• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Instrumen Penelitian

2. Skala Sikap

Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur motivasi subjek penelitian terhadap pembelajaran matematika. Skala sikap ini diberikan pada sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan. Skala sikap yang diberikan sebelum pembelajaran untuk mengukur motivasi awal subjek penelitian terhadap pembelajaran matematika, sedangkan skala sikap yang diberikan setelah pembelajaran untuk mengukur motivasi siswa setelah pembelajaran.

Bentuk skala sikap yang digunakan adalah skala sikap likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pada skala sikap ini, pilihan ragu-ragu dibuang dengan tujuan untuk mengajarkan siswa tegas dalam menentukan pilihan. Pilihan ragu-ragu merupakan salahsatu jalan bagi siswa yang tidak ingin menentukan pilihannya terhadap masalah yang diberikan. Dengan tidak adanya pilihan ragu-ragu, siswa dipaksa untuk selalu menentukan pilihan yang pasti dan dapat dipertanggungjawabkan. Skala sikap terdiri pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan indikator motivasi yang telah dipaparkan sebelumnya. Siswa harus membubuhkan tanda cek () pada salahsatu kolom isian. Format skala sikap untuk mengukur motivasi belajar ini mengutip dari format skala sikap untuk mengukur motivasi belajar siswa yang dibuat Maulana (2009) (kisi-kisi dan format skala sikap terlampir). Jumlah alternatif pernyataan pada skala sikap ini terdiri dari 25 item. Karena skala sikap ini digunakan untuk membandingkan motivasi siswa, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap skala sikap motivasi ini.

a. Validitas Pernyataan Skala Sikap

Validitas yang diukur pada skala sikap untuk mengukur motivasi belajar ini adalah validitas teoretis dan validitas kriteria. Validitas teoretis pernyataan skala sikap yang diukur pada penelitian ini adalah validitas isi dan konstruk. Validitas isi dilakukan untuk menguji ketepatan instrumen menurut ahli dalam mengukur motivasi belajar siswa dilihat dari segi pernyataan yang diajukan. Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kalimat yang terdapat dalam skala sikap dengan psikologi anak. Validitas ini diuji dengan cara dikonsultasikan kepada ahli yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

Setelah validitas teoretis terpenuhi, dilakukan pengukuran validitas kriteria yaitu validitas banding (dompleng). Validitas banding ini dilakukan dengan melakukan uji coba soal terhadap beberapa siswa kelas VI dari dua SD sejumlah 50 orang. Cara menghitung tingkat validitas banding pada skala sikap dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi dengan rumus product moment raw score

yang digunakan pada tes kemampuan koneksi matematis. Dengan untuk jumlah skor skala sikap yang dimaksud dan variabel untuk skor total skala sikap motivasi. Penghitungan koefisien korelasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 for Windows.

Setelah diketahui koefisien korelasi dari setiap butir soal, dilakukan uji-t untuk mengetahui valid atau tidaknya pernyataan yang dibuat dalam skala sikap. Adapun rumus Uji-t menurut (Sudjana, 2008: 146) adalah sebagai berikut.

= −2

1− 2

Keterangan:

= banyaknya peserta tes = koefisien korelasi

Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 = butir pernyataan skala sikap tidak valid H1 = butir pernyataan skala sikap valid

Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika thitung ttabel dan H0 ditolak jika thitung > ttabel. Nilai yang diperoleh berdasarkan tabel adalah t (0,95; 48) = 1,676.

Berikut ini merupakan data validitas skala sikap motivasi belajar siswa yang dilakukan.

Tabel 3.9

Validitas Tiap Butir Soal Skala Sikap No. Soal Sifat Pernyataan Koefisien korelasi thitung Interpretasi *1 Positif 0,40 3,02 Valid 2 Positif 0,34 2,50 Valid *3 Positif 0,44 3,39 Valid

4 Positif 0,23 1,64 Tidak valid

5 Negatif 0,39 2,93 Valid *6 Negatif 0,64 5,77 Valid 7 Negatif 0,29 2,10 Valid 8 Positif 0,31 2,26 Valid 9 Positif 0,29 2,10 Valid *10 Positif 0,40 3,02 Valid 11 Negatif 0,34 2,50 Valid *12 Positif 0,45 3,49 Valid *13 Negatif 0,51 4,11 Valid 14 Negatif 0,29 2,10 Valid *15 Negatif 0,38 2,85 Valid *16 Negatif 0,65 5,93 Valid *17 Positif 0,55 4,56 Valid 18 Positif 0,26 1,87 Valid *19 Negatif 0,54 4,45 Valid *20 Positif 0,55 4,56 Valid *21 Negatif 0,61 5,33 Valid 22 Positif 0,26 1,86 Valid 23 Negatif 0,39 2,93 Valid *24 Negatif 0,59 5,06 Valid *25 Negatif 0,60 5,20 Valid

Keterangan: (*) pernyataan skala sikap yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar.

Kesimpulan:

Dari analisis di atas, ada 24 pernyataan yang valid dan satu pernyataan yang tidak valid. Mengingat siswa yang akan mengisi skala sikap ini adalah siswa SD, maka pernyataan yang diambil hanya 14 pernyataan yang dapat mewakili semua indikator yang mengukur motivasi siswa. Pertimbangan pemilihan

pernyataan yang diambil melihat nilai koefisien korelasi setiap butir pernyataan, kemudian dipilihlah 14 pernyataan yang memiliki koefisien korelasi paling tinggi di antara koefisien korelasi pernyataan yang lain. Adapun rincian pernyataan yang mewakili indikator motivasi antara lain: durasi kegiatan diukur oleh pernyataan nomor 1; frekuensi kegiatan diukur oleh pernyataan nomor 21; persistensi diukur oleh pernyataan nomor 6; ketabahan, keuletan dan kemampuan diukur oleh pernyataan nomor 10, 16, dan 17; devosi (pengabdian) dan pengorbanan untuk mencapai tujuan diukur oleh nomor 3 dan 24; tingkatan aspirasi yang hendak dipakai diukur oleh pernyataan nomor 15; tingkatan kualifikasi prestasi yang dicapai diukur oleh pernyataan nomor 20; arah sikap terhadap sasaran belajar diukur oleh pernyataan nomor 12, 13, 19, dan 25.

b. Reliabilitas Butir Soal Skala Sikap

Setelah mengetahui validitas setiap butir soal, dilakukan penghitungan untuk reliabilitas sesuai dengan penghitungan dan klasifikasi reliabilitas tes kemampuan koneksi matematis. Penghitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 for Windows. Adapun hasil uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian mencapai kriteria reliabilitas sangat tinggi dengan perolehan koefisien korelasi reliabilitas mencapai 0,81 (perhitungan reliabilitas hasil uji coba instrumen skala sikap terlampir).

3. Observasi

Menurut Maulana (2009: 35), “Observasi merupakan pengalaman langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan”. Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur karena lembar observasi yang digunakan sudah disusun sesuai indikator yang diharapkan dalam penelitian ini dan pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda cek ( ) pada tempat yang disediakan. Teknik observer dalam penelitian ini adalah teknik partisipasi karena peneliti ikut terlibat sebagai orang yang diteliti.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Observasi aktivitas siswa dibuat untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar. Aktivitas ini diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek. Aspek-aspek yang diukur dalam format observasi ini adalah aspek partisipasi, kerjasama, dan motivasi (format observasi aktivitas siswa terlampir beserta indikatornya).

Selain aktivitas siswa, observasi juga dilakukan terhadap kinerja guru. Observasi kinerja guru ini dibuat untuk mengukur kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan langkah-langkah yang seharusnya. Format observasi untuk kelas kontrol menggunakan desktiptor yang telah disusun berdasarkan pengembangan dari IPKG 2 yang dibuat UPI, sedangkan format observasi untuk kelas eksperimen menggunakan deskriptor yang telah disusun berdasarkan pengembangan dari pedoman observasi kinerja guru matematika di kelas RME (format observasi kinerja guru terlampir beserta indikatornya).

Dokumen terkait