PERANCANGAN PEMBELAJARAN LITERASI INFORMASI
BERBASIS
WEB
DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
INDAH KURNIANINGSIH
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Perancangan Pembelajaran
Literasi Informasi Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah adalah karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tugas akhir ini.
Bogor, Oktober 2012
Indah Kurnianingsih
in School. Under direction of MEUTHIA RACHMANIAH, PUDJI MULJONO,
and YUYU YULIA.
ABSTRACT
Information Literacy (IL) Program is a library program that aims to
improve the ability of library users to recognize when information is needed and
have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information
.
Information literacy learning is essential to be taught and applied in education
from the beginning of the school so that students are able to find and organize
information effectively and efficiently particularly regard to the school
assignment and learning process. At present, various educational institutions
began to implement online learning model to improve the quality of teaching and
research quality. Due to the advancement of information technology, the
information literacy program should be adjusted with the needs of library users.
The purpose of this study was to design web-based information literacy learning
for school library. This research conducted through several stages which are:
identifying the needs of web-based IL, designing web-based IL, determining the
model and the contents of a based IL tutorial, creating a prototype
web-based IL, testing, and usage tutorial prototype IL. The results showed that 77% of
respondents stated the need of web-based learning IL. The prototype of web-based
learning IL is consisted of six main units using combination of the Big6 Skills
model and 7 Concept of Information Literacy by Shapiro and Hughes. The main
sixth units are Library Values, Literacy Resource, Literacy Research,
Organization of Information, Critical Literacy and Publishing Literacy. In testing
phase the prototype of IL web-based worked properly. After passing the test, the
prototype of IL web-based could be used through hyperlink in web school
network
.
This prototype web-based information literacy is expected to support the
information literacy learning in a holistic approach.
Program literasi informasi merupakan salah satu program perpustakaan yang
bertujuan meningkatkan kemampuan pemustaka (pengguna perpustakaan) dalam
mencari, mengolah, dan mengevaluasi informasi secara efektif dan efisien.
Pembelajaran literasi informasi sangat penting untuk dimulai sejak sekolah agar
siswa mampu mencari dan mengolah informasi secara efektif dan efisien
khususnya berkaitan dengan tugas-tugas dan pelajaran di sekolah. Saat ini
berbagai institusi pendidikan mulai menerapkan berbagai bentuk model
pembelajaran
online
sebagai upaya peningkatan kualitas pengajaran dan juga
peningkatan kualitas penelitian. Oleh sebab itu dengan semakin pesatnya
kemajuan teknologi informasi maka program literasi informasi pun harus
disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka. Penelitian ini dimaksudkan untuk
membuat rancangan pembelajaran literasi informasi yang berbasis web di
perpustakaan sekolah agar pemustaka dapat mengakses LI berbasis web secara
online.
Metode untuk perancangan literasi informasi berbasis web dimulai dengan
tahap identifikasi kebutuhan pembelajaran literasi informasi yang berbasis web
melalui kuesioner
online
yang diberikan kepada 115 siswa-siswi sekolah
menengah atas Madania selaku responden untuk mengetahui tingkat kebutuhan
pembelajaran LI yang berbasis web. Tahap berikutnya adalah penentuan model
pembelajaran LI berbasis web yang menggunakan kombinasi model
The Big6
Skills
dan 7 Konsep Literasi Informasi yang dikembangkan oleh Shapiro dan
Hughes. Kemudian tahap berikutnya adalah perancangan LI berbasis web yang
terdiri dari tahap pembuatan diagram pohon isi
website
dan pembuatan sketsa
tampilan
website
. Tahap selanjutnya adalah tahap pembuatan prototipe LI berbasis
web hingga tahap pengujian untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran
literasi informasi secara
online
.
Hasil tahap identifikasi kebutuhan pembelajaran LI yang berbasis web
menunjukkan bahwa dari 37 responden yang menjawab, 77% diantaranya
menyatakan perlunya pembelajaran LI yang berbasis web. Hasil perancangan
pembelajaran LI berbasis web berupa protipe pembelajaran LI berbasis web yang
terdiri dari enam unit utama. Keenam unit tersebut terdiri dari unit ke-1
Library
Values
, unit ke-2
Resource Literacy
, unit ke-3
Research Literacy
, unit ke-4
Organization of Information
, unit ke-5
Critical Literacy
, dan unit ke-6
Publishing
Literacy.
Perancangan LI berbasis web ini masih berupa prototipe yang dapat
dikembangkan lagi oleh para pustakawan maupun para pendidik literasi informasi
untuk memaksimalkan pembelajaran LI. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah prototipe pembelajaran LI berbasis web yang telah dirancang
ini dapat menjadi media yang mendukung proses pengajaran dan pembelajaran
keterampilan LI tanpa kendala tempat dan waktu.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
PERANCANGAN PEMBELAJARAN LITERASI INFORMASI
BERBASIS
WEB
DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
INDAH KURNIANINGSIH
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NRP
: G652090025
Program Studi
: Teknologi Informasi Perpustakaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Ketua
Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc.
Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si.
I
Anggota
Anggota
r. Yuyu Yulia, M.Si.
Diketahui
Ketua Program Studi MTP
Dekan Sekolah Pascasarjana
Aziz Kustiyo, S.Si. M.Kom Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc, Agr
atau
Information Literacy
, dengan judul Perancangan Pembelajaran Literasi
Informasi Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan atas dukungan dan bantuan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc, selaku ketua komisi pembimbing, yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama pembuatan tugas akhir dengan
penuh kesabaran.
2.
Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si. dan Ir. Yuyu Yulia, M.Si. selaku anggota
komisi pembimbing yang telah memberikan saran serta perbaikan pada
tugas akhir ini dengan penuh kesabaran.
3.
Bapak Nafis selaku
Principal
Sekolah Madania
4.
Kepala Perpustakaan dan Tim Pustakawan Sekolah Madania
5.
Bapak/Ibu Guru serta siswa/i sekolah Madania yang telah membantu
pengumpulan data.
6.
Tim IT sekolah Madania, khususnya Bapak Faried Irmansyah dan Saudara
M. Sulthon Aminudin yang telah membantu penyelesaian tesis ini.
7.
Teman-teman seperjuangan di Megister Teknologi Informasi untuk
Perpustakaan angkatan III tahun 2009.
8.
Keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan doa tulusnya. Bapak
(alm), ibu, suami, anak-anak dan kakak-kakakku serta adikku tercinta.
Bogor, Oktober 2012
Halaman
DAFTAR TABEL ...
iii
DAFTAR GAMBAR ...
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...
v
I PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Tujuan Penelitian ...
3
1.3 Manfaat Penelitian ...
3
1.4 Ruang Lingkup ...
3
II TINJAUAN PUSTAKA ...
4
2.1 Literasi Informasi ...
4
2.2 Model Literasi Informasi (LI) ...
5
2.2.1 The Big6 Skills ...
5
2.2.2 Empowering 8 ...
5
2.3 Standar Kompetensi LI ...
8
2.3.1
The Association for College and Research
Libraries (ACRL
...
8
2.3.2
American Association of School Librarians (AASL )
....
8
2.3.3 Jeffco Public School Colorado ...
9
2.4 Pendidikan Pemakai ...
10
2.5 Rancangan ...
10
2.6 Web ...
11
2.7 Langkah-Langkah Perancangan Website ...
12
2.8 Eleme-Elemen Desain ...
12
2.9 Metode Pengujian
Black-Box
...
13
2.10
Content Management System
(CMS) ...
13
III METODOLOGI PENELITIAN ...
16
3.1 Kerangka Pemikiran ...
16
3.2 Alur Tahapan penelitian ...
16
3.3 Identifikasi Kebutuhan ...
17
3.4 Penentuan Model Pembelajaran LI ...
18
3.5 Perancangan LI Berbasis Web ...
18
3.6 Pembuatan Prototipe ...
19
3.7 Rencana Penggunaan Sistem ...
20
4.1 Identifikasi Kebutuhan ...
21
4.1.1 Kebutuhan Responden Terhadap LI Berbasis Web ...
22
4.1.2 Tingkat Kepahaman Responden Terhadap
LI ...
23
4.1.3 Kemampuan Siswa dalam Menerapkan
Keterampilan LI ...
24
4.1.4 Kemahiran Siswa Dalam Mengevaluasi
Sumber Informasi ...
27
4.1.5 Kemahiran Siswa Dalam Penyajian Informasi
Secara Etis dan Legal ...
28
4.2 Penentuan Model LI Berbasis Web ...
30
4.3 Perancangan LI Berbasis Web ...
35
4.3.1 Perancangan Diagram Pohon Isi Website ...
35
4.3.2 Pembuatan Sketsa ...
36
4.3.3 Sketsa Tampilan Website LI ...
38
4.4 Pembuatan Prototipe LI Berbasis Web ...
39
4.4.1 Tahap Analisis ...
39
4.4.2 Tahap Pembuatan ...
40
4.4.2.1 Tampilan Antarmuka LI Berbasis Web...
40
4.4.2.2 Kategori
User
...
44
4.4.2.3 Pengisian Konten Materi ...
44
4.5 Tahap Pengujian ...
46
4.5.1 Metode Pengujian ...
46
4.5.2 Hasil Pengujian ...
48
4.6 Rencana Penggunaan Sistem ...
50
V KESIMPULAN DAN SARAN ...
67
5.1 Kesimpulan ...
51
5.2 Saran ...
52
DAFTAR PUSTAKA ...
53
Halaman
1
Jawaban Responden tentang Tipe Dokumen Untuk Gambar………… 27
2 Jawaban Responden tentang Sumber Website yang Terpercaya..….... 27
3 Daftar Materi Literasi Informasi Berbasis Web yang Dibutuhkan
Oleh Siswa………
30
4 Tujuan dan Topik Materi LI Berbasis Web………... 34
5 Prinsip Perancangan Literasi Informasi
Berbasis Web……….. 37
6 Rencana Pengujian………. 47
7 Hasil Pengujian Fungsional... 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
Model Empowering 8…..
………
6
2
Design Cycle
……….
... 11
3
Tampilan Halaman Depan Instalasi Joomla...………... 15
4 Alur Tahapan Penelitian………... 16
5 Persentase Kebutuhan Siswa terhadap Pembelajaran LI Berbasis Web 22
6 Persentase Pilihan Bentuk Informasi pada Saat Mencari Informasi….... 23
7 Persentase Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi………. 24
8 Persentase Langkah Awal dalam Kegiatan Penelusuran Informasi…… 25
9 Persentase Penggunaan Katalog
Online
……….. 25
10 Persentase Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC………….. 26
11 Persentase Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan Orang Lain... 28
12 Persentase Pemahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka 29
13
Bagan
Rancangan Model Literasi Informasi ……….. 31
14
Diagram Pohon Isi Website Halaman Utama
………….……… 35
15 Diagram Pohon
Website
Unit 1-6………... 35
16 Sketsa Tampilan Halaman Utama Website LI
………..
38
17 Tampilan Antarmuka Halaman Utama .………. 40
18 Tampilan Halaman Sub Unit 1………... 41
19 Tampilan Halaman Sub Unit Denah Lokasi Material….……….... 41
20 Tampilan Tampilan Sub Unit 1 Klasifikasi Material Perpustakaan DDC 42
21 Tampilan Halaman Tampilan Sub Unit 1 Tips Merawat Buku .………. 42
22 Tampilan Halaman Video Merawat Buku Langka ,……….... 43
23 Contoh Tampilan Halaman
Quiz
………... 43
24 Halaman Login Administrator …….……… 45
25 Tampilan Halaman Panel
Add Article
…..………... 45
26 Tampilan Halaman Panel
Article Manager
... 47
Halaman
1 Standar Kompetensi LI oleh AASL ……… 55
2 Kuesioner LI ……… 57
3 Tampilan Kuesioner Online……….. 60
4 Materi Denah Lokasi Material ………..………... 61
5 Materi Mengenal Klasifikasi DDC ……….. 63
6 Materi Tips Merawat Buku………... 65
7 Contoh Soal Quiz Bab Evaluasi Informasi………... 67
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu program perpustakaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan pemustaka (pengguna perpustakaan) adalah program Information Literacy (IL)
Skill atau keterampilan literasi informasi yakni sebuah keterampilan dalam mencari, mengolah, dan mengevaluasi serta memanfaatkan informasi. Konsep literasi informasi pertama kali dikenalkan pada tahun 1974 oleh Paul Zurkowski (President of Information Industry Association). Manfaat literasi informasi adalah membentuk sikap dan perilaku pemustaka untuk mencari dan mengolah informasi secara efektif dan efisien berkaitan dengan tugas-tugas dan pelajaran di sekolah (Darmono 2007). Selain itu dengan pembudayaan literasi informasi sejak di bangku sekolah dasar dan menengah maka diharapkan saat siswa memasuki perguruan tinggi, siswa mempunyai bekal dalam memanfaatkan sarana perpustakaan di perguruan tinggi secara efektif dan efesien. Secara khusus keterampilan tersebut mencakup kemampuan untuk mengenal kapan informasi itu diperlukan; mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan; mengidentifikasi sumber-sumber informasi; menemukan dan mengakses informasi secara efektif dan efisien; mengevaluasi informasi secara kritis; mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki; menggunakan informasi secara etis dan legal; serta mengkomunikasikan informasi secara efektif.
orang lain. Namun demikian keragaman bentuk dan tipe informasi mendorong siswa agar lebih selektif dan mampu memaksimalkan penggunaan hasil kemajuan teknologi informasi. Sebagai contoh penerapan e-learning di berbagai institusi pendidikan telah mempengaruhi pola keterampilan siswa dalam mencari, memanfaatkan, dan mengolah informasi yang semakin berlimpah (Wahyudin 2011). Agar sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi maka program literasi informasi pun harus disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka.
Beberapa penelitian literasi informasi yang telah dilakukan sebelumnya di beberapa institusi pendidikan masih mengulas tentang pengaruh penerapan literasi informasi dan pentingnya manfaat literasi informasi. Sebagai contoh beberapa penelitian berikut ini antara lain yang dilakukan oleh Joner Hasugian tahun 2008 berjudul Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi, Nabila Azhar tahun 2007 dengan judul Pengaruh Program Information Literacy Dalam Penulisan Esai: Studi Kasus di Sekolah Internasional Stella Maris. Masing-masing berisi tentang program LI beserta manfaatnya pada proses pembelajaran.
1.2 Tujuan
1) Mengetahui tingkat kebutuhan pembelajaran literasi informasi berbasis web di SMA Madania.
2) Merancang pembelajaran literasi informasi berbasis web 3) Membuat prototipe website pembelajaran literasi informasi.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Siswa/i lebih memahami program literasi informasi melalui jaringan internet yang tersedia.
2) Siswa/i menerapkan literasi informasi dalam kehidupan dalam kegiatan pembelajaran secara mandiri.
3) Siswa/i dapat lebih mudah mengakses literasi informasi secara online
4) Meningkatkan citra perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber pembelajaran.
1.4 Ruang Lingkup
1) Rancangan berupa literasi informasi berbasis web yang diperuntukkan bagi siswa yang berada di sekolah tingkat menengah atas. Dalam hal ini studi kasus yang digunakan di Sekolah Madania.
2) Model literasi informasi yang akan diterapkan ialah The Big6 Skills dengan menggabungkan 7 konsep LI Shapiro dan Hughes (1996).
3) Rancangan akan diimplementasikan dengan menggunakan content management system yang tersedia secara open sourceyakni Joomla.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Literasi Informasi(Information Literacy)
American Library Association (ALA 2000) mendefinisikan Information Literacysebagai berikut :
a set of abilities requiring individuals to "recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information." ALA also states that "Information Literacy is a survival skill in the Information Age." "Information Literacy forms the basis for lifelong learning. It is common to all disciplines, to all learning environments, and to all levels of education. It enables learners to master content and extend their investigations, become more self-directed, and assume greater control over their own learning."
Berdasarkan definisi literasi informasi (LI) yang diuraikan di atas maka disimpulkan bahwa LI adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mencari, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam memecahkan berbagai masalah secara efektif.
Shapiro dan Hughes (1996) menjelaskan 7 keterampilan LI meliputi :
1) Tool Literacy, yakni kemampuan memahami dan menggunakan alat teknologi informasi secara konseptual maupun praktikal, termasuk di dalamnya kemampuan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras, dan multimedia. 2) Resource Literacy, yakni kemampuan memahami bentuk, format, lokasi dan
cara mendapatkan sumberdaya informasi.
3) Social-Structure Literacy, yakni kemampuan memahami tentang bagaimana informasi dihasilkan dalam suatu masyarakat.
4) Research Literacy, yakni kemampuan menggunakan peralatan berbasis teknologi informasi sebagai alat riset.
5) Publishing Literacy, yakni kemampuan menyusun dan menerbitkan publikasi dan ide ilmiah ke kalangan luas dengan memanfaatkan komputer dan internet. 6) Emerging Technology Literacy, yakni kemampuan yang memungkinkan
seseorang untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
2.2. Model Literasi Informasi
Di tahun 1990-an, seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi, maka model LI mulai bermunculan. Dalam perkembangannya literasi informasi melahirkan berbagai jenis model literasi informasi yang diterapkan mulai dari pendidikan dasar, perguruan tinggi dan tempat kerja. Ada berbagai model literasi informasi yang dikembangkan untuk mengajarkan literasi informasi kepada peserta didik diantaranya yaitu The Big6 Skills dan Empowering 8.
2.2.1. The Big6 Skills
The Big6 Skills adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh dua pakar yang bernama Bob Berkowitz dan Mike Eisenberg pada tahun 1990. Mereka menamakan model ini dengan The Big6 Skills karena terdiri dari enam keterampilan, yaitu :
1) Merumuskan masalah, yaitu merumuskan masalah dan mengidentifikasikan informasi yang dibutuhkan.
2) Mengembangkan strategi pencarian informasi, yaitu menentukan dan memilih sumber terbaik.
3) Lokasi dan akses, yaitu mengalokasikan sumber secara fisik dan virtual serta menemukan informasi di dalam sumber-sumber tersebut.
4) Memanfaatkan informasi, yaitu membaca, mendengar, dan memilih informasi yang relevan.
5) Mensintesis informasi, yaitu mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber serta mempresentasikan informasi tersebut.
6) Mengevaluasi informasi, yaitu mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari seluruh proses yang telah dilakukan.
2.2.2. Empowering 8
“Empowering8”. Konsep Empowering8 (Wijetunge 2005) mengembangkan keterampilan belajar (learning skill) dengan menggunakan sumber-sumber belajar (learning resources). Model literasi informasi Empowering8 terdiri dari delapan keterampilan literasi yang harus dikuasai, yakni: identifikasi, eksplorasi, seleksi, penataan, penciptaan, penyajian, pengkajian, dan penerapan (Gambar 1).
Gambar 1 Model Empowering 8 (Wijetunge 2005) Penjelasan rinci dari keterampilan yang dimaksud adalah seperti berikut ini: 1) Identifikasi
a. Menentukan topik/subyek.
b. Menentukan dan mengenal audience.
c. Menentukan format yang cocok untuk hasil akhir. d. Mengidentifikasi kata kunci.
e. Merencanakan strategi penelusuran.
f. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber lain dimana informasi dapat ditemukan.
2) Eksplorasi
a. Menempatkan hasil temuan secara tepat guna pada topik yang dipilih. b. Menemukan informasi yang tepat guna dengan topik yang dipilih.
c. Apabila perlu lakukan wawancara, studi lapangan atau riset di luar sekolah
3) Seleksi
a. Memilih informasi yang relevan.
b. Menentukan sumber-sumber mana saja yang mudah, biasa, dan sulit. c. Mencatat informasi yang relevan dengan membuat catatan – visual
organizerseperti tabel-grafik atau outline.
d. Mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam proses penelitian. e. Mengumpulkan kutipan-kutipan yang sesuai.
4) Organisasi
a. Menyeleksi informasi.
b. Membedakan antara fakta, pendapat, fiksi. c. Memeriksa “bias” yang berasal dari sumber.
d. Menggunakan alat bantu visual untuk membandingkan atau mengkontraskan informasi.
5) Sintesis
a. Menuliskan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri. b. Merevisi atau mengedit sendiri atau dengan teman.
c. Membuat daftar pustaka. 6) Penyajian
a. Melakukan latihan untuk mempresentasikan hasil penemuan. b. Mempresentasikan informasi kepada audiencedengan tepat. c. Menyajikan informasi disesuaikan dengan audience.
d. Mempersiapkan perlengkapan presentasi dengan baik. 7) Pengkajian
a. Menerima masukan dari orang lain.
b. Merefleksikan sudah seberapa baik tugas atau penelitian yang telah dikerjakan.
c. Mengungkapkan keterampilan baru yang telah dipelajari dalam proses penelitian.
8) Penerapan
a. Memperhatikan masukan dan penilaian yang telah diberikan. b. Menggunakan masukan dan penilaian untuk tugas selanjutnya.
c. Menerapkan pengetahuan baru dalam berbagai situasi (lessons learned).
2.3 Standar Kompetensi Literasi Informasi (LI)
2.3.1. The Association for College and Research Libraries (ACRL2000)
ACRL merupakan asosiasi bagi komunitas pustakawan akademik dan penelitian. Melalui keanggotaan di ACRL maka setiap anggota memiliki akses ke beragam manfaat yang meningkatkan pengetahuan dan keahlian pustakawan. Standar kompetensi LI yang ditetapkan oleh The Association for College and Research Libraries (ACRL 2000 )adalah :
1) Menentukan batasan informasi yang diperlukan.
2) Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. 3) Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis.
4) Menggabungkan sejumlah informasi yang terpilih untuk menjadi dasar pengetahuan seseorang.
5) Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu. 6) Mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal.
2.3.2. American Association of School Librarians (AASL1998)
AASL merupakan asosiasi bagi para pustakawan sekolah di Amerika Serikat. AASL menetapkan empat standar kompetensi literasi informasi di tingkat sekolah dengan penjelasan di Lampiran 1. Keempat standar tersebut adalah peserta didik mampu menggunakan keterampilan, sumber dan alat informasi untuk:
1) Bertanya, berpikir kritis, dan memperoleh pengetahuan.
2) Membuat kesimpulan, menerapkan dan menciptakan pengetahuan baru.
3) Berbagi pengetahuan secara etis dan produktif sebagai anggota masyarakat yang demokratis.
2.3.3. Standar Kompetensi LI Jeffco Public School Colorado
Jeffco Public School merupakan sekolah yang didirikan pada tahun 1860 di distrik Colorado. Saat ini merupakan sekolah terbesar di distrik tersebut dengan memiliki 86.000 siswa dan 12.000 karyawan. Sejak tahun 2000, Jeffco Public School Colorado telah membuat standar kompetensi literasi informasi bagi siswa di kelas 9-12 dengan merujuk pada standar kompetensi yang ditetapkan ACRL. Standar kompetensi literasi informasi yang ditetapkan sebagai berikut (Jeffco Public School 2000) :
Standar Kompetensi 1 : Siswa sebagai Pencari Informasi
Berdasarkan standar 1, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Mengembangkan atau mengikuti rencana penelitian tertentu.
2) Mengembangkan pertanyaan penting terkait dengan suatu topik 3) Mengidentifikasi kata kunci dalam pencarian.
4) Menggunakan bahan referensi yang tercetak maupun yang non cetak. 5) Menggunakan internet dalam kegiatan penelusuran
6) Membuat catatan, dan mensintesis informasi menjadi hasil yang bermakna. 7) Mengevaluasi informasi dari sisi konten, akurasi, dan relevansi dengan topik. 8) Menunjukkan kemampuan untuk menyusun sebuah bibliografi formal Standar Kompetensi 2: Siswa sebagai Penyusun Informasi
Berdasarkan standar 2, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Memahami kriteria produk yang berkualitas.
2) Memahami dan menerapkan rubrik atau metode penilaian yang ditetapkan. 3) Menggunakan berbagai media dan bahan untuk memproduksi sebuah produk. 4) Menyajikan informasi dengan menggunakan teknologi dan bentuk presentasi
yang tepat.
Standar Kompetensi 3: Siswa sebagai Pembelajar Mandiri
Berdasarkan standar 3, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Mencari sumber bahan jenis fiksi dan semua jenis aliran sastra.
2) Mencari sumber non-fiksi dengan klasifikasi Dewey Decimal.
Standar Kompetensi 4 : Siswa sebagai Kontributor dalam Kelompok
Berdasarkan standar 4, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Berpartisipasi secara aktif sebagai anggota kelompok
2) Menghormati pendapat orang lain. 3) Mempertahankan pendapat
4) Memberikan kritik yang membangun.
5) Memahami bahwa perbedaan dalam suatu kelompok mencerminkan sinergi kelompok.
Standar Kompetensi 5: Siswa sebagai Pengguna Informasi yang
Bertanggung Jawab
Berdasarkan standar 5, maka siswa dapat menunjukkan kemampuan untuk: 1) Respek, mengembalikan pinjaman koleksi dengan tepat waktu.
2) Membuat bibliografi dari sumber-sumber yang telah digunakan. 3) Memahami konsep dan konsekuensi dari plagiarisme.
4) Memiliki pemahaman terhadap hak cipta.
2.4 Pendidikan Pemakai
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004) “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk kepada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien” dalam kaitannya terhadap kebutuhan informasi. Melalui penyelenggaraan pendidikan pemakai, diharapkan perpustakaan dapat meningkatkan jasa informasinya.
2.5 Rancangan
rancangan secara keseluruhan; pemilihan strategi rancangan, pengumpulan informasi; pembuatan potongan rancangan; pembuatan prototipe; dokumentasi; perbaikan; dan tahap pengujian dimana akan menentukan apakah produk akhir sudah memenuhi perencanaan yang terperinci atau tidak (Gambar 2).
Gambar 2 Siklus Rancangan ( Horenstein 1999)
2.6 Web
World Wide Web (www) atau web adalah aplikasi berbasis internet yang menggunakan protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Dokumen web ditulis dalam format Hypertext Markup Language (HTML). Dokumen ini diletakkan dalam server web dan diakses oleh pengguna informasi melalui web browser. Web browser adalah software atau perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan informasi dari web server. Adapun web browser yang populer antara lain adalah Internet Explorer, Mozilla, Opera ( Brown 2010).
Penentuan tujuan rancangan
Pemilihan strategi
Pengumpulan informasi
Pembuatan potongan rancangan
Pembuatan prototipe
Selesai
Sesuai dengan spesifikasi? Pengujian
Dokumentasi
Perbaikan
SIKLUS RANCANGAN
Inti Siklus
2.7 Langkah-Langkah Perancangan Website
Untuk membangun sebuah website, diperlukan suatu langkah-langkah persiapan yang secara umum dibagi dalam empat tahap, yakni (Isac 2001):
1) Merumuskan tujuan membuat website
Berdasarkan isi maupun tujuan, suatu website dapat digolongkan sebagai berikut: website marketing yang berfungsi sebagai media presentasi dan pemasaran; website customer service yang berfungsi sebagai media untuk melayani konsumen; website e-Commerce yang berfungsi sebagai media transaksi online, dan website informasi yang berfungsi sebagai media informasi berita.
2) Menentukan isi website
Faktor yang paling penting dalam suatu website adalah isi dari website itu sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan manfaat yang akan diperoleh pengunjung dari sebuah website.
3) Menentukan target pengunjung
Meskipun suatu website mempunyai sifat terbuka atau bebas dikunjungi oleh semua orang, dalam pembuatan websiteperlu dilakukan gambaran target yang akan dituju oleh sebuah website.
4) Menentukan struktur website
Struktur website diperlukan untuk memberikan kemudahan dalam mengelola suatu websiteyang harus disesuaikan dengan isi dari websiteitu sendiri.
2.8 Elemen-Elemen Desain
Desain grafis khususnya dalam halaman-halaman web terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut (Sutopo 2002):
1) Teks adalah bagian yang paling utama untuk menampilkan informasi.
2) Grafik atau gambar merupakan elemen yang dapat membantu menjelaskan informasi.
4) Video dapat merupakan hasil suatu rekaman dengan kamera video maupun hasil pengolahan dengan komputer.
5) Suara melengkapi desain web, memberikan efek khusus pada suatu tampilan animasi yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang mendengarkannya.
6) Interactive link dapat menggunakan tombol yang berupa teks, simbol, grafik, maupun image, yang berfungsi untuk memudahkan pengunjung dalam menelusuri suatu website.
2.9 Metode Pengujian Black Box
Menurut Simarmata (2010) pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan. Metode pengujian black box merupakan pengujian pada perangkat lunak yang berfokus pada persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi sudah berjalan seperti yang diharapkan. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu :
1) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2) Kesalahan antarmuka.
3) Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data internal. 4) Kesalahan tampilan.
2.10 Content Management System (CMS): Joomla!
memanipulasi atau mengubah isi dari suatu situs web. Saat ini terdapat banyak sekaliCMSyang bersifatopen sourceseperti Drupal, Joomla dan Wordpress. Masing-masing CMS secara umum memiliki fitur dan keunggulan tersendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan CMS Joomla yang memiliki fitur keunggulan pada ukuran paket dan file yang terpasang memiliki kapasitas yang lebih besar. Dengan asumsi rancangan pembelajaran literasi informasi berbasis web ini akan membutuhkan kapasitas memori yang besar terutama untuk tampilan visualnya yang membutuhkan perangkat multimedia lainnya.
Joomla adalah salah satu produk web yang mulai dikembangkan sejak tahun 2005 (Solusindo 2008). Joomla merupakan software gratis yang dapat digunakan untuk membuat web yang paling sederhana hingga paling kompleks sekalipun seperti web portal. Joomla disebut sebagai open source CMS karena pengguna dapat memodifikasi, menghapus, maupun menambah script yang disertakan dalam software tersebut asal tetap mencantumkan hak cipta dan mentaati peraturan yang telah disepakati bersama-sama.
Fitur-fitur Joomla! diantaranya adalah sistem caching untuk peningkatan kinerja, Really Simple Sindicatio (RSS) yakni suatu sistem yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan artikel terbaru dari situs-situs favorit secara otomatis, blog, pooling. Joomla! menggunakan lisensi General Public License
(GPL).Lisensi GPL yakni, lisensi yang memberikan penerima salinan perangkat lunak hak dari perangkat lunak bebas dan menggunakan copyleft untuk memastikan kebebasan yang sama diterapkan pada versi berikutnya dari karya tersebut. Copyleftmerupakan praktik penggunaan undang-undang hak cipta untuk meniadakan larangan dalam pendistribusian salinan dan versi yang telah dimodifikasi dari suatu karya kepada orang lain dan mengharuskan kebebasan yang sama diterapkan dalam versi-versi selanjutnya.
Secara garis besar, Joomla! terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu server web
Untuk basisdatanya Joomla menggunakan Apache sebagai server web dan MySQL untuk basis datanya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil pengamatan dan hasil wawancara serta bagaimana perancangan pembelajaran LI berbasis web. Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis identifikasi kebutuhan pembelajaran LI, kemampuan penerapan LI siswa, serta hasil pengujian fungsional terhadap prototipe yang telah dirancang.
3.2 Alur Tahapan Penelitian
[image:31.612.101.496.319.708.2]Berikut ini alur tahapan penelitian rancangan pembelajaran literasi informasi berbasis web yang akan dibangun (Gambar 4).
Gambar 4 Alur Tahapan Penelitian
Selesai Mulai
Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web
Pembuatan Prototipe Literasi Informasi Berbasis Web a. Tahap Analisa
b. Tahap Pembuatan
Prototipe diterima
Ya Tidak
Perancangan Literasi Informasi Berbasis Web a. Pembuatan Diagram Pohon Isi Website b. Pembuatan Sketsa Tampilan Website
Penentuan Model Pembelajaran Literasi Informasi berbasis Web
3.3. Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran LI Berbasis Web
Tahap identifikasi kebutuhan literasi informasi berbasis web di perpustakaan sekolah dilaksanakan dengan kegiatan berikut ini :
1) Melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran LI yang sedang berlangsung di SMA Madania dan kemampuan penerapan keterampilan LI siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah, serta mempelajari standar kompetensi keterampilan LI bagi siswa SMA.
2) Wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian yaitu kepala perpustakaan, kepala ICT, administrator web sekolah dan guru. Adapun aspek-aspek dari wawancara tersebut adalah mengkaji kesiapan sekolah dalam hal sarana prasarana yang menunjang untuk pembelajaran literasi informasi berbasis web.
3) Pemberian kuesioner untuk siswa yang bertujuan mengetahui kebutuhan pembelajaran LI berbasis web, kemampuan keterampilan literasi informasi siswa, serta materi yang dibutuhkan berkaitan dengan bahan isi web literasi informasi.
Pada pemberian kuesioner untuk siswa, peneliti menggunakan kuesioner
online yang berisi tentang kebutuhan pembelajaran literasi informasi berbasis web. Pembuatan kuesioner online menggunakan media google docs. Kuesioner
online tentang LI berjumlah empat belas (14) pertanyaan. Isi pertanyaan dari kuesioner ini terdapat pada Lampiran 2. Sebelum dipublikasikan ke responden, kuesioner literasi informasi online ini terlebih dahulu diujicobakan terhadap sepuluh (10) siswa tingkat menengah atas Sekolah Madania. Uji coba ini bersifat non tes. Menurut Arikunto (2010) bahwa tujuan uji coba non tes terhadap angket atau kuesioner tidak dimaksudkan untuk mengetahui validitas, melainkan untuk mengetahui tingkat kepahaman responden terhadap instrumen dan untuk mengetahui ketepatan penyelenggaraan sekaligus mengindentifikasi kemungkinan kekurangan sarana penunjang yang masih harus dipersiapkan sebelumnya.
berdasarkan teknik sampling proporsional 40% dari setiap tingkat dengan jumlah total 115 siswa. Perincian dari setiap responden adalah sebagai berikut :
Kelas 10 : 40/100 x 101 siswa = 40.4 ≈ 40 siswa Kelas 11 : 40/100 x 99 siswa = 39.6 ≈ 40 siswa Kelas 12 : 40/100 x 88 siswa = 35.2 ≈35 siswa
Untuk publikasi link kuesioner onlinekemudian dikirimkan melalui e-memo
masing-masing siswa yang ada di jaringan intranet sekolah dan dapat diakses siswa baik dari sekolah maupun di rumah masing-masing siswa. Tampilan dari publikasi linkkuesioner onlineterdapat di Lampiran 3.
3.4. Penentuan Model Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web
Model pembelajaran literasi informasi yang digunakan adalah perpaduan antara model The Big6 Skills dan Tujuh keterampilan dalam literasi informasi oleh Shapiro dan Hughes (1996) dengan menggunakan standar kompetensi LI yang ditetapkan oleh ACRL.
Peneliti menganggap model Big6 Skills jika digabungkan dengan konsep Tujuh Keterampilan LI menurut Shapiro dan Hughes yang paling dapat mewakili kebutuhan literasi informasi bagi siswa sekolah menengah di era informasi ini. Model The Big6 Skills telah dikembangkan di beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura (APISI 2007). Selain itu The Big6 Skills cocok untuk diterapkan bagi siswa dari segala usia yakni sejak usia TK hingga kelas 12 Berkowitz dan Eisenberg (1996). Sedangkan Tujuh keterampilan LI Shapiro dan Hughes mengakomodir keterampilan dalam menggunakan komputer dan mengakses informasi dengan terlebih dahulu mengkritisi informasi itu sendiri dalam konteks budaya, sosial, dan filosofi.
3.5. Perancangan Literasi Informasi Berbasis Web
1) Membuat Diagram Pohon Isi Website
2) Membuat Sketsa Tampilan Website
Sebelum membuat ide desain web dengan komputer, maka langkah persiapan yang dilakukan adalah membuat desain di sebuah kertas kerja tentang sketsa tampilan website tersebut dengan dilanjutkan membuat story boardwebsite literasi informasi. Pembuatan sketsa tampilan website ini harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada dalam pembuatan desain web.
3.6. Pembuatan Prototipe Literasi Informasi Berbasis Web
Prototipe merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan agar pengembang sistem dan pengguna dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Pembuatan prototipe literasi informasi berbasis web dengan content management system Joomla!. Tahapan - tahapan dalam pembuatan prototipe ini adalah (Vaughan 2004) :
1) Tahap Analisis
Tahap ini merupakan identifikasi dan pengumpulan kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan dalam perancangan sistem meliputi model, isi, sasaran, dan teknologi yang akan digunakan.
2) Tahap Pembuatan
Pembuatan prototipe literasi informasi berbasis web dengan membuat perancangan sementara, mendesain bentuk antar muka, kemudian dilanjutkan dengan membuat story board dan skenario cerita final, dilanjutkan dengan pembuatan gambar, suara dan video jika diperlukan.
3) Tahap Pengujian Prototipe
3.7. Rencana Penggunaan Sistem LI Berbasis Web
Saat ini perpustakaan sekolah Madania sudah berbasis web yang beralamat
di www.madania.net. Hasil rancangan literasi informasi berbasis web yang sudah
lolos tahap pengujian akan dapat digunakan dengan dipertautkan (hyperlink)
dalam jaringan website sekolah sehingga dapat memandu pengguna perpustakaan secara online.
3.8. Waktu dan Tempat Penelitian
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Kebutuhan Perancangan Pembelajaran LI Berbasis Web
Identifikasi kebutuhan terhadap keberadaan pembelajaran LI berbasis web selain didasari oleh kondisi riil bahwa pembelajaran LI di Sekolah Madania masih menggunakan model tatap muka, juga diperkuat melalui pembuatan kuesioner online kepada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Madania melalui media google docs yang dapat diakses pada alamat
https://docs.google.com/spreadsheet/viewform?formkey=dDNuSXh2NHByQldf
WXpiY3Q0ZUV3NXc6MA. Tahap ini dimaksudkan juga untuk mengetahui
kebutuhan perancangan pembelajaran literasi informasi yang berbasis web serta kompetensi literasi informasi yang dimiliki siswa dengan disesuaikan standar yang dibuat oleh Tool for Real Time Assessment of Information Literacy Skill (TRAILS). TRAILS merupakan proyek Kent State University Libraries Amerika Serikat sebagai alat yang akan memberikan gambaran tentang pemahaman terhadap konsep literasi informasi dasar bagi siswa SMA. TRAILS telah digunakan oleh lebih dari 8.900 pustakawan di seluruh Amerika Serikat dan 30 negara serta diberikan kepada lebih dari 288.000 siswa. Sistem berbasis web ini dikembangkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keterampilan siswa dalam informasi secara gratis. Selain TRAILS, beberapa pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner online juga mengadopsi pertanyaan yang diajukan oleh Nasution (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
responden ragu untuk menjawab. dapat dijadikan bahan masukan berbasis web di perpustakaan informasi itu sendiri.
4.1.1. Kebutuhan Responden t
Perkembangan sumber daya elektronik sebagai sumber informasi
sekolah menjadi semakin daya informasi digital sangat informasi di dunia maya bahwa generasi muda saat dari keseharian dalam hidupnya. pencarian seperti google
berkurangnya penggunaan Pada Gambar 5 dibuatkan literasi informasi menjawab tidak perlu, karena perpustakaan yang ada sekaran
Gambar 5 Persentase Kebutuhan Siswa terhadap Pembelaj
23%
Kebutuhan Siswa ter
untuk menjawab. Secara umum jawaban para responden bahan masukan dalam penentuan kebutuhan literasi
perpustakaan sekolah serta penentuan topik materi
Responden terhadap Literasi Informasi Berbasis Web
sumber daya elektronik dan peningkatan penggunaan informasi membuat pembelajaran literasi informasi bagi semakin penting. Dengan kemajuan teknologi informasi,
digital sangat melimpah setiap orang bebas untuk memasukkan dunia maya tanpa batasan. Disebutkan dalam istilah digital
muda saat in hidup di era digital, dimana internet menjadi dalam hidupnya. Saat ini siswa sangat bergantung pada
oogle dalam mencari informasi. Hal ini mengakiba nggunaan sumber daya berkualitas yang tersedia di perpustakaan
disebutkan bahwa 77% siswa menyatakan informasi yang berbasis web. Sedangkan sisanya sebayak perlu, karena merasa sudah cukup dengan pendidikan pengg kaan yang ada sekarang ini.
Kebutuhan Siswa terhadap Pembelajaran LI Berbasis Web
77%
Kebutuhan Siswa terhadap Pembelajaran LI Berbasis Web
Ya (28 siswa)
Tidak, cukup dengan pendidikan pengguna perpustakaan yang ada sekarang ini. (9 siswa)
responden tersebut literasi informasi
materi literasi
Berbasis Web
peningkatan penggunaan internet informasi bagi siswa di
informasi, sumber untuk memasukkan
digital native
menjadi bagian pada mesin mengakibatkan erpustakaan. menyatakan perlunya sisanya sebayak 23% pendidikan pengguna
Berbasis Web
0% 50%
Pilihan Bentuk Informas Kebutuhan terhadap
jawaban responden tentang mencari informasi. Berdasarkan baik dalam bentuk tercetak cetak (file digital dan audio
infomasi yang dipilih sebagai sumber i
Gambar 6 Persentase
4.1.2. Tingkat Kepahaman
Pada dasarnya konsep dalam kehidupan manusia. pemahaman dan kemampuan dibutuhkan, dimana mendapatkan mengevaluasi dan menggunakan pada pelaksanaannya istilah masyarakat banyak khususnya
kepahaman responden terhadap literasi 13%
37%
0%
Pilihan Bentuk Informasi pada Saat Mencari Informasi
a. Informasi tercetak (5 siswa)
b. Digital/Elektronik (14 siswa)
c. Audio Visual (0)
d. Bentuk a, b, dan c (18 siswa)
terhadap literasi informasi berbasis web ini juga didasarkan responden tentang bentuk dan jenis informasi yang dipilih pada informasi. Berdasarkan Gambar 6 di atas 50% siswa memilih
bentuk tercetak (buku, majalah, koran, kliping) maupun bentuk dan audio visual). Artinya bahwa siswa tidak membatasi yang dipilih sebagai sumber informasi dalam berbagai bentuk.
Persentase Pilihan Bentuk Informasi pada Saat Mencari Informasi
Tingkat Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi (LI)
dasarnya konsep dasar literasi informasi sudah sejak lama manusia. Kerangka dasar literasi informasi didefinisikan
kemampuan seseorang dalam menyadari kapan informasi dimana mendapatkan informasi tersebut, serta kemampuan
menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya. pelaksanaannya istilah literasi informasi belum terlalu dikenal
banyak khususnya dalam hal ini siswa. Berikut ini merupakan sponden terhadap literasi informasi yang disajikan pada Gam
(5 siswa)
(14 siswa)
siswa)
ga didasarkan pada dipilih pada saat memilih informasi maupun bentuk non membatasi bentuk bentuk.
Mencari Informasi
Gambar 7 Persentase Kepahaman Siswa terhada Sesuai dengan Gambar
memahami apa yang dimaksud 20% memahami apa yang dalam perancangan literasi menyajikan definisi literasi informasi. Dengan mengetahui informasi berbasis web diharapkan mempelajari literasi informasi.
4.1.3 Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Ke
Dalam menentukan dengan kemampuan literasi kenyataannya, masih bany ilmiah yang benar, penyajian terhadap strategi penelusuran bagi pustakawan untuk mengarahkan siswa menca mendidik mereka untuk pembelajaran literasi informasi. siswa dalam menerapkan ket
40%
Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informas
Gambar 7 Persentase Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi Gambar 7, sebanyak 40% responden menyatakan yang dimaksud dengan literasi informasi, 40% kurang paham,
apa yang dimaksud dengan literasi informasi. Oleh literasi informasi berbasis web ini terlebih dahulu literasi informasi serta mengapa perlu mempelajari engan mengetahui definisi dan manfaat dari ketersediaan
web diharapkan siswa lebih termotivasi untuk memahami literasi informasi.
Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Keterampilan LI
menentukan rancangan topik literasi informasi ini disesuaikan kemampuan literasi informasi siswa sebagai responden
masih banyak siswa yang kurang mampu dalam membuat penyajian sitasi yang tidak tepat, dan belum pahamnya penelusuran informasi. Kondisi ini juga menjadi tantangan
untuk memainkan peranan yang lebih penting mencari sumber-sumber informasi yang berkualitas untuk mengevaluasi sumber daya web melalui penerapan literasi informasi. Berikut ini akan disajikan beberapa kemampuan
nerapkan keterampilan literasi informasi (Gambar 8). 20%
40%
Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi
Paham (7 siswa)
Kurang paham (15 siswa)
si Informasi
menyatakan tidak 40% kurang paham, dan Oleh sebab itu terlebih dahulu akan mempelajari literasi ketersediaan literasi memahami dan
30% 60%
Langkah
Gambar 8 Persentase L Dari 37 responden, merencanakan dan menyus informasi, 10% meminta
penelusuran. Hal ini mengindikasik merencanakan dan merumuskan Karena salah satu indikator dan jenis informasi dalam dan menyusun terlebih dahu
[image:40.612.138.496.98.298.2].
Gambar 9
Adanya fasilitas Online Public
sebagai sistem temu kembali mencari informasi atau Madania dapat diakses melalui
3%
73%
Tingkat 30%
10%
Langkah Awal Siswa dalam Kegiatan Penelusuran Informasi
Merumuskan terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi (11 siswa)
Meminta bantuan kepada pihak lain (4 siswa)
Langsung melakukan penelusuran (22 siswa)
r 8 Persentase Langkah Awal dalam Kegiatan Penelusuran Informasi responden, hanya 30% para siswa yang menyataka
dan menyusun terlebih dahulu langkah untuk memperoleh meminta bantuan pihak lain, dan 60% langsung melakuka
ini mengindikasikan masih kurangnya kemampuan siswa dan merumuskan jenis dan batasan informasi yang diperl
indikator seorang siswa yang mampu dalam menentukan informasi dalam mencari informasi seharusnya adalah mere nyusun terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi
Gambar 9 Persentase Penggunaan Katalog Online
Online Public Access Catalog(OPAC) atau Katalog temu kembali informasi sangat memudahkan pemustaka informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan. OPAC di
diakses melalui e-library yang ada di website sekolah 3%
24%
Tingkat Penggunaan Katalog Online
Sering (1 siswa)
Kadang-kadang (9 siswa)
Tidak Pernah (27 siswa) dahulu
epada pihak
Penelusuran Informasi menyatakan untuk untuk memperoleh langsung melakukan kemampuan siswa dalam yang diperlukan. menentukan batas h merencanakan
Katalog Online
atau melalui Sistem Informas dalam jaringan sekolah
OPAC serta pemahaman proses penelusuran informasi
hanya 3% siswa sering menggunakan 73% menjawab tidak pernah. penggunaan OPAC beserta tersebut sehingga memudah
Gambar 10 Pemahama
Gambar 10 Persentase
Dewey Decimal
pengklasifikasian koleksi
adalah pengguna dapat memperoleh secara mudah dan cepat. Kurang akan mempengaruhi kecepatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan klasifisikasi DDC, 13% tidak memahami dengan itu materi petunjuk penggunaan pembelajaran literasi informasi pemustaka sekolah dalam mencari
19%
13%
Pemahaman Si
melalui Sistem Informasi Madania (SIM) yakni sebuah aplikasi yang te sekolah Madania. Penguasaan pengguna dalam menggunakan
an informasi yang ada dalam katalog sangat menentukan penelusuran informasi secara efektif. Pada Gambar 9 menunjukkan
sering menggunakan OPAC, 24% menjawab kadang-kadang, tidak pernah. Hal ini menunjukkan perlunya materi
beserta maksud informasi yang tercantum dalam t sehingga memudahkan siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Gambar 10 Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC
r 10 Persentase Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC
Decimal Classification (DDC) merupakan salah satu koleksi perpustakaan. Manfaat dari pengelompokan
memperoleh informasi bahan pustaka yang dibutuhkannya cepat. Kurang pahamnya pengguna terhadap pemanfaatan mempengaruhi kecepatan pengguna dalam mencari informasi bahan
Sesuai Gambar 10, walaupun 68% siswa menyatakan klasifisikasi DDC, namun masih ada 19% siswa yang kurang paham,
memahami dengan maksud klasifikasi buku menurut DDC. Oleh petunjuk penggunaan klasifikasi DDC perlu disampaikan
literasi informasi berbasis web ini agar memudahkan siswa sekolah dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan.
68%
mahaman Siswa tentang 10 Klasifikasi DDC
Paham (25 siswa)
Kurang Paham (7 siswa)
Tidak Paham (5 siswa)
buah aplikasi yang terdapat dalam menggunakan t menentukan menunjukkan bahwa kadang, dan materi tentang dalam OPAC
ormasi yang dibutuhkan.
10 Klasifikasi DDC
tase Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC salah satu standar pengelompokan tersebut yang dibutuhkannya manfaatan DDC
4.1.4 Kemahiran Siswa dalam Mengevaluasi Dokumen dan Sumber Sumber
Informasi
Salah satu hasil kemajuan teknologi informasi internet atau pangkalan data elektronik adalah banyaknya sumber-sumber informasi dalam berbagai jenis dokumen elektronik. Hal ini menuntut kemahiran penggunanya untuk dapat menentukan dan mengolah jenis dokumen informasi yang dibutuhkan. Pengguna perlu mengetahui jenis format file yang sedang diunduh, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan perangkat lunaknya untuk membuka, mengunduh , serta mencetak file tersebut. Tabel 1 merupakan contoh penerapan terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi dokumen yang telah ditentukan ketika diminta menjawab tipe dokumen gambar atau image.
Tabel 1 Jawaban Responden tentang Tipe Dokumen Untuk Gambar
Kategori Jawaban Jumlah Responden Persentase
a. Jpg, gif dan tif 37 100%
b. Ppt, pps, dan doc 0 0%
c. Mp3, waf, dan wmf 0 0%
d. Pdf 0 0%
Total 37 100%
Jawaban yang benar dari pertanyaan di atas adalah point a, yakni jpg, gif, dan tif yang merupakan 3 huruf terakhir yang menunjukkan format bagi tipe dokumen gambar. Sesuai hasil dari Tabel 1 seluruh responden atau 100% responden dapat menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan responden memiliki kemampuan untuk menentukan jenis-jenis dokumen yang dibutuhkan.
Tabel 2 Jawaban Responden tentang Sumber Website yang Terpercaya
Kategori Jawaban Jumlah Responden Persentase
a. www.whitehouse.gov 23 63%
b. www.whitehouse.com 4 10%
c. www.usgovernment.com 7 20%
d. www.whitehouse.edu 3 7%
Informasi di internet mudah untuk mengakses informasi berguna, dapat kompeten di bidangnya.
manakah yang akan digunakan Amerika Serikat-Gedung pemerintahan Amerika Sebanyak 63% menjawab dengan tepat. Walaupun dalam hal ini pengguna mengevaluasi sumber informasi informasi yang dapat dipercaya serta
4.1.5 Kemahiran Siswa
Salah satu indikator kemampuan siswa dalam tersebut dapat dilihat pada bahan orang lain yang digunakan pengetahuan siswa tentang cara pe
Gambar 11 Persentase Siswa Sesuai data dalam mencantumkan daftar pustaka,
26% kadang-kadang mencantumkan dafta didukung dari pengamatan
37% 26%
Jawaban Siswa dalam Mencantumkan Sumber
internet sangat berlimpah. Pengguna internet dapat mengakses informasi yang tersedia. Namun demikian tidak
dapat dipertanggungjawabkan atau dibuat oleh orang bidangnya. Pada Tabel 2 responden diminta untuk menjawa
akan digunakan untuk mencari informasi tentang pemerintaha Gedung Putih yang resmi. Jawaban yang tepat situs Amerika Serikat adalah opsi a yakni www.whitehouse
menjawab dengan benar sedangkan 37% lainnya belum menjawab Walaupun mayoritas sudah dapat menjawab dengan benar,
pengguna informasi perlu dibekali dengan kemampuan sumber informasi di internet agar pengguna mampu mendapatkan
dapat dipercaya serta sesuai dengan kebutuhan informasinya
Kemahiran Siswa dalam Penyajian Informasi Secara Etis dan Legal
indikator untuk mengukur tingkat literasi siswa
n siswa dalam menyajikan informasi secara etis dan legal. Kemampuan dilihat pada jawaban responden dalam mencantumkan
yang digunakan pada kutipan karya tulisnya (Gambar siswa tentang cara penulisan daftar pustaka (Gambar 12).
Persentase Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan Orang Lain dalam Gambar 11, 37% responden menyatakan daftar pustaka, 37% sering mencantumkan daftar pustaka, kadang mencantumkan daftar pustaka dalam karyanya. Data ini juga
pengamatan peneliti terhadap pencantuman sumber bahan 37%
Jawaban Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-Kadang
Selalu (14 siswa)
Sering (14 siswa)
(Kadang-kadang (8 siswa)
internet dapat dengan demikian tidak semua oleh orang yang menjawab situs emerintahan tepat situs resmi
www.whitehouse.gov.
belum menjawab ngan benar, namun kemampuan mampu mendapatkan
ormasinya.
masi Secara Etis dan Legal
literasi siswa adalah Kemampuan mencantumkan sumber Gambar 11), serta
dalam Mencantumkan Sumber Tulisan Orang Lain menyatakan selalu daftar pustaka, dan Data ini juga sumber bahan tulisan
ulisan
orang lain yang digunakan tulis siswa di kelas 11 di sekola banyak siswa yang belum penulisan karya tulis siswa. plagiarisme dan teknik penyaj
Gambar 12 Persentase Pemahaman Siswa te
Gambar 12 menunjukkan sesuai dengan aturan yang mengenai kepahaman tentang menjawab paham, 33% me Meskipun 64% responden daftar pustaka, namun dari hasil pe siswa masih menemukan
Oleh sebab itu materi tentang dicantumkan dalam pembelajaran memahami dan membuat
yang berlaku. 33%
3%
Pemahaman Sisw
digunakan sebagai sumber rujukan terutama terhadap hasil a di kelas 11 di sekolah Madania yang disebut dengan final pape
yang belum mencantumkan sumber pustaka yang digunakan tulis siswa. Untuk itu diperlukan materi pembahasan dan teknik penyajian hasil karya yang baik dan benar.
Pemahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka
menunjukkan kepahaman siswa dalam membuat daftar
aturan yang berlaku. Ketika responden diberikan pertanyaan kepahaman tentang cara dan aturan penulisan daftar pustaka, paham, 33% menjawab kurang paham, dan 3% menjawab tidak paham.
responden menjawab paham tentang cara dan aturan
namun dari hasil pengamatan langsung penulis terhadap karya tulis menemukan banyak kesalahan dalam menuliskan daftar
materi tentang pedoman aturan pencantuman daftar pustaka dalam pembelajaran literasi informasi ini agar siswa
membuat cantuman sumber bahan pustaka sesuai dengan 64%
ahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka
a. Paham
b. Kurang Paham c. Tidak Paham
Paham (24 siswa)
Kurang Paham (12 siswa) Tidak Paham (1 siswa)
terhadap hasil karya
final paper. Masih digunakan dalam pembahasan tentang
Penulisan Daftar Pustaka
membuat daftar rujukan diberikan pertanyaan pustaka, 64% menjawab tidak paham. aturan penulisan pengamatan langsung penulis terhadap karya tulis daftar pustaka. daftar pustaka perlu
Tabel 3 Daftar Materi Literasi Informasi Berbasis Web yang Dibutuhkan oleh Siswa (Jawaban Boleh Lebih Dari Satu)
Peringkat Kategori Jawaban
1 Orientasi tentang perpustakaan. Meliputi jenis koleksi dan tata letaknya
2 Teknik penggunaan bahan rujukan 3 Teknik penggunaan katalog online
4 Teknik-teknik dalam penelusuran informasi 5 Tata cara penulisan bibliografi atau daftar pustaka
Di pertanyaan terakhir responden diberikan pilihan beberapa daftar materi pembelajaran literasi informasi yang dibutuhkan dalam proses penelusuran informasi. Pada Tabel 3 tertera lima materi teratas yang dipilih oleh responden dalam perancangan literasi informasi berbasis web yakni orientasi tentang perpustakaan meliputi jenis koleksi dan tata letaknya, teknik penggunaan indeks , bahan rujukan, teknik penggunaan katalog online, teknik-teknik dalam penelusuran informasi, serta tata cara penulisan bibliografi atau daftar pustaka.
4.2. Penentuan Model Pembelajaran LI berbasis Web
Sesuai dengan penentuan model pembelajaran LI yang diuraikan pada Bab III, bahwa model yang digunakan merupakan perpaduan antara model Big6 Skills dengan konsep 7 Konsep LI Shapiro dan Hughes. Perpaduan antara model
Big6 Skills dengan 7 Konsep LI Shapiro dan Hughes menjadi dasar pengembangan perancangan pembelajaran LI berbasis web ini. Hasil dari penggabungan kedua konsep LI tersebut disajikan pada Gambar 13. Penggabungan model Big6 Skills dengan konsep Tujuh Keterampilan LI Shapiro dan Hughes dinilai paling dapat mewakili kebutuhan literasi informasi bagi siswa sekolah menengah di era informasi ini serta dapat mengakomodir kebutuhan responden terhadap materi LI seperti yang tertera di Tabel 3.
dalam menggunakan komputer dan mengakses informasi dengan terlebih dahulu mengkritisi informasi itu sendiri dalam konteks budaya, sosial, dan filosofi.
Gambar 13 Bagan Rancangan Model Literasi Informasi Model Literasi informasi
Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah Unit 1. Orientasi Perpustakaan atau Library Values
Unit 2. Sumber-Sumber Informasi atau Resource
Literacy
Unit 3. Penelusuran Informasi atau Research Literacy
Unit 4.Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi atau
Organization of Information
Unit 5.Penyajian Informasi atau Publishing Literacy
Unit 6.Evaluasi Informasi atau Critical Literacy
Model Big6 Skills Tujuh Keterampilan LI Shapiro dan Hughes
Task Definition Information Seeking
Strategies
Location and Access Use Information Synthesis Evaluation
Resource Literacy Research Skill Social-structure
literacy Tool Literacy Publishing Literacy Emerging
Technology Literacy Critical Literacy
Berikut ini penjelasan penerapan masing-masing unit dalam model Pembelajaran LI Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah :
Unit 1. Orientasi Perpustakaan atau Library Values
Unit1 merupakan menu yang berisi panduan dalam menggunakan berbagai fasilitas perpustakaan dan koleksinya. Dari penggabungan kedua konsep LI oleh Big6 Skills dan Shapiro Hughes peneliti menambahkan menu utama Library Values dalam perancangan pembelajaran LI di perpustakaan sekolah. Hal ini penting karena setiap perpustakaan memiliki aturan, prosedur dan program tersendiri. Melalui menu Library Valuesini perpustakaan dapat mensosialisasikan aturan, prosedur dan program perpustakaan kepada para siswa sehingga siswa memiliki wawasan yang baik tentang bagaimana menjadi pemustaka yang baik. Unit 2. Sumber-Sumber Informasi atau Resource Literacy
Unit 2 merupakan menu yang berisi panduan untuk memahami bentuk, format, lokasi dan cara mendapatkan sumber daya informasi. Pada pembelajaran LI berbasis web, konsep tahap ke-1 model Big6 Skills diterapkan dalam istilah
resource literacyyang merupakan konsep LI Shapiro Hughes. Tahap ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui permasalahan yang dibahas dalam penyelesaian tugasnya sehingga siswa dapat mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan. Unit 3. Penelusuran Informasi atau Research Literacy
Unit 3 merupakan menu yang berisi materi tentang keterampilan dalam penelusuran informasi. Konsep di unit ke-3 merupakan penggabungan tahap ke-2 dan ke-3 model Big6 Skills dengan menggunakan istilah research literacy
Unit 4. Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi atau Organization of Information
Unit 4 merupakan menu yang berisi panduan untuk mengolah dan memanfaatkan informasi. Setelah mendapatkan sumber dan isi informasi, maka siswa harus mengetahui bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah informasi tersebut untuk menjawab permasalahan yang ada. Pada unit 4 pembelajaran LI berbasis web menggunakan istilah tersendiri yaitu organization of information.
Pada tahap ini siswa diharapkan mampu mengolah informasi yang sudah didapatkan dengan mengidentifikasi topik utama dari sebuah informasi, menyeleksi informasi yang relevan, membuat catatan dan kesimpulan.
Unit 5. Evaluasi Informasi atau Critical Literacy
Unit 5 merupakan menu yang berisi materi tentang petunjuk untuk mengembangkan kemampuan mengevaluasi informasi secara kritis. Unit 5 menggunakan konsep tahap ke-6 model Big6 Skill yang berisi tentang tahapan kegiatan evaluasi terhadap proses yang dilakukan dan hasil akhir suatu produk, apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau rubrik yang ditetapkan. Tahap ini diadaptasikan dalam unit ke-5 pembelajaran LI pada penelitian ini dengan menggunakan istilah critical literacy Shapiro dan Hughes yang merupakan kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara kritis serta proses dan hasil suatu karya.
Unit 6. Penyajian Informasi atau Publishing Literacy
Setiap unit memiliki tujuan dan penjabaran topik materi masing-masing. Berikut ini adalah Tabel 4 yang merinci tujuan dan materi masing-masing unit. Tabel 4 Tujuan dan Topik Materi LI Berbasis Web
No Unit Tujuan Topik Materi
Unit 1
Library Values
1. Memahami lokasi dan denah koleksi perpustakaan
2. Memahami aturan dan prosedur di perpustakaan
3. Mengetahui cara merawat material koleksi perpustakaan
1. Denah lokasi material 2. Peraturan dan prosedur
di perpustakaan 3. Tips merawat koleksi
perpustakaan 4. Klasifikasi material
perpustakaan dan DDC
Unit 2 Resource Literacy
1. Merumuskan masalah 2. Memahami jenis, bentuk dan
sumber-sumber informasi 3. Memilih bahan referensi
(ensiklopedi, kamus, atlas, CD-ROM dan jasa layanan
on-line) sesuai dengan kebutuhan 4. Mengembangkan
pertanyaan penting terkait dengan suatu topik
1. Perumusan masalah 2. Jenis dan bentuk
informasi
3. Informasi di internet
Unit 3 Research Literacy
1. Mengetahui strategi penelusuran informasi
2. Mengidentifikasi kata kunci dalam pencarian
3. Memahami penggunaan indeks dan glosari dalam penelusuran informasi
4. Memahami informasi dalam katalog
1. Strategi penelusuran 2. Kata kunci
3. Indeks
4. Katalog online
Unit 4
Organization of Information
1. Membuat catatan, dan meramu informasi dari berbagai sumber menjadi hasil yang bermakna.
1. Teknik mencatat 2. Teknik meringkas 3. Teknik membaca Cepat
<