Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan perseorangan secara berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan meningkatkan kuantitas serta kualitas konsumsi pangan, diperlukan target pencapaian angka ketersediaan pangan per kapita per tahun sesuai dengan angka kecukupan gizinya. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X tahun 2014 merekomendasikan kriteria ketersediaan pangan ditetapkan minimal 2.400 kkal/kapita/hari untuk energi dan minimal 63 gram/kapita/hari untuk protein.
Ketersediaan energi selama kurun waktu 2012 - 2016 sudah jauh di atas rekomendasi WNPG X tahun 2012 dengan rata–rata 3.890 kkal/kapita/hari. Ketersediaan energi tersebut mengalami peningkatan rata-rata 0,63 persen per tahun. Kecenderungan peningkatan ketersediaan energi selama periode ini disebabkan terjadinya peningkatan ketersediaan energi yang cukup besar pada periode 2012 - 2016 karena adanya peningkatan produksi beberapa komoditas pangan. Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa ketersediaan energi secara umum sudah cukup baik. Kelebihan ketersediaan
pangan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai stok atau cadangan maupun untuk diekspor.
Seperti halnya ketersediaan energi, tingkat ketersediaan protein pada periode 2012 - 2016 juga sudah melebihi rekomendasi angka kecukupan gizi WNPG X tahun 2012 dengan ketersediaan protein rata-rata 89,66 gram/kapita/hari. Namun ketersediaan protein tersebut mengalami penurunan rata-rata 1,19 persen per tahun. Upaya dalam peningkatan ketersediaan protein antara lain : (1) berkoordinasi dengan instansi terkait dalam upaya peningkatan produksi komoditas yang mengandung protein nabati dan hewani, (2) sosialisasi dan promosi terkait dengan ketersediaan protein di tingkat rumah tangga.
Jika dilihat dari sumbangan energi dan proteinnya, kelompok pangan hewani memberikan porsi sumbangan dengan jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan kelompok pangan hewani. Secara nasional, ketersediaan energi dan protein per kapita per tahun dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Perkembangan Ketersediaan Energi dan Protein serta Skor PPH Ketersediaan Tahun 2012–2016
Tahun Energi (Kalori/Hari) Protein (Gram/Hari) Skor PPH Total Nabati Hewani Total Nabati Hewani Ketersediaan 2012 3.896 3.707 188 88.99 73.19 15.79 83.5 2013 3.867 3.586 280 89.55 71.82 17.73 90.85 2014 3.834 3.662 172 91.83 74.06 17.78 89.3 2015 3.835 3.658 177 94.85 76.53 18.32 89.72 2016* 4.017 3.854 163 83.07 65.73 17.33 85.24 Total Pertumbhn 0.032 0.041 0.054 -0.060 -0.095 0.102 0.026 Rata2 Pertumbhn (%) 0.635 0.821 1.072 -1.191 -1.906 2.040 0.515 Rata-rata 3.890 3.693 196 89.66 72.27 17.39 87.72 Keterangan : NBM 2016 Perkiraan
Grafik 1. Ketersediaan Energi Tahun 2012 – 2016
Grafik 2. Ketersediaan Protein Tahun 2012 – 2016
Tingkat ketersediaan pangan selain dilihat dari kecukupan gizinya, baik energi dan protein, juga dinilai dari sisi keberagaman ketersediaan gizi berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH). PPH tingkat ketersediaan dihitung berdasarkan ketersediaan energi Neraca Bahan Makanan (NBM). Keberagaman ketersediaan pangan akan mendukung pencapaian keberagaman konsumsi pangan sehingga dapat dicapai sasaran konsumsi pangan yang diharapkan. Perkembangan skor PPH tingkat ketersediaan berdasarkan Neraca Bahan Makanan tahun 2012 – 2016 menunjukkan skor rata-rata 87,72 persen dengan kecenderungan meningkat rata-rata 0,51 persen per tahun. Skor PPH tingkat ketersediaan dari NBM tahun 2016 adalah 85,24, apabila dibandingkan tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 4,48. Penurunan tersebut disebabkan oleh: (1) mulai tahun 2014 perhitungan angka PPH ketersediaan telah menggunakan angka ketersediaan energi 2.400 kkal/kapita/hari sesuai dengan rekomendasi WNPG X tahun 2012. sebelumnya angka ketersediaan energi 2.200 kkal/kap/hari; (2) pemindahan kandungan gizi komoditas rumput laut yang sebelumnya masuk ke dalam kelompok hewani. di masukan ke kelompok nabati. Untuk mencapai keberagaman ketersediaan pangan yang ideal dan memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) tingkat ketersediaan yang dianjurkan. maka yang perlu ditingkatkan lagi selama tahun 2012 - 2016 adalah ketersediaan kelompok pangan hewani serta sayuran dan buah. Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari pada tahun 2016 (angka sangat sementara) masing-masing sebesar 4.017 kkalori, 83,07 gram, dan 79,64 gram. Situasi ketersediaan pangan tersebut masih mengalami perubahan, karena data yang digunakan bersifat sangat sementara, estimasi/perkiraan dan sasaran, sehingga belum dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
A. Ketersediaan Menurut Kelompok Bahan Makanan
Keragaan situasi ketersediaan bahan makanan pada periode 2014 dan 2015 menurut kelompok bahan makanan secara rinci seperti pada tabel 8 berikut :
Tabel 8 Keragaan Ketersediaan Pangan Menurut Kelompok Bahan Makanan Tahun 2014 – 2015.
Catatan: *) Angka Sementara
Komposisi ketersediaan energi dan protein menurut kelompok bahan makanan tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut :
1) Kelompok Padi-Padian
Kelompok padi-padian merupakan kelompok bahan makanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total ketersediaan energi dan protein. Ketersediaan energi kelompok padi-padian pada tahun 2015 lebih tinggi dari tahun 2014, dari 2.294 kkal/kap/hari menjadi 2.362 kkal/kap/hari atau meningkat sebesar 68 kkalori (2,96 persen). Demikian
Kelompok
Bahan Tahun 2014 Tahun 2015 *)
Makanan Energi (kkal) (%)
Prote in (gra
m)
(%) Lemak (gram) (%) Energi (kkal) (%) Prote in (gra m) (%) Lem ak (gra m) (%) Padi-padian 2294 59,83 55,57 60,51 12,82 20,15 2362 61,5 9 57,13 60,23 13,11 22,68 Makanan berpati 272 7,09 1,37 1,49 1,05 1,65 262 6,83 1,28 1,35 1,00 1,73 Gula 227 5,92 0,10 0,11 0,32 0,50 250 6,52 0,09 0,09 0,31 0,54 Buah biji berminyak 224 5,84 14,08 15,33 15,34 24,11 230 6,00 15,11 15,93 15,26 26,40 Buah-buahan 71 1,85 0,76 0,83 0,44 0,69 71 1,85 0,77 0,81 0,47 0,81 Sayur-sayuran 35 0,91 1,65 1,80 0,33 0,52 32 0,83 1,50 1,58 0,30 0,52 Daging 61 1,59 4,10 4,46 4,83 7,59 62 1,62 4,12 4,34 4,95 8,56 Telur 22 0,57 1,68 1,83 1,60 2,51 24 0,63 1,80 1,90 1,71 2,96 Susu 24 0,63 1,24 1,35 1,35 2,12 24 0,63 1,25 1,32 1,37 2,37 Ikan 177 4,62 11,25 12,25 1,69 2,66 213 5,55 11,78 12,42 1,83 3,17 Minyak dan Lemak 426 11,11 0,03 0,03 23,86 37,50 307 8,01 0,03 0,03 17,50 30,27 Total 3834 100 91,83 100 63,63 100 3835 100 94,85 100 57,81 100
pula ketersediaan protein dan lemak per kapita per hari meningkat dari 55,57 gram menjadi 57,13 gram protein, dan lemak meningkat dari 12,82 gram menjadi 13,11 gram, atau meningkat masing-masing sebesar 1,56 gram (2,81 persen) dan 0,29 gram (2,26 persen).
Komoditas beras memberikan kontribusi terbesar dalam penyediaan energi, protein dan lemak pada kelompok ini. Kontribusi energi beras perkapita perhari pada tahun 2015 meningkat dibanding 2014 dari 1.633 kkal menjadi sebesar 1.707 kkal atau meningkat dari 165 kg/kap/tahun menjadi 172 kg/kapita/tahun (6,24 persen). Sementara itu, sumbangan terhadap protein dan lemak perkapita perhari meningkat, yaitu protein dari 38,23 gram menjadi 39,98 gram dan lemak 6,54 gram menjadi 6,84 gram. Peningkatan ini terjadi terutama karena produksi padi pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 75,40 juta ton GKG (47,30 juta ton beras) atau meningkat sebesar 4,55 juta ton GKG (6,42 persen) dari 70,85 juta ton GKG (44,45 juta ton beras) pada tahun 2014.
Komoditas dalam kelompok padi-padian yang menyumbang energi terbesar kedua adalah jagung. Ketersediaan jagung per kapita per tahun, dalam bentuk energi, protein, dan lemak per kapita per hari pada tahun 2015 masing-masing mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014, yaitu dari 59,31 kg menjadi 59,40 kg, energi dari 468 kkal menjadi 469 kkal, protein 12,11 gram menjadi 12,13 gram dan lemak dari 5,70 gram lemak menjadi 5,71 gram. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya produksi jagung dalam negeri dan volume impor tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, yaitu dari 19,01 juta ton menjadi 19,61 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 604 ribu ton (3,18 persen). Impor jagung meningkat dari 3,35 juta ton menjadi sebesar 3,48 juta ton atau 0,13 juta ton (3,91 persen). Jagung tersebut sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan baku industri bukan makanan, khususnya pakan ternak.
7,44 juta ton menjadi 7,42 juta ton atau menurun sebesar 21 ribu ton. Demikian halnya dengan ketersediaan tepung gandum sebagai turunan utama dari gandum menurun dari 5,35 juta ton atau 21,20 kg/kapita/tahun menjadi 5,19 juta ton atau 20,31 kg/kapita/tahun. Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari dari komoditas gandum tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun 2014, yaitu masing-masing yaitu dari 193 kkal menjadi 185 kkal, 5,23 gram menjadi 5,01 gram dan 0,58 gram menjadi 0,56 gram.
2) Kelompok Makanan Berpati
Komoditas yang masuk dalam kelompok pangan ini adalah ubi jalar, ubi kayu dan sagu. Sebagai penghasil karbohidrat yang potensial, kelompok makanan berpati dapat digunakan sebagai sumber pangan alternatif substitusi beras, untuk pakan ternak dan bahan baku industri.
Kelompok pangan ini mensuplai untuk ketersediaan per kapita per hari energi, protein, dan lemak yang cukup tinggi, namun mengalami penurunan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, yaitu dari 272 kkal menjadi 262 kkal, 1,37 gram menjadi 1,28 gram dan 1,05 gram menjadi 1,00 gram.
Komoditas ubi kayu merupakan penyumbang energi terbesar pada kelompok ini. Namun pada tahun 2015 ketersediaan energi mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yaitu dari 51,30 kg/kapita/tahun atau 138 kkal/kapita/hari menjadi 44,69 kg/kapita/tahun atau 120 kkal/kapita/hari. Hal ini disebabkan adanya penurunan produksi ubi kayu dari 23,44 juta ton menjadi 21,80 juta ton.
Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari pada tahun 2016 dari kelompok makanan berpati yaitu masing-masing sebesar 228 kkal, 1,05 gram dan 0,87 gram masih lebih rendah dibanding 2015. Hal tersebut belum bisa dijadikan acuan karena ketersediaan pada tahun 2016 masih mengalami perubahan.
3) Kelompok Gula
Kelompok ini terdiri dari komoditas gula pasir dan gula mangkok. Gula pasir merupakan komoditas penyumbang energi terbesar. Ketersediaan energi per kapita per hari dari kelompok gula pada tahun 2015 meningkat dibanding tahun 2014, yaitu dari 227 kkal menjadi 250 kkal, sedangkan untuk protein dan lemak relatif sama.
Suplai energi tersebut didominasi oleh ketersediaan gula pasir yang meningkat pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, yaitu dari 215 kkal/kapita/hari atau 21,57 kg/kapita/tahun menjadi 238 kkal/kapita/hari atau 23,87 kg/kapita/tahun, sedangkan gula mangkok hanya memberikan kontribusi energi sebesar 12 kkal/kapita/hari atau 1,18 kg/kapita/tahun menjadi 12 kkal/ kapita/hari atau 1,15 kg/kapita/tahun. Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari pada tahun 2016 dari kelompok gula yaitu masing-masing 158 kkal, 0,09 gram dan 0,31 gram.
4) Kelompok Buah/Biji Berminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung minyak, yang berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan kelapa. Kelompok ini merupakan pensuplai protein nabati kedua terbesar setelah kelompok padi-padian.
Ketersediaan energi dan protein per kapita per hari kelompok ini pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun 2014, masing-masing dari 224 kkal menjadi 230 kkal, 14,08 gram menjadi 15,11 gram, sedangkan untuk lemak ketersediaan per kapita per hari mengalami penurunan dari 15,34 gram menjadi 15,26 gram.
Komoditas yang paling berperan sebagai penyumbang energi dan protein terbesar dalam kelompok ini, adalah kedelai. Ketersediaan
kedelai sebagai bahan makanan yang akan dikonsumsi langsung maupun turunan/produk olahannya secara nasional pada tahun 2015, mengalami peningkatan dibanding tahun 2014, yaitu dari 2,52 juta ton menjadi sebesar 2,81 juta ton, yang sebagian besar berasal dari impor (70 persen), sedangkan produksi kedelai dalam negeri hanya menyumbang 30 persen.
Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari dari komoditas kedelai meningkat pada tahun 2015 dibanding 2014, yaitu dari 104 kkal menjadi sebesar 115 kkal, 11,05 gram menjadi sebesar 12,19 gram, dan 4,57 gram menjadi 5,04 gram. Demikian pula volume ketersediaan kedelai meningkat dari 9,98 kg/kapita/tahun menjadi 11,01kg/kapita/tahun.
Komoditas kelapa juga mensuplai energi yang cukup besar bagi kelompok ini. Namun demikian kontribusi energi, protein, dan lemak per kapita per hari pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun 2014 masing-masing dari 80 kkal menjadi 76 kkal; 0,75 gram menjadi 0,72 gram dan 7,70 gram menjadi 7,36 gram.
Penyediaan kelapa yang berasal dari produksi dalam negeri pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yaitu dari 12,02 juta ton equivalen kelapa daging menjadi sebesar 11,68 juta ton, sehingga volume ketersediaan kelapa per kapita mengalami penurunan dari 15,28 kg/tahun menjadi 14,61 kg/tahun.
Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari pada tahun 2016 dari kelompok buah biji berminyak, yaitu masing-masing 153 kkal, 7,40 gram dan 11,50 gram, masih lebih rendah dari dua tahun sebelumnya karena data yang masuk belum lengkap dan sebagian besar masih angka sementara, estimasi dan angka sasaran.
5) Kelompok Buah-Buahan
Kelompok ini merupakan pangan sumber vitamin dan mineral. Kontribusi energi per kapita/hari pada tahun 2015 sama dengan tahun 2014 yaitu sebesar 71 kkal. Sedangkan untuk protein dan lemak mengalami
peningkatan masing-masing dari 0,76 gram menjadi 0,77 gram dan 0,44 gram menjadi 0,47 gram.
Komoditas yang memberikan kontribusi energi per kapita yang cukup besar adalah pisang dan salak. Pada tahun 2015 ketersediaan energi per kapita untuk pisang mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu dari 34 kkal/hari atau 25,84 kg/tahun menjadi 36 kkal/hari atau 27,15 kg/tahun, sedangkan untuk salak mengalami penurunan dari 10 kkal/hari atau 4,13 kg/tahun menjadi 9 kkal/hari atau 3,51 kg/tahun. Impor terbesar pada kelompok ini didominasi oleh komoditas jeruk dan apel, namun mengalami penurunan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, masing-masing dari 0,15 juta ton menjadi sebesar 0,11 juta ton jeruk dan dari 0,14 juta ton menjadi sebesar 0,08 juta ton apel. Sementara itu, ekspor terbesar di dominasi oleh komoditas nanas yaitu 171 ribu ton pada tahun 2014 dan 173 ribu ton pada tahun 2015.
Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari pada tahun 2016 dari kelompok buah-buahan untuk sementara tidak jauh berbeda dengan dua tahun sebelumnya namun akan mengalami perubahan apabila data sudah menjadi angka sementara ataupun angka tetap.
6) Kelompok Sayur-Sayuran
Seperti halnya dengan kelompok buah-buahan, sayuran juga merupakan kelompok pangan sumber vitamin dan mineral. Kontribusi energi, protein dan lemak per kapita per hari pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yaitu masing-masing dari 35 kkal menjadi 32 kkal, dari 1,65 gram menjadi 1,50 gram dan dari 0,33 gram menjadi 0,30 gram.
Komoditas yang memberikan kontribusi energi terbesar adalah kentang, yaitu sebesar 6 kkal/kapita/hari baik pada tahun 2014 maupun tahun 2015, namun ketersediaan perkapita per tahun menurun pada tahun 2015 dibanding tahun 2014 dari 5,31 kg menjadi 4,80 kg.
Impor yang paling besar pada kelompok sayuran adalah bawang putih, namun mengalami penurunan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014 yaitu dari 0,49 juta ton (97,83 persen) menjadi sebesar 0,48 juta ton (97,18 persen) dari total penyediaan dalam negeri.
Ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari kelompok sayur-sayuran pada tahun 2016, tidak jauh berbeda dengan dua tahun sebelumnya yaitu masing-masing 32 kkal, 1,50 gram dan 0,32 gram, namun data ini akan mengalami perubahan apabila sudah menjadi angka sementara atau angka tetap.
7) Kelompok Daging
Daging merupakan pangan sumber protein hewani dan kelompok ini memberikan sumbangan energi dan protein hewani kedua terbesar setelah kelompok ikan. Pada tahun 2015 ketersediaan per kapita per hari untuk energi, protein dan lemak mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 masing- masing dari 61 kkal (1,59 persen) menjadi 62 kkal (1,62 persen) dari total ketersediaan 4,10 gram menjadi 4,12 gram dan 4,83 gram menjadi 4,95 gram.
Komoditas yang memberi kontribusi energi, protein dan lemak per kapita per hari terbesar pada kelompok ini, yaitu daging ayam ras yang pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 masing-masing dari 30 kkal/kapita/hari (49,18 persen) menjadi 31 kkal/kapita/hari (50 persen) dari total kelompok daging, 1,79 gram menjadi 1,86 gram dan 2,46 gram menjadi sebesar 2,56 gram atau volume ketersediaan sebesar 6,18 kg/kapita/tahun menjadi 6,44 kg/kapita/tahun.
Ketersediaan energi, protein dan lemak dari kelompok daging pada tahun 2016 kemungkinan akan mengalami kenaikan, dan saat ini tersedia naik masing-masing sebesar 63 kkal, 4,17 gram dan 5,03 gram, dan akan mengalami perubahan apabila sudah menjadi angka sementara dan angka tetap.
8) Kelompok Telur
Komoditas yang ada pada kelompok ini antara lain telur ayam buras, telur ayam ras dan telur itik. Kelompok telur memberikan kontribusi ketersediaan energi, protein dan lemak cukup tinggi. Pada tahun 2015 kontribusi per kapita per hari mengalami peningkatan dibanding tahun 2014, yaitu masing-masing dari 22 kkal (0,57 persen) menjadi 24 kkal (0,63 persen), dari 1,68 gram menjadi 1,80 gram, dan dari 1,60 gram menjadi 1,71 gram.
Komoditas yang mendominasi ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita adalah telur ayam ras, pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun 2014, yaitu masing-masing dari 16 kkal/hari menjadi 18 kkal/hari atau 4,84 kg/tahun menjadi 5,27 kg/tahun, dari 1,32 gram/hari menjadi 1,43 gram/hari dan dari 1,15 gram/hari menjadi 1,25 gram/hari.
Ketersediaan per kapita per hari energi, protein dan lemak komoditas telur pada tahun 2016 untuk sementara ini relatif tidak jauh berbeda dengan dua tahun sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 24 kkal, 1,85 gram dan 1,76 gram.
9) Kelompok Susu
Ketersediaan energi per kapita per hari kelompok susu pada tahun 2015 tidak mengalami perubahan dari tahun 2014 yaitu sebesar 24 kkal, sedangkan untuk protein dan lemak mengalami peningkatan yaitu masing-masing dari 1,24 gram menjadi 1,25 gram dan dari 1,35 gram menjadi 1,37 gram.
Susu impor masih mendominasi ketersediaan susu. Pada tahun 2015 mengalami penurunan di banding 2014 yaitu dari 3,13 juta ton menjadi 3,12 juta. Meskipun demikian ketersediaan susu per kapita per tahun mengalami peningkatan yaitu dari 11,41 kg/kapita/tahun menjadi 11,49 kg/kapita/tahun. Sementara itu ketersediaan energi tidak mengalami
perubahan yaitu 19 kkal, sedangkan untuk protein dan lemak per kapita perhari mengalami peningkatan masing-masing dari 1,00 gram menjadi 1,01 gram dan dari 1,09 gram menjadi 1,10 gram.
Ketersediaan per kapita per hari energi, protein dan lemak pada tahun 2016 yaitu masing-masing 9 kkal, 0,48 gram dan 0,53 gram, angka ini masih mengalami perubahan karena nilai impor susu masih sangat sementara baru sebesar 823 ribu ton (impor susu biasanya mencapai 3 juta ton).
10) Kelompok Ikan
Produksi perikanan berasal dari produksi ikan tangkap dan budidaya, baik air tawar maupun laut, termasuk rumput laut. Namun demikian dari hasil kesepakatan, kandungan nilai gizi rumput laut dimasukkan ke dalam produk pangan nabati.
Komoditas perikanan memberikan kontribusi ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita per hari yang cukup tinggi.
Pada tahun 2015, kontribusinya mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu masing-masing dari 177 kkal menjadi 213 kkal, dari 11,25 gram menjadi 11,78 gram dan dari 1,69 gram menjadi 1,83 gram. Pada tahun 2016 ketersediaan per kapita per hari energi, protein masing-masing sekitar 213 kkal, 11,48 gram dan 1,85 gram. Angka ini akan berubah seiring dengan perubahan data produksi dan besarnya nilai ekspor dan impor produk perikanan.
11) Kelompok Minyak dan Lemak
Kelompok pangan ini terdiri dari minyak nabati dan lemak hewani. Minyak nabati terdiri dari minyak yang berasal dari kacang tanah, kopra dan sawit, sedangkan lemak hewani merupakan bagian dari kelompok daging. Kelompok ini menyumbangkan ketersediaan energi dan lemak terbesar yang kedua setelah kelompok padi-padian.
mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yaitu masing-masing dari 426 kkal menjadi 307 kkal dan dari 23,86 gram menjadi 17,50 gram, sedangkan untuk ketersediaan protein tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar 0,03 gram.
Kontribusi kelompok minyak nabati terhadap ketersediaan energi dan lemak per kapita per hari merupakan yang terbesar, pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yaitu masing-masing dari 419 kkal menjadi sebesar 299 kkal dan dari 23,06 gram menjadi sebesar 16,67 gram, sedangkan untuk ketersediaan protein tetap tidak mengalami perubahan yaitu 0,02 gram.
Komoditas minyak goreng yang berasal dari sawit menyumbang ketersediaan energi terbesar namun mengalami penurunan pada tahun 2015 dibanding tahun 2014, yaitu dari 396 kkal/kapita/hari atau 16,00 kg/kapita/tahun menjadi 278 kkal/kapita/hari atau 11,26 kg/kapita/tahun. Untuk minyak goreng dari kopra juga mengalami penurunan dari 20 kkal/kapita/hari atau 0,85 kg/kapita/tahun menjadi 18 kkal/kapita/hari atau 0,74 kg/kapita/tahun.
Sementara itu pada tahun 2016 (angka sangat sementara) ketersediaan per kapita per hari energi, protein dan lemak masing-masing sekitar 809 kkal, 0,05 gram dan 44,18 gram. Angka ketersediaan ini akan mengalami perubahan apabila sudah menjadi angka sementara atau angka tetap.
B. Ketersediaan Pangan Strategis
Ketersediaan pangan strategis sangat diandalkan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Pangan strategis dapat diartikan sebagai pangan yang terkait dengan kepentingan sebagian besar masyarakat, baik secara ekonomi, sosial dan budaya. Komoditas pangan strategis terdiri dari beras, jagung, kedelai, gula pasir, cabai, bawang merah, daging sapi. Komoditas-komoditas ini dibutuhkan setiap saat dan sangat penting perannya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
tidak wajar sangat mempengaruhi akses masyarakat terhadap bahan pangan tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan pangan strategis diperlukan upaya-upaya khusus dalam kegiatan budidaya, pasca panen maupun distribusinya. Tabel 9 berikut menggambarkan kemampuan produksi nasional dalam memenuhi ketersediaan pangan strategis pada tahun 2014 dan 2015.
Tabel 9. Ketersediaan Pangan Strategis Tahun 2014 – 2015 *)
No Komoditas Produksi (000 ton) Ketersediaan Bahan Makanan (000 ton) Produksi – Ketersediaan (000 ton) Produksi terhadap Ketersediaan (%) 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 1 Beras 41.428 44.104 41.491 43.955 (63) 149 100 100 2 Jagung 19.008 19.612 14.956 15.174 4.052 4.438 127 129 3 Kedelai 955 963 2.517 2.814 (1.562) (1.851) 38 34 4 Gula Pasir 2.579 2.498 5.438 6.097 (2.859) (3.599) 47 41 6 Cabai 1.875 1.973 1.925 2.045 (50) (72) 97 96 7 Bawang Merah 797 797 793 737 4 60 101 108 8 Daging Sapi 373 380 425 406 (52) (26) 88 94
Catatan: *) Angka Sementara
Produksi dalam negeri maupun dari impor dimanfaatkan juga untuk berbagai kebutuhan seperti pakan, bibit dan diolah untuk industri. Sedangkan ketersediaan bahan makanan sudah termasuk impor dan setelah dikurangi ekspor. Untuk ketersediaan komoditas beras, jagung dan bawang merah, seluruhnya bersumber dari produksi dalam negeri.