i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MEDIA
AUDIO-VISUAL DAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V MI MAARIF GLOBAL BLOTONGAN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh:
DHIAN WIJI CAHYANI NIM 115-14-013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ِزَعْلا َوُه لاِإ َهَلِإ لا ِطْسِقْلاِب اًمِئاَق ِمْلِعْلا وُلوُأَو ُةَكِئلاَمْلاَو َوُه لاِإ َهَلِإ لا ُهَّنَأ ُهَّللا َدِهَش
ُممِكََْلا ُزيز
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.Ali Imron:18)
PERSEMBAHAN
1. Untuk Orang Tua saya tercinta Bapak Sugiyono dan Ibu Sutiyati yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya dan untuk keluarga besar saya yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan doa nya untuk keberhasilan ini.
2. Untuk Almaghfurllah Abah Mahfud Ridwan selaku guru sepiritual serta motivator dalam hidup saya.
3. KH. Muhammad Hanif.M.Hum Sekeluarga Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro dan guru spiritual serta motivator dalam hidup saya.
4. Seluruh asatidz, guru dan santri Pondok Pesantren Edi Mancoro.
5. Untuk Drs. Sumarno Widjadipa,M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar membimbing saya.
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji Bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ‘’peningkatan hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
melalui media audio-visual dan metode snowball throwing pada kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga Tahun pelajaran 2017/2018’’.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga terang benerang, semoga kita semua diakui sebagai umatnya yang kelak
mendapatkan syafaatnya di akhirat.
Selanjutnya penulis skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti.M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah
vi
4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang
telah setia dan sabar serta meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si., sebagai dosen pembimbing akademik
yang telah setia dan sabar membimbing saya selama ini dan Seluruh dosen
dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah
hingga menyelesaikan skripsi.
6. Bapak, Ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga dan
Teman-teman Jurusan S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan
2014 yang telah memberikan banyak cerita dan canda tawa selama
menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
7. Almagfurllah KH. Mahfud Ridwan, Lc selaku guru sepiritual dan
motivator dalam hidup saya.
8. KH Muhammad Hanif,M.Hum selaku pengasuh pondok pesantren
edimancoro yang telah memberikan ridho dan bimbingan dalam menuntut
ilmu.
9. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, para asatidz dan para
santri yang telah mendewasakan penulis setiap harinya dalam
warna-warna kehidupan.
10.Kepala MI Ma’arif Global Blotongan, guru, dan karyawan serta semua siswa-siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada
penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
vii
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia
maupun akhirat. Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum. Wr.Wb
Salatiga, 9 Mei 2018
Penulis,
Dhian Wiji Cahyani
viii
ABSTRAK
Cahyani Dhian, Wiji.2018.Peningkatan hasil belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui media audio-visual dan metode snowball theowing pada kelas V MI Ma‟arif Global Blotongan Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar IPS, media audio-visual dan metode
snowball throwing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media audio-visual dan metode permainan snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar dan pencapaian target KKM pada mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga tahun ajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester dua pada tahun 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dibuat oleh guru di kelas nya sendiri dengan cara (1) merencanakan,(2) melaksanakan,dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.PTK dilakukan melalui pengkajian atau inkuiri terhadap permasalahan dengan ruang lingkup dan situasi yang terbatas (kontekstual dan situasional) melalui refleksi diri.
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vii
KATA PENGANTAR ...viii A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...11
C. Tujuan Penelitian ...11
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...11
E. Kegunaan Penelitian ...13
F. Definisi Operasional ...14
G. Metode Penelitian ...17
1. Rancangan Penelitian ...17
2. Lokasi Peneltian ...18
3. Waktu Penelitian ...18
4. Subjek Penelitian ...19
5. Langkah-langkah Penelitian ...20
6. Teknik Pengumpulan Data ...23
7. Instrumen Penilaian ...26
8. Analisis Data ...27
x
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ...29
1. Hakikat Pembelajaran IPS ...30
A. Pengertian IPS ...30
2. Mata Pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan Kemerdeka...31
A. Fungsi Mata Pelajaran IPS di MI ...31
B. Tujuan Pembelajaran IPS di MI ...32
C. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di MI ...33
B.Kajian Pustaka ...39
C. Media Pembelajaran Audio-Visual ...55
1. Pengertian media Pembelajaran ...55
2. Ciri-ciri media pembelajaran ...56
3. Fungsi dan Manfaat media pembelajaran ...56
4. Nilai Media Pembelajaran ...58
5. Pengertian Media Pembelajaran Audio-Visual ...60
6. Jenis-Jenis Media Audio-Visual ...61
xi
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal ...65
1. Gambaran umum MI Ma’arif Global Blotongan ...65
2. Visi dan Misi MI Ma’arif Global Blotongan ...65
3. Keadaan Guru MI Ma’arif Global Blotongan ...66
4. Data siswa MI Ma’arif Global Blotongan ...66
5. Karakteristik siswa ...67
6. Perolehan Nilai Pre-test ...68
7. Hasil sebelum PTK ...68
8. Sarana dan prasarana ...69
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...71
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...76
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ...81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Belajar Pra Siklus ...89
1. Aspek Kognitif ...89
2. Siklus I ...91
3. Siklus II ...94
4. Siklus III ...97
5. Aspek Afektif dan Psikomotor ...98
B. Pembahasan ...115
1. Pelaksanaan penelitian ...115
2. Hasil Penelitian Siklus I ...117
3. Hasil Penelitian Siklus II ...118
4. Hasil Penelitian Siklus III ...119
5. Performa Guru saat Pembelajaran ...123
6. Angket siswa tentang penggunaan media audio-visual dan metode snowball throwing ...124
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...126 B. Saran ...127 DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Waktu Penelitian ... 19
Tabel 1.2 Daftar Siswa Kelas V MI Ma’arif Global Blotongan ... 19
Tabel 1.3 Format Lembae Observasi Terhadap Guru ... 22
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Global Blotongan... 66
Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Ma’arif Global Blotongan ... 67
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa... 67
Tabel 3.4 Perolehan Nilai Pre-test ... 68
Tabel 3.5 Jumlah Dan Keadaan Bangunan ... 69
Tabel 3.6 Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran ... 69
Tabel 3.7 Sarana Dan Prasarana Pendukung Lainnya ... 70
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil SiklusI ... 74
Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Siklus II... 79
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Siklus III ... 84
Tabel 3.11 Rekapitulasi angket media audio-visual dan snowball throwing ... 87
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ... 89
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Siklus I ... 91
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Siklus II... 94
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Siklus III ... 97
Tabel 4.5 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 100
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ... 101
xiv
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Pada Siklus II ... 106
Tabel 4.9 Perolehan hasil pengamatan siklus III ... 109
Tabel 4.10 Hasil pengamatan guru siklus III ... 111
Tabel 4.11 Sebaran nilai siswa ... 114
Tabel 4.12 Rekapitulasi ketuntasan siklus I ... 117
Tabel 4.13 Rekapitulasi pengamatan aktivitas belajar siswa siklus I ... 117
Tabel 4.14 Rekapitulasi ketuntasan siklus II... 118
Tabel 4.15 Rekapitulasi pengamatan aktivitas belajar siswa siklus II ... 118
Tabel 4.16 Rekapitulasi siklus III ... 119
Tabel 4.17 Rekapitulasi pengamatan aktivitas belajar siswa siklus III ... 119
Tabel 4.18 Rekapitulasi hasil belajar siswa antar siklus ... 120
Tabel 4.19 Rekapitulasi nilai aktivitas belajar siswa siklus I, II, III ... 122
Tabel 4.20 Performa guru saat pembelajaran antar siklus ... 122
Tabel 4.21 Rekapitulasi angket siklus I, II, III ... 123
xv
DAFTAR GAMBAR
Bagan 1.1 Skema Pelaksanaan Siklus PTK ...18
Bagan 2.1 Rangkaian Kegiatan Belajar ...40
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...58
Diagram 4.1 Hasil Pre-test Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ...121
Diagram 4.2 Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ...121
Diagram 4.3 Performa Guru Saat Pembelajaran ...123
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 4 Soal Siklus I dan Kunci Jawaban
Lampiran 5 Soal Siklus II dan Kunci Jawaban
Lampiran 6 Soal Siklus III dan Kunci Jawaban
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III
Lampiran 13 Dokumentasi
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 16 Nilai SKK mahasiswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan komponen kehidupan manusia yang paling
penting. Aktivitas ini telah ada dan terus berlangsung sejak manusia
pertama ada di dunia hingga berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Ki
Hajar Dewantara pakar pendidikan dan pendiri Taman Siswa, berpendapat,
pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang
ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia.Menurutnya
,pendidikan berarti usaha kebudayaan,berasas peradaban, yaitu memajukan
hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan dan menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.
Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta
komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi
pengetahuan,nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan,di dalam dan di luar sekolah yang
berlangsung sepanjang hayat, dari generasi ke generasi.undang dasar 1945
2
Pasal 31,ayat 3 menyebutkan,‟‟pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,yang diatur dengan undang-undang‟‟
Pasal 31,ayat 5 menyebutkan,‟‟Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia
Potensi siswa diketahui setelah melalui penalaman belajar di sekolah
melalui penilaian. Menurut Nana Sudjana (2006 : 22), penilaian berfungsi
sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar
siswa.Proses merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa setelah melalui
pengalaman belajar.Penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan
potensi yang dimiliki,sekaligus sebagai umpan balik kepada guru guna
menyempurnakan keberhasilan pendidikan yang meliputi banyak aspek
sebagai tingkat keterampilan, sikap, budi pekerti, dan lain sebagainya.
Ki. Hajar Dewantara,pelopor Pendidikan Nasional Indonesia,diterapkan
oleh guru dalam mengelola kelasnya dengan memainkan tiga peran utama
yaitu (Supriyoko,18-19):
a. Tut Wuri Handayani, memberikan dorongan kepada siswa untuk terus
berupaya memahami materi yang diajarkan
b. Ing Madyo Mangun Karso, menjadi mitra atau teman diskusi bagi
siswa untuk memperkaya.
c. Ing Ngarso Sung Tulodo, memberikan bimbingan dan arah kepada
3
Dengan berpegang kepada prinsip ini maka akan tercipta suasana
belajar dan pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya hasil belajar
yang sesuai dengan potensi dan cita-cita siswa serta kurikulum.
Winkel (2007:59) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan,
yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dalam nilai-sikap. Belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu
interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya,yang mungkin
berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung
suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari
sesuatu ke dalam diri yang belajar, dan dilakukan secara aktif, dengan
segenap pancaindra ikut berperan.
Belajar dalam pandangan islam memiliki arti yang sangat penting,
sehingga hampir setiap saat manusia tidak pernah lepas dari aktivitas
belajar. Dengan belajar manusia dapat mengetahui hal-hal baru yang
belum diketahuinya. Allah memberikan pengajaran pertama kali kepada
Nabi Muhammad melalui surat al-Alaqyang berbunyi :
َمَّلَع يِذَّلا}3{م َرْكلأا َكُّب َر َو ْأَرْقا}2{قَلَع ْنِم َناَسْنلإا َقَلَخ }1{ قَلَخ يِذَّلا َكِّبَر ِمْساِب ْأَرْقا
َكِّبَر ىَلِإ َّنِإ}7{ىَنْغَتْسا هآَر ْنَأ}6{ىَغْطَيَل َناَسْنلإا َّنِإ لاَك}5{ ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنلإا َمَّلَع}4{ ِمَلَقْلاِب
4
ه ْع ِط ت لا لاَك }18{ َةَيِناَبَّزلا عْدَنَس }17{ هَيِداَن عْدَيْلَف }16{ ةَئ ِطاَخ ةَبِذاَك ةَي ِصاَن}15{ ِةَي ِصاَّنلاِب
}19{ ْب ِرَتْقا َو ْد جْسا َو
Artinya : ‘’Bacalahdengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan
Tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantara kalam. Dia telah mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.’’(al-Qur’an al-Karim,2009 : 597).
Perintah untuk menuntut ilmu juga dijelaskan dalam hadis yang berbunyi
:
ىلِإ ِدْهَملا َنِم َمْلِعلا او ب لْط ا
ِِدْحَّللا
Artinya: “Carilah ilmu dari semenjak kamu dalam buaian hingga liang lahat”
Proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan kegiatan
melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa
menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual,moral
maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan
5
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) meliputi rasional,
komponen, mekanisme penyusunan dan pengelolaan, dan pihak yang
terlibat (Kemendikbud, 2013e). Muatan KTSP terdiri dari atas muatan
kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah,
dan muatan kekhasan satuan pendidikan.
1) Muatan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP
adalah sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Untuk SD/MI
mengacu pada peraturan Mentri Pendidikan Kebudayaan Nomor 67
Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI
(Kemendikbud, 2013a);
2) Muatan Kurikulum Pada Tingkat Daerah
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP
terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran atau mata pelajaran
muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan.
Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap
daerah, baik untuk provinsi maupun Kabupaten/Kota.
3) Muatan kekhasan satuan pendidikan
Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran
atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang
ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan
6
Sistem pengelolaan KTSP menuntut kegiatan belajar mengajar
yang memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diharapkan.Pemberdayaan diarahkan untuk
mendorong individu belajar sepanjang hayat dan mewujudkan
masyarakat belajar. KBM dilandasi oleh prinsip-prinsip sebagai
berikut.
1) Berpusat pada peserta didik (Student Center)
2) Mengembangkan kreativitas peserta didik.
3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang.
4) Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai.
5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
6) Belajar melalui berbuat (learning by doing).
Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut diwujudkan dengan menerapkan
berbagai strategi dan metode pembelajaran yang efektif, kontekstual,
dan bermakna.Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan
meningkatkan empati, toleransi, kreativitas, kemandirian, kerja sama,
solidaritas, kepemimpinan, dan kecakapan hidup peserta didik yang
pada gilirannya dapat membentuk watak serta meningkatkan
peradaban dan martabat bangsa.
Struktur Kurikulum Berdasarkan Kompetensi 2006 menurut
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), meliputi struktur
kurikulum pendidikan umum, Struktur Kurikulum Pendidikan
7
kurikulum SD/MI meliputi substansi pemblajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1
sampai dengan kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, yang meliputi kelompok
mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia, kelompok mata pelajaran
kewn kepribadian, kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran
estentika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan;
muatan lokal, dan pengembangan diri.
Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan ‘’IPA terpadu’’ dan ‘’IPS terpadu’’. Pelajaran pada kelas 1 s.d 3
dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas 4 s.d 6
dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Jam pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit. Dengan
jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah
8
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari
tentang sosial yang berkaitan dengan manusia. IPS merupakan pelajaran
wajib di sekolah. Mata pelajaran ini diberikan untuk memberikan
pengetahuan tentang disiplin ilmu yang berkaitan tentang kondisi sosial
di lingkungan sekitar. Dengan adanya mata pelajaran IPS diharapkan
siswa mampu mengenal lingkungannya dan dapat mengembangkan
pengetahuan serta gagasannya.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.
pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip, proses yang mana dapat membutuhkan sikap sosial terhadap
siswa terhadap konsep-konsep IPS. Konsep IPS di sekolah dasar
merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara
tersendiri, seperti mata pelajaran geografi, sosiologi, dan ekonomi,
antropologi.
Proses pembelajaran IPS di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami interaksi sosial secara nyata. Hal ini
disebabkan karena IPS diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah
yang dapat diidentifikasikan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang
9
dasar.IPS juga merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan
dengan cara bersosial secara baik.
Dari hasil survei pada bulan Maret 2018 di MI Ma’arif Global Blotongan kondisi terakhir sebelum pelaksanaan tindakan kelas pada
kelas V materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan, peneliti
menemukan beberapa permasalahan terkait dengan pembelajaran IPS di
kelas tersebut yaitu rata-rata hasil belajar IPS pada materi perjuangan
mempertahankan kemerdekaan masih dibawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) 88% dari 17 siswa belum tuntas dan 12% dari 17 siswa
sudah tuntas atau memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
yaitu 66. Dari permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa serta
mampu membuat siswa aktif dan kreatif dengan mengoptimalkan
potensi-potensi yang ada pada peserta didik untuk meningkatkan hasil
belajar IPS khususnya pada mata pelajaran perjuangan
mempertahankan kemerdekaan.
Dalam standar Nasional Pendidikan yang berkenaan dengan
Tenaga kependidikan, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan
10
Guru,ditegaskan bahwa kompetensi sosial tersebut sekurang-kurangnya
meliputi kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan,tulisan,dan
isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal.teknik pembelajaran ditentukan
berdasarkan metode yang digunakan,dan metode disusun berdasarkan
pendekatan yang dianut.dengan kata lain,pendekatan menjadi dasar
penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Karena
itu,teknik yang digunakan guru dapat bervariasai sekali.teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses belajar.para guru dituntut agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah,dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman.Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana
dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
11
alat yang tersedia,guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya
apabila media tersebut belum tersedia.
Berdasarkan beberapa hal tersebut,peneliti merasa perlu untuk
mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan
siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan sosial terutama pada materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan, pembelajaran yang peneliti
kembangkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan media audio Visual dan metode snowball throwing.
Media pembelajaran berbasis audio visual merupakan salah satu perantara atau pengantar noncetak yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan cara
dimainkan atau diperdengarkan secara langsung sehingga peserta didik
mampu menguasai kompetensi tertentu dari kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
Berdasarkan latar belakang tersebut,penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul’’Peningkatan Hasil
Belajar IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
12
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan pembelajaran audio-visual dan metode snowball
trhowing dapat meningkatkan pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V
dapat mencapai target standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi perjuangan
mempertahankan kemerdekaan melalui penerapan media audio visual dan metode snowball throwing pada siswa kelas V dapat mencapai target standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas V MI Ma’arif Global
Blotongan Kecamatan Sidorjo Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis atau dugaan sementara yang penulis kemukakan dalam
penelitian ini adalah penerapan media audio-visual dan metodesnowball
throwing dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi
13
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media pembelajaran audio-visual dan metode permainan
snowball trhowing bisa dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan
dapat dijumpai sesuai dengan tujuan pembelajaran.Adapun indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
a.Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila telah mencapai ≤ 66 (KKM Individu).
b.Secara klasikal dari total siswa di kelas ≤ 85% telah mencapai KKM. c. Adanya rasa senang,aktif,inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran
dalam mengoptimalkan disiplin ilmu dalam proses belajar mengajar
sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa akan lebih aktif, kreatif, inovatif, dan merasa senang dalam
pembelajaran menggunakan media audio-visual dan snowball
14
b. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan media
audio-visual dan metode snowball throwing dalam pembelajaran IPS.
c. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan
proes pembelajaran para gurunya dengan menggunakan media
audio-visual dan metode snowball throwing.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
media audio-visual dan metode snowball throwing.
F. Definisi Operasional
1. Hasil belajar
Menurut Reigeluth (1983) berpendapat bahwa hasil belajar atau
pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan
suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang
berbeda.Ia juga mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah
suatu kinerja (Performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh.Hasil belajar selalu
dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja). Jadi,
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas hasil belajar (prestasi
belajar) diduga dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya motivasi
berprestasi yang dapat dilihat dari nilai rapor.untuk menunjukkan tinggi
15
beberapa cara.satu cara yang sudah lazim digunakan adalah dengan
memberikan skor terhadap kemampuan atau keterampilan yang dimiliki
siswa setelah mengikuti proses belajar tersebut.
Sardiman (2009:94) menyatakan dengan mengetahui hasil belajar,
apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat
belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat
maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu
harapan hasilnya terus meningkat.
Menurut Uno (2006: 35), tujuan pembelajaran biasanya diarahkan
pada salah satu kawasan dari taksonomi pembelajaran. Krathwohl
Bloom,& Masia (1973) memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan yakni, kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan
psikomotorik.
2. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) perjuangan
mempertahankan kemerdekaan.
Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia yang mana pelajarannya berdasarkan pada
disiplin ilmu sosial, ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan
antara manusia dengan lingkungannya.Lingkungan masyarakat dimana
anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
masyarakat,dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan
16
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah usaha bangsa
Indonesia untuk tetap mempertahankan kemerdekaan dari Bangsa
Belanda sebab, Bangsa Belanda tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia dan terus berusaha kembali ke Indonesia untuk menguasai
dan menjajah Indonesia lagi. Pada PTK ini pembelajaran IPS materi
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di bagi menjadi 3 materi
yaitu :
a) Perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui jalur
konfrontasi
b) Usaha perdamaian dan agresi militer belanda
c) Usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan Indonesia
3. Media Pembelajaran Audio-visual
Media audio-visual merupakan salah satu media yang menampilkan unsur suara dan unsur gambar. Penggunaan kedua unsur
inilah yang membuat media audio-visual memiliki kemampuan yang lebih baik. Audio-visual merupakan media yang terdiri dari media auditif atau mendengarkan dan visual atau melihat. media audio-visual
merupakan sebuah alat bantu yang dipergunakan dalam pembelajara
untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam
menyampaikan pengetahuan, sikap, dan ide dalam materi
17 4. Metode Snowball Throwing
Asrori mengatakan snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif ( active learning ) yang dalam penerapannya semua siswa melihat guru berperan dalam awal pembelajaran
memberikan gambaran materi kepada siswa dan juga memberikan
petunjuk jalannya kegiatan menggunakan snowball throwing dalam pembelajaran.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dibuat oleh guru di
kelas nya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan,
dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat.PTK dilakukan melalui pengkajian atau
inkuiri terhadap permasalahan dengan ruang lingkup dan situasi yang
terbatas (kontekstual dan situasional) melalui refleksi diri. PTK dapat
digunakan sebagai cara bagi guru untuk meneliti sendiri
praktik-praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas. manfaat
pelaksanaan PTK bagi guru adalah untuk dapat memperbaiki
18
Bagan 1.1 Skema Pelaksanaan Siklus PTK
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga tahun 2017/2018.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2018.
19
Tabel: 1.1 Waktu Penelitian
No Deskripsi Febuari Maret April
Blotongan Salatiga. Dengan jumlah siswa 17 siswa yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 13 orang dan perempuan sebanyak 4 orang.
Tabel: 1.2
Daftar siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga
No Nama Jenis Kelamin
1. Ahmad R Laki-laki
2. Afrizal Indana Laki-laki
3. Dhamar wicaksono Perempuan
4. Kunia Ayu Santika Laki-laki
5. M.Andika Rahman Laki-laki
6. Muh Rayhan Sidiq Laki-laki
7. Raras Tauhid R Laki-laki
8. Reno Putra Prakoso Laki-laki
9. Salma Nurcahyani Perempuan
10. Septa Ari Wibowo Laki-laki
20
12. Yusuf Laki-laki
13. Dika Indrawan Laki-laki
14. Adrian Pratama Putra Laki-laki
15. Hanni Aulia Najwa Perempuan
16. Ahmad Amrul Ikhsan Laki-laki
17. Muhammad Khoirul U Laki-laki
5.Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan ( Planning )
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto
2010) langkahnya adalah sebagai berikut:
1.Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan
media audio-visual dan metode snowball throwing.
2.Mempersiapkan sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran.
3.Mempersiapkan soal mengenai materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
pekalsanaan tindakan adalah implementasi dari perencanaan yang
sudah dibuat, yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto:2010). Adapun
pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari apa yang telah
direncanakan dalam seperangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, yaitu mengunakan media audio-visual dan metode
21
pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan
penutup.
2. Memberikan motivasi
3. Menyajikan materi pembelajaran melalui media audio-visual dan metode snowball throwing.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
5. Memberikan penguatan dan kesimpulan.
6. Melakukan pengamatan.
7. Pengamatan (Observasi)
Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan
kelas dengan bantuan kolaborator. pengamatan dilakukan oleh
kolaborator dengan mengamati perhatian siswa,keaktifan,kreatifitas
22
Tabel: 1.3
Format Lembar Observasi terhadap Guru
Nama Guru :
1. Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
b. Menyiapkan absensi c. Memeriksa kesiapan siswa
d. Menyiapkan lembar
observasi
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
c. Memicu keaktifan siswa
d. Mampu membuat
ice-breaking yang
menyenangkan
e. Mampu memotivasi siswa
3. Kemampuan guru dalam
apresiasi
a. Mendeskripsikan awal
pelajaran dengan
23 c. Menarik perhatian siswa
d. Mampu mengajak siswa berfikir kritis
4. Ketepatan guru menggunakan
media
a. Guru paham mengenai media audio-visual dan metode snowball throwing
b. guru mampu menggunakan media audio-visual dan metode snowball throwing
c. guru dapat memanfaatkan media audio-visual dan
metodesnowball throwing sesuai kebutuhan
5. Kemampuan guru dalam
menutup pelajaran a. kesimpulan
b. melakukan evaluasi c. memberikan tindak lanjut d. memberikan motivasi e. salam penutup
24
Refleksi (Reflection)
Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran dikelas.
Penelitian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi apakah
model pembelajaran dengan pembelajaran suara dan gambar yang
digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang
signifikan.Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang
diharapkan maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada
siklus II, dan apabila dalam siklus II belum mencapai indikator yang
diharapkan maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada
siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan.
6. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Merupakan kegiatan pengamatan(pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Kegiatan ini yang diobservasikan secara langsung adalah observasi
kegiatan guru dalam mengelola kelas,observasi kegiatan siswa, dan
observasi tentang bagaimana proses belajar mengajar yang
berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar IPS dengan
25
Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi.Hal
ini dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan
siklus tersebut yang kemudian akan direflesikan pada siklus
berikutnya.
b. Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebelum dan setelah
melakukan penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah pre test dan
post test. pretest adalah evaluasi sebelum penyajian materi dan post
test adalah evaluasi setelah penyajian materi mengunakan pembelajaran media audio-visual dan metode snowball throwing. soal pre-test terdiri dari sepuluh soal pilihan ganda dan soal
posttest terdiri dari sepuluh soal berupa lima soal isian dan lima
soal uraian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berupa angket siswa, silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa,alat atau media yang
digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan
26
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah.Adapun instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menjamin keterlaksanaan
pembelajaran dengan media audio-visual dan metode snowball
throwing. Lembar observasi adalah lembar penilalaian untuk melalui
aktifitas belajar siswa dan performance guru dalam mengajar. b. Lembar soal ujian atau tes
Tes adalah alat ukur atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian.Tes yang digunakan dalam penilaian ini
adalah tes tertulis yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
dengan menggunakan media audio-visual dan metode snowball
throwing.
c. Angket
Angket digunakan oleh peneliti untuk mencari informasi yang
lengkap mengenai masalah yang akan diteliti yang dalam hal ini
adalah respon pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran audio-visual dan metode permainan snowball
27
8. Analisis data
Analisis Data pada dasarnya adalah supaya memilih, mnemilah,
membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab dua hal
pokok; (a) tema apa yang dapat Anda temukan pada data yang telah
Anda kumpulkan dan (b) seberapa jauh data tersebut dapat
mendukung tema penelitian ( Muslich,2012:91).
Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumusan sebagai
berikut:
d. Penilaian rata-rata kelas
rata kelas dicari dengan menggunakan rumus:
Penilaian rata-rata kelas dicari dengan menggunakan rumus:
M = ∑
Keterangan:
M = Mean (nilai rata-rata)
∑ = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan
setiap individu
Banyaknya individu
e. Penelitian Untuk Ketuntasan Belajar
Penilaian untuk ketuntasan belajar menggunakan rumus:
P = x 100%
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi
28
C. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian
penyajian data penelitian ini,maka akan penulis paparkan Penilaian
rata-rata sistematika penulisan sebagai berikut:
a. Bab I Berisi pendahuluan yang mencangkup: Latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
b. Bab II Landasan Teori, Kajian Teori, Kajian Pustaka
c. Bab III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Subjek penelitian, deskripsi
pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan, mecakup: Deskripsi paparan
per siklus meliputi, deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus
II,dan pembahasan.
e. Bab V Penutup, mecakup: Kesimpulan dan saran yang selanjutnya akan
bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang
29
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Yang membahas menuntut ilmu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
َِكَلَسِ ْيَهَّ ِ ْيِهٍِثْيَبِيِفٌِمَْْقَِعَوَتْجاِاَهَِّ،ِةٌََّجْلاِىَلِإِاًقيِرَطَِِِبََُِلُِاللهَِلََِّسِاًوْلِعَِِيِفُِسِوَتْلَيِاًقيِرَط
اُِنُِْتَيِشَغَِّ،ُةٌَيِكَّسلاِِنِِْيَلَعِ ْثَلَزًَِ َّلَِّإِْنٌَُِْيَبًََُُِْسَراَدَتَيَِِّاللهِ َباَتِكِ َىُْلْتَيِِاللهِِتُْيُب َِو ْحَّرل
ِ،ُِة
ٍَُِدٌِْعِ ْيَويِفُِاللهُِنَُُرَكَذَِّ،ُِةَكِئ َلََوْلاُِنُِْتَّفَحَّ
Artinya:„Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka
30
1. Hakikat Pembelajaran IPS
a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah hubungan antara manusia
dengan masyarakat serta hubungan antara manusia di dalam
masyarakat. Pada hakikat nya ialah kajian mengenai manusia
dengan segala aspeknya dalam sistem hidup masyarakat. Kajian ini
dilakukan orang dalam bentuk pengajaran di sekolah untuk
mempersiapkan anak didik menjadi warga masyarakat yang baik
berdasarkan nilai dan kaidah kemasyarakatan yang hidup dan
berlaku (Simangunsong dan Zaenal Abidin, 1897: 26).
b. Karakteristik mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain
yang bersifat monolitik. Ilmu pengetahuan sosial merupakan
integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seprti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi. Rumusan ilmu pengetahuan sosial
berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan
interdisipliner.
c. Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi
pembelajaran IPS menjelaskan komponen-komponen umum dari
suatu bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan
digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil
31
2. Mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
a. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
IPS merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah
dasar.Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang berdasarkan
pada prinsip-prinsip,proses yang mana dapat menumbuhkan sikap
sosial siswa terhadap konsep-konsep IPS. Konsep IPS di sekolah
dasar merupakan konsep yang masih terpadu,karena belum
dipisahkan secara tersendiri,seperti mata pelajaran
sosiologi,geografi,antropologi,sejarah.
Proses pembelajaran IPS di SD/MI menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar dapat membantu siswa dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya
semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya
(Kosasih,1994).
a. Fungsi Mata Pelajaran IPS di MI
Fungsi mata pelajaran IPS di MI adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungan nya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai
32
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial.
3. Memotivasi siswa untuk bertindak berdasarkan moral.
b. Tujuan Pembelajaran IPS di MI
Tujuan Pembelajaran IPS menurut Fenton (1967) adalah agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik.
2. Mengajar anak didik berkemampuan berfikir.
3. Agar anak dapat melanjutkan kebudayaan bangsanya.
Clark (1973) mengemukakan bahwa titik berat dalam pengajaran
IPS adalah:
1. Perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan
sosialnya, serta manusia dengan kegiatan interaksi antar mereka
2. Anak-anak didik diinginkan agar dapat menjadi anggota yang
produktif dan dapat memberikan andilnya dalam masyarakat
yang bebas, mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong
sesamanya dan dapat mengembangkan nilai-nilai dan ide-ide
33
c. Ruang lingkup pembelajaran IPS di MI
Di Madrasah Ibtidaiyah akan mempelajari topik-topik IPS yang
bersumber dari konsep-konsep ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, geografi,
ekonomi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya.untuk jenjang pendidikan
di MI pengertian siswa tentang gejala-gejala sosial dan masalah sosial
perlu dilakukan secara terpadu dalam wadah IPS. Dewasa ini
pembelajaran IPS di MI diupayakan agar dilakukan secara terpadu.selain
itu,perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai,baik ditinjau dari tingkat
kemampuan berfikir siswa maupun dari sutut lingkungan fisik dan psikis
peserta didik.
d. Materi Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
A. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui jalur konfrontasi
Pada awalnya bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan pasukan
sekutu, namun setelah mengetahui bahwa NICA (Netherland Indies Civil
Administration pemerintahan peralihan Belanda) ikut dalam rombongan
sekutu, bangsa Indonesia curiga bahwa sekutu akan menegakkan kembali
kekuasaan Belanda di Indonesia. Akibatnya,terjadi perjuangan
mempertahankan kemerdekaan melalui jalur konfrontasi yaitu dilakukan
34
1. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
2. Pertempuran Ambarawa
3. Pertempuran Medan Area
4. Bandung Lautan Api
5. Puputan Margarana 20 November 1946
B. Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda
Untuk menyelesaikan pertempuran melawan sekutu yang merebak ke berbagai
daerah, maka diadakanlah perundingan-perundingan antara Indonesia dengan
pihak Sekutu perundingan tersebut antara lain:
1. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian linggarjati dilakukan tanggal 10 November 1946 di Linggarjati
dekat Cirebon dalam perjanjian tersebut Indonesia diwakili oleh perdana
menteri Sultan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Van Mook.
Perundingan dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris.
Beberapa Keputusan Linggarjati adalah:
a. Belanda mengakui secara defacto Republik Indonesia meliputi Jawa,
Madura dan Sumatra.
b. RI dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat,
dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara
bagiannya adalah Republik Indonesia.
c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni
35
2. Agresi Militer Belanda I
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda mengadakan aksi milier yang terkenal
dengan agrasi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana Vital
di Jawa dan Madura. Sehingga tujuan serangan ini bersifat ekonomis. Amerika
Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India
mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan keamanan PBB. Pada tanggal 4
Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah menghentikan tembak menembak.
Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk Komisi Tiga Negara
(KTN) yang beranggotakan: Belgia, Australia dan Amerika Serikat.
3. Perjanjian Renville
Perundingan Renville diadakan di atas geladak kapal USS Renville milik
Amerika, pada tangga 17 Januari 1948. Perundingan ini diprakasai oleh KTN.
Wakil Indonesia dalam perundingan adalah Perdana menteri Amir
Syariduddin sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Wodjojoatmodjo.
Hasil perundingan Renville:
1) Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah,
Yogjakarta, sebagian kecil Jawa Barat dan Sumatra.
2) Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah yang dikuasai
Belanda hasil perundingan Renville dangat merugikan Indonesia karena
wilayah Indonesia semakin sempit. Nasib perjanjian Renville pun relatif
36
4. Agresi Militer Belanda II
Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda mengadakan serangan yang
dikenal sebagai agresi militer Belanda II. Belanda menduduki Kota
Yogyakarta (Ibu Kota Republik Indonesia sejak 4 Januari 1946) dengan
menerjunkan pasukan payung di lapangan udara Maguwo. Akhirnya
Belanda berhasil menduduki kota Yogyakarta. Presiden Soekarno, wakil
Presiden Muhammad Hatta,Sultan Syahrir dan Suryadarma ditangkap
Belanda. Namun, sebelum ditangkap Soekarno memberikan pesan
kepada menteri Kemakmuran Mr.Syaffirudin Prawiranegara untuk
membentuk pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di
Buktitinggi, Sumatera Barat. Agresi militer Belanda II menimbulkan
reaksi dunia. Negara-negara di asia (India,Myanmar, Afganistan, dan
lain-lain) mengadakan konferensi New Delhi pada Desember 1949 dan
mendesak agar:
1). Pemerintah RI negara dikembalikan ke Yogyakarta
37
C. Usaha Diplomasi dan pengakuan kedaulatan Indonesia
Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI = United Nations Commission
fo Indonesia) mempertemukan Indonesia dan Belanda daam meja
perundingan, antara lain:
1. Perundingan Roem Royen
Sebagai reaksi agresi militer Belanda II, PBB memperluas
kewarganegaraan KTN, diubah menjadi UNCI (United Nations
Commission for Indonesia).UNCI yang dipimpin oleh Merle
Cochran dari Amerika Serikat memprakarsai perjanjian
Roem-Royen. Perjanjian Roem-Royen diselenggarakan pada tgl 4 April
1949 di Hotel Des Indes,Jakarta. PBB diwakili Marle Cochran (AS).
Indonesia diwakili Mr. Moh Roem dan Belanda diwakili Van Royen.
Dalam perjanjian Roem-Royen kedua belah pihak mengajukan
pernyataan:
a. Mengeluarkan perintah untuk menghentikan perang gerilya.
b. Bekerja sama menciptakan perdamaian, menjaga ketertiban dan
keamanan.
38
2. Konferensi Meja Bundar (KMB)
KMB merupakan kelanjutan dari perjanjian Roem-Royen. KMB
dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 di Den Hag. KMB menghasilkan keputusan:
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat. Pengakuan kedaulatan dilakukan
selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
b. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lai dalam
waktu 1 tahun setelah pengakuan RIS.
c. Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan
Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
d. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia
dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan pada RIS.
e. Tentara kerajaan Belanda selekasnya ditarik mundur.
Kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat memuaskan
bagi rakyat Indonesia karena kedaulatan negara Indonesia diakui
oleh Belanda. Upacara pengakuan kedaulatan dari pemerintah
Belanda kepada pemerintah RIS pada tanggal 27 Desember 1949.
Upacara dilaksanakan di Den Hag dan Yogyakarta secara
bersamaan. Di Den Hag, Ratu Yuliana sebagai wakil Belanda
sedangkan Drs.Moh Hatta sebagai wakil dari Indonesia
sedangkan di Yogyakarta, Indonesia diwakili Sri Sultan
39
pengakuan kedaulatan ini, kekuasaan Belanda di Indonesia
berakhir dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari
setelah pengakuan kedaulatan, Ibu kota Negara pindah dari
Yogyakarta ke Jakarta.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
a. Definisi Belajar
Winkel (2007:59) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar
boleh dikatakan juga sebagai suatu interaksi antara diri manusia
dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta,
konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud
bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari suatu ke
dalam diri yang belajar, dan dilakukan secara aktif, dengan segenap
pancaindra ikut berperan.
Budiningsih (2005:58), menyatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa aktif
melakukan kegiatan, aktif berfikir , menyusun konsep, dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses usaha yang
40
tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati secara langsung
sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan
lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa belajar sebagai suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai-nilai, dan
sikap.
Berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas, maka dapat
dikatakan bahwa sebenarnya ada tiga komponen dalam kegiatan
belajar yakni: sesuatu yang dipelajari, proses belajar dan hasil
belajar (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:11), Rangkaian
kegiatan belajar di atas dapat di ilustrasikan pada bagan berikut:
Bagan 2.1 Rangkaian Kegiatan Belajar
b. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar relatif berlaku umum berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,
serta perbedaan individual (Rusman, 2012:100).
41
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya.
Motivasi erat kaitannya dengan minat. Siswa yang
memiliki minat terhadap bidang studi tertentru cenderung
tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya
untuk mempelajari bidang studi tersebut.
2. Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga
tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya
mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri.
3. Keterlibatan
Menurut Edgar Dale, dalam pengolongan pengalaman
belajar yang dituangkan dalam cone experience atau kerucut pengalaman, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik
adalah belajar dari penalaman langsung.
4. Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih
42
menanggap, mengingat, mengkhayal, merusak, berfikir, dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya
tersebut akan berkembang.
5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam belajar membuat siswa
terarah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,yang
banyak mengandung masalah perlu dipecahkan membuat siswa
tertantang untuk mempelajarinya.
6. Balikan dan penguatan
Contoh dari balikan dan penguatan adalah siswa belajar
sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam
ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar
lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan postif. Sebaliknya, anak yang
mendapat nilai jelek ketika ulangan akan merasa takut tidak
naik kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk belajar
lebih giat.
7. Perbedaan individu
Siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua
orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan
satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh
43
c. Asas-asas belajar
1. Tujuan belajar
Tujuan belajar adalah perangkat hasil yang hendak dicapai
setelah siswa melakukan kegiatan belajar. tujuan yang disadari
oleh siswa sendiri sangat bermakna dalam upaya menggerakan
kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang optimal.
2. Motivasi belajar
Motivasi dapat bersumber dari dalam diri siswa sendiri
berdasarkan kebutuhan, dorongan dan kesadaran pada tujuan
belajar. Motivasi ini disebut motivasi intrisik. Motivasi belajar
dapat juga tumbuh berdasarkan rangsangan dan tekanan atau
desakan dari luar, misalnya dengan hadiah, ganjaran, hukuman
dan pemberian harapan lainnya, yang disebut motivasi
ekstrisik.
3. Umpan balik hasil belajar
Guru dapat memberikan umpan balik dengan berbagai
cara, seperti: menajukkan pertanyaan dan memberikan jawaban
silih berganti, antara guru dan para siswa, pertukaran dan
mengoreksi karangan-karangan di dalam kelas, memeriksa
karangan oleh seorang volunteer kelas, atau mengecek dan mengomentari langsung di tempat oleh guru sambil berkeliling
44
4. Transfer hasil belajar
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam
situasi-situasi di luar sekolah.Dengan kata lain,murid dapat
mentransfer hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang
sesungguhnya di dalam masyarakat(Hambalik,2014:85-88).
b. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs (1979:51) adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat
perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa
(learner‟s performance). Dalam dunia pendidikan, terdapat
bermacam-macam tipe hasil belajar yang dikemukakan oleh para
ahli antara lain Gagne (1979:51) mengemukakan lima tipe hasil
belajar, yaitu intellectual skill, cognitive strategy, verbal
information, motor skill, dan attitude.
Reigeluth (1983) berpendapat bahwa hasil belajar atau
pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang
memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif
dalam kondisi yang berbeda. Ia juga mengatakan secara spesifik
bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja (perfomance) yang diindikasikan sebagai kapabilitas (kemampuan) yang telah
diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan
45
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hasil
belajar (prestasi belajar) diduga dipengaruhi pula oleh tinggi
rendahnya motivasi berprestasi yang dapat dilihat dari nilai rapor.
Untuk menunjukkan tinggi rendahnya atau baik buruknya hasil
belajar yang dicapai siswa ada beberapa cara. Satu cara yang sudah
lazim digunakan adalah dengan memberikan skor terhadap
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa setelah
mengikuti proses belajar tersebut.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor
internal dan eksternal, faktor internal meliputi faktor fisiologis dan
faktor psikologis, faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan
faktor instrumental (Rusman,2012:124).
1. Faktor internal
a. Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan
capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani,dan sebagainya.
Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam
menerima materi pelajaran.
b. Faktor psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya