• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELITIAN TENTANG KEGIATAN HIDUP MENGGE-

A. Situasi Stasi Santo Lukas Sokaraja

3. Situasi Kegiatan Hidup Menggereja Stasi

Dalam pelaksanaan karya pastoral bagi umat, Gereja turut memberi perhatian. Stasi mewadahi umat dengan mengadakan berbagai kegiatan dengan tujuan agar lewat kegiatan-kegiatan tersebut umat mampu menghayati imannya dalam menanggapi situasi dan kondisi zaman sekarang.

Pelaksanaan kegiatan melibatkan semua umat yang ada di Stasi Santo Lukas. Namun, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di masing-masing

Lingkungan. Kegiatan yang dilaksanakan di setiap Lingkungan tidak jauh berbeda antara Lingkungan yang satu dengan yang lain.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan-kegiatan gerejani, kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang diharapkan dapat memupuk persaudaraan baik sesama umat beragama maupun umat yang beragama lain.

a. Kegiatan-kegiatan Gerejani

Dalam pelaksanaan hidup menggereja, umat diharapkan mendukung dengan mau terlibat di dalamnya. Keikutsertaan dan keterlibatan mereka tidak

hanya sebatas “hadir atau ada”, melainkan umat diharapkan terlibat dalam

kegiatan-kegiatan demi pengembangan Gereja, Stasi, Lingkungan dan masyarakat dengan memberi hati sepenuhnya demi terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut. Peran serta umat sungguh mempengaruhi terlaksananya dan perkembangan kegiatan itu sendiri, sehingga Gereja sangat mengharapkan umat untuk terlibat. Kegiatan-kegiatan gerejani yang dilaksanakan umat stasi adalah sosialisasi bahan pendalaman iman Prapaskah, pelaksanaan Pendalaman Iman di Lingkungan/Blok, Doa Rosario, Misa Jumat Pertama, sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci, pelaksanaan pendalaman Kitab Suci di Lingkungan/Blok, Koor dan pertemuan pengurus Stasi.

1) Sosialisasi Bahan Pendalaman Iman Prapaskah

Sosialisasi bahan pendalaman iman Prapaskah dilaksanakan setiap tahun pada awal bulan Maret. Sosialisasi ini tidak dilaksanakan di Stasi tetapi dipusatkan di Paroki. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini kurang lebih 25

sampai 30 orang. Mereka adalah calon pemandu yang akan bertugas di Stasi maupun Lingkungan saat pendalaman Iman berlangsung. Umat Stasi yang mewakili terdiri dari kedua Lingkungan yang ada. Kegiatan sosialisasi berlangsung pukul 09.00-13.00 WIB dan mengambil waktu pada hari Minggu setelah selesai perayaan Ekaristi. Bentuk kegiatan yang diadakan setelah tim Kitab Suci Paroki mengikuti sosialisasi dari Komisi Kitab Suci Keuskupan kemudian menyampaikan hasilnya kepada para calon pemandu di Stasi dan Lingkungan. Tujuannya supaya para calon pemandu Stasi maupun Lingkungan mampu melaksanakan tugas di Lingkungan masing-masing [Lampiran 6: (16)].

2) Pelaksanaan Pendalaman Iman di Lingkungan/Blok

Pendalaman Iman dilaksanakan setiap bulan Maret sampai April di masing-masing Lingkungan atau Blok. Peserta yang hadir dari setiap Lingkungan sekitar 8 sampai 10 orang. Kegiatan pendalaman iman berlangsung selama satu setengah jam (19.30-21.00 WIB). Pendalaman iman dilaksanakan di rumah umat, setiap minggunya tempat berpindah-pindah tidak menetap di rumah salah satu umat saja. Bentuk kegiatan yang diadakan biasanya diawali dengan lagu pembukaan, doa pembukaan, pengantar dari pemandu, bacaan Kitab Suci, sharing pengalaman, peneguhan dari pemandu, diakhiri dengan doa dan lagu penutup. Tujuan dari kegiatan ini agar umat mempunyai semangat bertobat untuk menanggapi cinta kasih Yesus yang telah rela menderita sengsara sampai wafat di salib. Kesan umat dari kegiatan ini mereka kurang berminat mengikuti pendalaman iman sehingga dari setiap pertemuan hanya orang tertentu saja yang hadir [Lampiran 6: (16)].

3) Doa Rosario

Doa Rosario dilaksanakan setiap bulan Mei dan Oktober di Lingkungan masing-masing pukul 18.00 WIB. Umat yang hadir dari setiap Lingkungan kurang lebih 45 orang, terdiri dari anak-anak, kaum muda/i, bapak-bapak dan ibu-ibu. Bentuk kegiatan doa Rosario diadakan satu bulan penuh setiap hari dari rumah ke rumah. Pelaksanaan doa diawali dengan lagu pembukaan dan dipimpin oleh salah satu umat (biasanya tuan rumah). Renungan setiap peristiwa dibacakan secara bergantian oleh OMK yang ditunjuk. Doa Salam Maria didoakan secara bergilir tiap orang. Pada akhir bulan Maria dan bulan Rosario selalu ditutup dengan misa. Kesan umat dari kegiatan doa ini sebagian besar umat berminat mengikutinya sehingga dari hari ke hari selama doa berlangsung banyak umat yang hadir [Lampiran 6: (17)].

4) Misa Jumat Pertama

Misa Jumat Pertama dilaksanakan secara rutin, sekali dalam satu bulan di gereja Stasi. Umat yang hadir dalam setiap pelaksanaan misa ini tidak banyak seperti misa hari Minggu biasa, jumlahnya antara 15 sampai 25 saja. Meskipun demikian, misa Jumat Pertama tetap dilaksanakan rutin setiap bulannya. Petugas misanya sendiri tidak terjadwal, sehingga yang bertugas adalah umat yang biasa hadir mengikuti misa. Misa dilaksanakan pada hari Jumat Pertama dalam setiap bulan, pukul 18.00-19.00 WIB dan dipimpin oleh romo paroki atau romo yang lain (romo pembantu). Kesan umat dengan adanya misa Jumat Pertama ini kurang mendukung karena sebagian besar umat pulang bekerja sudah sore sehingga tidak sempat lagi untuk mengikuti misa [Lampiran 6: (17)].

5) Sosialisasi Pendalaman Bulan Kitab Suci

Sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci dilaksanakan setiap tahun pada bulan Agustus. Sosialisasi ini tidak dilaksanakan di Stasi tetapi dipusatkan di Paroki. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini kurang lebih 30 sampai 35 orang. Mereka adalah calon pemandu yang akan bertugas di Stasi maupun Lingkungan saat pendalaman Kitab Suci berlangsung. Umat Stasi yang mewakili terdiri dari kedua Lingkungan yang ada. Kegiatan sosialisasi berlangsung pukul 09.00-13.00 WIB dan mengambil waktu pada hari Minggu setelah selesai perayaan Ekaristi. Bentuk kegiatan yang diadakan setelah tim Kitab Suci Paroki mengikuti sosialisasi dari Komisi Kitab Suci Keuskupan kemudian menyampaikan hasilnya kepada para calon pemandu di Stasi dan Lingkungan. Tujuannya supaya para calon pemandu Stasi maupun Lingkungan juga mengetahui apa yang menjadi kesepakatan mengenai BKSN tahun tersebut baik mengenai tema, harapan- harapan yang mau dicapai, dsb [Lampiran 6: (17)].

6) Pendalaman Kitab Suci di Lingkungan/Blok

Pendalaman Kitab Suci dilaksanakan setiap bulan September di masing- masing Lingkungan atau Blok. Peserta yang hadir dari setiap Lingkungan sekitar 8 sampai 10 orang. Kegiatan pendalaman Kitab Suci berlangsung selama satu setengah jam (19.30-21.00 WIB). Bentuk kegiatan yang diadakan biasanya diawali dengan lagu pembukaan, doa pembukaan, pengantar dari pemandu, bacaan Kitab Suci, sharing pengalaman, peneguhan dari pemandu, diakhiri dengan doa dan lagu penutup. Tujuan dari kegiatan ini agar umat semakin mendalami Sabda Tuhan dan melalui Sabda-Nya mereka dapat memaknai peristiwa kehidupan sehari-hari sehingga peristiwa hidup yang telah dilalui

memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan dalam hidup. Kesan umat dari kegiatan ini mereka kurang berminat mengikuti pendalaman Kitab Suci sehingga dari setiap pertemuan hanya orang tertentu saja yang hadir [Lampiran 6: (17)].

7) Bertugas koor

Umat Stasi memiliki tugas utama untuk berlatih dan mempersiapkan nyanyian dalam memeriahkan Perayaan Ekaristi bila mendapat tugas koor di gereja. Di Stasi Santo Lukas terdapat lima kelompok koor sehingga setiap minggu Perayaan Ekaristi berlangsung petugas koor selalu bergantian. Lima kelompok tersebut yaitu koor Lingkungan Yohanes Paulus, koor Lingkungan Santa Maria, koor WK (Wanita Katolik), koor OMK dan koor Gregorius (bapak- bapak). Masing-masing kelompok biasanya berlatih sendiri-sendiri sesuai dengan tugas yang dijadwalkan. Kelompok koor tidak hanya mendapatkan tugas pada Perayaan Ekaristi hari Minggu saja tetapi juga mendapat tugas untuk memeriahkan misa hari-hari besar, seperti Natal dan Paskah. Jumlah anggota koor dari masing-masing kelompok cukup banyak, kurang lebih 20-30 orang artinya umat banyak yang mau ikut dan terlibat dalam kegiatan ini [Lampiran 6: (18)].

8) Pertemuan Pengurus Stasi

Pertemuan pengurus dilaksanakan dalam rangka persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan maupun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan bersama.

Pertemuan pengurus Stasi Santo Lukas Sokaraja dilaksanakan satu kali dalam sebulan. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ini, pengurus stasi yang hadir kurang lebih 10 orang. Hal-hal yang dibahas dalam pertemuan menyangkut

laporan kegiatan dari koordinator masing-masing bidang dan evaluasi kegiatan baik yang terlaksana maupun yang tidak terlaksana. Dengan adanya laporan dan evaluasi ini pengurus stasi dapat melihat hal-hal baik yang dapat dipertahankan dan juga memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Untuk itu dalam pertemuan pengurus stasi ini dibutuhkan keterbukaan dari setiap bidang sehingga harapan yang dicita-citakan dapat terwujud demi perkembangan Stasi Santo Lukas Sokaraja [Lampiran 6: (18)].

b. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan

Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja tidak hanya terlibat dalam kegiatan- kegiatan gerejani, baik dalam lingkup Paroki, Stasi maupun Lingkungan, melainkan keterlibatan umat juga diwujudkan dalam kebersamaan dan keterlibatan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Keterlibatan dan keikutsertaan umat dalam berbagai kehidupan, merupakan salah satu usaha umat untuk semakin memahami makna kebersamaan dalam hidup. Kebersamaan yang terjalin diharapkan tidak hanya sebatas dengan umat katolik saja tetapi juga dengan umat yang lain. Dengan demikian tumbuh juga rasa saling menghargai satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya: Aksi sosial, keterlibatan dalam kepengurusan RT, terlibat dalam Pesta Kemerdekaan RI dan donor darah.

1) Aksi sosial

Salah satu wujud keterlibatan umat dalam hidup bermasyarakat yakni dengan mengadakan aksi sosial. Aksi sosial biasanya dilakukan oleh umat stasi

saat menjelang Natal dan Paskah. Dalam pelaksanaan kegiatan ini umat stasi membagikan sembako seperti beras, minyak, gula, dsb kepada orang-orang yang membutuhkan. Sembako yang diberikan biasanya berasal dari umat stasi sendiri dan jika ada kekurangan panitia kegiatan menambahkan dengan membeli barang- barang yang masih dibutuhkan. Sasaran yang diberi sembako tidak hanya sebatas umat stasi yang membutuhkan tetapi juga dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan disekitar stasi. Pelaksanaan aksi sosial ini dikoordinator oleh ibu- ibu WK (Wanita Katolik) stasi. Kegiatan aksi sosial dilaksanakan dengan harapan umat katolik semakin termotivasi untuk lebih peka terhadap situasi yang ada di dalam masyarakat dengan mau terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan [Lampiran 6: (18)].

2) Kepengurusan RT

Umat Katolik tidak hanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan gerejani saja tetapi juga ikut ambil bagian dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti menjadi pengurus RT/RW. Kedudukan umat katolik dalam kepengurusan tersebut menduduki peran penting antara lain menjadi ketua RT, sekretaris, bendahara, dsb. Dengan mendapatkan peran penting tersebut menandakan bahwa umat katolik dipercaya oleh warga sekitar [Lampiran 6: (18)].

3) Pesta Kemerdekaan RI

Dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia umat turut serta dalam memperingati hari bersejarah yang setiap tahun dirayakan dan diperingati oleh seluruh warga Indonesia. Dalam peringatan hari kemerdekaan

tersebut, berbagai kegiatan dan perlombaan dilaksanakan di setiap desa. Biasanya umat katolik ikut ambil bagian dalam perlombaan yaitu lomba olah raga. Dalam pelaksanaan lomba tersebut setiap RT mengirim perwakilan untuk bertanding di tingkat RW. Disamping itu pula umat terlibat dalam mempersiapkan syukuran pesta kemerdekaan RI, misalnya menyiapkan tempat untuk berkumpul bersama dan ikut menyiapkan makanan yang akan dinikmati bersama (biasanya ibu-ibu) [Lampiran 6: (18)].

4) Donor darah

Donor darah merupakan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Pelaksanaan kegiatan ini yaitu saat menjelang hari pesta nama pelindung Gereja. Peserta donor darah adalah umat katolik sendiri. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ini, umat yang bersedia menyumbangkan darahnya kurang lebih 25 orang. Panitia kegiatan bekerja sama dengan PMI Kabupaten Banyumas. Darah yang telah terkumpul dikelola oleh PMI dan dapat dipakai tidak hanya untuk umat katolik saja, namun berlaku untuk umum. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kepedulian umat katolik kepada orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan khususnya bantuan darah [Lampiran 6: (18)].

B. Penelitian mengenai Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo Lukas, Sokaraja

Penulis sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu melakukan persiapan. Adapun yang menjadi persiapan penelitian penulis meliputi latar

belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, dan metodologi penelitian. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui secara nyata bagaimana keterlibatan umat dalam kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja. Penelitian diadakan pada 13-14 Oktober 2015. Hasil penelitian kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran nyata keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja.

Dokumen terkait