• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Komunikasi Matematika

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teori

1. Soal Komunikasi Matematika

Sesuai dengan amanat Permendiknas UU no 26 tahun 2006 tentang standar isi antara lain :

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitumemiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pada point keempat secara eksplisit menjelaskan tentang kemampuan komunikasi. Siswa dituntut agar dapat “Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah” sehingga harapan dari pelajaran matematika ini tercapai sesuai dengan UUD. Untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dibutuhkan soal komnikasi matematika.

a. Definisi Soal

Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) dalam jaringan soal adalah apa yang menuntut jawaban dan sebagainya (pertanyaan dalam dalam hitungan dan sebagainya) ataupun hal yang harus dipecahkan

atau masalah.1 Soal dijadikan tolak ukur untuk menentukan kemampuan siswa.2 Sampai saat ini cara yang paling mudah untuk mencari tahu pemahaman siswa dengan soal yang diberikan.

Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi.3 Walaupun kurikulum saat ini tidak menuntut lebih para guru menilai melalui soal ujian saja tapi dari aktifitas pembeljaran dikelas.

Walaupun bukan salah satunya alat pengukur kemampuan siswa, namun soal harus memiliki mutu. Soal bermutu adalah soal yang harus sahih (valid), dan handal. Sahih maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi/aspek saja.4

b. Definisi Komunikasi

Theodore Clevenger Jr. mencatat bahwa “masalah yang selalu ada

dalam mendefinisikan komunikasi untuk tujuan-tujuan penelitian atau

ilmiah berasal dari fakta-fakta bahwa kata kerja „berkomunikasi‟ memiliki

posisi yang kuat dalam kosa kata umum dan karenanya tidak mudah didefinisikan untuk tujuan ilmiah. Sebenarnya, kata kerja ini merupakan salah salah satu istilah dalam bahasa inggris yang terlalu sering

digunakan.”5

Karena komunikasi merupakan kata umum yang sering digunakan maka agak sulit mendefinisikannya dalam kajian ilmiah.

Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) dalam jaringan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, 2016, (http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/) 2

Azka Hariz, Soal adalah miniatur kehidupan, 2016 (http://www.kompasiana.com/ 3

Panduan penulisan butir soal, 2016 (gurupembaharu.com) 4

ibid

5

Stephen W. Littlejhon dan Karen A Foss,Teori Komunikasi, Edisi 9 , Terj. dari Theories of Human Communiaction , 9th ed, oleh Mohammad Yusuf Hamdan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hal. 4

orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami.6 Komunikasi yang dimaksud bisa diartikan komunikasi yang terjadi minimal dari dua orang.

Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai

a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the

source. Proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan

bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau

respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.7

Komunikasi menurut Raymond S. Ross mengedepankan pengalaman yang diperoleh oleh lawan komunikasi. Dampak yang timbul untuk lawan komunikasi ialah respon yang sama dengan komunkasi awal.

Pembahasan tentang komunikasi banyak ditemukan dalam ilmu

psikologi. Dalam kamus psikologi Dictionary of Behavior Science,

menyebutkna enam pengertian komunikasi :

Comunican 1) The transmision of energy change from one place to another as in the nerveous system or transmision of sound waves. 2) The transmision or reception of signal or mesage by organism. 3) The transmitted message. 4) (Comunication theory). The process whereby system influences another system through regulation of the transmintted signals. 5) (K. Lewin) The influence of one personal region on another whereby a change in one result in a corresponding change in the another region. 6) The message of a patient to his therapist in psychotheraphy . Komunikasi 1) penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara. 2) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme. 3) pesan yang disampaikan. 4) (Teori Komunikasi). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melaui pengaturan signal-signal yang disampaikan. 5) (K Lewin). Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah lain. 6) Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam

psikoterapi.8

6

Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, 2016, (http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/) 7

Jalaludin Rahmat, Psikologi komunikasi , (Bandung: Rosda, 2009), Cet. 9, h. 3 8Ibid

Jika mengambil pengertian teori komunikasinya saja maka akan berpacu pada proses oleh suatu sistem yang betujuan mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal atau bisa melalui mekanisme tertentu.

Abdul Majid membagi pemahaman komunikasi dalam tiga sudut pandang , yaitu : pertama, komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Kedua, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seorang kepada orang lain. Ketiga, komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang

disampaikan.9 Serupa dengan yang disampaikan Abdul Majid, Santoso

mengungkapkan komunikasi sebagai sebuah proses , transaksional, dan

simbolik.10

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain baik secara (lisan) atau pun tidak langsung

(melalui media)11. Komunikasi merupakan aktifitas yang minimal dilakukan

oleh dua orang, dengan tujuan menyampaikan sesuatu. Sehingga peran komunikasi menjadi sangat penting untuk kehidupan sosial. Di era digital inipun komunikasi sangat dibutuhkan dengan berbagai macam variannya, mulai komunikasi bentuk visual hingga komunikasi dalam bentuk sandi yang amat rumit. Begitu pentingnya komunikasi, Howard Garner pakar kecerdasan majemuk mengungkapkan bahwa kemampuan berkomunikasi

merupakan inti dari kecerdsan intrapersonal.12

Proses komunikasi dapat dilihat dalam dua perspektif besar yaitu

perspektif psikologis dan mekanis.13 Perspektif psikologis adalah aktivitas

psikologi sosial yang melibatkan komunikator, komunikan, isi pesan,

9

Alwi dkk, Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dalam Memahami Volume Bangun Ruang Sisi datar, 2016, h. 3 (http://kim.ung.ac.id/)

10Ibid. 11

Ayu Handayani, Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Bagi Siswa Kelas VII MTsN Lubuk Buaya Padang Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1, 2014, h. 3

12Ibid.

13

lambang. Perspektif mekanis adalah aktifitas mekanik yang dilakukan oleh komunikator yang sangat bersifat situasional dan kontekstual.

Menurut pembagian bidangnya, komunikasi terbagi meliputi

komunikasi sosial, organisasional, bisnis, politik, internasional, komunikasi

antar budaya, pembangunan, tradisional dan lain-lain.14

Tujuan komunikasi terdiri dari soal mengubah sikap, opini, perilaku, masyarakat, dan lainnya. Menurut fungsinya komunikasi adalah

menginformasikan, mendidik, mempengaruhi.15

Hambatan dalam komunikasi ditemui dalam proses belajar mengajar antara lain :

1) Verbalisme, dimana guru menerangkan dengan kata-kata lisan.

Pada kondisi seperti ini hanya guru yang aktif sedangkan murid lebih banyak pasif dan komunikasi bersifat satu arah

2) Perhatian yang bercabang, yaitu murid yang tidak terpusat pada

informasi yang disampaikan gurunya, tetapi bercabang ke perhatian yang lainnya.

3) Kekacauan penafsiran, bedeanya daya tangkap murid, sehingga

sering terjadi istilah-istilah yang sama diartikan berbeda.

4) Tidak adanya tanggapan, yaitu murid tidak merespon secara aktif

apa yang disampaikan oleh guru, sehingga tidak terbentuk sikap yang diinginkan.

5) Kurang perhatian, disebabkan prosedur dan metode pengajaran

kurang bervariasi, sehingga penyampaian informasi yang

“monoton” menyebabkan timbulnya kebosanan pada murid

6) Keadaan fisik dan lingkungan yang mengganggu, misalnya objek

yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan yang terlalu cepat atau

14Ibid. h. 84 15Ibid.

lambat, dan objek yang terlalu kompleks serta konsep yang terlalu luas, sehingga menyebabkan tanggapan menjadi mengambang.

7) Sikap pasif anak didik, yaitu tidak bergairahnya siswa dalam

mengikuti pelajaran.16

Berdasarkan teknik komunikasi, komunikasi terbagi menjadi

komunkasi informatif, persuasif, pervasif, koersif, instruktif, dan hubungan manusiawi. Metode komunikasi meliputi jurnalistik, hubungan masyarakat,

periklanan, propaganda, perang urat saraf, dan perpustakaan.17

Maka, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah interaksi dua orang atau lebih dengan tujuan menyampaikan sesuatu. Fungsi yang ingin dicapai dari komunikasi adalah terjalin hubungan sosial diantara dua orang tersebut atau lebih.

c. Konsep Komunikasi Matematika

Sesuai dengan NCTM tentang kemampuan komunikasi yaitu

1) Organize and consolidate their mathematical thinking through

communication yakni mengatur dan mengkonsolidasikan

pemikiran matematika mereka melalui komunikasi.

2) Communicate their mathematical thinking coherently and clearly

to peers, teachers, and others yakni mengkomunikasikan

pemikiran matematika mereka yang saling berkaitan dan menjelaskan kepada rekan-rekan, guru, dan orang lain.

3) Analyze and evaluate the mathematical thinking and strategies of

others yakni menganalisis dan mengevaluasi pemikiran

matematika dan strategi orang lain.

16

Usman, M Basyirudin, Asnawir., Media pembelajaran, (Jakarta: Ciputat pers, 2002), h. 6 17Ibid.

4) Use the language of mathematics to express mathematical ideas

precisely yakni menggunakan bahasa matematika untuk

mengekspresikan ide-ide matematika secara tepat.18

Menurut Utari sumarmo mengatakan kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik di antaranya adalah :

1) Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, idea, atau model matematik.

2) Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan.

3) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 4) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika

tertulis

5) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragrap matematika dalam bahasa sendiri.

6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi.

7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.19

Menurut LACOE (Los Angeles Country Office of Education) menyatakan terdapat beragam bentuk komunikasi matematik antara lain :

1) Merefleksi dan mengklarifikasi pemikiran tentang ide-ide matematika. 2) Menghubungkan bahasa sehari-hari dengan bahasa matematika yang

menggunakan simbol-simbol.

3) Menggunakan keterampilan membaca, mendengarkan, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematika.

4) Menggunakan ide-ide matematika untuk membuat dugaan (conjecture) dan membuat argumen yang meyakinkan.20

18

NCTM, Principles and Standards for school mathematics, (NCTM, 2000), h. 348 19

Utari sumarmo, “Berfikir dan Disposisi Matematik : Apa, Mengapa, dan Bagaimana

dikembangkan pada peserta didik”, Makalah pada Diktat Instruktur/Pengembangan Matematika SMA, Bandung, UPI, 2010, tidak dipublikasikan, h. 6-7

20Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, dalam jurnal MIPA UNHALU

Menurut LACOE (Los Angeles Country Office of Education) komunikasi matematik terbagi menjadi dua cakupan yaitu

Komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan verbal suatu gagasan matematika. Komunikasi lisan dapat terjadi melalui interaksi antarsiswa misalnya dalam pembelajaran dengan setting diskusi kelompok.21

Sedangkan menurut Vermont Department of Education , komunikasi melibatkan 3 aspek, yaitu :

1) Menggunakan bahasa matematika secara akurat dan menggunakannya untuk mengkomunikasikan aspek-aspek penyelesaian masalah,

2) Menggunakan representasi matematika secara akurat untuk mengkomunikasikan penyelesaian masalah, dan

3) Mempresentasikan penyelesaian masalah yang terorganisasi dan terstruktur dengan baik.22

Turmudi mengatakan “the situation is imaginary or real students gained from the experience, making the learning of mathematics as an activity that is useful and meaningful which emphasizes reasoning instead of mathematical formulas.”23

Berdasarkan pendapat Turmudi artinya, dengan komunikasi siswa dibangkitkan daya imajinasinya sehingga belajar bukan terpaku dalam rumus tapi daya nalar maka siswa memperoleh pengalaman yang menarik dan membuat pembelajaran matematik menjadi lebih bermakna.

Untuk mengukur kemampuan komunikasi dibutuhkan indikator. Utari sumarmo membuat indikator kemampuan komunikasi antara lain :

21Ibid

22Ibid 23

C. Indah Nartani, dkk, Communication in Mathematics Contextual, International Journal of Innovation and Research in Educational Sciences, Volume 2, 2015, h. 2

1) Menyatakan situasi atau masalah ke dalam bentuk model matematika (gambar, tabel, diagram, relasi/ ekspresi matematika)

2) Menyatakan/menjelaskan model matematika (gambar, tabel, diagram, ekspresi/relasi matematika) ke dalam bahasa biasa 3) Mendengarkan, berdiskusi, menulis matematika

4) Membaca presentasi matematika

5) Menjelaskan/bertanya tentang matematika.24

Dapat disimpulkan kemampuan komunikasi ialah segala bentuk penyampaian solusi permasalahan matematik. Ditinjau dari aspeknya terbagi menjadi tiga yaitu penyampaian dalam bentuk verbal, simbol atau ekspresi matematis dan dalam bentuk gambar (grafik, diagram, tabel, relasi). Sedangkan yang dimaksud dengan soal komunikasi matematika ialah soal-soal yang sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematika.

Dokumen terkait