• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

2. Skala Konsep Diri Penelitian

Konsep diri dalam hal ini akan diukur menggunakan skala konsep diri yang didasarkan pada aspek :

a) Pengetahuan diri sendiri

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pemahaman tentang diri sendiri termasuk di dalamnya hal-hal yang mengacu pada istilah kualitas diri yaitu mengenai kemampuan dan penampilan fisik, sikap dan sifat yang dimiliki juga termasuk di dalamnya tentang kelebihan dan kekurangan diri.

b) Harapan tentang diri sendiri

Merupakan seperangkat pandangan tentang “menjadi apa” di masa mendatang. Hal ini berkaitan dengan pikiran, bayangan maupun cita-cita di masa depan. Harapan inilah yang membangkitkan kekuatan yang mendorong kita menuju masa depan dan memandu kegiatan kita dalam perjalanan hidup kita.

c) Penilaian terhadap diri sendiri.

Hal ini menjadikan kita sebagai penilai diri kita sendiri, dengan hasil pengukuran yang sering kita sebut harga diri. Pada dasarnya hal ini berkaitan sejauh mana kita menyukai diri sendiri.

Skala konsep diri terdiri dari aitem yang bersifat tidak favorabel (pernyataan yang tidak mendukung objek yang akan diungkap) dan aitem yang bersifat favorabel (pernyataan yang mendukung objek yang akan diungkap). Pada skala konsep diri ini subjek akan memilih jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) terhadap pernyataan pada skala sesuai dengan dirinya.

Semakin tinggi skor yang diperoleh remaja pada skala konsep diri maka semakin tinggi konsep diri remaja tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah konsep dirinya.

Pengukuran kedua skala tersebut didasarkan pada kategori penilaian : 1) Aitem-aitem favorabel, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu:

(a) Sangat setuju (SS) : skor 4

(b)Setuju (S) : skor 3

(c) Tidak Setuju (TS) : skor 2 (d)Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

2) Aitem-aitem tidak favorabel, terdiri dari pilihan jawaban dan skor sebagai berikut:

(a) Sangat setuju (SS) : skor 1

(b)Setuju (S) : skor 2

(c) Tidak Setuju (TS) : skor 3 (d)Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 4

Tabel 3.Blue Print Skala konsep diri Blue Print Skala konsep diri

No Aspek Favorabel Tidak favorabel Jumlah

1. Pengetahuan diri 10 aitem 10 aitem 20 aitem

2. Harapan 10 aitem 10 aitem 20 aitem

3. Penilaian diri 10 aitem 10 aitem 20 aitem

Tabel 4. Distribusi Aitem Pra Uji Coba Skala Konsep Diri Menurut Aspek dan Sifat Favorabel / Tidak favorabel

Distribusi Aitem Pra Uji Coba Skala Konsep Diri Menurut Aspek dan Sifat Favorabel / Tidak favorabel

No Aspek Favorabel Tidak favorabel Jumlah

1. Pengetahuan diri 1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 43, 49, 55 2, 8,14, 20, 26, 32, 38, 44, 50, 56 20 aitem 2. Harapan 3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 45, 51, 57 4, 10, 16, 22, 28, 34, 40, 46, 52, 58 20 aitem 3. Penilaian diri 5, 11, 17, 23, 29, 35, 41, 47, 53, 59 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60 20 aitem

Total 30 aitem 30 aitem 60 aitem

Kedua skala di atas tidak menyertakan alternatif jawaban ragu-ragu (RR). Menurut Hadi (1991) hal ini didasarkan pada beberapa alasan :

1) Jawaban RR (ragu-ragu) ini berkategori undedicated, yaitu mempunyai arti ganda yang bisa diartikan belum memutuskan atau memberi jawaban dan bisa juga diartikan netral.

2) Menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (Central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas jawabannya mengarah pada setuju atau tidak setuju.

3) Maksud jawaban SS-S-TS-STS yaitu untuk melihat kecenderungan pendapat subjek ke arah setuju atau tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban RR maka akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi informasi yang dapat diperoleh oleh responden.

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data

Data hasil penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain aspek validitas dan reliabilitas (Azwar, 2001).

1. Validitas

Penelitian ini akan memakai validitas isi sebagai pengukur validitas skala. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana aitem-aitem tersebut relevan dengan tujuan pengukuran dan menunjukkan sejauh mana tes tersebut komprehensif isinya (Azwar, 2001).

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu pengukuran (Azwar, 2001). Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang pada subjek yang sama jika aspek yang akan diukur dalam diri subjek juga masih tetap sama. Suatu angket yang reliabel akan menunjukkan ketepatan, ketelitian, dan keajegan hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Reliabilitas akan diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dari program SPSS versi 13.00.

G. Pelaksanaan Uji Coba Alat Pengumpulan Data

Uji coba alat ukur dilaksanakan tanggal 9-20 Desember 2008 dengan total sampel sebanyak 50 orang. Alat ukur disebarkan kepada remaja yang berdomisili

di Yogyakarta. Pengambilan sampel tersebut dipilih berdasarkan ciri-ciri yang sudah ditetapkan yaitu subjek adalah pria dan wanita berusia dengan rentang usia remaja 12-18 tahun, dan merupakan remaja anggota kelompok yang bergaya ataupun menyukai gaya Harajuku. Penyebaran dilakukan dengan mendatangi subjek lalu menitipkan kuesioner untuk dibagikan kepada teman-teman sesuai dengan kriteria di atas. Pada masing-masing subjek tersebut diberikan 2 jenis skala yaitu skala konformitas dan skala konsep diri.

H. Hasil Uji Coba Alat Pengumpulan Data

Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi sebagai pengukur validitas skala. Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana aitem-aitem tersebut relevan dengan tujuan pengukuran dan menunjukkan sejauh mana tes tersebut komprehensif isinya (Azwar, 2001). Validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan mengkonsultasikan aitem-aitem skala dengan orang yang dianggap ahli (dosen pembimbing) sebagai profesional judgement.

Tindakan ini dilakukan untuk memastikan bahwa aitem tersebut sudah mencakup keseluruhan kawasan isi dan obyek yang hendak diukur sehingga tidak keluar dari indikator-indikator yang telah ditentukan.

a. Analisis Butir atau Diskriminasi Aitem

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total menggunakan batasan lebih atau sama dengan rix ≥ 0,30 untuk variabel konformitas dan variabel konsep diri. Untuk mengambil butir-butir yang sahih, peneliti menetapkan rix ≥

0,30 karena item yang mencapai korelasi minimal 0,30 daya diskriminasinya dianggap memuaskan (Azwar, 2001).

Tabel 5. Aitem yang sahih dan gugur pada skala konformitas

Aitem yang sahih dan gugur pada skala konformitas

No Aspek Favorabel Tidak favorabel Jumlah

1. Aspek informatif 1, 5, 9, 13, 17*, 21, 25, 29*, 33*, 37, 41, 45, 49, 53*, 57 2, 6, 10*, 14, 18, 22, 26, 30, 34, 38, 42*, 46, 50, 54, 58 30 aitem 2. Aspek normatif 3, 7, 11, 15, 19, 23*, 27, 31*, 35, 39, 43, 47*, 51, 55, 59 4, 8, 12*, 16, 20, 24*, 28, 32, 36, 40, 44*, 48, 52, 56, 60 30 aitem

Total 30 aitem 30 aitem 60 aitem

Ket : * aitem gugur

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan penyebaran aitem skala konformitas setelah uji coba.

Tabel 6. Susunan aitem-aitem skala konformitas (setelah uji coba)

Susunan aitem-aitem skala konformitas (setelah uji coba)

No Aspek Favorabel Tidak favorabel Jumlah

1. Aspek informatif 1(1), 5(5), 13(9), 18(13), 21(21), 25(25), 28(27), 33(41), 36(45), 40(49), 41(57) 4(2), 6(6), 11(14), 14(18), 19(22), 22(26), 27(30), 29(34), 32(35), 37(37), 42(41), 45(43), 47(46) 24 aitem 2. Aspek normatif 3(3), 7(7), 9(11), 10(15), 15(19), 17(27), 23(35), 30(39), 34(43), 38(51), 43(55), 48(59) 2(4), 8(8), 12(16), 16(20), 20(28), 24(32), 26(36), 31(40), 35(48), 39(52), 44(56), 46(60) 24 aitem

Total 23 aitem 25 aitem 48 aitem

Ket : (..) aitem sebelum uji coba

Hasil analisis skala konformitas menunjukkan bahwa dari 60 aitem yang diuji terdapat 12 aitem yang gugur, sehingga terdapat 48 aitem yang sahih.

Tabel 7. Aitem yang sahih dan gugur pada skala konsep diri

Aitem yang sahih dan gugur pada skala konsep diri

No Aspek Favorabel Tidak favorabel Jumlah

1. Pengetahuan diri 1, 7*, 13, 19, 25*, 31, 37, 43, 49, 55 2, 8, 14, 20, 26, 32*, 38, 44*, 50, 56 20 aitem 2. Harapan 3, 9, 15, 21, 27*, 33, 39*, 45, 51, 57 4, 10*, 16, 22, 28, 34, 40, 46, 52, 58 20 aitem 3. Penilaian diri 5, 11, 17, 23*, 29, 35, 41, 47, 53, 59 6, 12, 18, 24, 30, 36*, 42, 48, 54*, 60 20 aitem

Total 30 aitem 30 aitem 60 aitem

Ket : * aitem gugur

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan penyebaran aitem skala konsep diri setelah uji coba.

Tabel 8. Susunan aitem-aitem skala konsep diri (setelah uji coba)

Susunan aitem-aitem skala konsep diri (setelah uji coba)

No Aspek Favorabel Tidak favorabel Jumlah

1. Pengetahuan diri 1(1), 2(13), 10(19), 11(31), 19(37), 28(43), 29(49), 50 (55) 6(2), 7(8), 8(14), 20(20), 21(26), 30(38), 35 (50), 39(56) 16 aitem 2. Harapan 3(3), 4(9), 5(15), 12(21), 31(33), 33(45), 37(51), 38(57) 9(4), 17(16), 18(22), 26(28), 27(34), 32(40), 34(46), 40(52), 43(58) 17 aitem 3. Penilaian diri 13(5), 14(11), 24(17), 25(29), 41(35), 42(41), 44(47), 45(53), 48(59) 15(6), 16(12), 22(18), 23(24), 36(30), 46(42), 47(48), 49(60) 17 aitem

Total 25 aitem 25 aitem 50 aitem

Ket : (..) aitem sebelum uji coba

Hasil analisis skala konformitas menunjukkan bahwa dari 60 aitem yang diuji terdapat 10 aitem yang gugur, sehingga terdapat 50 aitem yang sahih.

b. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas (rxx) ditunjukkan dengan angka atau koefisien korelasi yang berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien korelasi (mendekati 1) berarti alat tes tersebut semakin reliabel. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat taraf kepercayaan hasil pengukuran skala pada penelitian dihitung dengan koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2001).

Reliabilitas skala pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach dari program SPSS versi 13.00. Hasil perhitungan koefisien Alpha Cronbach dari skala konformitas pada skala uji coba adalah 0,916. Setelah seleksi aitem, dengan menyingkirkan aitem yang tidak terpakai, didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,935. Sedangkan, hasil perhitungan koefisien pada uji coba skala konsep diri adalah 0,952. Setelah seleksi item didapat koefisien alpha Cronbach sebesar 0,962.

I. Metode Analisis Data

Sesuai dengan tujuan dan identifikasi variabel, metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan konsep diri remaja yaitu dengan menggunakan kolerasi Pearson Product Moment.

Perhitungan korelasi ini akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.00.

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan membagikan skala konformitas dan skala konsep diri kepada responden penelitian sesuai dengan ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ukur disebarkan kepada 50 orang remaja yang berdomisili di Yogyakarta. Penyebaran dilakukan dengan mendatangi subjek dan menitipkan kuesioner pada responden penelitian untuk disebarkan pada teman-teman subjek yang memang masuk dalam kategori remaja.

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 11 Januari 2009 sampai 22 Januari 2009. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan membagikan dua buah skala penelitian yaitu skala konformitas dan skala konsep diri, dengan jumlah masing-masing skala sebanyak 50 eksemplar.

B. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian

Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pemilihan sekelompok subjek berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah para remaja dengan jenis kelamin laki-laki ataupun wanita yang mempunyai atau tertarik dengan gaya Harajuku berusia antara 12 – 18 tahun.

Tabel 9. Deskripsi Umur dan Jenis Kelamin Subjek

Deskripsi Umur dan Jenis Kelamin Subjek

Umur Jumlah Jenis Kelamin Jumlah

15 16 17 18 10 14 17 9 Perempuan Laki-laki 22 28 Total 50 Total 50

Tabel 10. Deskripsi Statistik Data Penelitian

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Deskripsi Data Konformitas Konsep diri

Mean 116,98 140,46

SD 11,644 19,277

Xmax 139 200

Xmin 92 100

Tabel di atas menunjukkan jumlah mean dari skala konformitas sebesar 116,98. Nilai tertinggi yang diperoleh pada konformitas 139 sedangkan untuk nilai terendah didapat sebesar 92. Selanjutnya untuk skala konsep diri diperoleh mean keseluruhan sebesar 140, 46. Untuk nilai tertinggi sebesar 200 sedangkan nilai terendah sebesar 100.

Selanjutnya dilakukan perbandingan antara mean empiris dengan mean teoritis pada skala konformitas dengan skala konsep diri. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini yang berisi perbandingan antara mean teoritis dengan mean empiris dan standar deviasi teoritis dengan standar deviasi empiris.

Tabel 11.Perbandingan Data Teoritik dan Data Empirik

Perbandingan Data Teoritik dan Data Empirik

Skala Mean teoritis Mean Empiris SD teoritis SD empiris

Konformitas 120 116,98 24 11,644

Konsep diri 125 140,46 25 19,277

Mean teoritik adalah rata-rata skor ideal hasil penelitian, sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian yang hasilnya diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata hasil penelitian.

Hasil analisis dari skala konformitas diperoleh mean teoritis sebesar 120 dan nilai mean empiris sebesar 116,98. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata sikap konformitas subjek termasuk dalam kategori sedang. Hasil analisis dari skala konsep diri diperoleh mean teoritis sebesar 125 dan nilai mean empiris sebesar 140,46. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek mempunyai konsep diri yang tinggi.

C. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Sebelum melaksanakan analisis data untuk menguji hipotesis perlu dilakukan uji normalitas dan linearitas terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari frekuensi harapan distribusi normal teoritiknya. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus one sample Kolmogorov–Smirnov Test, bantuan SPSS for Windows versi 13.0.

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas

Konformitas Konsep diri

Kolmogorov-Smirnov

Z 0,613 0,779

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,846 0,578

Asumsi uji normalitas adalah jika nilai p>0,05, maka sebaran skor yang diperoleh adalah normal. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai K-SZ untuk variabel konformitas sebesar 0,613 dengan probabilitas 0,846 (p>0,05),

sedangkan nilai K-SZ variabel konsep diri sebesar 0,779 dengan probabilitas 0,578 (p>0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan data subjek memiliki sebaran yang normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 13.0 dan mendapatkan hasil bahwa F = 28,840 dengan p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel konformitas dan variabel konsep diri memiliki hubungan yang linear.

Tabel 13. Hasil Uji Linearitas

F Asymp. Sign. Combined 2,520 0,023 Linearity 28,840 0,000 Skor konformitas *

Konsep diri Deviation from Linearity 1,671 0,133

2. Kategorisasi Subjek Penelitian

Skala konformitas dan skala konsep diri dalam penelitian ini dikategorisasikan dalam 5 kategori. Tujuan dari kategorisasi yaitu untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum. Berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2001).

Tabel 14. Norma kategorisasi skor

Skor Kategorisasi X ≤µ + 1,5 σ Sangat tinggi µ + 0,5 σ≤ X < µ + 1,5 σ Tinggi µ – 0,5 σ≤ X < µ + 1,5 σ Sedang µ – 1,5 σ≤ X < µ – 1,5 σ Rendah X ≤µ – 1,5 σ Sangat rendah

Ket : µ, melambangkan mean teoritis. σ, melambangkan standar deviasi.

Berdasarkan skala konformitas terdapat 48 aitem yang digunakan. Didapatkan skor maksimal 192 (48 dikalikan 4 untuk skor jawaban sangat setuju). Skor minimal 48 (48 dikalikan 1 untuk skor jawaban sangat tidak setuju). Mean teoritis sebesar 120 (skor max. 192 + skor min. 48 dibagi 2). Standar deviasi teoritis 24 (skor max. 192 - skor min. 48 dibagi 6).

Tabel 15. Kategorisasi Skor Konformitas dan Konsep diri

Frekuensi

Kategorisasi Konformitas Konsep diri

Konformitas Konsep diri

Sangat tinggi X ≤ 156 X ≤ 163 - 7

Tinggi 132 ≤ X < 156 138 ≤ X <163 5 18

Sedang 108 ≤ X < 132 113 ≤ X < 138 32 24

Rendah 84 ≤ X < 108 88 ≤ X < 113 13 1

Sangat rendah X < 84 X < 88 - -

Berdasarkan kategori skor konformitas di atas, dapat diketahui bahwa 32 subjek dengan kategori skor sedang merupakan kategori skor yang paling besar. Sedangkan untuk kategori skor konsep diri, dapat diketahui bahwa 24 subjek dengan kategori skor sedang dari total subjek penelitian

3. UjiHipotesis

Setelah mengetahui bahwa data penelitian didistribusikan normal dan berkorelasi linear, maka dapat dilakukan uji koefisien korelasi Product Moment. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara konformitas dan konsep diri. Teknik uji hipotesis ini dilakukan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan program SPSS for Windows versi 13.0.

Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis

Hubungan r r2 p

Konformitas*konsep diri -0,544 0,295 0.000

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar -0,544 dengan probabilitas 0,000 yang berarti bahwa kedua variabel memiliki hubungan negatif yang signifikan karena nilai p<0,01. Maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara konformitas dan konsep diri diterima.

D. Pembahasan

Analisis data yang telah dilakukan menggunakan perhitungan Pearson Product Moment mendapatkan hasil korelasi -0,544 dengan probabilitas 0,000 (p< 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara konformitas dengan konsep diri. Semakin tinggi sikap konformis remaja pada kelompoknya, konsep dirinya semakin rendah. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai variabel konformitas remaja, konsep diri semakin tingi. Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan menunjukkan bahwa konsep diri pada remaja yang bergaya Harajuku berada dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari nilai mean empiris yang lebih besar dari mean teoritis (140,46 >125,00). Namun, perlu diingat konsep diri pada remaja ini bersifat umum sedangkan konformitas remaja mengarah pada kelompok.

Menurut hasil pengamatan, perilaku konformitas pada remaja yang mempunyai gaya Harajuku hanya bersifat public. Sifat public conformity ini

didukung oleh penelitian Dewi (2008) yang menyatakan bahwa konformitas dalam berbusana gaya Harajuku di Indonesia sebenarnya tidak terlalu menggambarkan apa-apa hanya sekedar mengadopsi gaya untuk penampilan.

50

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara konformitas dan konsep diri pada remaja yang bergaya Harajuku. Berarti, semakin tinggi nilai variabel konformitas pada kelompoknya, akan diikuti penurunan nilai konsep diri. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman dan hasil penelitian disarankan hal-hal berikut : 1. Bagi subjek penelitian :

Berdasarkan hasil pengamatan perilaku, konformitas pada remaja yang bergaya Harajuku masih bersifat public conformity (perubahan perilaku luar). Disarankan remaja bergaya Harajuku untuk mengekspresikan diri secara total jika memang ingin benar-benar menjadi Harajuku sejati.

2. Bagi peneliti selanjutnya :

Dalam alat penelitian ini terdapat beberapa aitem yang ambigu (aitem no. 1 pada skala konsep diri penelitian). Aitem yang ambigu dapat mengakibatkan subjek penelitian tidak mengerti maksud aitem. Oleh karena itu peneliti

selanjutnya disarankan agar dalam pembuatan aitem menggunakan kalimat yang jelas dan tidak bersifat ambigu.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, V. L. (1965). Situasional Factors In Conformity. In L. Berkowitz (Ed.),

Advances In Experimental Social Psychology, 2, 133-175.

Anonim. 2006. Spirit Baru Kepribadian. Diambil dari http://www.tribun-batam.com/index.php.

Aoki, Shoichi. (2006, Desember). The word from the street. JAPAN PLUS, 4(8), 18-21.

Aprianti, Y dan Dhaniati. L. (2006). Gaya Jepang Anak Muda Bandung. Diambil dari; http://6420371.11/ Kompas-cetak/0604/16/urban/2436441.html.

Asch, S. E. (1956). Studies of Independence and Conformity : A Minority of One Against Unanimous Majority. Psychology Monographs, 70 (whole No. 416).

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, Robert A dan Donn Byrne. (1997). Social Psychology. Boston: Allyin & Bacan.

____________________________. (2005). Psikologi Sosial (edisi ke-10). Jakarta: Erlangga.

Berk, L. E. (1993). Infants, Children, and Adolescence. Needham Heights. MA: Allyn & Bacan.

Brehm and Kassin. (1990). Social Psychology. (2nd ed.). Boston: Houghton Miffin Company.

Brown, S. L. (1998). Association Between Peer Think Driving, Peer Attitudes Toward Drink Driving, and Personal Drink Driving. Journal of Applied Social Psychology, 28, 423-436.

Burn, R. (1979). Theory, Measurement, Development & Behaviour. London: Longman Group, UK Ltd.

Calhoun, J. F & Acocella, J. R. (1990). Psychology of Adjusment & Human Relation ships. (3rd ed) New York: Mc.Graw-Hill Publishing Company.

Chujo, Shohei. (2007, Maret). Special Future, Manga Mania. JAPAN PLUS,

4(11), 9-21.

Cialdini, R. B., Kallgren, C. A., & Reno, R. R. (1991). A Focus Theory of Normative Conduct. Advances in Experimental Social Psychology, 24, 201-234.

Crandall, C. S. (1988). Social Contagion Binge Eating.

Dasgupta, N., Banji, M.R., & Abelson, R. P. (1999). Group entiativity and Group Perception: Association Between Physical Features and Psychological Judgement. Journal of Personality and Social Psychology, 75, 991-1005.

Dayakisni & Yuniardi. (2004). Psikologi Lintas Budaya (1st ed.). Jakarta: UMM Press.

Deaux, K. Dane. F.C. Wrightsman, L.S & Sigelman, C.K. (1993). Social Psychology In The 90’s (6th Ed.) Pasicific Grove: C.A. Brooks / Cole Publishing Company.

De Montmollin, G. (1977). L’influence sociale, Phénomènes, Factors et Theoriés. Paris: Presses Universitaries de France.

Deutsch, M., & Gerard, H. B. (1955). A Study of Normative and Informational Social Influences Upon Individual Judgement. Journal of Abnormal and Social Psychology.

Dewi, N. (2008, Februari 13). Hubungan Antara Konformitas Kelompok dengan

Presentasi Diri Gaya Harajuku. Diambil dari

http://bundoetoey.multiply.com/journal/item/23. tanggal 7 April 2009.

Ellis, A. (1958). “ Rational Psychotherapy”. Journal of General Psychology, 59.

Fitts, W. (1971). The Self Concept & Behavior, Overview & Supplement. California: Research Monography.

_______________. (1996). Tennese Self-Concept Scale, TSCS : 2 manual 2nd. California: Western.

Fuhrmann, B. S. (1999). Adolescence Adolescents. (5th ed). Glenview Ilinois: Scoy & Foresman Inc.

Gerard, H. B., Wilhelmy, R. A., & Conolley, E. S. (1968). Conformity and Group Size. Journal of Personality and Social Psychology, 8, 79-82.

Hadi, S. (1991). Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, S. (1997). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Hewstone, W. dkk. (1996). Introduction to Social Psychology. San Fransisco: Blackwen Publishing Ltd.

Kallgren, C. A., Reno, R. R., & Cialdini, R. B. (2000). A Focus Theory of Normative Conduct: When Norms Do and Do Not Affect Behavior.

Personality and Social Psychology Bulletin, 26, 1002-1012.

Kellman, H. C. (1958). Compliance, Identification and The Internalization: Three Process of Opinion Change. Journal of Conflict Resolution, 2, 51-60.

Kurniawati Endri. dkk. (2008, Februari 10). Terpikat Dewi Matahari. TEMPO, hh. 4, 5.

Klopf, D. W. (1985). Introduction in Groups, Theory & Practice (2nd .ed). Englewood: Morton Publishing Company.

Latané & L’ Herrou, T.(1996). Spatial Clustering in The Conformity Game: Dynamic Social Impact in Electronic Groups. Journal of Personality, 70, 1218-1230.

Lauster, P. (1990). Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.

Lickel, B. et al. (2000). Varieties of Groups and The Perception of Group Entiativity. Journal of Personality and Social Psychology, 78, 223-246.

Magill, F. N. (ed). (1996). International Encyclopedia Of Psychology (vol. 2). London: Fitztroy Dearbom Publisher.

Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Mead, G. H. (1934). Mind, Srlf, and Society: From The Stanpoint of A Social Behaviorist. Chicago: University of Chicago Press.

Megumi-minori. (2006). Harajuku-Aoyama, Refleksi Budaya Anak Muda Jepang.

Diambil dari (http://www.megumi-minori.com/index.php).

Moscovici, S. (1980). Toward A Theory of Conversion Behavior. In L. Berkowitz (Ed.), Advances In Experimental Social Psychology, 6, 149-202.

Moustakas, C. E. (1974). Finding Yourself, Finding Others. Englewood Cliffs, New York: Prentice-Hall.

Nakamura, Mayumi. (2007, Maret). Dressed For Action. JAPAN PLUS,

4 (11), ix-x.

Natalia, J & Pramadi, A. (1997). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecemasan Menghadapi Masa Depan dengan Penyesuaian Anak-anak Madura. Anima, 46, hal 147-149.

Paul, C. (1993). Mengapa Rendah Diri?. Yogyakarta: Kanisius.

Piaget, J. (1954). The Construction of Reliality in The Child. New York: Basic Books.

Rais, J. (1995). Konsep Diri Remaja. Dalam S.D Gunarsa & Y.S.D. Gunarsa (ed).

Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (hal. 236-248).

Rakhmat, J. (1996). Psikologi Komunikasi. Bandung: Tunas Karya. Rogers, C. R. (1951). Client-Centered Therapy. Boston: Hougton Miffin. Santrock, J. W. (1998). Adolescence (edisi ke-7). New York: McGraw-Hill. ___________. (2002). Life-Span Development : Perkembangan masa hidup (Jilid

II, edisi 5th ) Alih bahasa : Achmad Chusairi & Juda Damansik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sari, B. S. (2008). Kajian Visual Harajuku Style Ditinjau Melalui Unsur-unsur Fashion ( Studi kasus Jakarta-Bandung). Tesis tidak diterbitkan. Fakultas Seni Rupa dan Design, Institut Teknologi Bandung.

Sears, D. dkk. (2008). Psikologi Sosial Jilid II. Alih Bahasa: Michael Andrianto. Jakarta: Erlangga.

Smith E. E. et al. (2003). Atkinson & Hilgard’s Introduction to Psychology (14th ed.). Singapore : Thomson Asia Pte. Ltd.

Synder, C. R., & Fromkin, H.L. (1979). Uniquenes: The Human Pursuit of Difference. New York: Plenum.

Trihendradi. C. (2005). SPSS 13: Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.

Widyastuti, V. (2002). Hubungan Antara Konformitas Terhadap Kelompok Sebaya dengan Kepercayaan Diri Remaja Anggota Clique. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada.

Worchel, S & Cooper, J. (1983). Understanding Social Psychology (3th .ed). New York: The Dorsey Press.

Wright, M. R. (1989). Body Image Satisfaction in Adolescent Girls and Boys.

Journal of Youth and Adolescence, 18, 71-84.

Zebua, S. A & Nurdjayadi, D. R (2001). Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri, PHRONESIS 3(6), 72-81.

Lampiran A

a. SKALA KONFORMITAS

b. SKALA KONSEP DIRI

SEBELUM UJI COBA

SALAM SEJAHTERA

Teman-teman yang saya hormati, perkenankan saya meminta waktu dan kesediaan teman-teman semua untuk mengisi skala pada lembar yang telah tersedia. Kesediaan teman-teman akan sangat berarti bagi saya untuk menyelesaikan penelitian tugas akhir akademik yang saya kerjakan.

Dokumen terkait