• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.7 Metode Penelitian

1.7.6 Sistematika Penulisan

Bab 1 dalam penelitian ini memaparkan tentang hal-hal yang mendasari dari terciptanya perdagangan internasional dan asal mula ACFTA. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang terjadi setelah adanya ACFTA yang mengancam eksistensi UMKM Batik di Tanjung Bumi. Dalam bab ini peneliti merumuskan permasalahan, dan menetapkan tujuan penelitiannya. Bab ini juga berisi garis besar pemikiran yang

54

Miles & Huberman, dalam, Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung, p.339 Pengumpulan Data Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan Penarikan/Verifikasi Penyajian Data

digunakan dalam keseluruhan teori yang digunakan oleh peneliti. Selain itu bab ini juga memuat kerangka pemikiran dengan menggunakan teori globalisasi ekonomi. Dalam bab ini peneliti akan memaparkan argumen penggambaran yang membantu pengumpulan data dan analisis data.

Bab 2 memaparkan gambaran umum dari UMKM batik di Tanjung Bumi yang meliputi profil UMKM batik Tanjung Bumi mulai sebelum dan setelah adanya ACFTA. Dalam bab ini juga akan memaparkan beberapa permasalahan mendasar dan tantangan yang akan dihadapi oleh para UMKM batik di daerah tersebut.

Bab 3 membahas mengenai strategi pemasaran Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bangkalan terhadap batik Tanjung Bumi. Pada bab ini juga akan menganalisis data yang menjadi indikator dari strategi pemasaran yang diadopsi oleh Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bangkalan. Bab 4 dalam penelitian ini adalah kesimpulan meliputi temuan-temuan pokok yang dihasilkan dari pembahasan bab sebelumnya. Dan juga peneliti menyisipkan sedikit masukan yang mungkin bisa mengelaborasi dari beberapa penelitian sebelumnya.

2.1 UMKM Batik Tanjung Bumi Sebelum ACFTA

Obyek penelitian ini adalah Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kabupaten Bangkalan. Pada tahun 2009 Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bangkalan mulai mendata. Tercatat 55 industri UMKM batik aktif dengan pengrajin mencapai 550 orang.55 Tanjung Bumi merupakan sentra batik yang terletak di daerah pesisir pantai. Dahulu batik menjadi pekerjaan perempuan di daerah tersebut untuk mengisi waktu luang menunggu suami mereka yang bekerja sebagai pelaut. Dalam perkembangannya batik menjadi salah satu sumber kekayaan dan kebanggaan mereka. Batik Tanjung Bumi mempunyai corak dan ragam begitu bebas, tegas dan unik. Ciri khas lain batik Tanjung Bumi adalah banyaknya garis yang terpampang dalam satu desainnya yang terlihat rumit. Sampai saat ini usaha membatik masih dilakukan oleh penduduk Tanjung Bumi.

UMKM batik Tanjung Bumi memiliki visi dan misi yaitu mengenalkan batik Tanjung Bumi ke seluruh masyarakat Indonesia dan dunia serta meningkatkan kesejahteraan para pengrajin batik di desa Tanjung Bumi, sedangkan misinya adalah menjaga kelestarian batik Tanjung Bumi dengan cara memperkaya aneka motifnya. Motto yang selalu diusung adalah tepat waktu dan

55

Rustam, Kabid.UMKM Kab.Bangkalan, 2013, Wawancara langsung di Kantor Diskop.UMKM Kab.Bangkalan, 16-April-2013

sesuai target.56 Tepat waktu berarti semua pekerja bisa menyelesaikan batik yang dipesan pelanggan sesuai tenggat waktu yang diinginkan. Oleh karena itulah tepat waktu menjadi salah satu kunci untuk menarik pelanggan selain melalui motif dan harga batik itu sendiri.

Model Usaha Batik di Tanjung Bumi mayoritas merupakan sebuah UMKM dengan konsep familiy business yang telah berdiri puluhan tahun dan diwariskan dari generasi ke generasi, karena dikelola oleh keluarga, maka sistem usahanya menerapkan manajemen kekeluargaaan.57 Setiap kebijakan yang ada dalam usaha merupakan usulan dari anggota keluarga yang punya peran dalam usaha tersebut. Selain itu, pemilik usaha juga dapat menerima masukan serta ide- ide dari karyawan dalam hal motif baru. konsep seperti ini justru lebih efektif. Hal ini bisa dilihat dari inovasi produk.

Tahapan inovasi produk dimulai dari datangnya ide yaitu sebagai pengusaha batik, inovasi akan motif-motif kerajinan merupakan tujuan utama. Beberapa pengusaha sering mendapatkan ide dari para karyawan dan konsumen, selain itu terkadang ide dari pekerja juga menjadi masukan yang berharga. Sebagian besar ide motif batik berasal dari pelanggan yang memesan batik secara khusus. Selanjutnya ide motif baru tersebut dikembangkan oleh para pekerja sehingga dapat dikatakan bahwa motif baru merupakan kombinasi ide antara pelanggan dengan pekerja.

56

Crisdianto Hendi Yohanes & Ratih Indriyani, 2013, PERANAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN BATIK TANJUNG BUMI, AGORA Vol. 1, No. 1

57 Ibid.

Motif baru pada batik Tanjung Bumi hanya seputar pada permainan dan penambahan ragam motif, corak, serta warna. Hal ini dilakukan karena pembeli, pertama kali yang diperhatikan dan memikat konsumen adalah ragam motif, corak, serta warna yang ditempa di atas sehelai kain yang memancarkan keindahan seninya. Namun tentunya motif – motif kreasi baru tersebut harus tetap beracuan pada ciri khas batik Tanjung Bumi. Sikap koperatif antara pemilik usaha dan pekerja juga terdapat dalam praktek pemasarannya.

Sebelum adanya ACFTA, pemasaran yang dilakukan oleh UMKM batik di Tanjung Bumi sebatas hanya dipajang di gerai tokonya masing-masing.58 Pembeli yang datang didominasi oleh masyarakat lokal, karena batik Tanjung Bumi tidak sepopuler batik Jawa Tengah seperti Jogja, Solo, dan Pekalongan. Namun demikian, tidak sedikit juga peminat dari luar kota yang suka dengan coraknya. Pemilik usaha juga memasarkan hasil produknya melalui kerabat dekat yang tinggal di luar kota seperti Lamongan, Gersik dan Banyuangi. Ketika suatu saat kerabatnya berkunjung ke Tanjung Bumi, maka saat pulang pemilik UMKM tersebut menitipkan beberapa hasil produksinya untuk di pasarkan (dijual). Pemasaran juga dilakukan dengan cara menerima pesanan dengan motif yang sesuai permintaan pembeli.59 Untuk pesanan seperti ini kebanyakan digunakan untuk calon jemaah haji, lembaga, dan lain-lain. Konsep pemasaran dalam family business yang dilakukan oleh UMKM di Tanjung Bumi cukup efektif. Seperti penjelasan ahli di bawah ini.

58

Rustam, Kabid.UMKM Kab.Bangkalan, 2013, Wawancara langsung di Kantor Diskop.UMKM Kab.Bangkalan, 16-April-2013

59

Crisdianto Hendi Yohanes & Ratih Indriyani, 2013, PERANAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN BATIK TANJUNG BUMI, AGORA Vol. 1, No. 1

Robert G Donnelley menegaskan, bahwa struktur organisasi dalam family business adalah bisnis yang di dalamnya paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.60 Berdasarkan definisi di atas, perusahaan dapat dikatakan sebagai family business karena kebijakan usaha tersebut juga melibatkan dua generasi yakni anak dan orang tua, namun demikian orang tua tetap sebagai pemilik usaha.

Berdasarkan hasil wawancara dan data perusahaan, didapatkan struktur organisasi pada usaha Batik di Tanjung Bumi adalah sebagai berikut:61

Diagram 2.1 Struktur Organisasi

Sumber: Data Perusahaan di Tanjung Bumi(2009)

60

Susanto, A.B, 2005, World class family business: Membangun perusahaan keluarga berkelas dunia.

Jakarta, Quantum Bisnis & Manajemen PT Mizan Pustaka, p.3 61

Rustam, Kabid.UMKM Kab.Bangkalan, 2013, Wawancara langsung di Kantor Diskop.UMKM Kab.Bangkalan, 16-April-2013 Pemilik Utama (Orang Tua) Penggambar (Anak) Penggambar (Anak)

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja

Dalam usaha keluarga kepemimpinan utama dalam mengambil keputusan terpusat kepada satu orang (orang tua). Hal ini juga menjadi sebuah keunggulan tersendiri dalam bisnis ini, karena semua keputusan dapat diambil secara cepat, selain itu juga mengurangi dan menutup celah untuk terjadinya pelanggaran finansial serta pencurian, karena semua keputusan utama terpusat pada pimpinan seperti keputusan finansial, pemasaran dan produksi.

Terdapat beberapa elemen penting yang ada dalam UMKM batik di Tanjung Bumi.62 Pertama, harga, ditinjau dari segi inovasi terhadap harga, batik Tanjung Bumi selama tahun 2009 tidak melakukan perubahan atau inovasi terhadap cara penetapan harga batik yang diproduksi, sehingga harga yang ditawarkan relatif konstan. Harga yang ditawarkan tetap disesuaikan dengan kerumitan motif dan banyaknya warna yang digunakan,serta jenis kualitas kain batiknya yang dibedakan menjadi batik katun (menggunakan pewarna sintetis) dan gentongan (menggunakan pewarna alami). Harga kain batik Tanjung Bumi kualitas katun yang ditawarkan berkisar di angka Rp. 200.000 – Rp 900.000, sedangkan harga batik Gentongan dibanderol dengan harga sekitar Rp.1.500.000 – Rp.4.200.000.63

Kedua, desain. Desain akan motif baru muncul dari pelanggan dan karyawan, karyawan hanya belajar secara otodidak dari orang tua atau teman dekat. Berdasarkan data beberapa perusahaan, motif-motif batik tersebut tidak hanya merupakan motif asli seperti ramok (akar), panji lintrik, atau selendang

62

Crisdianto Hendi Yohanes & Ratih Indriyani, 2013, PERANAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN BATIK TANJUNG BUMI, AGORA Vol. 1, No. 1

63 Ibid.

bangonpai, tetapi juga motif-motif kreasi sendiri. Selain kreasi sendiri, ide akan motif baru juga datang dari pesanan pelanggan.64

Ketiga, kualitas. Batik Tanjung Bumi adalah jenis batik dengan kualitas terbaik. Semua batik merupakan batik tulis, selama ini penentuan kualitas tidak pernah berubah yaitu dibedakan atas dasar kerumitan motif, ketelitian pada tiap motif batik, warna, dan teknik pewarnaan yang digunakan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa batik Tanjung Bumi dibedakan atas batik katun dan batik gentongan, di mana batik katun adalah batik dengan bahan dasar kain katun yang menggunakan pewarna sintetis atau kimia yang prosesnya tidak serumit dan selama batik gentongan.65

Keunggulan batik gentongan adalah warna yang dapat melekat kuat pada kain dalam waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan kain yang dibatik dengan pewarna sintetis, batik yang menggunakan pewarna alami juga tidak luntur ketika dicuci dengan air, apabila diiringi dengan perawatan yang baik, kain batik dengan pewarna alami akan memiliki warna seperti pertama kali dibuat walaupun sudah berusia puluhan tahun.

Elemen-elemen di atas merupakan bagian penting yang terkait dengan komoditas UMKM batik di Tanjung Bumi. Dalam hal manajemen keuangan UMKM batik di Tanjung Bumi tidak melakukan pengukuran secara khusus. Beberapa hal seperti biaya operasional, laba, return on investment, dan arus kas ini tidak dikalkulasi secara rinci. Analisa payback period, break – event analysis dan risk analysis terhadap dampak finansial dari memperkenalkan produk baru

64

Ibid. 65

juga tidak dilakukan.66 Sebelum ataupun sesudah meluncurkan produk baru tersebut, tidak pernah dilakukan pengukuran dan analisa secara khusus, produk baru yang berupa inovasi motif batik baik dari pelanggan ataupun karyawan tidak serta merta dijadikan motif yang paling banyak diproduksi. Apabila motif tersebut tidak mendapatkan respon positif di pasaran, maka kuantitas produksinya tidak dilakukan dengan jumlah yang besar.67 Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung UMKM batik di Tanjung Bumi sudah sampai tahap inovasi produk analisis bisnis namun hanya sebatas tindakan pencegahan terhadap kerugian dan penimbunan stok. Namun demikian, dalam tahap komersialisasi, UMKM batik Tanjung Bumi memiliki supplier langganan yang berasal dari Surabaya, kain yang digunakan adalah kain katun dengan kualitas yang paling bagus untuk batik, pewarna kimia yang paling bagus untuk batik, sedangkan pewarna alami diperoleh dari kebun sendiri dan lingkungan sekitar.68

Dalam memperkenalkan produk sangat mengandalkan adanya pameran yang diadakan Pemerintah setempat. Ketika tidak ada pameran mereka hanya menggunakan teknik pemasaran melalui mulut kemulut saat ada pelanggan yang datang ke rumah produksi, hal ini merupakan kelemahan dari usaha batik Tanjung Bumi. Komersialisasi hanya mengandalkan pameran yang diadakan oleh pemerintah, dimana pameran tersebut tidak menentu frekuensinya tiap tahun.

66

Rustam, Kabid.UMKM Kab.Bangkalan, 2013, Wawancara langsung di Kantor Diskop.UMKM Kab.Bangkalan, 16-April-2013

67

Crisdianto Hendi Yohanes , Ratih Indriyani, 2013, dalam, AGORA, Vol. 1, No. 1, Peranan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran Batik Bumi, p.12

68

Rustam, Kabid.UMKM Kab.Bangkalan, 2013, Wawancara langsung di Kantor Diskop.UMKM Kab.Bangkalan, 16-April-2013

Untuk timing peluncuran produk baru yang tepat menurut adalah di saat pameran, karena bisa lebih cepat diketahui oleh masyarakat lebih luas.69

Pada (gambar 2.2), dalam melakukan pemasaran, UMKM batik Tanjung Bumi menerima pesanan batik dengan cara membawa pola atau gambar sendiri. Pada tahun 2009: terdapat 4 desain motif baru, 3 diantaranya pesanan pelanggan; di tahun 2010: 8 desain motif baru, dan 3 diantaranya dari pesanan pelanggan; tahun 2011: 9 desain motif baru, 4 diantaranya juga pesanan pelanggan; dan pada tahun 2012: 9 desain motif baru, 6 diantaranya pesanan pelanggan.

Menurut Kertajaya, positioning sebagai cara UMKM batik di Tanjung Bumi dalam mengarahkan pelanggan dengan kepercayaan. Positioning sebagai strategi untuk menempatkan keberadaan batik Tanjung Bumi dalam benak pelanggan. perusahaan harus mendefinisikan keberadaannya dalam benak target pasarnya supaya dapat memiliki posisi yang kredibel dalam benak konsumen.70

Para UMKM batik di Tanjung Bumi mengaplikasikan peranan inovasi produk untuk mempertahankan loyalitas konsumen serta dalam meningkatkan frekuensi penjualannya. Dari data yang ada dapat dikatakan bahwa peranan inovasi produk yang selama ini dilakukan cukup efektif dalam meningkatkan kinerja pemasaran. Terbukti dengan berbagai inovasi motif yang ditawarkan, frekuensi pembelian konsumen cukup stabil dan memiliki pertumbuhan penjualan yang baik. Walaupun inovasi tidak dilakukan dengan proses dan tahapan yang jelas, tapi dengan menggunakan cara yang telah dijelaskan di atas cukup memberi dampak positif terhadap kinerja pemasaran dan mampu meningkatkan penjualan.

69 Ibid. 70

Kertajaya Hermawan, 2010, Connect: Surfing New Wave Marketing, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta p.12

Berikut grafik pengembangan motif baru yang terjadi dalam UMKM batik Tanjung Bumi mulai tahun 2009 sampai tahun 2012:

Gambar 2.2

Grafik Perbandingan Jumlah Kreasi Motif Batik di Tanjung Bumi

Sumber: Data dari beberapa UMKM batik di Tanjung Bumi

Pada (gambar 2.3) adalah perbandingan data penjualan antara batik dari jenis katun yang menggunakan pewarna sintetis dengan batik yang menggunakan pewarna alami (dari tumbuh-tumbuhan). Batik yang menggunakan pewarna sintetis dibanderol dengan harga Rp. 200.000 – Rp 900.000, sedangkan harga batik Gentongan yang menggunakan pewarna alami dibanderol dengan harga sekitar Rp.1.500.000 – Rp.4.200.000.71

Terlihat perbedaan penjualan yang sangat jauh antara kedua jenis batik tersebut. Hal ini dipengarui oleh faktor harga batik yang menggunakan pewarna alami itu jauh lebih mahal, sehingga, mulai tahun 2009 sampai dengan 2012 frekuensi penjualannya tidak stabil.

71

Crisdianto Hendi Yohanes , Ratih Indriyani, 2013, dalam, AGORA, Vol. 1, No. 1, Peranan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran Batik Bumi, p.12

Gambar 2.3

Grafik Perbandingan Penjualan Batik Tanjung Bumi antara Batik Gentongan dengan Batik katun

Sumber: Data dari beberapa UMKM batik di Tanjung Bumi

Pada (gambar 2.4) adalah akumulasi keseluruhan penjualan mencakup kedua jenis batik. Terhitung mulai tahun 2009 sampai tahun 2012, penjualan batik di Tanjung Bumi mengalami penurunan. Hal ini merupakan dampak dari banyaknya batik asal Cina yang masuk ke Indonesia khususnya Jawa Timur sehingga berakibat terhadap lemahnya posisi batik Tanjung Bumi di pasaran.

Menurut catatan BPS, sepanjang 2012, impor batik dari China mencapai 1.037 ton dengan nilai US$30 juta atau sekitar Rp285 miliar. Impor terbesar adalah batik mekanik dengan jumlah 677,4 ton dengan nilai US$23,3 juta. Batik mekanik adalah batik cap yang dikerjakan dengan mesin.72 Selain volumenya besar, batik asal Cina harganya jauh lebih murah dibandingkan batik lokal. Selisih harganya bisa mencapai Rp20–30 ribu per helai. Untuk batik cap berbahan katun,

72

misalnya di ITC (mall di Surabaya), batik China ini dijual Rp70 ribu per helai. Sementara batik sejenis buatan Tanjung Bumi harganya Rp 100 ribu.73

ACFTA yang seharusnya membuka peluang pasar yang cukup luas terhadap UMKM batik di Tanjung Bumi, tapi justru memberi dampak yang tidak sehat terhadap omset penjualan batik di Tanjung Bumi.74 Menurut Sinardi & Primastiwi, globalisasi ekonomi merupakan fenomena tatanan ekonomi global yang berdampak terhadap gejolak usaha kecil.75

Alhasil, posisi batik di Tanjung Bumi semakin terancam. Dengan berbekal harga murah dan motif yang menarik, batik China sekarang diperkirakan telah menguasai pangsa 25% hingga 30%. Ini menjadi ancaman bagi UMKM batik di Tanjung Bumi.76

Menurunnya pangsa pasar domestik memberi dampak luas terhadap kinerja pasar batik di Tanjung Bumi, berikut penurunan grafik omset UMKM batik di Tanjung Bumi:

73

Kementrian Sekretariat Negara RI, 2010, ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif, dalam,

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4403&Itemid=29, diakses 27-Agustus-2013

74

Crisdianto Hendi Yohanes , Ratih Indriyani, 2013, dalam, AGORA, Vol. 1, No. 1, Peranan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran Batik Bumi, p.14

75 Sunardi & Primastiwi, 2012, Bisnis Pengantar, CAPS, Yogyakarta, p.71 76

Kementrian Sekretariat Negara RI, 2010, ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif, dalam,

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4403&Itemid=29, diakses 27-Agustus-2013

Gambar 2.4

Grafik omset UMKM batik di Tanjung Bumi

Sumber: Data dari beberapa UMKM batik di Tanjung Bumi

2.2 Tantangan UMKM Batik Tanjung Bumi Pasca ACFTA

Sejak 1 Januari 2010 lalu, Indonesia sudah membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN yang disebut dengan ACFTA. Peningkatan impor dari Cina ke Indonesia tahun 2010 dari US$1.682.332.145 menjadi US$2.299.504.746.77 Banyak barang-barang dari Cina beredar di pasaran, salah satunya batik. Daerah yang menjadi tujuan utama adalah Jawa Timur. Di sisi lain Jawa Timur merupakan pasar utama dari batik Tanjung Bumi. Dengan fenomena tersebut, Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Bangkalan sebagai pengawal batik Tanjung Bumi menghadapi tantangan besar. Banyak pelaku ekonomi dalam negeri yang pesimis terhadap serbuan komoditas asal Cina.

77

Kementerian Perindustrian RI. 2013. Dalam.

http://kemenperin.go.id/statistik/query_negara.php?negara=Rep.rakyat+Cina&jenis=e. diakses 20-maret-2013 0 20 40 60 80 100 120 140 130.600.000 95.700.000 68.000.000 59.600.000 Series4 Series3 Series2 Series1

Tantangan yang perlu diperhatikan oleh UMKM batik di Tanjung Bumi adalah batik cina mempunyai banyak variasi produk. Cina juga mampu menekan biaya produksi dan distribusi seefisien mungkin sehingga bisa menekan harga produk serendah-rendahnya. Hal ini memungkinkan negara anggota bisa lebih mengefisienkan biaya distribusi.78

Batik Cina memiliki banyak variasi, Cina juga mampu menekan biaya produksi dan distribusi yang cukup efisien, sehingga bisa menekan harga produk serendah-rendahnya.79 Implementasi ACFTA dapat mengurangi hambatan arus perdagangan dan investasi antar negara anggota. Sebab, dalam ACFTA juga terdapat kesepakatan Common Effective Preferential Tariff (CEPT). Inti dari CEPT dalam persetujuan ACFTA adalah pengurangan berbagai tarif impor dan penghapusan hambatan non-tarif atas perdagangan dalam lingkup ASEAN dan China. Hal ini memungkinkan negara anggota bisa lebih mengefisienkan biaya distribusi. Akibatnya, harga produk impor, khususnya dari Cina, bisa jadi akan jauh lebih murah dari produk lokal dalam negeri. Hal ini akan menyebabkan persaingan yang timpang, dan kemudian akan disusul frustasi kelesuan dunia usaha dalam negeri. Kelesuan dunia usaha akan menyebabkan tidak betahnya investor asing.80

Pada acara gerakan program ”Aku Bangga Memakai Produk Indonesia” di

Dharmawangsa Square, Jakarta, Selasa (14/5). Ketua Umum Hippi Sarman Simanjorang mengatakan bahwa belanja batik Indonesia dari China sebesar Rp43

78

Harian Kompas, 2010, ACFTA dan Batik Madura, dalam,

http://regional.kompas.com/read/2010/06/18/17561072/ACFTA.DAN.MAINSTREAMING.BATIK. MADURA, diakses 27-Agustus-2013

79 Ibid. 80

miliar selama tiga bulan terakhir ini. hal ini jelas menjadi ancaman besar bagi UMKM dan industri di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasinya.81 Ini merupakan ancaman besar bagi UMKM di Tanjung Bumi. Sarman juga mengatakan keadaan tersebut merupakan lampu merah. Karena, harga batik dari Cina jauh lebih murah dari batik lokal dan karakteristik masyarakat Indonesia sebagai negara berkembang lebih menyukai barang yang murah meski kualitasnya rendah.82 Batik China sangat mirip dengan batik Tanjung Bumi, bahkan mereknya banyak mencaplok merek indonesia tapi harganya jauh lebih murah. Masyarakat kita lebih memilih yang lebih murah dan warnanya menarik meski kualitas batik lokal jauh lebih baik.83

Pemaparan di atas menunjukan bahwa produk-produk Cina begitu mendominasi di Jawa Timur. Meskipun dari sisi kualitas produk-produk impor dari Cina ini tidak lebih baik dari produk lokal, akan tetapi para konsumen ini cenderung memilih produk impor karena dari segi desain kemasan jauh lebih menarik. Kondisi tersebut juga didukung sikap konsumen Indonesia yang lebih bangga menggunakan produk-produk luar negeri dibandingkan dengan produk- produk Indonesia. Promosi produk-produk impor yang gencar ditayangkan

81

Suara Pembaruan, 2013, Batik UKM Indonesia Terancam Batik Luar Negeri, dalam,

http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/batik-ukm-indonesia-terancam-batik- luar-negeri/35504

82Kementrian Sekretariat Negara RI, 2010, ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif, dalam,

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4403&Itemid=29, diakses 27-Agustus-2013

83 Ibid.

melalui media massa juga turut membentuk image positif terhadap produk-produk impor tersebut, sehingga menyebabkan produk lokal semakin tidak diminati.

Kondisi riil perdagangan Indonesia dengan Cina menunjukkan bahwa penerapan ACFTA ini dipandang hanya akan menguntungkan Cina dan menghadirkan kerugian bagi pelalu UMKM di Tanjung Bumi. Dari jenis-jenis produk industri yang masuk dalam perjanjian ACFTA ini antara lain adalah tekstil dan produk tekstil, ada beberapa produk industri yang dirasakan akan

Dokumen terkait