• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.7 Data dan Cara Pengumpulan Data

3.7.4 Instrumen Pengumpulan Data

3.7.4.1 Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dari ranah kognitif yang berupa tes awal.dan tes formatif. Instrumen tes disusun dengan

mengacu pada kisi-kisi soal yang telah peneliti buat sebelumnya. Bentuk soal

sebanyak 10 soal dengan 4 alternatif jawaban. Masing-masing jawaban benar diberi bobot 1, sehingga jika siswa menjawab benar seluruh soal akan mendapatkan bobot maksimal 10. Perhitungan untuk menentukan nilai siswa,

digunakan rumus: S ya

S a a × 100

(BSNP, 2007: 25)

Soal yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran 31 dan lampiran 43. Instrumen tes harus memenuhi syarat-syarat sebagai instrumen penelitian, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda. Paparannya sebagai berikut.

3.7.4.1.1 Validitas Soal

Menurut Sudijono (2009: 182), “validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Sudijono (2009: 163) menyatakan penganalisisan terhadap tes hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan logika, dan dilakukan dengan mendasarkan diri kepada kenyataan empiris, Paparannya sebagai berikut.

(1) Validitas Logis (Logical Validity). Menurut Sudijono (2009: 164), “validitas

logis adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis”. Pengujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-butir soal dengan kriteria

dan kisi-kisi soal yang telah dibuat berdasarkan silabus oleh penilai ahli.

Pengujian validitas logis dilakukan oleh dua penilai ahli. Penilai ahli 1 yaitu dosen pembimbing, yaitu Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. dan penilai ahli 2

guru kelas IV SD Negeri Dondong 01 Kabupaten Cilacap, yaitu Yudi, A.Ma.Pd. Hasil penelaahan logis dapat dibaca pada lampiran 11 dan 12

(2) Validitas Empiris (Empirical Validity). Berdasarkan pendapat Sudijono

(2009: 167), “validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik”. Pengujian lebih lanjutnya yaitu dengan membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan dengan kriteria. Arikunto (2013: 85) menjelaskan untuk mengetahui nilai kesejajaran instrumen tes dengan kriterianya, dapat menggunakan rumus

korelasi product moment yang ditemukan oleh Pearson. Soal yang

dibutuhkan untuk penelitian yaitu 20 soal. Syarat untuk kepentingan uji coba agar syarat validitas dan reliabilitas terpenuhi, soal dibuat secara paralel juga setara, baik cakupan materi maupun tingkat kesukarannya. Hal ini bertujuan agar syarat-syarat soal tes sebagai instrumen penelitian terpenuhi.

Instrumen diujicobakan kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Langkah ini bisa disebut dengan uji coba instrumen. Uji coba ini akan dilaksanakan kepada responden kelas IV SD Negeri Kemandungan 03 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal, dengan alasan siswa kelas IV SD Kemandungan 03 usianya relatif sama dengan siswa di SD Dondong 01 dan belum diajarkan materi tersebut dan kemampuannya relatif sama. Langkah berikutnya peneliti mengumpulkan data hasil uji coba dan menganalisis guna mengetahui validitas item soal menggunakan rumus

Bivariete Pearson. Penghitungan dapat dilakukan dengan bantuan program

validitas dalam SPSS 20 menggunakan menu analyze – correlate – bivariate.

Ketentuan pengambilan keputusan dengan menggunakan batasan rtabel

dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Jika nilai korelasi lebih dari

batasan yang ditentukan (rhitung > rtabel) maka instrumen dinyatakan valid. Jika

nilai korelasi kurang dari batasan yang ditentukan (rhitung < rtabel) maka instrumen dinyatakan tidak valid (Priyatno, 2013: 20). Hasil uji coba soal terhadap validitas soal dapat dibaca pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda

No. CorrelationPearson Kategori

1 .462 Valid 2 .296 Tidak Valid 3 .a Tidak Valid 4 .414 Valid 5 .414 Valid 6 .438 Valid 7 .399 Valid 8 .425 Valid 9 .399 Valid 10 .113 Tidak Valid 11 .456 Valid 12 .583 Valid 13 .452 Valid 14 .a Tidak Valid 15 .397 Valid 16 .432 Valid 17 .011 Tidak Valid 18 .421 Valid 19 .661 Valid 20 .482 Valid

No. CorrelationPearson Kategori

21 .525 Valid 22 .443 Valid 23 .433 Valid 24 .277 Tidak Valid 25 .205 Tidak Valid 26 .265 TIdak Valid 27 .255 Tidak Valid 28 .179 Tidak Valid 29 -.156 Tidak Valid 30 .456 Valid 31 .444 Valid 32 .035 Tidak Valid 33 .410 Valid 34 .434 Valid 35 .515 Valid 36 .686 Valid 37 .502 Valid 38 .169 Tidak Valid 39 .817 Valid 40 .239 Tidak Valid

Berdasarkan hasil penghitungan validitas menggunakan bantuan program SPSS 20, diperoleh item atau soal yang valid sebanyak 26 butir soal. Soal yang dinyatakan valid yaitu soal nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 30,31, 33, 34, 35, 36, 37, dan 39. Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, soal yang valid sudah memenuhi semua indikator . Rekapitulasi data validitas, taraf kesukaran, dan daya beda soal dapat dibaca pada lampiran 15.

3.7.4.1.2 Reliabilitas Tes

Menurut Arikunto (2013: 100), reliabilitas adalah keajegan atau konsistensi dari sebuah instrumen. Suatu tes memiliki reliabilitas tinggi apabila ketika tes tersebut diujikan kembali akan mempunyai hasil yang sama atau konsisten. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan pada kelas IV SD Negeri Kemandungan 03 dengan tujuan untuk mengukur konsistensi instrumen

penelitian. Pengujian reliabilitas dengan menerapkan cronbach's alpha pada

program SPSS versi 20. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 96) “reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik”. Hasil penghitungan reliabilitas instrumen hasil belajar dapat dibaca pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Hasil Reliabilitas Soal Uji Coba Cronbach's Alpha N of Items

,876 26

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha

coba reliabel. Berdasarkan penghitungan reliabilitas menghasilkan nilai lebih dari 0,8 maka termasuk kategori baik.

3.7.4.1.3 Taraf Kesukaran

Witherington (1967) dalam Sudijono (2009: 371) menjelaskan bahwa angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item dikenal dengan istilah angka indeks kesukaran item. Sudijono(2009: 371) menambahkan dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P yang besarnya 0,00 sampai dengan 1,0. Berdasarkan rumus yang dikemukakan Du Bois dalam Sudijono (2009: 372), nilai P didapatkan dari rumus berikut.

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan yaitu makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut, begitu pula sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal itu dapat dibaca pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kategori Indeks Taraf Kesukaran.

Rentang Indeks Kategori

0-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

(Arikunto, 2013: 225)

Penghitungan dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007. Penghitungan menghasilkan 5 soal dengan kategori mudah, 19 soal dengan kategori sedang, dan 2 soal dengan kategori sukar. Hasil perhitungan terhadap taraf kesukaran terdapat ada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Kategor i Nomor Soal Sukar 4, 34 2 Sedang 1, 5, 7, 9, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 30, 35, 36, 37, 39 19 Mudah 6, 8, 13, 20, 33 5 Jumlah 26

Soal yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai komposisi yang dibaca berdasarkan tingkat kesukarannya yaitu 1 soal sukar, 7 soal sedang dan 2 soal mudah dengan jumlah 10 soal pada setiap siklusnya. Soal yang dipilih sebanyak 20 soal dan memenuhi semua indikator soal yang dibuat peneliti sebelumnya.

3.7.4.1.4 Daya Pembeda

Sudijono (2009: 385) menjelaskan bahwa daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antar siswa. Daya pembeda membedakan butir item berdasarkan siswa yang pandai dengan siswa yang kemampuannya rendah. Indeks

dikriminasi item itu umumnya dengan lambang D.perhitungan untuk menentukan besarnya D, dapat menggunakan rumus berikut.

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 2013: 228).

Keputusan daya pembeda soal dapat diketahui melalui klasifiskasi daya beda. Klasifikasi daya beda dapat dibaca pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Beda Soal.

Rentang Kategori

0,00-0,20 Jelek

0,20-0,40 Cukup

0,40-0,70 Baik

0,70-1,00 Baik Sekali

Negatif Semuanya Tidak

baik

(Arikunto, 2013: 232).

Penghitungan dapat dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007. Jumlah soal yang di uji daya beda soalnya sejumlah soal yang valid yaitu 26

butir soal. Penghitungan menghasilkan 14 soal dengan kategori baik dan 12 soal dengan kategori cukup. Hasil Rekapitulasi daya pembeda soal terdapat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Daya Beda

No Nomor Butir Soal Jumlah Klasifikasi

1 - 0 Baik Sekali

2 5, 9, 11, 12, 18, 19, 20,21 30, 31, 33, 36, 37, 39 14 Baik

3 1, 4, 6, 7, 8, 13, 15,16 22, 23, 34, 35, 12 Cukup

4 - 0 Jelek