• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.2 Skripsi

2.2.1 Pengertian Skripsi

Skripsi merupakan sebuah karya ilmiah, ada banyak karya ilmiah yang ditulis orang, bergantung pada penggunaannya. Ada karya ilmiah berupa skripsi, tesis, disertasi, atau berupa laporan penelitian (search report) bagi lembaga yang membiayai penelitian tersebut. Ada juga karya ilmiah berupa karya ilmiah untuk dimuat dimajalah ilmiah, jurnal, atau makalah untuk seminar (Dwiloka & Riana, 2005). Akan tetapi, umumnya karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003) dalam Dwiloka & Riana (2005), dibedakan menjadi makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.

Skripsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), ialah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir

karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan seseorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan didepan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi (Setiadi, 2007).

Skripsi adalah peroses penelitian ilmiah atau eksperimen ilmiah yang melibatkan pengumpulan data yang sangat banyak, memiliki tujuan dan disusun secara sistematis. Analisa dan interpretasi data kemudian dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru atau menambah pengetahuan ilmiah yang terorganisir (Dempsey, 2002).

2.2.2 Tujuan Penulisan Skripsi.

Tujuan penulisan skripsi adalah memberi bekal pengalaman belajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu berpikir dan berkerja secara ilmiah, merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah, menuliskan hasil penelitian. Skripsi ditulis mahasiswa berdasarkan gejala kehidupan yang menimbulkan permasalahan untuk dipelajari dan mencari jalan keluarnya. Permasalahan dalam skripsi adalah didalam ruang lingkup atau konteks bidang studi mahasiswa yang bersangkutan pada suatu jurusan/program studi/fakultas. Dimasa yang akan datang dibutuhkan generasi penerus yang mampu berpikir dan bertindak secara ilmiah serta mempunyai jangkauan pandangan yang jauh ke masa depan. Oleh karena itu proses perkuliahan diperguruan tinggi perlu ditingkatkan dengan porsi pelayanan dan latihan berpikir dan berkerja secara ilmiah. Penulisan skripsi dapat menjadi salah satu jawaban yang tepat terhadap

persoalan peningkatan latiahan berpikir dan berkerja secara ilmiah dikalangan mahasiswa (Setiadi, 2007).

2.2.3 Persyaratan Penyusunan Skripsi

Menurut Arikunto (2006), tanpa adanya skripsi, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia.

Ada tiga persyaratan penting dalam melakukan penyusunan skripsi yaitu: sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah. Sistematis artinya mengikuti dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efesien. Berencana artinya dilaksanakan dengan adanya unsur tentang langkah-langkah pelaksanaannya. Mengikuti konsep ilmiah artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Apabila diterapkan dalam kegiatan skripsi maka utamanya sebagai berikut: a) Penlitian dihadapkan pada suatu kebutuhan dan tantangan.

b) Merumuskan masalah, sehingga masalah tersebut jelas batasannya, kedudukan, dan menemukan cara alternatif untuk pemecahan masalah.

c) Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak mengadakan tindakan menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih.

e) Mengambil kesimpulan berdasarkan pengelolahan data dan dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan.

f) Memutuskan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut serta implikasinya dimasa yang akan datang.

Berdasarkan buku panduan program pendidikan diprogram studi ilmu keperawatan (2010), menjelaskan bahwa syarat penyusunan skripsi didasarkan pada BAB V pasal 20 tentang:

1) Program studi yang mewajibkan mahasiswa menyusun skripsi, mahasiswa tersubut harus memperoleh minimal 110 SKS tanpa nilai D dan E serta memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan masing-masing fakultas.

2) Mahasiswa yang telah memenuhi ayat 1 (yang tertera diatas) wajib menyampaikan penyusunan rencana skripsi sesuai dengan lingkup masalah yang terjadi perhatian jurusan atau bagian program studi yang bersangktan.

2.2.4 Tahapan Proses Penelitian Dalam Skripsi

Menurut Dempsey (2003), langkah-langkah sistematis pada proses penelitian terdiri dari tiga tahapan yang berurutan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menyelesaikan masalah yang sedang diteliti.

a) Tahap I; Perencanaan Studi

Tahapan awal proses penelitian adalah perencanaan, ditahap ini pertanyaan tentang masalah yang akan diteliti melalui peneitian dipilih dan diperhalus menjadi pernyataan masalah dan metodologi untuk studi yang dirumuskan. Penelitian harus berkontribusi pada pengetahuan baru. Metode

yang tepat harus tersedia untuk menyelidiki masalah tersebut., perlu dipertimbangkan juga mengenai ketersediaan subjek yang diharapkan dapat berpatisipasi dalam studi penelitian, sekaligus implikasi etis penelitian, seperti perlindungan terhadap hak-hak pertisipasi studi, waktu dan dana juga harus dipertimbangkan dalam melakukan penelitian. Tahap perencanaan dalam proses penelitian terdiri dari lima langkah awal:

1) Pernyataan masalah

2) Tinjauan pustaka terkait penelitian 3) Pernyataan tujuan studi

4) Rencana pengumpulan data 5) Rencana analisis data

b) Tahap II; Pelaksanaan Proposal Penelitian

Setelah proposal penelitian yang lengkap telah dievaluasi oleh pembimbing penelitian dan telah diperbaiki oleh peneliti, maka proposal harus diajukan kepihak institusi yang berwenang untuk disetujui. Jika persetujuan telah diberikan, peneliti kemudian dapat melaksanakan proposal tertulis tersebut. Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti mengikuti proposal tertulis dengan mengumpulkan data secara sistematik untuk dianalisis.

c) Tahap III; Penyebarluasan Hasil Penelitian

Setelah data yang berkaitan dengan penelitian sudah dianalisis, peneliti kemudian menuliskan kesimpulan, membahasnya, dan menghubungkan kesimpulan dengan pengetahuan yang relevan yang ada. Peneliti juga harus mengolah implikasi penelitian dan membuat saran bagi peneliti selanjutnya.

Kemudian peneliti menulis laporan penelitian yang lengkap untuk menyampaikan temuannya sehingga dapat diketahui oleh orang lain.

2.2.5 Hubungan Penyelesaian Skripsi Dengan Kecemasan

Mahasiswa rentan terhadap kecemasan dan depresi. Stresor psikososial adalah setiap keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa beradaptasi atau menanggulangi stressor yang timbul. Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor pencetus kecemasan dan depresi pada mahasiswa. Kecerdasan bukanlah satu- satunya faktor yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang dalam belajar, tapi ketenangan jiwa juga mempunyai pengaruh atas kemampuan untuk menggunakan kecerdasan tersebut (Daradjat, 1988).

Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kaplan & Saddock, 2005).

Faktor-faktor kecemasan dalam mengerjakan skripsi dipengaruhi beberapa hal misalnya eksternal dan internal, faktor ekternal atau dari luar diri misalnya birokrasi kampus yang rumit, atau dosen pembimbing yang sulit ditemui dan faktor internal atau dari dalam diri misalnya kemampuan dasar mahasiswa yang rendah, inteligensi yang rendah, kurang memahami dan menguasai materi yang akan dibuat, mahasiswa dengan gangguan kecemasan umum atau mahasiswa

yang pencemas, serta mahasiswa yang memiliki pikiran-pikiran negatif atau penilaian yang tidak realistik.

Penyebab kecemasan pada mahasiswa teknik informatika tingkat akhir dikarenakan beban tugas yang semakin tinggi, karena harus menyelesaikan studi terutama skripsi, yang menjadi langkah terakhir untuk ketentuan kelulusan. Dalam penulisan skripsi dituntut kemandirian dan ketelitian dalam pengerjaannya. Ada banyak beban yang menimbulkan kecemasan pada saat mengerjakan skripsi antara lain mahasiswa dituntut memiliki ide untuk membuat konsep yang jelas, wawasan yang luas, harus mengetahui kondisi lapangan, harus mampu menjelaskan apa yang telah dituliskan, harus mempu menjelaskan produk yang dibuat dan lain-lain (Rosma, 2012). Sedangkan berdasarkan penelitian Zulkifli (2012), 80% mahasiswa mengalami kecemasan ketika akan menghadapi ujian skripsi.

Beberapa penelitian berkaitan dengan proses penyusunan skripsi pada mahasiswa diketahui ada beberapa fenomena yang muncul pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Mujiyah dkk (2001) dalam Suryadi (2001), dalam risetnya memaparkan bahwa mahasiswa dapat mengalami cemas akibat kesulitan-kesulitan dalam proses penyusunan skripsi, seperti kesulitan menentukan latar belakang masalah, teori dan metodologi, ketakutan menghadap dosen, dan lain-lain. Menurut Sutriani (2003), dalam penelitiannya juga menemukan mahasiswa dapat mengalami kecemasan ketika sedang menyelesaikan skripsi.

Dokumen terkait