RI NO. 32/M-DAG/PER/8/2008 TERHADAP KEGIATAN USAHA
PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG
DI PT. DUTA NETWORK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
Siti Muddiyo Ningsih NIM. C02212041
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Antara Fatwa DSN MUI No. 75/DSN -MUI/VII/2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 32/M-DAG/PER/8/2008 Terhadap Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung Di PT. Duta Network
Indonesia” ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana praktek penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung di PT. Duta Network Indonesia dalam tinjauan Fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 32/M-DAG/PER/8/2008.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dan komparatif dengan jenis penelitian studi kasus pada objek. Studi kasus merupakan suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi. Metode komparatif digunakan untuk membandingkan antara Fatwa DSN MUI dan Peraturan Menteri perdagangan yang harusnya dipilih salah satu untuk landasan kegiatan muamalah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan informan dalam penelitian ini yaitu konsumen, agency marketing, dan perwakilan dari PT. Duta Network Indonesia.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam Tinjauan Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 pada usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung di PT. Duta Network Indonesia berjalan sesuai dengan fatwa DSN MUI tersebut. Produk/jasa yang diperdagangkan adalah jelas/riil. Dalam pembagian bonus dilakukan secara adil, sesuai prestasi, hasil kerja, dan sesuai proporsi masing-masing member. Harga produk PT. Duta Network Indonesia masih layak, tidak terlalu mahal, tiap tahun pasti berubah, akan tetapi member PT. Duta Network Indonesia masih tetap bisa menjual dengan harga lebih murah dari konter-konter lain. Sedangkan jika dilihat dalam pemenuhan rukun dan syarat transaksi, di PT. Duta Network Indonesia telah memenuhi rukun dan syarat dalam bertransaksi sebagaimana yang telah ditentukan dalam hukum Islam. Adanya aqidain, obyek transaksi adalah halal, tidak ada transaksi yang mengandung riba dan money game sehingga tidak merugikan para anggota dan konsumen. Sedangkan tinjauan Permendagri No. 32/M-DAG/PER/8/2008 Pada usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung di PT. Duta Network Indonesia berjalan sesuai dengan aturan tersebut. Dalam mekanismenya, persyaratan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung sudah dipenuhi oleh perusahaan. PT. Duta Network Indonesia seperti memiliki identitas kantor yang jelas, memiliki legalitas yang jelas, baik perizinan atau bentuk kegiatan usahanya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Kajian Pustaka ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
H. Metode Penelitian ... 13 I. Sistematika Pembahasan ... 19 BAB II FATWA DSN MUI N0: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG
PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) DAN PERMENDAGRI
NO.32/M-DAG/PER/8/2008 ... 22 A. Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang
Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) ... 22 B. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 32/M-DAG/PER/
8/2008 Tentang Kegiatan Usaha perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung ... 27 BAB III KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM
PENJUALAN LANGSUNG PADA PERUSAHAAN DUTA
NETWORK INDONESIA ... 34 A. Gambaran Umum Tentang PT. Duta Network Indonesia ... 34 B. Praktek Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung PT.
Duta Network Indonesia ... 38 BAB IV TINJAUAN FATWA MUI NO. 75/DSN-MUI/VII/2009 DAN
PERMENDAGRI NO. 32/M-DAG/PER/8/2008 TERHADAP KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG PADA PERUSAHAAN DUTA
NETWORK INDNESIA ... 53 A. Praktek Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Tinjauan Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Pada Usaha Perdagangan Dengan Sistem penjualan Langsung di PT.
Duta Network Indonesia ... 55
C. Tinjauan Permendagri No.32/M-DAG/PER/8/2008 Pada Usaha Perdagangan Dengan system Penjualan Langsung di PT. Duta Network Indonesia ... 63
D. Persamaan Antara Fatwa DSN MUI No: 75/DSN-MUI/VII/ 2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor. 32/M-DAG/PER/8/2008 ... 69
E. Perbedaan Antara Fatwa DSN MUI No: 75/DSN-MUI/VII/ 2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor. 32/M-DAG/PER/8/2008 ... 71
BAB V PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pada era ini, jaringan jaringan bisnis penjualan langsung (direct selling)
MLM, terus semakin marak dan banyak diminati orang, lantaran perdagangan dan muamalah dengan sistim MLM ini menjanjikan kekayaan yang melimpah tanpa banyak modal dan tidak begitu ribet.Jenis bisnis ini tumbuh pesat sehingga keberadaannya mengalahkan bisnis tradisional yang mengandalkan pertemuan langsung antara penjual dan pembeli. Multilevel marketingkeberadaannya untuk saat ini sangat menarik dikarenakan
perkembangan usahanya.1
Dalam dasawarsa terakhir ini, dengan hubungan, jaringan internet, dan teknologi-teknologi yang semakin meluas, kita menyaksikan banyak kesempatan untuk menuai pendapatan.Sayangnya, kesempatan-kesempatan ini kadang-kadang telah menimbulkan banyak problematika di tengah kehidupan masyarakat luas.Perniagaan elektronik adalah sebuah kosa kata yang sudah kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.Perniagaan ini telah memudahkan urusan perniagaan kita dan mempermudah hubungan kita dengan seantara dunia.Di samping itu, fenomena ini juga banyak mewujudkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu perubahan
1
ini adalah kelahiran network marketing. Kosa kata ini tentu sangat berbeda dengan electronic marketing.2
Pemain yang terjun di dunia MLM yang memanfaatkan momentum dan situasi krisis untuk menawarkan solusi bisnis pemain asing maupun lokal. Yang sering disebut masyarakat misalnya CNI, Amway, Avon, Tupperware, Sunchorella, DXN, dan Propolis Goldserta yang berlabel syariah atau Islam
(meskipun saat ini pemerintah menyiapkan system mekanisme, dan kriteria untuk penerbitan sertifikasi bisnis syariah termasuk MLM, yaitu seperti Ahad Net, Kamyabi-Net, Persada Network, dan lain-lain).3
Untuk MLM sejenis ini banyak sekali yang harus dikritisi secara syariah. Mengenai jenis usahanya, akad pengelola multi level marketing, transparansi
keuntungan dan pembagiannya.
Pada dasarnya setiap kegiatan muamalah hukumnya diperbolehkan. Hal ini berdasarkan beberapa kaidah fiqih yang berbunyi:
َ اَ ْل
Artinya:“pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkan”.4
Maksudnya adalah setiap kegiatan muamalah itu boleh dilakukan, selama tidak ada dalil-dalil yang mengharamkan ataupun yang memakruhkannya.
2Cahyo Pramono, “ Dirrect Selling (Marketing)” http://www.cahyopramono.com (06 Maret 2016) 3http://www.apli.or.id.Sumberhttp://www.mlm-Indonesia.blogspot.com
2007/11/anggota-apli.html, (07 Maret 2016).
4 Walid bin Rasyid Sa’idan, Qawaid al-Buyu’ wa Faraid al-Furu’ (t.t: t.p., t.th.), lihat juga
Seperti halnya, usaha MLM tidak dapat dikatakan halal atau haram, namun semua tergantung pada praktik bisnisnya di lapangan.
Berikut ini, beberapa poin menurut fatwa DSN MUI dan menurut peraturan menteri perdagangan RI yang harus diterapkan dalam menjalankan bisnis MLM. Menurut fatwa DSN MUI poin yang harus diperhatikan yakni: Ketentuan hukum fatwa DSN MUI:
1. Adanya obyek transaksi riil yang diperjual belikan berupa barang atau produk jasa.
2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram. 3. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur
gharar, maysir, riba>, d}arar, zulm, maksiat.
4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas / manfaat yang diperoleh.
5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS.
6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan.
7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.
8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’.
9. Tidak ada eksploitasi dan ketidak adilan dalam pembagian bonus anggota pertama dengan anggota berikutnya.
10.Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan akidah, syariah dan akhlak mulia , seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-lain.
12.Tidak melakukan kegiatan money game.5
Dalam ketentuan hukum fatwa DSN MUI tersebut dijelaskan bahwa tidak boleh adanya komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara regular tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.Akan tetapi dalam praktek penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung di PT. Duta Network Indonesia ini banyak permasalahan-permasalahan yang membuat penulis ingin mengkaji atau menganalisa bisnis ini dari sudut pandang fatwa DSN MUI dan Peraturan Menteri Perdagangan. Diantaranya, adanya up line yang tidak atau kurang bertanggung jawab, tidak membimbing down line nya, hal ini akan menyebabkan terjadinya komisi pasif.
Padahal di dalam fatwa DSN MUI sudah jelas tidak boleh adanya komisi pasif, dalam praktek penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung di PT. Duta Network Indonesia juga banyak komisi yang tidak jelas datangnya dari mana, pengelolaan uangnya seperti apa.
Untuk meraih kesuksesan dalam mengarungi samudera kehidupan dan sampai ke pelabuhan hidup yang kita tuju, kita memerlukan bantuan orang-orang disekeliling kita. Kita dengan kata lain, sukses selalu merupakan usaha dari tim, bukan semata mata karena kemampuan diri kita sendiri .
Sayangnya, kita sering melupakan hal ini dan lalai memelihara jaringan yang kita bangun, kita lalai dengan kontrak profesional kita. Terkadang kita malah menarik diri dari perkumpulan dan sangat sedikit menyisihkan waktu
untuk memelihara jaringan kehidupan kita, tak jarang jika kemudian jaringan yang sudah terbentuk pun malah hilang entah kemana, tidak terpelihara.
Bahwa tidak hanya uang, uang gagasan atau antusiasme, melainkan adanya orang lain yang ikut memberikan sumbangsi kontak, uang, gagasan, dan antusiasisme memang penting dan harus ada, tetapi semua itu tidak cukup kalau kita tidak mempunyai orang yang dapat kita andalkan. Ketentuan umum
peraturan menteri perdagangan RI yakni:
1. Penjualan langsung ( Dirrect Selling ) adalah metode penjualan barang dan/ atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/ atau bonus berdasarkan hasil penjualan kepada konsumen diluar lokasi eceran tetap. 2. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
3. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
4. Mitra usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran atau penjualan yang berbentuk badan usaha atau perseorangan dan bukan merupakan bagian struktur organisasi perusahaan yang memasarkan atau menjual barang dan/atau jasa kepada konsumen akhir secara langsung dengan mendapatkan imblan berupa komisi dan/ atau bonus atas penjualan. 5. Komisi atas penjualan adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan
kepada mitra usaha yang besarnya dihitung berdasarkan hasil kerja nyata, sesuai volume atau nilai hasil penjualan barang dan/ atau jasa, baik secara pribadi maupun jaringannya.
6. Bonus atas penjualan adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha karena berhasil melebihi tarjet penjualan barang dan/ atau jasa yang ditetapkan oleh perusahaan.
7. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa, baik untuk kepentingn diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diprdagangkan.
8. Program pemasaran (marketing plan) adalah program perusahaan dalam memasarkan barang dan/ atau jasa yang akan dilaksanakan dan dikembangnkan oleh mitra usaha melalui jaringan pemasaran dengan bentuk pemasaran satu tingkat, pemasaran multi tingkat.
pertimbangan adanya peluang untuk memperoleh imbalan yang berasal atau didapatkan terutama dari hasil partisipasi orang lain yang bergabung kemudian atau sesudah bergabungnya mitra usaha tersebut, dan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang dan/ atau jasa.6
Sedangkan dalam peraturan menteri perdagangan RI tidak ada kalimat tersurat yang mengatur tentang adanya komisi pasif dalam sistem kerja MLM atau penjualan langsung berjenjang, dalam ketentuan umum peraturan menteri
perdagangan RI semata-mata hanya bekerja atas dasar komisi atau bonus tanpa memperhatikan tanggung jawab dalam pembinaan mitra usaha yang direkrut.
Disinilah perlunya keterampilan mencari dan membangun jaringan, sebuah keterampilan untuk meraih kesuksesan dalam hidup kita. Sebuah keterampilan yang sangat penting, apalagi bagi orang-orang yang kini tengah menggeluti bisnis berbasis jaringan, pengetahuan ini menjadi sesuatu hal yang mutlak untuk dikuasai.Rasullullah mengatakan “Jika engkau ingin dunia maka engkau harus tau ilmunya,jika engkau ingin akhirat maka engkau harus tau ilmunya, dan jika engkau menginginkan keduanya maka engkau juga harus tau
ilmunya.”
Perbedaan ketetapan antara fatwa DSN MUI dengan peraturan menteri perdagangan RI mengenai komisi pasif dalam sistem penjualan langsung, membuat tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang komisi pasif dalam sistem penjualan langsung.Dan dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti untuk mengkaji dan meneliti masalah dengan judulStudi Komparasi Antara Fatwa DSN MUI No: 75/DSN MUI /VII/2009 Dan Peraturan
Menteri Perdagangan RI Nomor: 32/M-DAG/PER/8/2008 Terhadap Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan sistem Penjualan Langsungdi PT. Duta Network Indonesia.
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
Identifikasi masalah merupakan penyajian terhadap
kemungkinan-kemungkinan beberapa cakupan yang dapat muncul dengan mengidentifikasi dan inventarisasi sebanyak mungkin yang diduga sebagai masalah.7Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sistem penjualan langsung (Dirrect Selling) PT. Duta Netwok Indonesia
2. Penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung menurut Fatwa DSN MUI
3. Penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung Menurut Peraturan Menteri Perdagangan
4. Ketentuan dalam pembagian komisi atau bonus yang diberikan oleh PT. Duta Network Indonesia kepada mitra usaha
5. Perbedaan dan persamaan dalam praktik penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung antara fatwa DSN MUI dan peraturan menteri perdagangan RI.
6. Perbedaan dan persamaan antara fatwa DSN MUI dan peraturan menteri perdagangan RI terhadap komisi pasif
Dari beberapa permasalahan yang ada di atas, ada yang perlu dikaji dengan menetapkan batasan-batasan masalah sebagai berikut:
a. Sistem penjualan langsung perusahaan Duta Network Indonesia.
b. Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan
Langsung Menurut Fatwa DSN MUI NO: 75/DSN MUI/VII/2009.
c. Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung Menurut Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 32/M-DAG/PER/8/2008.
C. Rumusan Masalah
Dalam rangka mempermudah pembahasan dalam penelitian berdasarkan paparan latar belakang, indentifikasi dan batasan masalah di atas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Praktek Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung Di PT. Duta Network Indonesia?
2. Bagaimana Tinjauan Fatwa DSN MUI No: 75/DSN MUI/ VII/2009 terhadap Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung di PT. Duta Network Indonesia?
Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung di PT. Duta Network Indonesia?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan suatu deskripsi singkat tentang kajian/penelitian yang pernah diteliti sehingga terlihat jelas letak perbedaan
dengan kajian yang akan dilakukan, dengan tujuan menghindari duplikasi atau pengulangan kajian/penelitian yang sudah ada.8
Dari hasil pengamatan peneliti tentang kajian-kajian maupun penelitian sebelumnya, ditemukan beberapa kajian maupun penelitian sebagai berikut:
1. Skripsi yang ditulis oleh Arina Haqan yang berjudul “Marketing Plan Dalam Multilevel Marketing Haji PT. Mitra Permata Mandiri Jakarta Dalam Prespektif Hukum Islam”. Skripsi ini menjelaskan tentang
mekanisme marketing plan di PT. Mitra Permata Mandiri yang konsep kerja samanya adalah mudharabah, tetapi tidak dijelaskan berapa besar bagi hasilyang akan didapatkan dari perserikatan tersebut, hanya dijelaskan komisiyang akan didapatkan setiap berhasil mendapatkan anggota baru. Menurut penulis bisnis yang dijalankan oleh PT. Mitra Mandiri jauh dari ketentuan Hukum Islam, baik dari segi kerjasama yang tidak transparan dalam hal pengelolaan dana dan distribusi bagi hasilnya. Selain itu, upah/komisi yang diberikan juga mengandung gharar, karena
bentuk kerjanya tidak konkrit dan tidak jelas. Dan juga unsur gharar dari usaha ini adalah apabila nasib anggota paling bawah (terakhir) tidak diketahui secara pasti kapan dia akan melaksanakan ibadaha haji atau umrah yang menjadi tujuan awal jika ternyata PT. Mitra Permata Mandiri collaps.9
2. Skripsi yang ditulis oleh Afida Zulfia yang berjudul “ Studi Analisis
Tentang Sistem Pemasaran Dalam Multilevel Marketing (MLM) Dalam Prespektif Hukum Perdata Dan Hukum Islam (Studi di PT. Daehsan
Surabaya)”Skripsi ini menjelaskan tentang pandangan hukum islam dan
hukum perdata terhadap sistem pemasaran dalam multilevel marketing yang ada di PT. Daehsan Surabaya. Menurut penulis MLM yang dilaksanakan perusahaan DXN pada prinsipnya boleh (mubah), sedang praktek di lapangan tergantung masing-masing, jikalau melakukan transaksi berlawanan dengan prinsip jual beli maupun perdagangan dalam al-qur’an haram hukumnya.10
3. Skripsi yang ditulis oleh Ami Sholihati yang berjudul “ Tinjauan Hukum
Islam Tentang Intensiv Pasif Income Pada Multilevel Marketing Syariah
di PT. K-link Internasional”. Peneliti menyimpulkan bahwapassif Incomedisini adalah komisi yang didapat oleh upline lebih besar dari pada downline, meski downline lebih bekerja keras dari pada upline. Akan
9Arina Haqan, “ Marketing Plan Dalam Multilevel Marketing Haji PT. Mitra Permata Mandiri
Jakarta Dalam Prespektif Hukum Islam” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2008),58-59.
10Afida Zulfia, “Studi Analisis Tentang Sistem Pemasaran dalam Multilevel marketing (MLM)
tetapi downline rela jika komisi upline lebih besar, jadi passive income
disini menurut peneliti hukumnya diperbolehkan.11
Skripsi di atas lebih menekankan pada hukum islam dan hukum perdata secara global, sedangkan yang akan peneliti lakukan fokusnya terhadap komparasi (persamaan dan perbedaan)hukum islam yang bersumber dari ketetapan fatwa DSN MUI dan fokus terhadap hukum perdata yang bersumber
dari peraturan perdagangan menteri perdagangan.
E. Tujuan Penelititian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilakukan ini sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsungdi PT. Duta Network Indonesia
2. Untuk menjelaskan penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung di PT. Duta Network Indonesia menurut menurut fatwa DSN MUI no: 75/DSN MUI/ VII/2009?
3. Untuk menjelaskan penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung di PT. Duta Network Indonesia menurut menurut peraturan menteri perdagangan RI no:32/M-DAG/PER/8/2008?
11Ami Sholihati, “ Tinjauan Hukum Islam Tentang Intensiv Pasif Income Pada Multilevel
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat bermanfaat dan berguna bagi peneliti maupun pembaca lain, diantaranya:
Kegunaan secara teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khusunya ilmu Hukum Ekonomi Syariah (muamalah).
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan manfaat bagi:
1. Peneliti
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan tugan akhir untuk mendapatkan gelar S-1 dan juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah.
2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada akademisi, yaitu manfaat berupa sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Hukum Ekonomi Syariah.
3. Masyarakat
G. Definisi Operasional
Definisi operasional di sini memuat beberapa penjelasan tentang pengertian yang bersifat operasional, yaitu memuat masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian yang kemudian didefinisikan secara jelas dan mengandung spesifikasi mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa istilah dalam penelitian ini sebagai berikut
Tinjauan Fatwa Dewan Syariah
Nasional : pandangan ataupun pendapat
menurut ketetapan yang dihasilkan
oleh para majelis ulama’ Indonesia
tentang pedoman penjualan langsung berjenjang syariah
Peraturan Menteri Perdagangan RI : Peraturan yang membahasa tentang perdagangan, yaitu peraturan yang membahas tentang penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung.
Perdagangan dengan sistem
Perusahaan Duta Network Indonesia : perusahaan yang bergerak dalam
bidang penjualan pulsa elektrik, listrik Pra atau Pasca bayar dengan sistem keagenan.
H. Metode Penelitian
Untuk mempermudahkan proses pelaksanaan penelitian, maka penulis akan memilih dan menerapkan metode penelitian lapangan yang bersifat kualitatif yang meliputi :
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan penulis laksanakan merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah suatu prosedur penelitian bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, lisan atau dari orang-orang atau perilaku mereka yang diamati.12Maksud dari penelitian lapangan adalah penelitian yang obyek datanya diperoleh berdasarkan kerja-kerja yang meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi.Tujuan dari penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial.13Dalam hal ini peneliti menganalisa penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan
12Lexy J. Moleong, Metode Penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 3. 13Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Bumi aksara, Cet.ke X,
sistem penjualan langsung pada PT. Duta Network Indonesia menurut fatwa
DSN MUI dan Peraturan Menteri Perdagangan RI 2. Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah jenis data yang diperoleh langsung dari sumber asli.14 Adapun yang tergolong sumber data primer yaitu: wawancara langsung di PT. Duta Network Indonesia, yaitu: anggota/ agency marketing dan pimpinan kantor
PT. Duta Network Indonesia, Fatwa DSN-MUI No:75/DSN-MUI/VII/2009, Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung,
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.15Data sekunder ini biasanya sebagai pelengkap dari data primer. Data sekunder ini yang mendukung penelitian ini terdiri dari seuruh data yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan penjualan
14Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
103.
langsung serta akad-akad yang terkait dengan penjualan langsung, yaitu: al-Fiqh Islam Wa Adillatuh karya Wahbah Zuhayliy, Kuswara,Shahih Bukharih karya Sayyid Assabiq, Qawaidul Buyu’
Wa alQawaid alFuru’ Karya Walid bin Rasyid Sa’idan,Mengenal
MLM Syariah dari Halal Haram, Kiat Berwirausaha, Sampai Pengelolaannya, dan data dokumentasi yang diperoleh dari PT. Duta Network Indonesia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data penelitian juga dipengaruhi dari jenis dari sumber data. Dikarenakan jenis sumber data dalam penelitian ini adalah manusia (person) dan kertas/ tulisan (paper) maka untuk
mempeoleh dan mengumpulkan data digunakan model pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara
Teknik wawancara adalah sutu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan percakapan atau dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan terwawancara atau narasumber bertujuan untuk mendapatkan informasi relevan yang dibutuhkan penelitian.16 Obyek wawancara adalah konsumen, agency marketing dan perwakilan darikantor PT. Duta Network Indonesia.
b. Observasi
16Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kegiatan untuk menjawab pertanyaan penelitian.17Dalam melakukan observasi menggunakan observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti menggembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang
terjadi di Lapangan.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyampaikan data berupa sumber data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih actual dan sesuai dengan masalah penelitian.18 Sumber data tertulis dapat dibedakan menjadi: dokumen resmi, arsip, ataupun dokumen pribadi.19
4. Teknik Pengolahan Data
Tahapan-tahapan dalam pengelolaan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Organizing yaitu suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.20
17Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 247. 18Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, 152. 19Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 247.
b. Editing yaitu kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan data tersebut.21 serta memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh dengan memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang meliputi kesesuaian dan keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian, kejelasan serta relevansinya dengan permasalahan. Teknik ini digunakan peneliti untuk memeriksa kelengkapan data-data yang
sudah diperoleh.22
c. Coding yaitu kegiatan mengklasifikasi dan memeriksa data yang relevan dengan tema penelitian agar lebih fungsional.23
d. Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil editing dan organizing data yang diperoleh dari sumber-sumber
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan.24
5. TeknikAnalisis Data
Proses analisa data merupakan suatu proses penelaahan data secara mendalam. Menurut Lexy J. Moleong proses analisa data dapat dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi, gambar dan foto.25Guna
21 Ibid., 97.
22Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Bumi aksara, 1997), 153. 23 Ibid., 99.
24Ibid., 95.
memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan, dan menyimpulkan data.
Pola pikir yang digunakan adalah pola piker induktif.Pola pikir induktif adalah mengungkapkan fakta-fakta atau kenyataan dari hasil penelitian.26 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisa: a. Deskriptif Analisis, yakni suatu analisa penelitian yang dimaksudkan
untuk mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.27 Penggunaan metode ini memfokuskan penulis pada adanya usaha untuk menganalisa seluruh data tentang
“penyelenggaran kegiatan usaha perdagangan dengan system penjualan
langsung di PT. Duta Network Indonesia, fatwa DSN-MUI No:
75/DSN-MUI/VII/2009, dan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 32/M-DAG/PER/8/2008” sebagai satu kesatuan dan tidak dianalisa secara
terpisah.
b. Dan digunakan juga metode komparasi, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data yang berbeda dengan jalan membandingkan antara sumber data yaitu Fatwa DSN MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 dengan Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 32/M-DAG/PER/8/2008 mengenai kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung, untuk kemudian diambil suatu hukum yang seharusnya diterapkan dalam melaksanakan kegiatan muamalah.
26Joko Subagyo, Metode Penelitian (dalam Teori dan Praktek), (Jakarta: Rineka Cipta, Cet: V,
2006), 88.
I. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis agar mempermudah
pembahasan dalam penelitian ini, sistematika pembahasannya sebagai
berikut:
Bab pertama yang merupakan pendahuluan yang memaparkan latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan yang terakhir sistematika pembahasan.
Bab kedua menguraikanfatwa DSN-MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) dan peraturan Menteri perdagangan RI Nomor: 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung sebagai landasan teori dalam penelitian ini.
Bab ketiga berisikan gambaran umum tentang PT. Duta Network
Indonesia yaitu tentang (Sejarah Berdirinya PT. Duta Network Indonesia, Visi
dan Misi PT. Duta Network Indonesia, Struktur Organisasi PT. Duta Network
Indonesia), dan Praktek Pelaksanaan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan
Sistem Penjualan Langsung di PT. Duta Network Indonesia: “ Sistem
PenjualanProduk, Sistem Pembagian Komisi dan Bonus, Sistem Perekrutan
Anggota “, berisikan gambaran umum fatwa DSN MUI dan Peraturan
Menteri Perdagangan RI yang mengatur tentang kegiatan usaha perdagangan
Bab keempat yaitu merupakan berbagai sajian pada bab kedua dan
ketiga itu kemudian dirangkai dalam suatu deskriptif analisa dan komparatif
yang dituangkan dengan judul “ Studi Komparasi Antara Fatwa DSN MUI
No: 75/DSN MUI/VII/2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor:
32/M-DAG/PER/8/2008 Terhadap Kegiatan Usaha Perdagangan Dengan
Sistem Penjualan Langsung Di PT. Duta Network Indonesia.
Bab kelima merupakan penutup yang memuat hasil akhir dari penelitian
yaitu berupa kesimpulan yang menjawab rumusan masalah serta memberikan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
FATWA DSN MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) DAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI NO. 32/M-DAG/PER/8/2008
A. Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah (PLBS)
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),
setelah menimbang bahwa metode penjualan barang dan produk jasa dengan
menggunakan jejaring pemasaran (network marketing) atau pola penjualan
berjenjang termasuk di dalamnya Multi Level Marketing (MLM) telah
dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan
produk jasa seperti ter-sebut pada butir a telah berkembang sedemikian rupa
dengan inovasi dan pola yang beragam, namun belum dapat dipastikan
kesesuaiannya dengan prinsip syariah. Praktik penjualan barang dan produk
jasa seperti tersebut dapat berpotensi merugikan masyarakat dan
mengandung hal-hal yang diharamkan.
Agar mendapatkan pedoman syariah yang jelas mengenai praktik
penjualan langsung berjenjang syariah (PLBS), DSN-MUI perlu menetapkan
Fatwa tentang Pedoman PLBS.
1. Dasar Hukum
a. QS. An Nisa’ ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”.
b. Q.S Al Maidah ayat 1:
ۚد قعۡلٱب ا ف ۡ أ ا ٓ ن اء نيذل ا يأٓي
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu….”c. Q.S Al Baqarah ayat 275:
...
ۚا برل رح عۡي ۡل َ لحأ
“…. dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”2. Putusan Fatwa Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS)
a. Ketentuan Umun
1) Penjualan Langsung Berjenjang adalah cara penjualan barang atau
jasa melaluijaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan
atau badan usaha kepada sejumlah perorangan atau badan usaha
lainnya secara berturut-turut.
2) Barang adalah setiap benda berwujud, baik bergerak maupun tidak
bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang
dapat dimiliki, diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau
dimanfaatkan oleh konsumen.
3) Produk jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau
pelayanan untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
4) Perusahaan adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan barang dan atau produk
jasa dengan sistem penjualan langsung yang terdaftar menurut
5) Konsumen adalah pihak pemakai barang dan atau jasa, dan tidak
untuk diperdagangkan.
6) Komisi adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada
mitra usaha atas penjualan yang besaran maupun bentuknya
diperhitungkan berdasarkan prestasi kerja nyata, yang terkait
langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang dan atau
produk jasa.
7) Bonus adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh perusahaan
kepada mitra usaha atas penjualan, karena berhasil melampaui
target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan
perusahaan.
8) Ighra’ adalah daya tari luar biasa yang menyebabkan orang lalai
terhadap kewajibannya demi melakukan halal atau transaksi dalam
rangka mempereroleh bonus atau komisi yang dijanjikan.
9) Money Game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat
atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan
bonus dari hasil perekrutan/ pendaftaran Mitra Usaha yang
baru/bergabung kemudian dan bukan dari hasil penjualan produk,
atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual
tersebut hanya sebagai kamuflase atau tidak mempunyai
mutu/kualitas yangdapat dipertanggung jawabkan.
10)Excessive mark-up adalah batas marjin laba yang berlebihan yang
adalah strategi perekrutan keanggotaan baru PLB yang dilakukan
oleh anggota yang telah terdaftar sebelumnya.
11)Mitra usaha/stockist adalah pengecer/retailer yang menjual/
memasarkan produk-produk penjualan langsung.
b. Ketentuan Hukum
Di Indonesia bisnis MLM terus berkembang, tidak terkecuali
dengan MLM syariah. Bisnis ini dapat menimbulkan hal-hal yang
dapat merugikan masyarakat jika dalam sistemnya terdapat
unsur-unsur yang dilarang oleh Syariah Islam, seperti adanya money game
(perjudian), komisi pasif. Untuk itu, Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada tahun 2009 mengeluarkan fatwa
No: 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Pedoman Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah (PLBS). Dalam fatwa tersebut, MUI memutuskan
beberapa ketentuan yang harus terpenuhi oleh perusahaan MLM, agar
dalam sistemnya dapat berjalan sesuai Syariah. Ketentuan-ketentuan
dalam fatwa No: 75/DSN-MUI/VII/2009 yang wajib dilakukan oleh
PLBS ( Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) adalah sebagai
berikut:
1) Adanya obyek transaksi riil yang diperjual belikan berupa barang
atau produk jasa.
2) Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang
diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang
3) Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur
gara>r, maysi>r, d{arar, {zulm, maksiat, riba.
4) Tidak ada kenaikan harga atau biaya yang berlebihan (excessive
mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan
dengan kualitas dan manfaat yang diperoleh.
5) Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik
besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja
nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil
penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan
utama mitra usaha dalam PLBS. Dalam hal menetapkan nilai-nilai
insentif haruslah adil dan sesuai dengan kemampuan kerjanya.
Bonus seorang Up-line tidak boleh mengurangi hak Down-line
nya, sehingga tidak ada yang di dhzalimi.
6) Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra
usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad)
sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang
ditetapkan oleh perusahaan.
7) Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh
secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan
barang dan atau jasa.
8) Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota
9) Tidak ada eksploitasi atau ketidakadilan dalam pembagian bonus
antara anggota pertama dengan anggota berikutnya.
10)Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan secara
seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang
bertentangan dengan Aqidah, Syariah, dan Akhlak Mulia, seperti
Syirik, Kultus, Maksiat.
11)Setiap mitrausaha yang melakukan perekrutan keanggotaan
berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
anggota yang direkrutnya tersebut.
12)Tidak melakukan kegiatan money game.1
B. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang
Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung
Sistem Penjualan langsung (Direct Selling) adalah metode dan/atau
jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra
usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus berdasarkan hasil
penjualan kepada konsumen di luar lokasi eceran tetap.
Dalam mekanismenya, terdapat beberapa persyaratan kegiatan usaha
perdagangan dengan sistem penjualan langsung yang harus dipenuhi oleh
perusahaan, antara lain:
1
a. Memiliki atau menguasai kantor dengan alamat yang benar, tetap, dan
jelas;
b. Melakukan penjualan barang dan/atau jasa dan rekruitmen mitra
usaha melalui sistem jaringan;
c. Memiliki program pemasaran yang jelas, transparan, rasional, dan
tidak berbentuk skema jaringan pemasaran terlarang;
d. Memiliki kode etik dan peraturan perusahaan yang lazim berlaku di
bidang usaha penjualan langsung;
e. Memiliki barang dan/atau jasa yang nyata dan jelas dengan harga
yang layak dan wajar;
f. Memenuhi ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
g. Memberikan komisi, bonus, dan penghargaan lainnya berdasarkan
hasil kegiatan penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh
mitra usaha dan jaringannya sesuai dengan yang diperjanjikan;
h. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaannya;
i. Memiliki ketentuan tentang harga barang dan/atau jasa yang dijual
dalam mata uang Rupiah (Rp) dan berlaku untuk mitra usaha dan
j. Menjamin mutu dan pelayanan purna jual kepada konsumen atas
barang dan/atau jasa yang dijual;
k. Memberikan alat bantu penjualan (starter kit) kepada setiap mitra
usaha yang paling sedikit berisikan keterangan mengenai barang
dan/atau jasa, program pemasaran, kode etik, dan/atau peraturan
perusahaan;
l. Memberikan tenggang waktu selama 10 (sepuluh) hari kerja kepada
calon mitra usaha untuk memutuskan menjadi mitra usaha atau
membatalkan pendaftaran dengan mengembalikan alat bantu
penjualan (starter kit) yang telah diperoleh dalam keadaan seperti
semula;
m. Memberikan tenggang waktu selama 7 (tujuh) hari kerja kepada mitra
usaha dan konsumen untuk mengembalikan barang, apabila ternyata
barang tersebut tidak sesuai dengan yang diperjanjikan;
n. Membeli kembali barang, bahan promosi (brosur, katalog, atau
leaflet), dan alat bantu penjualan (starter kit) yang dalam kondisi
layak jual dari harga pembelian awal mitra usaha ke perusahaan
dengan dikurangi biaya administrasi paling banyak 10% (sepuluh
persen) dan nilai setiap manfaat yang telah diterima oleh mitra usaha
berkaitan dengan pembelian barang tersebut, apabila mitra usaha
o. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian atas
kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yang diperdagangkan, akibat kesalahan perusahaan
yang dibuktikan dengan perjanjian;
p. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai
dengan perjanjian;
q. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan para mitra usaha, agar bertindak dengan
benar, jujur, dan bertanggungjawab;
r. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua mitra usaha untuk
berprestasi dalam memasarkan barang dan/atau jasa;
s. Melakukan pendaftaran atas barang dan/atau jasa yang akan
dipasarkan pada instansi yang berwenang, sesuai peraturan
perundang-undangan; dan
t. Mencantumkan nama perusahaan yang memasarkan dengan sistem
penjualan langsung pada setiap label produk.
Selain persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan
kewenangan untuk memberikan pengaturan kegiatan usaha perdagangan
dengan sistem penjualan langsung. Selain itu menteri berhak melimpahkan
wewenang penerbitan SIUPL (Surat Izin Usaha Penjualan Langsung) kepada
Dirjen PDN dan Dirjen PDN melimpahkan wewenang penerbitan SIUPL
kepada Direktur Binus dan PP.
Kementrian Perdagangan dalam memberikan aturan untuk kegiatan
usaha perdagangan penjualan langsung tersebut dengan tujuan agar
terciptanya pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan penjualan
langsung tersebut. Adapun pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
sebagai berikut:
a. Dirjen PDN melakukan pembinaan dan pengawasan serta evaluasi
terhadap penyelenggaraan usaha perdagangan dengan sistem
penjualan langsung.
b. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
penyuluhan, konsultasi, pendidikan, dan pelatihan.
c. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan.
d. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan
laporan tahunan kegiatan usaha perusahaan yang disampaikan oleh
Perusahaan yang telah memiliki SIUPL, dilarang melakukan kegiatan
menawarkan, mempromosikan, mengiklankan barang dan/atau jasa secara
tidak benar, berbeda, atau bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya.
Selain itu larangan lain yang diberkalukan dalam peraturan tersebut yaitu
menawarkan barang dan/atau jasa dengan cara pemaksaan atau cara lain yang
dapat menimbulkan gangguan, baik fisik maupun psikis terhadap konsumen.
Menawarkan barang dan/atau jasa dengan membuat atau mencantumkan
klausula baku pada dokumen dan/atau perjanjian yang tidak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen juga
merupakan suatu larangan yang diberlakukan dalam aturan tersebut.
Dari segi penjualan, Kementrian Perdagangan membuat larangan yang
mengatur tentang penjualan barang dan/atau jasa yang tidak mempunyai
tanda daftar dari Instansi teknis yang berwenang, khususnya bagi barang
dan/atau jasa yang wajib terdaftar menurut ketentuan perundang-undangan.
Selain itu, aturan lain yang diberlakukan yaitu menarik dan/atau
mendapatkan keuntungan melalui iuran keanggotaan atau pendaftaran
sebagai mitra usaha secara tidak wajar. Menerima pendaftaran keanggotaan
sebagai mitra usaha dengan nama yang sama lebih dari 1 (satu) kali,
mengharuskan atau memaksakan kepada mitra usaha membeli barang
dan/atau jasa untuk dijual atau pemakaian sendiri dalam jumlah besar yang
melebihi kemampuannya dalam menjual. Menjual atau memasarkan barang
langsung, usaha perdagangan yang terkait dengan penghimpunan dana
masyarakat, membentuk jaringan pemasaran terlarang dengan nama atau
istilah apapun juga merupakan larangan yang diberlakukan dalam aturan
tersebut. Yang terakhir larangan yang terdapat dalam aturan tersebut yaitu
menjual dan/atau memasarkan barang dan/atau jasa yang tidak tercantum
dalam SIUPL; dan/atau menjual dan/atau memasarkan barang yang
pada label produknya tidak tercantum nama perusahaan yang memasarkan
dengan sistem penjualan langsung.
Dengan aturan tersebut yang meliputi kewajiban dan larangan
kegiatan usaha perdagangan penjualan langsung, pemerintah mengharapkan
agar perusahaan yang terikat dengan aturan tersebut dapat menciptakan
kegiatan usaha yang fair, transparent, integrity, dsb. Oleh karena itu,
perusahaan memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan
kegiatan usaha perusahaan kepada Direktur Binus dan PP dengan
menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan
Menteri ini dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat setiap tanggal
31 Maret tahun berikutnya.2
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III
KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG Di PT. DUTA NETWORK INDONESIA
A. Gambaran Umum Tentang PT. Duta Network Indonesia
1. Sejarah Berdirinya PT. Duta Network Indonesia
PT Duta Network Indonesia adalah salah satu dari ribuan
perusahaan Multi Level Marketing (MLM) yang berdiri pada tanggal 19
Januari 2006 yang merupakan lembaga MLM yang berperan sebagai
penggerak dan media keuangan umat manusia.1 PT. Duta Network
Indonesia ini sebagai perusahaan yang didirikan oleh, dari dan untuk
masyarakat yang telah memberi harapan baru bagi pengembangan
ekonomi masyarakat menengah keatas, hal ini karena perputaran dana
yang semaksimal mungkin digunakan untuk member sendiri, sehingga
nantinya lebih mengakar. Dengan sistem bisnis yang diterapkan
kehadiranya di rasa lebih sesuai dengan sistem bisnis MLM pada
umumnya. PT. Duta Network Indonesia adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang perdagangan umum dan jasa pemasaran yang
memberikan manfaat dan peluang bisnis untuk para mitra dengan berbasis
E-Commerce, dengan meluncurkan suatu konsep marketing yang handal,
aman dan mudah dijalankan, didukung dengan management dan IT yang
profesional, serta marketing plan yang memberikan manfaat dan peluang
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id besar kepada para mitra atau para member. PT. Duta Network bukanlah
suatu bisnis hyip, money game, investasi, arisan berantai atau yang
sejenisnya. PT. Duta Network tidak pernah menjanjikan keuntungan
tanpa adanya usaha. Tetapi yakinkan dengan sedikit usaha dan keyakinan
untuk menjalankan sistem Duta Network anda akan segera bisa
menikmati hasil yang revolusioner. PT. Duta Network Indonesia ini juga
bekerja sama dengan lembaga keuangan yaitu Bank Syariah Mandiri
sebagai Bank syariah terbesar di Indonesia, hal tersebut sekaligus menjadi
media penghubung yang melayani kepentingan masyarakat yang
kebanyakan Beragama islam. Karena tidak semua masyarakat islam
banyak yang mau masuk di bank konvensional.2
2. Visi, Misi dan Tujuan PT. Duta Network Indonesia
a. Visi
Menjadi perusahaan network marketing terdepan yang mampu
menjadi Perusahaan yang sehat dan Profesional menuju kemakmuran
Bersama serta memberikan solusi bersama untuk membantu
pengentasan kemiskinan di Indonesia. Maka dari itu, untuk mencapai
visi tersebut Duta Network berkomitmen membangun jaringan
organisasi yang kuat dan berbasis dari pelanggan serta dengan motto
Duta terpercaya membangun usaha.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Misi
1) Membentuk SDM yang profesional dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
2) Menciptakan lapangan kerja baru untuk hidup yang lebih baik
3) Memberikan sumber penghasilan baru
4) Berperan serta mencerdaskan anak bangsa
5) Mendorong pertumbuhan perekonomian negara dengan kejujuran
dan kebersamaan
c. Tujuan
Semua orang pasti mempunyai tujuan dalam hidupnya. Orang
yang mempunyai tujuan yang terealisasi membuat seseorang akan
mudah bersemangat untuk menggapainya. Dalam berbisnis seseorang
pasti mempunyai tujuan yang jelas yaitu utamanya untuk
mendapatkan uang, dimana uang ini untuk mewujudkan impian atau
prioritas dalam hidupnya tujuan ini memanglah benar adanya. Selain
mendapatkan uang tujuan yang kedua yaitu membangun asset
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terus menerus yang nantinya akan bisa mewujudkan impian atau
prioritas.3
3. Legalitas Perusahaan dan Struktur Organisasi PT. Duta Network Indonesia
a. Legalitas Perusahaan
1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor 503/11/11.34/SIUP/-PB/V/2010 dengan jenis usaha jasa sistem penjualan dengan melalui jaringan online.
2) Tanda Daftar Perusahaan Perusahaan Perseroan Terbatas (TDP-PT) dengan nomor 113417200473.
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) nomor 02.767.320.1-528.000
4) Izin Gangguan (HO) pada tanggal 21 Juni 2010 dengan nomor 503.530/171 Tahun 2010.4
b. Struktur Organisasi PT. Duta Network Indonesia.
Pada umumnya dalam sebuah lembaga mempunyai struktur
organisasi, karena hal tersebut adalah hal yang sangat penting dalam
suatu lembaga. Struktur organisasi juga dapat dianggap sebagai salah
satu kerangka untuk melaksanakan manajemen dalam suatu
perusahaan ataupun dalam suatu team dalam dunia bisnis. Adapun
struktur organisasi PT. Duta Network Indonesia.
3
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan, http://duta-network-indonesia-profil-perusahaan.html. Diakses pada tanggal 30 Mei 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.1. Struktur Organisasi PT. Duta Network Indonesia
B. Praktek Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung PT. Duta Network Indonesia
1. Sistem Penjualan Produk dan Perekrutan Anggota
Alur Skema Sistem Penjualan Produk dan perekrutan Anggota5
Tabel 3.2. Alur Skema Sistem Penjualan Produk dan Perekrutan Anggota
START AWAL
Promosikan Bisnis Anda Dengan Cara:
1.Secara Online : iklan baris gratis, iklan berbayar, Fb, Twitter, YM, Email, dll.
2. Secara Offline : Brosur, mulut ke mulut, seminar, dll.
Ada calon member tertarik promosi anda: 1. 1. Lalu si calon member melakukan pengisian
formulir pendaftaran di blog / website anda.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. 2. Setelah mengisi formulir lalu calon member
melakukan konfirmasi memberitahukan pada anda bahwa dia telah mendaftar
Calon member melakukan transfer :
Calon member melaksanakan perintaah transfer biaya pendaftaran + ongkos kirim kartu member ke rekening anda
Uang transfer biaya pendaftarn dari calon member masuk ke rekening anda:
Segera lakukan pengaktifan calon member dengan 2 (dua) cara yaitu:
Cara Pertama Anda segera konfirmasi ke CARD AGENCY bahwa ada member baru yang mau gabung, dan segera transfer dana dari member tersebut ke CARD AGENCY agar diproses pengaktifannya oleh Card Agency. Setelah member tersebut aktif member tersebut sudah bisa menjalankan bisnis ini dan sudah bisanmerekrut member baru.
Cara Kedua: Anda konfirmasi ke Card Agency bahwa ada calon member yang gabung. Lakukan transfer biaya ( dana dari calon member). Lalu anda minta PIN dan SERIAL KARTU MEMBER untuk anda aktifkan sendiri. Setelah member baru tersebut aktif segera kirim SMS Data-data member tersebut agar member dapat menjalankan bisnis ini. Dan kartu member akan dikirim ke alamat member baru tersebut.
2. Sistem Pembagian Komisi
a. Komisi Sponsor6
Anda akan mendapatkan komisi sponsor sebesar Rp. 20.000,-
setiap anda mereferensikan 1 orang atau bergabung pada Duta
Network, tanpa batasan jumlah dan level, maupun posisi.
Contoh : anda mensponsori A,B dan C maka komisi anda
adalah : 3 x Rp. 20.000,- = Rp. 60.000,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Komisi Pasangan atau keseimbangan dan Deposit pulsa HP
Anda akan mendapatkan komisi pasangan (keseimbangan)
sebesar Rp. 22.500,- cash ditambah komisi deposit pulsa sebesar Rp.
7.500,- setiap terjadi 1 (satu) keseimbangan jumlah jaringan sebelah
kiri dan kanan. Potensi komisi pasangan anda (flush out) Rp.
270.000,-/ hari dan Rp. 90.000,-/ hari (12 kiri : 12 kanan/ hari).
c. Komisi Pengembangan (Titik)
Anda akan mendapatkan komisi pengembangan / titik sebesar
Rp. 1.000,- per titik (member) apabila terjadi penambahn jumlah
member dalam jaringan anda sampai dengan kedaalaman 20 level
tidak harus seimbang. Potensi komisi pengembangan (titik) yang bisa
anda peroleh Rp. 2.097.150.000,-
Tabel 3.3. Gambaran Potensi Komisi Titik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Komisi Duplikasi
Komisi duplikasi (generasi) adalah komisi yang diberikan
kepada anda apabila member yang anda sponsori mendapatkan komisi
pasangan sampai kedalaman 3 generasi.
Tabel 3.4. Komisi Duplikasi
Generasi I : Rp. 2.000,- Generasi II : Rp. 2.000,- Generasi III : Rp. 2.000,-
Potensi komisi duplikasi yang bisa anda dapatkan apabila
dengan pensponsoran 5 orang adalah :
Tabel 3.5. Potensi Komisi Duplikasi
Generasi I : Rp. 2.000,- x 5 x 12 = Rp. 120.000,-/hari Generasi II : Rp. 2.000,- x 25 x 12 = Rp. 600.000,/hari Generasi III : Rp.2.000,-x125 x 1 = Rp. 3.000.000,/hari
TOTAL = Rp. 3.720.000,-/hari
e. Komisi Royalty Pulsa
Anda akan mendapatkan komisi royalty pulsa jika member
yang anda sponsori melakukan transaksi atau penjualan pulsa setiap
transaksi akan mendapatkan deposit pulsa sebesar 10,- dan komisi
royalty pulsa secara otomatis akan ditransfer setelah terakumulasi
minimal sebesar 5.000,- yang akan ditransfer di hari berikutnya. 18 262.144 Rp. 1000,- Rp. 262.144.000,-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.6. Gambaran Komisi Royalty Pulsa
LEVEL ANGGOTA ROYALTY TRANSAKSI TOTAL
1 2 10.- 3 60,-
Komisi reward adalah komisi yang diberikan berdasarkan
prestasi yang anda peroleh. Perhiyungan menggunakan point rolling
dimana satu kali roling adalah jika terjadi penambahan jumlah
member di jaringan anda sebanyak minimal 13 kiri: 13 kanan
persamaan satu hari.
Tabel 3.7. Komisi Reward
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. GBPU ( Garis-garis Besar Pedoman Usaha )
a. Ketentuan Keanggotaan (member) Cara Menjadi Anggota7
Keuntungan Menjadi Anggota antara lain:
1) Kartu member berlaku selamanya, kartu member anda juga
berfungsi sebagai kartu diskon (discount card) belanja pada
merchant atau outlat yang bekerja sama dengan PT. Duta
Network Indonesia
2) Anda mendapatkan satu usaha yang bisa diwariskan
3) Potensi mendapatkan penghasilan Rp. 270.000,- / hari (untuk
member silver)
4) Subsidi pulsa senilai Rp. 90.000,- / hari (untuk member silver)
5) Mempunyai kesempatan memperoleh asuransi kecelakaan,
televisi, handphone, komputer, sepeda motor bahkan sampai
mobil
Untuk bisa menikmati semua fasilitas, pelayanan serta
penghasilan yang spektakuler dari program DUTA NETWORK,
maka anda harus :
1) Membeli kartu aktivasi Rp. 185.000,- pada card agency di
kota anda
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2) Kunjungi website kami www.dni.co.id untuk mengaktivasi
kartu anda dengan memasukkan No. seri dan No. pin yang
tertera di kartu aktivasi anda, atau melalui SMS Gateway
(fasilitas ini akan segera menyusul) kami.
3) Setelah semuanya anda lakukan dan mendapatkan nomer
anggota dan nomer kode agen, maka anda telah resmi
bergabung dengan keluarga besar “Duta Network”
Perubahan data bisa dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Yang bersangkutan meninggal dunia
2) Mengirimkan KTP pihak penghibah dan yang dihibahi serta
menyertakan foto kopi kartu keanggotaan bolak bali, serta
menyertakan nomer keanggotaan Duta Network
3) Apabila yang dihibahi belum punya KTP bisa menyertakan
foto kopi kartu keluarga
4) Persetujuan perubahan akan selesai diproses dengan jangka
waktu dua minggu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Peraturan Anggota Duta Network Indonesia8
1) Membership atau keanggotaan Duta Network adalah terbuka
bagi masyarakat umum yang merupakan wirausaha mandiri
dan bukan sebagai karyawan atau staff atau pegawai dari PT.
Duta Network Indonesia
2) Pendaftaran Duta Network hanya dilakukan secara online
(e-commerce), pendaftaran diluar ketentuan ini Duta – Network
tidak bertanggung jawab atas segala dampak yang ditimbulkan
3) Calon member wajib mencantumkan dan mengisi data-data
administrasi secara benar, apabila terjadi kesalahan data-data
administrasi oleh member, perusahaan tidak bertanggung
jawab atas segala permasalahan yang timbul dikemudian hari
4) Setiap member berhak mendapatkan kartu membership yang di
dalamnya tertera No. seri dan No. pin. Member wajib menjaga
nomer pin dan nomer seri, serta nomer ID dan password
pribadi. Penyalah gunaan terhadap nomer pin, nomer seri,
nomer ID dan password menjadi tanggung jawab member yang
bersangkutan
5) Kartu member tidak dapat diuangkan atau dikembalikan
kepada perusahaan (No Refund)
6) Semua member yang bergabung diwajibkan mempunyai
sponsor dan dianggap sudah mengerti atau memahami semua
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id aturan atau program marketing plan serta segala resiko yang
menyertainya. Tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak
manapun
7) Penghasilan diperoleh jika member menjalankan sistem secara
benar, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Duta
Network. Karena Duta Network bukanlah perusahaan investasi
atau HYIP atau sejenisnya
8) Setiap member diwajibkan menggunakan nomer rekening atas
nama sendiri. Setiap satu nama atau satu nomer tekening
dibatasi hanya mempunyai 7 (tujuh) hak usaha di Duta
Network. Pelanggaran terhadap aturan ini sistem computer
Duta Network akan menolak dan perusahaan tidak
bertanggung jawab jika terjadi permaslahan dikemudian hari
9) Jika perusahaan menemukan kecurangan atau tindakan yang
merugikan member lain dan atau merugikan PT. Duta
Network Indonesia ( Duta Network) baik secara moral atau
material maka perusahaan Duta Network Indonesia berhak
menon aktifkan dan atau mencabut keanggotaan member yang
bersangkutan
10)Perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap janji-janji lisan
maupun tertulis maupun dari member yang tidak sesuai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang timbul atas janji-janji tersebut adalah merupakan
tanggung jawab dari member yang bersangkutan
11)Setiap member wajib menjaga nama baik perusahaan Duta
Network. Tidak mencemarkan nama baik (menjelek-jelekkan)
perusahaan lain yang sejenis pada saat melakukan presentasi,
dan dilarang mengikuti serta mengembangkan jaringannya
12)Setiap member wajib memberikan keterangan-keterangan
kepada calon member khususnya masyarakat umumnya dengan
sebenar-benarnya. Jika terjadi masalah akibat dari
penyimpangan penyampaian keterang-keterangan dari
marketing plan dan kebijakan perusahaan adalah menjadi
tanggung jawab member yang bersangkutan
13)Setiap member yang dianggap merugikan perusahaan dan juga
menyebabkan keresahan member lain yang akan dikenakan
sanki sesuai kebijakan perusahaan
14)Jika ada laporan tertulis akan dapat dibuktikan kebenarannya
oleh orang (jaringan) lain yang diresahkan karena menjalankan
program Network Marketing lain, maka perusahaan berhak
menon aktifkan keanggotaannya tanpa kompensasi apapun
15)Perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap
kewajiban-kewaajiban kepada member jika di perusahaan terjadi bencana
alam, kerusuhan, huru hara, perubahan kebijakan hukum atau