BAB I PENDAHULUAN
G. Sistematika Penulisan
Seluruhuraianyang adadalampenyususnanskripsiini, dikemukakansecarasistematis yang tersiriatasbeberapababdanmasing–
masingterdiridaribeberapa sub dengantujuanuntukmemudahkanpembacamemahamiisiskripsiini.Adapun
skripsi ini disusun secara sistematis sebagai berikut : BAB I Pendahuluan
Bab ini merupakan awal dari penulisan skripsi yang berisikan latar
belakang,rumusan masalah,tujuan penulisan,manfaat penulisan,metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan
Bab ini berisikan tentang latar belakang,pengertian dan betuk pelayanan kesehatan,subjek dan objek pelayanan kesehatan serta dasar hukum pelayanan kesehatan
BAB III Tanggung Jawab Keperdataan dalam Pelayanan Kesehatan Bab ini berisikan tentang tanggung jawab hukum keperdataan dalam bidang pelayanan kesehatan,tanggung jawab keperdataan
akibat terjadinya waprestasi,dan tanggung jawab keperdataan karena adanya perbuatan melawan hukum
BAB IV Analisis Hukum Keperdataan Dokter Muda (CO ASS) dalam Penanganan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pasien di Rumah Sakit Pirngadi
Bab ini berisikan tentang hubungan dokter muda dengan rumah sakit dan universitas,serta penjabarab hasil dari wawancara.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan yang ada didalam isi skripsi ini dan saran yang ada dalam skripsi ini
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
A. Latar Belakang,Pengertian dan Bentuk Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya layanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Layanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjuk untuk menyembuhkan penyakit,pengurangan penderita akibat penyakit,pengendalian penyakit, pengendalian penyakit dan pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita kedalam masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai kemampuannya.
Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utama adalah masyarakat.karena ruang lingkup pelayanan kesehatan menyangkut
kepentingan masyarakat banyak maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan sangatlah besar.Hanya saja karena masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri maka dalam penyediaan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga membutuhkan bantuan dari masyarakat.
Pelayanan kesehatan merupakan hal yang penting yang harus dijaga dan ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan standar layanan kesehatan yang berlaku,supaya masyarakat sebagai konsumen dapat merasakan pelayanan yang diberikan.pelayanan kesehatan sendiri pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk membantu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan orang lain serta dapat memberikan kepuasan sesuai dengan keinginan yang di harapkan konsumen.6
Undang-Undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, menimbang point b mengatur bahwa: kesehatan sebagai hak asasi manusia harus di wujudkan dakam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada bagian menimbang poin a mengatur: Bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan selain ada unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
6Triwulan Tutik,titik.Perlindungan Hukum Bagi Pasien.PT.Prestasi Pustaka,Jakarta 2010.hal 11
Selanjutnya poin c mengatur bahwa: penyelenggaraan praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam bentuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral yang tinggi,keahlian dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikat, registrasi, lisensi, serta pembinaan pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan praktik kedokteran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang kesehatan mengatur bahwa:
Kesehatan adalah keadaan sehat,baik secara fisik,mental, spiritual,maupun sosial yang menungkinkan setiap orang harus hidup secara sosial dan ekonomi.Pasal 1 angka 11 mengatur bahwa: Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,peningkatan kesehatan,pengobatan penyakit dan memelihara kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Yang digolongkan sebagai pelayanan kesehatan antara lain adalah pemeriksaan medik,diagnosis,terapi,anastesi,menulis resep obat-obatan, pengobatan dan perawatan dirumah sakit, peningkatan pasien, control, pemberian keterangan medic, kerja sama penyelenggaraan pelayanan kesehatan,dan sebagainya.7
7 Tengker,Freddy.Hak pasien.CV.Mandar.Maju, Bandung,2007.hal.56
Pelayanan kesehatan menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 seperti penjelasan diatas sudah sangat jelas bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan baik perseorangan maupun masyarakat sangat terjamin dalam UU No.36 Tahun2009 tentang kesehatan.dalam beberapa pasal ditegaskan bahwa untuk menjamin kesehatan masyarakat maka pemerintah mengupayakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dalama mencapai upaya Indonesia sehat.Pelayanan yang diberikan pemerintah baik itu berupa persediaan fasilitas pelayanan kesehatan, persediaan obat, serta pelayanan kesehatan itu sendiri.Fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah dalam upaya menjamin kesehatan masyarakat.8
Dalam pelayanan kesehtan perseorangan ini harus tetap mendapatkan izin dari pemerintah sesuai denga Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,seperti yang ada di dalam Pasal 30 Ayat, (1),(2) dan (3).Yaitu:9
a. Pelayanan Kesehatan Perseorangan;dan Pasal 30
(1) : Fasilitas Pelayanan Kesehatan, menurut jenis pelayanan terdiri dari :
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(2) : Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat pertama ; b. Pelayanan Kesehatan Tingkat kedua dan
8 Dewi,Alexandria I.Etika dan Hukum Kesehatan.Pustaka Publiseher,Jogyakarta.2008
9Dewi,Alexandria I.Etika dan Hukum Kesehatan.Pustaka Publiseher,Jogyakarta.2008
c. Pelayanan Kesehatan Tingkat ketiga.
(3) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pasa Ayat (1) dilaksanaka oleh pihakpemerintah,pemerintah daerah dan swasta.
Pasal 31 Fasilitas pelayanan kesehatan wajib;
a. memberikan akses yang luas bagi kebutuhan penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan
b. mengirimkan laporan hasil penelitian dan pengembangan kepada pemerintah daerah atau menteri
Dalam hal demikian fasilitas layanan kesehatan akan memberikan pelayanan kesehatana bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu, dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah wajib untuk melayani pasien tanpa memandang siapa pasien tersebut , hal ini dalam undang-undang melarang barang siapa saja yang terlibat dalam pelayanan kesehatan memberatkan pasien dalam keadaan darurat untuk menolak pasien atau meminta uang muka sebagai jaminan.
Bentuk layanan kesehatan terdiri atas tiga,yaitu :
1. Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama) Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan bersifat dasar dan dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh :
a. Dokter Umum (tenaga medis) b. Perawat Mantri (tenaga paramedis)
Pelayanan Kesehatam Primary Health Care,atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan,yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan,Primary Health Care pada pokoknya ditunjukkan kepada masyarakat yang sebagian besarnya bermukin diperdesaan, serta masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan.Pelayanan kesehatan ini bersifat berobat jalan.Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Contohnya : Puskesmas,Puskesmas keliling,Klinik
2. Secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat kedua) kesehatan skunder adalah pelayanan yang bersifat spesialis dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas.Pelayanan kesehatan skunder (Secondary Health Care)adalah rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan tipe rumah sakit A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh : a. Dokter Spesialis
b. Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat (inpantient services).Diperlukan untuk
kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Contohnya : Rumah Sakit tipe C dan Rumah sakit tipe D baik RSUD maupun Rumah Sakit swasta.
3. Tertiary health servise (pelayanan kesehatan tingkat ketiga) Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan subspesialis serta subspesialis luas.
a. Dokter Subspesiali b. Dokter Subspesialis luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap (rehabilitasi).
Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayana kesehatan skunder.
Contohnya : Rumah Sakit tipe A dan Rumah Sakit tipe B baik RSUD maupun rumah sakit swasta.10
a. Asas legalitas
Adapun Asas-asas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
Asas ini pada dasarnya tersirat pada pasal 23 ayat (1),(2) dan (3) Undang-Undang No 36 Tahun 2009 kesehatan yang menyatakan bahwa
1. Tenaga kesehatan berwewenag untuk menyelenggarakan kesehatan
10 http///caradokterku.blogspot//diaskses pada 21 september2017,pada pukul 14.20
2. Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
3. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah.Berdasarkan ketentuan di atas,maka pelayanan kesehatan hanya dapat diselenggarakan apabila tenaga kesehatan yang bersangkutan telah memenuhi syarat dan perizinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Asas Keseimbangan
Fungsi hukum memberikan kepastian hukum dan perlindungan terhadap kepentingan manusia,hukum juga harus dapat memulihkan keseimbangan tatanan masyarakat yang terganggu pada keadaan semula.Asas keseimbangan ini merupakan asas yang berlaku umum.Penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus diselenggarakan secara seimbang antara kepentingan individu dan antara tujuan dan sarana,antara sarana dan hasil antara manfaat dan risiko yang ditimbulkan upaya medik yang dilakukan c. Asas tepat waktu
Asas tepat waktu ini,merupakan asas yang sangat penting diperlihatkan oleh pada pelayan kesehatan khususnya pada dokter
dan dokter muda.Karena keterlambatan penanganan seseorang pasien akan dapat berakibat fatal yaitu kematian pasien.Penanganan yang terkesan lambat dan lalai terhadap pasien sangat tidak terpuji dan sangat bertentangan dengan asas tepat waktu.Kecepatan dan ketepatan penanganan terhadap pasien yang sakit merupakan salah satu faktor yang dapat berakibat terhadap kesembuhan pasien.
d. Asas itikad baik
Asas ini bersumber pasa prinsip etis berbuat baik yang perlu diterapkan dalam pelaksanaan kewajiban dokter terhadap pasien.Sebagai profesional seorang dokter dalam menerapkan asa itikad baik ini akan tercermin dengan penghormatan terhadap hak pasien dan pelaksanaan praktek kedokteran yang selalu berpegang teguh pada standar profesi,
e. Asas kejujuran
Asas kejujuran merupakan merupakan hal yang penting dalam hubungan dokter dengan pasien.11
a) Asas otonomi
Adapun juga menurut Munir Fuady,asas dalam etika modern dari praktek kedokteran :
11Veronica Komalawati,Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terepeutik(Persetujuan Dalam Hubungan Dokter dan Pasien); Suatu Tinjauan Yuridis ,Bandung,Citra Aditya Bhakti,2002,hal.308
Asas ini menghendaki agar pasien yang mempunyai kapasitas sebagai subjek hukum yang cakap berbuat,diberikan kesempatan untuk menentukan pilihannya secara rasional,sebagai wujud penghormatan terhadap hak asasinya untuk menentukan nasib sendiri.
b) Asas murah hati
Adalah suatu asas yang sangat menekan kepada para pemegang profesi kedokteran agar dalam upayanya melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien atau masyarakat agar mengutamakan asas murah hati.
c) Asas keadilan
Dokter atau dokter gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan tidak dibenarkan membedakan status ekonomi ataupun status sosial pasien.Dokter atau dokter gigi harus tetap memberikan penghormatan yang sama kepada seluruh pasiennya dan juga memberikan penghargaan sama atas hak-hak pasien seperti hak atas kerahasiaan pasien.
d) Asas kesetiaan
Asas kesetiaan ini bahwa harus dapat dipercaya dan setia terhadap amanah yang diberikan pasien kepadanya.Seseorang pasien datang kepada dokter atau dokter gigi karena dia percaya bahwa dokter atau dokter
gigi tersebut akan dapat memberikan kesembuhan dari penyakit yang dideritanya
e) Asas kejujuran
Asas kejujuran merupakan asas yang dijunjung tinggi baik dokter dan dokter gigi maupun pasien.Pasien harus jujur menceritakan riwayat penyakitnya tanpa ada yang ditutupi oleh pasien ke doket,dokter atau dokter gigi harus secara jujur menginformasikan hasil pemeriksaannya, peyakit,lamgkah-langkah yang harus dilakukan dengan cara yang baik.12
B. Subjek dan Objek Pelayanan Kesehatan
Subjek Hukum Layanan kesehatan adalah Pasien dan tenaga kesehatan termasuk institusi kesehatan sedangkan Objek Hukum Kesehatan adalah perawatan kesehatan.
Subjek hukum Manusia (orang) adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan sama selaku pendukung hak dan kewajiban.pada prinsipnya orang sebagai subjek hukum dimulai sejak ia lahit hingga meninggal dunia.Selain itu juga ada manusia yang tidak dapat dikatakan sebagai subjek hukum.seperti :
d. Anak yang masih di bawah umur,belum dewasa.
12Ibid hal 309
e. Orang yang berada dalam pengampuan yauitu orang yang sakit ingatan(gila).13
Objek hukum sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum bagi para subjek hukum.(contoh:
benda yang memiliki nilai ekonomis merupakan objek hukum).Objek hukum merupakan segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum adalah hak,karena dapat dikuasai oleh subjek hukum.
Adapun jenis-jenis dari Objek Hukum adalah:
a. Barang yang bertubuh/berwujud,dan barang yang tidak bertubuh/berwujud.(pasal 503)
b. Barang yang bergerak dan barang yang tak bergerak (pasal 504)14
C. Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, maka semakin berkembang juga aturan dan peranan hukum dalam mendukung peningkatan pelayanan kesehatan,alasan ini menjadi fakor pendorong pemerintah dan istitusi penyelenggara pelayanan kesehatan untuk menerapkan dasar dan peranan hukum dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang berorientasi terhadap perlindungan dan kepastian hukum pasien.Dasar hukum pemberian pelayanan kesehatan secara umum diatur dalam pasal 53 UU Kesehatan,yaitu :
13 Joni,afriko hukum kesehatan.jakarta 2016
14Joni,afriko hukum kesehatan.jakarta 2016
Pasal 53
Pelayanan kesehatan penseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
1) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.
Lalu pasal 54 Undang-Undang Kesehatan juga mengatur pemberian pelayanan kesehatan yaitu :
Pasal 54
1) penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab ,aman,bermutu,serta merata dan nondiskriminatif.
2) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pemerintah,pemerintah daerah dan masyarakat.15
Pelayanan kesehatan itu sebenarnya juga merupakan perbuatan hukum,yang mengakibatkan timbulnya hubungan hukum antara pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit terhadap penerima pelayanan kesehatan,yang meliputi kegiatan atau aktivitas profesionaldi bidang pelayanan prefentif dan kuratif untuk kepentingan pasien.Secara khusus pada pasal 29 ayat(1) huruf (b) Undang-Undang Rumah Sakit,rumah sakit mempunyai kewajibanmemberikan pelayanan kesehatan yang aman bermutu,antidiskriminasi,dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit.
Peraturan atau dasar hukum dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan di rumah sakit wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 53 dan Pasal 54 UU Kesehatan sebagai dasar dan ketentuan umum dan ketentuan pasal 29 ayat (1) huruf (b) UU Rumah Sakit dalam melakukan Pelayanan Kesehatan.Dalam penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit mencakup segala aspeknya yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
Melalui ketentuan Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Rumah Sakit dalam hal ini pemerintah dan institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yakni rumah sakit,memiliki tanggung jawab agar tujuan pembangunan di bidang kesehatan mencapai hasil yang optimal,yaitu melalui pemanfaatan tenaga kesehatan,sarana dan
15www.suduthukum.com/diakses pada tanggal 24 september2017.pada pukul 15.50
prasarana,baik dalam jumlah maupun mutunya,baik melalui mekanisme akreditasi maupun penyusunan standart,harus berorientasi pada ketentuan hukum yang melindungi pasien,sehingga memerlukan perangkat hukum kesehatan yang dinamis yang dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum untuk meningkatkan,mengarahkan,dan memberikan dasar bagi pelayanan kesehatan.
BAB III
TANGGUNG JAWAB HUKUM KEPERDATAAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
A. Aspek Hukum Keperdataan dalam Bidang Pelayanan Kesehatan Istilah hukum perdata pertama kali di perkenalkan oleh Prof.Djojodiguno sebagai penerjemah burgerlijkrechtpada masa pendudukan jepang.Di samping istilah itu,sinonim hukum perdata adalah civielrecht dan privatrecht.Para ahli memberikan batasan hukum perdata,sebagi berikut.
Van Dunne mengartikan hukum perdata khusus pada abad ke-19 adalah :
“suatu pengaturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangatecensial bagi kebebasan individu,seperti orang dan keluarganya,hak milik dan perikatan.sedangkan hukum public memberikan jaminan yang minimal bagi kehidupan pribadi”
Pendapat lain yaitu Vollmar,dia mengartikan hukum perdata itu sebagai berikut:
“aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingan perseorangan dalam perbandingannya yang tepat antara lain kepentingan yang satu dengan kepentingan lain dari orang-orang dalam suatu masyarakat
tertentu terutama yang mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas”
Dengan demikian,dapat dikatakan bahwa pengertian hukum perdata yang dipaparkan oleh para ahli di atas, kajian utamanya pada pengaturan tentang perlindungan antara orang yang satu dengan orang yang lain,akan tetapi di dalam ilmu hukum subjek hukum bukan hanya orang tetapi badan hukum juga termasuk subjek hukum,jadi untuk pengertian yang lebih sempurna yaitu keseluruhan kaidah-kaidah hukum (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur hubungan subjek hukum satu dengan hukum yang lainnya dalam hubungan kekeluargaan dan didalam pergaulan masyarakat.Dilihat dari hubungan hukum antara tenaga kesehatan dan pasien terdapat apa yang dikenal saling sepakat untuk mengikat diri dalam melaksanakan pengobatan atau pelayanan kesehatan dan terbentuklah apa yang disebut sebagai perikatan yang di dalam doktrin ilmu hukum terdapat dua macam perikatan yaitu perikatan ihktiar dan perikatan hasil.
Dalam perikatan ikhtiar maka prestasi yang harus diberikan oleh tenaga kesehatan adalah supaya semaksimal mungkin,sedangkan perikatan hasil adalah berupa hasil tertentu.Kemudian diatur pula tentang dasar dari perikatan,di mana perikatan tersebut terbentuk berdasarkan perjanjian atau undang-undang.Dasar dari perikatan anatar tenaga kesehatan dan pasien biasanya dikenaldengan perjanjian atau kontrak dalam konteks pelayanan kesehatan.Tetapi terdapat pula perikatan antara tenaga kesehatan dengan pasien yang terbentuk atas dasar Undang-Undang yakni terdapatnya
kewajiban hukum tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien yang memerlukannya.
Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menentukan bahwa
“tiap perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian pada orang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,mengganti kerugian tersebut”.oleh karena itu dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) perikatan berusaha menetralisasikan dengan rumusan lengkap dengan Undang-Undang,sebagai berikut :
a. Suatu perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian kepada orang lain,mewajibkan orang yang karena kesalahannya atau kelalaiannya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut.
b. Melanggar hukum adalah tiap-tiap perbuatan yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kepatutan yang harus diindahkan dlam pergaulan kemasyarakatan terhadap pribadi atau harta benda orang lain.
c. Seorang yang sengaja tidak melakukan suatu perbuatan yang wajib dilakukan,disamakan dengan seorang yang melakukan suatu perbuatan terlarang dan karenanya melanggar hukum
Konsep perbuatan melawan hukum di Indonesia telah dimasukkadalam kitab Undang-Undang yang terkodefikasikan yaitu dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.Sedangkan Tort, konsep dan pengaturannya tersebar dalam yurisprudensi-yurisprudensi dan dalam Undang-Undang tertentu seperti Occupier’s Liability Act 1957.Defectif Premises Act 1972 dan sebagainya.Perbedaan pengaturan konsep tersebut dipengaruhi oleh perbedaan sistem hukum yang di anut dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dipengaruhi oleh sistem hukum Eropa Kontinental yang cenderung pada paham kodifikasi (Enacted Law) sedangkan inggris menganut sistem common lawdimana hukumnya berkembang dari kebiasaan yurisprudensi.
Konsep perbuatan melawan huukum Indonesia yang merupakanbagian hukum Eropa Kontinental di atur dalam pasal 1365 Kitab Undang-Unang Hukum Perdata samapai pasal 1380 Kitab Undang-Undang hukum Perdata.dalam pasal pasal tersebut diatur bentuk tanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang terbagi atas : Pertama, Tanggung jawab tidak hanya atas perbuatan melawan hukum diri sendiri tetapi juga atas perbuatan melawan hukum orang lain dan terhadap barang.
Ketika hal yang merugikan pasien,pasien dapat menggugat seorang dokter oleh karena dokter tersebut telah memelakukan perbuatan yang melanggar hukum,seperti yang diatur di dalam pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa :
“Tiap perbuatan melanggar hukum,yang membawa kerugian pada orang lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kesalahan itu,mengganti kerugian tersebut”
Undang-undang sama sekali tidak memberikan batasan tentang perbuatan melawan hukum, yang harus ditafsirkan oleh peradilan.Semula dimaksudkan segala sesuatu yang bertentangan dengan undang-undang,jadi suatu perbuatan melawan undang-undang.Akan tetapi sejak tahun 1919 yurisprudensi tetap telah memberikan pengertian yaitu setiap tindakan atau kelalaian baik yang :
- Melanggar hak orang lain
- Bertentangan dengan kewajiban hukum diri sendiri - Menyalahi pandangan etis yang umumnya dianut (adat
- Bertentangan dengan kewajiban hukum diri sendiri - Menyalahi pandangan etis yang umumnya dianut (adat