• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

NO ASPEK PBL MASALAH YG DIHADAPI PENGEMBANGAN TANTANGAN ALTERNATIF SOLUS

5 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

6.3. SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

6.3.1. Arahan Kebijakan Dan Lingkup Kegiatan

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.

Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Pada pasal 40 mengamanatkan bahwa pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Untuk pengembangan sistem penyediaan air minum menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025

Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana dan prasarana masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan.

3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan system fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik Peraturan tersebut juga menyebutkan asas penyelenggaraan pengembangan SPAM, yaitu asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan ini mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan/ penyediaan air minum perlu dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.

SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari- hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.

Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum. Adapun fungsinya antara lain mencakup:

• Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan sistem penyediaan air minum; • Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan sistem penyediaan air

minum termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial; • Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;

• Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air minum.

Kebijakan Pengembangan Air Minum

Pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) Kota meliputi sebagai berikut : 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM-D) Kabupaten Tana Tidung

Arah kebijakan :

a. Kualitas air bersih semakin baik;

b. Semakin tinggi kemampuan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pembuatan Water Treatment Plant;

c. Pelayanan air bersih dari aspek kualitas dan kuantitas semakin baik. Strategi kebijakan pembangunan :

a. Peningkatan manajemen pengelolaan dan pemanfaatan air baku sebagai aset; b. Pelayanan kebutuhan air bersih;

c. Peningkatan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas air bersih, untuk menjamin pelayanan kebutuhan air bersih secara merata.

2. Memorandum Program dan Proyek Air Minum untuk Mendukung Pencapaian Target RPJM dan MDGs (Tahun 2007)

Arah kebijakan :

a. Peningkatan Cakupan

Prioritas pembangunan pengembangan SPAM di Kabupaten Tana Tidung ditekankan pada kawasan yang masih belum terjangkau pelayanan PDAM, terutama pada kawasan pengembangan serta daerah pinggiran yang terpencil.

b. Pendanaan

Sumber pendanaan dalam upaya peningkatan pelayanan air minum Kota yang selama ini sebagian besar berasal dari APBD Kabupaten Tana Tidung, ke depan akan ditekankan dari PDAM dan swasta, disamping dana-dana APBN, APBD Kabupaten Tana Tidung, APBD Propinsi dan DAK.

c. Kelembagaan dan Peraturan Perundang-Undangan

 Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM (PDAM dan Dinas PU) di Kabupaten Tana Tidung dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan, peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait dan memperkuat PDAM.

 Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan PDAM di Kabupaten Tana Tidung dilakukan melalui penyehatan PDAM, penyesuaian tarif dan peningkatan SDM.

d. Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan dengan penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Tana Tidung dilakukan dengan cara penyusunan PERDA dan implementasi NSPM.

e. Peran Serta Masyarakat

Upaya meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Tana Tidung dilakukan melalui kegiatan :

 Untuk perkotaan, dengan menyehatkan PDAM dan mengusahakan insentif agar pihak swasta berminat investasi langsung/tidak dalam penyelenggaraan SPAM, serta mendorong perusahaan atau kawasan permukiman/perdagangan dan jasa/industri melaksanakan SPAM secara mandiri.

 Untuk perdesaan, dengan membentuk kelompok-kelompok pelayanan air minum yang dikelola oleh masyarakat sendiri. Pada saat ini sudah terdapat kelompok masyarakat yang mengelola pelayanan air minum pedesaan dan hasil pembangunan oleh pemerintah /NGO. Selain itu, juga dengan menggerakan perusahaan swasta yang ada di Kabupaten Tana Tidung untuk turut membantu menyediakan sarana prasarana SPAM di pedesaan. f. Kualitas dan Keberlanjutan Air Baku

Pada umumnya kualitas dan keberlanjutan air baku di Kabupaten Tana Tidung adalah baik. Upaya yang sedang dan akan dilakukan untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan air baku antara lain meningkatkan kapasitas produksi yang telah ada sesuai dengan kapasitas terpasang, berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait dalam rangka konservasi dan rehabilitasi daerah tangkapan bagi air bawah tanah yang menjadi air baku di Kabupaten Tana Tidung.

6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan & Tantangan A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

Isu-isu strategis yang mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis skala nasional tersebut adalah:

1. Peningkatan Akses Aman Air Minum 2. Pengembangan Pendanaan

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum

6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat

7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi

Selain isu strataegis nasional diatas, juga terdapat Isu-isu strategis Kab. Tana Tidung yang mempengaruhi upaya untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum antara lain a. Kurang maksimalnya pelayanan air bersih untuk kebutuhan masyarakat

b. Sebaran pemukiman yang tidak merata, berakibat pada kebutuhan sarana prasarana yang air minum yang lebih besar biayanya.

c. Terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran kebutuhan sumber air baku untuk PDAM.

d. PDAM yang masih kurang dalam pemenuhan air bersih untuk masyarakat..

B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM 1. Aspek Teknis

Pengembangan sistem jaringan air bersih dilakukan dengan peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kapasitas dengan membangun instalasi pengolahan air bersih baru, serta pengembangan jaringan distribusi ke kawasan yang selama ini belum terlayani. Masyarakat Kabupaten Tana Tidung masih banyak menggunakan air bersih dengan mengambil dari air hujan dan air bawah tanah (sumur dangkal), langkah yang diambil masyarakat dengan menampung air hujan atau air bawah tanah yang dikonsumsi untuk dijadikan air minum tidak dapat dijamin tingkat kesehatannya. Wilayah yang terdiri dari pulau-pulu terkecil dan keadaan topografinya, menjadikan penduduk sulit untuk mendapatkan air bersih, sehingga diperlukan instalasi penampungan air hujan (Pah) atau diperlukan terminal air yang disuplay melalui kapal air untuk wilayah pesisir dan mobil tangki untuk wilayah darat.

Dengan mempertimbangkan tidak meratanya distribusi air yang baik kualitasnya, terutama di kawasan pinggiran sungai dan juga dengan memperhatikan kondisi pada saat ini, yaitu bahwa telah ada jaringan air bersih di beberapa tempat, maka dalam upaya pemenuhan kebutuhan penduduk akan air bersih sebaiknya dilakukan melalui sistem jaringan. Ada dua sistem jaringan yang dapat dikembangkan, yaitu sistem komunal dan sistem publik.

Untuk alternatif pertama, yaitu sistem gabungan lebih tepat untuk dikembangkan dengan alasan, pertama, kelompok permukiman industri telah dilayani oleh jaringan air bersih.

Kedua, sumber air yang digunakan adalah sumber air tanah yang tidak memerlukan pengolahan khusus, disamping juga debit dari satu sumur yang tidak mungkin mencukupi untuk kebutuhan seluruh kota, ketiga, topografi yang bergelombang. Bentuk dari sistem gabungan ini adalah pembentukan unit-unit pelayanan air bersih dengan reservoir sebagai pusatnya. Reservoir diusahakan untuk berada pada tempat yang paling tinggi di daerah yang dilayaninya.

Jumlah pelanggan air minum saat ini di Kabupaten Tana Tidung adalah sebanyak 470 pelanggan di Kecamatan Sesayap, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 4 %. Untuk wilayah Hilir yaitu yaitu daerah Kecamatan Sesayap Hilir dan Tana Lia yang tidak terlayani oleh jaringan PDAM. Ketersediaan air bersih didapat dari sumber air yang letaknya cukup bervariasi, kemudian dialirkan melalui pipa jaringan ke setiap rumah atau menggunakan kran umum.

Pada tahun 2008 penyediaan air PDAM di Kabupaten Tana Tidung sebanyak 4.990,54 m³, sedangkan air minum yang disalurkan mencapai 4.908,2 m³ atau meningkat sebanyak 4 % dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, air minum yang dipakai untuk kebutuhan rumah tangga, kantor pemerintahan, dll yaitu sebesar 15 %, kemudian diikuti oleh hotel dan toko yaitu sebesar 3 % sedangkan sisanya sebanyak 2 % disalurkan untuk kebutuhan sosial, rumah sakit dan rumah ibadah.

Tabel 6.24

Gambaran Umum Sistem SPAM Saat Ini Kabupaten Tana Tidung Tahun 2011 – 2015

No Uraian Satuan Sistem Non

Perpipaan Sistem Perpipaan Keterangan 1 Pengelola Masyarakat PDAM

2 Tingkat Pelayanan 60 % terhadap total penduduk

46,52.% 53,48% 3 Sumber Air Baku 1. Air Tanah : 23,4%

- Mata air - sumur gali

- sumur pompa tangan - sumur bor

2. Hujan 43,2% 2. Air permukaan :

8,73% 3. Lain-lain : 24,67%

Air Sungai Sesayap 100 % Perincian dari point 2 terutama untuk sistem perpipaan

4 Kapasitas Sub Sistem Produksi

Kapasitas Terpasang (desain)

Kapasitas Produksi Produksi saat ini Terjual (dikonsumsi pelanggan) l/dtk l/dtk M3 M3 10 L/dtk 10 L/dtk 4745,55 M³ 4671,83 M³

5 Jumlah Sambungan Unit Kebutuhan Air Domestik: SR = 469 Unit KU = 397 Unit Kebutuhan Air Non Dometik : KU = 66 Unit TA = ... Unit SU = ... Unit (taman, hidran kebakaran, kegiatan industri, infrastruktur umum) 6 Jam Operasi Sub sistem

produksi

Jam/hari 24 jam/hari Eksisting jam operaional produksi 7 Kehilangan (Air UFW) % 1,5 % Eksisting kehilangan

air

8 Jam Operasi Pelayanan Jam/hari 24 jam/hari Eksisting jam pelayanan 9 Restribusi/Tarif berlaku

rata-rata

Rp/M³ Rp. 1.820,- Tarif rat-rata Rp.19.800,- 10 Tekanan pada jaringan

ditribusi

Sistem Gravitasi - Max = 0 MKA - Min = 0 MKA

MKA = Meter Kolom Air

Sumber: Cipta Karya Dinas PU & Perhubungan Kab. Tana Tidung Tabel 6.25

Perkembangan Jumlah Produksi, Distribusi, dan Pelanggan PDAM di Kabupaten Tana Tidung Tahun 2011 – 2015

No Uraian Satuan 2010 2011 2012 2014 2015 1 Kapasitas Produksi IPA Terpasang l/det 10 10 10 10 10 2 Rata-Rata Kapasitas Produksi l/det 7 7 7 7 10 3 Kapasitas Produksi Operasi % 5 5 5 5 10 4 Jumlah Air Baku Yg di Produksi m³ 4.745,55 4.745,55 60.759,00 59.052,40 71.511,38 5 Jumlah Air Yang Terdistribusi m³ 4.671,83 4.671,83 51.456 57.852 74.285 6 Jumlah Air Yang Terjual m³ 3.930 3.990 51.456 57.852 74.285 7 Jumlah Kebocoran Air m³ 47,16 51,87 41,37 57,59

8 Persentasi Kebocoran % 1,2 1,35 1,01 1,3

9 Jumlah Penduduk jiwa 14.620 15.202 22.737 24.147 18.985 10 Jumlah Pelanggan Samb. 329 437 464 371 377 11 Jumlah Pelanggan Aktif Samb. 329 437 365 369 377 12 Jumlah Pelanggan Terlayani jiwa 1.947 2.622 2.190 2.240 377 13 Cakupan Pelayanan % 13,31 17,24 9,63 9,28

Gambar 6.26

Prasarana Jaringan Air Bersih di Kabupaten Tana Tidung

41

Sumber : Hasil Survey

Tabel 6.27

Sasaran Penyediaan Pengelolan Dan Rumusan Masalah Air Minum

Kawasan Uraian Kondisi sistem yang ada Sasaran Persolan Kabupaten Tana

Tidung

Air bersih Kebocoran hingga 1,2 %

Mengurangi kebocoran hingga 0 % pada tahun 2014

Kebocoran yang terlalu berlebihan akan merugikan PDAM

Sumber: :

Pelanggan terbanyak adalah rumah tangga dan instansi pemerintah sebanyak 75 % sedangkan 25 % adalah hotel dan badan sosial.

Tabel 6.28

Banyaknya Pelanggan Perusahaan Air Minum Tahun 2010-2015

No Kategori Pelanggan

Jumlah Pelanggan

2010 2011 2012 2014 2015 1 Rumah tangga (Tempat tinggal / Kantor) 293 403 419 328 332 2 Hotel/ Objek wisata, Toko, Industri, Perusahaan 36 36 41 41 42 3 Badan Sosial, Rumah Sakit, Tempat Ibadah 4 4 4 2 3 4 Sarana Umum - - -

5 Hydran Pelabuhan - - - 6 Lainnya - - -

Jumlah (sambungan) 333 443 464 371 377

Sumber : Tana Tidung Dalam Angka Tahun 2014

Semua-sumber air baku yang digunakan PDAM Kabupaten Tana Tidung adalah air permukaan. Sistem pengambilan air baku menggunakan intake dan semua sistem intake menggunakan pemompaan untuk pengambilannya. Dan pada saat musim kemarau panjang, terjadi intrusi air

sungai selama beberapa saat. Sebagai sumber air baku utama, Sungai Sesayap memerlukan perhatian yang lebih serius terkait dengan salah satu fungsi sungai sebagai sarana transportasi air. Data mengenai jumlah debit, jarak dan pemanfaatan saat ini belum didapat dari dinas terkait.

Tabel 6.29

Sumber-Sumber Potensi Air Untuk Pengembangan SPAM

No Jenis sumber Air

Karateristik Pemanfaatan Saat ini (%) Kemungkinan sistem Pengambilan Kemungkinan Upaya Pengamanan Debit (l/dtk) Kontinuitas Kualitas Jarak (m) A Air Tanah 1 Mata air - - - - - Makban - - - - Sausepor - - - - 2 Air Tanah Dalam - - - - 3 Air Tanah Dangkal - - - - B Air Permukiman

1 Sungai Baik Baik 350 m 98,5 % Pompa Perpipaan Klasemen - - - - Mairat - - - - 2 Danau - - - - C Curah Hujan - - - -

Sumber: PU Cipta Karya Dinas & Perhubungan Kab. Tana Tidung

Kondisi masing-masing unit pengolahan menggunakan sistem pengolahan lengkap. Terdapat 4 unit dengan sistem IPA paket adalah Tideng Pale, Sesayap Hilir, Sedulun dan Bebatu. Kondisi masing- masing unit pelayanan antara lain :

1. Unit Tideng Pale terdiri dari 1 unit IPA Paket dengan kapasitas terpasang sebesar 10 liter/detik. 2. Unit Sesayap Hilir terdiri dari 1 unit IPA Paket dengan kapasitas terpasang sebesar 5 liter/detik. 3. Unit Sedulun terdiri dari 1 unit IPA Paket dengan kapasitas terpasang sebesar 20 liter/detik. 4. Unit Bebatu terdiri dari 1 unit IPA Paket dengan kapasitas terpasang sebesar 5 liter/detik.

Tabel 6.30

Perkembangan Jumlah Kapasitas Produksi PDAM Kabupaten Tana Tidung

No Produksi Instalasi PDAM Kapasitas Ltr / Detik

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 IPA Unit Tideng Pale 1 - - - - 1 1 2 IPA Unit Sesayap Hilir-Sebawang - - 1 - - - - 3 IPA Unit Sedulun - - - 1 -

4 IPA Unit Bebatu - - - 1 -

Jumlah 1 - 1 2 0 1 1

2. Aspek Pendanaan

Semua rencana sistem sarana dan prasarana air minum perpipaan yang di bangun oleh pemerintah di Kab. Tana Tidung umumnya disesuaikan dengan rencana perluasan kota dengan menggunakan dana APBD. Keterbatasan keuangan daerah mengakibatkan upaya penyempurnaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar tersebut sepertinya belum mendapat perhatian yang lebih mendetail.

a) Sumber pendanaan dalam upaya peningkatan pelayanan air minum kota selama ini sebagian besar berasal dari APBD Kabupaten Tana Tidung, dan untuk kedepannya akan ditekankan dari PDAM

b) Sumber pembiayaan dari sistem non perpipaan atau swadaya ini adalah dari masyarakat sendiri. PDAM sebagai instansi yang bertanggung jawab untuk pengelolaan air bersih di Kabupaten Tana Tidung, maka PDAM menjalankan fungsinya sebagai Pembina Teknis Operasional.

3. Aspek Kelembagaan

Kinerja dari PDAM sebagai lembaga yang menangani dan mengatur masalah jaringan air minum belum dapat bekerja secara maksimal, hal ini disebabkan karena kurangnya koordinasi dalam melakukan pengelolaan air minum ditambah lagi dengan kurangnya sarana dan prasarana serta tenaga ahli yang mendukung kinerja dari PDAM dalam penyediaan air minum yang baik. Kompisisi pegawai PDAM Kab. Tana Tidung adalah sebagai berikut :

Tabel : 6.31

Komposisi SDM pada PDAM Kab. Tana Tidung Tahun 2015

Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang Pendididkan

Gol. C1 : 2 org Gol.B2 : 1 Org Gol. B1 : 2 Org Gol. B3 : 1 Org Pria : 6 Org Wanita : 1 Org < SMA : - Org SMA : 7 Org D3 : - Org S1 : - Org S2 : - Org

Sumber : PDAM Kab. Tana Tidung 4. Peraturan Perundangan

Peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan air minum Kabupaten Tana Tidung adalah Perda No.01 Tahun 2010, tentang Perusahaan Daerah Air minum Tirta Aki Yambir yang dikeluarkan oleh Bupati Tana Tidung

Bagi penduduk Kabupaten Tana Tidung yang belum terlayani oleh jaringan pipa distribusi PDAM mengusahakan pemenuhan kebutuhan air minum melalui upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai berikut :

 Beberapa permukiman teratur umumnya memenuhi kebutuhan air untuk minum, mandi, cuci, dan kakus melalui sumur gali dan sumur pompa

 Lingkungan yang tidak teratur dengan kepadatan tinggi dan tingkat ekonomi rendah, mencukupi kebutuhan air dengan memanfaatkan air sungai, membuat sumur gali/pompa sendiri atau menerima bantuan dari Departemen Kesehatan dengan program penyediaan sarana air bersih.

Apabila ditelaah lebih lanjut, Kabupaten Tana Tidung telah memiliki system IPA Manutapen yang langsung diminum, namun disis lain masih ada system pelayanan air minum non-perpipaan di Kabupaten Tana Tidung belum semuanya memenuhi syarat secara bakteriologis. Sebab air tersebut digunakan langsung tanpa melalui proses desinfeksi, padahal kualitas air yang digunakan erat kaitannya dengan kesehatan. Untuk mengantisipasi hal ini perlu dilakukan kaporisasi secara rutin pada sistim penyediaan air non perpipaan yang ada di Kabupaten Tana Tidung.

C. Permasalahan Dan Tantangan Pengambangan Spam C.1. Permasalahan Pengembangan SPAM meliputi : Permasalahan Pengembangan SPAM Nasional

Adapun beberapa permasalahan pengembangan SPAM pada tingkat nasional antara lain: 1) Peningkatan Cakupan dan kualitas

a) Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk

b) Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan. c) Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan air pada jaringan

distribusi umumnya masih rendah.

d) Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan harus membayar lebih mahal.

e) Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum masyarakat belum memadai.

f) Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi.

minum yang aman. 2) Pendanaan

a) Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan.

b) Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari APBD Kabupaten.

c) Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam pengembangan SPAM masih rendah.

d) Sumber pendanaan dalam upaya peningkatan pelayanan air minum selama ini sebagian besar berasal dari APBD Kabupaten Tana Tidung, dan untuk kedepannya akan ditekankan dari PDAM

3) Kelembagaan dan Perundang-Undangan

a) Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan SPAM.

b) Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM). c) Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong pemekaran badan

pengelola SPAM di daerah.

d) Untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kota, PDAM, maupun

masyarakat.

e) Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM (PDAM dan Dinas PU) di Kabupaten Tana Tidung dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan, peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait dan memperkuat PDAM.

f) Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan PDAM di Kabupaten Tana Tidung dilakukan melalui penyehatan PDAM, penyesuaian tarif dan peningkatan SDM.

g) Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan dengan penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Tana Tidung dilakukan dengan cara penyusunan PERDA dan implementasi NSPM.

h) Untuk pengelolaan terminal air, instalasi Penampungan air hujan (Pah) diharapkan

dikelola oleh masyarakat yang dikoordinir oleh Desa setempat. Pengelolaan sistem air bersih non-perpipaan dengan pembuatan sumur gali dikelola oleh masing- masing pemilik sumur gali (keluarga).

4) Air Baku

a) Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi yang sangat melimpah. b) Kualitas sumber air baku semakin menurun.

c) Belum adanya peraturan mengenai penggunaan air baku di beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi.

d) Belum maksimal penggunaan air baku sehingga menimbulkan pelayanan yang kurangmaksimal di tingkat pengguna.

5) Peran Masyarakat

a) Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah. b) Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya diberdayakan

oleh Pemerintah.

c) Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri.

Permasalahan Pengembangan SPAM Kabupaten Tana Tidung

Berdasarkan kondisi dan sasaran penyediaan dan pengelolaan air minum, maka dapat digambarkan masalah yang dihadapi khususnya dalam penyediaan Air Minum di Kabupaten Tana Tidung antara lain :

 Peningkatan Cakupan dan Kualitas

1. Tingkat Pelayanan Air Minum dengan Sistim perpipaan masih sangat rendah

Dokumen terkait