viii ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Judul ini dipilih bertitik tolak dari keprihatinan penulis terhadap umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Jumlah umat Stasi kurang lebih 335 orang namun sebagian besar belum terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Umat yang aktif hanya orang-orang tertentu saja seperti ketua lingkungan, katekis, prodiakon dan sebagian umat yang memiliki semangat melayani, sehingga tidak semua kegiatan yang dilaksanakan di Stasi maupun Lingkungan mendapat dukungan penuh dari umat. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana pemahaman umat Stasi Santo Lukas Sokaraja mengenai hidup menggereja serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui bentuk kegiatan yang mampu meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data dengan mengadakan penelitian. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara kepada umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Hasil penelitian menyatakan sebagian besar umat sangat setuju bahwa kesaksian akan Yesus Kristus diwujudkan lewat tindakan nyata sehari-hari. Mereka juga setuju bahwa semua umat Stasi Santo Lukas Sokaraja aktif dalam kegiatan gerejani.
Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang beriman kepada Kristus sebagai perwujudan karya Allah yang konkret. Gereja berdiri kokoh atas dasar Kristus sebagai Kepala dan Allah yang berkarya memanggil umat-Nya untuk diberikan tanggung jawab dan kebebasan. Umat Katolik yang telah dibaptis dan menerima sakramen Penguatan atau Krisma diharapkan mampu untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Ardhisubagyo mengartikan hidup menggereja sebagai pengabdian sukarela untuk mengambil bagian dalam lima tugas Gereja yaitu koinonia, kerygma, martyria, liturgia dan diakonia. Dengan demikian kaum awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja.
ix ABSTRACT
The title of this thesis is the “EFFORTS TO INCREASE THE INVOLVEMENT OF THE FAITHFUL IN PARTICIPATING CHURCH LIFE IN SAINT LUKE STATION, SOKARAJA, PARISH SAINT JOSEPH EAST PURWOKERTO, CENTRAL JAVA THROUGH PEOPLE CATECHESIS BY USING SHARED CHRISTIAN PRAXIS MODEL". This title choosen was based on writer's concern on the people faithful in the Saint Luke Station Sokaraja. The current number of people in Station approximately 335 people, but most of them have not been involved in the activities of church activities. Those who are active are only some such as neighborhood leaders, catechists, Acolytes and most people who have a passion to serve. Not all activities carried out in the Station, have not received full support from them. The purpose of this paper is to see how the understanding of the faithful of the Station Santo Luke Sokaraja about church life and its application in everyday life and to know the activities that can improve the involvement of people in church living.
Based on the purpose of writing, the writer obtained the data by conducting a research. The study was conducted by distributing questionnaires and interviews to them of Santo Luke Sokaraja Station. The result of the study shows that the majority of people strongly agree that the testimony of Jesus Christ is realized through daily actions. They also agree that all them of Santo Luke Sokaraja Station are active in ecclesial activities.
The church is a fellowship of those who believe in Christ as the embodiment of God's work in concrete. The Church stands firmly on the foundation of Christ as the Head and the work of God who calls His people to have the responsibility and freedom. Catholics who have been baptized and received the sacrament of Confirmation are expected to be able to take part in the mission of Jesus Christ as Priest, Prophet and King. Ardhisubagyo interpret church life is a voluntary service to be taken part in the five duties of the Church. These are koinonia, Kerygma, martyria, liturgy and diakonia. Thus the laity play an active role in the life and activity of the Church.
UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT
DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Agnes Jajar Anur Umastuti
NIM: 111124017
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
ayahku (Bernadus Sudarisman), ibuku (Anna Tatik Haryati),
kembaranku (Maria Jajar Anur Arsuma), adikku (Cicilia Novia Tri Risdiana)
v MOTTO
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”
viii ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Judul ini dipilih bertitik tolak dari keprihatinan penulis terhadap umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Jumlah umat Stasi kurang lebih 335 orang namun sebagian besar belum terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Umat yang aktif hanya orang-orang tertentu saja seperti ketua lingkungan, katekis, prodiakon dan sebagian umat yang memiliki semangat melayani, sehingga tidak semua kegiatan yang dilaksanakan di Stasi maupun Lingkungan mendapat dukungan penuh dari umat. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana pemahaman umat Stasi Santo Lukas Sokaraja mengenai hidup menggereja serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui bentuk kegiatan yang mampu meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data dengan mengadakan penelitian. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara kepada umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Hasil penelitian menyatakan sebagian besar umat sangat setuju bahwa kesaksian akan Yesus Kristus diwujudkan lewat tindakan nyata sehari-hari. Mereka juga setuju bahwa semua umat Stasi Santo Lukas Sokaraja aktif dalam kegiatan gerejani.
Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang beriman kepada Kristus sebagai perwujudan karya Allah yang konkret. Gereja berdiri kokoh atas dasar Kristus sebagai Kepala dan Allah yang berkarya memanggil umat-Nya untuk diberikan tanggung jawab dan kebebasan. Umat Katolik yang telah dibaptis dan menerima sakramen Penguatan atau Krisma diharapkan mampu untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Ardhisubagyo mengartikan hidup menggereja sebagai pengabdian sukarela untuk mengambil bagian dalam lima tugas Gereja yaitu koinonia, kerygma, martyria, liturgia dan diakonia. Dengan demikian kaum awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja.
Berdasarkan keprihatinan di atas, penulis mengusulkan katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP) sebagai usaha untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Penulis memilih katekese umat model SCP karena katekese ini dianggap dapat membantu umat Stasi Santo Lukas Sokaraja untuk semakin aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, bukan hanya hadir saja tetapi ikut ambil bagian dalam kegiatan. Tema umum yang diangkat dalam usulan program ini adalah “Panggilan untuk meningkatkan hidup menggereja umat mengikuti Kristus dengan Dasar
ix ABSTRACT
The title of this thesis is the “EFFORTS TO INCREASE THE
INVOLVEMENT OF THE FAITHFUL IN PARTICIPATING CHURCH LIFE IN SAINT LUKE STATION, SOKARAJA, PARISH SAINT JOSEPH EAST PURWOKERTO, CENTRAL JAVA THROUGH PEOPLE CATECHESIS BY USING SHARED CHRISTIAN PRAXIS MODEL". This title choosen was based on writer's concern on the people faithful in the Saint Luke Station Sokaraja. The current number of people in Station approximately 335 people, but most of them have not been involved in the activities of church activities. Those who are active are only some such as neighborhood leaders, catechists, Acolytes and most people who have a passion to serve. Not all activities carried out in the Station, have not received full support from them. The purpose of this paper is to see how the understanding of the faithful of the Station Santo Luke Sokaraja about church life and its application in everyday life and to know the activities that can improve the involvement of people in church living.
Based on the purpose of writing, the writer obtained the data by conducting a research. The study was conducted by distributing questionnaires and interviews to them of Santo Luke Sokaraja Station. The result of the study shows that the majority of people strongly agree that the testimony of Jesus Christ is realized through daily actions. They also agree that all them of Santo Luke Sokaraja Station are active in ecclesial activities.
The church is a fellowship of those who believe in Christ as the embodiment of God's work in concrete. The Church stands firmly on the foundation of Christ as the Head and the work of God who calls His people to have the responsibility and freedom. Catholics who have been baptized and received the sacrament of Confirmation are expected to be able to take part in the mission of Jesus Christ as Priest, Prophet and King. Ardhisubagyo interpret church life is a voluntary service to be taken part in the five duties of the Church. These are koinonia, Kerygma, martyria, liturgy and diakonia. Thus the laity play an active role in the life and activity of the Church.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan karena kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN
KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO
LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR,
JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED
CHRISTIAN PRAXIS”.
Skripsi ini ditulis atas dasar keprihatinan penulis terhadap keterlibatan
umat dalam kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Salah satu
penyebab kurang terlibatnya umat dalam kegiatan hidup menggereja yaitu karena
kurang adanya kesadaran dalam diri umat itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari
banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama,
yang telah memberi perhatian, memberi sumbangan pemikiran kepada penulis
dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan
kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen pembimbing
akademik dan selaku dosen penguji II, yang telah membimbing penulis
selama menempuh studi di IPPAK dan berkenan menjadi dosen penguji
xi
3. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji III, yang
berkenan menguji penulis.
4. Romo Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ selaku Kaprodi dan Bapak
Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku Wakaprodi, yang telah bersedia
memberikan dukungan, perhatian, motivasi kepada penulis selama berproses
di Prodi IPPAK.
5. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi IPPAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta
yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh studi.
6. Bapak Petrus Bambang Purnama Eka selaku Ketua Stasi Santo Lukas
Sokaraja yang telah mengijinkan dan berkenan membantu dalam pelaksanaan
penelitian serta memberikan informasi mengenai umat di Stasi Santo Lukas,
Sokaraja.
7. Umat Stasi Santo Lukas Sokaraja yang telah bersedia membantu penulis
dalam mengumpulkan data dengan mengisi kuesioner penelitian dan
wawancara.
8. Bapak, Ibu, kakak dan adikku yang selalu mengingatkan dan memberi
semangat kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.
9. Keluarga besar simbah Sukirman Hadiwiyono dan simbah Atmo Harjono
yang selalu mendukung, menyemangati penulis sampai pada penyelesaian
penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi khususnya angkatan 2011 yang telah
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN………... ii
HALAMAN PENGESAHAN……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv
HALAMAN MOTTO………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………... vii
ABSTRAK……….. viii
ABSTRACT……….. ix
KATA PENGANTAR……… x
DAFTAR ISI………... xiii
DAFTAR TABEL………... xviii
DAFTAR SINGKATAN……… xix
BAB I. PENDAHULUAN……….. 1
A.Latar Belakang……… 1
B.Rumusan Permasalahan………... 3
C.Tujuan Penulisan………. 3
D.Manfaat Penulisan………... 4
E. Metode Penulisan……… 4
F. Sistematika Penulisan……….. 4
BAB II. PENELITIAN TENTANG KEGIATAN HIDUP MENGGE- REJA UMAT DI STASI SANTO LUKAS SOKARAJA PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH……….. 6
A.Situasi Stasi Santo Lukas Sokaraja………. 6
1. Situasi Geografis Stasi Santo Lukas Sokaraja……… 7
2. Situasi Umat di Stasi………... 7
3. Situasi Kegiatan Hidup Menggereja Stasi……….. 8
a. Kegiatan-kegiatan Gerejani………... 9
xiv
B.Penelitian mengenai Kegiatan Hidup Menggereja Umat di
Stasi Santo Lukas Sokaraja………. 16
b. Tempat dan Waktu Penelitian……… 20
c. Populasi dan Sampel Penelitian………. 20
d. Instrumen Penelitian……….. 21
e. Variabel Penelitian………. 21
5. Hasil dan Pembahasan Penelitian tentang Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah………….. 22
a. Identitas Responden………... 23
b. Pemahaman tentang Hidup Menggereja……… 24
c. Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja………... 27
d. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat……… 32
e. Harapan dan Usulan Tema Terkait dengan Kegiatan Hidup Menggereja………. 36
6. Kesimpulan Penelitian……… 39
a. Identitas Responden………... 39
b. Pemahaman tentang Hidup Menggereja……… 39
c. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja………… 41
d. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat……… 42
e. Harapan dan Usulan Tema terkait dengan Kegiatan Hidup Menggereja………. 43
BAB III. KEHIDUPAN MENGGEREJA UMAT MELALUI KATE- KESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP)………... 45
xv
1. Arti Gereja………. 46
2. Model-model Gereja……….. 47
a. Gereja sebagai Institusi………. 47
b. Gereja sebagai Persekutuan Mistik………... 48
c. Gereja sebagai Sakramen………... 49
d. Gereja sebagai Umat Allah………... 49
e. Gereja sebagai Pewarta………. 50
3. Hidup Menggereja………. 50
a. Arti Hidup Menggereja………. 51
b. Dasar-dasar Hidup Menggereja………. 52
B. Gambaran Umum Katekese……….. 56
1. Pengertian Katekese………... 57
2. Tujuan Katekese………... 58
3. Tugas Katekese……….... 58
a. Katekese memberitakan Sabda Allah, mewartakan Kristus……….. 59
b. Katekese mendidik umat beriman………... 59
c. Katekese mengembangkan Gereja……….. 60
4. Kekhasan Katekese……….. 61
5. Isi Katekese……….. 62
C.Gambaran Katekese Umat……… 63
1. Pengertian Katekese Umat………... 64
2. Tujuan Katekese Umat………... 65
3. Kekhasan Katekese Umat………... 66
D.Katekese Umat Model Shared Christian Praxis…………... 67
1. Komponen Utama dalam Shared Christian Praxis…….. 68
a. Shared………... 68
b. Christian………. 69
c. Praxis………... 70
xvi
a. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup
Peserta……….. 72
b. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta... 73
c. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani… 73 d. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret……… 74
e. Langkah V: Mengusahakan suatu Aksi Konkret……. 75
3. Catatan Khusus Shared Christian Praxis………... 76
a. Variasi dan urutan langkah……….. 76
b. Pemilihan waktu dalam Shared Christian Praxis…... 77
c. Lingkungan untuk Shared Christian Praxis………… 77
E. Peranan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) dalam Kegiatan Hidup Menggereja Umat………….. 79
1. Peran Shared Christian Praxis (SCP) dalam Koinonia
BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK MENING- KATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS SOKARAJA….. 85
A.Latar Belakang Penyusunan Program Katekese untuk Meningkatkan Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja………... 85
B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan Katekese untuk Meningkatkan Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja………... 87
C.Tema dan Tujuan……….. 88
D.Penjabaran Program……….. 89
E. Petunjuk Pelaksanaan Program………. 94
xvii
BAB V. PENUTUP……… 110
A.Kesimpulan………... 110
B.Saran……….... 111
DAFTAR PUSTAKA………. 114
LAMPIRAN……… 116
Lampiran 1: Surat Penelitian untuk Ketua Stasi………...…….. (1)
Lampiran 2: Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian.. (2)
Lampiran 3: Contoh Kuesioner ………..…………... (3)
Lampiran 4: Contoh Isian Kuesioner………... (7)
Lampiran 5: Daftar Pertanyaan Wawancara...……… (13)
Lampiran 6: Hasil Wawancara dengan Umat Stasi Santo Lukas Sokaraja……….. (14)
Lampiran 7: Daftar Umat Stasi St. Lukas Sokaraja…………... (18)
Lampiran 8: Cerita “Lilin Harapan”………..……… (21)
Lampiran 9: Lagu “Bapa yang Setia”………... (22)
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Variabel Penelitian……… 22
Tabel 2 : Identitas Responden (N=40)………. 23
Tabel 3 : Pemahaman tentang Hidup Menggereja (N=40)…………... 24
Tabel 4 : Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja
(N=40)……….. 28 Tabel 5 : Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan
Penghayatan Iman Umat (N=40)………... 33
Tabel 6 : Harapan dan Usulan Tema Terkait dengan Kegiatan Hidup
xix
DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama
Republik Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.
8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner
Gereja, 7 Desember 1965.
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II kepada
para Uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa
kini, 16 Oktober 1979.
SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi tentang Liturgi suci.
C. Singkatan Lain Art : Artikel
Bdk : Bandingkan
BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional
Bpk : Bapak
xx Dsb : dan sebagainya
Hal : Halaman
HUT RI : Hari Ulang Tahun Republik Indonesia
Jabar : Jawa Barat
KK : Kepala Keluarga
Komkat : Komisi Kateketik
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
No : Nomor
OMK : Orang Muda Katolik
PMI : Palang Merah Indonesia
PPL PAK : Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik
Paroki
Puskat : Pusat Kateketik
RI : Republik Indonesia
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SCP : Shared Christian Praxis
s/d : sampai dengan
St : Santo
WIB : Waktu Indonesia bagian Barat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat merupakan anggota Gereja yang memiliki peran penting dalam
perkembangan Gereja. Gereja didirikan untuk memperluas Kerajaan Allah di
seluruh dunia demi kemuliaan Allah Bapa, supaya semua orang menerima buah
dari penebusan yang menyelamatkan dan supaya mereka benar-benar terarah pada
Kristus.
Cara yang dapat dilakukan oleh umat dalam menanggapi panggilan Allah
ialah terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam Gereja, misalnya saja
kegiatan-kegiatan yang rutin dilaksanakan di Stasi maupun Lingkungan, seperti
kegiatan pendalaman iman, latihan koor, pertemuan pengurus Stasi, dsb.
Kekuatan terpenting dalam pembangunan kehidupan menggereja di
zaman sekarang ini dan juga di masa yang akan datang terletak dalam
keikutsertaan dan keterlibatan umat sendiri. Oleh karena itu demi
memperkembangkan iman akan Yesus Kristus serta demi perkembangan kegiatan
itu sendiri, umat dituntut untuk terlibat secara aktif dalam hidup menggereja.
Keikutsertaan dan keterlibatan umat sangat dibutuhkan dalam karya kerasulan di
tengah-tengah umat. Hidup menggereja diartikan sebagai pengabdian sukarela
untuk mengambil bagian dalam lima tugas Gereja yaitu koinonia, kerygma,
martyria, liturgia dan diakonia (Ardhisubagyo, 1987: 22)..
Umat sebagai bagian dari Gereja diharapkan memiliki kesadaran untuk
Gereja. Kesadaran ini menuntut umat sendiri agar memiliki kepribadian yang
matang dan dewasa, sehingga mendorong mereka untuk menyalurkan semangat
kerja yang tinggi dan mampu memainkan peranannya dalam kehidupan
menggereja dan kehidupan sosial. Kesemuanya itu perlu dilandasi dengan
semangat Kristus serta dijiwai sikap patuh dan cinta kasih terhadap gembala
Gereja sehingga diharapkan dapat membuahkan hasil yang berlimpah.
Dalam perkembangan iman Gereja menuntut kedewasaan iman umatnya.
Umat sebagai pelaku perkembangan Gereja diharapkan mampu
memperkembangkan imannya lewat karya kepada Gereja dan sesama.
Perkembangan zaman menuntut umat agar lebih kritis dan kreatif dalam bertindak
dan menentukan pilihan. Oleh karena itu umat perlu memiliki kesadaran untuk
mau terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, sehingga kegiatan-kegiatan
gerejani semakin maju dan berkembang.
Salah satu stasi yang ada di Paroki Santo Yosep, Purwokerto Timur
adalah Stasi Santo Lukas, Sokaraja. Stasi sendiri memiliki 2 Lingkungan yaitu
Lingkungan Yohanes Paulus, Kalibagor dan Lingkungan Santa Maria, Sokaraja
dengan jumlah umat 335 jiwa. Dari jumlah umat tersebut umat dewasa tercatat
292 orang.
Begitu banyak kegiatan yang sering dilakukan baik di Stasi maupun di
Lingkungan. Namun, sering kali umat Stasi Santo Lukas Sokaraja kurang
menyadari akan pentingnya keterlibatan mereka dalam penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan tersebut sehingga banyak umat yang belum terlibat dalam kegiatan-kegiatan hidup
Menanggapi kenyataan dengan melihat persoalan yang ada, maka perlu
adanya pembaharuan diberbagai segi, diantaranya perlu adanya koordinasi dari
pihak Gereja dan umat agar bersama-sama mencari solusi yang tepat sehingga
kegiatan-kegiatan gerejani berjalan dengan didukung keterlibatan umat Stasi.
Melihat kenyataan yang terjadi maka penulis mengajak umat di Stasi Santo Lukas
Sokaraja untuk mempelajari dan memahami akan keterlibatan atau keikutsertaan
umat dalam proses pendewasaan iman. Untuk itu penulis mengambil judul
“UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP
MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO
YOSEP, PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE
UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”.
B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana umat Stasi Santo Lukas Sokaraja memahami hidup menggereja
umat dan mewujudkannya dalam keterlibatan hidup menggereja?
2. Apa makna keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja?
3. Bentuk kegiatan seperti apa yang mampu meningkatkan keterlibatan umat
dalam hidup menggereja?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja memahami hidup
menggereja umat dan perwujudannya dalam keterlibatan hidup menggereja.
2. Mengetahui makna keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja.
3. Mengetahui berbagai bentuk kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan yang lebih mendalam bagi penulis tentang makna
hidup menggereja umat.
2. Memberikan sumbangan pemahaman baru kepada umat di Stasi Santo Lukas
Sokaraja tentang katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP).
3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Stasi Santo Lukas Sokaraja dalam
meningkatkan semangat pelayanan bagi umat.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif analisis, di mana dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan
data melalui penyebaran kuesioner dan melaksanakan wawancara dengan
beberapa umat yang dianggap mengetahui banyak tentang berbagai kegiatan yang
ada di Stasi Santo Lukas Sokaraja serta studi pustaka dari buku-buku dan situasi
konkret kehidupan umat Kristiani dewasa ini.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran umum tentang hal apa saja yang akan dibahas di
dalam penulisan skripsi ini, berikut adalah sistematika penulisan skripsi ini:
Bab I akan menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan
permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
Bab II akan menguraikan tentang gambaran situasi umat di Stasi,
penelitian tentang kegiatan hidup menggereja umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja
dan pembahasan penelitian.
Bab III akan menguraikan tentang hidup menggereja umat yang
mencakup arti Gereja, model-model Gereja, hidup menggereja. Gambaran umum
katekese yang mencakup pengertian katekese, tujuan katekese, tugas katekese,
kekhasan katekese, isi katekese. Gambaran katekese umat yang mencakup
pengertian katekese umat, tujuan katekese umat, kekhasan katekese umat.
Katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP) yang mencakup komponen
utama dalam SCP, langkah-langkah katekese model SCP, catatan khusus SCP.
Tentang peranan katekese umat model SCP dalam kegiatan hidup menggereja.
Bab IV akan menguraikan latar belakang usulan katekese untuk
meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja, alasan pemilihan tema,
tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program dan contoh
Satuan Pertemuan.
Bab V berisi kesimpulan dan saran dari penulis sehubungan dengan
usaha meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo
BAB II
PENELITIAN TENTANG KEGIATAN HIDUP MENGGEREJA UMAT DI STASI SANTO LUKAS SOKARAJA
PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH
Gereja dapat berkembang karena adanya kesadaran umat untuk terlibat
dalam setiap kegiatan hidup menggereja yang ada. Hal ini tentunya sama bagi
Gereja yang ada di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Stasi membutuhkan keterlibatan
umat untuk dapat menjalankan kegiatan-kegiatan hidup menggereja, karena tanpa
keterlibatan mereka kegiatan yang sudah terjadwal tidak akan berjalan dengan
baik. Faktor yang mempengaruhi keterlibatan umat di Stasi tentunya tergantung
situasi umat di Lingkungan. Berbeda-beda situasi umat di Stasi Santo Lukas
Sokaraja karena Stasi ini terdiri dari 2 (dua) Lingkungan, tentunya ada perbedaan
situasi umatnya.
A. Situasi Stasi Santo Lukas, Sokaraja
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, Stasi Santo
Lukas Sokaraja merupakan bagian dari Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur
yang terletak di Kecamatan Sokaraja. Letak gereja cukup strategis karena berada
dipinggir jalan raya dan transportasi cukup terjangkau sehingga umat tidak
kesulitan untuk dapat sampai ke Stasi ini. Sebagian besar umat stasi yang hidup
menetap di Purwokerto berasal dari daerah luar, namun hal itu tidak menghambat
mereka untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain. Dalam banyak kesempatan
mereka tidak melupakan saling menyapa dan saling membantu sehingga dapat
1. Situasi Geografis Stasi Santo Lukas, Sokaraja
Stasi Santo Lukas merupakan bagian dari Paroki Santo Yosep
Purwokerto Timur, Keuskupan Purwokerto. Letak gereja Stasi Santo Lukas
sendiri berada di Kecamatan Sokaraja Tengah dan cukup strategis karena berada
dipinggir jalan raya.
Letak geografis Stasi Santo Lukas Sokaraja secara pemerintahan berada
di Kecamatan Sokaraja Tengah, dengan batas-batas sebelah Utara berbatasan
dengan Kecamatan Purwokerto Timur, sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Kalimanah, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Patikraja,
dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Banyumas. Adapun letak
geografis Stasi secara gereja dengan batas-batas sebelah Utara berbatasan dengan
Lingkungan Pamijen, sebelah Barat berbatasan dengan Lingkungan Karangnanas,
sebelah Timur berbatasan dengan Jompo Paroki Purbalingga dan sebelah Selatan
berbatasan dengan Kaliori Paroki Banyumas.
Stasi Santo Lukas terdiri dari 2 Lingkungan yaitu Lingkungan Yohanes
Paulus terletak di Kecamatan Kalibagor dan Lingkungan Santa Maria terletak di
Kecamatan Sokaraja. Pembagian Lingkungan disesuaikan dengan daerah
geografis dimana dari setiap Kecamatan tersebut lokasi rumah umat saling
berdekatan satu dengan yang lain [Lampiran 6: (15)].
2. Situasi Umat di Stasi Santo Lukas, Sokaraja
Umat stasi berdasarkan data tahun 2012, berjumlah 335 orang. Umat
yang berada di Lingkungan Yohanes Paulus Kalibagor sebanyak 33 KK dengan
jumlah 118 orang. Dari 33 KK tersebut jumlah orang dewasa 106 orang dan
72 KK dengan jumlah 217 orang. Dari 72 KK tersebut jumlah orang dewasa 186
orang dan anak-anak 31 orang. Umat di masing-masing Lingkungan tidak semua
terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, baik yang dilaksanakan di Lingkungan
maupun di Stasi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran umat untuk
terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Oleh karena itu berpengaruh dengan
keterlibatan mereka dalam kegiatan hidup menggereja [Lampiran 6: (15)].
Umat yang terlibat dalam kegiatan gerejani hanya orang-orang tertentu
saja. Biasanya mereka yang memiliki semangat untuk melayani dan dipandang
dapat menjadi panutan bagi umat yang lain, seperti prodiakon, ketua Lingkungan,
katekis dan sebagian umat yang memang ingin melayani. Hal di atas terlihat saat
ada kegiatan sosialisasi bahan pendalaman iman Prapaskah, pelaksanaan
pendalaman iman, sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci, pelaksanaan
pendalaman Kitab Suci yang berlangsung di lingkungan-lingkungan hanya
merekalah yang rajin mengikuti kegiatan tersebut. Umat yang hadir dalam
pendalaman iman dan pendalaman Kitab Suci hanya sedikit sekitar 8-10 orang
saja.
3. Situasi Kegiatan Hidup Menggereja Stasi Santo Lukas, Sokaraja
Dalam pelaksanaan karya pastoral bagi umat, Gereja turut memberi
perhatian. Stasi mewadahi umat dengan mengadakan berbagai kegiatan dengan
tujuan agar lewat kegiatan-kegiatan tersebut umat mampu menghayati imannya
dalam menanggapi situasi dan kondisi zaman sekarang.
Pelaksanaan kegiatan melibatkan semua umat yang ada di Stasi Santo
Lingkungan. Kegiatan yang dilaksanakan di setiap Lingkungan tidak jauh berbeda
antara Lingkungan yang satu dengan yang lain.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan-kegiatan gerejani,
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang diharapkan dapat memupuk persaudaraan
baik sesama umat beragama maupun umat yang beragama lain.
a. Kegiatan-kegiatan Gerejani
Dalam pelaksanaan hidup menggereja, umat diharapkan mendukung
dengan mau terlibat di dalamnya. Keikutsertaan dan keterlibatan mereka tidak
hanya sebatas “hadir atau ada”, melainkan umat diharapkan terlibat dalam
kegiatan-kegiatan demi pengembangan Gereja, Stasi, Lingkungan dan masyarakat
dengan memberi hati sepenuhnya demi terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut.
Peran serta umat sungguh mempengaruhi terlaksananya dan perkembangan
kegiatan itu sendiri, sehingga Gereja sangat mengharapkan umat untuk terlibat.
Kegiatan-kegiatan gerejani yang dilaksanakan umat stasi adalah sosialisasi bahan
pendalaman iman Prapaskah, pelaksanaan Pendalaman Iman di Lingkungan/Blok,
Doa Rosario, Misa Jumat Pertama, sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci,
pelaksanaan pendalaman Kitab Suci di Lingkungan/Blok, Koor dan pertemuan
pengurus Stasi.
1) Sosialisasi Bahan Pendalaman Iman Prapaskah
Sosialisasi bahan pendalaman iman Prapaskah dilaksanakan setiap tahun
pada awal bulan Maret. Sosialisasi ini tidak dilaksanakan di Stasi tetapi
sampai 30 orang. Mereka adalah calon pemandu yang akan bertugas di Stasi
maupun Lingkungan saat pendalaman Iman berlangsung. Umat Stasi yang
mewakili terdiri dari kedua Lingkungan yang ada. Kegiatan sosialisasi
berlangsung pukul 09.00-13.00 WIB dan mengambil waktu pada hari Minggu
setelah selesai perayaan Ekaristi. Bentuk kegiatan yang diadakan setelah tim Kitab
Suci Paroki mengikuti sosialisasi dari Komisi Kitab Suci Keuskupan kemudian
menyampaikan hasilnya kepada para calon pemandu di Stasi dan Lingkungan.
Tujuannya supaya para calon pemandu Stasi maupun Lingkungan mampu
melaksanakan tugas di Lingkungan masing-masing [Lampiran 6: (16)].
2) Pelaksanaan Pendalaman Iman di Lingkungan/Blok
Pendalaman Iman dilaksanakan setiap bulan Maret sampai April di
masing-masing Lingkungan atau Blok. Peserta yang hadir dari setiap Lingkungan
sekitar 8 sampai 10 orang. Kegiatan pendalaman iman berlangsung selama satu
setengah jam (19.30-21.00 WIB). Pendalaman iman dilaksanakan di rumah umat,
setiap minggunya tempat berpindah-pindah tidak menetap di rumah salah satu
umat saja. Bentuk kegiatan yang diadakan biasanya diawali dengan lagu
pembukaan, doa pembukaan, pengantar dari pemandu, bacaan Kitab Suci, sharing
pengalaman, peneguhan dari pemandu, diakhiri dengan doa dan lagu penutup.
Tujuan dari kegiatan ini agar umat mempunyai semangat bertobat untuk
menanggapi cinta kasih Yesus yang telah rela menderita sengsara sampai wafat di
salib. Kesan umat dari kegiatan ini mereka kurang berminat mengikuti
pendalaman iman sehingga dari setiap pertemuan hanya orang tertentu saja yang
3) Doa Rosario
Doa Rosario dilaksanakan setiap bulan Mei dan Oktober di Lingkungan
masing-masing pukul 18.00 WIB. Umat yang hadir dari setiap Lingkungan kurang
lebih 45 orang, terdiri dari anak-anak, kaum muda/i, bapak-bapak dan ibu-ibu.
Bentuk kegiatan doa Rosario diadakan satu bulan penuh setiap hari dari rumah ke
rumah. Pelaksanaan doa diawali dengan lagu pembukaan dan dipimpin oleh salah
satu umat (biasanya tuan rumah). Renungan setiap peristiwa dibacakan secara
bergantian oleh OMK yang ditunjuk. Doa Salam Maria didoakan secara bergilir
tiap orang. Pada akhir bulan Maria dan bulan Rosario selalu ditutup dengan misa.
Kesan umat dari kegiatan doa ini sebagian besar umat berminat mengikutinya
sehingga dari hari ke hari selama doa berlangsung banyak umat yang hadir
[Lampiran 6: (17)].
4) Misa Jumat Pertama
Misa Jumat Pertama dilaksanakan secara rutin, sekali dalam satu bulan di
gereja Stasi. Umat yang hadir dalam setiap pelaksanaan misa ini tidak banyak
seperti misa hari Minggu biasa, jumlahnya antara 15 sampai 25 saja. Meskipun
demikian, misa Jumat Pertama tetap dilaksanakan rutin setiap bulannya. Petugas
misanya sendiri tidak terjadwal, sehingga yang bertugas adalah umat yang biasa
hadir mengikuti misa. Misa dilaksanakan pada hari Jumat Pertama dalam setiap
bulan, pukul 18.00-19.00 WIB dan dipimpin oleh romo paroki atau romo yang
lain (romo pembantu). Kesan umat dengan adanya misa Jumat Pertama ini kurang
mendukung karena sebagian besar umat pulang bekerja sudah sore sehingga tidak
5) Sosialisasi Pendalaman Bulan Kitab Suci
Sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci dilaksanakan setiap tahun pada
bulan Agustus. Sosialisasi ini tidak dilaksanakan di Stasi tetapi dipusatkan di
Paroki. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini kurang lebih 30 sampai 35 orang.
Mereka adalah calon pemandu yang akan bertugas di Stasi maupun Lingkungan
saat pendalaman Kitab Suci berlangsung. Umat Stasi yang mewakili terdiri dari
kedua Lingkungan yang ada. Kegiatan sosialisasi berlangsung pukul 09.00-13.00
WIB dan mengambil waktu pada hari Minggu setelah selesai perayaan Ekaristi.
Bentuk kegiatan yang diadakan setelah tim Kitab Suci Paroki mengikuti
sosialisasi dari Komisi Kitab Suci Keuskupan kemudian menyampaikan hasilnya
kepada para calon pemandu di Stasi dan Lingkungan. Tujuannya supaya para
calon pemandu Stasi maupun Lingkungan juga mengetahui apa yang menjadi
kesepakatan mengenai BKSN tahun tersebut baik mengenai tema,
harapan-harapan yang mau dicapai, dsb [Lampiran 6: (17)].
6) Pendalaman Kitab Suci di Lingkungan/Blok
Pendalaman Kitab Suci dilaksanakan setiap bulan September di
masing-masing Lingkungan atau Blok. Peserta yang hadir dari setiap Lingkungan sekitar
8 sampai 10 orang. Kegiatan pendalaman Kitab Suci berlangsung selama satu
setengah jam (19.30-21.00 WIB). Bentuk kegiatan yang diadakan biasanya
diawali dengan lagu pembukaan, doa pembukaan, pengantar dari pemandu,
bacaan Kitab Suci, sharing pengalaman, peneguhan dari pemandu, diakhiri
dengan doa dan lagu penutup. Tujuan dari kegiatan ini agar umat semakin
mendalami Sabda Tuhan dan melalui Sabda-Nya mereka dapat memaknai
memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan dalam hidup. Kesan umat dari
kegiatan ini mereka kurang berminat mengikuti pendalaman Kitab Suci sehingga
dari setiap pertemuan hanya orang tertentu saja yang hadir [Lampiran 6: (17)].
7) Bertugas koor
Umat Stasi memiliki tugas utama untuk berlatih dan mempersiapkan
nyanyian dalam memeriahkan Perayaan Ekaristi bila mendapat tugas koor di
gereja. Di Stasi Santo Lukas terdapat lima kelompok koor sehingga setiap
minggu Perayaan Ekaristi berlangsung petugas koor selalu bergantian. Lima
kelompok tersebut yaitu koor Lingkungan Yohanes Paulus, koor Lingkungan
Santa Maria, koor WK (Wanita Katolik), koor OMK dan koor Gregorius
(bapak-bapak). Masing-masing kelompok biasanya berlatih sendiri-sendiri sesuai dengan
tugas yang dijadwalkan. Kelompok koor tidak hanya mendapatkan tugas pada
Perayaan Ekaristi hari Minggu saja tetapi juga mendapat tugas untuk
memeriahkan misa hari-hari besar, seperti Natal dan Paskah. Jumlah anggota koor
dari masing-masing kelompok cukup banyak, kurang lebih 20-30 orang artinya
umat banyak yang mau ikut dan terlibat dalam kegiatan ini [Lampiran 6: (18)].
8) Pertemuan Pengurus Stasi
Pertemuan pengurus dilaksanakan dalam rangka persiapan, pelaksanaan
dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan maupun rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan bersama.
Pertemuan pengurus Stasi Santo Lukas Sokaraja dilaksanakan satu kali
dalam sebulan. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ini, pengurus stasi yang hadir
laporan kegiatan dari koordinator masing-masing bidang dan evaluasi kegiatan
baik yang terlaksana maupun yang tidak terlaksana. Dengan adanya laporan dan
evaluasi ini pengurus stasi dapat melihat hal-hal baik yang dapat dipertahankan
dan juga memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Untuk itu dalam pertemuan
pengurus stasi ini dibutuhkan keterbukaan dari setiap bidang sehingga harapan
yang dicita-citakan dapat terwujud demi perkembangan Stasi Santo Lukas
Sokaraja [Lampiran 6: (18)].
b. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja tidak hanya terlibat dalam
kegiatan-kegiatan gerejani, baik dalam lingkup Paroki, Stasi maupun Lingkungan,
melainkan keterlibatan umat juga diwujudkan dalam kebersamaan dan
keterlibatan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.
Keterlibatan dan keikutsertaan umat dalam berbagai kehidupan, merupakan salah
satu usaha umat untuk semakin memahami makna kebersamaan dalam hidup.
Kebersamaan yang terjalin diharapkan tidak hanya sebatas dengan umat katolik
saja tetapi juga dengan umat yang lain. Dengan demikian tumbuh juga rasa saling
menghargai satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya: Aksi sosial,
keterlibatan dalam kepengurusan RT, terlibat dalam Pesta Kemerdekaan RI dan
donor darah.
1) Aksi sosial
Salah satu wujud keterlibatan umat dalam hidup bermasyarakat yakni
saat menjelang Natal dan Paskah. Dalam pelaksanaan kegiatan ini umat stasi
membagikan sembako seperti beras, minyak, gula, dsb kepada orang-orang yang
membutuhkan. Sembako yang diberikan biasanya berasal dari umat stasi sendiri
dan jika ada kekurangan panitia kegiatan menambahkan dengan membeli
barang-barang yang masih dibutuhkan. Sasaran yang diberi sembako tidak hanya sebatas
umat stasi yang membutuhkan tetapi juga dibagikan kepada masyarakat yang
membutuhkan disekitar stasi. Pelaksanaan aksi sosial ini dikoordinator oleh
ibu-ibu WK (Wanita Katolik) stasi. Kegiatan aksi sosial dilaksanakan dengan harapan
umat katolik semakin termotivasi untuk lebih peka terhadap situasi yang ada di
dalam masyarakat dengan mau terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
[Lampiran 6: (18)].
2) Kepengurusan RT
Umat Katolik tidak hanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan gerejani saja
tetapi juga ikut ambil bagian dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti menjadi
pengurus RT/RW. Kedudukan umat katolik dalam kepengurusan tersebut
menduduki peran penting antara lain menjadi ketua RT, sekretaris, bendahara,
dsb. Dengan mendapatkan peran penting tersebut menandakan bahwa umat
katolik dipercaya oleh warga sekitar [Lampiran 6: (18)].
3) Pesta Kemerdekaan RI
Dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia umat turut
serta dalam memperingati hari bersejarah yang setiap tahun dirayakan dan
tersebut, berbagai kegiatan dan perlombaan dilaksanakan di setiap desa. Biasanya
umat katolik ikut ambil bagian dalam perlombaan yaitu lomba olah raga. Dalam
pelaksanaan lomba tersebut setiap RT mengirim perwakilan untuk bertanding di
tingkat RW. Disamping itu pula umat terlibat dalam mempersiapkan syukuran
pesta kemerdekaan RI, misalnya menyiapkan tempat untuk berkumpul bersama
dan ikut menyiapkan makanan yang akan dinikmati bersama (biasanya ibu-ibu)
[Lampiran 6: (18)].
4) Donor darah
Donor darah merupakan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh
umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Pelaksanaan kegiatan ini yaitu saat menjelang
hari pesta nama pelindung Gereja. Peserta donor darah adalah umat katolik
sendiri. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ini, umat yang bersedia
menyumbangkan darahnya kurang lebih 25 orang. Panitia kegiatan bekerja sama
dengan PMI Kabupaten Banyumas. Darah yang telah terkumpul dikelola oleh
PMI dan dapat dipakai tidak hanya untuk umat katolik saja, namun berlaku untuk
umum. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kepedulian umat katolik
kepada orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan khususnya bantuan darah
[Lampiran 6: (18)].
B. Penelitian mengenai Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo Lukas, Sokaraja
Penulis sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu melakukan
belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, dan metodologi
penelitian. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui secara nyata bagaimana
keterlibatan umat dalam kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas,
Sokaraja. Penelitian diadakan pada 13-14 Oktober 2015. Hasil penelitian
kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran nyata keterlibatan umat
dalam kehidupan menggereja.
1. Latar Belakang Penelitian
Kegiatan gerejani merupakan kegiatan yang dapat membantu umat dalam
menghidupi iman kristianinya. Melalui keterlibatan umat dalam kegiatan-kegiatan
gerejani mereka semakin menyadari akan tanggung jawabnya sebagai anggota
Gereja dalam memajukan kehidupan menggereja. Peranan ini akan semakin
tampak apabila setiap umat memiliki kesadaran dalam dirinya masing-masing.
Kegiatan-kegiatan gerejani tidak akan berkembang dengan baik tanpa keterlibatan
umatnya.
Di zaman yang semakin modern ini orang ditantang untuk semakin maju
dalam pola pikir maupun kehidupannya. Dinamika kehidupan yang semakin
beragam dan tantangan hidup yang berliku merupakan keadaan yang dihadapi
oleh orang zaman sekarang. Namun justru di tengah kehidupan yang serba
modern dan penuh tantangan itu peran umat dalam keterlibatan dalam kegiatan
menggereja akan dituntut.
Kegiatan yang diadakan dalam hidup menggereja merupakan salah satu
mereka. Ketika umat menyadari bahwa hidup mati kegiatan yang dilaksanakan
gereja sangat tergantung pada keterlibatan mereka maka dengan sendirinya
mereka pun semakin merasakan manfaat dari kegiatan itu.
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui bagaimana
pemahaman umat mengenai hidup menggereja dan seberapa besar keterlibatan
umat dalam kegiatan hidup menggereja.
2. Rumusan Penelitian
Bertolak dari latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana umat stasi memahami atau mengerti hidup menggereja?
b. Bagaimana umat Stasi St. Lukas Sokaraja terlibat dalam hidup menggereja?
c. Bentuk-bentuk kegiatan pendukung perkembangan penghayatan iman umat
stasi?
d. Bentuk kegiatan seperti apa yang diharapkan mampu meningkatkan
keterlibatan umat stasi dalam hidup menggereja?
3. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini
dilaksanakan antara lain:
a. Mengetahui pemahaman umat stasi mengenai hidup menggereja.
b. Mengetahui keterlibatan umat di Stasi St. Lukas Sokaraja dalam hidup
c. Mengetahui bentuk kegiatan yang mendukung perkembangan penghayatan
iman umat di Stasi St. Lukas Sokaraja.
d. Mengetahui bentuk kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan
keterlibatan umat stasi dalam hidup menggereja.
4. Metodologi Penelitian a. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan memanfaatkan
metode wawancara serta pengamatan untuk mendapatkan data penelitian serta
permasalahan yang terjadi di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Penulis mengadakan
wawancara kepada beberapa umat stasi. Moleong (2011: 6) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penulis memilih penelitian ini karena metode penelitian kualitatif
memandang manusia sebagai instrumen utama dan mengutamakan proses dari
pada hasil penelitian (Moleong, 2011: 11). Melalui penelitian kualitatif penulis
dapat mengenal orang (subyek) secara pribadi. Latar belakang alamiah yang
mengharuskan penulis terlibat langsung dalam proses penelitian menjadi suatu
tantangan tersendiri untuk berproses bersama responden dimana penelitian
diadakan dan menyesuaikan diri dengan kenyataan-kenyataan yang ada di
b. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara dilaksanakan
pada 13-14 Oktober 2015 di Lingkungan Santa Maria Sokaraja dan Lingkungan
Yohanes Paulus Kalibagor, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur. Penulis
mendatangi satu persatu umat (door to door) karena penulis hanya mengambil
beberapa umat saja untuk dijadikan responden. Sedangkan wawancara dilakukan
untuk melengkapi data dan dilaksanakan bersamaan dengan penyebaran kuesioner
(beberapa responden saja) yang dianggap mengetahui banyak tentang Stasi Santo
Lukas Sokaraja.
c. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 61). Penelitian
ini mengambil populasi umat (orang dewasa) Stasi Santo Lukas Sokaraja dengan
jumlah 292 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2014: 62). Penelitian ini mengambil sampel umat Stasi Santo
Lukas Sokaraja dengan jumlah 40 orang dan menggunakan simple random
sampling. Alasan peneliti mengambil 40 orang sebagai responden karena dari masing-masing Lingkungan hanya 30 umat yang aktif. Simple random sampling
adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2014: 64). Penulis
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan
mengumpulkan data (Moleong, 2011: 168). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto Suharsimi, 1997: 128-129). Jenis kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih (Arikunto Suharsimi, 1997: 128-129). Dalam penelitian ini kuesioner
diajukan kepada umat Stasi Santo Lukas Sokaraja.
e. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis
maupun dalam tingkatan (Sutrisno Hadi, 2004: 250). Yang menjadi fokus
penelitian dalam penelitian ini yaitu seberapa besar keterlibatan umat dalam
kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Adapun variabel yang
diungkap dalam penelitian ini adalah identitas responden, pemahaman tentang
hidup menggereja, keterlibatan umat dalam hidup menggereja, bentuk kegiatan
pendukung perkembangan penghayatan iman umat. Masing-masing dari bagian
Tabel 1: Variabel Penelitian
No Variabel-variabel No. Item Jumlah
(1) (2) (3) (4)
3 Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja
5 Harapan dan Usulan Tema terkait dengan Kegiatan Hidup Menggereja
37, 38, 39, 40, 41, 42, 43 7
Total 43
5. Hasil dan Pembahasan Penelitian tentang Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah
Bagian ini akan dipaparkan laporan dan pembahasan hasil penelitian.
Laporan penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Data yang diperoleh
sesuai dengan variabel yang telah ditentukan yaitu meliputi identitas responden,
pemahaman tentang hidup menggereja, keterlibatan umat dalam hidup
menggereja, bentuk-bentuk kegiatan pendukung perkembangan penghayatan iman
umat, harapan dan tema terkait dengan kegiatan hidup menggereja.
Dalam pengolahan data ini, prosentase suara responden diperoleh dengan
cara membagi frekuensi suara masuk (F) dengan jumlah responden
keseluruhannya (N) kemudian dikalikan dengan 100% atau dengan rumus:
F
Berikut ini disampaikan hasil pengolahan data dari 40 kuesioner yang
disajikan dalam bentuk tabel, disertai dengan pembahasan dari hasil penelitian.
a. Identitas Responden
Pada identitas responden hal-hal yang akan diungkap berkenaan dengan
jenis kelamin, umur dan asal Lingkungan. Berikut ini adalah data yang berkaitan
dengan identitas responden.
Dari tabel dua, identitas responden dari segi jenis kelamin, yaitu dengan
jumlah 19 (47,5%) adalah perempuan dan 21 (52,5%) adalah laki-laki. Identitas
responden dari segi umur, yaitu 15-25 tahun ada 7 (17,5%), 26-35 tahun ada 4
(10%), 36-45 tahun ada 8 (20%), 46-55 tahun ada 15 (37,5%) dan di atas 55 tahun
Identitas responden dari segi Lingkungan tempat asal, yaitu dengan
jumlah 20 (50%) umat berasal dari Lingkungan Santa Maria Sokaraja dan
Lingkungan Yohanes Paulus Kalibagor ada 20 (50%) umat.
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa lebih banyak responden laki-laki
yang mengisi kuesioner dibandingkan dengan responden yang perempuan dan
responden yang berumur 46-55 tahun cukup mendominasi dalam pengisian
kuesioner. Dari penggolongan Lingkungan tempat asal responden berjumlah sama
yaitu 20 (50%).
b. Pemahaman tentang Hidup Menggereja
Bagian ini memaparkan sejauhmana pemahaman umat tentang hidup
menggereja. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1) Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4) 6 Gereja mengajarkan kebenaran-kebenaran
kepada anggotanya sehingga mereka sampai pada keselamatan yang abadi. 7 Hidup menggereja merupakan kegiatan yang
menampakkan iman akan Yesus Kristus. 8 Gereja menjalankan hidup menggerejanya
didasari oleh semangat Yesus Kristus sendiri selama hidup-Nya.
hanya sekedar informasi mengenai Allah, melainkan sungguh-sungguh menghadirkan 11 Kesaksian akan Yesus Kristus kita wujudkan
(1) (2) (3) (4)
lingkungan gereja saja, namun juga di lingkungan masyarakat.
sebagai umat katolik melaksanakan dengan sadar, tulus dan tanggungjawab sebagai anggota gereja, sehingga iman akan Allah
Umat menyatakan sangat setuju ada 25 (62,5%) umat dan setuju ada 15 (37,5%)
umat, bahwa Gereja sebagai persekutuan orang yang beriman kepada Kristus.
Tugas Gereja adalah mengajar, menguduskan dan memimpin, atas pernyataan
tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 17 (42,5%) umat, setuju 21 (52,5%)
umat, ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat dan kurang setuju ada 1 (2,5%) umat. Ada 29
(72,5%) umat menyatakan sangat setuju dan setuju ada 11 (27,5%) umat, bahwa
Gereja mengajarkan kebenaran-kebenaran kepada anggotanya.
Dari segi pemahaman tentang hidup menggereja, umat menyatakan
menggereja merupakan kegiatan yang menampakkan iman akan Yesus Kristus.
Ada 24 (60%) umat menyatakan sangat setuju dan setuju ada 16 (40%) umat,
bahwa Gereja menjalankan hidup menggerejanya didasari oleh semangat Yesus
Kristus selama hidup-Nya.
Umat menyatakan sangat setuju ada 23 (57,5%) dan setuju ada 17
(42,5%), bahwa Gereja memiliki lima tugas pokok yaitu koinonia, kerygma,
martyria, liturgia dan diakonia.
Pewartaan Sabda Allah oleh Gereja bukan hanya sekedar informasi,
melainkan sungguh-sungguh menghadirkan Allah di dunia, terhadap pernyataan
tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 28 (70%), setuju ada 11 (27,5%) dan
ragu-ragu ada 1 (2,5%).
Umat menyatakan sangat setuju ada 22 (55%) dan setuju ada 18 (45%),
bahwa kesaksian akan Yesus Kristus diwujudkan lewat tindakan nyata sehari-hari.
Hidup menggereja tidak hanya dilakukan di lingkungan gereja, namun juga di
lingkungan masyarakat. Dari pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju
ada 24 (60%) dan setuju ada 16 (40%).
Umat menyatakan sangat setuju ada 19 (47,5%) dan setuju ada 21
(52,5%), bahwa sikap sebagai umat katolik terhadap hidup menggereja
melaksanakan dengan sadar, tulus dan tanggungjawab.
c. Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja
Bagian ini akan memaparkan variabel tentang keterlibatan umat Stasi St.
Lukas Sokaraja dalam hidup menggereja dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat
1) Hasil Penelitian
Tabel 4: Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja (N=40) No bersemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan gerejani. 15 Hidup menggereja dapat diwujudkan oleh
siapa pun, kapan pun dan di mana pun orang atau sekelompok orang yang menampakkan 16 Kegiatan-kegiatan gerejani yang dilakukan
selama ini sungguh membantu Anda dalam 17 Peranan umat dalam hidup menggereja yaitu
sebagai penerus Gereja di masa depan. a. Sangat Setuju
umumnya sama dengan peranan kaum awam yaitu sebagai warga Gereja yang tidak ditahbiskan atau orang-orang yang beriman Kristen yang oleh pembaptisan menjadi anggota Tubuh Kristus.
(1) (2) (3) (4) 23 Kegiatan-kegiatan gerejani di Stasi Santo
Lukas Sokaraja membantu saya dalam menghayati iman. 24 Kegiatan menggereja membantu saya dalam
(1) (2) (3) (4) 25 Kesibukan kerja menghambat keaktifan saya
dalam mengikuti kegiatan hidup menggereja. 27 Saya senang mengikuti kegiatan gerejani.
a. Sangat Setuju
bahwa umat katolik adalah mereka yang selalu bersemangat dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan gerejani, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%)
umat, kurang setuju ada 6 (15%) umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat.
Hidup menggereja dapat diwujudkan oleh siapa pun, kapan pun dan di
mana pun orang atau sekelompok orang yang menampakkan imannya kepada
Kristus, atas pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 15 (37,5%)
dan menyatakan setuju ada 24 (60%) umat sedangkan yang menyatakan kurang
Dari tabel yang sama diperoleh juga data 14 (35%) umat menyatakan
sangat setuju, 24 (60%) umat menyatakan setuju dan 2 (5%) umat menyatakan
ragu-ragu, bahwa kegiatan-kegiatan gerejani yang dilakukan sungguh membantu
umat dalam menghayati akan hidup menggereja. Ada 16 (40%) umat menyatakan
sangat setuju dan 24 (60%) umat menyatakan setuju, bahwa peranan umat dalam
hidup menggereja yaitu sebagai penerus Gereja di masa depan.
Pemahaman yang menyatakan keterlibatan umat dalam Gereja pada
umumnya sama dengan peran kaum awam sebagai warga Gereja yang tidak
ditahbiskan atau orang-orang yang beriman Kristen yang oleh pembaptisan
menjadi anggota Tubuh Kristus dihasilkan data umat menyatakan sangat setuju
ada 10 (25%), setuju ada 24 (60%) umat, ragu-ragu 5 (12,5%) umat sedangkan
yang menyatakan kurang setuju ada 1 (2,5%) umat.
Umat dengan jumlah 9 (22,5%) menyatakan sangat setuju dan 27
(67,5%) umat menyatakan setuju, bahwa sebagai umat katolik mereka sudah
terlibat dalam kegiatan liturgi, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1
(2,5%) umat dan kurang setuju ada 3 (7,5%) umat.
Sebagai umat beriman kita perlu menjaga nama baik keluarga dan
masyarakat, atas pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 29
(72,5%) dan menyatakan setuju ada 11 (27,5%). Umat dengan jumlah 10 (25%)
menyatakan sangat setuju, 24 (60%) umat menyatakan setuju, 5 (12,5%) umat
menyatakan ragu-ragu dan 1 (2,5%) umat menyatakan kurang setuju, bahwa umat
yang aktif adalah mereka yang selalu terlibat diberbagai kegiatan gerejani.
Semua umat Stasi Santo Lukas Sokaraja aktif dalam kegiatan gerejani,
atas pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 5 (12,5%) umat dan
menyatakan setuju ada 13 (32,5%) umat sedangkan yang menyatakan ragu-ragu 9
Kegiatan-kegiatan Gerejani di Stasi Santo Lukas Sokaraja membantu
umat dalam menghayati iman. Dari pernyataan tersebut umat menyatakan sangat
setuju ada 15 (37,5%) dan menyatakan setuju ada 21 (52,5%) umat sedangkan
yang menyatakan ragu-ragu ada 4 (10%) umat.
Umat dengan jumlah 13 (32,5%) menyatakan sangat setuju, 25 (62,5%)
umat menyatakan setuju dan 2 (5%) umat menyatakan ragu-ragu bahwa kegiatan
menggereja membantu umat dalam pembentukan karakter. Kesibukan kerja
menghambat keaktifan umat dalam mengikuti kegiatan hidup menggereja, atas
pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 1 (2,5%) dan menyatakan
setuju ada 10 (25%) umat sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%)
umat, menyatakan kurang setuju ada 20 (50%) umat dan menyatakan tidak setuju
ada 8 (20%) umat.
Dari tabel yang sama diperoleh juga data 18 (45%) umat menyatakan
sangat setuju, 21 (52,5%) umat menyatakan setuju dan 1 (2,5%) umat menyatakan
ragu-ragu, bahwa kegiatan hidup menggereja di Stasi dapat mempererat relasi
umat antar Lingkungan. Ada 14 (35%) umat menyatakan sangat setuju, 23
(57,5%) umat menyatakan setuju, sedangkan 2 (5%) umat menyatakan ragu-ragu
dan 1 (2,5%) umat menyatakan kurang setuju bahwa umat senang mengikuti
kegiatan gerejani.
d. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat
Bagian ini akan memaparkan variabel tentang bentuk-bentuk kegiatan
yang mendukung perkembangan penghayatan iman umat dan untuk lebih jelasnya
1) Hasil Penelitian
Tabel 5: Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat (N=40) membersihkan kampung saat menjelang HUT RI. 29 Kegiatan gerejani mengurangi waktu kerja
saya. 30 Terlibat dalam kegiatan gerejani memberi
dampak positif bagi penghayatan iman saya. a. Sangat Setuju 32 Sharing pengalaman saat pendalaman iman
(1) (2) (3) (4)
kemasyarakatan mengakrabkan saya dengan umat yang beragama lain.
Dari tabel 5, dapat diketahui berbagai bentuk kegiatan pendukung
perkembangan penghayatan iman umat. Keterlibatan umat dalam kegiatan
kemasyarakatan. Umat menyatakan sangat setuju ada 10 (25%) dan setuju ada 20
(50%) umat, bahwa mereka selalu terlibat dalam kerja bakti membersihkan
kampung saat menjelang HUT RI, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 6
(15%) umat, kurang setuju ada 3 (7,5%) umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat.
umat, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat, kurang setuju
ada 17 (42,5%) umat dan tidak setuju ada 18 (45%) umat, bahwa kegiatan gerejani
mengurangi waktu kerja umat. Terlibat dalam kegiatan gerejani memberi dampak
positif bagi penghayatan iman umat, atas pernyataan tersebut umat menyatakan
sangat setuju ada 16 (40%), setuju ada 23 (57,5%) umat sedangkan yang
menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat.
Keterlibatan umat dalam kegiatan gerejani, umat dengan jumlah 10
(25%) menyatakan sangat setuju dan setuju ada 19 (47,5%) umat, bahwa selain
mengikuti Perayaan Ekaristi umat juga mengikuti pendalaman iman di
Lingkungan, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 9 (22,5%) umat, kurang
setuju ada 1 (2,5%) umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat. Sharing pengalaman
saat pendalaman iman semakin memperkaya dan meneguhkan iman umat, atas
pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 17 (42,5%) dan setuju ada
19 (47,5%) umat sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 4 (10%) umat. Ada
12 (30%) umat menyatakan sangat setuju, 13 (32,5%) umat menyatakan setuju,
bahwa selama bulan Rosario umat mengikuti doa bersama di Lingkungan,
sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 12 (30%) umat, kurang setuju 2 (5%)
umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat.
Terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan mengakrabkan umat
katolik dengan umat yang beragama lain. Dari pernyataan tersebut umat
menyatakan sangat setuju ada 17 (42,5%) dan setuju ada 22 (55%) umat,
sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat. Umat menyatakan
setuju ada 4 (10%), ragu-ragu ada 4 (10%) umat, sedangkan yang menyatakan