• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Judul ini dipilih bertitik tolak dari keprihatinan penulis terhadap umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Jumlah umat Stasi kurang lebih 335 orang namun sebagian besar belum terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Umat yang aktif hanya orang-orang tertentu saja seperti ketua lingkungan, katekis, prodiakon dan sebagian umat yang memiliki semangat melayani, sehingga tidak semua kegiatan yang dilaksanakan di Stasi maupun Lingkungan mendapat dukungan penuh dari umat. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana pemahaman umat Stasi Santo Lukas Sokaraja mengenai hidup menggereja serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui bentuk kegiatan yang mampu meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja.

Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data dengan mengadakan penelitian. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara kepada umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Hasil penelitian menyatakan sebagian besar umat sangat setuju bahwa kesaksian akan Yesus Kristus diwujudkan lewat tindakan nyata sehari-hari. Mereka juga setuju bahwa semua umat Stasi Santo Lukas Sokaraja aktif dalam kegiatan gerejani.

Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang beriman kepada Kristus sebagai perwujudan karya Allah yang konkret. Gereja berdiri kokoh atas dasar Kristus sebagai Kepala dan Allah yang berkarya memanggil umat-Nya untuk diberikan tanggung jawab dan kebebasan. Umat Katolik yang telah dibaptis dan menerima sakramen Penguatan atau Krisma diharapkan mampu untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Ardhisubagyo mengartikan hidup menggereja sebagai pengabdian sukarela untuk mengambil bagian dalam lima tugas Gereja yaitu koinonia, kerygma, martyria, liturgia dan diakonia. Dengan demikian kaum awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja.

(2)

ix ABSTRACT

The title of this thesis is the “EFFORTS TO INCREASE THE INVOLVEMENT OF THE FAITHFUL IN PARTICIPATING CHURCH LIFE IN SAINT LUKE STATION, SOKARAJA, PARISH SAINT JOSEPH EAST PURWOKERTO, CENTRAL JAVA THROUGH PEOPLE CATECHESIS BY USING SHARED CHRISTIAN PRAXIS MODEL". This title choosen was based on writer's concern on the people faithful in the Saint Luke Station Sokaraja. The current number of people in Station approximately 335 people, but most of them have not been involved in the activities of church activities. Those who are active are only some such as neighborhood leaders, catechists, Acolytes and most people who have a passion to serve. Not all activities carried out in the Station, have not received full support from them. The purpose of this paper is to see how the understanding of the faithful of the Station Santo Luke Sokaraja about church life and its application in everyday life and to know the activities that can improve the involvement of people in church living.

Based on the purpose of writing, the writer obtained the data by conducting a research. The study was conducted by distributing questionnaires and interviews to them of Santo Luke Sokaraja Station. The result of the study shows that the majority of people strongly agree that the testimony of Jesus Christ is realized through daily actions. They also agree that all them of Santo Luke Sokaraja Station are active in ecclesial activities.

The church is a fellowship of those who believe in Christ as the embodiment of God's work in concrete. The Church stands firmly on the foundation of Christ as the Head and the work of God who calls His people to have the responsibility and freedom. Catholics who have been baptized and received the sacrament of Confirmation are expected to be able to take part in the mission of Jesus Christ as Priest, Prophet and King. Ardhisubagyo interpret church life is a voluntary service to be taken part in the five duties of the Church. These are koinonia, Kerygma, martyria, liturgy and diakonia. Thus the laity play an active role in the life and activity of the Church.

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT

DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Agnes Jajar Anur Umastuti

NIM: 111124017

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

ayahku (Bernadus Sudarisman), ibuku (Anna Tatik Haryati),

kembaranku (Maria Jajar Anur Arsuma), adikku (Cicilia Novia Tri Risdiana)

(7)

v MOTTO

“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Judul ini dipilih bertitik tolak dari keprihatinan penulis terhadap umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Jumlah umat Stasi kurang lebih 335 orang namun sebagian besar belum terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Umat yang aktif hanya orang-orang tertentu saja seperti ketua lingkungan, katekis, prodiakon dan sebagian umat yang memiliki semangat melayani, sehingga tidak semua kegiatan yang dilaksanakan di Stasi maupun Lingkungan mendapat dukungan penuh dari umat. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana pemahaman umat Stasi Santo Lukas Sokaraja mengenai hidup menggereja serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui bentuk kegiatan yang mampu meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja.

Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data dengan mengadakan penelitian. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara kepada umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Hasil penelitian menyatakan sebagian besar umat sangat setuju bahwa kesaksian akan Yesus Kristus diwujudkan lewat tindakan nyata sehari-hari. Mereka juga setuju bahwa semua umat Stasi Santo Lukas Sokaraja aktif dalam kegiatan gerejani.

Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang beriman kepada Kristus sebagai perwujudan karya Allah yang konkret. Gereja berdiri kokoh atas dasar Kristus sebagai Kepala dan Allah yang berkarya memanggil umat-Nya untuk diberikan tanggung jawab dan kebebasan. Umat Katolik yang telah dibaptis dan menerima sakramen Penguatan atau Krisma diharapkan mampu untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Ardhisubagyo mengartikan hidup menggereja sebagai pengabdian sukarela untuk mengambil bagian dalam lima tugas Gereja yaitu koinonia, kerygma, martyria, liturgia dan diakonia. Dengan demikian kaum awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja.

Berdasarkan keprihatinan di atas, penulis mengusulkan katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP) sebagai usaha untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Penulis memilih katekese umat model SCP karena katekese ini dianggap dapat membantu umat Stasi Santo Lukas Sokaraja untuk semakin aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, bukan hanya hadir saja tetapi ikut ambil bagian dalam kegiatan. Tema umum yang diangkat dalam usulan program ini adalah “Panggilan untuk meningkatkan hidup menggereja umat mengikuti Kristus dengan Dasar

(11)

ix ABSTRACT

The title of this thesis is the “EFFORTS TO INCREASE THE

INVOLVEMENT OF THE FAITHFUL IN PARTICIPATING CHURCH LIFE IN SAINT LUKE STATION, SOKARAJA, PARISH SAINT JOSEPH EAST PURWOKERTO, CENTRAL JAVA THROUGH PEOPLE CATECHESIS BY USING SHARED CHRISTIAN PRAXIS MODEL". This title choosen was based on writer's concern on the people faithful in the Saint Luke Station Sokaraja. The current number of people in Station approximately 335 people, but most of them have not been involved in the activities of church activities. Those who are active are only some such as neighborhood leaders, catechists, Acolytes and most people who have a passion to serve. Not all activities carried out in the Station, have not received full support from them. The purpose of this paper is to see how the understanding of the faithful of the Station Santo Luke Sokaraja about church life and its application in everyday life and to know the activities that can improve the involvement of people in church living.

Based on the purpose of writing, the writer obtained the data by conducting a research. The study was conducted by distributing questionnaires and interviews to them of Santo Luke Sokaraja Station. The result of the study shows that the majority of people strongly agree that the testimony of Jesus Christ is realized through daily actions. They also agree that all them of Santo Luke Sokaraja Station are active in ecclesial activities.

The church is a fellowship of those who believe in Christ as the embodiment of God's work in concrete. The Church stands firmly on the foundation of Christ as the Head and the work of God who calls His people to have the responsibility and freedom. Catholics who have been baptized and received the sacrament of Confirmation are expected to be able to take part in the mission of Jesus Christ as Priest, Prophet and King. Ardhisubagyo interpret church life is a voluntary service to be taken part in the five duties of the Church. These are koinonia, Kerygma, martyria, liturgy and diakonia. Thus the laity play an active role in the life and activity of the Church.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan karena kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN

KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO

LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR,

JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE UMAT MODEL SHARED

CHRISTIAN PRAXIS”.

Skripsi ini ditulis atas dasar keprihatinan penulis terhadap keterlibatan

umat dalam kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Salah satu

penyebab kurang terlibatnya umat dalam kegiatan hidup menggereja yaitu karena

kurang adanya kesadaran dalam diri umat itu sendiri.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari

banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama,

yang telah memberi perhatian, memberi sumbangan pemikiran kepada penulis

dan bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen pembimbing

akademik dan selaku dosen penguji II, yang telah membimbing penulis

selama menempuh studi di IPPAK dan berkenan menjadi dosen penguji

(13)

xi

3. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji III, yang

berkenan menguji penulis.

4. Romo Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ selaku Kaprodi dan Bapak

Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku Wakaprodi, yang telah bersedia

memberikan dukungan, perhatian, motivasi kepada penulis selama berproses

di Prodi IPPAK.

5. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi IPPAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta

yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh studi.

6. Bapak Petrus Bambang Purnama Eka selaku Ketua Stasi Santo Lukas

Sokaraja yang telah mengijinkan dan berkenan membantu dalam pelaksanaan

penelitian serta memberikan informasi mengenai umat di Stasi Santo Lukas,

Sokaraja.

7. Umat Stasi Santo Lukas Sokaraja yang telah bersedia membantu penulis

dalam mengumpulkan data dengan mengisi kuesioner penelitian dan

wawancara.

8. Bapak, Ibu, kakak dan adikku yang selalu mengingatkan dan memberi

semangat kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.

9. Keluarga besar simbah Sukirman Hadiwiyono dan simbah Atmo Harjono

yang selalu mendukung, menyemangati penulis sampai pada penyelesaian

penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi khususnya angkatan 2011 yang telah

(14)
(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

HALAMAN MOTTO………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………... vii

ABSTRAK……….. viii

ABSTRACT……….. ix

KATA PENGANTAR……… x

DAFTAR ISI………... xiii

DAFTAR TABEL………... xviii

DAFTAR SINGKATAN……… xix

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

A.Latar Belakang……… 1

B.Rumusan Permasalahan………... 3

C.Tujuan Penulisan………. 3

D.Manfaat Penulisan………... 4

E. Metode Penulisan……… 4

F. Sistematika Penulisan……….. 4

BAB II. PENELITIAN TENTANG KEGIATAN HIDUP MENGGE- REJA UMAT DI STASI SANTO LUKAS SOKARAJA PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH……….. 6

A.Situasi Stasi Santo Lukas Sokaraja………. 6

1. Situasi Geografis Stasi Santo Lukas Sokaraja……… 7

2. Situasi Umat di Stasi………... 7

3. Situasi Kegiatan Hidup Menggereja Stasi……….. 8

a. Kegiatan-kegiatan Gerejani………... 9

(16)

xiv

B.Penelitian mengenai Kegiatan Hidup Menggereja Umat di

Stasi Santo Lukas Sokaraja………. 16

b. Tempat dan Waktu Penelitian……… 20

c. Populasi dan Sampel Penelitian………. 20

d. Instrumen Penelitian……….. 21

e. Variabel Penelitian………. 21

5. Hasil dan Pembahasan Penelitian tentang Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah………….. 22

a. Identitas Responden………... 23

b. Pemahaman tentang Hidup Menggereja……… 24

c. Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja………... 27

d. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat……… 32

e. Harapan dan Usulan Tema Terkait dengan Kegiatan Hidup Menggereja………. 36

6. Kesimpulan Penelitian……… 39

a. Identitas Responden………... 39

b. Pemahaman tentang Hidup Menggereja……… 39

c. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja………… 41

d. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat……… 42

e. Harapan dan Usulan Tema terkait dengan Kegiatan Hidup Menggereja………. 43

BAB III. KEHIDUPAN MENGGEREJA UMAT MELALUI KATE- KESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP)………... 45

(17)

xv

1. Arti Gereja………. 46

2. Model-model Gereja……….. 47

a. Gereja sebagai Institusi………. 47

b. Gereja sebagai Persekutuan Mistik………... 48

c. Gereja sebagai Sakramen………... 49

d. Gereja sebagai Umat Allah………... 49

e. Gereja sebagai Pewarta………. 50

3. Hidup Menggereja………. 50

a. Arti Hidup Menggereja………. 51

b. Dasar-dasar Hidup Menggereja………. 52

B. Gambaran Umum Katekese……….. 56

1. Pengertian Katekese………... 57

2. Tujuan Katekese………... 58

3. Tugas Katekese……….... 58

a. Katekese memberitakan Sabda Allah, mewartakan Kristus……….. 59

b. Katekese mendidik umat beriman………... 59

c. Katekese mengembangkan Gereja……….. 60

4. Kekhasan Katekese……….. 61

5. Isi Katekese……….. 62

C.Gambaran Katekese Umat……… 63

1. Pengertian Katekese Umat………... 64

2. Tujuan Katekese Umat………... 65

3. Kekhasan Katekese Umat………... 66

D.Katekese Umat Model Shared Christian Praxis…………... 67

1. Komponen Utama dalam Shared Christian Praxis…….. 68

a. Shared………... 68

b. Christian………. 69

c. Praxis………... 70

(18)

xvi

a. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup

Peserta……….. 72

b. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta... 73

c. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani… 73 d. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret……… 74

e. Langkah V: Mengusahakan suatu Aksi Konkret……. 75

3. Catatan Khusus Shared Christian Praxis………... 76

a. Variasi dan urutan langkah……….. 76

b. Pemilihan waktu dalam Shared Christian Praxis…... 77

c. Lingkungan untuk Shared Christian Praxis………… 77

E. Peranan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) dalam Kegiatan Hidup Menggereja Umat………….. 79

1. Peran Shared Christian Praxis (SCP) dalam Koinonia

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK MENING- KATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS SOKARAJA….. 85

A.Latar Belakang Penyusunan Program Katekese untuk Meningkatkan Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja………... 85

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan Katekese untuk Meningkatkan Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja………... 87

C.Tema dan Tujuan……….. 88

D.Penjabaran Program……….. 89

E. Petunjuk Pelaksanaan Program………. 94

(19)

xvii

BAB V. PENUTUP……… 110

A.Kesimpulan………... 110

B.Saran……….... 111

DAFTAR PUSTAKA………. 114

LAMPIRAN……… 116

Lampiran 1: Surat Penelitian untuk Ketua Stasi………...…….. (1)

Lampiran 2: Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian.. (2)

Lampiran 3: Contoh Kuesioner ………..…………... (3)

Lampiran 4: Contoh Isian Kuesioner………... (7)

Lampiran 5: Daftar Pertanyaan Wawancara...……… (13)

Lampiran 6: Hasil Wawancara dengan Umat Stasi Santo Lukas Sokaraja……….. (14)

Lampiran 7: Daftar Umat Stasi St. Lukas Sokaraja…………... (18)

Lampiran 8: Cerita “Lilin Harapan”………..……… (21)

Lampiran 9: Lagu “Bapa yang Setia”………... (22)

(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Variabel Penelitian……… 22

Tabel 2 : Identitas Responden (N=40)………. 23

Tabel 3 : Pemahaman tentang Hidup Menggereja (N=40)…………... 24

Tabel 4 : Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja

(N=40)……….. 28 Tabel 5 : Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan

Penghayatan Iman Umat (N=40)………... 33

Tabel 6 : Harapan dan Usulan Tema Terkait dengan Kegiatan Hidup

(21)

xix

DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama

Republik Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.

8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner

Gereja, 7 Desember 1965.

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II kepada

para Uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa

kini, 16 Oktober 1979.

SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi tentang Liturgi suci.

C. Singkatan Lain Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

Bpk : Bapak

(22)

xx Dsb : dan sebagainya

Hal : Halaman

HUT RI : Hari Ulang Tahun Republik Indonesia

Jabar : Jawa Barat

KK : Kepala Keluarga

Komkat : Komisi Kateketik

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

No : Nomor

OMK : Orang Muda Katolik

PMI : Palang Merah Indonesia

PPL PAK : Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik

Paroki

Puskat : Pusat Kateketik

RI : Republik Indonesia

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SCP : Shared Christian Praxis

s/d : sampai dengan

St : Santo

WIB : Waktu Indonesia bagian Barat

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umat merupakan anggota Gereja yang memiliki peran penting dalam

perkembangan Gereja. Gereja didirikan untuk memperluas Kerajaan Allah di

seluruh dunia demi kemuliaan Allah Bapa, supaya semua orang menerima buah

dari penebusan yang menyelamatkan dan supaya mereka benar-benar terarah pada

Kristus.

Cara yang dapat dilakukan oleh umat dalam menanggapi panggilan Allah

ialah terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam Gereja, misalnya saja

kegiatan-kegiatan yang rutin dilaksanakan di Stasi maupun Lingkungan, seperti

kegiatan pendalaman iman, latihan koor, pertemuan pengurus Stasi, dsb.

Kekuatan terpenting dalam pembangunan kehidupan menggereja di

zaman sekarang ini dan juga di masa yang akan datang terletak dalam

keikutsertaan dan keterlibatan umat sendiri. Oleh karena itu demi

memperkembangkan iman akan Yesus Kristus serta demi perkembangan kegiatan

itu sendiri, umat dituntut untuk terlibat secara aktif dalam hidup menggereja.

Keikutsertaan dan keterlibatan umat sangat dibutuhkan dalam karya kerasulan di

tengah-tengah umat. Hidup menggereja diartikan sebagai pengabdian sukarela

untuk mengambil bagian dalam lima tugas Gereja yaitu koinonia, kerygma,

martyria, liturgia dan diakonia (Ardhisubagyo, 1987: 22)..

Umat sebagai bagian dari Gereja diharapkan memiliki kesadaran untuk

(24)

Gereja. Kesadaran ini menuntut umat sendiri agar memiliki kepribadian yang

matang dan dewasa, sehingga mendorong mereka untuk menyalurkan semangat

kerja yang tinggi dan mampu memainkan peranannya dalam kehidupan

menggereja dan kehidupan sosial. Kesemuanya itu perlu dilandasi dengan

semangat Kristus serta dijiwai sikap patuh dan cinta kasih terhadap gembala

Gereja sehingga diharapkan dapat membuahkan hasil yang berlimpah.

Dalam perkembangan iman Gereja menuntut kedewasaan iman umatnya.

Umat sebagai pelaku perkembangan Gereja diharapkan mampu

memperkembangkan imannya lewat karya kepada Gereja dan sesama.

Perkembangan zaman menuntut umat agar lebih kritis dan kreatif dalam bertindak

dan menentukan pilihan. Oleh karena itu umat perlu memiliki kesadaran untuk

mau terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, sehingga kegiatan-kegiatan

gerejani semakin maju dan berkembang.

Salah satu stasi yang ada di Paroki Santo Yosep, Purwokerto Timur

adalah Stasi Santo Lukas, Sokaraja. Stasi sendiri memiliki 2 Lingkungan yaitu

Lingkungan Yohanes Paulus, Kalibagor dan Lingkungan Santa Maria, Sokaraja

dengan jumlah umat 335 jiwa. Dari jumlah umat tersebut umat dewasa tercatat

292 orang.

Begitu banyak kegiatan yang sering dilakukan baik di Stasi maupun di

Lingkungan. Namun, sering kali umat Stasi Santo Lukas Sokaraja kurang

menyadari akan pentingnya keterlibatan mereka dalam penyelenggaraan

kegiatan-kegiatan tersebut sehingga banyak umat yang belum terlibat dalam kegiatan-kegiatan hidup

(25)

Menanggapi kenyataan dengan melihat persoalan yang ada, maka perlu

adanya pembaharuan diberbagai segi, diantaranya perlu adanya koordinasi dari

pihak Gereja dan umat agar bersama-sama mencari solusi yang tepat sehingga

kegiatan-kegiatan gerejani berjalan dengan didukung keterlibatan umat Stasi.

Melihat kenyataan yang terjadi maka penulis mengajak umat di Stasi Santo Lukas

Sokaraja untuk mempelajari dan memahami akan keterlibatan atau keikutsertaan

umat dalam proses pendewasaan iman. Untuk itu penulis mengambil judul

“UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP

MENGGEREJA DI STASI SANTO LUKAS, SOKARAJA, PAROKI SANTO

YOSEP, PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH MELALUI KATEKESE

UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”.

B. Rumusan Permasalahan

1. Bagaimana umat Stasi Santo Lukas Sokaraja memahami hidup menggereja

umat dan mewujudkannya dalam keterlibatan hidup menggereja?

2. Apa makna keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja?

3. Bentuk kegiatan seperti apa yang mampu meningkatkan keterlibatan umat

dalam hidup menggereja?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui bagaimana umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja memahami hidup

menggereja umat dan perwujudannya dalam keterlibatan hidup menggereja.

2. Mengetahui makna keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja.

3. Mengetahui berbagai bentuk kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan

(26)

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah pengetahuan yang lebih mendalam bagi penulis tentang makna

hidup menggereja umat.

2. Memberikan sumbangan pemahaman baru kepada umat di Stasi Santo Lukas

Sokaraja tentang katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP).

3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Stasi Santo Lukas Sokaraja dalam

meningkatkan semangat pelayanan bagi umat.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

deskriptif analisis, di mana dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan

data melalui penyebaran kuesioner dan melaksanakan wawancara dengan

beberapa umat yang dianggap mengetahui banyak tentang berbagai kegiatan yang

ada di Stasi Santo Lukas Sokaraja serta studi pustaka dari buku-buku dan situasi

konkret kehidupan umat Kristiani dewasa ini.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum tentang hal apa saja yang akan dibahas di

dalam penulisan skripsi ini, berikut adalah sistematika penulisan skripsi ini:

Bab I akan menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan

permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan

(27)

Bab II akan menguraikan tentang gambaran situasi umat di Stasi,

penelitian tentang kegiatan hidup menggereja umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja

dan pembahasan penelitian.

Bab III akan menguraikan tentang hidup menggereja umat yang

mencakup arti Gereja, model-model Gereja, hidup menggereja. Gambaran umum

katekese yang mencakup pengertian katekese, tujuan katekese, tugas katekese,

kekhasan katekese, isi katekese. Gambaran katekese umat yang mencakup

pengertian katekese umat, tujuan katekese umat, kekhasan katekese umat.

Katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP) yang mencakup komponen

utama dalam SCP, langkah-langkah katekese model SCP, catatan khusus SCP.

Tentang peranan katekese umat model SCP dalam kegiatan hidup menggereja.

Bab IV akan menguraikan latar belakang usulan katekese untuk

meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja, alasan pemilihan tema,

tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program dan contoh

Satuan Pertemuan.

Bab V berisi kesimpulan dan saran dari penulis sehubungan dengan

usaha meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo

(28)

BAB II

PENELITIAN TENTANG KEGIATAN HIDUP MENGGEREJA UMAT DI STASI SANTO LUKAS SOKARAJA

PAROKI SANTO YOSEP PURWOKERTO TIMUR, JAWA TENGAH

Gereja dapat berkembang karena adanya kesadaran umat untuk terlibat

dalam setiap kegiatan hidup menggereja yang ada. Hal ini tentunya sama bagi

Gereja yang ada di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Stasi membutuhkan keterlibatan

umat untuk dapat menjalankan kegiatan-kegiatan hidup menggereja, karena tanpa

keterlibatan mereka kegiatan yang sudah terjadwal tidak akan berjalan dengan

baik. Faktor yang mempengaruhi keterlibatan umat di Stasi tentunya tergantung

situasi umat di Lingkungan. Berbeda-beda situasi umat di Stasi Santo Lukas

Sokaraja karena Stasi ini terdiri dari 2 (dua) Lingkungan, tentunya ada perbedaan

situasi umatnya.

A. Situasi Stasi Santo Lukas, Sokaraja

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, Stasi Santo

Lukas Sokaraja merupakan bagian dari Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur

yang terletak di Kecamatan Sokaraja. Letak gereja cukup strategis karena berada

dipinggir jalan raya dan transportasi cukup terjangkau sehingga umat tidak

kesulitan untuk dapat sampai ke Stasi ini. Sebagian besar umat stasi yang hidup

menetap di Purwokerto berasal dari daerah luar, namun hal itu tidak menghambat

mereka untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain. Dalam banyak kesempatan

mereka tidak melupakan saling menyapa dan saling membantu sehingga dapat

(29)

1. Situasi Geografis Stasi Santo Lukas, Sokaraja

Stasi Santo Lukas merupakan bagian dari Paroki Santo Yosep

Purwokerto Timur, Keuskupan Purwokerto. Letak gereja Stasi Santo Lukas

sendiri berada di Kecamatan Sokaraja Tengah dan cukup strategis karena berada

dipinggir jalan raya.

Letak geografis Stasi Santo Lukas Sokaraja secara pemerintahan berada

di Kecamatan Sokaraja Tengah, dengan batas-batas sebelah Utara berbatasan

dengan Kecamatan Purwokerto Timur, sebelah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Kalimanah, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Patikraja,

dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Banyumas. Adapun letak

geografis Stasi secara gereja dengan batas-batas sebelah Utara berbatasan dengan

Lingkungan Pamijen, sebelah Barat berbatasan dengan Lingkungan Karangnanas,

sebelah Timur berbatasan dengan Jompo Paroki Purbalingga dan sebelah Selatan

berbatasan dengan Kaliori Paroki Banyumas.

Stasi Santo Lukas terdiri dari 2 Lingkungan yaitu Lingkungan Yohanes

Paulus terletak di Kecamatan Kalibagor dan Lingkungan Santa Maria terletak di

Kecamatan Sokaraja. Pembagian Lingkungan disesuaikan dengan daerah

geografis dimana dari setiap Kecamatan tersebut lokasi rumah umat saling

berdekatan satu dengan yang lain [Lampiran 6: (15)].

2. Situasi Umat di Stasi Santo Lukas, Sokaraja

Umat stasi berdasarkan data tahun 2012, berjumlah 335 orang. Umat

yang berada di Lingkungan Yohanes Paulus Kalibagor sebanyak 33 KK dengan

jumlah 118 orang. Dari 33 KK tersebut jumlah orang dewasa 106 orang dan

(30)

72 KK dengan jumlah 217 orang. Dari 72 KK tersebut jumlah orang dewasa 186

orang dan anak-anak 31 orang. Umat di masing-masing Lingkungan tidak semua

terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, baik yang dilaksanakan di Lingkungan

maupun di Stasi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran umat untuk

terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Oleh karena itu berpengaruh dengan

keterlibatan mereka dalam kegiatan hidup menggereja [Lampiran 6: (15)].

Umat yang terlibat dalam kegiatan gerejani hanya orang-orang tertentu

saja. Biasanya mereka yang memiliki semangat untuk melayani dan dipandang

dapat menjadi panutan bagi umat yang lain, seperti prodiakon, ketua Lingkungan,

katekis dan sebagian umat yang memang ingin melayani. Hal di atas terlihat saat

ada kegiatan sosialisasi bahan pendalaman iman Prapaskah, pelaksanaan

pendalaman iman, sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci, pelaksanaan

pendalaman Kitab Suci yang berlangsung di lingkungan-lingkungan hanya

merekalah yang rajin mengikuti kegiatan tersebut. Umat yang hadir dalam

pendalaman iman dan pendalaman Kitab Suci hanya sedikit sekitar 8-10 orang

saja.

3. Situasi Kegiatan Hidup Menggereja Stasi Santo Lukas, Sokaraja

Dalam pelaksanaan karya pastoral bagi umat, Gereja turut memberi

perhatian. Stasi mewadahi umat dengan mengadakan berbagai kegiatan dengan

tujuan agar lewat kegiatan-kegiatan tersebut umat mampu menghayati imannya

dalam menanggapi situasi dan kondisi zaman sekarang.

Pelaksanaan kegiatan melibatkan semua umat yang ada di Stasi Santo

(31)

Lingkungan. Kegiatan yang dilaksanakan di setiap Lingkungan tidak jauh berbeda

antara Lingkungan yang satu dengan yang lain.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan-kegiatan gerejani,

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang diharapkan dapat memupuk persaudaraan

baik sesama umat beragama maupun umat yang beragama lain.

a. Kegiatan-kegiatan Gerejani

Dalam pelaksanaan hidup menggereja, umat diharapkan mendukung

dengan mau terlibat di dalamnya. Keikutsertaan dan keterlibatan mereka tidak

hanya sebatas “hadir atau ada”, melainkan umat diharapkan terlibat dalam

kegiatan-kegiatan demi pengembangan Gereja, Stasi, Lingkungan dan masyarakat

dengan memberi hati sepenuhnya demi terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut.

Peran serta umat sungguh mempengaruhi terlaksananya dan perkembangan

kegiatan itu sendiri, sehingga Gereja sangat mengharapkan umat untuk terlibat.

Kegiatan-kegiatan gerejani yang dilaksanakan umat stasi adalah sosialisasi bahan

pendalaman iman Prapaskah, pelaksanaan Pendalaman Iman di Lingkungan/Blok,

Doa Rosario, Misa Jumat Pertama, sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci,

pelaksanaan pendalaman Kitab Suci di Lingkungan/Blok, Koor dan pertemuan

pengurus Stasi.

1) Sosialisasi Bahan Pendalaman Iman Prapaskah

Sosialisasi bahan pendalaman iman Prapaskah dilaksanakan setiap tahun

pada awal bulan Maret. Sosialisasi ini tidak dilaksanakan di Stasi tetapi

(32)

sampai 30 orang. Mereka adalah calon pemandu yang akan bertugas di Stasi

maupun Lingkungan saat pendalaman Iman berlangsung. Umat Stasi yang

mewakili terdiri dari kedua Lingkungan yang ada. Kegiatan sosialisasi

berlangsung pukul 09.00-13.00 WIB dan mengambil waktu pada hari Minggu

setelah selesai perayaan Ekaristi. Bentuk kegiatan yang diadakan setelah tim Kitab

Suci Paroki mengikuti sosialisasi dari Komisi Kitab Suci Keuskupan kemudian

menyampaikan hasilnya kepada para calon pemandu di Stasi dan Lingkungan.

Tujuannya supaya para calon pemandu Stasi maupun Lingkungan mampu

melaksanakan tugas di Lingkungan masing-masing [Lampiran 6: (16)].

2) Pelaksanaan Pendalaman Iman di Lingkungan/Blok

Pendalaman Iman dilaksanakan setiap bulan Maret sampai April di

masing-masing Lingkungan atau Blok. Peserta yang hadir dari setiap Lingkungan

sekitar 8 sampai 10 orang. Kegiatan pendalaman iman berlangsung selama satu

setengah jam (19.30-21.00 WIB). Pendalaman iman dilaksanakan di rumah umat,

setiap minggunya tempat berpindah-pindah tidak menetap di rumah salah satu

umat saja. Bentuk kegiatan yang diadakan biasanya diawali dengan lagu

pembukaan, doa pembukaan, pengantar dari pemandu, bacaan Kitab Suci, sharing

pengalaman, peneguhan dari pemandu, diakhiri dengan doa dan lagu penutup.

Tujuan dari kegiatan ini agar umat mempunyai semangat bertobat untuk

menanggapi cinta kasih Yesus yang telah rela menderita sengsara sampai wafat di

salib. Kesan umat dari kegiatan ini mereka kurang berminat mengikuti

pendalaman iman sehingga dari setiap pertemuan hanya orang tertentu saja yang

(33)

3) Doa Rosario

Doa Rosario dilaksanakan setiap bulan Mei dan Oktober di Lingkungan

masing-masing pukul 18.00 WIB. Umat yang hadir dari setiap Lingkungan kurang

lebih 45 orang, terdiri dari anak-anak, kaum muda/i, bapak-bapak dan ibu-ibu.

Bentuk kegiatan doa Rosario diadakan satu bulan penuh setiap hari dari rumah ke

rumah. Pelaksanaan doa diawali dengan lagu pembukaan dan dipimpin oleh salah

satu umat (biasanya tuan rumah). Renungan setiap peristiwa dibacakan secara

bergantian oleh OMK yang ditunjuk. Doa Salam Maria didoakan secara bergilir

tiap orang. Pada akhir bulan Maria dan bulan Rosario selalu ditutup dengan misa.

Kesan umat dari kegiatan doa ini sebagian besar umat berminat mengikutinya

sehingga dari hari ke hari selama doa berlangsung banyak umat yang hadir

[Lampiran 6: (17)].

4) Misa Jumat Pertama

Misa Jumat Pertama dilaksanakan secara rutin, sekali dalam satu bulan di

gereja Stasi. Umat yang hadir dalam setiap pelaksanaan misa ini tidak banyak

seperti misa hari Minggu biasa, jumlahnya antara 15 sampai 25 saja. Meskipun

demikian, misa Jumat Pertama tetap dilaksanakan rutin setiap bulannya. Petugas

misanya sendiri tidak terjadwal, sehingga yang bertugas adalah umat yang biasa

hadir mengikuti misa. Misa dilaksanakan pada hari Jumat Pertama dalam setiap

bulan, pukul 18.00-19.00 WIB dan dipimpin oleh romo paroki atau romo yang

lain (romo pembantu). Kesan umat dengan adanya misa Jumat Pertama ini kurang

mendukung karena sebagian besar umat pulang bekerja sudah sore sehingga tidak

(34)

5) Sosialisasi Pendalaman Bulan Kitab Suci

Sosialisasi pendalaman bulan Kitab Suci dilaksanakan setiap tahun pada

bulan Agustus. Sosialisasi ini tidak dilaksanakan di Stasi tetapi dipusatkan di

Paroki. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini kurang lebih 30 sampai 35 orang.

Mereka adalah calon pemandu yang akan bertugas di Stasi maupun Lingkungan

saat pendalaman Kitab Suci berlangsung. Umat Stasi yang mewakili terdiri dari

kedua Lingkungan yang ada. Kegiatan sosialisasi berlangsung pukul 09.00-13.00

WIB dan mengambil waktu pada hari Minggu setelah selesai perayaan Ekaristi.

Bentuk kegiatan yang diadakan setelah tim Kitab Suci Paroki mengikuti

sosialisasi dari Komisi Kitab Suci Keuskupan kemudian menyampaikan hasilnya

kepada para calon pemandu di Stasi dan Lingkungan. Tujuannya supaya para

calon pemandu Stasi maupun Lingkungan juga mengetahui apa yang menjadi

kesepakatan mengenai BKSN tahun tersebut baik mengenai tema,

harapan-harapan yang mau dicapai, dsb [Lampiran 6: (17)].

6) Pendalaman Kitab Suci di Lingkungan/Blok

Pendalaman Kitab Suci dilaksanakan setiap bulan September di

masing-masing Lingkungan atau Blok. Peserta yang hadir dari setiap Lingkungan sekitar

8 sampai 10 orang. Kegiatan pendalaman Kitab Suci berlangsung selama satu

setengah jam (19.30-21.00 WIB). Bentuk kegiatan yang diadakan biasanya

diawali dengan lagu pembukaan, doa pembukaan, pengantar dari pemandu,

bacaan Kitab Suci, sharing pengalaman, peneguhan dari pemandu, diakhiri

dengan doa dan lagu penutup. Tujuan dari kegiatan ini agar umat semakin

mendalami Sabda Tuhan dan melalui Sabda-Nya mereka dapat memaknai

(35)

memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan dalam hidup. Kesan umat dari

kegiatan ini mereka kurang berminat mengikuti pendalaman Kitab Suci sehingga

dari setiap pertemuan hanya orang tertentu saja yang hadir [Lampiran 6: (17)].

7) Bertugas koor

Umat Stasi memiliki tugas utama untuk berlatih dan mempersiapkan

nyanyian dalam memeriahkan Perayaan Ekaristi bila mendapat tugas koor di

gereja. Di Stasi Santo Lukas terdapat lima kelompok koor sehingga setiap

minggu Perayaan Ekaristi berlangsung petugas koor selalu bergantian. Lima

kelompok tersebut yaitu koor Lingkungan Yohanes Paulus, koor Lingkungan

Santa Maria, koor WK (Wanita Katolik), koor OMK dan koor Gregorius

(bapak-bapak). Masing-masing kelompok biasanya berlatih sendiri-sendiri sesuai dengan

tugas yang dijadwalkan. Kelompok koor tidak hanya mendapatkan tugas pada

Perayaan Ekaristi hari Minggu saja tetapi juga mendapat tugas untuk

memeriahkan misa hari-hari besar, seperti Natal dan Paskah. Jumlah anggota koor

dari masing-masing kelompok cukup banyak, kurang lebih 20-30 orang artinya

umat banyak yang mau ikut dan terlibat dalam kegiatan ini [Lampiran 6: (18)].

8) Pertemuan Pengurus Stasi

Pertemuan pengurus dilaksanakan dalam rangka persiapan, pelaksanaan

dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan maupun rencana kegiatan yang

akan dilaksanakan bersama.

Pertemuan pengurus Stasi Santo Lukas Sokaraja dilaksanakan satu kali

dalam sebulan. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ini, pengurus stasi yang hadir

(36)

laporan kegiatan dari koordinator masing-masing bidang dan evaluasi kegiatan

baik yang terlaksana maupun yang tidak terlaksana. Dengan adanya laporan dan

evaluasi ini pengurus stasi dapat melihat hal-hal baik yang dapat dipertahankan

dan juga memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Untuk itu dalam pertemuan

pengurus stasi ini dibutuhkan keterbukaan dari setiap bidang sehingga harapan

yang dicita-citakan dapat terwujud demi perkembangan Stasi Santo Lukas

Sokaraja [Lampiran 6: (18)].

b. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan

Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja tidak hanya terlibat dalam

kegiatan-kegiatan gerejani, baik dalam lingkup Paroki, Stasi maupun Lingkungan,

melainkan keterlibatan umat juga diwujudkan dalam kebersamaan dan

keterlibatan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.

Keterlibatan dan keikutsertaan umat dalam berbagai kehidupan, merupakan salah

satu usaha umat untuk semakin memahami makna kebersamaan dalam hidup.

Kebersamaan yang terjalin diharapkan tidak hanya sebatas dengan umat katolik

saja tetapi juga dengan umat yang lain. Dengan demikian tumbuh juga rasa saling

menghargai satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya: Aksi sosial,

keterlibatan dalam kepengurusan RT, terlibat dalam Pesta Kemerdekaan RI dan

donor darah.

1) Aksi sosial

Salah satu wujud keterlibatan umat dalam hidup bermasyarakat yakni

(37)

saat menjelang Natal dan Paskah. Dalam pelaksanaan kegiatan ini umat stasi

membagikan sembako seperti beras, minyak, gula, dsb kepada orang-orang yang

membutuhkan. Sembako yang diberikan biasanya berasal dari umat stasi sendiri

dan jika ada kekurangan panitia kegiatan menambahkan dengan membeli

barang-barang yang masih dibutuhkan. Sasaran yang diberi sembako tidak hanya sebatas

umat stasi yang membutuhkan tetapi juga dibagikan kepada masyarakat yang

membutuhkan disekitar stasi. Pelaksanaan aksi sosial ini dikoordinator oleh

ibu-ibu WK (Wanita Katolik) stasi. Kegiatan aksi sosial dilaksanakan dengan harapan

umat katolik semakin termotivasi untuk lebih peka terhadap situasi yang ada di

dalam masyarakat dengan mau terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan

[Lampiran 6: (18)].

2) Kepengurusan RT

Umat Katolik tidak hanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan gerejani saja

tetapi juga ikut ambil bagian dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti menjadi

pengurus RT/RW. Kedudukan umat katolik dalam kepengurusan tersebut

menduduki peran penting antara lain menjadi ketua RT, sekretaris, bendahara,

dsb. Dengan mendapatkan peran penting tersebut menandakan bahwa umat

katolik dipercaya oleh warga sekitar [Lampiran 6: (18)].

3) Pesta Kemerdekaan RI

Dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia umat turut

serta dalam memperingati hari bersejarah yang setiap tahun dirayakan dan

(38)

tersebut, berbagai kegiatan dan perlombaan dilaksanakan di setiap desa. Biasanya

umat katolik ikut ambil bagian dalam perlombaan yaitu lomba olah raga. Dalam

pelaksanaan lomba tersebut setiap RT mengirim perwakilan untuk bertanding di

tingkat RW. Disamping itu pula umat terlibat dalam mempersiapkan syukuran

pesta kemerdekaan RI, misalnya menyiapkan tempat untuk berkumpul bersama

dan ikut menyiapkan makanan yang akan dinikmati bersama (biasanya ibu-ibu)

[Lampiran 6: (18)].

4) Donor darah

Donor darah merupakan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh

umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Pelaksanaan kegiatan ini yaitu saat menjelang

hari pesta nama pelindung Gereja. Peserta donor darah adalah umat katolik

sendiri. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ini, umat yang bersedia

menyumbangkan darahnya kurang lebih 25 orang. Panitia kegiatan bekerja sama

dengan PMI Kabupaten Banyumas. Darah yang telah terkumpul dikelola oleh

PMI dan dapat dipakai tidak hanya untuk umat katolik saja, namun berlaku untuk

umum. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kepedulian umat katolik

kepada orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan khususnya bantuan darah

[Lampiran 6: (18)].

B. Penelitian mengenai Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo Lukas, Sokaraja

Penulis sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu melakukan

(39)

belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, dan metodologi

penelitian. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui secara nyata bagaimana

keterlibatan umat dalam kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas,

Sokaraja. Penelitian diadakan pada 13-14 Oktober 2015. Hasil penelitian

kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran nyata keterlibatan umat

dalam kehidupan menggereja.

1. Latar Belakang Penelitian

Kegiatan gerejani merupakan kegiatan yang dapat membantu umat dalam

menghidupi iman kristianinya. Melalui keterlibatan umat dalam kegiatan-kegiatan

gerejani mereka semakin menyadari akan tanggung jawabnya sebagai anggota

Gereja dalam memajukan kehidupan menggereja. Peranan ini akan semakin

tampak apabila setiap umat memiliki kesadaran dalam dirinya masing-masing.

Kegiatan-kegiatan gerejani tidak akan berkembang dengan baik tanpa keterlibatan

umatnya.

Di zaman yang semakin modern ini orang ditantang untuk semakin maju

dalam pola pikir maupun kehidupannya. Dinamika kehidupan yang semakin

beragam dan tantangan hidup yang berliku merupakan keadaan yang dihadapi

oleh orang zaman sekarang. Namun justru di tengah kehidupan yang serba

modern dan penuh tantangan itu peran umat dalam keterlibatan dalam kegiatan

menggereja akan dituntut.

Kegiatan yang diadakan dalam hidup menggereja merupakan salah satu

(40)

mereka. Ketika umat menyadari bahwa hidup mati kegiatan yang dilaksanakan

gereja sangat tergantung pada keterlibatan mereka maka dengan sendirinya

mereka pun semakin merasakan manfaat dari kegiatan itu.

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui bagaimana

pemahaman umat mengenai hidup menggereja dan seberapa besar keterlibatan

umat dalam kegiatan hidup menggereja.

2. Rumusan Penelitian

Bertolak dari latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana umat stasi memahami atau mengerti hidup menggereja?

b. Bagaimana umat Stasi St. Lukas Sokaraja terlibat dalam hidup menggereja?

c. Bentuk-bentuk kegiatan pendukung perkembangan penghayatan iman umat

stasi?

d. Bentuk kegiatan seperti apa yang diharapkan mampu meningkatkan

keterlibatan umat stasi dalam hidup menggereja?

3. Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini

dilaksanakan antara lain:

a. Mengetahui pemahaman umat stasi mengenai hidup menggereja.

b. Mengetahui keterlibatan umat di Stasi St. Lukas Sokaraja dalam hidup

(41)

c. Mengetahui bentuk kegiatan yang mendukung perkembangan penghayatan

iman umat di Stasi St. Lukas Sokaraja.

d. Mengetahui bentuk kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan

keterlibatan umat stasi dalam hidup menggereja.

4. Metodologi Penelitian a. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan memanfaatkan

metode wawancara serta pengamatan untuk mendapatkan data penelitian serta

permasalahan yang terjadi di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Penulis mengadakan

wawancara kepada beberapa umat stasi. Moleong (2011: 6) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penulis memilih penelitian ini karena metode penelitian kualitatif

memandang manusia sebagai instrumen utama dan mengutamakan proses dari

pada hasil penelitian (Moleong, 2011: 11). Melalui penelitian kualitatif penulis

dapat mengenal orang (subyek) secara pribadi. Latar belakang alamiah yang

mengharuskan penulis terlibat langsung dalam proses penelitian menjadi suatu

tantangan tersendiri untuk berproses bersama responden dimana penelitian

diadakan dan menyesuaikan diri dengan kenyataan-kenyataan yang ada di

(42)

b. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara dilaksanakan

pada 13-14 Oktober 2015 di Lingkungan Santa Maria Sokaraja dan Lingkungan

Yohanes Paulus Kalibagor, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur. Penulis

mendatangi satu persatu umat (door to door) karena penulis hanya mengambil

beberapa umat saja untuk dijadikan responden. Sedangkan wawancara dilakukan

untuk melengkapi data dan dilaksanakan bersamaan dengan penyebaran kuesioner

(beberapa responden saja) yang dianggap mengetahui banyak tentang Stasi Santo

Lukas Sokaraja.

c. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 61). Penelitian

ini mengambil populasi umat (orang dewasa) Stasi Santo Lukas Sokaraja dengan

jumlah 292 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2014: 62). Penelitian ini mengambil sampel umat Stasi Santo

Lukas Sokaraja dengan jumlah 40 orang dan menggunakan simple random

sampling. Alasan peneliti mengambil 40 orang sebagai responden karena dari masing-masing Lingkungan hanya 30 umat yang aktif. Simple random sampling

adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2014: 64). Penulis

(43)

d. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan

mengumpulkan data (Moleong, 2011: 168). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto Suharsimi, 1997: 128-129). Jenis kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal

memilih (Arikunto Suharsimi, 1997: 128-129). Dalam penelitian ini kuesioner

diajukan kepada umat Stasi Santo Lukas Sokaraja.

e. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis

maupun dalam tingkatan (Sutrisno Hadi, 2004: 250). Yang menjadi fokus

penelitian dalam penelitian ini yaitu seberapa besar keterlibatan umat dalam

kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Adapun variabel yang

diungkap dalam penelitian ini adalah identitas responden, pemahaman tentang

hidup menggereja, keterlibatan umat dalam hidup menggereja, bentuk kegiatan

pendukung perkembangan penghayatan iman umat. Masing-masing dari bagian

(44)

Tabel 1: Variabel Penelitian

No Variabel-variabel No. Item Jumlah

(1) (2) (3) (4)

3 Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja

5 Harapan dan Usulan Tema terkait dengan Kegiatan Hidup Menggereja

37, 38, 39, 40, 41, 42, 43 7

Total 43

5. Hasil dan Pembahasan Penelitian tentang Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah

Bagian ini akan dipaparkan laporan dan pembahasan hasil penelitian.

Laporan penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Data yang diperoleh

sesuai dengan variabel yang telah ditentukan yaitu meliputi identitas responden,

pemahaman tentang hidup menggereja, keterlibatan umat dalam hidup

menggereja, bentuk-bentuk kegiatan pendukung perkembangan penghayatan iman

umat, harapan dan tema terkait dengan kegiatan hidup menggereja.

Dalam pengolahan data ini, prosentase suara responden diperoleh dengan

cara membagi frekuensi suara masuk (F) dengan jumlah responden

keseluruhannya (N) kemudian dikalikan dengan 100% atau dengan rumus:

F

(45)

Berikut ini disampaikan hasil pengolahan data dari 40 kuesioner yang

disajikan dalam bentuk tabel, disertai dengan pembahasan dari hasil penelitian.

a. Identitas Responden

Pada identitas responden hal-hal yang akan diungkap berkenaan dengan

jenis kelamin, umur dan asal Lingkungan. Berikut ini adalah data yang berkaitan

dengan identitas responden.

Dari tabel dua, identitas responden dari segi jenis kelamin, yaitu dengan

jumlah 19 (47,5%) adalah perempuan dan 21 (52,5%) adalah laki-laki. Identitas

responden dari segi umur, yaitu 15-25 tahun ada 7 (17,5%), 26-35 tahun ada 4

(10%), 36-45 tahun ada 8 (20%), 46-55 tahun ada 15 (37,5%) dan di atas 55 tahun

(46)

Identitas responden dari segi Lingkungan tempat asal, yaitu dengan

jumlah 20 (50%) umat berasal dari Lingkungan Santa Maria Sokaraja dan

Lingkungan Yohanes Paulus Kalibagor ada 20 (50%) umat.

Kenyataan di atas menunjukkan bahwa lebih banyak responden laki-laki

yang mengisi kuesioner dibandingkan dengan responden yang perempuan dan

responden yang berumur 46-55 tahun cukup mendominasi dalam pengisian

kuesioner. Dari penggolongan Lingkungan tempat asal responden berjumlah sama

yaitu 20 (50%).

b. Pemahaman tentang Hidup Menggereja

Bagian ini memaparkan sejauhmana pemahaman umat tentang hidup

menggereja. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

1) Hasil Penelitian

(47)

(1) (2) (3) (4) 6 Gereja mengajarkan kebenaran-kebenaran

kepada anggotanya sehingga mereka sampai pada keselamatan yang abadi. 7 Hidup menggereja merupakan kegiatan yang

menampakkan iman akan Yesus Kristus. 8 Gereja menjalankan hidup menggerejanya

didasari oleh semangat Yesus Kristus sendiri selama hidup-Nya.

hanya sekedar informasi mengenai Allah, melainkan sungguh-sungguh menghadirkan 11 Kesaksian akan Yesus Kristus kita wujudkan

(48)

(1) (2) (3) (4)

lingkungan gereja saja, namun juga di lingkungan masyarakat.

sebagai umat katolik melaksanakan dengan sadar, tulus dan tanggungjawab sebagai anggota gereja, sehingga iman akan Allah

Umat menyatakan sangat setuju ada 25 (62,5%) umat dan setuju ada 15 (37,5%)

umat, bahwa Gereja sebagai persekutuan orang yang beriman kepada Kristus.

Tugas Gereja adalah mengajar, menguduskan dan memimpin, atas pernyataan

tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 17 (42,5%) umat, setuju 21 (52,5%)

umat, ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat dan kurang setuju ada 1 (2,5%) umat. Ada 29

(72,5%) umat menyatakan sangat setuju dan setuju ada 11 (27,5%) umat, bahwa

Gereja mengajarkan kebenaran-kebenaran kepada anggotanya.

Dari segi pemahaman tentang hidup menggereja, umat menyatakan

(49)

menggereja merupakan kegiatan yang menampakkan iman akan Yesus Kristus.

Ada 24 (60%) umat menyatakan sangat setuju dan setuju ada 16 (40%) umat,

bahwa Gereja menjalankan hidup menggerejanya didasari oleh semangat Yesus

Kristus selama hidup-Nya.

Umat menyatakan sangat setuju ada 23 (57,5%) dan setuju ada 17

(42,5%), bahwa Gereja memiliki lima tugas pokok yaitu koinonia, kerygma,

martyria, liturgia dan diakonia.

Pewartaan Sabda Allah oleh Gereja bukan hanya sekedar informasi,

melainkan sungguh-sungguh menghadirkan Allah di dunia, terhadap pernyataan

tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 28 (70%), setuju ada 11 (27,5%) dan

ragu-ragu ada 1 (2,5%).

Umat menyatakan sangat setuju ada 22 (55%) dan setuju ada 18 (45%),

bahwa kesaksian akan Yesus Kristus diwujudkan lewat tindakan nyata sehari-hari.

Hidup menggereja tidak hanya dilakukan di lingkungan gereja, namun juga di

lingkungan masyarakat. Dari pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju

ada 24 (60%) dan setuju ada 16 (40%).

Umat menyatakan sangat setuju ada 19 (47,5%) dan setuju ada 21

(52,5%), bahwa sikap sebagai umat katolik terhadap hidup menggereja

melaksanakan dengan sadar, tulus dan tanggungjawab.

c. Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja

Bagian ini akan memaparkan variabel tentang keterlibatan umat Stasi St.

Lukas Sokaraja dalam hidup menggereja dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat

(50)

1) Hasil Penelitian

Tabel 4: Keterlibatan Umat dalam Kegiatan Hidup Menggereja (N=40) No bersemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan gerejani. 15 Hidup menggereja dapat diwujudkan oleh

siapa pun, kapan pun dan di mana pun orang atau sekelompok orang yang menampakkan 16 Kegiatan-kegiatan gerejani yang dilakukan

selama ini sungguh membantu Anda dalam 17 Peranan umat dalam hidup menggereja yaitu

sebagai penerus Gereja di masa depan. a. Sangat Setuju

umumnya sama dengan peranan kaum awam yaitu sebagai warga Gereja yang tidak ditahbiskan atau orang-orang yang beriman Kristen yang oleh pembaptisan menjadi anggota Tubuh Kristus.

(51)

(1) (2) (3) (4) 23 Kegiatan-kegiatan gerejani di Stasi Santo

Lukas Sokaraja membantu saya dalam menghayati iman. 24 Kegiatan menggereja membantu saya dalam

(52)

(1) (2) (3) (4) 25 Kesibukan kerja menghambat keaktifan saya

dalam mengikuti kegiatan hidup menggereja. 27 Saya senang mengikuti kegiatan gerejani.

a. Sangat Setuju

bahwa umat katolik adalah mereka yang selalu bersemangat dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan gerejani, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%)

umat, kurang setuju ada 6 (15%) umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat.

Hidup menggereja dapat diwujudkan oleh siapa pun, kapan pun dan di

mana pun orang atau sekelompok orang yang menampakkan imannya kepada

Kristus, atas pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 15 (37,5%)

dan menyatakan setuju ada 24 (60%) umat sedangkan yang menyatakan kurang

(53)

Dari tabel yang sama diperoleh juga data 14 (35%) umat menyatakan

sangat setuju, 24 (60%) umat menyatakan setuju dan 2 (5%) umat menyatakan

ragu-ragu, bahwa kegiatan-kegiatan gerejani yang dilakukan sungguh membantu

umat dalam menghayati akan hidup menggereja. Ada 16 (40%) umat menyatakan

sangat setuju dan 24 (60%) umat menyatakan setuju, bahwa peranan umat dalam

hidup menggereja yaitu sebagai penerus Gereja di masa depan.

Pemahaman yang menyatakan keterlibatan umat dalam Gereja pada

umumnya sama dengan peran kaum awam sebagai warga Gereja yang tidak

ditahbiskan atau orang-orang yang beriman Kristen yang oleh pembaptisan

menjadi anggota Tubuh Kristus dihasilkan data umat menyatakan sangat setuju

ada 10 (25%), setuju ada 24 (60%) umat, ragu-ragu 5 (12,5%) umat sedangkan

yang menyatakan kurang setuju ada 1 (2,5%) umat.

Umat dengan jumlah 9 (22,5%) menyatakan sangat setuju dan 27

(67,5%) umat menyatakan setuju, bahwa sebagai umat katolik mereka sudah

terlibat dalam kegiatan liturgi, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1

(2,5%) umat dan kurang setuju ada 3 (7,5%) umat.

Sebagai umat beriman kita perlu menjaga nama baik keluarga dan

masyarakat, atas pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 29

(72,5%) dan menyatakan setuju ada 11 (27,5%). Umat dengan jumlah 10 (25%)

menyatakan sangat setuju, 24 (60%) umat menyatakan setuju, 5 (12,5%) umat

menyatakan ragu-ragu dan 1 (2,5%) umat menyatakan kurang setuju, bahwa umat

yang aktif adalah mereka yang selalu terlibat diberbagai kegiatan gerejani.

Semua umat Stasi Santo Lukas Sokaraja aktif dalam kegiatan gerejani,

atas pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 5 (12,5%) umat dan

menyatakan setuju ada 13 (32,5%) umat sedangkan yang menyatakan ragu-ragu 9

(54)

Kegiatan-kegiatan Gerejani di Stasi Santo Lukas Sokaraja membantu

umat dalam menghayati iman. Dari pernyataan tersebut umat menyatakan sangat

setuju ada 15 (37,5%) dan menyatakan setuju ada 21 (52,5%) umat sedangkan

yang menyatakan ragu-ragu ada 4 (10%) umat.

Umat dengan jumlah 13 (32,5%) menyatakan sangat setuju, 25 (62,5%)

umat menyatakan setuju dan 2 (5%) umat menyatakan ragu-ragu bahwa kegiatan

menggereja membantu umat dalam pembentukan karakter. Kesibukan kerja

menghambat keaktifan umat dalam mengikuti kegiatan hidup menggereja, atas

pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 1 (2,5%) dan menyatakan

setuju ada 10 (25%) umat sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%)

umat, menyatakan kurang setuju ada 20 (50%) umat dan menyatakan tidak setuju

ada 8 (20%) umat.

Dari tabel yang sama diperoleh juga data 18 (45%) umat menyatakan

sangat setuju, 21 (52,5%) umat menyatakan setuju dan 1 (2,5%) umat menyatakan

ragu-ragu, bahwa kegiatan hidup menggereja di Stasi dapat mempererat relasi

umat antar Lingkungan. Ada 14 (35%) umat menyatakan sangat setuju, 23

(57,5%) umat menyatakan setuju, sedangkan 2 (5%) umat menyatakan ragu-ragu

dan 1 (2,5%) umat menyatakan kurang setuju bahwa umat senang mengikuti

kegiatan gerejani.

d. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat

Bagian ini akan memaparkan variabel tentang bentuk-bentuk kegiatan

yang mendukung perkembangan penghayatan iman umat dan untuk lebih jelasnya

(55)

1) Hasil Penelitian

Tabel 5: Bentuk-bentuk Kegiatan Pendukung Perkembangan Penghayatan Iman Umat (N=40) membersihkan kampung saat menjelang HUT RI. 29 Kegiatan gerejani mengurangi waktu kerja

saya. 30 Terlibat dalam kegiatan gerejani memberi

dampak positif bagi penghayatan iman saya. a. Sangat Setuju 32 Sharing pengalaman saat pendalaman iman

(56)

(1) (2) (3) (4)

kemasyarakatan mengakrabkan saya dengan umat yang beragama lain.

Dari tabel 5, dapat diketahui berbagai bentuk kegiatan pendukung

perkembangan penghayatan iman umat. Keterlibatan umat dalam kegiatan

kemasyarakatan. Umat menyatakan sangat setuju ada 10 (25%) dan setuju ada 20

(50%) umat, bahwa mereka selalu terlibat dalam kerja bakti membersihkan

kampung saat menjelang HUT RI, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 6

(15%) umat, kurang setuju ada 3 (7,5%) umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat.

(57)

umat, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat, kurang setuju

ada 17 (42,5%) umat dan tidak setuju ada 18 (45%) umat, bahwa kegiatan gerejani

mengurangi waktu kerja umat. Terlibat dalam kegiatan gerejani memberi dampak

positif bagi penghayatan iman umat, atas pernyataan tersebut umat menyatakan

sangat setuju ada 16 (40%), setuju ada 23 (57,5%) umat sedangkan yang

menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat.

Keterlibatan umat dalam kegiatan gerejani, umat dengan jumlah 10

(25%) menyatakan sangat setuju dan setuju ada 19 (47,5%) umat, bahwa selain

mengikuti Perayaan Ekaristi umat juga mengikuti pendalaman iman di

Lingkungan, sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 9 (22,5%) umat, kurang

setuju ada 1 (2,5%) umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat. Sharing pengalaman

saat pendalaman iman semakin memperkaya dan meneguhkan iman umat, atas

pernyataan tersebut umat menyatakan sangat setuju ada 17 (42,5%) dan setuju ada

19 (47,5%) umat sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 4 (10%) umat. Ada

12 (30%) umat menyatakan sangat setuju, 13 (32,5%) umat menyatakan setuju,

bahwa selama bulan Rosario umat mengikuti doa bersama di Lingkungan,

sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 12 (30%) umat, kurang setuju 2 (5%)

umat dan tidak setuju ada 1 (2,5%) umat.

Terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan mengakrabkan umat

katolik dengan umat yang beragama lain. Dari pernyataan tersebut umat

menyatakan sangat setuju ada 17 (42,5%) dan setuju ada 22 (55%) umat,

sedangkan yang menyatakan ragu-ragu ada 1 (2,5%) umat. Umat menyatakan

setuju ada 4 (10%), ragu-ragu ada 4 (10%) umat, sedangkan yang menyatakan

Gambar

Tabel 1 :     Variabel Penelitian…………………………………………
Tabel 1: Variabel Penelitian
Tabel 2: Indentitas Responden (N=40)
Tabel 3: Pemahaman tentang Hidup Menggereja (N=40)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Usulan katekese umat model Shared Christian Praxis ditujukan kepada umat di Lingkungan St. Katekese umat ini dilaksanakan setiap bulan sekali kecuali pada masa

Judul skripsi KATEKESE HIJAU SEBAGAI WUJUD KETERLIBATAN UMAT DALAM UPAYA MENJAGA KEUTUHAN ALAM CIPTAAN DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO KABUPATEN SEMARANG dipilih karena

Bagi sebagian besar kaum, kesadaran untuk berkumpul mengikuti kegiatan- kegiatan mudika, mengadakan pertemuan, doa bersama sebagai kaum muda Katolik,.. mengikuti kelompok koor,

Doa dalam keluarga dilaksanakan ketika bulan Novena atau bulan Rosario saja, dan dalam kehidupan sehari-hari keluarga-keluarga kristiani umat Lingkungan Santa Maria Stasi

Dalam kasih dan pendampingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH PERAYAAN EKARISTI BAGI KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI WILAYAH

Menurut pendapat penulis yang juga hidup di paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, susahnya mengajak teman lain untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja bukan hanya

Dari sosok Bunda Maria, ada semangat yang dapat diteladani oleh umat Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah, Purwakarta sebagai dasar keterlibatan dalam hidup menggereja dan umat

Maria Suhartini usia 56th Saya setuju jika umat menjadi subjek, karena masih banyak umat yang hanya pendengar saja tidak mau terlibat untuk membagikan pengalamannya dengan yang