• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Tujuan Penelititian

I. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis agar mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, sistematika pembahasannya sebagai berikut:

Bab pertama yang merupakan pendahuluan yang memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan yang terakhir sistematika pembahasan.

Bab kedua menguraikanfatwa DSN-MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) dan peraturan Menteri perdagangan RI Nomor: 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung sebagai landasan teori dalam penelitian ini.

Bab ketiga berisikan gambaran umum tentang PT. Duta Network Indonesia yaitu tentang (Sejarah Berdirinya PT. Duta Network Indonesia, Visi dan Misi PT. Duta Network Indonesia, Struktur Organisasi PT. Duta Network Indonesia), dan Praktek Pelaksanaan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung di PT. Duta Network Indonesia: “ Sistem PenjualanProduk, Sistem Pembagian Komisi dan Bonus, Sistem Perekrutan Anggota “, berisikan gambaran umum fatwa DSN MUI dan Peraturan Menteri Perdagangan RI yang mengatur tentang kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung.

Bab keempat yaitu merupakan berbagai sajian pada bab kedua dan ketiga itu kemudian dirangkai dalam suatu deskriptif analisa dan komparatif yang dituangkan dengan judul “ Studi Komparasi Antara Fatwa DSN MUI No: 75/DSN MUI/VII/2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 32/M-DAG/PER/8/2008 Terhadap Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung Di PT. Duta Network Indonesia.

Bab kelima merupakan penutup yang memuat hasil akhir dari penelitian yaitu berupa kesimpulan yang menjawab rumusan masalah serta memberikan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

FATWA DSN MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) DAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI NO. 32/M-DAG/PER/8/2008

A. Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS)

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah menimbang bahwa metode penjualan barang dan produk jasa dengan menggunakan jejaring pemasaran (network marketing) atau pola penjualan berjenjang termasuk di dalamnya Multi Level Marketing (MLM) telah dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan produk jasa seperti ter-sebut pada butir a telah berkembang sedemikian rupa dengan inovasi dan pola yang beragam, namun belum dapat dipastikan kesesuaiannya dengan prinsip syariah. Praktik penjualan barang dan produk jasa seperti tersebut dapat berpotensi merugikan masyarakat dan mengandung hal-hal yang diharamkan.

Agar mendapatkan pedoman syariah yang jelas mengenai praktik penjualan langsung berjenjang syariah (PLBS), DSN-MUI perlu menetapkan Fatwa tentang Pedoman PLBS.

1. Dasar Hukum

a. QS. An Nisa’ ayat 29:

نع ً رجت ن كت نأ َٓإ لط ۡلٱب كنۡيب كل ۡ أ ا ٓ كۡأت َ ا ن اء نيذل ا يأٓي

ۚۡ كسفنأ ا ٓ تۡقت َ ۚۡ كن ٖضارت

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”. b. Q.S Al Maidah ayat 1:

ۚد قعۡلٱب ا ف ۡ أ ا ٓ ن اء نيذل ا يأٓي

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu….”

c. Q.S Al Baqarah ayat 275:

...

ۚا برل رح عۡي ۡل َ لحأ

“…. dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”

2. Putusan Fatwa Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) a. Ketentuan Umun

1) Penjualan Langsung Berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa melaluijaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut.

2) Barang adalah setiap benda berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat dimiliki, diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.

3) Produk jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau pelayanan untuk dimanfaatkan oleh konsumen.

4) Perusahaan adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang dan atau produk jasa dengan sistem penjualan langsung yang terdaftar menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.

5) Konsumen adalah pihak pemakai barang dan atau jasa, dan tidak untuk diperdagangkan.

6) Komisi adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha atas penjualan yang besaran maupun bentuknya diperhitungkan berdasarkan prestasi kerja nyata, yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang dan atau produk jasa.

7) Bonus adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha atas penjualan, karena berhasil melampaui target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan perusahaan.

8) Ighra’ adalah daya tari luar biasa yang menyebabkan orang lalai terhadap kewajibannya demi melakukan halal atau transaksi dalam rangka mempereroleh bonus atau komisi yang dijanjikan.

9) Money Game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/ pendaftaran Mitra Usaha yang baru/bergabung kemudian dan bukan dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual tersebut hanya sebagai kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas yangdapat dipertanggung jawabkan.

10)Excessive mark-up adalah batas marjin laba yang berlebihan yang dikaitkan dengan hal-hal lain di luar biayak) Member get member

adalah strategi perekrutan keanggotaan baru PLB yang dilakukan oleh anggota yang telah terdaftar sebelumnya.

11)Mitra usaha/stockist adalah pengecer/retailer yang menjual/ memasarkan produk-produk penjualan langsung.

b. Ketentuan Hukum

Di Indonesia bisnis MLM terus berkembang, tidak terkecuali dengan MLM syariah. Bisnis ini dapat menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan masyarakat jika dalam sistemnya terdapat unsur-unsur yang dilarang oleh Syariah Islam, seperti adanya money game (perjudian), komisi pasif. Untuk itu, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada tahun 2009 mengeluarkan fatwa No: 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Dalam fatwa tersebut, MUI memutuskan beberapa ketentuan yang harus terpenuhi oleh perusahaan MLM, agar dalam sistemnya dapat berjalan sesuai Syariah. Ketentuan-ketentuan dalam fatwa No: 75/DSN-MUI/VII/2009 yang wajib dilakukan oleh PLBS ( Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) adalah sebagai berikut:

1) Adanya obyek transaksi riil yang diperjual belikan berupa barang atau produk jasa.

2) Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram.

3) Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gara>r, maysi>r, d{arar, {zulm, maksiat, riba.

4) Tidak ada kenaikan harga atau biaya yang berlebihan (excessive mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas dan manfaat yang diperoleh.

5) Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS. Dalam hal menetapkan nilai-nilai insentif haruslah adil dan sesuai dengan kemampuan kerjanya. Bonus seorang Up-line tidak boleh mengurangi hak Down-line nya, sehingga tidak ada yang di dhzalimi.

6) Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan.

7) Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.

8) Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan igra’.

9) Tidak ada eksploitasi atau ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya.

10)Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan secara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan Aqidah, Syariah, dan Akhlak Mulia, seperti Syirik, Kultus, Maksiat.

11)Setiap mitrausaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya tersebut.

12)Tidak melakukan kegiatan money game.1

B. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung

Sistem Penjualan langsung (Direct Selling) adalah metode dan/atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus berdasarkan hasil penjualan kepada konsumen di luar lokasi eceran tetap.

Dalam mekanismenya, terdapat beberapa persyaratan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung yang harus dipenuhi oleh perusahaan, antara lain:

1

Ringkasan dalam Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS).

a. Memiliki atau menguasai kantor dengan alamat yang benar, tetap, dan jelas;

b. Melakukan penjualan barang dan/atau jasa dan rekruitmen mitra usaha melalui sistem jaringan;

c. Memiliki program pemasaran yang jelas, transparan, rasional, dan tidak berbentuk skema jaringan pemasaran terlarang;

d. Memiliki kode etik dan peraturan perusahaan yang lazim berlaku di bidang usaha penjualan langsung;

e. Memiliki barang dan/atau jasa yang nyata dan jelas dengan harga yang layak dan wajar;

f. Memenuhi ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku; g. Memberikan komisi, bonus, dan penghargaan lainnya berdasarkan hasil kegiatan penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh mitra usaha dan jaringannya sesuai dengan yang diperjanjikan;

h. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaannya;

i. Memiliki ketentuan tentang harga barang dan/atau jasa yang dijual dalam mata uang Rupiah (Rp) dan berlaku untuk mitra usaha dan konsumen;

j. Menjamin mutu dan pelayanan purna jual kepada konsumen atas barang dan/atau jasa yang dijual;

k. Memberikan alat bantu penjualan (starter kit) kepada setiap mitra usaha yang paling sedikit berisikan keterangan mengenai barang dan/atau jasa, program pemasaran, kode etik, dan/atau peraturan perusahaan;

l. Memberikan tenggang waktu selama 10 (sepuluh) hari kerja kepada calon mitra usaha untuk memutuskan menjadi mitra usaha atau membatalkan pendaftaran dengan mengembalikan alat bantu penjualan (starter kit) yang telah diperoleh dalam keadaan seperti semula;

m. Memberikan tenggang waktu selama 7 (tujuh) hari kerja kepada mitra usaha dan konsumen untuk mengembalikan barang, apabila ternyata barang tersebut tidak sesuai dengan yang diperjanjikan;

n. Membeli kembali barang, bahan promosi (brosur, katalog, atau leaflet), dan alat bantu penjualan (starter kit) yang dalam kondisi layak jual dari harga pembelian awal mitra usaha ke perusahaan dengan dikurangi biaya administrasi paling banyak 10% (sepuluh persen) dan nilai setiap manfaat yang telah diterima oleh mitra usaha berkaitan dengan pembelian barang tersebut, apabila mitra usaha mengundurkan diri atau diberhentikan oleh perusahaan;

o. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan, akibat kesalahan perusahaan yang dibuktikan dengan perjanjian;

p. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian;

q. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para mitra usaha, agar bertindak dengan benar, jujur, dan bertanggungjawab;

r. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua mitra usaha untuk berprestasi dalam memasarkan barang dan/atau jasa;

s. Melakukan pendaftaran atas barang dan/atau jasa yang akan dipasarkan pada instansi yang berwenang, sesuai peraturan perundang-undangan; dan

t. Mencantumkan nama perusahaan yang memasarkan dengan sistem penjualan langsung pada setiap label produk.

Selain persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung, pemerintah dalam hal ini Kementrian Perdagangan memiliki

kewenangan untuk memberikan pengaturan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung. Selain itu menteri berhak melimpahkan wewenang penerbitan SIUPL (Surat Izin Usaha Penjualan Langsung) kepada Dirjen PDN dan Dirjen PDN melimpahkan wewenang penerbitan SIUPL kepada Direktur Binus dan PP.

Kementrian Perdagangan dalam memberikan aturan untuk kegiatan usaha perdagangan penjualan langsung tersebut dengan tujuan agar terciptanya pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan penjualan langsung tersebut. Adapun pembinaan dan pengawasan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Dirjen PDN melakukan pembinaan dan pengawasan serta evaluasi terhadap penyelenggaraan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung.

b. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penyuluhan, konsultasi, pendidikan, dan pelatihan.

c. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan.

d. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan laporan tahunan kegiatan usaha perusahaan yang disampaikan oleh perusahaan dan hasil peninjauan ke lokasi perusahaan

Perusahaan yang telah memiliki SIUPL, dilarang melakukan kegiatan menawarkan, mempromosikan, mengiklankan barang dan/atau jasa secara tidak benar, berbeda, atau bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu larangan lain yang diberkalukan dalam peraturan tersebut yaitu menawarkan barang dan/atau jasa dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan, baik fisik maupun psikis terhadap konsumen. Menawarkan barang dan/atau jasa dengan membuat atau mencantumkan klausula baku pada dokumen dan/atau perjanjian yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen juga merupakan suatu larangan yang diberlakukan dalam aturan tersebut.

Dari segi penjualan, Kementrian Perdagangan membuat larangan yang mengatur tentang penjualan barang dan/atau jasa yang tidak mempunyai tanda daftar dari Instansi teknis yang berwenang, khususnya bagi barang dan/atau jasa yang wajib terdaftar menurut ketentuan perundang-undangan. Selain itu, aturan lain yang diberlakukan yaitu menarik dan/atau mendapatkan keuntungan melalui iuran keanggotaan atau pendaftaran sebagai mitra usaha secara tidak wajar. Menerima pendaftaran keanggotaan sebagai mitra usaha dengan nama yang sama lebih dari 1 (satu) kali, mengharuskan atau memaksakan kepada mitra usaha membeli barang dan/atau jasa untuk dijual atau pemakaian sendiri dalam jumlah besar yang melebihi kemampuannya dalam menjual. Menjual atau memasarkan barang dan/atau jasa yang tercantum dalam SIUPL di luar sistem penjualan

langsung, usaha perdagangan yang terkait dengan penghimpunan dana masyarakat, membentuk jaringan pemasaran terlarang dengan nama atau istilah apapun juga merupakan larangan yang diberlakukan dalam aturan tersebut. Yang terakhir larangan yang terdapat dalam aturan tersebut yaitu menjual dan/atau memasarkan barang dan/atau jasa yang tidak tercantum dalam SIUPL; dan/atau menjual dan/atau memasarkan barang yang pada label produknya tidak tercantum nama perusahaan yang memasarkan dengan sistem penjualan langsung.

Dengan aturan tersebut yang meliputi kewajiban dan larangan kegiatan usaha perdagangan penjualan langsung, pemerintah mengharapkan agar perusahaan yang terikat dengan aturan tersebut dapat menciptakan kegiatan usaha yang fair, transparent, integrity, dsb. Oleh karena itu, perusahaan memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kegiatan usaha perusahaan kepada Direktur Binus dan PP dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat setiap tanggal 31 Maret tahun berikutnya.2

2

Ringkasan dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III

KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG Di PT. DUTA NETWORK INDONESIA

A. Gambaran Umum Tentang PT. Duta Network Indonesia 1. Sejarah Berdirinya PT. Duta Network Indonesia

PT Duta Network Indonesia adalah salah satu dari ribuan perusahaan Multi Level Marketing (MLM) yang berdiri pada tanggal 19 Januari 2006 yang merupakan lembaga MLM yang berperan sebagai penggerak dan media keuangan umat manusia.1 PT. Duta Network Indonesia ini sebagai perusahaan yang didirikan oleh, dari dan untuk masyarakat yang telah memberi harapan baru bagi pengembangan ekonomi masyarakat menengah keatas, hal ini karena perputaran dana yang semaksimal mungkin digunakan untuk member sendiri, sehingga nantinya lebih mengakar. Dengan sistem bisnis yang diterapkan kehadiranya di rasa lebih sesuai dengan sistem bisnis MLM pada umumnya. PT. Duta Network Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum dan jasa pemasaran yang memberikan manfaat dan peluang bisnis untuk para mitra dengan berbasis E-Commerce, dengan meluncurkan suatu konsep marketing yang handal, aman dan mudah dijalankan, didukung dengan management dan IT yang profesional, serta marketing plan yang memberikan manfaat dan peluang

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id besar kepada para mitra atau para member. PT. Duta Network bukanlah suatu bisnis hyip, money game, investasi, arisan berantai atau yang sejenisnya. PT. Duta Network tidak pernah menjanjikan keuntungan tanpa adanya usaha. Tetapi yakinkan dengan sedikit usaha dan keyakinan untuk menjalankan sistem Duta Network anda akan segera bisa menikmati hasil yang revolusioner. PT. Duta Network Indonesia ini juga bekerja sama dengan lembaga keuangan yaitu Bank Syariah Mandiri sebagai Bank syariah terbesar di Indonesia, hal tersebut sekaligus menjadi media penghubung yang melayani kepentingan masyarakat yang kebanyakan Beragama islam. Karena tidak semua masyarakat islam banyak yang mau masuk di bank konvensional.2

2. Visi, Misi dan Tujuan PT. Duta Network Indonesia a. Visi

Menjadi perusahaan network marketing terdepan yang mampu menjadi Perusahaan yang sehat dan Profesional menuju kemakmuran Bersama serta memberikan solusi bersama untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia. Maka dari itu, untuk mencapai visi tersebut Duta Network berkomitmen membangun jaringan organisasi yang kuat dan berbasis dari pelanggan serta dengan motto Duta terpercaya membangun usaha.

2

Profil Perusahaan, http://duta-network-indonesia-profil-perusahaan.html. Diakses pada tanggal 30 Mei 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Misi

1) Membentuk SDM yang profesional dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Menciptakan lapangan kerja baru untuk hidup yang lebih baik 3) Memberikan sumber penghasilan baru

4) Berperan serta mencerdaskan anak bangsa

5) Mendorong pertumbuhan perekonomian negara dengan kejujuran dan kebersamaan

c. Tujuan

Semua orang pasti mempunyai tujuan dalam hidupnya. Orang yang mempunyai tujuan yang terealisasi membuat seseorang akan mudah bersemangat untuk menggapainya. Dalam berbisnis seseorang pasti mempunyai tujuan yang jelas yaitu utamanya untuk mendapatkan uang, dimana uang ini untuk mewujudkan impian atau prioritas dalam hidupnya tujuan ini memanglah benar adanya. Selain mendapatkan uang tujuan yang kedua yaitu membangun asset (manusia), dimana asset (manusia) ini akan menghasilkan uang yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terus menerus yang nantinya akan bisa mewujudkan impian atau prioritas.3

3. Legalitas Perusahaan dan Struktur Organisasi PT. Duta Network Indonesia

a. Legalitas Perusahaan

1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor 503/11/11.34/SIUP/-PB/V/2010 dengan jenis usaha jasa sistem penjualan dengan melalui jaringan online.

2) Tanda Daftar Perusahaan Perusahaan Perseroan Terbatas (TDP-PT) dengan nomor 113417200473.

3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) nomor 02.767.320.1-528.000 4) Izin Gangguan (HO) pada tanggal 21 Juni 2010 dengan nomor

503.530/171 Tahun 2010.4

b. Struktur Organisasi PT. Duta Network Indonesia.

Pada umumnya dalam sebuah lembaga mempunyai struktur organisasi, karena hal tersebut adalah hal yang sangat penting dalam suatu lembaga. Struktur organisasi juga dapat dianggap sebagai salah satu kerangka untuk melaksanakan manajemen dalam suatu perusahaan ataupun dalam suatu team dalam dunia bisnis. Adapun struktur organisasi PT. Duta Network Indonesia.

3

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan, http://duta-network-indonesia-profil-perusahaan.html. Diakses pada tanggal 30 Mei 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tabel 3.1. Struktur Organisasi PT. Duta Network Indonesia

B. Praktek Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung PT. Duta Network Indonesia

1. Sistem Penjualan Produk dan Perekrutan Anggota

Alur Skema Sistem Penjualan Produk dan perekrutan Anggota5 Tabel 3.2. Alur Skema Sistem Penjualan Produk dan Perekrutan Anggota

START AWAL

Promosikan Bisnis Anda Dengan Cara:

1.Secara Online : iklan baris gratis, iklan berbayar, Fb, Twitter, YM, Email, dll.

2. Secara Offline : Brosur, mulut ke mulut, seminar, dll.

Ada calon member tertarik promosi anda: 1. 1. Lalu si calon member melakukan pengisian

formulir pendaftaran di blog / website anda.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. 2. Setelah mengisi formulir lalu calon member

melakukan konfirmasi memberitahukan pada anda bahwa dia telah mendaftar

Calon member melakukan transfer :

Dokumen terkait