• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

H. Sistematika Penulisan

Dalam sistem pembahasan penulisan skripsi ini, penulis mengajukan pembahasan dari beberapa bab yang berisi tentang keterkaitan studi kasus yang penulis teliti, penulis memberikan gambaran sebagai berikut:

Adapun pembahasan dalam skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat: Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah dan

22

Metode Penelitian. Metode Penelitian berisi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu

A. Tinjauan tentang Nilai-nilai Edukatif Islam B. Kesenian Leak dan Kuda Kepang.

BAB III LAPORAN PENELITIAN

Pada bab ini akan di laporkan hasil pengumpulan data lapangan dimulai dari pemaparan gambaran umum, wilayah kawasan Tlogopucang Kandangan Temanggung, pemaparan bentuk kesenian dan profil serta latar belakang pemain Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun rowo Rejosari desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung

BAB IV ANALISIS DATA

Isi dari bab ini adalah analisis data tentang nilai-nilai edukatif Islam dalam kesenian leak dan kuda kepang di wilayah Tlogo Pucang Kandangan Temanggung

23 BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran-saran

Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.

24 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Edukatif Islam

1. Pengertian Nilai

Kesenian Leak dan Kuda Kepang menyimpan berbagai nilai-nilai pendidikan Islam bermanfaat untuk menguatkan hasil pendidikan/tujuan pendidikan. Seperti diungkapkan oleh Koentjaraningrat (2004: 12), “Nilai

diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas,

dan berguna bagi manusia”.

Sesuatu hal apapun itu bernilai jika sesuatu itu berguna bagi kehidupan manusia. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009:27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai. Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah norma yang berlaku dalam masyarakat ataupun tuntunan Agama yang ada dalam masyarakat.

Pendapat-pendapat di atas berbicara masalah kebaikan, sikap dan norma-norma yang merupakan penjabaran dari nilai. Pendapat-pendapat tersebut tidak dapat lepas dari kebudayaan seperti dikemukakan oleh

Suminto (2000: 5),“bahwa kebudayaan sebagai salah satu konsep yang

luas, yang di dalamnya tercakup adanya sistem pranata nilai yang berlaku termasuk tradisi yang mengisyaratkan makna pewarisan norma-norma,

25

kaidah-kaidah, adat istiadat dan harta-harta kultural. Kebudayaan yang di dalamnya terdapat nilai perlu upaya pelestarian. Melalui pendidikan akan

menyadarkan kepentingan dalam nilai budaya”.

2. Macam-macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

a.Nilai dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi:

1). Nilai biologis 2). Nilai keamanan 3). Nilai cinta kasih 4). Nilai harga diri 5). Nilai jati diri

Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terakhir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996:63).

b. Nilai dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai menurut Noeng Muhadjir dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Nilai yang bersifat statistik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.

2) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi berkuasa (Thoha, 1996: 63).

26

c.Nilai dilihat dari sumbernya

Menurut Muhaimin (1993:111), sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia di golongkan menjadi dua macam yaitu:

1). Nilai ilahi

Nilai yang dititahkan Tuhan melalui para rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil yang diabadikan dalam wahyu ilahi. Religi(agama) merupakan sumber yang pertama dan utama bagi para penganutnya, dari agama inilah manusia menyebarkan nilai-nilai untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2). Nilai insani

Nilai insani merupakan nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia, serta hidup dan berkembang dalam kehidupan manusia. Nilai insane ini bersifat dinamis, sedangkan keberlakuan dan kebenarannya bersifat relative (nisbi) yang dibatasi oleh ruang dan waktu.

d. Nilai dilihat dari sifatnya

Menurut Thoha (1996: 64), dilihat dari sifatnya nilai dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1). Nilai Subjektif

Nilai yang merupakan reaksi subjek terhadap objek, sehingga nilai ini sangat tergantung kepada pengalaman subjek tersebut.

27

2). Nilai Objektif rasional (Logis)

Nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui olei nilai akal sehat. Seperti nilai kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk merdeka, kemudian nilai kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan lain sebagainya.

3). Nilai Objektif Metafisik

Nilai yang mampu menyusun kenyataan objektif misalnya nilai-nilai dalam agama.

e. Nilai dilihat dari wujudnya

Menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu:

1). Nilai Formal

Nilai Formal yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapi memiliki bentuk, lambang, serta simbol-simbol. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu nilai sendiri dan nilai turunan

2). Nilai Material

Nilai material yaitu nilai yang berwujud dalam kenyataan pengalaman, rohani dan jasmani. Nilai ini dibagi menjadi dua macam, yaitu: Pertama, Nilai Rohani, nilai rohani ini terdiri atas nilai logika, nilai estetika, nilai etika, nilai sosial dan nilai religi Kedua, Nilai jasmani atau panca indra, nilai ini terdiri

28

atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai agama (Muhaimin, 1993:116).

3. Pengertian Edukatif (pendidikan) Islam

Dalam kajian khazanah pemikiran pendidikan, terlebih dahulu perlu diketahui tentang dua istilah penting yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan. Dua istilah

penting tersebut adalah “pedagogi” dan pedagogik”. Pedagogi berarti

pendidikan, sedangkan pedagogik berarti ilmu pendidikan. Secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Bagi kehidupan umat manusia, pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup dan berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka (Choirul Mahfud, 2006:31).

Menurut (Abdul Kadir, 2012:59), “Pendidikan adalah hidup.

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan. Pengaruh tersebut merupakan upaya untuk mendewasakan manusia melalui pelatihan dan pengajaran. Manusia diajarkan untuk

29

memiliki tata laku dan adab dalam kehidupan bermasyarakat melalui proses pendidikan tersebut guna untuk pengubahan sikap dan tata laku agar beradab sesuai pancasila sila ke dua yaitu kemanusiaan yang adil

dan beradab”.

Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada pandangan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai normaIslam (Ahmadi, 2005:28).

Manusia telah menjadi insan kamil apabila pribadinya telah meyakini dengan sepenuh hati tentang keesaan Allah, menjalankan segala perintahnya, menjauhi segala larangannya serta mampu berbuat baik terhadap sesama manusia serta alam sekitar.

Selain itu manusia juga berperan sebagai khalifatullah fi al-ardli yang memiliki tanggung jawab dalam pendidikan. Bertolak dari pandangan teosentrisme yang menjadikan Tuhan sebagai pusat ihwal kehidupan, istilah dan konsep tarbiyah menjadi tepat digunakan untuk memberi makna pendidikan Islam sebagai implementasi peran manusia sebagai khalifatullah (Ahmadi, 2005:26). Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur‟an Surat al Baqarah ayat 30 yang artinya:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

30

4. Landasan Pendidkan Islam

Setiap usaha,kegiatan dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan tentunya harus mempunyai landasan yang baik dan kuat. Demikian pula dengan pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia seutuhnya (insan kamil), juga harus mempunyai sebuah landasan yang digunakan dalam melaksanakan setiap tindakan. Menurut Daradjat (2011:19-24), landasan penddikan Islam adalah bersumber pada Al-Qur‟an, As-sunnah dan Ijtihad.

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang telah diwahyukan

kepada Nabi Muhammad saw, untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur‟an merupakan petunjuk yang lengkap dan juga merupakan pedoman bagi kehidupan manusia, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang bersifat universal.

Al-Qur‟an merupakan sumber pendidikan yang lengkap berupa

pendidikan social, akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah (Syafaat dan Sahrani, 2008:20).

Pendidikan Islam menggunakan Al-Qur‟an sebagai sumber

utama dalam merumuskan sebuah teori tentang pendidikan Islam,artinya pendidikan Islam berlandaskan ayat-ayat Al-Qur‟an

yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.

31

b. As-Sunah

As-Sunah merupakan segala perkataan, perbuatan ataupun pengakuan dari Rasulullah Saw. Yang dimaksud pengakun adalah perbuatan atau kejadian orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan perbuatan atau kejadian tersebut berlangsung. Sunah merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur‟an. Seperti Al-Qur‟an, sunah juga berisi akidah dan syari‟ah. Sunah berisi petunjuk (pedoman) untuk

kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek, untuk membina umat menjadi manuisa seutuhnya atau muslim yang bertaqwa (Daradjat, 2011:20).

c.Ijtihad

Ijtihad merupakan istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari‟at Islam, untuk menetapkan atau menentukan suatu hokum syari‟at

Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya dalam Al-Qur‟an dan Sunah. Ijtihad ini dapat meliputi seluruh

aspek kehidupan termasuk diantaranya aspek kependdikan, namun tentunya ijtihad ini tetap berpedoman pada Al-Qur‟an dan

Sunah. Ijtihad haruslah mengikuti kaidah-kaidah yang diatur oleh para mujtahid, serta tidak boleh bertentangan dengan isi

Al-Qur‟an dan Sunah tersebut. Karena Ijtihad itu dipandang sebagai

32

sepanjang masa setelah Rasulullah wafat. Sasaran Ijtihad adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan. Ijtihad dalam penddikan sejalan dengan perkembangan zaman, yakni mencakup pada bidang materi atau isi dan sistemnya (Daradjat, 2011:21).

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari

Al-qur‟an dan Sunah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli

pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hiduppada suatu tempat pada situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil Ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. 5. Ciri-ciri Subtansi Pendidikan Islam

a. Pendidikan Keimanan

Sesungguhnya esensi pendidkan Islam adalah pendidikan keTuhanan, yaitu terbentuknya ikatan yang kuat antara seorang hamba dengan Allah SWT penguasa yang kekal.

Di dalam Al-Qur‟an, kita dapat menemukan banyak ayat

Al-Qur‟an yang mengajak kepada keimanan, sebagaimana firman

Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 1-5.

Yang artinya:Alif laamm miin. 2. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. 3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka. 4. Dan mereka yang beriman kepada Kitab yang telah kami turunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya

33

(kehidupan) akhirat. 5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

b. Pendidikan Amaliyah

Sesungguhnya pendidikan Islam telah menegaskan tentang aspek amaliyah, karena pengaruhnya yang sangat penting dalam kehidupan di dunia, serta membawa manfaat, kebaikan dan kebahagiaan bagi individu dan masyarakat. Amal shaleh merupakan pintu masuk kedalam subtansi pendidikan Islam, di samping merupakan buah utama dari ilmu yang benar,akhlak yang benar dan pendidikan social kemasyarakatan yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Pendidikan Ilmiah

Sesungguhnya diantara subtansi paling penting dalam pendidikan Islam adalah berbagai macam ilmu pengetahuan, dimulai dari membaca dan menulis,sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.

d. Pendidikan Akhlaq

Akhlaq adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia, akhlaq menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlaq, yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan social bagi individu dan masyarakat, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan.

34

e.Pendidikan Sosial Kemasyarakatan

Allah SWT sebagai Dzat pencipta dan sembahan manusia,

dan Islam sebagai rahmat lil „alamin tidak dating hanya

untuksatu individu atau masyarakat tertentu, tetapi untuk seluruh umat manusia di setiap masa dan tempat.islam senantiasa memusatkan perhatiannya pada pengembangan tradisi social yang benar bagi individu, menanamkannya perasaan dan kesadaran sebagai keluarga dan anggota masyarakat, individu dari masyarakat dunia yang luas (Hafidz, 2009:68-124).

6. Tujuan Pendidikan Islam

Menurut Al ghazali tujuan pendidikan Islam adalah kesempurnaan manusia yang berujung taqarrub kepada Allah dan kesempurnaan yang berujung kebahagiaan dunia dan kesentosaan akhirat (Supriyanto, 2001:40). Pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan sesame manusia, serta dapat mengambil manfaat dari apa yang Allah sediakan di alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia dan diakhirat kelak.

35

Begitu halnya menurut Al-Syaibani, yang merupakan salah satu tokoh pendidikan Islam, bahwa tujuan pendidikan Islam berkaitan dengan beberapa hal, yaitu:

a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, yaitu mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, serta kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat. Pengetahuan tersebut mencakup berbagai nilai-nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seperti nilai religi, nilai kedisiplinan, nilai estetika

b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, yaitu mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan dalam masyarakat, dan memperkaya pengalaman masyarakat, seperti nilai sosial, dan nilai etika dalam bermasyarakat,.

c. Tujuan professional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat, seperti nilai estetika (Tafsir, 1994:49).

7. Nilai Pendidikan Islam

Pendidikan Islam bertujuan untuk menciptakan manusia yang saleh dan ideal dalam atmosfer kehidupan social masyarakat, sekaligus berusaha untuk kebahagiaan akhiratnya.oleh karena itu jika menginginkan agar pendidikan Islam tetap menjadi sesuatu yang

36

istimewa dan memiliki fungsi yang optimal, maka harus dilakukan internalisasi nilai-nilai ajarn islam dalam berbagai aspeknya.

Nilai Pendidikan Islam termasuk aspek-aspek pendidikan yang patut mendapatkan perhatian pertama dan utama dari setiap manusia. Memberikan pendidikan tentang ajaran Islam tentang keimanan orang tua terhadap anaknya merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang tua dengan penuh kesungguhan.karena dalam Islam, iman merupakan pilar yang mendasari keislaman seseorang.

Berdasarkan beberapa konsep di atas, tujuan pendidikan Islam untuk mencetak insan yang berakhlaq mulia dan berguna bagi sesama dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia, agar senantiasa bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Maka, Nilai-nilai Edukatif Islam yang akan dibahas dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang berdasarkan tujuan pendidikan Islam yaitu meliputi nilai religi, nilai sosial, nilai kedisiplinan nilai estetika dan nilai etika. Berikut uraiannya:

1. Nilai Agama (Spiritual) yang Terkandung dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Nilai agama yaitu nilai yang diajarkan berdasarkan pada ajaran agama Islam (Naziqin, 2003:11). Nilai spiritual lebih

mengacu pada “nilai-nilai manusiawi non material imaterial. Dalam konteks ilmu pengetahuan spiritual lebih cenderung pada

37

kemampuan-kemampuan lebih tinggi (mental, intelektual, estetika, religius), dan nilai-nilai pikiran, keindahan, kebaikan dan kebenaran, belas kasihan kejujuran dan kesucian merupakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya” (Muliawan, 2005:122 -123). Nilai spiritual dalam kesenian justru terletak pada pesan kerohaniannya.

Manusia diberi akal pikiran oleh Tuhan sehingga manusia dapat mempunyai nilai intelektual atau pengetahuan yang dapat membedakan antara baik dan buruk tentang suatu persoalan dalam lingkungannya, dan manusia dapat memilihnya. Dalam perkembangannya diharapkan dapat memberikan kesadaran tentang moralitas. Moralitas dipengaruhi oleh kata hati karena

kata hati yang memutuskan “mengenai tindakannya sendiri yang

merupakan penilaian dalam bidang baik-buruknya. Kata hati dapat dipergunakan sebagai alat pengontrol sebelum tindakan diadakan, dapat berfungsi sebagai penerang sedangkan sesudah tindakan fungsinya sebagai hakim yaitu mengakui kebaikan atau keburukan

tindakan yang telah terlaksanakan karena pilihannya sendiri”

(Poedjawijatna, 1983: 133).

Dari tindakan yang dilakukan pastinya akan menimbulkan dampak baik maupun dampak buruk. Untuk itu, ketika mengambil keputusan harus memikirkan resikonya dan harus siap

38

mempertanggungjawabkan atas tindakan tersebut. Jangan sampai salah dalam mengambil keputusan tersebut.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara sadar memiliki hubungan individu antara manusia dengan penciptannya. Hubungan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara baik melalui agama maupun berbagai pola kepercayaan yang selalu dipegang teguh dan melekat dalam kehidupan keseharian.

Kebudayaan yang merupakan hasil dari sebuah proses kehidupan manusia, secara garis besar terdiri dari 7 unsur yang meliputi ; 1) Sistem Religi dan upacara keagamaan. 2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan. 3) Sistem pengetahuan. 4) bahasa. 5) Kesenian. 6) sistem mata pencaharian hidup 7) sistem tekhnologi dan peralatan (Koentjaraningrat, 1974). Dari pendapat ini dikatakan bahwa sistem religi merupakan unsur budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakat baik melalui kegiatan adat istiadat maupun upacara-upacara keagamaan.

Kesenian yang juga merupakan bagian dari unsur kebudayaan dalam proses penciptaannya juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan religius baik sebagai sarana upacara maupun untuk keperluan adat istiadat yang berlaku dalam kelompok masyarakatnya.

2. Nilai Sosial yang Terdapat dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang

39

Dalam kamus sosiologi, “social” adalah istilah yang

berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses sosial. Istilah sosial ditujukan pada pergaulan serta hubungan manusia dengan kehidupan kelompok manusia terutama pada kehidupan dalam masyarakat yang teratur (Gazalba, 1974:32).

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Dalam ajaran agama Islam diajarkan tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial. Seperti firman Allah SWT dalam QS Al Maidah ayat 2 :

َلاَو ٌَْدَهْلاَلاَو َماَسَحْلا َسْهَشّلا َلاَو ِهّٰلّلَا َسِئآٰعَش اْىُلِّحُتَلا اْىُىَمٰٱ َهْيِرَلابَهُيَاآَي

َلاَو َدِءلآَقْلا ْمُتْلَّلَّح اَذِإَو

بًواَىْضِزَو ْمِهّبَز ْهِم ًلاْضَف َنْىُغَتْبَي َماَسَحْلا َتْيَبْلا َهْيّمَا

اْوُدبَطْصَف

ْنَٱ ِماَسَحْلا ِدِجْسَمْلَا ِهَع ْمُكْوُدَص ْنَأ ْهِمْىَق ُنبَئَىَش ْمُكَىَمِسْجَي َلاَو

يَىْقَتلاَو ّسِبْلا ًَلَّع ْىُوَوبَعَتَو اْوُدَتْعَت

ًلّص

َنٰوْدُعْلاَو ِمْثِإ ًَلَّع ْىُوَوبَعَت َلاَو

َهّٰلّلا اْىُقَتلاَو

ًلّص

ا َنِإ

﴿ ِةبَقِعْلا ُدْيِدَش َهّٰلّل

2

َ﴾

Artinya :

manusia adalah makhluk sosial. Dia tidak bisa hidup seorang diri, atau mengaingkan diri dari kehidupan bermasyarakat. Dengan dasar penciptaan manusia yang memikul amanah berarti menjadi khalifah di bumi, naka islam memerintah umat manusia untuk saling ta’awun (saling tolong menolong ) untuk tersebarnya nilai rahmatan lil alamin ajaran Islam. Maka

40

Islam mengajarkan umatnya untuk saling ta’awun dalam kebaikan saja dan tidak dibenarkan ta’awun dalam kejahatan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai sosial merupakan kerjasama yang melibatkan gabungan beberapa orang untuk mencapai tujuan. Nilai sosial ini juga bisa dilakukan dengan adanya jiwa kebersamaan dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan di dalam kehidupan masyarakat. Dengan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan maka akan mempererat tali persaudaraan. Manusia satu dengan yang lain saling membantu dan hidup rukun.

3. Nilai Kedisiplinan yang Terdapat dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Kedisiplinan merupakan sikap dan perilaku sebagai cerminan dari ketaatan, kepatuhan, ketertiban, kesetiaan, ketelitian dan keteraturan perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku (Zuriah, 2007:198).

Sikap disiplin terbentuk dari keluarga, seseorang yang sejak kecil sudah disiplin maka dewasanya akan terbiasa bersikap disiplin. Kedisiplinan adalah kunci suatu keberhasilan, karena seseorang yang terbiasa menerapkan kedisiplinan maka dimana saja akan selalu mentaati tata tertib. Begitu juga dengan nilai kedisiplinan dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang juga diungkapkan melalui pola lantai dan gerak. Pola lantai sewaktu

41

gerakan awal sampai akhir menggambarkan sikap disiplin masing-masing penari. Penataan formasi biasanya koreografer menyesuaikan dengan situasi seperti bentuk tempat pentas dan jumlah penari. Para penari bergerak membentuk pola lantai seperti berbanjar, lingkaran, selang seling, dilakukan secara tepat dan disiplin serta disesuaikan dengan musik sebagai penanda bergantinya pola lantai berikutnya. Selain itu sikap disiplin juga terdapat dalam ragam gerak awal sampai akhir. Setiap gerakan mengikuti alunan musik dan mereka bergerak sesuai dengan ketukan, sehingga gerak yang dihasilkan serentak dan sama. 4. Nilai Estetika yang Terdapat dalam Kesenian Leak dan Kuda

Kepang

Menurut Abdul Hadi (2004: 227-228), ”Estetika (aestheis),

sesuai dengan makna etimologisnya, ialah pengetahuan tentang objek-objek penikmatan indra”. Karya manusia yang

dimaksudkan sebagai objek penikmatan indra adalah karya seni. Sebagai cabang ilmu dan filsafah, estetika sering disamakan dengan teori seni, kritik seni dan falsafah keindahan. Tidak jarang juga disebut teori keindahan. Sebagai kritik seni, yang dikaji dalam estetika ialah kriteria yang dijadikan dasar penilaian terhadap karya seni. Dalam menetapkan kriteria itu juga diperhatikan wawasan atau pandangan estetika yang mendasari hasil suatu ciptaan.

42

Dalam pengertian tersebut, estetika membicarakan

Dokumen terkait