• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Model Literasi Informasi

2.2.1. The Big6 Skills

The Big6 Skills adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh dua pakar yang bernama Bob Berkowitz dan Mike Eisenberg pada tahun 1990. Mereka menamakan model ini dengan The Big6 Skills karena terdiri dari enam keterampilan, yaitu :

1) Merumuskan masalah, yaitu merumuskan masalah dan mengidentifikasikan informasi yang dibutuhkan.

2) Mengembangkan strategi pencarian informasi, yaitu menentukan dan memilih sumber terbaik.

3) Lokasi dan akses, yaitu mengalokasikan sumber secara fisik dan virtual serta menemukan informasi di dalam sumber-sumber tersebut.

4) Memanfaatkan informasi, yaitu membaca, mendengar, dan memilih informasi yang relevan.

5) Mensintesis informasi, yaitu mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber serta mempresentasikan informasi tersebut.

6) Mengevaluasi informasi, yaitu mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari seluruh proses yang telah dilakukan.

2.2.2. Empowering 8

Pada tahun 2004 Indian Library Associationmengadakan lokakarya tentang literasi informasi yang dilanjutkan dengan lokakarya yang kedua tahun 2005. Lokakarya ini dihadiri oleh sepuluh negara, yakni; Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia, Maldiva, Nepal, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand. Hasil dari kedua lokakarya tersebut menghasilkan sebuah konsep yang disebut

“Empowering8”. Konsep Empowering8 (Wijetunge 2005) mengembangkan keterampilan belajar (learning skill) dengan menggunakan sumber-sumber belajar (learning resources). Model literasi informasi Empowering8 terdiri dari delapan keterampilan literasi yang harus dikuasai, yakni: identifikasi, eksplorasi, seleksi, penataan, penciptaan, penyajian, pengkajian, dan penerapan (Gambar 1).

Gambar 1 Model Empowering 8 (Wijetunge 2005) Penjelasan rinci dari keterampilan yang dimaksud adalah seperti berikut ini: 1) Identifikasi

a. Menentukan topik/subyek.

b. Menentukan dan mengenal audience.

c. Menentukan format yang cocok untuk hasil akhir. d. Mengidentifikasi kata kunci.

e. Merencanakan strategi penelusuran.

f. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber lain dimana informasi dapat ditemukan.

2) Eksplorasi

a. Menempatkan hasil temuan secara tepat guna pada topik yang dipilih. b. Menemukan informasi yang tepat guna dengan topik yang dipilih.

c. Apabila perlu lakukan wawancara, studi lapangan atau riset di luar sekolah

3) Seleksi

a. Memilih informasi yang relevan.

b. Menentukan sumber-sumber mana saja yang mudah, biasa, dan sulit. c. Mencatat informasi yang relevan dengan membuat catatan – visual

organizerseperti tabel-grafik atau outline.

d. Mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam proses penelitian. e. Mengumpulkan kutipan-kutipan yang sesuai.

4) Organisasi

a. Menyeleksi informasi.

b. Membedakan antara fakta, pendapat, fiksi. c. Memeriksa “bias” yang berasal dari sumber.

d. Menggunakan alat bantu visual untuk membandingkan atau mengkontraskan informasi.

5) Sintesis

a. Menuliskan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri. b. Merevisi atau mengedit sendiri atau dengan teman.

c. Membuat daftar pustaka. 6) Penyajian

a. Melakukan latihan untuk mempresentasikan hasil penemuan. b. Mempresentasikan informasi kepada audiencedengan tepat. c. Menyajikan informasi disesuaikan dengan audience.

d. Mempersiapkan perlengkapan presentasi dengan baik. 7) Pengkajian

a. Menerima masukan dari orang lain.

b. Merefleksikan sudah seberapa baik tugas atau penelitian yang telah dikerjakan.

c. Mengungkapkan keterampilan baru yang telah dipelajari dalam proses penelitian.

d. Memperhatikan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dengan lebih baik lagi di waktu mendatang.

8) Penerapan

a. Memperhatikan masukan dan penilaian yang telah diberikan. b. Menggunakan masukan dan penilaian untuk tugas selanjutnya.

c. Menerapkan pengetahuan baru dalam berbagai situasi (lessons learned).

2.3 Standar Kompetensi Literasi Informasi (LI)

2.3.1. The Association for College and Research Libraries (ACRL2000)

ACRL merupakan asosiasi bagi komunitas pustakawan akademik dan penelitian. Melalui keanggotaan di ACRL maka setiap anggota memiliki akses ke beragam manfaat yang meningkatkan pengetahuan dan keahlian pustakawan. Standar kompetensi LI yang ditetapkan oleh The Association for College and Research Libraries (ACRL 2000 )adalah :

1) Menentukan batasan informasi yang diperlukan.

2) Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. 3) Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis.

4) Menggabungkan sejumlah informasi yang terpilih untuk menjadi dasar pengetahuan seseorang.

5) Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. 6) Mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal.

2.3.2. American Association of School Librarians (AASL1998)

AASL merupakan asosiasi bagi para pustakawan sekolah di Amerika Serikat. AASL menetapkan empat standar kompetensi literasi informasi di tingkat sekolah dengan penjelasan di Lampiran 1. Keempat standar tersebut adalah peserta didik mampu menggunakan keterampilan, sumber dan alat informasi untuk:

1) Bertanya, berpikir kritis, dan memperoleh pengetahuan.

2) Membuat kesimpulan, menerapkan dan menciptakan pengetahuan baru.

3) Berbagi pengetahuan secara etis dan produktif sebagai anggota masyarakat yang demokratis.

2.3.3. Standar Kompetensi LI Jeffco Public School Colorado

Jeffco Public School merupakan sekolah yang didirikan pada tahun 1860 di distrik Colorado. Saat ini merupakan sekolah terbesar di distrik tersebut dengan memiliki 86.000 siswa dan 12.000 karyawan. Sejak tahun 2000, Jeffco Public School Colorado telah membuat standar kompetensi literasi informasi bagi siswa di kelas 9-12 dengan merujuk pada standar kompetensi yang ditetapkan ACRL. Standar kompetensi literasi informasi yang ditetapkan sebagai berikut (Jeffco Public School 2000) :

Standar Kompetensi 1 : Siswa sebagai Pencari Informasi

Berdasarkan standar 1, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Mengembangkan atau mengikuti rencana penelitian tertentu.

2) Mengembangkan pertanyaan penting terkait dengan suatu topik 3) Mengidentifikasi kata kunci dalam pencarian.

4) Menggunakan bahan referensi yang tercetak maupun yang non cetak. 5) Menggunakan internet dalam kegiatan penelusuran

6) Membuat catatan, dan mensintesis informasi menjadi hasil yang bermakna. 7) Mengevaluasi informasi dari sisi konten, akurasi, dan relevansi dengan topik. 8) Menunjukkan kemampuan untuk menyusun sebuah bibliografi formal Standar Kompetensi 2: Siswa sebagai Penyusun Informasi

Berdasarkan standar 2, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Memahami kriteria produk yang berkualitas.

2) Memahami dan menerapkan rubrik atau metode penilaian yang ditetapkan. 3) Menggunakan berbagai media dan bahan untuk memproduksi sebuah produk. 4) Menyajikan informasi dengan menggunakan teknologi dan bentuk presentasi

yang tepat.

Standar Kompetensi 3: Siswa sebagai Pembelajar Mandiri

Berdasarkan standar 3, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Mencari sumber bahan jenis fiksi dan semua jenis aliran sastra.

2) Mencari sumber non-fiksi dengan klasifikasi Dewey Decimal.

Standar Kompetensi 4 : Siswa sebagai Kontributor dalam Kelompok Berdasarkan standar 4, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Berpartisipasi secara aktif sebagai anggota kelompok

2) Menghormati pendapat orang lain. 3) Mempertahankan pendapat

4) Memberikan kritik yang membangun.

5) Memahami bahwa perbedaan dalam suatu kelompok mencerminkan sinergi kelompok.

Standar Kompetensi 5: Siswa sebagai Pengguna Informasi yang Bertanggung Jawab

Berdasarkan standar 5, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Respek, mengembalikan pinjaman koleksi dengan tepat waktu.

2) Membuat bibliografi dari sumber-sumber yang telah digunakan. 3) Memahami konsep dan konsekuensi dari plagiarisme.

4) Memiliki pemahaman terhadap hak cipta.

2.4 Pendidikan Pemakai

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004) “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk kepada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien” dalam kaitannya terhadap kebutuhan informasi. Melalui penyelenggaraan pendidikan pemakai, diharapkan perpustakaan dapat meningkatkan jasa informasinya.

2.5 Rancangan

Rancangan menurut Webster New World Dictionaryof American English (1994) adalah: “the arrangement of parts, details, form, color, etc. so as to produce an artistic or skillful invention.”Proses desain diawali dari pengumpulan ide, visualisasi bentuk, pembuatan desain dan pengujian. Seperti yang dituangkan oleh Horenstein (1999), design cycle adalah beberapa tahapan yang menuntun suatu ide hingga menjadi produk jadi. Tahapan tersebut meliputi penentuan tujuan

rancangan secara keseluruhan; pemilihan strategi rancangan, pengumpulan informasi; pembuatan potongan rancangan; pembuatan prototipe; dokumentasi; perbaikan; dan tahap pengujian dimana akan menentukan apakah produk akhir sudah memenuhi perencanaan yang terperinci atau tidak (Gambar 2).

Gambar 2 Siklus Rancangan ( Horenstein 1999)

2.6 Web

World Wide Web (www) atau web adalah aplikasi berbasis internet yang menggunakan protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Dokumen web ditulis dalam format Hypertext Markup Language (HTML). Dokumen ini diletakkan dalam server web dan diakses oleh pengguna informasi melalui web browser. Web browser adalah software atau perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan informasi dari web server. Adapun web browser yang populer antara lain adalah Internet Explorer, Mozilla, Opera ( Brown 2010).

Penentuan tujuan rancangan

Pemilihan strategi Pengumpulan informasi Pembuatan potongan rancangan Pembuatan prototipe Selesai

Sesuai dengan spesifikasi? Pengujian Dokumentasi Perbaikan SIKLUS RANCANGAN Inti Siklus YA TIDAK

2.7 Langkah-Langkah Perancangan Website

Untuk membangun sebuah website, diperlukan suatu langkah-langkah persiapan yang secara umum dibagi dalam empat tahap, yakni (Isac 2001):

1) Merumuskan tujuan membuat website

Berdasarkan isi maupun tujuan, suatu website dapat digolongkan sebagai berikut: website marketing yang berfungsi sebagai media presentasi dan pemasaran; website customer service yang berfungsi sebagai media untuk melayani konsumen; website e-Commerce yang berfungsi sebagai media transaksi online, dan website informasi yang berfungsi sebagai media informasi berita.

2) Menentukan isi website

Faktor yang paling penting dalam suatu website adalah isi dari website itu sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan manfaat yang akan diperoleh pengunjung dari sebuah website.

3) Menentukan target pengunjung

Meskipun suatu website mempunyai sifat terbuka atau bebas dikunjungi oleh semua orang, dalam pembuatan websiteperlu dilakukan gambaran target yang akan dituju oleh sebuah website.

4) Menentukan struktur website

Struktur website diperlukan untuk memberikan kemudahan dalam mengelola suatu websiteyang harus disesuaikan dengan isi dari websiteitu sendiri.

2.8 Elemen-Elemen Desain

Desain grafis khususnya dalam halaman-halaman web terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut (Sutopo 2002):

1) Teks adalah bagian yang paling utama untuk menampilkan informasi.

2) Grafik atau gambar merupakan elemen yang dapat membantu menjelaskan informasi.

3) Animasi selain merupakan sarana untuk menampilkan informasi dengan baik, juga sebagai daya tarik yang mudah diingat pengunjung.

4) Video dapat merupakan hasil suatu rekaman dengan kamera video maupun hasil pengolahan dengan komputer.

5) Suara melengkapi desain web, memberikan efek khusus pada suatu tampilan animasi yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang mendengarkannya.

6) Interactive link dapat menggunakan tombol yang berupa teks, simbol, grafik, maupun image, yang berfungsi untuk memudahkan pengunjung dalam menelusuri suatu website.

2.9 Metode Pengujian Black Box

Menurut Simarmata (2010) pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan. Metode pengujian black box merupakan pengujian pada perangkat lunak yang berfokus pada persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi sudah berjalan seperti yang diharapkan. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu :

1) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2) Kesalahan antarmuka.

3) Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data internal. 4) Kesalahan tampilan.

2.10 Content Management System (CMS): Joomla!

Content Management System (CMS) atau sistem manajemen dokumen adalah sebuah aplikasi komputer yang digunakan untuk mengatur proses alur dokumen diantaranya membuat dokumen baru, mengkoreksi dokumen, mempublikasi dokumen, menghapus dokumen, mencari dan mengurutkan dokumen serta berbagai fungsi lainnya (Campbell 2001). CMS merupakan perangkat lunak yang memungkinkan seseorang untuk menambah,

memanipulasi atau mengubah isi dari suatu situs web. Saat ini terdapat banyak sekaliCMSyang bersifatopen sourceseperti Drupal, Joomla dan Wordpress. Masing-masing CMS secara umum memiliki fitur dan keunggulan tersendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan CMS Joomla yang memiliki fitur keunggulan pada ukuran paket dan file yang terpasang memiliki kapasitas yang lebih besar. Dengan asumsi rancangan pembelajaran literasi informasi berbasis web ini akan membutuhkan kapasitas memori yang besar terutama untuk tampilan visualnya yang membutuhkan perangkat multimedia lainnya.

Joomla adalah salah satu produk web yang mulai dikembangkan sejak tahun 2005 (Solusindo 2008). Joomla merupakan software gratis yang dapat digunakan untuk membuat web yang paling sederhana hingga paling kompleks sekalipun seperti web portal. Joomla disebut sebagai open source CMS karena pengguna dapat memodifikasi, menghapus, maupun menambah script yang disertakan dalam software tersebut asal tetap mencantumkan hak cipta dan mentaati peraturan yang telah disepakati bersama-sama.

Fitur-fitur Joomla! diantaranya adalah sistem caching untuk peningkatan kinerja, Really Simple Sindicatio (RSS) yakni suatu sistem yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan artikel terbaru dari situs-situs favorit secara otomatis, blog, pooling. Joomla! menggunakan lisensi General Public License

(GPL).Lisensi GPL yakni, lisensi yang memberikan penerima salinan perangkat lunak hak dari perangkat lunak bebas dan menggunakan copyleft untuk memastikan kebebasan yang sama diterapkan pada versi berikutnya dari karya tersebut. Copyleftmerupakan praktik penggunaan undang-undang hak cipta untuk meniadakan larangan dalam pendistribusian salinan dan versi yang telah dimodifikasi dari suatu karya kepada orang lain dan mengharuskan kebebasan yang sama diterapkan dalam versi-versi selanjutnya.

Secara garis besar, Joomla! terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu server web

(web server),skrip Hypertext Preprocessor (PHP),dan basisdata MySQL. Server web diasumsikan terhubung dengan internet atau intranet yang berfungsi sebagai penyedia layanan situs. Skrip PHP terdiri dari kode program dalam bahasa PHP.

Untuk basisdatanya Joomla menggunakan Apache sebagai server web dan MySQL untuk basis datanya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil pengamatan dan hasil wawancara serta bagaimana perancangan pembelajaran LI berbasis web. Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis identifikasi kebutuhan pembelajaran LI, kemampuan penerapan LI siswa, serta hasil pengujian fungsional terhadap prototipe yang telah dirancang.

3.2 Alur Tahapan Penelitian

Berikut ini alur tahapan penelitian rancangan pembelajaran literasi informasi berbasis web yang akan dibangun (Gambar 4).

Gambar 4 Alur Tahapan Penelitian

Selesai Mulai

Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web

Pembuatan Prototipe Literasi Informasi Berbasis Web a. Tahap Analisa b. Tahap Pembuatan Prototipe diterima Ya Tidak

Perancangan Literasi Informasi Berbasis Web a. Pembuatan Diagram Pohon Isi Website b. Pembuatan Sketsa Tampilan Website

Penentuan Model Pembelajaran Literasi Informasi berbasis Web

Rencana Penggunaan Sistem Literasi Informasi Berbasis Web Pengujian prototipe

3.3. Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran LI Berbasis Web

Tahap identifikasi kebutuhan literasi informasi berbasis web di perpustakaan sekolah dilaksanakan dengan kegiatan berikut ini :

1) Melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran LI yang sedang berlangsung di SMA Madania dan kemampuan penerapan keterampilan LI siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah, serta mempelajari standar kompetensi keterampilan LI bagi siswa SMA.

2) Wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian yaitu kepala perpustakaan, kepala ICT, administrator web sekolah dan guru. Adapun aspek-aspek dari wawancara tersebut adalah mengkaji kesiapan sekolah dalam hal sarana prasarana yang menunjang untuk pembelajaran literasi informasi berbasis web.

3) Pemberian kuesioner untuk siswa yang bertujuan mengetahui kebutuhan pembelajaran LI berbasis web, kemampuan keterampilan literasi informasi siswa, serta materi yang dibutuhkan berkaitan dengan bahan isi web literasi informasi.

Pada pemberian kuesioner untuk siswa, peneliti menggunakan kuesioner

online yang berisi tentang kebutuhan pembelajaran literasi informasi berbasis web. Pembuatan kuesioner online menggunakan media google docs. Kuesioner

online tentang LI berjumlah empat belas (14) pertanyaan. Isi pertanyaan dari kuesioner ini terdapat pada Lampiran 2. Sebelum dipublikasikan ke responden, kuesioner literasi informasi online ini terlebih dahulu diujicobakan terhadap sepuluh (10) siswa tingkat menengah atas Sekolah Madania. Uji coba ini bersifat non tes. Menurut Arikunto (2010) bahwa tujuan uji coba non tes terhadap angket atau kuesioner tidak dimaksudkan untuk mengetahui validitas, melainkan untuk mengetahui tingkat kepahaman responden terhadap instrumen dan untuk mengetahui ketepatan penyelenggaraan sekaligus mengindentifikasi kemungkinan kekurangan sarana penunjang yang masih harus dipersiapkan sebelumnya.

Populasi penelitian pada tahap identifikasi kebutuhan adalah siswa SMA Madania tahun ajaran 2011/2012. Adapun jumlah responden ditentukan

berdasarkan teknik sampling proporsional 40% dari setiap tingkat dengan jumlah total 115 siswa. Perincian dari setiap responden adalah sebagai berikut :

Kelas 10 : 40/100 x 101 siswa = 40.4 ≈ 40 siswa Kelas 11 : 40/100 x 99 siswa = 39.6 ≈ 40 siswa Kelas 12 : 40/100 x 88 siswa = 35.2 ≈35 siswa

Untuk publikasi link kuesioner onlinekemudian dikirimkan melalui e-memo

masing-masing siswa yang ada di jaringan intranet sekolah dan dapat diakses siswa baik dari sekolah maupun di rumah masing-masing siswa. Tampilan dari publikasi linkkuesioner onlineterdapat di Lampiran 3.

3.4. Penentuan Model Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web

Model pembelajaran literasi informasi yang digunakan adalah perpaduan antara model The Big6 Skills dan Tujuh keterampilan dalam literasi informasi oleh Shapiro dan Hughes (1996) dengan menggunakan standar kompetensi LI yang ditetapkan oleh ACRL.

Peneliti menganggap model Big6 Skills jika digabungkan dengan konsep Tujuh Keterampilan LI menurut Shapiro dan Hughes yang paling dapat mewakili kebutuhan literasi informasi bagi siswa sekolah menengah di era informasi ini. Model The Big6 Skills telah dikembangkan di beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura (APISI 2007). Selain itu The Big6 Skills cocok untuk diterapkan bagi siswa dari segala usia yakni sejak usia TK hingga kelas 12 Berkowitz dan Eisenberg (1996). Sedangkan Tujuh keterampilan LI Shapiro dan Hughes mengakomodir keterampilan dalam menggunakan komputer dan mengakses informasi dengan terlebih dahulu mengkritisi informasi itu sendiri dalam konteks budaya, sosial, dan filosofi.

3.5. Perancangan Literasi Informasi Berbasis Web 1) Membuat Diagram Pohon Isi Website

Diagram pohon isi website menggambarkan ruang lingkup isi literasi informasi yang berbasis web dengan menyesuaikan kebutuhan di tingkat perpustakaan sekolah menengah.

2) Membuat Sketsa Tampilan Website

Sebelum membuat ide desain web dengan komputer, maka langkah persiapan yang dilakukan adalah membuat desain di sebuah kertas kerja tentang sketsa tampilan website tersebut dengan dilanjutkan membuat story boardwebsite literasi informasi. Pembuatan sketsa tampilan website ini harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada dalam pembuatan desain web.

3.6. Pembuatan Prototipe Literasi Informasi Berbasis Web

Prototipe merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan agar pengembang sistem dan pengguna dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Pembuatan prototipe literasi informasi berbasis web dengan content management system Joomla!. Tahapan - tahapan dalam pembuatan prototipe ini adalah (Vaughan 2004) :

1) Tahap Analisis

Tahap ini merupakan identifikasi dan pengumpulan kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan dalam perancangan sistem meliputi model, isi, sasaran, dan teknologi yang akan digunakan.

2) Tahap Pembuatan

Pembuatan prototipe literasi informasi berbasis web dengan membuat perancangan sementara, mendesain bentuk antar muka, kemudian dilanjutkan dengan membuat story board dan skenario cerita final, dilanjutkan dengan pembuatan gambar, suara dan video jika diperlukan.

3) Tahap Pengujian Prototipe

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah prototipe yang sudah dibuat sudah sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat menyelesaikan permasalahan mendasar yang menjadi tujuan dibuatnya suatu produk. Uji coba yang dilakukan menggunakan metode pengujianblack box terhadap web LI yang dikembangkan. Responden pengujian melibatkan guru, pustakawan dan siswa sekolah Madania untuk melakukan serangkaian pengujian pada prototipe yang telah dibuat. Instrumen yang digunakan dalam pengujian ini adalah angket yang berisi pengujian fungsional dari prototipe yang telah dibuat.

3.7. Rencana Penggunaan Sistem LI Berbasis Web

Saat ini perpustakaan sekolah Madania sudah berbasis web yang beralamat

di www.madania.net. Hasil rancangan literasi informasi berbasis web yang sudah

lolos tahap pengujian akan dapat digunakan dengan dipertautkan (hyperlink)

dalam jaringan website sekolah sehingga dapat memandu pengguna perpustakaan secara online.

3.8. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berjalan diantara rentang waktu dari September 2011 hingga Juli 2012 dan lokasi penelitian ini adalah Sekolah Madania, yang terletak di JL Raya Parung Telaga Kahuripan Bogor Jawa Barat.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Kebutuhan Perancangan Pembelajaran LI Berbasis Web Identifikasi kebutuhan terhadap keberadaan pembelajaran LI berbasis web selain didasari oleh kondisi riil bahwa pembelajaran LI di Sekolah Madania masih menggunakan model tatap muka, juga diperkuat melalui pembuatan kuesioner online kepada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Madania melalui media google docs yang dapat diakses pada alamat

https://docs.google.com/spreadsheet/viewform?formkey=dDNuSXh2NHByQldf

WXpiY3Q0ZUV3NXc6MA. Tahap ini dimaksudkan juga untuk mengetahui

kebutuhan perancangan pembelajaran literasi informasi yang berbasis web serta kompetensi literasi informasi yang dimiliki siswa dengan disesuaikan standar yang dibuat oleh Tool for Real Time Assessment of Information Literacy Skill (TRAILS). TRAILS merupakan proyek Kent State University Libraries Amerika Serikat sebagai alat yang akan memberikan gambaran tentang pemahaman terhadap konsep literasi informasi dasar bagi siswa SMA. TRAILS telah digunakan oleh lebih dari 8.900 pustakawan di seluruh Amerika Serikat dan 30 negara serta diberikan kepada lebih dari 288.000 siswa. Sistem berbasis web ini dikembangkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keterampilan siswa dalam informasi secara gratis. Selain TRAILS, beberapa pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner online juga mengadopsi pertanyaan yang diajukan oleh Nasution (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Dari 115 responden, terdapat 37 siswa atau sekitar 32% dari jumlah total responden yang mengisi kuesioner literasi informasi online.Setelah jawaban dari responden terkumpul terdapat dua butir pertanyaan yakni no 4 dan 5 yang dianulir. Hal ini dikarenakan 7 dari 37 responden tidak menjawab pertanyaan no 4

Dokumen terkait