• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

5. Siswa Putus Sekolah V

a. Faktor Penyebab Putus Sekolah

Faktor penyebab AR putus sekolah adalalah berasal dari kemauan AR sendiri yang sudah tidak memiliki keinginan kembali ke sekolah. Alasan terbesar AR tidak melanjutkan sekolah adalah kemauan dia untuk bekerja daripada dia harus melanjutkan sekolahnya kembali. Hal ini sesuai dengan penuturan siswa yang bersangkutan yang dilakukan wawancara pada tanggal 14 Maret 2015, “Males anaknya, ingin kerja, dia sendiri yang bilang begitu waktu kelas 4 di sekolah, dia pengen bekerja sama punya motor. Dia bilang bekerja saja bisa punya uang, jadi gak punya kemauan untuk sekolah”. Rasa malas untuk bersekolah ini menyebabkan dia menjadi sosok yang sering membolos di setiap harinya. Rasa malas tersebut dikarenakan dominasi yang kuat dalam diri AR untuk memilih bekerja daripada melanjutkan sekolahnya. Akibat dari hal tersebut akhirnya AR menjadi sering tinggal kelas di setiap tingkatannya.

AR memiliki kemampuan akademis yang rendah sekali, hal ini menjadikan pula AR harus mengulang di setiap tahun ajaran barunnya atau tidak bisa naik kelas dikarenakan nilai-nilai AR yang selalu berada di bawah rata-rata teman satu kelasnya. Hal ini dibenarkan adanya oleh siswa yang bersangkutan mengenai seringnya dia tidak bisa naik kelas di setiap angkatnnya yang dilakukan wawancara pada tanggal 14 Maret 2015, “Terus ya malu aja, kan aku sering tinggal kelas, saya juga udah malas mbak”. Seringnya dia tinggal kelas ini akhirnya berimbas kepada rasa malu yang dirasakan oleh AR dikarenakan dia tidak bisa naik kelas seperti teman-teman yang lainnya.

100

Selain dari sisi akademik dan juga diri AR yang malas untuk sekolah, penyebab AR menjadi siswa yang memutuskan untuk putus sekolah ini diakibatkan karena penyakit yang dia derita sejak kecil yang terdapat di telinganya. Penyakit ini merupakan penyakit bawaan dari kecil yang tak kunjung sembuh hingga sekarang. Akibat dari sakit yang diderita oleh AR ini, ketika AR masuk ke sekolah banyak teman-temannya di kelas menjauh kepadanya dikarenakan mereka merasa risih akan keadaan telinga AR yang setiap harinya harus menggunakan kapas yang disempatkan ke dalam kedua telinganya. Hal ini yang dimungkinkan pendengaran AR juga ikut terganggu sehingga AR akan sulit menerima berbagai pelajaran yang diberikan oleh guru AR. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh siswa yang berangkutan yang dilakukan pada 14 Maret 2015, “Ya telinganya itu sakit, kaya keluar kuning-kuning gitu mili. Dari kecil udah kaya gini.”

Hal seperti ini seperti sakit menahun yang tidak kunjung sembuh nampaknya yang membuat AR menjadi enggan, malu dan juga malas untuk berangkat ke sekolah, belum lagi ditambah dengan kemauan besar AR untuk bekerja menjadikan AR semakin membulatkan tekatnya untuk tidak lagi bersekolah dan meneruskan sekolahnya hingga tamat.

b. Tindakan Orangtua

Tindakan yang telah dilakukan oleh orangtua AR ini diusahakan dengan baik agar AR bisa untuk melanjutkan sekolah kembali di SDN Dalem. Tindakan yang dilakuakn pada saat AR masih bersekolah di SDN Dalem dengan cara

101

memberikan apapun yang diinginkan oleh AR agar dia mau bersekolah kembali. Pada saat itu tindakan orangtua AR dengan membelikan berbagai perlengkapan sekolah seperti buku tulis, serta sepatu hingga sepeda, namun juga tekat AR untuk tetap bekerja lebih kuat yang menjadikan usaha orangtua AR tidak bisa mengubah kemauan AR. Hal ini sesuai dengan diutarakan oleh Ibu AR yang dilakukan wawancara pada tanggal 14 Maret 2015, “Ya saya paksa sekolah mbak, uang saku minta berapa aja tak tambahin mbak”. Pihak orangtua secara materil juga telah memberikan apapun yang AR inginkan agar AR mempunyai keinginan kembali untuk bersekolah, namun kembali agi kepada faktor internal dalam diri siswa tersebut yang tidak lagi menginginkan untuk kembali bersekolah.

Mengenai sakit yang telah diderita sangat lama oleh AR ini telah diupayakan orangtua AR untuk diperiksakan di puskesmas terdekat, namun hingga sekarang penyakit tersebut tidak kunjung sembuh juga. Tindakan lain yang dilakukan oleh orangtua AR demi masa depannya adalah dengan mengupayakan AR untuk Kejar Paket A agar bisa lulus dan bisa melanjutkan sekolah kembali jika AR memiliki kemauan. Orangtua AR berharap AR bisa bersekolah kembali atau paling tidak orangtua AR berkeinginan agar AR bisa mengikuti Kejar Paket A. Sayangnya AR sendiri yang ketika diwawancarai mengenai Kejar Paket A hanya mengatakan jika dia malu dan sudah malas untuk kembali ke sekolah. Hal ini sesuai dengan penuturannya yang dilakuakan wawancara pada tanggal 14 Maret 2015, “Malu mbak, saya malas kalo suruh sekolah lagi, enak kerja”.

Orangtua AR menganggap penting adanya pendidikan bagi putranya terutama AR. Mereka berharap bahwa siswa tersebut bisa menyelesaikan

102

pendidikan dasarnya pada waktu itu hingga selesai dan juga hinggga dia lulus dan mendapatkan ijazah dari sekolah yang bersangkutan. Bentuk kepedulian orangtua AR ditunjukkan dengan berbagai tindakan yang telah orangtua AR kerahkan mulai dari dukungan materil hingga moril kepada AR agar AR bisa kembali bersekolah di SDN Dalem hingga dia tamat sekolah dasarnya. Kepedulian orangtua AR ini sebagai bentuk dukungan kepada AR agar AR tetap bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik, namun keinginan orangtua tersebut nampaknya tidak bisa menghalangi tekat AR yang lebih besar untuk bekerja daripada dia harus melanjutkan sekolah kembali.

Saat ini tindakan kepedulian mengenai pentingnya pendidikan bagi mereka adalah dengan mengikutsertakan AR dalam lingkungan masyarakatnya kegiatan Kejar Paket A atau penyetaraan bagi mereka yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan SD nya hingga tuntas. Harapan orangtua AR adalah melakukan hal ini agar AR bisa lulus dan mendapatkan ijazah dari kejar paket A ini sehingga AR bisa menyelesaikan pendidikan dasarnya. Harapan saudara AR juga berharap agar AS bisa menyelesaikan pendidikannya hingga SMP minimal, namun SD saja AR tidak berkeinginan untuk melanjutkan. Kejar Paket A yang telah disediakan juga AR tidak berkeinginan untuk mengikutinya.

Kemauan AR yang kuat untuk bekerja menjadikan tindakan yang telah dilakukan oleh orangtua menjadi tidak maksimal hasilnya, pasalnya AR lebih tertarik untuk berhenti sekolah dikarenakan malu jika dia harus kembali ke bangku sekolah, dengan begitu tindakan yang dia pilih adalah bekerja dan menghasilkan uang.

103

c. Tindakan Sekolah

Tindakan sekolah AR yaitu SDN Dalem ini telah melakukan berbagai tindakan untuk membujuk AR agar bisa kembali bersekolah kembali. Berbagai cara yang telah ditempuh oleh SDN ini adalah dengan melakukan kunjungan rutin kepada rumah AR dengam maksud untuk menemui orangtua serta siswa yang bersangkutan agar bisa dicarikan titik temu serta solusi dari masalah tersebut, sehingga AR bisa tetap sekolah kembali tanpa harus berhenti di tengah jalan. Tindakan kunjungan rumah atau home visit yang telah dilakukan oleh sekolah ini paling sering dilakukan oleh Wali Kelas AR pada saat itu. Namun hal yang disayangkan ketika sekolah melakukan kunjungan di sana, pihak sekolah tidak pernah bisa menemui siswa yang bersangkutan dan juga pihak sekolah sulit untuk bisa menemui ayah dan Ibu AR secara bersamaan. Hal ini memang menyulitkan sekolah untuk bisa memberikan nasihat kepada kedua orangtua AR serta siswa yang bersangkutan. Penuturan ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Wali kelas AR yang sering melakukan kunjungan ke rumah AR yang dilakukan

wawancara pada tanggal 14 Maret 2015, “Wo ya pernah, kalo aku ke sana nyar

iIbunya kata bapaknya ibunya gak ada, begitu sebaliknya, sama AR nya gak pernah ketemu, gak tau tu kemana, saya sampe jeleh sendiri”. Kesimpangsiuran informasi ketika sekolah melakukan kunjungan membuat pihak sekolah harus bekerja lebih lagi dalam menangani siswa tersebut, hal ini menjadikan pihak sekolah melakukan tindakan atau tindakan lain dalam hal ini. Tindakan lain yang dilakukan oleh Wali kelas AR adalah dengan cara melapor RT dan juga RW

104

setempat untuk mendatangi kediaman AR guna membujuk AR agar dia berkeinginan untuk kembali ke sekolah kembali.

Mengenai sakit yang telah lama diderita oleh AR, sekolah juga telah mengupayakan AR untuk pergi ke rumah sakit atau puskesmas terdekat guna memeriksakan AR agar sembuh. Tindakan ini juga dilakukan oleh Wali kelas ARlangsung pada saat itu dengan pemantauan langsung dari Beliau untuk AR agar benar-benar AR dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Tindakan tersebut dilakukan agar AR bisa mengikuti sekolah dengan baik seperti teman-temannya dan agar AR tidak dijauhi oleh teman-temannya saat di sekolah. Bentuk tindakan tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh siswa yang bersangkutan dalam wawancara yang dilalukan pada tanggal 14 Maret 2015, “sekolah itu nyuruh ke puskesmas, yang nyuruh wali kelas”.

d. Aktivitas Terkini Setelah Putus Sekolah

Aktivitas terkini AR adalah bekerja sebagai pekerja di tempat pencucian mobil. Kegiatan tersebut mulai dia jalani semenjak Bulam Maret lalu. Saat ini AR bekerja sebagai karyawan pencucian mobil di Kota Yogyakarta. Nampaknya AR memang lebih senang bekerja daripada dia harus melanjutkan pendidkannya, di usianya yang muda dulu dia juga sempat merantau hingga Jambi untuk bekerja sebagai buruh di kilang minyak, serta dia juga sebagai kuli di berbagai proyek bangunan.

Berikut ini adalah gambar AR saat bekerja di tempat pencucian mobil di Yogyakarta adalah sebagai berikut.

105 Gambar 6.

Aktivitas AR Ketika Bekerja.

Dokumen terkait