• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang memiliki keterkaitan hubungan antara satu sama lainnya. Bab 1 ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 membahas tentang kajian pustaka terkait penelitian yang sama, virus corona, gejala dan penyebaran virus corona, Mikrokontroller NodeMCU ESP8266, sensor

5

inframerah MLX90614, LCD, Buzzer, RFID, Google Firebase, dan MIT App Inventor. Bab 3 berisi blok diagram dan flowchart perancangan program sampai dengan pembuatan perangkat. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai komponen yang digunakan pada penyusunan tugas akhir. Analisa dan pembahasan mengacu pada dasar teori pada bab 2 dan data hasil pengujian dibahas pada bab 4. Bab 5 berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran untuk pengembangan tugas akhir untuk kedepannya.

6 BAB II DASAR TEORI 2.1 KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Jecson, Mas Sarwoko, dan Ahmad pada tahun 2016 yang berjudul

“Perancangan Termometer Digital Tanpa Sentuhan” memaparkan hasil perancangan alat menggunakan Arduino Uno dengan pengujian alat pada suhu tubuh manusia di ruang ber-AC, ruang terbuka dan didalam ruangan. Hasil penelitian tersebut diperoleh nilai akurasi suhu pada jarak 10 cm berkisar 98,70%

hingga 99,92%[4].

Penelitian Lazuardo pada tahun 2017 yang berjudul “Rancang Bangun Alat Pengukur Detak Jantung dan Panas Tubuh dengan Komunikasi WiFi (2,4 GHz) Menggunakan Android” memaparkan hasil penelitiannya berupa alat yang digunakan oleh penderita jantung menggunakan Pulse Heart Sensor untuk mendeteksi detak jantung yang diletakan pada jari telunjuk penderita, dan sensor MLX90614 untuk mendeteksi suhu tubuh yang diletakkan pada pergelangan tangan pasien penderita jantung Hasil penelitian yang didapat menggunakan sensor MLX90614 memiliki koefesien determinasi 0,9626 dimana semakin mendekati jarak maka nilai sensor semakin baik[5].

Sedangkan penelitian Nita, Torib, dan Dwi pada tahun 2018 yang berjudul “Uji Thermometer Suhu Tubuh Contact dan Non Contact” memaparkan hasil penelitiannya yang berupa uji coba menggunakan sensor DS18B20 untuk mengukur suhu tubuh contact pada bagian aksila atau ketiak dan sensor MLX90614 untuk mengukur suhu tubuh non contact pada bagian tympani atau telinga menggunakan Arduino Uno. Hasil uji sensitivitas dan spesitifitas didapatkan presentase untuk suhu tubuh non contact adalah 96,67 % [6].

Selanjutya adalah penelitian Taryudi pada tahun 2019 yang berjudul “Patient Monitoring Sistem Berbasis IoT Dalam Pencegahan Penyakit Tuberkulosis”

memaparkan hasil berupa alat menggunakan sensor MAX30100 untuk mengukur kadar oksigen dan detak jantung, sekaligus menggunakan sensor MLX90614 untuk pasien penderita Tuberkulosis. Hasil penelitian n persentase error 6.5% untuk pendeteksi denyut nadi, 4% untuk pendeteksi kadar oksigen dan 1.7% untuk pendeteksi suhu tubuh[7].

7

Hubungan dari keempat penelitian diatas yaitu objek penelitiannya yaitu berupa beberapa pengukuran suhu tubuh manusia menggunakan sensor MLX90614 untuk beberapa kondisi seperti untuk kondisi tubuh di ruang ber-AC, terbuka, dan tertutup, digunakan untuk penderita jantung, TBC, dan diletakan pada bagian tympani. Keempat penelitian tersebut diperlukannya sistem yang dapat memberikan informasi adanya thermometer tanpa sentuh untuk mengukur suhu tubuh tinggi untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan dapat dipantau melalui smartphone.

Tabel 2. 1 Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu No Jurnal Tahun Sensor Mikrok mendekati jarak maka nilai sensor semakin baik.

Memaparkan Hasil uji sensitivitas dan spesitifitas sensor MLX90614 didapatkan presentase untuk suhu tubuh non contact

8

oksigen dan 1.7% untuk pendeteksi suhu tubuh menggunakan sensor MLX90614.

2.2 DASAR TEORI 2.2.1 Virus Corona

Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.

Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus. Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200m. Semua virus ordo Nidovirales memiliki kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA sangat panjang.12 Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang)[1].

Gambar 2. 1 Struktur Coronavirus[1]

Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.

Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar,

9

tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus[1].

Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome (MERS). Namun pada kasus SARS, saat itu host intermediet (masked palm civet atau luwak) justru ditemukan terlebih dahulu dan awalnya disangka sebagai host alamiah. Barulah pada penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa luwak hanyalah sebagai host intermediet dan kelelawar tapal kuda (horseshoe bars) sebagai host alamiahnya. Secara umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral[1].

Transmisi kontak dari manusia ke manusia yaitu kontak langsung dengan jaringan atau cairan tubuh penderita. Covid-19 ditularkan melalui mata, mulut, atau luka terbuka. Penularan transmisi droplet dengan melalui udara, baik secara langsung (airborne) ataupun droplet, penyebaran melalui udara dan droplet biasanya terjadi pada orang yang sudah menderita saluran pernafasan. Selanjutnya penularan melalui rute feses dan oral, makanan air atau permukaan barang yang terkontaminasi biasanya kuman, bakteri atau virus terdapat pada feses, urine, dan air liur penderita.

Gambar 2. 2 Ilustrasi transmisi Coronavirus[1]

Coronavirus menginfeksi orang dewasa atau anak usia lebih tua, dengan gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS atau MERS serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Infeksi Coronavirus biasanya sering terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan faktor iklim dan pergerakan atau perpindahan populasi yang

10

cenderung banyak perjalanan atau perpindahan. Selain itu, terkait dengan karakteristik Coronavirus yang lebih menyukai suhu dingin dan kelembaban tidak terlalu tinggi[1].

Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Pneumonia Coronavirus jenis baru dapat terjadi pada pasien immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat menimbulkan penyakit walaupun sistem imun tubuh berfungsi normal.

Orang-orang dengan sistem imun lemah seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih cepat dan lebih parah. Infeksi Coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus ini lagi sehingga dapat terjadi reinfeksi[1].

2.2.2. Gejala Klinis Virus Corona

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.

Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38oC), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.

Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi[1].

Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.

Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan.

11

Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.

b. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat atau takipnea tanpa adanya tanda pneumonia berat. Berikut ini definisi takipnea pada anak:

● < 2 bulan : ≥ 60x/menit

● 2-11 bulan : ≥ 50x/menit

● 1-5 tahun : ≥ 40x/menit[1]

2.2.3. Node MCU ESP8266

NodeMCU pada dasarnya adalah pengembangan dari ESP 8266 dengan firmware berbasis e-Lua. Pada Node MCU ESP8266 dilengkapi dengan micro usb port yang berfungsi untuk pemorgaman maupun power supply. Selain itu juga pada NodeMCU di lengkapi dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash.

NodeMCU menggunakan bahasa pemorgamanan Lua yang merupakan package dari esp8266. Bahasa Lua memiliki logika dan susunan pemorgaman yang sama dengan C hanya berbeda syntax. Jika menggunakan bahasa Lua maka dapat menggunakan tool Lua loader maupun Lua uploder.

Selain dengan bahasa Lua Node MCU ESP 8266 juga support dengan sofware Arduino IDE dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada Arduino IDE.Sebelum digunakan Board ini harus di Flash terlebih dahulu agar support terhadap tool yang akan digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware keluaran dari Ai Thinker yang support AT Command. Untuk penggunaan tool loader Firmware yang di gunakan adalah firmware Node MCU ESP8266[8].

Gambar 2. 3 Node MCU ESP8266[8]

12

Gambar 2. 4 Schematic Posisi Pin NodeMCU[8].

Spesifikasi Mikrokontroler Node MCU ESP8266 a. Mikrokontroler : ESP8266

b. Ukuran board : 57 mmx 30 mm c. Tegangan Input : 3.3 – 5V d. GPIO : 13 Pin

e. Kanal PWM : 10 Kanal f. 10 bit ADC pin : 1 Pin g. Flash Memory : 4 MB h. Clock Speed : 40/26/24 MHz i. WiFi : IEEE 802.11 b/g/n j. Frekuensi : 2.4 – 22.5 GHz k. USB Port : Micro USB l. Card Reader : Tidak ada

m. USB to Serial Converter : CH340G

2.2.4 Sensor Inframerah MLX90614

Sensor infrared thermometer merupakan sebuah termometer infrared untuk mengukur suhu secara tidak langsung. Kedua chip IR thermopile sensitif detektor dan pengkondisian sinyal ASIC yang terintegrasi pada sebuah TO-39 kaleng.

Diintegrasikan ke dalam sensor infrared thermometer yang merupakan noise amplifier rendah, 17-bit ADC dan Unit DSP yang kuat sehingga mencapai akurasi dan resolusi tinggi pada termometer. Sensor infrared thermometer dikalibrasi dengan output SMBus digital dengan akses penuh pada suhu yang diukur pada

13

rentang temperatur lengkap dengan resolusi 0,02oC. Pengguna dapat mengkonfigurasi output digital menjadi PWM. Pada standarnya, 10-bit PWM dikonfigurasi untuk dapat mengirimkan suhu ukur dalam kisaran -20oC - 120oC dengan resolusi output dari 0,14oC[9].

Gambar 2. 5 Sensor Inframerah MLX90614

Pada Tabel 2.2. berikut merupakan fungsi setiap pin pada sensor infrared thermometer.

Tabel 2. 2 Fungsi pin pada MLX90614

Nama Pin Fungsi

VSS Ground

SCL

Masukan clock serial untuk protocol komunikasi 2 kawat, terdapat 5,7V zener untuk koneksi transistor bipolar eksternal pada MLX90614 sebagai pemasok sumber eksternal 8-16V

PWM/SDA Masukan/keluaran digital. Pada keadaan normal sebagai pengukur temperatur objek terletak pada pin PWM.

VDD Suplai tegangan eksternal

Adapun spesifikasi dari sensor infrared thermometer ini adalah sebagai berikut : 1. Ukuran kecil, biaya rendah

2. Mudah untuk mengintegrasikan 3. Dapat beroperasi dengan daya 3V

4. Pabrik dikalibrasi dalam rentang temperatur yang luas:

- 40 Sampai + 85 ° C untuk suhu sensor - 70 Sampai + 380 ° C untuk suhu objek 5. SMBus antarmuka digital yang kompatibel

6. Output PWM disesuaikan untuk membaca terus menerus

7. Akurasi yang tinggi dari 0,5 ° C selama rentang temperatur yang luas (0 + 50 ° C untuk kedua Ta dan Untuk)

8. Resolusi pengukuran 0,02 ° C

14 9. Versi zona tunggal dan ganda

10. Adaptasi sederhana selama 8 sampai 16V aplikasi 11. Mode hemat daya

12. Pilihan paket yang berbeda untuk aplikasi dan pengukuran fleksibilitas 13. Kelas otomotif[9]

2.2.5 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm)[10].

Gambar 2. 6 Buzzer[10]

2.2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih), maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relatif kecil, lebih ringan, tampilan yang lebih

15

bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor rikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD. Berikut ini adalah gambar LCD 16 kolom 2 baris (16x2)[11].

Gambar 2. 7 LCD 16x2 Konfigurasi pin LCD terdapat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. 8 Konfigurasi Pin LCD[11]

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.2 menunjukkan operasi dasar LCD[11].

Tabel 2. 3 Operasi Dasar LCD

Nomor Pin Nama Keterangam

1 GND Ground

2 VCC +5V

3 VEE Contras

4 RS Register Select

5 RW Read/Write

6 E Enable

7-14 D0-D7 Data bit 0-7

15 A Anoda

16 K Katoda

16 2.2.6 RFID (Radio Frequency Identification)

RFID (Radio Frequency Identification) merupakan salah satu bentuk perkembangan dari teknologi nirkabel (wireless) yang digunakan sebagai pengganti teknologi barcode. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang frekuensi transmisi radio untuk mengidentifikasi suatu objek berupa sebuah piranti kecil yang disebut tag atau transponder (transmitter dan responder). Sistem identifikasi pada RFID merupakan tipe sistem identifikasi automatis yang bertujuan untuk memungkinkan data yang ditransmisikan oleh tag RFID dapat dibaca oleh suatu reader RFID yang kemudian akan diproses sesuai dengan kebutuhan dari aplikasi yang dibuat. Data yang diterima oleh reader RFID merupakan data yang diperoleh dari proses pentransmisian data dari tag. Data tersebut merupakan suatu susunan nomor unik yang berisi informasi identifikasi yang dapat digunakan untuk aplikasi smard card, pencarian lokasi, maupun informasi spesifik yang terdapat pada suatu produk yang memiliki tag[12].

Gambar 2. 9 Diagram sistem RFID[12]

Prinsip kerja dari sistem RFID adalah ketika reader memancarkan gelombang radio, apabila tag RFID berada dalam jangkauan gelombang frekuensi radio tersebut, maka chip yang ada pada tag RFID akan dibangkitkan melalui tegangan terinduktansi dan akan memberikan respon balik, yaitu tag RFID akan mengirimkan nomor unik yang tersimpan didalamnya secara wireless ke reader RFID untuk di baca. Setelah itu reader akan meneruskan data yang dibaca ke host komputer yang terhubung dengan reader[12].

17 2.2.6 Google Firebase

Firebase adalah API yang disediakan google untuk penyimpanan dan penyelarasan data ke dalam aplikasi Android, iOS, atau web. Realtime database adalah salah satu fasilitas yang menyimpan data ke database dan mengambil data darinya dengan sangat cepat tetapi firebase bukan hanya realtime database, jauh lebih dari itu. Firebase memiliki banyak fitur seperti authentication, database, storage, hosting, pemberitahuan dan lain-lain[13].

Firebase database merupakan penyimpanan basis data nonSQL yang memungkinan untuk menyimpan beberapa tipe data. Tipe data itu antara lain String, Long, dan Boolean. Data pada Firebase database disimpan sebagai objek JSON tree.

Tidak seperti basis data SQL, tidak ada tabel dan baris pada basis data non-SQL.

Ketika ada penambahan data, data tersebut akan menjadi node pada struktur JSON.

Node merupakaan simpul yang berisi data dan bisa memiliki cabang-cabang berupa node lainnya yang berisi data pula. Proses pengisian suatu data ke Firebase database dikenal dengan istilah push[13].

2.2.7 MIT App Inventor

MIT App Inventor merupakan sebuah tool online untuk membuat aplikasi android, app inventor dikembangkan oleh MIT sebelumnya yang dikembangkan oleh google. Tool tersebut berbasis visual block programming, sehingga kita dapat membuat aplikasi tanpa kode satupun. App inventor memungkinkan kita mengembangkan aplikasi untuk ponsel android menggunakan browser web dan baik telepon yang terhubung atau emulator. Server app inventor menyimpan pekerjaan dan membantu melacak proyek-proyek yang ada. App inventor berkerja dengan bahasa pemrograman Scratch dari MIT yang secara spesifik merupkan implementasi dari Open Block yang dididtribusikan oleh MIT Scheller Teacger Education Program yang diambil dari riset yang dilakukan pada Ricarose. App inventor menggunakan kawa language framework dan kawa’s dialect yang di develop oleh per bothner dan di distribusikan sebagai bagian dari GNU Operating System oleh Free Software Foundation sebagai compiler yang mentranslate visual block programming untuk diimplementasikan pada platform android[14].

18

Gambar 2. 10 Tampilan App Inventor

19 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dengan sistem termometer non kontak digital berbasis IoT untuk mencegah penyebaran virus corona yang dapat memantau dengan melihat suhu tubuh mahasiswa di lingkungan IT Telkom Purwokerto. Salah satu gejala penderita virus corona yaitu demam tinggi >38oC. Dalam hal ini penulis menggunakan sensor Inframerah MLX90614 untuk mendeteksi suhu tubuh, LCD 16x4 untuk menampilkan suhu tubuh yang terdeteksi, dan buzzer akan bunyi sekaligus akan memberikan notifikasi di aplikasi jika diketahui suhu tubuh >38oC.

Hal ini mempermudah pihak kampus dalam bidang kesehatan yaitu Telkom Medika untuk memeriksa mahasiswa jika diketahui suhu badan >38oC. Dari data suhu tubuh yang diterima, untuk mengetahui identitas mahasiswa dan pegawai akan di tambahkan RFID reader yang akan membaca informasi menggunakan RFID tag yaitu Kartu Tanda Mahasiswa dan Pegawai. Data yang di dapat akan dikirim menggunakan mikrokontroler Node MCU ESP8266 menggunakan konektifitas WiFi ke server dan akan ditampilkan menggunakan aplikasi android.

3.1 ALUR PENELITIAN

Penelitian dilakukan dalam berbagai tahap yaitu dimulai dari identifikasi masalah, mengumpulkan studi literatur, melakukan perancangan hardware, melakukan perancangan software, melakukan pengujian sistem, pembuatan hasil data, analisa dari hasil data penelitian, dan menyimpulkan hasil data yang telah diperoleh. Tahapan-tahapan tersebut akan disajikan bentuk flowchart seperti pada gambar 3.1.

20

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Perancangan Hardware

Pembuatan Hardware

Perancangan Software

Pembuatan Software

Ada Kesalahan?

Hasil Data

Menganalisa hasil pengujian

Kesimpulan

Selesai Ya

Tidak

Gambar 3. 1 Flowchart Alur Penelitian

21

Berdasarkan flowchart alur penelitian pada gambar 3.1 Penelitian dilakukan dalam berbagai tahap dalam proses pengerjaan, dimulai dari identifikasi masalah, mengumpulkan studi literatur, studi literatur sangat penting dilakukan karena pada tahap ini mencari referensi yang menunjang terkait dengan judul penelitian. Studi literatur diambil dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan judul.

Selanjutnya yaitu proses perancangan hardware, perancangan hardware dilakukan dengan pengumpulan alat dan bahan yang terdiri dari sensor inframerah MLX90614 yang digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, LCD 16x4 yang digunakan untuk menampilkan suhu yang terdeteksi, buzzer yang dikontrol oleh Node MCU sebagai sirine jika diketahui suhu tubuh >38oC.

Setelah perancangan hardware yaitu perancangan software, perancangan software dilakukan untuk proses pembuatan aplikasi android menggunakan App Inventor untuk mengetahui suhu tubuh secara online dan penyimpanan data menggunakan firebase. Pada flowchart, setelah perancangan hardware dan software yaitu melakukan pembuatan hardware dan software lalu pengujian jika ada masalah tidak sesuai dengan parameter perancangan hardware dan software akan di lakukan kembali hingga pengujian berhasil, jika dalam pengujian tidak terjadi masalah maka akan dilanjutkan ke tahap pengumpulan hasil data dan analisa dan pembahasan, setelah itu penulis dapat menarik kesimpulan dari hasil pengujian dan pembahasan.

3.2 PERANCANGAN HARDWARE

Dalam penelitian ini perangkat yang digunakan meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Data dari sistem yang terpasang pada pintu kampus tersebut dikirim ke server database firebase dan dapat diakses melalui aplikasi android yang telah dibuat melalui App Inventor.

Gambar 3. 2 Ilustrasi Blok sistem termometer non kontak digital

22

Berdasarkan ilustrasi pada gambar 3.2 thermometer non kontak digital akan diletakkan pada pintu masuk Kampus IT Telkom Purwokerto. Sistem akan mendeteksi suhu tubuh mahasiswa dan pegawai yang keluar masuk dari lingkungan IT Telkom. Tampilan suhu tubuh akan di tampilkan melalui LCD yang terdapat pada perangkat, lalu untuk mendata suhu tubuh dengan tag Kartu Tanda Mahasiswa

Berdasarkan ilustrasi pada gambar 3.2 thermometer non kontak digital akan diletakkan pada pintu masuk Kampus IT Telkom Purwokerto. Sistem akan mendeteksi suhu tubuh mahasiswa dan pegawai yang keluar masuk dari lingkungan IT Telkom. Tampilan suhu tubuh akan di tampilkan melalui LCD yang terdapat pada perangkat, lalu untuk mendata suhu tubuh dengan tag Kartu Tanda Mahasiswa

Dokumen terkait