• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI KESENIAN LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL SAKTI DI DUSUN ROWO REJOSARI DI DESA TLOGOPUCANG KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI KESENIAN LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL SAKTI DI DUSUN ROWO REJOSARI DI DESA TLOGOPUCANG KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

TEMANGGUNG TAHUN 2015

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

ANA LESTARI

NIM. 11111215

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTO

Dengan iman hidup terarah,

dengan ilmu hidupmenjadi mudah,

dengan cinta hidup bahagia,

dan dengan seni hidupmenjadi lebih indah

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur aku panjatkan kepada Allah SWT

atas segala semua keindahan dan keberkahan dalam kehidupanku. Kepada

orang-orang yang aku sayangi dan cintai akan ku persembahkan karya tulis ini

untuk kalian ...

Kedua Orang Tuaku, Bapak (Syaifudin) dan Ibu (Barsih) tercinta yang

senantiasa selalu menyayangi, mendo’akan, membimbing menyemangati

dan mendukungku. Terimakasih atas nasehat kasih sayang dan

pengorbanan yang tiada hasil untuk ku. Meskipun karya sederhana yang

jauh dari sempurna ini tidak cukup dapat membalas semua pengorbanan

yang telah Bapak dan Ibu berikan. Semoga cukup dapat membuat Bapak

dan Ibu bangga. Tanpa Ibu dan Bapak tidak akan bisa seperti sekarang

ini.

Adekku Titik Anggraeni &Bagus Susilo terima kasih selalu memberi

semangat dan mendo’akan saya untuk men

jadi orang yang sukses.

My beloved Huda yang selalu memberikan dorongan, semangat, turut

memberikan do’a, support dan masukan yang sangat berarti.

Keluarga besarku yang telah membantu dan turut memberikan do’a serta

memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang.

Teman-teman Seperjuanganku PAI F dan Teman-teman seangkatan

2011

Dan Teman-temanku semua yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu

namanya yang selalu bawel sama saya karna itu demi kebaikan saya dan

selalu mendukung serta selalu ada disaat senang maupun susah. Terima

kasih banyak dansemoga kekeluargaan kita untuk selamanya...

Rocham Machis yang berperan penuh membantu terselesaikannya skripsi

ini

Keluarga besar Dusun Rowo Rejosari , terima kasih atasbantuan dan

dukungan yang diberikan selama ini...

Sahabat-sahabatku Rainbow Deni Rahayu Rahmawati, Wahyu Nur

Rofiqoh, Istri Mahmudah, dan Ma’rifatun Nasiroh yang selalu

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini meskipun harus berjuang dan kerja keras. Sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa ajaran mulia sehingga menjadi panutan dan bimbingan bagi kehidupan manusia dari masa kebodohan (jahiliyah) dan kegelapan menuju masa yang penuh dengan cahaya kebenaran.

Meskipun penulisan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Edukatif Islam dalam

Tradisi Kesenian Leak dan Kuda Kepang (Studi atas Paguyuban Seni Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun Rowo Rejosari desa

Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung)” ini merupakan suatu tahap

awal dari sebuah perjalanan cita-cita untuk masa depan penulis, namun penulis berharap semoga karya ini mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kajian kebudayaan, kesenian dan nilai-nilai pendidikan. Selain itu yang sangat penting pada diri penulis adalah skripsi ini dapat menjadi wahana pembelajaran untuk mengasah kemampuan metodologis dan cara berfikir ilmiah sehingga menjadi bekal yang sangat berharga di masa yang akan datang.

(9)

ix

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan-pengarahan yang bermanfaat selama kuliah.

5. Dosen Pembimbing Dr. Mukti Ali, S. Ag, M. Hum selaku pembimbing yang telah memberikan waktu dan perhatiannya kepada penulis.

6. Segenap dosen dan staff karyawan IAIN Salatiga yang memberikan pelayanan akademik maupun non akademik kepada penulis.

7. Karyawan Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.

8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung selama studi serta terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

(10)

x

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah hasanah peningkatan pendidikan.

Amin-amin yarobbal „alamin

Salatiga, September 2015

(11)

xi ABSTRAK

Ana Lestari. 2015. NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI KESENIAN LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL SAKTI(Studi di Dusun Rowo Rejosari desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Dr. Mukti Ali, M.Hum

Kata Kuci : Nilai Edukatif Islam, Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa nilai-nilai edukatif Islam, bagaimana bentuk kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung, apa nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian Leak dan Kuda kepang Turonggo Manunggal Sakti, adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apa nilai-nilai edukatif Islam, mengetahui bagaimana bentuk kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti, dan mengetahui nilai-nilai apa yang terkandung dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang yang ada di Rowo Rejosari.

(12)

xii

DAFTAR INFORMAN

1. Bapak Kepala Desa Tlogo Pucang

2. Bapak Jumino Ketua Paguyuban Kesenian 3. Bapak Sutarno Tokoh Kesenian

4. Bapak Maryono Tokoh Masyarakat 5. Bapak Askodin Tokoh Kesenian

6. Bapak Puji Budiyanto Tokoh Masyarakat 7. Bapak Tukijo Tokoh Masyarakat

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

HALAMAN MOTTO... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ... …… 5

C. Tujuan Penelitian ... …… 6

D. Kegunaan Penelitian ... …. 6

E. Penegasan Istilah ... … 7

F. Penelitian yang Relevan... .. 10

G. Metode Penelitian...12

(14)

xiv BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Edukatif Islam ... 24 B. Kesenian Leak dan Kuda Kepang... 45 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi lokasi Penelitian... 51 B. Bentuk Kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal

Sakti di dusun Rowo Rejosari... 56

C. Profil dan Latar Belakang Pemain Paguyuban Kesenian Leak dan Kuda Kepang... 59

BAB IV ANALISA DATA

A. Nilai-Nilai Edukatif Islam dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang di Dusun Rowo Rejosari………. 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….103 B. Saran………106 DAFTAR PUSTAKA

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai satu negara merdeka sangat kaya akan tradisi, budaya, dan istiadat maupun seni yang di miliki merupakan suatu karya budaya nenek moyang kita. Menurut Alo Liliweri (2003:8), “Bahwa kebudayaan itu adalah komunikasi simbolis, simbolisme itu adalah

ketrampilan kelompok, pengetahuan, sikap, nilai dan motif”. Kebanyakan

orang hanya mengenal sebatas hiburan tanpa mengetahui makna yang sebenarnya tentang budaya. Menurut Daradjat (2011:8), “Kebudayaan

tercipta karena kegiatan manusia yang “menggunakan akal pikirannya,

perasaannya, dan ilmu pengetahuannya, tumbuhlah kebudayaan, baik berbentuk sikap, tingkah laku, cara hidup, ataupun berupa benda, irama, bentuk dan sebagainya”. Jadi, kebudayaan masyarakat Jawa yang melingkupi kesenian adalah sebagai media untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas bahkan kepada sang Pencipta.

Seni adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menciptakan berbagai gerak hati yang melalui salah satu unsur pancaindera atau mungkin juga melalui kombinasi dari berbagai unsur pancaindera, menyentuh rasa halus manusia lain disekitarnya, sehingga lahir penghargaan terhadap nilai-nilai keindahan. Menurut Imam Muhsin

(16)

tengah-2

tengah lingkungan masyarakat yang sangat kaya dengan nilai-nilai budaya, sudah tentu kearifan lokal yag berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan berpengaruh kuat di dalamnya.

Bagi masyarakat Jawa budaya kesenian, yang salah satunya kesenian Leak sangatlah menarik dalam lingkungan masyarakat saat ini. Kesenian leak yang berasal dari pulau dewata, yang merupakan peninggalan budaya kuno Hindu Bali, dikembangkan sebagai suatu kesenian yang berhasil menarik perhatian para remaja. Disini kesenian Leak secara khusus mempunyai arti penyihir jahat yang digambarkan seperti iblis.

Adat Kesenian Bali inilah yang saling mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Jawa. Kita dapat melihat masyarakat Jawa yang mempunyai kreatifitas kesenian Leak yang di kombinasikan dengan kesenian Kuda Kepang. Masyarakat yang mampu mengembangkan kesenian Leak dan Kuda kepang tersebut menjadi suatu kesenian yang diagungkan dalam masyarakat, khususnya masyarakat Temanggung.

(17)

3

yang harus dilestarikan dan didalamnya terdapat nilai-nilai edukatif Islam. Namun, sebagai masyarakat Rowo Rejosari harus senantiasa waspada juga dengan adanya kesenian yang berkembang di sana. Karena dengan adanya kesenian tersebut seringkali disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat Rowo rejosari harus bisa menjauhi hal-hal yang bersifat negatif dan senantiasa menyaring nilai-nilai positif dengan adanya kesenian tersebut..

Pada tahun 1982, di dusun Rowo Rejosari awalnya hanyalah mendirikan sebuah paguyuban kesenian Kuda kepang. Karena dalam kesenian kuda kepang adegan yang di mainkan hanyalah menceritakan seputar perjalanan menuju pertempuran saja,padahal dalam ceritanya, pasukan kuda kepang dalam pertempuran itu menghadapi musuh. Kemudian mereka mempunyai inisiatif untuk mencari sosok seorang musuh dalam kesenian tersebut. Dan mereka memilih Leak untuk dijadikan musuh. Mereka memilih Leak karena Leak merupakan sosok iblis, sosok yang jahat yang sudah di kemas dalam kesenian di Bali.

(18)

4

1. Ketua, yaitu seseorang yang memimpin, ataupun semua yang mengkoordinasi perkumpulan kesenian dan memimpin jalannya kesenian Leak dan kuda kepang tersebut.

2. Wakil ketua, yaitu seseotang yang menggantikan, membantu apabila ketua sedang berhalangan.

3. Bendahara, yaitu seseorang yang menangani masalah pendanaan ketika pementasan maupun yang mengurusi apabila ada keuangan masuk dari pementasan tersebut.

4. Humas, adalah seseorang yang mengurusi dalam kesenian leak dan kuda kepang tersebut terhadap masyarakat.

5. Seksi perlengkapan, di sini seseorang yang mengkoordinasi peralatan kesenian dari segi pakaian, alat musik, maupun leak tersebut, pada saat pementasan maupun setelah pementasan, mengecek perlengkapan tersebut apakah ada yang kurang dan rusak.

6. Seksi rias, yaitu seseorang yang mempunyai ketrampilan dalam masalah rias, yang di tugaskan untuk merias para pemain kesenian tersebut.

(19)

5

8. Pengkrawitan, yaitu seseorang yang menjalankan alat musik tersebut (pengkrawitan) musik jawa yang di situ masih terbuat dari bahan alami ataupun hasil kerajinan tangan.

9. Pemain

a. Penari wiroyudo/landang/randang yaitu pemimpin tari (Raja), sedangkan wiropati yaitu pemimpin barisan

b. Prajurit (penari Kuda Kepang) c. Penari Cendrawasih

d. Penari Jaipong e. Penari Leak

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk mengungkap

“NILAI-NILAI EDUKATIF ISLAM DALAM TRADISI KESENIAN

LEAK DAN KUDA KEPANG TURONGGO MANUNGGAL SAKTI (Studi di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan, Kab.

Temanggung)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan diantaranya:

1. Apakah nilai-nilai edukatif Islam itu?

(20)

6

3. Bagaimana nilai-nilai edukatif Islam dalam tradisi kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui nilai-nilai edukatif Islam.

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kesenian Leak dan Kuda Kepang di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

3. Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai educatif Islam dalam tradisi kesenian Leak dan Kuda Kepang di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat ataupun kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu teoritis dan secara praktis sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam ranah pendidikan dan tradisi kesenian di Temanggung.

2. Secara Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini, antara lain:

(21)

7

b. Bagi masyarakat, sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan masyarakat dan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan masukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesenian tradisional yang merupakan peninggalan nenek moyang.

c. Bagi IAIN Salatiga, untuk memperkaya pembendaharaan perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. d. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan

wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut. E.Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul, maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok maupun kata-kata dalam penelitian ini. Antara lain:

1. Nilai

(22)

8

2. Edukatif (Pendidikan) Islam

Kata edukatif berasal dari kata bahasa inggris “to

educate” yang artinya mendidik (kt. kerja) menjadi educative

(kt. sifat) atau education (kt. benda). Sehingga edukatif diartikan segala sesuatu yang bersifat mendidik atau yang dihubungkan dengan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalaui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menyesuaikan di berbagai lingkungan (Hardjo, 2002:15). Pendidikan Islam merupakan usaha manusia untuk menanamkan nilai-nilai ajaran agama baik secara formal maupun non formal, sehingga diharakan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tradisi

Tradisi berasal dari (bahasa Latin: Traditio, “diteruskan”)

atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi akan punah.

(23)

9

tubuh masyarakat, sementara mengubahnya adalah sesuatu yang sangat sulit, maka satu langkah bijak ketika tradisi itu tidak diposisikan berhadapan dengan ajaran, tetapi justru tradisi

sebagai pintu masuk ajaran”.

4. Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Kesenian Leak merupakan salah satu kesenian bersifat mistis yang berasal dari Bali. Leak merupakan sosok iblis, sosok yang jahat yang sudah di kemas dalam kesenian di Bali. Leak Merupakan suatu kesenian yang diwariskan oleh leluhur Hindu Bali yang dikembangkan di masyarakat jawa sekarang ini. Dalam kesenian ini, Leak secara khusus mempunyai arti penyihir jahat yang digambarkan seperti iblis.

(24)

10

tarian rakyat menggunakan properti kuda-kudaan yang terbuat dari kepang (bambu). Di daerah Istimewa Yogyakarta, tarian ini dikenal dengan nama jatilan.

5. Turonggo Manunggal Sakti

Turonggo Manunggal Sakti adalah sebuah nama paguyuban atau perkumpulan kesenian Leak yang ada di desa Tlogopucang, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung.

Jadi yang di maksud nilai-nilai edukatif Islam dalam Tradisi kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti adalah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi kesenian Leak dan kuda kepang dari segi pandang budaya, alur cerita, seni, bahkan dalam pementasan sehingga mampu mempertahankan kesenian Leak dan Kuda Kepang ke generasi penerus.

F. Penelitian Yang Relevan

1. Kesenian Badui di Desa Klawisan Desa Margo agung Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Lisa Dewi Nurul Anisa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Kesenian Badui adalah Kesenian dengan jenis tarian sholawatan yang menggambarkan adegan peperangan/ kelompok prajurit yang sedang berlatih perang.

(25)

11

Negeri Yogyakarta. Kesenian Menorek merupakan sebuah kesenian sholawatan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan di dalam masyarakat.

3. Keberadaan Kesenian Jaranan Turonggo Anom Manunggal Sakti di Dusun Sidodadi, Desa Pematangkolim Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Mayang Novi. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta. Kesenian ini merupakan suatu kesenian yang dikembangkan di daerah sumatera. Di bentuk karena kurangnya hiburan masyarakat. Sarwantoa dalah pendiri kesenian jaranan yang merupakan warga Jambi yang berasal dari keturunan jawa. Kemudian beliau bertransmigrasi. Bentuk kesenian jaranan dikombinasikan dengan gaya Sumatera.

4. Perkembangan Bentuk Penyajian Reyog Wirogo Bindhi di Dusun Mangiran Desa Trimurti Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Oni Herianto. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta. Pada tahun 2000 Reyog Wirogo Bindhi diciptakan oleh Warsito. Dalam Penyajian Reog ini menceritakan tentang perebutan kekuasaan/ pemerintahan. Reog berarti peperangan, kata reog diambil dari kesenian rakyat dari Ponorogo yang memiliki cirri khas berupa binatang yang berkepala singa yang bermahkota besar dan tinggi berbentuk gunungan yang disebut dhadak merak.

(26)

12

danSeni. Universitas Negeri Yogyakarta. Kesenian Kuntulan merupakan kesenian yang dikembangkan di daerah Jumbleng Muntilan. Kesenian ini merupakan perpaduan antara unsure tari, bela diri dan agama.

G.Metode Penelitian

Metode Penelitian di bagi menjadi delapan tahap, yaitu: 1. Pendekatan dan jenis penelitian

Pada penelitian ini penulis menitikberatkan pada

“Pemahaman nilai pendidikan Islam pada serangkaian acara dalam

kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti yang ada di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang, Kec Kandangan,

Kabupaten Temanggung”. Dengan menggunakan metode

kualitatif.

Dengan demikian, “Pendekatan kualitatif yaitu penelitian

yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti (Sugiyono, 2009:4).

Menurut Moloeng (2009: 6), “penelitian kualitatif adalah

(27)

13

Dalam pendekatan kualitatif ini semua data di peroleh dalam bentuk dengan kata-kata lisan maupun tulisan yang bersumber dari manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, Lexy J. Moleong (2000:4-8) menyatakan Ciri-ciri pendekatan kualitatif sebagai berikut:

a. Mempunyai latar ilmiah b. Manusia sebagai alat c. Memakai metode kualitatif d. Analisa data secara indukatif

e. Lebih mementingkan proses daripada hasil f. Penulis bersifat deskriptif

g. Teori dari dasar (grounded theory)

h. Adanya “batas” yang di tentukan oleh “fokus” i. Adanya khusus keabsahan data

j. Desain yang bersifat sementara

k. Hasil penelitian di rundingkan dan di sepakati bersama.

Untuk memperoleh fakta tentang “Nilai-nilai dalam tradisi

kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan

Kab.Temanggung” diperlukan pengamatan yang mendalam. Oleh

(28)

14

Menurut Sumardi Suryabrata (1998:19) “Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat pencandraan (uraian, paparan) mengenai situasi-situasi kejadian-kejadian”. Sedangkan tujuan penelitian deskriptif menurut Husain umar

(1999:29), ”Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk

menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat researt di lakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari sesuatu

gejala tertentu”. Sedangkan menurut Anselm Strauss (2003:158), “

Bahwa seorang peneliti harus dapat menunjukkan sifat peristiwa yang berkembang, dengan mengetahui mengapa dan bagaimana

tindakan”.

Berdasarkan pendapat di atas, pendekatan kualitatif ini di maksudkan untuk menjelaskan peristiwa atau kejadian yang ada

pada saat penelitian berlangsung, yaitu tentang “Nilai-nilai dalam

Tradisi kesenian Leak Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan

Kab.Temanggung ”.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam hal ini juga disebut partisipasi, menurut Maryaeni

(2005:68), ”Bahwa partisipasi dengan istilah lain terlibat atau

keterlibatan, merupakan kegiatan wajib yang dilakukan oleh peneliti dalam kaitannya dengan penelitian kualitatif dalam rangka

(29)

15

semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya di telaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran penelitian di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai intrumen langsung dan sebagai pengumpulan data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan, Kab. Temanggung. Yaitu sebuah desa yang mata pencahariannya sebagai petani, sebagian besar sebagai pekerja pabrik kayu lapis dan memanfaatkan kesenian yang menghasilkan uang. Kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo manunggal sakti ini, didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan yang sangat penting yang bisa dijadikan pembelajaran kehidupan. Hal ini juga menjadi alasan penulis untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.

4. Sumber Data

Menurut Maryaeni (2005:41-42), ”Peneliti dapat memperoleh sumber data berupa: catatan hasil observasi,

wawancara, foto, rekaman auditif dan sebagainya”. Data dalam

(30)

16

informasi yang dianggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kata-kata atau tindakan

Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informasi/ responden pada waktu mereka di wawancarai. Dengan data-data tersebut berupa keterangan dari para informasi dari beberapa pihak diantaranya: Pejabat desa, tokoh agama, dan masyarakat yang penulis anggap mampu untuk memberikan keterangan yang relevan.

b. Data Tertulis (Dokumentasi)

Data yang berbentuk tulisan di peroleh dari pejabat desa dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan subjek penelitian.

c. Foto

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh beberapa foto tentang ”Kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di Dusun Rowo Rejosari

Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung”.

5. Prosedur Pengumpulan Data

(31)

17

materi yang di angkat. Hal ini di maksud agar sebuah metode penelitian rasional dan terarah maka penelitian menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang tersebut di bawah ini:

a. Observasi pada Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin diulang(Rumidi, 2004:68). Menurut Emzir (2011: 37),

“Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai

perhatian yang terfokus pada kejadian, gejala atau sesuatu. Dengan melakukan pengamatan terhadap gejala yang akan diteliti kemudian dijadikan bahan untuk mengumpulkan data awal, serta mengumpulkan data yang lebih mendalam. Metode observasi ini digunakan peneliti secara langsung untuk mengamati Kesenian Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung.

b. Metode Wawancara pada masyarakat Rowo Rejosari TlogoPucang KandanganTemanggung

Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada nara

sumber. Jadi, ”wawancara adalah cara-cara memperoleh data

(32)

18

individu dengan individu maupun individu dengan

kelompok lain” (NyomanKutharatna, 2010: 222).

Menurut Emzir (2011: 50), “Wawancara adalah interaksi lansung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti

yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya”. Ciri

utama dari metode ini adalah dengan mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, dan dijawab secara lisan pula. Metode wawancara di gunakan untuk menggali informasi kesenian Leak dan Kuda Kepang Langking Turonggo dari penelitian sampai keperangkat desa, para tokoh agama dan masyarakat di dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab.Temanggung.

c. Metode Dokumentasi di lokasi penelitian

Menurut Irawan yang dikutip oleh Rumidi (2004:100),

“Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

yang ditujukan kepada subjek penelitian”. Metode ini di

(33)

19

beberapa pengamatan langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto-foto kesenian Leak dan Kuda Kepang di dusun Rowo Rejosari desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

6. Analisis Data

Menurut Winarno Surachmad (1972:131-138) mengatakan,

“Analisis data merupakan upaya untuk mencapai dan menata

secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lain-lainnya. Untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis

perlu di lanjutkan dengan berupaya mencari makna”.

Menurut Iman Suprayogo dan Tobroni (2001:192),

“Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat di mulai

setelah penelitian memahami fenomena sosial yang sedang diteliti

dan setelah mengumpulkan data yang dapat di analisis”. Kegiatan

-kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi: a. Menetapkan fokus penelitian.

b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul.

c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.

(34)

20

Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tatap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.

7. Pengecekan kebebasan data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Menurut (Moloeng, 2000:175) mengatakan pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a. Ketekunan pengamatan b. Analisis kasus negatif c. Pengecekan anggota d. Uraian rinci

e. Auditing 8. Tahap-tahap penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Tahap pra lapangan

1). Mengajukan judul penelitian 2). Menyusun proposal penelitian

(35)

21

b. Tahap kerja lapangan, yang meliputi:

1). Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2).Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan

fokus penelitian

3).Pencatatan data yang telah dikumpulkan c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan:

1). Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2). Pengecekan keabsahan data

d. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian

2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi

4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Ujian munaqosyah skripsi

H. Sistematika Penulisan

Dalam sistem pembahasan penulisan skripsi ini, penulis mengajukan pembahasan dari beberapa bab yang berisi tentang keterkaitan studi kasus yang penulis teliti, penulis memberikan gambaran sebagai berikut:

Adapun pembahasan dalam skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN

(36)

22

Metode Penelitian. Metode Penelitian berisi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu

A. Tinjauan tentang Nilai-nilai Edukatif Islam B. Kesenian Leak dan Kuda Kepang.

BAB III LAPORAN PENELITIAN

Pada bab ini akan di laporkan hasil pengumpulan data lapangan dimulai dari pemaparan gambaran umum, wilayah kawasan Tlogopucang Kandangan Temanggung, pemaparan bentuk kesenian dan profil serta latar belakang pemain Leak dan Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti di dusun rowo Rejosari desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung

BAB IV ANALISIS DATA

(37)

23 BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran-saran

(38)

24 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Edukatif Islam

1. Pengertian Nilai

Kesenian Leak dan Kuda Kepang menyimpan berbagai nilai-nilai pendidikan Islam bermanfaat untuk menguatkan hasil pendidikan/tujuan pendidikan. Seperti diungkapkan oleh Koentjaraningrat (2004: 12), “Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas,

dan berguna bagi manusia”.

Sesuatu hal apapun itu bernilai jika sesuatu itu berguna bagi kehidupan manusia. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009:27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai. Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah norma yang berlaku dalam masyarakat ataupun tuntunan Agama yang ada dalam masyarakat.

Pendapat-pendapat di atas berbicara masalah kebaikan, sikap dan norma-norma yang merupakan penjabaran dari nilai. Pendapat-pendapat tersebut tidak dapat lepas dari kebudayaan seperti dikemukakan oleh

Suminto (2000: 5),“bahwa kebudayaan sebagai salah satu konsep yang

(39)

25

kaidah-kaidah, adat istiadat dan harta-harta kultural. Kebudayaan yang di dalamnya terdapat nilai perlu upaya pelestarian. Melalui pendidikan akan

menyadarkan kepentingan dalam nilai budaya”.

2. Macam-macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

a.Nilai dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi:

1). Nilai biologis 2). Nilai keamanan 3). Nilai cinta kasih 4). Nilai harga diri 5). Nilai jati diri

Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terakhir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996:63).

b. Nilai dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai menurut Noeng Muhadjir dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Nilai yang bersifat statistik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.

(40)

26

c.Nilai dilihat dari sumbernya

Menurut Muhaimin (1993:111), sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia di golongkan menjadi dua macam yaitu:

1). Nilai ilahi

Nilai yang dititahkan Tuhan melalui para rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil yang diabadikan dalam wahyu ilahi. Religi(agama) merupakan sumber yang pertama dan utama bagi para penganutnya, dari agama inilah manusia menyebarkan nilai-nilai untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2). Nilai insani

Nilai insani merupakan nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia, serta hidup dan berkembang dalam kehidupan manusia. Nilai insane ini bersifat dinamis, sedangkan keberlakuan dan kebenarannya bersifat relative (nisbi) yang dibatasi oleh ruang dan waktu.

d. Nilai dilihat dari sifatnya

Menurut Thoha (1996: 64), dilihat dari sifatnya nilai dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1). Nilai Subjektif

(41)

27

2). Nilai Objektif rasional (Logis)

Nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui olei nilai akal sehat. Seperti nilai kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk merdeka, kemudian nilai kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan lain sebagainya.

3). Nilai Objektif Metafisik

Nilai yang mampu menyusun kenyataan objektif misalnya nilai-nilai dalam agama.

e. Nilai dilihat dari wujudnya

Menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu:

1). Nilai Formal

Nilai Formal yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapi memiliki bentuk, lambang, serta simbol-simbol. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu nilai sendiri dan nilai turunan

2). Nilai Material

(42)

28

atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai agama (Muhaimin, 1993:116).

3. Pengertian Edukatif (pendidikan) Islam

Dalam kajian khazanah pemikiran pendidikan, terlebih dahulu perlu diketahui tentang dua istilah penting yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan. Dua istilah

penting tersebut adalah “pedagogi” dan pedagogik”. Pedagogi berarti

pendidikan, sedangkan pedagogik berarti ilmu pendidikan. Secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Bagi kehidupan umat manusia, pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup dan berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka (Choirul Mahfud, 2006:31).

Menurut (Abdul Kadir, 2012:59), “Pendidikan adalah hidup.

(43)

29

memiliki tata laku dan adab dalam kehidupan bermasyarakat melalui proses pendidikan tersebut guna untuk pengubahan sikap dan tata laku agar beradab sesuai pancasila sila ke dua yaitu kemanusiaan yang adil

dan beradab”.

Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada pandangan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai normaIslam (Ahmadi, 2005:28).

Manusia telah menjadi insan kamil apabila pribadinya telah meyakini dengan sepenuh hati tentang keesaan Allah, menjalankan segala perintahnya, menjauhi segala larangannya serta mampu berbuat baik terhadap sesama manusia serta alam sekitar.

Selain itu manusia juga berperan sebagai khalifatullah fi al-ardli yang memiliki tanggung jawab dalam pendidikan. Bertolak dari pandangan teosentrisme yang menjadikan Tuhan sebagai pusat ihwal kehidupan, istilah dan konsep tarbiyah menjadi tepat digunakan untuk memberi makna pendidikan Islam sebagai implementasi peran manusia sebagai khalifatullah (Ahmadi, 2005:26). Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur‟an Surat al Baqarah ayat 30 yang artinya:

(44)

30

4. Landasan Pendidkan Islam

Setiap usaha,kegiatan dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan tentunya harus mempunyai landasan yang baik dan kuat. Demikian pula dengan pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia seutuhnya (insan kamil), juga harus mempunyai sebuah landasan yang digunakan dalam melaksanakan setiap tindakan. Menurut Daradjat (2011:19-24), landasan penddikan Islam adalah bersumber pada Al-Qur‟an, As-sunnah dan Ijtihad.

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur‟an merupakan petunjuk yang lengkap dan juga merupakan pedoman bagi kehidupan manusia, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang bersifat universal.

Al-Qur‟an merupakan sumber pendidikan yang lengkap berupa

pendidikan social, akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah (Syafaat dan Sahrani, 2008:20).

(45)

31

b. As-Sunah

As-Sunah merupakan segala perkataan, perbuatan ataupun pengakuan dari Rasulullah Saw. Yang dimaksud pengakun adalah perbuatan atau kejadian orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan perbuatan atau kejadian tersebut berlangsung. Sunah merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur‟an. Seperti Al-Qur‟an, sunah juga berisi akidah

dan syari‟ah. Sunah berisi petunjuk (pedoman) untuk

kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek, untuk membina umat menjadi manuisa seutuhnya atau muslim yang bertaqwa (Daradjat, 2011:20).

c.Ijtihad

Ijtihad merupakan istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari‟at

Islam, untuk menetapkan atau menentukan suatu hokum syari‟at

Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya dalam Al-Qur‟an dan Sunah. Ijtihad ini dapat meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya aspek kependdikan, namun tentunya ijtihad ini tetap berpedoman pada Al-Qur‟an dan Sunah. Ijtihad haruslah mengikuti kaidah-kaidah yang diatur oleh para mujtahid, serta tidak boleh bertentangan dengan isi

Al-Qur‟an dan Sunah tersebut. Karena Ijtihad itu dipandang sebagai

(46)

32

sepanjang masa setelah Rasulullah wafat. Sasaran Ijtihad adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan. Ijtihad dalam penddikan sejalan dengan perkembangan zaman, yakni mencakup pada bidang materi atau isi dan sistemnya (Daradjat, 2011:21).

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari

Al-qur‟an dan Sunah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli

pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hiduppada suatu tempat pada situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil Ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. 5. Ciri-ciri Subtansi Pendidikan Islam

a. Pendidikan Keimanan

Sesungguhnya esensi pendidkan Islam adalah pendidikan keTuhanan, yaitu terbentuknya ikatan yang kuat antara seorang hamba dengan Allah SWT penguasa yang kekal.

Di dalam Al-Qur‟an, kita dapat menemukan banyak ayat Al-Qur‟an yang mengajak kepada keimanan, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 1-5.

(47)

33

(kehidupan) akhirat. 5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

b. Pendidikan Amaliyah

Sesungguhnya pendidikan Islam telah menegaskan tentang aspek amaliyah, karena pengaruhnya yang sangat penting dalam kehidupan di dunia, serta membawa manfaat, kebaikan dan kebahagiaan bagi individu dan masyarakat. Amal shaleh merupakan pintu masuk kedalam subtansi pendidikan Islam, di samping merupakan buah utama dari ilmu yang benar,akhlak yang benar dan pendidikan social kemasyarakatan yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Pendidikan Ilmiah

Sesungguhnya diantara subtansi paling penting dalam pendidikan Islam adalah berbagai macam ilmu pengetahuan, dimulai dari membaca dan menulis,sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.

d. Pendidikan Akhlaq

(48)

34

e.Pendidikan Sosial Kemasyarakatan

Allah SWT sebagai Dzat pencipta dan sembahan manusia,

dan Islam sebagai rahmat lil „alamin tidak dating hanya

untuksatu individu atau masyarakat tertentu, tetapi untuk seluruh umat manusia di setiap masa dan tempat.islam senantiasa memusatkan perhatiannya pada pengembangan tradisi social yang benar bagi individu, menanamkannya perasaan dan kesadaran sebagai keluarga dan anggota masyarakat, individu dari masyarakat dunia yang luas (Hafidz, 2009:68-124).

6. Tujuan Pendidikan Islam

(49)

35

Begitu halnya menurut Al-Syaibani, yang merupakan salah satu tokoh pendidikan Islam, bahwa tujuan pendidikan Islam berkaitan dengan beberapa hal, yaitu:

a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, yaitu mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, serta kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat. Pengetahuan tersebut mencakup berbagai nilai-nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seperti nilai religi, nilai kedisiplinan, nilai estetika

b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, yaitu mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan dalam masyarakat, dan memperkaya pengalaman masyarakat, seperti nilai sosial, dan nilai etika dalam bermasyarakat,.

c. Tujuan professional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat, seperti nilai estetika (Tafsir, 1994:49).

7. Nilai Pendidikan Islam

(50)

36

istimewa dan memiliki fungsi yang optimal, maka harus dilakukan internalisasi nilai-nilai ajarn islam dalam berbagai aspeknya.

Nilai Pendidikan Islam termasuk aspek-aspek pendidikan yang patut mendapatkan perhatian pertama dan utama dari setiap manusia. Memberikan pendidikan tentang ajaran Islam tentang keimanan orang tua terhadap anaknya merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang tua dengan penuh kesungguhan.karena dalam Islam, iman merupakan pilar yang mendasari keislaman seseorang.

Berdasarkan beberapa konsep di atas, tujuan pendidikan Islam untuk mencetak insan yang berakhlaq mulia dan berguna bagi sesama dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia, agar senantiasa bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Maka, Nilai-nilai Edukatif Islam yang akan dibahas dalam kesenian Leak dan Kuda Kepang berdasarkan tujuan pendidikan Islam yaitu meliputi nilai religi, nilai sosial, nilai kedisiplinan nilai estetika dan nilai etika. Berikut uraiannya:

1. Nilai Agama (Spiritual) yang Terkandung dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Nilai agama yaitu nilai yang diajarkan berdasarkan pada ajaran agama Islam (Naziqin, 2003:11). Nilai spiritual lebih

mengacu pada “nilai-nilai manusiawi non material imaterial.

(51)

37

kemampuan-kemampuan lebih tinggi (mental, intelektual, estetika, religius), dan nilai-nilai pikiran, keindahan, kebaikan dan kebenaran, belas kasihan kejujuran dan kesucian merupakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya” (Muliawan, 2005:122 -123). Nilai spiritual dalam kesenian justru terletak pada pesan kerohaniannya.

Manusia diberi akal pikiran oleh Tuhan sehingga manusia dapat mempunyai nilai intelektual atau pengetahuan yang dapat membedakan antara baik dan buruk tentang suatu persoalan dalam lingkungannya, dan manusia dapat memilihnya. Dalam perkembangannya diharapkan dapat memberikan kesadaran tentang moralitas. Moralitas dipengaruhi oleh kata hati karena

kata hati yang memutuskan “mengenai tindakannya sendiri yang

merupakan penilaian dalam bidang baik-buruknya. Kata hati dapat dipergunakan sebagai alat pengontrol sebelum tindakan diadakan, dapat berfungsi sebagai penerang sedangkan sesudah tindakan fungsinya sebagai hakim yaitu mengakui kebaikan atau keburukan

tindakan yang telah terlaksanakan karena pilihannya sendiri”

(Poedjawijatna, 1983: 133).

(52)

38

mempertanggungjawabkan atas tindakan tersebut. Jangan sampai salah dalam mengambil keputusan tersebut.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara sadar memiliki hubungan individu antara manusia dengan penciptannya. Hubungan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara baik melalui agama maupun berbagai pola kepercayaan yang selalu dipegang teguh dan melekat dalam kehidupan keseharian.

Kebudayaan yang merupakan hasil dari sebuah proses kehidupan manusia, secara garis besar terdiri dari 7 unsur yang meliputi ; 1) Sistem Religi dan upacara keagamaan. 2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan. 3) Sistem pengetahuan. 4) bahasa. 5) Kesenian. 6) sistem mata pencaharian hidup 7) sistem tekhnologi dan peralatan (Koentjaraningrat, 1974). Dari pendapat ini dikatakan bahwa sistem religi merupakan unsur budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakat baik melalui kegiatan adat istiadat maupun upacara-upacara keagamaan.

Kesenian yang juga merupakan bagian dari unsur kebudayaan dalam proses penciptaannya juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan religius baik sebagai sarana upacara maupun untuk keperluan adat istiadat yang berlaku dalam kelompok masyarakatnya.

(53)

39

Dalam kamus sosiologi, “social” adalah istilah yang

berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses sosial. Istilah sosial ditujukan pada pergaulan serta hubungan manusia dengan kehidupan kelompok manusia terutama pada kehidupan dalam masyarakat yang teratur (Gazalba, 1974:32).

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Dalam ajaran agama Islam diajarkan tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial. Seperti firman Allah SWT dalam QS Al Maidah ayat 2 :

(54)

40

Islam mengajarkan umatnya untuk saling ta’awun dalam kebaikan saja dan tidak dibenarkan ta’awun dalam kejahatan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai sosial merupakan kerjasama yang melibatkan gabungan beberapa orang untuk mencapai tujuan. Nilai sosial ini juga bisa dilakukan dengan adanya jiwa kebersamaan dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan di dalam kehidupan masyarakat. Dengan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan maka akan mempererat tali persaudaraan. Manusia satu dengan yang lain saling membantu dan hidup rukun.

3. Nilai Kedisiplinan yang Terdapat dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Kedisiplinan merupakan sikap dan perilaku sebagai cerminan dari ketaatan, kepatuhan, ketertiban, kesetiaan, ketelitian dan keteraturan perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku (Zuriah, 2007:198).

(55)

41

gerakan awal sampai akhir menggambarkan sikap disiplin masing-masing penari. Penataan formasi biasanya koreografer menyesuaikan dengan situasi seperti bentuk tempat pentas dan jumlah penari. Para penari bergerak membentuk pola lantai seperti berbanjar, lingkaran, selang seling, dilakukan secara tepat dan disiplin serta disesuaikan dengan musik sebagai penanda bergantinya pola lantai berikutnya. Selain itu sikap disiplin juga terdapat dalam ragam gerak awal sampai akhir. Setiap gerakan mengikuti alunan musik dan mereka bergerak sesuai dengan ketukan, sehingga gerak yang dihasilkan serentak dan sama. 4. Nilai Estetika yang Terdapat dalam Kesenian Leak dan Kuda

Kepang

(56)

42

Dalam pengertian tersebut, estetika membicarakan objek-objek estetika, kualitas karya seni serta pengaruhnya terhadap jiwa manusia, yaitu perasaan, imajinasi, alam pikiran dan intuisi. Apabila dibicarakan sebuah karya yang berhubungan dengan bentuk spiritualitas dan agama tertentu, mesti dijelaskan sejauh mana pemahaman dan penghayatan si pencipta terhadap bentuk spiritualitas dan agama tersebut, atau gagasan serta pengalaman religius apa yang disajikan dalam karyanya.

Estetika juga sering diartikan sebagai kaedah atau metode menilai karya seni untuk keperluan seni itu sendiri dan disiplin di luar seni. Misalnya etika, agama, ideologi, politik dan kebudayaan. Tinjauan terhadap nilai seni suatu karya disebut tinjauan instrinsik dan tinjauan berdasarka etika, agama, ideologi dan sosiologi disebut tinjauan ekstrinsik. Namun, sebaiknya kedua bentuk penilaian itu digabung karena karya seni pertama-tama ialah karya seni, bukan uraian tentang moral, fiqih, falsafah, ideologi atau masyarakat.

(57)

43

Dengan mengikuti pembagian Imam al-ghazali, kita dapat membagi keindahan sesuai peringkatnya sebagai berikut :

1)Keindahan indrawi dan nafsani (sensual), disebut juga keindahan lahir.

2)Keindahan imaginatif dan emotif. 3)Keindahan akliyah atau rasional 4)Keindahan rohaniyah atau irfani 5)Keindahan ilahiyah atau transendental

Seorang seniman melahirkan karyanya untuk membawa naik penikmatnya dari tatanan lahir keindahan menuju tatanan yang lebih tinggi yang ada di atasnya. Semakin tinggi tatanan keindahan yang disajikan sebuah karya seni, maka semakin dekat pula ia dengan hakikat wujud.

(58)

44

Hubungan antara keindahan dalam suatu bentuk seni ini tidak dapat dipisahkan. Ada suatu pendapat yang menyatakan bahwa seni adalah hasil karya manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah ( Djelantik, 1990: 6)

5. Nilai Etika/ Tata Krama yang Terdapat dalam Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Rachmat Djatmika (1996: 11), mengatakan bahwa “Etika

merupakan cita pembawaan insani, yang tidak lepas dari sumber yang awal yaitu Allah. Dalam menjalin hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan akhlakul karimah, dengan mempunyai akhlakul karimah tentunya manusia akan mudah

dalam melakukan segala sesuatu”. Kehidupan manusia senantiasa

diilhami suatu naluri untuk mencapai tujuan kehidupan. Tujuan kehidupan yang didambakan adalah memperoleh kebahagiaan lahir dan batin. Sikap dan perilaku pada hakikatnya adalah merupakan pencerminan kepribadian dan kesadaran moral dalam kehidupan masyarakat. Interaksi manusia sebagai anggota masyarakat menunjukkan adanya saling membutuhkan, saling melengkapi, saling mengisi, saling menghormati, menghargai dan saling bertolak dari hal tersebut. Timbullah suatu ilmu analisis di bidang moral/etika/tata krama.

(59)

45

dalam kehidupan masyarakat bersama yang merupakan kesepakatan tidak tertulis, namun demikian kesepakatan tidak tertulis tersebut menjadi aturan yang harus di taati oleh masyarakat. Tata krama berarti menghargai, menghormati antar sesama.

B.Kesenian Leak dan Kuda Kepang

Kesenian adalah gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu sehingga menghailkan karya yang indah dan bermakna (Setyobudi, 2007:2). Leak dan Kuda Kepang merupakan perpaduan dua kebudayaan yang dikemas dalam sebuah kesenian yang menghasilkan karya yang indah. Leak dan Kuda Kepang sebagai hasil karya seni juga merupakan sistem komunikasi dari bentuk dan isi. Bentuk yang berupa realistis gerak, musik, busana, properti, dan peralatan visual tampak oleh mata. Namun, isi berupa tujuan, harapan, dan cita-cita adalah komunikasi maya yang hanya dapat dipahami oleh masyarakat landasan konseptual yang bersumber pada kompleksitas sistem simbol. Keindahan sebuah kesenian ini tercipta.

(60)

46

Kuda kepang atau pasukan berkuda yang melambangkan prajurit Raja Kelono Sewandono yang merupakan kesenian rakyat yang bersifat ritual warisan nenek moyang. Hal itu dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai kesenian primitif, yaitu sebagai sarana upacara ritual, gerakan sederhana diutamakan hentakan kaki, mengandung unsur magis/intrance, bersifat spontan, merupakan kebutuhan hidup (Maryaeni, 2005:87).

Dalam penyajian kesenian Leak dan Kuda Kepang terdapat beberapa unsur-unsur yang membentuk satu kesatuan komposisi ke dalam struktur kesenian. Antara lain sebagai berikut:Yang pertama yaituTarian, tari disebut juga sebuah cita dari laku rasa emosi, dan banyak ungkapan subjektif lainnya yang tampil silih berganti, muncul dan berkembang, sintesa rumit yang memberikan kesatuan kehidupan batiniah dan identitas pribadi (Langer, 2006:7). Seni tari sering di hubung-hubungkan dengan unsur keindahan. Keteraturan susunan bagian dari bentuk tari secara organik, keselarasan beberapa unsur pola yang mempersatukan bagian-bagiannya. Tetapi yang lebih penting adalah sesuatu yang bersangkutan dengan isi atau makna maupun pesan-pesan yang di kandungnya. Tarian yang indah bukan sekedar ketrampilan para penarinya membawakan gerakan dengan lemah gemulai, tetapi bagaimana bentuk seni tari itu mengungkapkan makna maupun pesan tertentu, sehingga dapat

mempesona. Dengan demikian yang di maksud dengan “keindahan” seni

(61)

47

Hidayat (2005: 72), “gerakan tari merupakan perpindahan dari satu sikap

tubuh yang satu ke sikap tubuh yang lain. Dengan adanya proses tersebut, maka gerak dapat dipahami sebagai kenyataan visual”.

Gerak dalam tari dapat di bagi menjadi 2, yaitu gerak murni dan gerak maknawi (Saimin, 1993:6-9). Gerak murni adalah gerak-gerak tari yang tidak mengandung maksud tertentu atau arti dan gerakan sekedar di cari keindahan saja. Sedangkan gerak maknawi yaitu suatu gerak tari yang dalam pengungkapannya mengandung satu pengertian/ maksud di samping keindahannya.

Yang kedua yaitu Musik atau iringan. Menurut (Kusnadi, 2009:6),

”Gerak atau ritme merupakan unsur utama dari suatu tarian dalam

kesenian. Selain gerakan, musik atau iringan merupakan unsur lain yang

memegang peranan penting di dalam suatu karya tari dalam kesenian”.

Fungsi musik dalam tarian di samping untuk memperkuat ekspresi gerak tari, juga di desain sebagai ilustrasi, pemberi suasana dan membangkitkan imagi tertentu pada penontonnya, untuk menggambarkan suasana sedih, kekuatan gerak saja tidak cukup. Dengan bantuan musik yang bernuansa sedih, kekuatan ekspresi penari akan lebih terasa.di samping itu, dengan musik kita bisa dengan mudah memahami adegan-adegan atau gerakan-gerakan yang diperagakan oleh penari dalam suatu kesenian.

(62)

48

iringan adalah salah satu bentuk musik khusus yang berbeda dengan komposisi musik yang di desain untuk pertunjukan mandiri. Ciri khususnya adalah selalu melekat dengan tarian yang diiringinya.

Yang ketiga yaitu Tata Rias. Dalam pertunjukan kesenian, Tata rias

merupakan komponen yang penting. Karena Tata Rias ini mengandung unsur seni keindahan pada penataan wajah para pemain kesenian Leak dan Kuda Kepang.. Selain itu juga menarik minat penonton untuk menyaksikannya. Seperti dijelaskan Kusnadi(2009: 8), ”Istilah tata rias berasal dari tata yang berarti aturan dan rias yang artinya membentuk atau melukis muka agar sesuai dengan tema atau karakter tari yang di

bawakan”. Tari adalah permainan peranan. Seorang penari

kadang-kadang berperan sebagai binatang, pahlawan, petani dan lain-lain. Fungsi rias dalam sebuah kesenian adalah memperkuat imaji penonton tentang peranan tarian yang di bawakan.

Yang keempat yaitu tata busana. Selain Tata Rias, Tata Busana juga

(63)

49

Dijelaskan juga oleh Kusnadi(2009: 10), “Tata busana atau tata

kostum tari adalah segala aturan atau ketentuan mengenai penggunaan

busana atau kostum tari dalam kesenian”. Kostum adalah segala

perlengkapan yang dikenakan oleh seorang penari. Fungsi kostum dalam tari hampir sama yaitu membentuk imagi sesuai peranan yang dibawakan. Pemilihan busana biasanya di dasarkan atas tema, pertimbangan artistik serta keleluasaan penari dalam bergerak. Antara rias dan kostum biasanya saling menguatkan. Atau perpaduan keduanya merupakan harmoni untuk mewujudkan gambaran mengenai peranan yang ingin di ungkapkan dalam tarian dalam sebuah kesenian. Busana atau kostum yang baik tidak hnaya sebagai penutup tubuh saja tetapi juga sebagai penunjang keindahan ekspresi gerak seorang penari.

Yang kelima yaitu Properti atau peralatan yang dibutuhkan dala

(64)

50

hiasan kepala, dan aksesoris lain yang digunakan adalah gelang tangan, kerincingan yang dipakai para penari di kaki sebagai gelang kaki, ikat pinggang, penutup dada dan lain sebagainya.

Menurut (Kusnadi, 2009:11), ”Properti adalah perlengkapan yang di

butuhkan dalam tari. Properti ini kadang-kadang dikenakan sebagai

aksesoris penari”. Misalnya keris pada Tari Jawa, Bali dan Sunda.

(65)

51 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan tentang keadaan Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Dalam pemaparan ini, penulis akan memaparkan tentang kondisi lokasi penelitian dan profil serta latar belakang pemain paguyuban kesenian Leak dan Kuda Kepang. Kondisi lokasi penelitian yang akan dipaparkan oleh penulis meliputi: Letak Geografis, Keadaan Penduduk, Tingkat Pendidikan dan Kondisi Sosial Keagamaan yang ada di Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Sedangkan, Profil dan Latar Belakang Pemain Paguyuban Kesenian Leak dan Kuda Kepang melibatkan orang-orang yang menjalankan alat musik dan orang-orang yang berperan menjadi pemain dalam pertunjukan Leak dan Kuda Kepang tersebut. Untuk itu penulis akan memaparkan hal tersebut.

A. Kondisi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

(66)

52

tersebut meliputi: Bukit yang dapat digunakan untuk melihat sunrise dan Sunset serta keindahan embung yang sangat mempesona dan keindahan menikmati Gunung Sumbing dan Sindoro. Untuk menuju Dusun Rowo Rejosari tersebut di butuhkan waktu kurang lebih 20 menit dari kota Temanggung dengan mengendarai sepeda motor. Namun, angkutan umum belum terjangkau untuk menuju dusun Rowo Rejosari tersebut.

Di dusun Rowo Rejosari hampir semua penduduknya bertani di kebun, sedangkan yang memiliki tegal terkadang ditanami ketela, kacang/semacamnya. Selain petani juga terdapat industri rumahan yang digunakan sebagai kerja sampingan, yaitu antara lain meliputi : industri gula jawa.

Desa Tlogo Pucang memiliki luas, 1017,00 Ha yang terdiri dari pemukiman/tanah pekarangan, tanah tegalan/kebun, hutan negara dan lain-lain. Adapun batas-batas desa Tlogo Pucang tersebut :

a. Sebelah utara : Desa Kedawung dan Desa Margolelo b. Sebelah selatan : Desa Tempuran Kecamatan Kaloran c. Sebelah barat : Desa Ngemplak Kecamatan Kandangan d. Sebelah timur : Dusun Ngoho desa Kemitir

2. Keadaan Penduduk Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

(67)

53

Temanggung. Dusun Rowo Rejosari merupakan salah satu dusun dari 9 dusun yang ada di Desa Tlogo Pucang.

Penduduk merupakan salah satu modal pokok dalam pelaksanaan pembangunan dan pendidikan di tingkat Desa. Dilihat dari jumlah penduduknya wilayah desa Tlogo Pucang mempunyai jumlah penduduk 6696 jiwa yaitu orang yang terdiri dari 3312 jiwa laki-laki dan 3384 jiwa perempuan. Dan jumlah peduduk Dusun Rowo Rejosari yaitu berjumlah 638 jiwa yang terdiri dari 323 jiwa laki-laki dan 315 jiwa perempuan. (Berdasarkan data pemerintahan Desa/Kelurahan Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung Tahun 2015).

Pada tahun 2007 perpaduan kesenian Leak dan Kuda Kepang mulai masuk dan populer di dusun Rowo Rejosari. Selain di dusun Rowo Rejosari, kesenian Leak dan Kuda Kepang juga di kenal di berbagai dusun di Kecamatan Kandangan.

3. Tingkat Pendidikan Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

(68)

54

Dari data yang didapatkan berdasarkan buku dan dasar profil Dusun Rowo Rejosari tahun 2015, peneliti mengetahui bahwa masyarakat Rowo Rejosari tergolong masyarakat yang masih dalam tahap perkembangan terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat Rowo Rejosari tidak bisa di katakan maju atau rendah, akan tetapi posisi dalam tingkat sedang.

Menurut Bapak Rocham Wawancara Pada Tanggal 10

September 2015 pukul 15.30 WIB, “Masyarakat Dusun Rowo

Rejosari yang masih menempuh pendidikan sebanyak 160 orang untuk jenjang Sekolah Dasar, 105 orang untuk jenjang Sekolah lanjutan tingkat pertama, 76 orang untuk jenjang Sekolah lanjutan tingkat atas. Selain itu, sebagian masyarakat Rowo Rejosari ada yang telah mengenyam pendidikan di akademi dan perguruan tinggi, ada sebanyak 11 orang yang telah

menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi”.

Dari data tersebut, Pendidikan formal tidak ada setengah dari jumlah penduduk yang tinggal di dusun rowo Rejosari, meskipun demikian masih banyak penduduk yang berusaha dengan kemampuan yang ada untuk menjadikan anak-anaknya menempuh pendidikan yang dicanangkan pemerintah (formal) maupun non formal.

(69)

55

4. Kondisi Sosial Keagamaan Dusun Rowo Rejosari Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

Menurut Bapak Arifin Wawancara Pada Tanggal 10

September 2015 pukul 16.00 WIB,” Dusun Rowo Rejosari merupakan dusun yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaannya, ini bisa dibuktikan dengan jumlah penduduknya semua menganut agama Islam dan adanya beberapa pondok pesantren. Masyarakat Dusun Rowo Rejosari, setiap minggunya mengadakan kegiatan keagamaan, seperti: pengajian rutin, adanya tempat pembelajaran al-Quran yang diadakan setiap hari

ba‟da ashar maupun tahlilan dengan membentuk majlis ta‟lim”.

Kondisi sosial masyarakat Roworejosari dipengaruhi oleh nilai-nilai ajaran agama islam. Hal tersebut terbukti dengan adanya kegiatan mujadahan yang dilaksanakan malam rabu, pengajian rutin malam

senin,berjanji yang dilaksanakan pada malam jum‟at dan yasinan ibu-ibu

yang dilaksanakan pada malam kamis. Kegiatan tersebut merupakan wujud dari rasa kebersamaan oleh orang Jawa, karena hal tersebut merupakan sikap terbuka dari orang-orang yang melaksanakan nilai-nilai keagamaan untuk mnciptakan masyarakat yang harmonis dan mempererat jalinan silaturahmi antar warga sangatlah erat sehingga hubungan sosial antar warga dapat terjaga walaupun berbeda RT.

B.Bentuk Kesenian Leak dan Kuda Kepang turonggo Manunggal Sakti di dusun Rowo Rejosari

Dalam segi pementasannya, Paguyuban Turonggo Manunggal Sakti sangatlah menarik.

Dijelaskan Bapak Arif Mahfud Wawancara Pada Tanggal

21 September 2015 pukul 15.30 WIB, “Pementasan akan

(70)

56

sendiri. Setiap grup yang ada di Temanggung memiliki Gendhingan yang berbeda. Karena dalam Gendhingan memuat informasi dan identitas dari grup itu sendiri. Hal-hal yang terkandung dalam Gendhingan antara lain asal grup, nama grup, dan maksud dari pementasan atau prolog dari cerita tarian yang

akan berlangsung”.

Setelah Gendhingan selesai dilanjutkan dengan masuknya seorang penari wanita sebagai penari cenderawasih. Alur ceritanya, penari cenderawasih tersebut berperan sebagai putri raja. Penari cenderawasih tersebut dalam penampilannya tidak berlangsung lama, hanya beberapa menit saja rata-rata 2 sampai dengan 4 menit. Dalam pertengahan tarian cenderawasih tersebut munculah sesosok iblis yang berwujud Leak. Leak tersebut berperan sebagai sosok protagonis (memerankan tokoh jahat). Dalam ceritanya, Leak tersebut akan menculik Penari Cenderawasih tersebut yang merupakan putri raja. Di akhir tarian Cenderawasih dan Leak masuklah 12 prajurit dan di ikuti oleh 4 Wiropatinya yang langsung membentuk barisan dengan formasi 4 berjajar dan 4 bershaf.

Dalam cerita penculikan yang dilakukan Leak tersebut diketahui oleh para prajurit kerajaan. Setelah diketahui oleh para prajurit, mereka berusaha menghadang tindakan buruk yang dilakukan oleh Leak tersebut. Tetapi, sesosok Leak tersebut berhasil membawa kabur sang putri. Kabar penculikan yang dilakukan Leak sampai juga di telinga Raja. Sehingga dalam pertujukan tarian tersebut masuklah Wiroyudho yang memerankan tokoh raja. Dijelaskan Bapak Roni Wawancara Pada Tanggal 22

(71)

57

memimpin para pasukan untuk mendatangi tempat persembunyian Leak dan berniat membawa pulang kembali sang putri tersebut. Perjalanan yang akan dilakukan oleh bala kerjaan merupakan sebuah perjalanan yang sangat panjang dan banyak rintangan yang dihadapi. Cerita perjalanan bala kerajaan diwujudkan dalam Tarian Kuda yang dimainkan oleh 17 penari. Tarian Kuda terbagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama akan berlangsung cukup lama yaitu sekitar 18 sampai dengan 20 menit. Sesi pertama ini merupakan sesi inti Tarian.

Ditambahkan Bapak Prayogo Pada Tanggsl 22 September Pada

Pukul 16.30 WIB, “Setelah sesi pertama selesai, para penari Kuda akan

Gambar

Gambar 1 Para Pemain Kuda Kepang Turonggo Manunggal Sakti
Gambar 3 Para Penari Jaipong
Gambar 4 (Foto: Anna, 2015
Gambar 6 (Foto: Anna, 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Karena kebanyakan ibu dalam studi kami memiliki fungsi yang buruk dalam mencegah kejang demam, yan mungkin dapat ditingkatkan dengan kesadaran yang meningkat, dan

Bogor, Tanggal 5 Maret 2021  Hasil pengambilan keputusan, Perusahaan Pemegang SIUP CV Mulia Abadi telah “memenuhi” Standar Verifikasi Legalitas Kayu untuk seluruh

• Untuk kawasan yg tidak diperbolehkan kabel udara menggunakan solusi underground, dengan menarik kabel drop tipe duct dari ODP pedestal via under ground menggunakan pipa PVC ke

Pada skenario 2 simulasi dilakukan untuk Conceptual model dalam penelitian ini adalah membuat konsep simulasi dengan membuat topologi 2 model skenario jaringan

Pendidikan karakter menurut Islam adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk membentuk, mengarahkan dan membimbing akhlak/

Menurut Kotler Niat merupakan satu faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku kesadaran konsumen, niat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi

Untuk penelitian selanjutnya dapat mengambil populasi yang lebih besar dari konsumen pembelian elektronik melalui online shop sehingga mendapat temuan yang lebih

Diketahuinya hubungan antara tektonik dengan arah sebaran cebakan mineral logam terutama emas diharapkan akan diperoleh beberapa keuntungan diantaranya secara keilmuan akan