• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagan 1.1 Skema Pelaksanaan Siklus PTK

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga tahun 2017/2018.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2018. Adapun rinciannya dapat dilihat dalam tabel beriku:

19

Tabel: 1.1 Waktu Penelitian

No Deskripsi Febuari Maret April

1. Penyusunan proposal penelitian  2. Penyusunan landasan teori  3. Persiapan penelitian  4. Pelaksanaan penelitian  5. Analisis data  6. Penyusunan skripsi  3. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga. Dengan jumlah siswa 17 siswa yang terdiri dari laki- laki sebanyak 13 orang dan perempuan sebanyak 4 orang.

Tabel: 1.2

Daftar siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga

No Nama Jenis Kelamin

1. Ahmad R Laki-laki

2. Afrizal Indana Laki-laki

3. Dhamar wicaksono Perempuan

4. Kunia Ayu Santika Laki-laki

5. M.Andika Rahman Laki-laki

6. Muh Rayhan Sidiq Laki-laki

7. Raras Tauhid R Laki-laki

8. Reno Putra Prakoso Laki-laki

9. Salma Nurcahyani Perempuan

10. Septa Ari Wibowo Laki-laki

20

12. Yusuf Laki-laki

13. Dika Indrawan Laki-laki

14. Adrian Pratama Putra Laki-laki

15. Hanni Aulia Najwa Perempuan

16. Ahmad Amrul Ikhsan Laki-laki

17. Muhammad Khoirul U Laki-laki

5.Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan ( Planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto 2010) langkahnya adalah sebagai berikut:

1.Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan media audio-visual dan metode snowball throwing.

2.Mempersiapkan sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

3.Mempersiapkan soal mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

pekalsanaan tindakan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat, yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto:2010). Adapun pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari apa yang telah direncanakan dalam seperangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu mengunakan media audio-visual dan metode

21

pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup.

2. Memberikan motivasi

3. Menyajikan materi pembelajaran melalui media audio-visual dan metode snowball throwing.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 5. Memberikan penguatan dan kesimpulan.

6. Melakukan pengamatan. 7. Pengamatan (Observasi)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan bantuan kolaborator. pengamatan dilakukan oleh kolaborator dengan mengamati perhatian siswa,keaktifan,kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses pembelajaran.

22

Tabel: 1.3

Format Lembar Observasi terhadap Guru

Nama Guru : Mata pelajaran : Pokok Materi : Kelas/Semester : No Keterangan Skor 3 2 1

1. Persiapan guru dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP

b. Menyiapkan absensi c. Memeriksa kesiapan siswa

d. Menyiapkan lembar

observasi

e. Penguasaan materi

2. Kemampuan guru dalam

penguasaan kelas

a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya

b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

c. Memicu keaktifan siswa

d. Mampu membuat ice-

breaking yang

menyenangkan

e. Mampu memotivasi siswa

3. Kemampuan guru dalam

apresiasi

a. Mendeskripsikan awal

pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari b. Memotivasi siswa

23

Keterangan Tabel: KriteriaPenilaian :

Skor 1 : Cukup Sangat Baik : 85- 100

Skor 2 : Baik Baik : 70 - 84

Skor 3 : Sangat Baik Cukup : 50 -69

Kurang : 0 -49 c. Menarik perhatian siswa

d. Mampu mengajak siswa berfikir kritis

4. Ketepatan guru menggunakan

media

a. Guru paham mengenai media audio-visual dan metode snowball throwing

b. guru mampu menggunakan media audio-visual dan metode snowball throwing

c. guru dapat memanfaatkan media audio-visual dan metodesnowball throwing

dengan baik

d. guru dapat

mengembangkan media

audio-visual dan

metodesnowball throwing sesuai kebutuhan

5. Kemampuan guru dalam

menutup pelajaran a. kesimpulan

b. melakukan evaluasi c. memberikan tindak lanjut d. memberikan motivasi e. salam penutup

Jumlah Nilai Kategori

24

Refleksi (Reflection)

Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran dikelas.

Penelitian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi apakah model pembelajaran dengan pembelajaran suara dan gambar yang digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang signifikan.Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada siklus II, dan apabila dalam siklus II belum mencapai indikator yang diharapkan maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan. 6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi

Merupakan kegiatan pengamatan(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan ini yang diobservasikan secara langsung adalah observasi kegiatan guru dalam mengelola kelas,observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar IPS dengan media audio-visual dan metodesnowball throwing.

25

Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi.Hal ini dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus tersebut yang kemudian akan direflesikan pada siklus berikutnya.

b. Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebelum dan setelah melakukan penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah pre test dan

post test. pretest adalah evaluasi sebelum penyajian materi dan post

test adalah evaluasi setelah penyajian materi mengunakan pembelajaran media audio-visual dan metode snowball throwing. soal pre-test terdiri dari sepuluh soal pilihan ganda dan soal posttest terdiri dari sepuluh soal berupa lima soal isian dan lima soal uraian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berupa angket siswa, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa,alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang dianggap penting.

26

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk menjamin keterlaksanaan pembelajaran dengan media audio-visual dan metode snowball

throwing. Lembar observasi adalah lembar penilalaian untuk melalui

aktifitas belajar siswa dan performance guru dalam mengajar. b. Lembar soal ujian atau tes

Tes adalah alat ukur atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.Tes yang digunakan dalam penilaian ini adalah tes tertulis yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual dan metode snowball

throwing.

c. Angket

Angket digunakan oleh peneliti untuk mencari informasi yang lengkap mengenai masalah yang akan diteliti yang dalam hal ini adalah respon pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan metode permainan snowball

27

8. Analisis data

Analisis Data pada dasarnya adalah supaya memilih, mnemilah, membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab dua hal pokok; (a) tema apa yang dapat Anda temukan pada data yang telah Anda kumpulkan dan (b) seberapa jauh data tersebut dapat mendukung tema penelitian ( Muslich,2012:91).

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumusan sebagai berikut:

d. Penilaian rata-rata kelas

rata kelas dicari dengan menggunakan rumus:

Penilaian rata-rata kelas dicari dengan menggunakan rumus:

M =

Keterangan:

M = Mean (nilai rata-rata)

∑ = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan setiap individu

Banyaknya individu

e. Penelitian Untuk Ketuntasan Belajar

Penilaian untuk ketuntasan belajar menggunakan rumus:

P = x 100%

P = Nilai dalam persen F = Frekuensi

28

C. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini,maka akan penulis paparkan Penilaian rata- rata sistematika penulisan sebagai berikut:

a. Bab I Berisi pendahuluan yang mencangkup: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

b. Bab II Landasan Teori, Kajian Teori, Kajian Pustaka

c. Bab III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan, mecakup: Deskripsi paparan per siklus meliputi, deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II,dan pembahasan.

e. Bab V Penutup, mecakup: Kesimpulan dan saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang diteliti.

29

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Yang membahas menuntut ilmu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

َِكَلَسِ ْيَهَّ ِ ْيِهٍِثْيَبِيِفٌِمَْْقَِعَوَتْجاِاَهَِّ،ِةٌََّجْلاِىَلِإِاًقيِرَطَِِِبََُِلُِاللهَِلََِّسِاًوْلِعَِِيِفُِسِوَتْلَيِاًقيِرَط اُِنُِْتَيِشَغَِّ،ُةٌَيِكَّسلاِِنِِْيَلَعِ ْثَلَزًَِ َّلَِّإِْنٌَُِْيَبًََُُِْسَراَدَتَيَِِّاللهِ َباَتِكِ َىُْلْتَيِِاللهِِتُْيُب َِو ْحَّرل ِ،ُِة ٍَُِدٌِْعِ ْيَويِفُِاللهُِنَُُرَكَذَِّ،ُِةَكِئ َلََوْلاُِنُِْتَّفَحَّ Artinya:„Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu masjid diantara masjid- masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat.”

30

1. Hakikat Pembelajaran IPS a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah hubungan antara manusia dengan masyarakat serta hubungan antara manusia di dalam masyarakat. Pada hakikat nya ialah kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem hidup masyarakat. Kajian ini dilakukan orang dalam bentuk pengajaran di sekolah untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga masyarakat yang baik berdasarkan nilai dan kaidah kemasyarakatan yang hidup dan berlaku (Simangunsong dan Zaenal Abidin, 1897: 26).

b. Karakteristik mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seprti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Rumusan ilmu pengetahuan sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan

interdisipliner.

c. Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi pembelajaran IPS menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa.

31

2. Mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan a. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

IPS merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip,proses yang mana dapat menumbuhkan sikap sosial siswa terhadap konsep-konsep IPS. Konsep IPS di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu,karena belum dipisahkan secara tersendiri,seperti mata pelajaran sosiologi,geografi,antropologi,sejarah.

Proses pembelajaran IPS di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih,1994).

a. Fungsi Mata Pelajaran IPS di MI

Fungsi mata pelajaran IPS di MI adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungan nya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

32

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah- masalah sosial.

3. Memotivasi siswa untuk bertindak berdasarkan moral. b. Tujuan Pembelajaran IPS di MI

Tujuan Pembelajaran IPS menurut Fenton (1967) adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. 2. Mengajar anak didik berkemampuan berfikir.

3. Agar anak dapat melanjutkan kebudayaan bangsanya.

Clark (1973) mengemukakan bahwa titik berat dalam pengajaran IPS adalah:

1. Perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya, serta manusia dengan kegiatan interaksi antar mereka 2. Anak-anak didik diinginkan agar dapat menjadi anggota yang produktif dan dapat memberikan andilnya dalam masyarakat yang bebas, mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong sesamanya dan dapat mengembangkan nilai-nilai dan ide-ide dari lingkungannya.

33

c. Ruang lingkup pembelajaran IPS di MI

Di Madrasah Ibtidaiyah akan mempelajari topik-topik IPS yang bersumber dari konsep-konsep ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya.untuk jenjang pendidikan di MI pengertian siswa tentang gejala-gejala sosial dan masalah sosial perlu dilakukan secara terpadu dalam wadah IPS. Dewasa ini pembelajaran IPS di MI diupayakan agar dilakukan secara terpadu.selain itu,perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai,baik ditinjau dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sutut lingkungan fisik dan psikis peserta didik.

d. Materi Perjuangan mempertahankan kemerdekaan

A. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui jalur konfrontasi Pada awalnya bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan pasukan

sekutu, namun setelah mengetahui bahwa NICA (Netherland Indies Civil

Administration pemerintahan peralihan Belanda) ikut dalam rombongan

sekutu, bangsa Indonesia curiga bahwa sekutu akan menegakkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia. Akibatnya,terjadi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui jalur konfrontasi yaitu dilakukan dengan perlawanan-perlawanan fisik diberbagai daerah seperti:

34

1. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya 2. Pertempuran Ambarawa

3. Pertempuran Medan Area 4. Bandung Lautan Api

5. Puputan Margarana 20 November 1946

B. Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda

Untuk menyelesaikan pertempuran melawan sekutu yang merebak ke berbagai daerah, maka diadakanlah perundingan-perundingan antara Indonesia dengan pihak Sekutu perundingan tersebut antara lain:

1. Perjanjian Linggarjati

Perjanjian linggarjati dilakukan tanggal 10 November 1946 di Linggarjati dekat Cirebon dalam perjanjian tersebut Indonesia diwakili oleh perdana menteri Sultan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Van Mook. Perundingan dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris. Beberapa Keputusan Linggarjati adalah:

a. Belanda mengakui secara defacto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura dan Sumatra.

b. RI dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.

c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia- Belanda dengan ratu Belanda sebagai ketua.

35

2. Agresi Militer Belanda I

Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda mengadakan aksi milier yang terkenal dengan agrasi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana Vital di Jawa dan Madura. Sehingga tujuan serangan ini bersifat ekonomis. Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan keamanan PBB. Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah menghentikan tembak menembak. Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang beranggotakan: Belgia, Australia dan Amerika Serikat.

3. Perjanjian Renville

Perundingan Renville diadakan di atas geladak kapal USS Renville milik Amerika, pada tangga 17 Januari 1948. Perundingan ini diprakasai oleh KTN. Wakil Indonesia dalam perundingan adalah Perdana menteri Amir Syariduddin sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Wodjojoatmodjo. Hasil perundingan Renville:

1) Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogjakarta, sebagian kecil Jawa Barat dan Sumatra.

2) Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah yang dikuasai Belanda hasil perundingan Renville dangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia semakin sempit. Nasib perjanjian Renville pun relatif sama dengan perjanjian Linggarjati.

36

4. Agresi Militer Belanda II

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda mengadakan serangan yang dikenal sebagai agresi militer Belanda II. Belanda menduduki Kota Yogyakarta (Ibu Kota Republik Indonesia sejak 4 Januari 1946) dengan menerjunkan pasukan payung di lapangan udara Maguwo. Akhirnya Belanda berhasil menduduki kota Yogyakarta. Presiden Soekarno, wakil Presiden Muhammad Hatta,Sultan Syahrir dan Suryadarma ditangkap Belanda. Namun, sebelum ditangkap Soekarno memberikan pesan kepada menteri Kemakmuran Mr.Syaffirudin Prawiranegara untuk membentuk pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Buktitinggi, Sumatera Barat. Agresi militer Belanda II menimbulkan reaksi dunia. Negara-negara di asia (India,Myanmar, Afganistan, dan lain-lain) mengadakan konferensi New Delhi pada Desember 1949 dan mendesak agar:

1). Pemerintah RI negara dikembalikan ke Yogyakarta 2). Serdadu Belanda segera ditarik dari Indonesia.

37

C. Usaha Diplomasi dan pengakuan kedaulatan Indonesia

Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI = United Nations Commission

fo Indonesia) mempertemukan Indonesia dan Belanda daam meja

perundingan, antara lain: 1. Perundingan Roem Royen

Sebagai reaksi agresi militer Belanda II, PBB memperluas kewarganegaraan KTN, diubah menjadi UNCI (United Nations

Commission for Indonesia).UNCI yang dipimpin oleh Merle

Cochran dari Amerika Serikat memprakarsai perjanjian Roem- Royen. Perjanjian Roem-Royen diselenggarakan pada tgl 4 April 1949 di Hotel Des Indes,Jakarta. PBB diwakili Marle Cochran (AS). Indonesia diwakili Mr. Moh Roem dan Belanda diwakili Van Royen. Dalam perjanjian Roem-Royen kedua belah pihak mengajukan pernyataan:

a. Mengeluarkan perintah untuk menghentikan perang gerilya. b. Bekerja sama menciptakan perdamaian, menjaga ketertiban dan

keamanan.

38

2. Konferensi Meja Bundar (KMB)

KMB merupakan kelanjutan dari perjanjian Roem-Royen. KMB dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 di Den Hag. KMB menghasilkan keputusan:

a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat- lambatnya tanggal 30 Desember 1949.

b. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lai dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan RIS.

c. Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.

d. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan pada RIS. e. Tentara kerajaan Belanda selekasnya ditarik mundur.

Kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat memuaskan bagi rakyat Indonesia karena kedaulatan negara Indonesia diakui oleh Belanda. Upacara pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS pada tanggal 27 Desember 1949. Upacara dilaksanakan di Den Hag dan Yogyakarta secara bersamaan. Di Den Hag, Ratu Yuliana sebagai wakil Belanda sedangkan Drs.Moh Hatta sebagai wakil dari Indonesia sedangkan di Yogyakarta, Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Belanda diwakili Mr Lovink. Dengan

39

pengakuan kedaulatan ini, kekuasaan Belanda di Indonesia berakhir dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, Ibu kota Negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta.

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Belajar a. Definisi Belajar

Winkel (2007:59) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari suatu ke dalam diri yang belajar, dan dilakukan secara aktif, dengan segenap pancaindra ikut berperan.

Budiningsih (2005:58), menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir , menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan

40

tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai-nilai, dan sikap.

Berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas, maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya ada tiga komponen dalam kegiatan belajar yakni: sesuatu yang dipelajari, proses belajar dan hasil belajar (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:11), Rangkaian kegiatan belajar di atas dapat di ilustrasikan pada bagan berikut:

Dokumen terkait