00

5.9 Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3

BLUD 1 0 0,00

VI Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja 6.1 Nilai Skor Zona

Integritas Unit Kerja

Skala 100 75 82,89 110,52

6.2 Skor IKPA Unit Kerja Skala 100 95 97,89 103,04

6.3 Persentase

Penyusunan Laporan

Persentase 95 100 105,26

(32)

24

No Saskeg/ IKK Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Notifikasi Keuangan sesuai

SAP

6.4 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja

Nilai 80 84 105,00

6.5 Nilai SAKIP Unit Kerja

Skala 100 80 85,1 106,37

6.6 Persentase penyelesaian RTP (MR Unit kerja)

% 100 87,50 87,50

6.7 Persentase efektivitas pengendalian intern (SPIP Unit kerja)

Skala 100 65 80,90 124,46

6.8 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja

Skala 100 75 92,72 123,63

Keterangan: = mencapai/melampaui target;

= belum mencapai target, namun mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu;

= belum mencapai target;

2. Uraian Kinerja

Realisasi kinerja Tahun 2021 berdasarkan sasaran kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern pemerintah diuraikan di bawah ini:

2.1 Sasaran Kegiatan 1: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah

Gambar 3.1 Target, Realisasi, dan Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan 1

(33)

25 Uraian kinerja atas 4 (empat) indikator kinerja yang mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah” diuraikan sebagai berikut:

2.1.1 Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi

Nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah yang terealisir adalah realisasi penerimaan negara/daerah yang dapat dioptimalisasi melalui kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Bidang APD.

Penerimaan negara/daerah dimaksud adalah sesuai dengan rincian sumber penerimaan APBN/D, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Contoh penerimaan negara adalah pajak, bea dan cukai, PNBP serta sumber penerimaan lainnya. Sedangkan untuk penerimaan daerah adalah pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain- lain PAD yang sah.

Realisasi indikator kinerja kegiatan (IKK) “nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah yang terealisasi” diukur dengan menghitung jumlah nilai kurang bayar atas penerimaan negara/daerah yang sudah disetor/ditetapkan (sudah disetor untuk PNBP dan PAD, sudah ditetapkan untuk Pajak dan Bea Cukai).

Jumlah kurang bayar yang dimaksud yaitu jumlah kurang bayar berdasarkan hasil kegiatan pengawasan BPKP.

Target kinerja “nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah” pada Tahun 2021 sebesar Rp556.031.724,00. Nilai potensi optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi sebesar Rp748.151.829,00 atau mencapai 134,55% dari target Tahun 2021, dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2.

(34)

26

Tabel 3.2. Realisasi Nilai Potensi/Jumlah Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi Tahun 2021

No

Hasil Pengawasan Optimalisasi Pendapatan

Asli Daerah (OPAD)

Realisasi Nilai Potensi dan atau Jumlah kurang bayar

yang sudah disetor/

ditetapkan (Rp)

1 OPAD Kota Tanjung Balai 6.974.862,00

2 OPAD Kota Sibolga 476.125.883,00

3 OPAD Kota Pematangsiantar 265.051.084,00

Jumlah 748.151.829,00

Realisasi Potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi ini mengalami peningkatan sebesar Rp184.821.492,00 atau 32,81%

dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar Rp563.330.337,00.

Perbandingan realisasi nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah yang terealisasi Tahun 2020-2021 dengan target Tahun 2021-2024 disajikan pada Grafik 3.1.

Grafik 3.1 Target dan Realisasi Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi Tahun 2020-2024

Dari Grafik 3.1. Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi telah mencapai 107,65%

apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.

Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam Tahun 2021 untuk mendukung pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:

1) Berkoordinasi dengan APIP Pemerintah Kota Tanjungbalai, Kota Sibolga, dan Kota Pematangsiantar atas pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi OPAD.

2) Mengumpulkan dan mendokumentasikan bukti pelaksanaan tindak lanjut.

3) Membuat simpulan tentang kemajuan tindak lanjut hasil evaluasi OPAD Tahun 2020 dan 2021.

(35)

27 Faktor Pendukung keberhasilan capaian kinerja adalah sebagai berikut:

1) Adanya sinergi yang baik antara APIP dengan BPKP.

2) Pengalaman dan kompetensi tim pengawasan yang memadai.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Tahun 2022 dalam pengawasan atas optimalisasi penerimaan daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara akan melakukan bimbingan teknis kebijakan/SOP tentang pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah.

2.1.2 Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi

Potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi dapat menambah target penerimaan negara/daerah yang ditetapkan K/L/D berdasarkan kegiatan pengawasan BPKP. Potensi Penerimaan negara/daerah sesuai dengan rincian sumber penerimaan APBN/D, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Indikator kinerja kegiatan nilai potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi diukur dengan jumlah perkiraan potensi penerimaan negara/daerah yang dapat meningkat melalui rekomendasi hasil pengawasan BPKP. Target kinerja ini pada tahun 2021 sebesar Rp926.719.540,00.

Pada Tahun 2021, realisasi nilai potensi penerimaan negara/daerah yang dioptimalisasi sebesar Rp1.615.543.579,00 atau mencapai 174,33% dari target Tahun 2021, dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.3.

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu pada tahun 2019

Renja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang

Pergerakan valuta asing juga biasanya terkait posisi relatif negara tersebut dibandingkan dengan negara yang lain sehingga sangat kecil kemungkinannya terdapat mata uang yang

Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta untuk tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut: 1 Meningkatnya Kualitas

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Petinggi (Lembaran

Menurut Yunus (1999) bakteri endofit merupakan organisme yang hidup selama satu periode siklus hidup dalam jaringan tanaman, tidak termasuk mikroorganisme yang hidup

Dalam rangka untuk mendukung pengembangan pemanfaatan kayu jabon dan untuk meningkatkan informasi mengenai karakteristik kayu jabon penelitian sifat makroskopis dan

Hasil pengujian perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa (N- Gain) berdasarkan kelompok PAM, peringkat sekolah, dan model pembelajaran