• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELETIAN

D. Metode Pengumpulan Data

1. Skala Engagement

Skala engagement bertujuan untuk mengukur tingkat engagement karyawan. Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek engagement yang dikemukakan oleh Schaufeli et al (2002) yaitu:

a. Kekuatan

Dikarakteristikkan dengan tingkat energi dan resiliensi mental yang tinggi ketika sedang bekerja, kemauan berusaha sunguh-sunguh dalam pekerjaan dan gigih dalam menghadapi kesulitan. Individu yang memiliki skor tinggi pada kekuatan biasanya memiliki energi dan stamina tinggi, semangat yang bergelora ketika bekerja sedangkan yang memiliki skor rendah pada kekuatan memiliki tingkat energi, semangat dan stamina yang rendah saat bekerja.

Mengacu pada perasaan yang penuh makna, antusias, inspirasi, kebanggan dan tantangan. Individu yang memiliki skor tinggi pada dedikasi secara kuat mengidentifikasikan diri dengan pekerjaan karena adanya pengalaman bermakna, menginspirasi dan menantang. Selain itu mereka selalu antusiass dan bangga dengan pekerjaan mereka. Sedangkan individu dengna skor rendah tidak mengidentifikasikan diri dengan pekerjaan mereka karena mereka tidak memiliki pengalaman yang bermakna, menginspirasi dan menantang. Selain itu, mereka tidak antusias dan bangga dengan pekerjaan mereka.

c. Absorpsi

Dikarakteristikkan dengan konsentrasi penuh, minat yang mendalam terhadap pekerjaan dimana waktu terasa berlalu begitu cepat dan sulit melepaskan diri dari pekerjaan. Individu yang memiliki skor tinggi pada absorpsi biasanya merasa tertarik dengan pekerjaannya, tenggelam dalam pekerjaannya dan sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaannya. Akibatnya, lupa akan sekelilingnya dan waktu berlalu begitu cepat. Sedangkan individu dengan skor rendah pada absorpsi tidak tertarik dan tidak tenggelam dalam pekerjaannya, mereka tidak punya kesulitan untuk melepaskan diri dari pekerjaan ataupun lupa akan sekeliling dan waktu. Model Skala Engagement dibuat berdasarkan model skala Likert dimana setiap aitem terdiri dari pernyataan dengan tujuh pilihan jawaban, yaitu Tidak Pernah (TP), Hampir Tidak pernah (HTP), Jarang (J), Kadang-kadang (K), Sering (S), Sangat Sering (SS), dan Selalu (SL). Model skala Likert dengan 7 pilihan

jawaban dipilih karena disesuaikan dengan skala engagement yang diadopsi oleh peneliti yakni Uterecht Work Engagement Scale (UWES) yang dibuat oleh Schaufeli & Bakker (2003).

Skala yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-7. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: SL=7, SS=6, S=5, K=4, J=3, HTP=2, dan TP=1 sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable

yaitu: TP=7, HTP=6, J=5, K=4, S=4, SS=2, SL=1. Skor total engagement

karyawan akan dibagi dalam 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Rancangan jumlah aitem skala engagement yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Blue Print Skala Engagement

No Aspek Indikator Perilaku Aitem JLH Bobot

(%)

F UF

1. Kekuatan - Memiliki tingkat energi yang tinggi untuk bekerja menghadapi kesulitan - Memiliki tingkat resiliensi yang tinggi dan gigih - Kemauan untuk menginvestasikan usaha 1,4,7,10, 16,19,22, 25,33, 13,27,29, 35 13 37,14

2. Dedikasi - Perasaan bermakna dari pekerjaan yang dilakukan - Bangga dan antusias terhadap pekerjaan - Merasa tertantang dengan pekerjaan 2,5,11,14, 17,20,23, 26,28,30, 32 8,34 13 37,14

3 Absorpsi - Konsentrasi penuh pada pekerjaan - Tenggelam dalam pekerjaan yang dilakukan 3,6,12,15, 18,21,24, 31 9 9 25,72 TOTAL 35 100

Model Skala Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dibuat berdasarkan model skala Likert dimana setiap aitem terdiri dari pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Model skala ini dipilih untuk mengukur derajat kesetujuan subjek terhadap aitem-aitem dan untuk memudahkan subjek dalam merespon maka skala dibuat dalam bentuk 5 pilihan jawaban.

Skala yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5. Skor total persepsi terhadap program K3 yang dimiliki subjek akan dibagi dalam dua kategori yaitu positif dan negatif.

Rancangan jumlah aitem skala persepsi terhadap program K3 adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Blue Print Skala Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3)

No Aspek Indikator Perilaku Aitem JLH Bobot

(%) F UF 1. Pelatihan keselamatan kerja Pelatihan K3 1,2,24 5,13,25, 26 7 20

2. Publisitas Pembuatan simbol-simbol K3 di lokasi pekerjaan

3. Pengontrolan Lingkungan Kerja

- Penyedian APD - Lokasi kerja yang

aman dan bersih

8,9,10, 11,12 27,28,29 8 22,86 4. Inspeksi dan disiplin - Pembentukan komite/koordinator keselamatan - Pengawasan terhadap penggunaan APD 15,16,1 8, 30 17,19 6 17,14 5. Program Kesehatan - Penyediaan klinik P3K - Jaminan biaya pengobatan akibat kecelakaan kerja 20,21,2 2, 35 23,31,34 7 20 TOTAL 35 100

Model skala engagement dan skala persepsi terhadap program K3 memiliki format respon yang berbeda akan tetapi hal ini tidak mempengaruhi hasil analisis statistik antara kedua variabel. Colman, Norris, & Preston (1997) berdasarkan hasil penelitannya mengatakan bahwa perbedaan jumlah respon skala tidak mempengaruhi hasil korelasi.

E. Validitas, Uji Daya Beda dan Realibilitas Alat Ukur 1. Validitas Skala

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini, validitas yang akan diestimasi yaitu validitas tampang (face validity) dan validitas isi (content validity). Validitas tampang merupakan validitas yang didasarkan pada penilaian

terhadap format penampilan (appearance) tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur, maka dapat dikatakan bahwa face validity telah terpenuhi. Validitas isi berkaitan dengan aitem-aitem alat ukur sesuai dengan apa yang akan di ukur. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian isi tes atau aitem pada alat ukur dengan analisis rasional atau melalui professional judgment.

2. Uji Daya Beda

Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor total aitem itu sendiri, yaitu dengan menggunakan koefisien Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisen-koefisien aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2009).

Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1 dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1 maka semakin baik daya diskriminasi aitem dan sebaliknya koefisien yang mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2009).

3. Reliabilitas Skala

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009). Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat tersebut mampu menunjukkan sejauhmana pengukurannya memberi hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama. Relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel.

Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS dengan teknik koefisien Alpha Cronbach yaitu dengan membelah aitem sebanyak jumlah aitemnya. Semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel alat ukur tersebut.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur 1. Skala Engagement

Uji coba skala engagement dilakukukan terhadap 100 orang karyawan. Berdasarkan hasil uji coba terhadap 35 aitem skala engagement diperoleh 29 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian (r ≥ 0.30 ) dengan koefisien alpha sebesar

0,899. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar antara 0,352 sampai dengan 0,78. Distribusi aitem hasil uji coba dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3

Distribusi Aitem-aitem Skala Engagement setelah Uji Coba N

o

Aspek Indikator Perilaku Aitem JLH Bobot

(%)

F UF

1. Kekuatan - Memiliki tingkat energi yang tinggi untuk bekerja menghadapi kesulitan - Memiliki tingkat

resiliensi yang tinggi dan gigih - Kemauan untuk menginvestasikan usaha 1,4,7,10, 16,19, 22,25,33 35 10 34,5

2. Dedikasi - Perasaan bermakna dari pekerjaan yang dilakukan

- Bangga dan antusias terhadap pekerjaan - Merasa tertantang dengan pekerjaan 2,5,11, 14,17,20, 23,28,30, 32 8,34 12 41,38

3 Absorpsi - Konsentrasi penuh pada pekerjaan - Tenggelam dalam pekerjaan yang dilakukan 3,6,12,18 ,21,31 9 7 24,12 TOTAL 29 100

Dokumen terkait