• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Untuk Metode TPS dan Diskusi Kelompok

Dalam dokumen Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian (Halaman 34-42)

Pertemuan 1

1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Jelaskan maksudnya ? (Kelompok 1) 2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri negara hukum ! (Kelompok 2)

3. Sebutkan unsur-unsur negara hukum ! (Kelompok 3)

4. Sebutkan fungsi hukum menurut J.P Glastra van Loan ! (Kelompok 4) 5. Sebutkan ciri-ciri peraturan yang tertulis ! (Kelompok 5)

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan filosofis dan sosiologis ? (Kelompok 6)

7. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang landasan yuridis ? (Kelompok 7) 8. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang bersumber pada pandangan filosofis

Pancasila ? (Kelompok 8)

Jawab :

1. Negara Indonesia adalah negara hukum maksudnya Negara berdasar UUD 1945, berdasar pada kedaulatan hukum. Negara dipandang sebagai subjek hukum maka jika seseorang melanggar hukum, ia akan dituntut di pengadilan.

2. Hak asasi manusia mendapat pengakuan dan jaminan di dalam UUD dan pengadilan, adanya suatu peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak, adanya legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya. Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan.

3. Terdapat sistem demokrasi dalam pemerintahan, terdapat kedaulatan rakyat dan adanya sistem perwakilan dalam pemerintahan, terdapat pemerintahan yang diawasi badan negara, terdapat penghormatan terhadap hak asasi manusia, kekuasaan pemerintahan terbatas, adanya

kepastian hukum dan tertib hukum dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

4. Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup, menyelesaikan pertikaian, memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan, mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat.

5. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang, isinya mengikat secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu, bersifat abstrak (mengatur yang belum terjadi).

6. Landasan filosofis adalah setiap penyusunan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan cita-cita moral dan hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Landasan sosiologis adalah pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai kenyataan dan kebutuhan masyarakat.

7. Landasan yuridis dalam pembuatan peraturan perundang-undangan memuat adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan, adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan perundang-undangan, mengikuti prosedur tertentu, tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

8. Nilai-nilai religius bangsa Indonesia terangkum dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan terhadap harkat martabat kemanusiaan dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai-nilai kepentingan bangsa, kesatuan hukum nasional dalam sila Persatuan Indonesia, nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial tercantum dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pertemuan 2

1. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan ? (Kelompok 1)

2. Sebutkan dan jelaskan tahapan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional ? (Kelompok 2)

3. Jelaskan proses penyusunan undang-undang yang terdapat dalam UUD 1945 Amandemen Pasal 5 dan Pasal 20 ? (Kelompok 3)

4. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan sebagai pedoman para penyelenggara dan menjamin kepastian hukum warga Negara ? (Kelompok 4) 5. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan dalam hal melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara dan memberikan rasa keadilan bagi warga negara ? (Kelompok 5)

6. Sebutkan dan jelaskan proses penyusunan Undang-Undang ? (Kelompok 6) 7. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut

TAP. MPR No. III/MPR/2000 ? (Kelompok 7)

8. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ? (Kelompok 8).

Jawab :

1. a. Dasar yuridis (hukum) sebelumnya, penyusunan peraturan perundang-undangan harus mempunyai landasan yuridis yang jelas yang dijadikan landasan yuridis adalah peraturan perundang-undangan. b. Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat

dijadikan landasan yuridis, peraturan yang sederajat atau lebih tinggi dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibuat.

c. Peraturan perundang-undangan hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi.

d. Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang-undangan lama, maka apabila telah ada peraturan

perundang-undangan sejenis dan sederajat yang telah diberlakukan secara otomatis akan dinyatakan tidak berlaku.

e. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.

f. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum.

g. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda. Setiap UU yang dikeluarkan pemerintah hanya mengatur satu obyek tertentu saja.

2. 1) Tahap Inisiasi, munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat. 2) Tahap Sosio-Politis, tahap pengolahan gagasan tentang perlunya pengaturan hukum dari masalah tertentu. Dimulailah penampungan gagasan dari berbagai sumber. Kemudian disiapkan bahan-bahan atau isi hukum. Bahan-bahan yang terkumpul dibicarakan, dikritisi, dan dipertahankan melalui pertukaran pendapat. Bahan-bahan itu kemudian dipertajam dan dimatangkan lembaga pemerintah. 3) Tahap Yuridis, perumusan dalam bahasa hukum perundang-undangan. Tahapan ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang tergantung dari tingkat perundang-undangan tersebut.

3. Pasal 5 Ayat (1) : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR. Pasal 5 Ayat (2) : Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Pasal 20 Ayat (1) : DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Pasal 20 Ayat (2) : Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Pasal 20 Ayat (3) : Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu. Pasal 20 Ayat (4) : Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. Pasal 20 Ayat (5) : Dalam hal rancangan undang-undang

yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden dalam waktu tiga puluh) hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.

4. Pedoman para penyelenggara, sebagai pedoman para penyelenggara di dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar para penyelenggara negara tidak menyimpang dari amanat. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara, perundang-undangan berfungsi juga melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara.

5. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara, perundang-undangan dibuat untuk menciptakan keadilan karena dengan peraturan terdapat bukti-bukti tertulis untuk mengatur kehidupan manusia. Menjamin kepastian hukum, dengan adanya peraturan perundang-undangan ada kepastian hukum bagi warga negara untuk melakukan perbuatan karena mengetahui mana yang benar, mana yang salah dan ada pedoman yang jelas sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan perbuatan.

6. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU) : RUU dapat dibuat oleh Presiden (pemerintah) dan DPR. RUU yang diajukan oleh pemerintah dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah non departemen, setelah itu diajukan kepada Presiden untuk disetujui/tidak. Jika disetujui, RUU diajukan Presiden kepada pimpinan DPR. Langka selanjutnya mengadakan sidang untuk membahas RUU tersebut, selanjutnya disampaikan kepada Presiden melalui pimpinan DPR. Presiden menyampaikan RUU kepada menteri sekretaris negara. Tahap Pembahasan dan Pengesahan : RUU beserta penjelasannya yang berasal dari DPR disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPR kepada Presiden. RUU yang sudah disetujui bersama antara DPR dengan Presiden, paling lambat tujuh hari kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang.

7. Tata urutan perundang-undangan nasional menurut TAP. MPR No. III/MPR/2000 :

1) UUD 1945 : hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

2) Ketetapan MPR : putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3) Undang-Undang : dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU : dibuat oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa

5) Peraturan Pemerintah : dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah Undang-Undang.

6) Keputusan Presiden : bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan.

7) Peraturan Daerah : peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan.

8. Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional UU No. 10 Tahun 2004 : 1) UUD 1945 : Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR

dengan persetujuan bersama Presiden.

2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU : Peraturan perundang undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.

3) Peraturan Pemerintah : Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

4) Peraturan Presiden : Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden

5) Peraturan Daerah : terdiri atas peraturan daerah provinsi, kabupaten/kota, desa

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.

Pertemuan 3

1. Sebutkan partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum ! (Kelompok 1)

2. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan keluarga ! (Kelompok 2)

3. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan sekolah ! (Kelompok 3)

4. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan masyarakat ! (Kelompok 4)

5. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan bangsa dan Negara ! (Kelompok 5)

6. Sebutkan hal-hal yang menjadikan seseorang patuh pada hukum ? (Kelompok 6)

7. Bagaimana pendapat kalian tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ? (Kelompok 7)

8. Bagaimana pendapat kalian dengan sanksi yang diberlakukan terhadap berbagai pelanggaran terhadap aturan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ? (Kelompok 8)

Jawab :

1. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum, menaati peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau negara, sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada, mengutamakan kepentingan umum.

2. Menaati tata tertib keluarga, tidak melakukan tindak kekerasan sesama anggota keluarga, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan keluarga, menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan.

3. Mematuhi tata tertib, menghormati guru dan karyawan, tidak membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran, mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku, menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah.

4. Tidak main hakim sendiri, menghormati hak milik orang lain, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat, menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar peraturan yang berlaku.

5. Disiplin membayar pajak, mematuhi peraturan lalu lintas, mendukung gerakan disiplin nasional, menjaga benda-benda milik negara dan fasilitas umum, membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban lingkungan.

6. Sejak kecil dididik untuk selalu mematuhi dan melaksanakan berbagai aturan yang berlaku, merasakan bahwa peraturan yang ada dapat memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungannya. Pada awalnya bisa saja seseorang patuh terhadap hukum karena adanya tekanan atau paksaan, Pelaksanaan aturan yang semula karena faktor paksaan lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, sehingga tanpa sadar dia melakukan perbuatan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Belum terlaksana dengan baik karena masih banyak orang yang melanggar peraturan perundang-undangan lalu lintas.

8. Sanksi yang diberikan bagi pelanggar lalu lintas belum tegas. Masih banyak anggota polisi yang bisa disuap.

Dalam dokumen Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian (Halaman 34-42)

Dokumen terkait