• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Macam – macam Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan unutuk menetukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sebagai alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitaif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mm, dan akan meghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm.

Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial antara lain:

1. Skala Likert 2. Skala Guttman 3. Rating Scale

4. Semantic Deferensial

Keempat skala ini dapat dapat digunakan dalam pengukuran dan akan mendapatkan data interval dan rasio.

1. Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

2. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”.

Contoh: bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan diperusahaan ini?

a. Setuju b. Tidak setuju

Skala guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1 dan jawaban terendah nol.

3. Semantic Deferensial

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ataupun cheklist, tertapi tersusun dari sati garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak dibagian kiri atas atau sebaliknya.

4. Rating Scale

Dari ketiga skala pengukuran yang telah dikembangkan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

B. INSTRUMEN PENELITIAN

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik, biasanya dinamakan dengan instrumen penelitian

Instrumen yang biasa digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter, suhu adalah thermometer, panjang adalah mistar. Walaupun instrumen-instrumen tersebut sudah ada namun sulit untuk dicari. Untuk itu maka peneliti-peniliti dalam bidang sosial instrumen penelitian yang sering digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan reabilitasnya.

Dalam hal ini ada tiga instrumen yang perlu dibuat, yaitu: 1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan

2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja

3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Sebagai contoh misalnya: rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang sering dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaan misalnya: 1) berapa jumlah rumah, 2)dimana letak rumah, 3)berapa luas masing-masing rumah, 4)bagaimana kualitas bagunan rumah dan sebagainya.

Untuk bisa mendapatkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya.

Moorhead (1986) mengemukakan indikator birokrasi yang ideal menurut Max Weber, indikator (prinsip) pengorganisasian menurut Fayol, dan indikator performance kerja (kinerja) adalah sebagai berikut:

1. Indikator Birokrasi yang ideal menurut Weber a. Rules dan Procedure

b. Division of labor c. Hierarchy of authority d. Technical competence e. Separation of ownership

f. Right and property of the position g. Documentation

2. Indikator Pengorganisasian (prinsip organisasi) menurut Fayol a. Division of work

b. Authority and Responsibility c. Discipline

d. Unity of command e. Unity of direction

f. Subordination of individual interest to general interest g. Remuneration of personnel h. Centralization i. Scalar chain j. Order 3. Indikator Performance a. Quantity b. Quality c. Teamwork d. Innovation e. Independence

Osborne dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Government” How The Entrepreneurial Spirit Is Transforming The Public Sector, yang diterjemahkan kedalam bahasa indonesia menjadi “Mewirausahkan Birokrasi” megemukakan 10 prinsip yang dapat dijadikan sebagai indikator pemerintah wirausaha.

1. Pemerintahan Katalis: mengarahkan ketimbang mengayuh (Catalytic Government: Steering rather than rowing)

2. Pemerintahan Milik Masyarakat: memberi wewenang ketimbang melayani (Community-owned government: empowering rather than serving)

3. Pemerintahan yang kompetitif: menyuntikkan persaingan kedalam pemberian pelayanan (Competitive government: injecting competition in to service delivery)

4. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan (mission driven government: transferring rule-driven organization)

5. Pemerintahan yang berorientasi hasil: membiayai hasil, bukan masukkan (result oriented government: funding outcome, not input)

6. Pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi: (customer-driven government: meeting the needs of the customer, not bureaucracy)

7. Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang membelanjakan (enterprising government: earning rather than spending)

8. Pemerintahan antisipatif: mencegah dari pada mengobati (anticipatory government: prevention rather than cure)

9. Pemerintahan berorientasi pasar: mendongkrak perubahan melalui pasar (market-oriented government: leveraging change throught out the market)

10. Mengumpulkan semua jadi satu (put it all together)

Bapenas merumuskan indikator good public governance (tata perubahan yang baik) di indonesia menjadi 14 yaitu:

1. Berwawasan kedepan (visi strategis) 2. Terbuka (transparan)

3. Cepat tanggap (responsif)

4. Bertanggungjawab/bertanggunggugat (akuntabel) 5. Profesional dan kompeten

7. Desentralistis 8. Demokratis

9. Mendorong partisipasi masyarakat

10. Mendorong kemitraan dengan swasta dan msyarakat 11. Menjunjung tinggi supremasi hukum

12. Berkomitmen pada pengurangan kesenjangan 13. Berkomitmen pada tuntutan pasar

14. Berkomitmen pada lingkungan hidup

Robert M. Ranfl (1982) mengemukakan indikator manajemen yang efektif dilihat dari variabel planning, organizing dan staffing, directing, control, comunication, space and facilities adalah sebagai berikut:

1. Planning

a. Develop realistic, time phase plans for long, medium and short time. b. Analyze risk and provide for contingencies.

c. Produce valid and timely proposals and accurate cost estimate. d. Forecast funding and manpower requirement accurately. 2. Organizing and sataffing

a. Establish clear definition of function, authority, and accountability. b. Select the most qualified personals to fill its needs.

c. Assign personels so as to best utilies their capabilities and potential. d. Assess its strengths and weakness and promptly correct deficiency

correct 3. Directing

a. Maintain high performance standard.

b. Stress people-oriented leadership and the importance of personal example.

c. Delegate work effectively, encouraging maximun employee involvement and responsibility.

d. Recognize achievement and distribute reward equitably. e. Encourage employee development and growth.

4. Control

a. Monitor operasional progress and promptly correct deficiencies.

b. Control expenditure as required to assure achievment of profil objective.

c. Adhere to schedule

d. Assess its productivity and continually strive it improve it. D. Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang Dikembangkan Judul Penelitian:

GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN SERTA PENGARUHNYA