• Tidak ada hasil yang ditemukan

Snowball sampling adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data

dan informasi, hasil penelitian dan pengetahuan, dari asosiasi yang diperpanjang, melalui kenalan sebelumnya. Seorang individu atau kelompok menerima informasi dari tempat yang berbeda melalui perantara bersama. Hal ini disebut sebagai sampling bola salju metaforis karena sebagai hubungan yang lebih dibangun melalui asosiasi bersama, lebih banyak koneksi dapat dilakukan melalui hubungan-hubungan baru dan sejumlah besar informasi dapat dibagi dan dikumpulkan, seperti gulungan bola salju dan peningkatan ukuran seperti itu akan mengumpulkan lebih banyak salju.

20

Snowball sampling adalah alat yang berguna untuk membangun jaringan

dan meningkatkan jumlah peserta. Namun, keberhasilan dari teknik ini sangat tergantung pada kontak awal dan koneksitas yang dibuat. Oleh karena itu penting untuk berkorelasi dengan mereka yang populer dan terkenal untuk menciptakan lebih banyak kesempatan untuk berkembang serta untuk menciptakan reputasi yang kredibel dan dapat diandalkan.

Verifikasi dan Validasi

Setiap penelitian menentukan adanya standar untuk melihat derajat kepercayaan dan kebenaran terhadap hasil penelitian tersebut. Menurut Guba dan Lincoln (2009), Moleong (1988) dan Nasution (1992) dalam Bungin (2009), ada empat kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data, yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan

(dependability) dan kepastian (confirmability).

Kredibilitas adalah kegiatan untuk memeriksa keabsahan data sampai seberapa jauh tingkat kepercayaannya melalui :

1. Member check adalah kegiatan informan memeriksa kembali catatan lapangan yang peneliti berikan, baik berupa hasil observasi maupun wawancara, agar data tentang proses dan implementasi kebijakan PKH yang diberikan telah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Jika diperlukan, setelah diperiksa, diperbaiki, ditambah atau dikurangi, kemudian ditandatangani oleh informan. 2. Triangulasi merupakan proses mencek kebenaran suatu informasi dengan

menggali informasi tersebut dari berbagai pihak dengan beberapa cara, dengan tujuan untuk melakukan verifikasi atau konfirmasi informasi. Menurut Bungin (2009) terdapat triangulasi peneliti, triangulasi metode, triangulasi teori dan triangulasi sumber data. Triangulasi peneliti dilakukan dengan meminta bantuan peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta rekaman data yang sama di lapangan. Triangulasi metode dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan metode berbeda. Triangulasi teori dalam hal ini dapat dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Apabila peneliti gagal menemukan informasi yang cukup kuat untuk menjelaskan kembali informasi yang telah diperoleh, justru peneliti telah mendapatkan bukti bahwa derajat kepercayaan hasil penelitian peneliti sudah tinggi. Triangulasi sumber data adalah berkenaan dengan upaya untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

3. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, dengan melakukan berbagai kegiatan, baik dalam bentuk mengecek kembali kebenaran data yang telah dikumpulkan, maupun untuk lebih mengakrabkan hubungan antara peneliti dengan informan, sehingga informasi yang diberikan akan lebih menjamin kepastian kebenaran data yang diperoleh. Perpanjangan pengamatan dibuktikan dengan surat keterangan perpanjangan dan dilampirkan dalam laporan penelitian.

4. Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

21

5. Kecukupan referensi adalah dengan memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian yang telah dilakukan, baik referensi yang berasal dari orang lain meupun referensi yang diperoleh selama penelitian seperti gambar video di lapangan, rekaman wawancara, maupun catatan-cataatan harian di lapangan (Bungin 2009).

6. Uraian rinci, yaitu dengan memberikan penjelasan kepada pembaca dengan menjelaskan hasil penelitian dengan penjelasan yang serinci-rincinya. Suatu penemuan yang baik akan dapat diterima orang apabila dijelaskan dengan penjelasan yang terperinci dan gamblang, logis dan rasional. Sebaliknya penjelsaan yang panjang lebar dan berulang-ulang justru akan menyulitkan orang dalam memahami hasil penelitian (Bungin 2009).

Keteralihan (transferability) hasil penelitian biasanya berkaitan dengan pertanyaan sejauh mana penelitian ini dapat dipublikasikan atau digunakan dalam situasi lain atau suatu temuan penelitian berpeluang untuk dialihkan pada konteks lain, manakala ada kesamaan karakteristik antara situasi penelitian dengan situasi penerapan. Implikasinya, peneliti bertanggungjawab untuk menyediakan data deskriptif tentang situasi penelitian secara utuh, menyeluruh, lengkap, mendalam dan rinci.

Dependabilitas berhubungan dengan konsistensi. Konsistensi di sini adalah dilihat dari arti yang lebih luas dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mungkin mengalami perubahan, karena manusia sebagai instrumen dapat menurun perhatian dan ketajaman pengamatannya serta dapat membuat kekhilafan dan kesalahan.

Sementara konfirmabilitas berkaitan dengan kenetralan atau netralitas. Netralitas mengandung aspek kuantitatif, yakni bergantung pada jumlah orang yang membenarkan atau mengkonfirmasikannya. Netralitas berarti bermakna objektivitas- subjektivitas. Objektivitas merupakan suatu kesesuaian inter-subjektif. Netralitas juga mengandung aspek kualitatif, karena kebenaran suatu data dapat juga dibenarkan atau dikonfirmasi oleh orang lain. Jadi dependabilitas dan konfirmabilitas adalah berhubungan dengan konsistensi dan kenetralan data yang kebenarannya tergantung pada konfirmasi orang lain.

Selain proses pengujian terhadap keabsahan data, pada penelitian ini juga dilakukan proses verifikasi dan validasi terhadap model yang disusun. Menurut Eriyatno dan Sofyar (2007), proses verifikasi model kebijakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai kelemahan dan kekurangan dari model serta mengidentifikasi berbagai masalah yang perlu diantisipasi terkait dengan penerapan kebijakan yang dirumuskan. Verifikasi kebijakan dilakukan terhadap metode yang digunakan dalam pengambilan data. Sedangkan validasi model kebijakan dilakukan melalui uji pendapat pakar atau dilakukan dengan membandingkan model kebijakan hasil penelitian terhadap kebijakan yang sedang berjalan atau sudah dijalankan.

Sebagai gambaran ringkasan tahapan kajian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagaimana skema pada Gambar 3. Sedangkan landasan teori, metode yang digunakan, sumber data dan keluaran yang diharapkan adalah sebagaimana tersaji pada Tabel 4.

22

Gambar 3. Tahapan kajian implementasi kebijakan penggunaan kawasan hutan

REKOMENDASI