• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Potensi Dan Tantangan Pengembangan SPAM

7) Skema Kebijakan Pendanaaan

a) Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

Kegiatan SPAM Air

Baku Unit Produksi

Trasmisi dan Distribusi (SR dan HU)

KOTA APBN APBD, PDAM, KPS,

(APBN)

APBN, PDAM, KPS, APBN (MBR)

IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa dengan air baku mudah (Pamsimas)

APBN APBN, APBD,

Masyarakat

PAMSIMAS (APBN : 70%, APBD : 10%, dan Masyarakat : 20%.)

b) Pendekatan Pembiayaan APBN

1. Non Cost-Recovery

 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan;

 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi kawasan-kawasan tertinggal (kawasan-kawasan kumuh, kawasan-kawasan nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran;

 Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air) melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat, pembangunan modal sosial, capacitu building bagi masyarakat, serta pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat; dan

 pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong melalui DAK.

2. Cost recovery

 Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan

 Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM, serta KPS.

c) Alternatif Pola Pembiayaan

 Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan rumah (SR). Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;

 Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tarif minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);

 Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial melalui pihak ke tiga (kontraktor/supplier) dan dibayar dengan angsuran dari pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih). Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur sesuai dengan perjanjian;

 Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kabupaten/kota yang memiliki pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah;

 Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;

 CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

7.3.3.Usulan Kebutuhan Program

Berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan SPAM yang dijabarkan setiap tahunnya. Disajikan pada lampiran Matriks RPIJM 2015-2019.

7.4. Sektor Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan PLP, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang kebijakan, pengaturan, perencanaan, pembinaan,

pengawasan, pengembangan dan standardisasi teknis di bidang air limbah, drainase dan persampahan permukiman.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 656, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menyelenggarakan fungsi :

 Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air limbah, drainase dan persampahan;

 pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan air limbah, drainase dan persampahan termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

 pembinaan investasi di bidang air limbah dan persampahan;

 penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah, drainase dan persampahan; dan

 pelaksanaan tata usaha direktorat.

7.4.1.Kondisi Eksisting

A.Pengelolaan Air Limbah

1) Kondisi Sistem Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

Berdasarkan hasil identifikasi Pemerintah Pusat maupun Daerah di Kota Denpasar dan kawasan – kawasan wisata sekitarnya yaitu Sanur dan Kuta di wilayah Kabupaten Badung telah terjadi pencemaran terutama pada sungai, laut (pantai), dan sumur penduduk, yang diakibatkan oleh air limbah. Hal tersebut diatas akan sangat mengganggu lingkungan dan kualitas hidup masyarakat Kota Denpasar dan sekitarnya. Upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan ini sangat penting dilakukan agar kesejahteraan masyarakat Kota Denpasar dan sekitarnya semakin meningkat.

Disamping itu mengingat Bali, terutama Kota Denpasar serta Kabupaten Badung merupakan pintu gerbang wisata internasional, maka peningkatan kualitas lingkungan didaerah tersebut harus diupayakan agar citra Bali didunia internasional tetap baik. Perkembangan penduduk Kota Denpasar semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk yang semakin meningkat khususnya yang disebabkan oleh migrasi penduduk akan memberikan tekanan yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan Kota Denpasar. Demikian pula dengan pencemaran lingkungan oleh air limbah sangat signifikan ditentukan oleh tingginya pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar. Peningkatan jumlah penduduk tersebut belum diimbangi dengan usaha peningkatan kualitas lingkungan sehingga terjadi terus penurunan kualitas lingkungan, hunian sungai, dan pantai.

Sampai saat ini upaya pelestarian lingkungan melalui penanganan pembuangan Air Limbah sudah dilakukan. Walaupun demikian masih banyak dijumpai pembuangan air limbah secara sembarangan di Kota Denpasar. Pembuangan limbah WC melalui septic tank dan sumur resapan (kondisi yang ada) dapat menimbulkan pencemaran air tanah/air sumur dimana sebagian penduduk masih menggunakannya. Terkait dengan ini maka kondisi yang ada di Kota Denpasar dapat dilihat sebagai berikut :

 56% menggunakan WC dan septic tank

 42% melalui WC dan leaching pit

 Sisanya 2% tidak mempunyai fasilitas

Pembuangan air bekas mandi, cuci dan dapur kesaluran sungai dan pantai, seperti yang ada ini akan mengakibatkan: kesehatan lingkungan menurun; lingkungan terlihat kotor; air sungai terpolusi; pantai menjadi kotor. Kalau dilihat lebih jauh pembuangan air limbah di Kota Denpasar dijelaskan sebagai berikut :

 62% dibuang kesaluran/kali

 26% dibuang melalui septic tank/leaching pit

 12% dibuang kehalaman

Sedangkan untuk industri pariwisata pembuangan air limbahnya dapat dilihat bahwa 30 – 40% hotel berbintang dan 10% hotel Melati yang mempunyai STP (Sewage Treatment Plant), sedangkan sisanya masih menggunakan septic tank. Mengingat Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) di Suwung kapasitasnya masih terbatas sehingga sebagian dialihkan ke IPAL BTDC. Bila dilihat lebih lanjut kondisi lingkungan hasil penelitian Tahun 1997 Kualitas air (sungai, air tanah dan laut) dibagian selatan dan pusat Kota Denpasar semakin menurun.

 Nilai pencemaran air sungai telah mencapai 47 mg BOD/ltr

 71% sumur penduduk ditempat pengujian tercemar bakteri

 Air laut dipantai Kuta, Tanjung Benoa, Sanur dan Nusa Dua tercemar hingga mencapai nilai 3,7 mg BOD/ltr

Dikhawatirkan akibat pencemaran air tersebut akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Hal ini juga menunjukkan kondisi perairan (sungai dan pantai) yang kotor dan tidak sehat. Obyek wisata pantai yang merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan Bali dan Denpasar khususnya, menjadi tidak menarik.

 Preliminary studi & DED PS AL Kws yang Tidak Terlayani DSDP di Denpasar dan Sekitarnya

 DED Sambungan Air Limbah Denpasar&Sanur

 Denpasar Sewerage Development Project II Package ICB-1 (Multi Years)

 Studi Evaluasi Prasarana dan Sarana Drainase Badung Denpasar

 Pengadaan dan Pemasangan Pompa, Panel, Screen Air Limbah

 DED Jaringan Air Limbah dan Sambungan Pelayanan di Pedungan

 DED Jaringan Air Limbah dan Sambungan Pelayanan di Pemogan

 DED Jaringan Air Limbah dan Sambungan Pelayanan di Denpasar

 Pembangunan air limbah Kota Denpasar Tahap I (Jaringan AL Pedungan)

 Pengadaan Peralatan O&M dan CCTV Air Limbah DSDP

2) Lingkup Pengelolaan Air Limbah

Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan pengolahan.

Pengolahan air limbah permukiman di Indonesia ditangani melalui dua sistem yaitu sistem setempat (onsite) ataupun melalui sistem terpusat (offsite). Sanitasi sistem setempat (onsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual sedangkan sanitasi sistem terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah rumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

3) Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman

Isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Provinsi Bali dan Kota Denpasar antara lain:

 sistem pembuangan air limbah setempat secara individual terutama pada kawasan permukiman yang letaknya tersebar di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan;

 sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat pada kawasan perkotaan yang padat kegiatan dan kawasan- kawasan pariwisata;

 sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman padat perkotaan yang tidak terlayani sistem jaringan air limbah terpusat dan/atau komunal kota dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas).

 pendayagunaan dan pemeliharaan sistem prasarana pembuangan air limbah perpipaan terpusat yang telah dibangun.

 Pengembangan baru sistem prasarana pembuangan air limbah perpipaan terpusat untuk melayani kawasan perkotaan fungsi PKN dan PKL, pusat-pusat kawasan pariwisata dan pusat kegiatan lainnya.

 Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan

 Keterpaduan sistem pengelolaan air limbah dan sistem pengelolaan drainase.

4) Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan air limbah sebagai air buangan aktivitas rumah tangga dan kegiatan lainnya pada saat ini masih hanya merupakan kegiatan pengumpulan dari sumber-sumbernya untuk kemudian menyatu pada drainase umum, sehingga berpotensi menimbulkan timbulan yang besar dan kebutuhan prasarana pengolahan yang besar pula. Padahal sebagai sisa air sebuah aktivitas tertentu, kualitas air yang bersangkutan masih berpotensi untuk dimanfaatkan ulang melalui metode pemanfaatan langsung maupun daur ulang. Pemanfaatan teknologi sederhana berupa septic tank pada skala rumah tangga sudah ditemukan penerapannya, termasuk perlakuan yang lebih spesifik oleh kegiatan usaha (restoran, hotel, dan industri lainnya), sehingga mengurangi volume limbah yang masuk ke perairan umum, serta dengan kualitas yang lebih baik.

Pada skala lingkungan atau kolektif, introduksi pengelolaan sanitasi lingkungan (Program Sanimas) yang melayani 150-an rumah tangga telah diperkenalkan oleh lembaga non pemerintahan di Banjar Pekandelan, Banjar Balun, serta menyusul di Tegal Kerta. Pengelolaan limbah kolektif dengan instalasi sederhana yang dioperasikan sendiri oleh masyarakat dengan bantuan teknis dan pembiayaan dari LSM dan pemerintah telah berhasil meningkatkan kualitas air limbah yang masuk ke saluran drainase lokal.

Prasarana pengolahan air limbah pada skala regional berupa DSDP telah direncanakan untuk melayani kawasan Denpasar, Sanur dan Kuta di Kabupaten Badung dengan jumlah sambungan rumah yang dilayani 5.326 RT di Denpasar dan 1.821 RT di Sanur. Namun sebagaimana direncanakan proses penyambungannya secara langsung kepada inlet-inlet rumah tangga atau sumber-sumber timbulan lainnya baru akan dimulai pada akhir tahun 2006 hingga 2008. Artinya, meskipun jaringan primernya sudah akan selesai pada tahun 2007, namun bekerjanya sistem jaringan air limbah perkotaan ini secara maksimal pada kawasan yang dilayani baru terjadi pada tahun 2009. Penyediaan prasarana berskala regional ini harus sejalan dengan upaya mengurangi potensi timbulan air limbah dengan menerapkan konsep Tiga R (Re-cycle, Re-use, dan Re-duce) mulai dari tingkat rumah tangga hingga sumber-sumber timbulan lainnya yang bersifat primer. Dengan demikian, pada dimensi waktu yang lebih panjang, volume timbulan air limbah dapat dikurangi, yang serta merta sejalan dengan kebutuhan prasarana pengelolaan air limbah kawasan dapat dikurangi. Strategi pengembangan prasarana air limbah harus ditingkatkan pada skala rumah tangga dan sumber-sumber timbulan lainnya secara individual atau kolektif dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia.

Pada dasarnya air limbah terdiri dari 2 bentuk yaitu air kotor (Grey Water) dan limbah manusia (Black Water). Grey Water yaitu limbah manusia dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari sisa kegiatan pemakaian air domestik, seperti air bekas mandi, mencuci dan sebagainya. Sedangkan Black Water yaitu buangan limbah padat yang berasal dari kotoran manusia.

Untuk memperkiraan volume air limbah Grey Water dihitung sebesar 80% dari pemakaian air bersih. Sedangkan air limbah yang berupa lumpur tinja (Black Water) dihitung dengan assumsi tiap orang menghasilkan 40 liter dalam setahunnya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka produksi air limbah di Kota Denpasar sampai tahun 2030 dapat dihitung seperti dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 7. 11 Proyeksi Produksi Air Limbah Kota Denpasar Sampai Tahun 2030

Sumber : Hasil Perhitungan Tim Penyusun RTRW Kota Denpasar, 2006

Prioritas pembangunan dan pengelolaan air limbah Kota Denpasar adalah:

1. Pengembangan prasarana dan sarana sistem air limbah terpusat (off-site) skala kota maupun komunal.

2. Peningkatan pengelolaan sistem air limbah setempat (on-site). 3. Penanganan air limbah berbasis masyarakat tanpa subsidi.

KOTA Tahun Produksi Denpasar Denpasar Denpasar Denpasar DENPASAR

Utara Timur Barat Selatan

2006 Air Bersih (M3/Hr) 28,093.64 22,382.39 34,221.41 33,460.88 118,158.33 Grey Water (M3/Hr) 22,474.91 17,905.91 27,377.13 26,768.71 94,526.67 Black Water (M3/Thn) 15,271.60 12,166.99 18,602.64 18,189.22 64,230.45 2010 Air Bersih (M3/Hr) 31,034.33 23,981.34 36,738.24 35,851.25 127,605.17 Grey Water (M3/Hr) 24,827.47 19,185.07 29,390.60 28,681.00 102,084.14 Black Water (M3/Thn) 17,295.28 13,263.00 20,328.26 19,827.71 70,714.25 2015 Air Bersih (M3/Hr) 35,146.77 26,141.60 40,146.16 39,080.76 140,515.28 Grey Water (M3/Hr) 28,117.42 20,913.28 32,116.93 31,264.61 112,412.23 Black Water (M3/Thn) 19,487.77 14,423.64 22,150.66 21,562.82 77,624.89 2020 Air Bersih (M3/Hr) 38,049.57 28,161.92 43,248.81 42,101.08 151,561.39 Grey Water (M3/Hr) 30,439.66 22,529.54 34,599.05 33,680.86 121,249.11 Black Water (M3/Thn) 20,890.45 15,461.81 23,745.00 23,114.86 83,212.11 2025 Air Bersih (M3/Hr) 39,990.48 29,598.47 45,454.94 44,248.66 159,292.54 Grey Water (M3/Hr) 31,992.39 23,678.77 36,363.95 35,398.92 127,434.03 Black Water (M3/Thn) 21,956.07 16,250.52 24,956.23 24,293.95 87,456.76 2030 Air Bersih (M3/Hr) 42,030.40 31,108.28 47,773.60 46,505.78 167,418.06 Grey Water (M3/Hr) 33,624.32 24,886.63 38,218.88 37,204.62 133,934.45 Black Water (M3/Thn) 22,621.36 16,742.92 25,712.43 25,030.08 90,106.79 Kecamatan

Gambar 7. 1 Peta Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Air Limbah Sumber : RTRW Kota Denpasar 2011-2031

Dokumen terkait