• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Siswa Putus Sekolah II

a. Faktor Penyebab Putus Sekolah

Faktor penyebab DW putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah kembali berasal dari diri DW sendiri yang tidak menyukai sekolah. Keinginan DW untuk tidak melanjutkan sekolah ini dikarenakan DW lebih tertarik untuk bekerja daripada harus melanjutkan sekolahnya hingga tamat. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh DW siswa yang bersangkutan yang dilakukan wawancara oleh siswa tersebut pada tanggal 25 Maret 2015, “Pengen kerja mbak. Bosan sama pelajaran di sekolah. Pelajarannya njelehi mbak, terutama matematika”. Penyebab DW mulai malas untuk sekolah ini dimulai dari rasa malas yang ada dalam diri DW untuk sekolah setiap harinya yang akhirnya dia sering membolos setiap harinya, seringnya DW membolos ini dikarenakan DW bosan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah, hal ini menyebabkan DW semakin teringgal dengan mata yang akhirnya nilai-nilai DW di setiap semesternya menjadi tertinggal dengan teman satu kelasnya.

Di bidang akademik saat di sekolah, nilai-nilai DW selalu di bawah rata-rata kelasnya, yang menyebabkan DW sering sekali tinggal kelas. Jumlah tinggal kelas yang pernah dialami oleh DW saat dia bersekolah di SDN Kotagede 4 ini sebanyak tiga kali saat dia berada di kelas yaitu padaa saat dia duduk di kelas 3 dan 4. Penuturan bahwa DW sering tinggal kelas ini diutarakan oleh Wali kelas

81

DW yaitu DR yang dilakukan wawancara pada tanggal 6 Maret 2015, “Pernah mbak, pas saya pegang kelas 4 itu juga gak naik, kalo gak salah 3 kali gak naik kelas mbak”. Tidak naik kelasnya DW beberapa kali ini dikarenakan nilai dan kemampuan akademis DW yang di bawah rata-rata dikarenakan DW sering membolos dan malas untuk sekolah.

Seringnya DW tinggal kelas dan juga rasa bosannya DW terhadap mata pelajaran di sekolah, serta DW tidak ingin melanjutkan sekolahnya kembali, rasa malas yang mendominasi DW ini menjadikan siswa tersebut lebih memilih untuk bekerja daripada harus menyelesaikan pendidikan dasarnya.

b. Tindakan Orangtua

Tindakan yang telah dilakukan oleh pihak orangtua DW ini sebenarnya sudah dilakukan dengan baik agar DW bisa mempunyai motivasi kembali untuk sekolah kembali di SDN Kotagede 4. Tindakan yang telah dilakukan oleh orangtua DW ini adalah dengan menasihati DW sesering mungkin oleh Ayah dan juga Ibu DW, namun karena keinginan DW yang kuat untuk bekerja menjadikan mereka tidak bisa berbuat banyak.

Pemberian nasihat yang dilakukan oleh Ibu DW misalnya mendatangi teman-teman DW saat di sekolah dengan harapan Ibu DW bisa menemukan titik temu penyebab DW tidak berkeinginan melanjutkan sekolah kembali, Ibu DW juga mencari tahu dari teman-temannya apakah selama ini DW mempunyai masalah yang menghalanginya untuk pergi ke sekolah, hal ini sesuai dengan penuturan Ibu DW yang dilakukan wawancara pada tanggal 24 Maret 2015,

82

“ya aku udah gak kurang-kurang ngasih tau DW mbak buat sekolah tapi ya apa. Hla pas kenaikan kelas waktu itu di kelas berapa aku lupa mbak, dia itu ternyata gak naik, nah biar dia mau sekolah tak beliin buku 2 pack pikirku dia biar mau sekolah gitu, sepatu juga udah beliin yang baru eh ternyata gak mau masuk dianya.”

Hal ini terbukti dari DW sangat sering tinggal kelas hingga tiga kali di setiap angkatan. Selain Ibu yang berupaya, Ayah DW juga telah berupaya sedemikian hingga agar DW bisa bersekolah kembali. Tindakan yang dilakukan oleh Ayah BR ini dengan mendatangi sekolah DW di SDN Kotagede 4 guna menanyakan kepada guru ataupun Kepala Sekolah DW mengenai masalah yang dihadapi DW apakah ada yang menghalangi atau penyebab DW tidak berkeinginan masuk sekolah selama ini. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan Ayah DW mengenai hal tersebut yang diwawancarai pada tanggal 24

Maret 2015, “Paling saya ya ngecek ke sekolahnya buat ngecek gimana DW apa

ada masalah, dari pihak sekolah juga bilang gak ada masalah”. Tindakan yang dilakukan oleh orangtua DW ini guna menanyakan apakah DW selama ini terdapat masalah yang melatarbelakangi, namun setelah ditanyakan kepada pihak sekolah, tidak terdapat masalah yang ada dalam diri siswa tersebut.

Selain hal di atas, kedua orangtua DW juga telah mengupayakan DW untuk Kejar Paket A ketika mengetahui DW benar-benar putus sekolah dan tidak ingin melanjutkan pendidikan dasarnya di SDN Kotagede 4. Pentingnya pendidikan bagi siswa tersebut pastinya sangat diutamakan oleh orang tuanya, hal ini ditunjukkan dengan usaha yang telah dilakukan oleh kedua orangtua DW yang telah mengupayakan sedemikian hingga agar DW bisa sekolah kembali. Pentingnya pendidikan bagi mereka menjadikan orangtua DW berupaya keras

83

agar siswa tersebut bisa menyelesaikan pendidikan dasarnya. Pendidikan ini dirasa penting bagi orangtua, maka orangtua DW juga menyuruh DW untuk tetap sekolah bahkan mereka menyuruh siswa tersebut untuk kejar paket A. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ayah DW yang dilakukan wawancara pada tanggal 24 Maret 2015, “Pengen saya kejar paket A gitu”.

Keinginan untuk Kejar Paket A ini diinginkan oleh orangtua DW, adanya tindakan Kejar Paket ini diperuntukkan dengan tujuan agar siswa tersebut atau DW bisa menyelesaikan sekolahnya hingga tuntas paling tidak Sekolah Dasarnya hingga DW bisa mendapatkan ijazah kelulusan serta nantinya bisa dipergunakan DW untuk bekerja atau pun untuk menuju ke tingkat pendidikan selanjutnya. Namun akhirnya usaha Kejar Paket A ini tidak juga dilakuan oleh DW agar dia bisa menyelesaikan sekolahnya. Akhirnya AyahDW mengupayakan DW untuk bisa kursus di bengkel motor, Ayahnya berpikir walaupun DW tidak mempunyai pendidikan yang tinggi tetapi DW masih bisa mempunyai skill yang digunakan untk bekerja nantinya. Hal ini sesuai dengan penuturan beliau pada tanggal 24 Maret 2015, “saya suruh kursus mbak, ketika dia benar-benar gak mau sekolah waktu itu saya ajakmuter-muter sampe Klaten saya kasih wawasan dan gambaran mengenai beberapa pekerjaan seperti bengkel motor waktu itu, pikir saya walaupun dia gak sekolah ya dia punya keahlian lah yang bisa disalurkan”.

Mengingat keinginan DW yang kuat untuk bekerja daripada melanjutkan sekolahnya kembali, akhirnya Ayah DW mempunyai inisiatif untuk membawa DW mencari kursus seperti kursus motor hingga Klaten agar DW mempunyai bekal untuk bekerja nantinya. Hal ini diharapkan kedua orangtua DW menjadikan

84

wawasan atau pengelaman tersendiri untuk DW agar bisa mempunyai bekal yang baik untuk nantinya bekerja.

c. Tindakan Sekolah

Tindakan yang telah dilakukan sekolah DW yaitu SDN Kotagede 4 ini adalah dengan tindakan pemberian nasihat dan juga motivasi ke dalam diri DW, walaupun pihak sekolah sama sekali belum pernah melakukan kunjungan ke dalam rumah DW, namun sekolah tidak diam begitu saja ketika pihak sekolah mengetahui siswa tersebut mulai menunjukkan sikap malas sekolah hingga akhinya DW putus sekolah.

Tindakan yang dilakukan sekolah selama ini hanya bisa melakukan pemanggilan orangtua yaitu Ayah DW ke dalam sekolah, tindakan ini dilakukan agar pihak sekolah dan juga pihak orangtua DW mengetahui penyebab DW tidak ingin sekolah dan mencarikan solusi terbaik untuk DW nantinya. Berbagai nasihat telah dilakukan kepada DW semasa DW masih sekolah di SD tersebut, pemberian motivasi ini banyak dilakukan oleh Wali kelas DW pada saat itu. Pemanggilan Ayah DW ke dalam sekolah ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh Beliau yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2015, “Belum, dulu itu terakhir saya yang menemui kepala sekolah”.

Selain pemanggilan orangtua DW ke dalam sekolah, pihak sekolah juga telah memberikan jam tambahan kepada siswa tersebut, mengingat kemampuan akademik DW yang sangat rendah sekali hal ini mengapa pihak sekolah terutama Wali Kelas DW pada saat itu mengupayakan dengan memberikan jam tambahan

85

kepadanya agar bisa naik sedikit demi sedikit nilai dari DW. Hal ini sesuai dengan penuturan dari Wali Kelas DW yang dilakukan wawancara pada tanggal 17 Maret 2015, “Kalo pulang sekolah saya selalu memberi jam tambahan untuk dia mbak, eh pikir saya biar dia bisa. Pokoknya alokasinya 1 jam an”.

Selain upaya tersebut pihak sekolah pada saat itu juga telah memberikan tindakan kepada pihak orangtua, sekolah dan juga siswa yang bersangkutan dengan cara sekolah menawarkan DW untuk memilih sekolah yang dia inginkan agar DW bisa masuk sekolah sesuai dengan keinginanya tanpa adanya paksaan sedikitpun, namun hasilnya tetap sama saja, DW tetap menginginkan untuk tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk bekerja setiap harinya.

d. Aktivitas Terkini Setelah Putus Sekolah

Aktivitas terkini DW setelah ia putus sekolah adalah bekerja sebagai pengrajin mebeler yang ada di dekat rumahnya. Aktivitas ini mulai ia tekuni pada bulan April lalu. Selain bekerja di luar lingkungan rumahnya, DW juga berkegiatan membantu orangtuanya membuat kerajinan dari tembaga dan juga kuningan sebagai pesanan setiap minggunya.

Berikut ini adalah aktivitas terkini DW siswa yang putus sekolah pada tahun 2013 silam.

86 Gambar 3.

Aktivitas DW Saat Bekerja sebagai Perajin Mebeler.

Dokumen terkait