• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 3 : Jadwal Penelitian

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SMP N 2 Tuntang

No

Hari/Tanggal

Uraian Kegiatan

1. Senin, 26 Oktober 2015 Ijin Penelitian

2. Selasa, 27 Oktober 2015  perkenalan dengan siswa kelas VIII F (kelas kontrol)

 memberikan penjelasan mengenai metode diskusi kelompok yang akan diterapkan

 membentuk kelompok

 mendiskusikan dan membuat hasil diskusi kelompok

 presentasi

3. Jumat, 30 Oktober 2015  perkenalan dengan siswa kelas VIII B (kelas eksperimen)

 memberikan penjelasan mengenai metode TPS yang akan diterapkan

 mendiskusikan permasalahan dengan mengunakan metode TPS

4. Selasa, 3 November 2015  melanjutkan presentasi  membentuk kelompok

 mendiskusikan pertanyaan mengenai materi yang selanjutnya dan membuat hasil diskusi kelompok

 presentasi

5. Jumat, 6 November 2015  mendiskusikan masing-masing pertanyaan dengan mengunakan metode TPS

6. Selasa, 10 November 2015  membentuk kelompok

(4)

 mendiskusikan dan membuat hasil diskusi kelompok

 presentasi

7. Selasa, 17 November 2015  membentuk kelompok

 membagi tugas dalam setiap kelompok

 mendiskusikan dan membuat hasil diskusi kelompok

 presentasi

8. Jumat, 20 November 2015  mendiskusikan masing-masing pertanyaan dengan mengunakan metode TPS

9. Selasa, 24 November 2015 Memberikan soal di kelas validitas (kelas VIII G) 10. Kamis,26 November 2015 Memberikan postest di kelas kontrol

11. Jumat, 27 November 2015 Memberikan postest di kelas eksperimen 12. Rabu, 30 November 2015 Mengambil surat keterangan penelitian

(5)

Lampiran 4 : Lembar Instrumen dan Kunci Jawaban

LEMBAR SOAL

Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : VIII

Alokasi Waktu : 60 Menit

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang paling benar !

1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini tercantum dalam UUD 1945 pasal ....

a. 1 ayat (2) b. 1 ayat (3) c. 27 ayat (1) d. 28 ayat (1)

2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Hal ini tercantum dalam UUD 1945 Pasal .... a. 26 ayat (1)

b. 27 ayat (1) c. 27 ayat (2) d. 28 ayat (1)

3. Undang-undang merupakan peraturan perundangan yang ditetapkan bersama antara ....

a. DPR dan DPD b. DPRD dan Gubernur c. Presiden dan MPR d. Presiden dan DPR

(6)

4. Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 merupakan negara hukum dalam arti luas karena ....

a. menjamin kewajiban asasi dan harkat manusia b. menjamin hak-hak asasi dan martabat manusia c. menjamin hak dan kewajiban asasi manusia d. menghargai harkat dan martabat manusia

5. Peraturan perundang-undangan harus memerhatikan cita-cita moral dan cita-cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Hal ini sesuai dengan landasan ....

a. cultural b. filosofis c. sosiologis d. yuridis

6. Peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk di Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada landasan-landasan sebagai berikut,

kecuali ....

a. landasan filosofis b. landasan yuridis c. landasan hukum d. landasan sosiologis

7. Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan. Hal ini merupakan landasan ....

a. yuridis b. hukum c. filosofis d. sosiologis

8. Hukum ada yang tertulis dan tidak tertulis, contoh hukum tertulis adalah ....

a. peraturan perundang-undangan nasional b. hukum adat

(7)

d. norma kesusilaan 9. Pernyataan :

1. Meningkatkan kesejahteraan

2. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara 3. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara 4. Menjamin kepastian hukum warga negara

Dari pernyataan di atas yang termasuk arti penting peraturan perundang-undangan ditunjukkan nomor ....

a. 1, 2 dan 3 b. 1, 2 dan 4 c. 1, 3 dan 4 d. 2, 3 dan 4

10. Sebagai pedoman/panduan para penyelenggara di dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa adanya peraturan perundang-undangan para penyelenggara negara cenderung untuk menyimpang dari amanat yang telah diberikan oleh rakyat. Hal ini merupakan arti penting peraturan perundang-undangan dalam hal ....

a. pedoman para penyelenggara

b. melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara c. memberikan rasa keadilan bagi warga negara d. menjamin kepastian hukum warga negara

11. Peraturan negara yang tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah ....

a. TAP MPR b. Pancasila

c. Undang-Undang Dasar 1945 d. Kepres

12. Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala daerah (Gubernur) disebut ....

a. peraturan Presiden b. peraturan pemerintah

(8)

c. keputusan presiden d. peraturan daerah provinsi

13. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional meliputi tiga tahap, yaitu ....

a. inisiasi, sosio dan yuridis b. inisiasi, politis dan yuridis c. inisiasi, politis-sosio, yuridis d. inisiasi, sosio-politis, yuridis

14. Tahap munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat dengan keinginan agar suatu masalah diatur oleh hukum dalam peraturan perundang-undangan. Hal ini merupakan tahapan proses pembuatan peraturan perundang-undangan tahap ....

a. tahap inisiasi b. tahap sosio-politis c. tahap hukum d. tahap yuridis

15. Sikap taat terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan keluarga dapat ditunjukkan dengan cara ....

a. menghormati pendapat anggota keluarga b. menaati tata tertib keluarga

c. membantah perintah orang tua

d. menyelesaikan masalah dengan kekerasan

16. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut, kecuali ....

a. mematuhi tata tertib sekolah

b. membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran c. mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku d. menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah 17. Contoh perilaku siswa yang menaati perundang-undangan di lingkungan

sekolah adalah ....

(9)

b. datang pagi-pagi setiap hari

c. membantu guru di dalam mengajar d. pulang sekolah tidak berhenti di jalan

18. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan cara ....

a. membiarkan orang lain tetap bebas sesuai dengan norma yang berlaku b. memberi hukuman yang sama pada semua jenis pelanggaran hukum c. menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar

peraturan yang berlaku

d. membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban

19. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ....

a. mendukung gerakan disiplin nasional b. merusak fasilitas umum

c. disiplin membayar pajak d. melanggar peraturan lalu lintas

20. Sebagai warga negara yang baik, kita harus menaati peraturan atau hukum yang berlaku sebab ....

a. ingin dihargai sebagai warga negara yang baik b. ingin mendapat penghargaan dari pemerintah c. sadar sebagai warga negara Indonesia

d. sudah menjadi kewajiban warga negara

21. Agar rancangan undang-undang dapat menampung pendapat masyarakat, perlu dilakukan penjaringan aspirasi dari ....

a. tokoh-tokoh agama b. sastrawan dan ilmuwan c. masyarakat luas

d. kepala daerah dan kepala desa

22. Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ....

(10)

b. memberikan masukan kepada pemerintah

c. menyampaikan saran dengan demonstrasi besar-besaran d. memberikan evaluasi pada peraturan

23. Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, kecuali ....

a. memberikan masukan kepada pemerintah

b. melakukan aksi turun ke jalan menentang pemberlakuan peraturan c. menaati peraturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah d. sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada

24. Agar peraturan yang berlaku ditaati oleh setiap warga negara maka diperlukan adanya ....

a. pemimpin yang memerintah dengan tangan besi atau otoriter b. kekuasaan yang mutlak

c. petugas yang ditakuti oleh setiap orang d. sanksi bagi yang melanggar petugas

25. Seseorang yang mengerti dan taat pada hukum yang berlaku merupakan pencerminan perilaku ....

a. sadar hukum b. kebal hukum c. hafal hukum d. mengerti hokum

(11)

Kunci Jawaban Soal 1. B 2. B 3. D 4. C 5. B 6. C 7. A 8. A 9. D 10. A 11. C 12. D 13. D 14. A 15. B 16. B 17. A 18. C 19. C 20. D 21. C 22. B 23. B 24. D 25. A

(12)

Lampiran 5 : Reliabilitas dan Validitas Soal

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,919 40 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Soal 1 25,41 56,572 ,582 ,916 Soal 2 25,41 56,572 ,582 ,916 Soal 3 25,41 55,862 ,727 ,914 Soal 4 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 5 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 6 26,00 56,903 ,365 ,918 Soal 7 25,41 55,862 ,727 ,914 Soal 8 25,53 59,547 -,017 ,922 Soal 9 25,53 59,547 -,017 ,922 Soal 10 25,72 60,596 -,156 ,925 Soal 11 25,41 55,862 ,727 ,914 Soal 12 25,72 60,596 -,156 ,925 Soal 13 25,34 59,523 ,012 ,920 Soal 14 25,38 56,371 ,713 ,915 Soal 15 25,38 56,371 ,713 ,915 Soal 16 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 17 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 18 25,41 55,862 ,727 ,914 Soal 19 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 20 25,38 56,371 ,713 ,915 Soal 21 25,38 56,371 ,713 ,915 Soal 22 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 23 25,41 55,862 ,727 ,914 Soal 24 25,41 55,862 ,727 ,914 Soal 25 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 26 25,53 59,547 -,017 ,922 Soal 27 25,38 56,371 ,713 ,915

(13)

Soal 28 25,38 56,371 ,713 ,915 Soal 29 25,41 55,862 ,727 ,914 Soal 30 25,34 59,846 -,073 ,921 Soal 31 26,00 56,903 ,365 ,918 Soal 32 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 33 26,00 56,903 ,365 ,918 Soal 34 25,38 56,371 ,713 ,915 Soal 35 25,38 56,371 ,713 ,915 Soal 36 26,00 56,903 ,365 ,918 Soal 37 25,34 59,846 -,073 ,921 Soal 38 26,00 56,903 ,365 ,918 Soal 39 25,97 54,870 ,650 ,914 Soal 40 25,53 59,547 -,017 ,922

(14)

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kelas / Semester : VIII / 1

Pokok Bahasan : Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan Nasional

Standar Kompetensi : Menampilkan Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan

Nasional

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-

undangan nasional

Mendeskripsikan proses pembuatan perundang-undangan nasional

Menaati peraturan perundang-undangan nasional

Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

A. Indikator

1. Menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan; 2. Menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;

3. Menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional;

4. Menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan; 5. Menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;

6. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional;

7. Menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-undangan;

(15)

8. Menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

9. Menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, diharapkan :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan; 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum; 3. Siswa dapat menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan

perundang-undangan nasional;

4. Siswa dapat menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan; 5. Siswa dapat menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan; 6. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan peraturan

perundang-undangan nasional;

7. Siswa dapat menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-undangan;

8. Siswa dapat menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

9. Siswa dapat menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

C. Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat dipercaya, kewarganegaraan

D. Materi Pembelajaran :

1. Peraturan perundang-undangan 2. Indonesia sebagai negara hukum

3. Jenis dan dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional 4. Landasan berlakunya perundang-undangan

5. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional 6. Arti penting peraturan perundang-undangan

(16)

7. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-undangan

8. Kewajiban negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan 9. Bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

E. Metode Pembelajaran

Metode : metode pembelajaran diskusi kelompok

F. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Pendahuluan 1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam proses pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).

c. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas yaitu menampilkan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu diskusi kelompok.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan semangat agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

(17)

Kegiatan Inti 1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan di diskusikan.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan acuan diskusi.

c. Bersama peserta didik guru membagikan topik yang akan dibahas masing-masing kelompok.

2. Elaborasi

a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan yang berbeda pada setiap kelompok.  Kelompok 1 :  Kelompok 2 :  Kelompok 3 :  Kelompok 4 :  Kelompok 5 :  Kelompok 6 :  Kelompok 7 :  Kelompok 8 :

b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk memberi dorongan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif. c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,

dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari

(18)

Penutup

tiap-tiap kelompok. 3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

2. Pertemuan Kedua ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Pendahuluan 1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll). c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu diskusi kelompok.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan semangat agar siswa dapat mengikuti proses

(19)

Kegiatan Inti

pembelajaran dengan baik. 1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan didiskusikan.

b. Mengajukan pertanyaan dasar kepada siswa tentang pengertian arti penting peraturan perundang-undangan.

c. Guru menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan acuan diskusi.

d. Bersama peserta didik guru membagikan topik yang akan dibahas masing-masing kelompok.

2. Elaborasi

a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan yang berbeda pada setiap kelompok.  Kelompok 1 :  Kelompok 2 :  Kelompok 3 :  Kelompok 4 :  Kelompok 5 :  Kelompok 6 :  Kelompok 7 :  Kelompok 8 :

b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain

(20)

Penutup

untuk memberi dorongan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif. c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,

dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi berikutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

3. Pertemuan Ketiga ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Pendahuluan 1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll). c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran

(21)

Kegiatan Inti

kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu diskusi kelompok.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan semangat agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan di diskusikan.

b. Mengajukan pertanyaan dasar kepada siswa tentang partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-undangan c. Guru menggunakan buku paket dan LKS

sebagai bahan acuan diskusi.

d. Bersama peserta didik guru membagikan topik yang akan dibahas masing-masing kelompok.

2. Elaborasi

a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan yang berbeda pada setiap kelompok.  Kelompok 1 :  Kelompok 2 :  Kelompok 3 :  Kelompok 4 :  Kelompok 5 :  Kelompok 6 : 65 menit

(22)

Penutup

 Kelompok 7 :

 Kelompok 8 :

b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk memberi dorongan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif. c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,

dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

(23)
(24)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kelas / Semester : VIII / 1

Pokok Bahasan : Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan Nasional

Standar Kompetensi : Menampilkan Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan

Nasional

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-

undangan nasional

Mendeskripsikan proses pembuatan perundang-undangan nasional

Menaati peraturan perundang-undangan nasional

Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

G. Indikator

1. Menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan; 2. Menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;

3. Menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional;

4. Menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan; 5. Menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;

6. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional;

7. Menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-undangan;

8. Menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

9. Menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

(25)

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, diharapkan :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan; 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum; 3. Siswa dapat menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan

perundang-undangan nasional;

4. Siswa dapat menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan; 5. Siswa dapat menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan; 6. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan peraturan

perundang-undangan nasional;

7. Siswa dapat menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-undangan;

8. Siswa dapat menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

9. Siswa dapat menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

C. Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat dipercaya, kewarganegaraan

D. Materi Pembelajaran :

1. Peraturan perundang-undangan 2. Indonesia sebagai negara hukum

3. Jenis dan dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional 4. Landasan berlakunya perundang-undangan

5. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional 6. Arti penting peraturan perundang-undangan

7. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-undangan

8. Kewajiban negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan 9. Bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

(26)

E. Metode Pembelajaran

Metode : metode pembelajaran Think Pair Share ( TPS )

F. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Pendahuluan

Kegiatan Inti

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam proses pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).

c. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang akan dibahas yaitu menampilkan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu TPS.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan semangat agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan di diskusikan dengan menggunakan metode TPS. Think yaitu berpikir secara individu, Pair yaitu berpasangan atau

10 menit

(27)

bertukar pendapat, Share yaitu membagi ilmu.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan acuan diskusi.

c. Guru membagikan materi. 2. Elaborasi

a. Guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.Guru memberikan persoalan yang berbeda pada setiap kelompok.

 Kelompok 1 :  Kelompok 2 :  Kelompok 3 :  Kelompok 4 :  Kelompok 5 :  Kelompok 6 :  Kelompok 7 :  Kelompok 8 :

b. Langkah-langkah menggunakan metode pembelajaran TPS sebagai berikut :

1. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. 2. Kelompok membentuk

anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.

3. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya.

(28)

Penutup

3. Konfirmasi

Tiap kelompok menshare/mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. 5 menit

2. Pertemuan Kedua ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Pendahuluan

Kegiatan Inti

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll). c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu TPS.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan semangat agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

10 menit

(29)

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan di diskusikan dengan menggunakan metode TPS. Think yaitu berpikir secara individu, Pair yaitu berpasangan atau bertukar pendapat, Share yaitu membagi ilmu.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan acuan diskusi.

2. Elaborasi

a. Guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan yang berbeda pada setiap kelompok.

 Kelompok 1 :  Kelompok 2 :  Kelompok 3 :  Kelompok 4 :  Kelompok 5 :  Kelompok 6 :  Kelompok 7 :  Kelompok 8 :

b. Langkah-langkah menggunakan metode pembelajaran TPS sebagai berikut :

1. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. 2. Kelompok membentuk

anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.

(30)

Penutup

3. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi menshare/mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi berikutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

3. Pertemuan Ketiga ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU Pendahuluan 1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll). c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu metode TPS .

2. Motivasi

(31)

Kegiatan Inti

Memotivasi siswa dengan cara memberikan semangat agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan di diskusikan dengan menggunakan metode TPS. Think yaitu berpikir secara individu, Pair yaitu berpasangan atau bertukar pendapat, Share yaitu membagi ilmu.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan acuan diskusi.

2. Elaborasi

a. Guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan yang berbeda pada setiap kelompok.

 Kelompok 1 :  Kelompok 2 :  Kelompok 3 :  Kelompok 4 :  Kelompok 5 :  Kelompok 6 :  Kelompok 7 :  Kelompok 8 :

b. Langkah-langkah menggunakan metode pembelajaran TPS sebagai berikut :

1. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut

(32)

Penutup

sendiri terlebih dahulu.

2. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.

3. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi menshare/mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

(33)
(34)

Lampiran 7 : Soal Metode TPS dan Diskusi Kelompok

Soal Untuk Metode TPS dan Diskusi Kelompok

Pertemuan 1

1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Jelaskan maksudnya ? (Kelompok 1) 2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri negara hukum ! (Kelompok 2)

3. Sebutkan unsur-unsur negara hukum ! (Kelompok 3)

4. Sebutkan fungsi hukum menurut J.P Glastra van Loan ! (Kelompok 4) 5. Sebutkan ciri-ciri peraturan yang tertulis ! (Kelompok 5)

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan filosofis dan sosiologis ? (Kelompok 6)

7. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang landasan yuridis ? (Kelompok 7) 8. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang bersumber pada pandangan filosofis

Pancasila ? (Kelompok 8)

Jawab :

1. Negara Indonesia adalah negara hukum maksudnya Negara berdasar UUD 1945, berdasar pada kedaulatan hukum. Negara dipandang sebagai subjek hukum maka jika seseorang melanggar hukum, ia akan dituntut di pengadilan.

2. Hak asasi manusia mendapat pengakuan dan jaminan di dalam UUD dan pengadilan, adanya suatu peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak, adanya legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya. Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan.

3. Terdapat sistem demokrasi dalam pemerintahan, terdapat kedaulatan rakyat dan adanya sistem perwakilan dalam pemerintahan, terdapat pemerintahan yang diawasi badan negara, terdapat penghormatan terhadap hak asasi manusia, kekuasaan pemerintahan terbatas, adanya

(35)

kepastian hukum dan tertib hukum dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

4. Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup, menyelesaikan pertikaian, memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan, mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat.

5. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang, isinya mengikat secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu, bersifat abstrak (mengatur yang belum terjadi).

6. Landasan filosofis adalah setiap penyusunan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan cita-cita moral dan hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Landasan sosiologis adalah pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai kenyataan dan kebutuhan masyarakat.

7. Landasan yuridis dalam pembuatan peraturan perundang-undangan memuat adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan, adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan perundang-undangan, mengikuti prosedur tertentu, tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

8. Nilai-nilai religius bangsa Indonesia terangkum dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan terhadap harkat martabat kemanusiaan dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai-nilai kepentingan bangsa, kesatuan hukum nasional dalam sila Persatuan Indonesia, nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial tercantum dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(36)

Pertemuan 2

1. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan ? (Kelompok 1)

2. Sebutkan dan jelaskan tahapan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional ? (Kelompok 2)

3. Jelaskan proses penyusunan undang-undang yang terdapat dalam UUD 1945 Amandemen Pasal 5 dan Pasal 20 ? (Kelompok 3)

4. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan sebagai pedoman para penyelenggara dan menjamin kepastian hukum warga Negara ? (Kelompok 4) 5. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan dalam hal melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara dan memberikan rasa keadilan bagi warga negara ? (Kelompok 5)

6. Sebutkan dan jelaskan proses penyusunan Undang-Undang ? (Kelompok 6) 7. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut

TAP. MPR No. III/MPR/2000 ? (Kelompok 7)

8. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ? (Kelompok 8).

Jawab :

1. a. Dasar yuridis (hukum) sebelumnya, penyusunan peraturan perundang-undangan harus mempunyai landasan yuridis yang jelas yang dijadikan landasan yuridis adalah peraturan perundang-undangan. b. Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat

dijadikan landasan yuridis, peraturan yang sederajat atau lebih tinggi dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibuat.

c. Peraturan perundang-undangan hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi.

d. Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang-undangan lama, maka apabila telah ada peraturan

(37)

perundang-undangan sejenis dan sederajat yang telah diberlakukan secara otomatis akan dinyatakan tidak berlaku.

e. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.

f. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum.

g. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda. Setiap UU yang dikeluarkan pemerintah hanya mengatur satu obyek tertentu saja.

2. 1) Tahap Inisiasi, munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat. 2) Tahap Sosio-Politis, tahap pengolahan gagasan tentang perlunya pengaturan hukum dari masalah tertentu. Dimulailah penampungan gagasan dari berbagai sumber. Kemudian disiapkan bahan-bahan atau isi hukum. Bahan-bahan yang terkumpul dibicarakan, dikritisi, dan dipertahankan melalui pertukaran pendapat. Bahan-bahan itu kemudian dipertajam dan dimatangkan lembaga pemerintah. 3) Tahap Yuridis, perumusan dalam bahasa hukum perundang-undangan. Tahapan ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang tergantung dari tingkat perundang-undangan tersebut.

3. Pasal 5 Ayat (1) : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR. Pasal 5 Ayat (2) : Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Pasal 20 Ayat (1) : DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Pasal 20 Ayat (2) : Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Pasal 20 Ayat (3) : Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu. Pasal 20 Ayat (4) : Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. Pasal 20 Ayat (5) : Dalam hal rancangan undang-undang

(38)

yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden dalam waktu tiga puluh) hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.

4. Pedoman para penyelenggara, sebagai pedoman para penyelenggara di dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar para penyelenggara negara tidak menyimpang dari amanat. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara, perundang-undangan berfungsi juga melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara.

5. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara, perundang-undangan dibuat untuk menciptakan keadilan karena dengan peraturan terdapat bukti-bukti tertulis untuk mengatur kehidupan manusia. Menjamin kepastian hukum, dengan adanya peraturan perundang-undangan ada kepastian hukum bagi warga negara untuk melakukan perbuatan karena mengetahui mana yang benar, mana yang salah dan ada pedoman yang jelas sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan perbuatan.

6. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU) : RUU dapat dibuat oleh Presiden (pemerintah) dan DPR. RUU yang diajukan oleh pemerintah dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah non departemen, setelah itu diajukan kepada Presiden untuk disetujui/tidak. Jika disetujui, RUU diajukan Presiden kepada pimpinan DPR. Langka selanjutnya mengadakan sidang untuk membahas RUU tersebut, selanjutnya disampaikan kepada Presiden melalui pimpinan DPR. Presiden menyampaikan RUU kepada menteri sekretaris negara. Tahap Pembahasan dan Pengesahan : RUU beserta penjelasannya yang berasal dari DPR disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPR kepada Presiden. RUU yang sudah disetujui bersama antara DPR dengan Presiden, paling lambat tujuh hari kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang.

(39)

7. Tata urutan perundang-undangan nasional menurut TAP. MPR No. III/MPR/2000 :

1) UUD 1945 : hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

2) Ketetapan MPR : putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3) Undang-Undang : dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU : dibuat oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa

5) Peraturan Pemerintah : dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah Undang-Undang.

6) Keputusan Presiden : bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan.

7) Peraturan Daerah : peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan.

8. Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional UU No. 10 Tahun 2004 : 1) UUD 1945 : Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR

dengan persetujuan bersama Presiden.

2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU : Peraturan perundang undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.

3) Peraturan Pemerintah : Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

4) Peraturan Presiden : Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden

(40)

5) Peraturan Daerah : terdiri atas peraturan daerah provinsi, kabupaten/kota, desa

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.

Pertemuan 3

1. Sebutkan partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum ! (Kelompok 1)

2. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan keluarga ! (Kelompok 2)

3. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan sekolah ! (Kelompok 3)

4. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan masyarakat ! (Kelompok 4)

5. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam lingkungan bangsa dan Negara ! (Kelompok 5)

6. Sebutkan hal-hal yang menjadikan seseorang patuh pada hukum ? (Kelompok 6)

7. Bagaimana pendapat kalian tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ? (Kelompok 7)

8. Bagaimana pendapat kalian dengan sanksi yang diberlakukan terhadap berbagai pelanggaran terhadap aturan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ? (Kelompok 8)

Jawab :

1. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum, menaati peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau negara, sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada, mengutamakan kepentingan umum.

2. Menaati tata tertib keluarga, tidak melakukan tindak kekerasan sesama anggota keluarga, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan keluarga, menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan.

(41)

3. Mematuhi tata tertib, menghormati guru dan karyawan, tidak membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran, mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku, menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah.

4. Tidak main hakim sendiri, menghormati hak milik orang lain, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat, menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar peraturan yang berlaku.

5. Disiplin membayar pajak, mematuhi peraturan lalu lintas, mendukung gerakan disiplin nasional, menjaga benda-benda milik negara dan fasilitas umum, membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban lingkungan.

6. Sejak kecil dididik untuk selalu mematuhi dan melaksanakan berbagai aturan yang berlaku, merasakan bahwa peraturan yang ada dapat memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungannya. Pada awalnya bisa saja seseorang patuh terhadap hukum karena adanya tekanan atau paksaan, Pelaksanaan aturan yang semula karena faktor paksaan lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, sehingga tanpa sadar dia melakukan perbuatan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Belum terlaksana dengan baik karena masih banyak orang yang melanggar peraturan perundang-undangan lalu lintas.

8. Sanksi yang diberikan bagi pelanggar lalu lintas belum tegas. Masih banyak anggota polisi yang bisa disuap.

(42)

Lampiran 8 : Materi Penelitian PKn

MENAMPILKAN KETAATAN TERHADAP PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL

Negara Indonesia adalah suatu negara hukum. Pengertian negara hukum di Indonesia berdasar UUD 1945, yaitu berdasar pada kedaulatan hukum. Negara dipandang sebagai subjek hukum maka jika seseorang melanggar hukum, ia akan dituntut di pengadilan. Landasan hukum negara Indonesia menurut Batang Tubuh UUD 1945 : Pasal 1 ayat 3, Pasal 9 tentang Sumpah Presiden atau Wakil Presiden, Pasal 27 ayat 1.

Ciri-ciri negara hukum :

1) Hak asasi manusia mendapat pengakuan dan jaminan. Terjaminnya hak asasi manusia di dalam undang-undang atau juga keputusan pengadilan. 2) Adanya suatu peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan

tidak memihak. Membatasi kekuasaan serta wewenang organ-organ negara terhadap perseorangan.

3) Adanya legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya. Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan. Unsur-unsur negara hukum :

1) Terdapat sistem demokrasi dalam pemerintahan;

2) Terdapat kedaulatan rakyat dan adanya sistem perwakilan dalam pemerintahan, artinya sistem negara berdasarkan kedaulatan rakyat. 3) Terdapat pemerintahan yang diawasi oleh suatu badan negara, artinya

adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle) yang bebas dan mandiri.

4) Terdapat penghormatan terhadap hak asasi manusia, artinya ada jaminan terhadap hak-hak asasi manusia.

(43)

6) Berlakunya rule of law demi tegaknya hukum;

7) Adanya kepastian hukum dan tertib hukum dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut J.P Glastra van Loan dalam menjalankan peranannya, hukum mempunyai fungsi :

1) Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup; 2) Menyelesaikan pertikaian;

3) Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan, jika perlu dengan kekerasan;

4) Mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat;

5) Memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hukum dengan cara merealisasikan fungsi hukum sebagaimana disebutkan di atas.

Peraturan ada yang tertulis dan tidak tertulis. Contoh peraturan tertulis undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah, dan sebagainya. Contoh peraturan tidak tertulis adalah hukum adat, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan dalam praktik penyelenggaraan negara atau konvensi. Peraturan yang tertulis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang,

b. Isinya mengikat secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu, c. Bersifat abstrak (mengatur yang belum terjadi)

Ferry Edwar dan Fockema Andreae menyatakan bahwa perundang-undangan (legislation, wetgeving atau gezetgebung) mempunyai dua pengertian, pertama perundang-undangan merupakan proses pembentukan atau proses membentuk peraturan perundang-undangan negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kedua perundang-undangan adalah segala peraturan negara yang merupakan hasil pembentukan peraturan-peraturan, baik tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

(44)

Landasan Berlakunya Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Perundang-undangan yang akan di bentuk di negara Republik Indonesia harus berlandaskan kepada :

a. Landasan Filosofis

Setiap setiap penyusunan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan cita-cita moral dan cita-cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila, yakni :

1) Nilai-nilai religius bangsa Indonesia yang terangkum dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa,

2) Nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan sebagaimana terdapat dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Nilai-nilai kepentingan bangsa secara utuh, dan kesatuan hukum nasional seperti yang terdapat di dalam sila Persatuan Indonesia, 4) Nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat, sebagaimana terdapat di

dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan

5) Nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial seperti yang tercantum dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Landasan Sosiologis

Pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan masyarakat.

c. Landasan Yuridis

Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan yuridis dalam pembuatan peraturan perundang-undangan memuat keharusan :

1) Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan, 2) Adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan

perundang-undangan,

3) Mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu,

4) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.

(45)

Prinsip-prinsip Peraturan Perundang-Undangan

Lembaga administrasi Negara menyatakan, bahwa prinsip-prinsip yang mendasari pembentukan peraturan perundang-undangan, adalah :

a) Dasar yuridis (hukum) sebelumnya.

Penyusunan peraturan perundang-undangan harus mempunyai landasan yuridis yang jelas. Adapun yang dijadikan landasan yuridis adalah peraturan perundang-undangan, sedangkan hukum lain hanya dapat dijadikan bahan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan tersebut.

b) Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan landasan yuridis.

Tidak semua peraturan perundang-undangan dapat dijadikan landasan yuridis. Peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar yuridis adalah peraturan yang sederajat atau yang lebih tinggi dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibuat.

c) Peraturan perundang-undangan hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi.

d) Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang-undangan lama.

Dengan dikeluarkannya suatu peraturan perundang-undangan baru, maka apabila telah ada peraturan perundang-undangan sejenis dan sederajat yang telah diberlakukan secara otomatis akan dinyatakan tidak berlaku.

e) Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.

Peraturan perundang-undangan yang secara hirarki lebih rendah kedudukannya dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka secara otomatis dinyatakan batal demi hukum.

(46)

f) Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum.

Apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus dan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum yang sederajat tingkatannya, maka yang dimenangkan adalah peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus.

g) Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda.

Setiap UU yang dikeluarkan pemerintah hanya mengatur satu obyek tertentu saja. Contoh Undang-Undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 2004 mengatur masalah kehakimana, nomor 4 tahun 2004 mengatur Mahkamah Agung.

Arti Penting Peraturan Perundang-Undangan : a. Pedoman para penyelenggara

Sebagai pedoman/panduan para penyelenggara di dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa adanya peraturan perundang-undangan para penyelenggara negara cenderung untuk menyimpang dari amanat yang telah diberikan oleh rakyat. Dengan adanya peraturan perundang-undangan, para penyelenggara tinggal melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara

Perundang-Undangan berfungsi juga melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara. Hak-hak-hak warga negara sebenarnya sudah ada sebelum ada peraturan, tetapi tanpa ada peraturan hak itu akan dirampas oleh oranng lain.

c. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara

Perundang-Undangan dibuat untuk menciptakan keadilan karena dengan peraturan terdapat bukti-bukti tertulis untuk mengatur kehidupan manusia.

(47)

d. Menjamin kepastian hukum

Dengan adanya peraturan perundang-undangan ada kepastian hukum bagi warga negara untuk melakukan perbuatan karena mengetahui mana yang benar, mana yang salahdan ada pedoman yang jelas sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan perbuatan.

Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional meliputi tiga tahap, yaitu tahap inisiasi, tahap sosio-politis, dan tahap yuridis.

1. Tahap Inisiasi

Tahap inisiasi adalah munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat. Hukum tersebut berhubungan dengan keinginan agar suatu masalah diatur oleh hukum dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, masyarakat menginginkan adanya pengaturan tentang pembrantasan KKN, tindak pidana terorisme, dsb.

2. Tahap Sosio-Politis

Tahap sosio-politis adalah tahap pengolahan gagasan tentang perlunya pengaturan hukum dari masalah tertentu. Dimulailah penampungan gagasan dari berbagai sumber. Kemudian disiapkan bahan-bahan atau isi hukum yang dibutuhkan. Bahan-bahan yang terkumpul itu kemudian dibicarakan, dikritisi, dan dipertahankan melalui pertukaran pendapat antar berbagai golongan dan kekuatan dalam masyarakat. Bahan-bahan itu kemudian dipertajam dan dimatangkan lembaga pemerintah, baik departemen maupun nondepartemen.

3. Tahap Yuridis

Tahapan yuridis merupakan tahapan kegiatan yang murni yuridis, yatu perumusan dalam bahasa hukum perundang-undangan. Tahapan ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang tergantung dari tingkat perundang-undangan tersebut. Pasal 21 bahwa rancangan undang-undang dapat berasal dari Presiden atau DPR.

(48)

Landasan proses penyusunan Undang-Undang adalah UUD 1945 Pasal 5 dan Pasal 20 :

a. Pasal 5 Ayat (1) : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR.

Pasal 5 Ayat (2) : Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. b. Pasal 20 Ayat (1) : DPR memegang kekuasaan membentuk

undang-undang.

Pasal 20 Ayat (2) : Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Pasal 20 Ayat (3) : Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu. Pasal 20 Ayat (4) : Presiden mengesahkan rancangan undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.

Pasal 20 Ayat (5) : Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden dalam waktu 30 (tiga puluh) hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang-undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.

Adapun proses penyusunan Undang-Undang adalah sebagai berikut :

a. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU)

RUU dapat dibuat oleh Presiden (pemerintah) dan DPR. RUU yang diajukan oleh pemerintah dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah non departemen, setelah itu diajukan kepada Presiden untuk disetujui/tidak. Jika disetujui, RUU diajukan Presiden kepada pimpinan DPR. Langka selanjutnya mengadakan sidang untuk membahas RUU tersebut. RUU dari DPR, anggota DPR

(49)

membuat RUU, selanjutnya disampaikan kepada Presiden melalui pimpinan DPR. Presiden menyampaikan RUU kepada menteri sekretaris negara.

b. Tahap Pembahasan dan Pengesahan

RUU beserta penjelasannya yang berasal dari DPR disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPR kepada Presiden. Presiden memberitahu dan membagikannya kepada seluruh anggota kabinet. RUU yang sudah disetujui bersama antara DPR dengan Presiden, paling lambat 7 (tujuh hari) kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang. Apabila setelah 15 (lima belas) hari kerja, RUU yang sudah disampaikan kepada Presiden belum disahkan menjadi undang-undang, Pimpinan DPR mengirim surat kepada Presiden untuk meminta penjelasan. Apabila RUU yang sudah disetujui bersama tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak RUU tersebut disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundang-undangkan.

Tata urutan perundang-undangan nasional menurut TAP. MPR No. III/MPR/2000

1) UUD 1945

merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

2) Ketetapan MPR

merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(50)

3) Undang-Undang

Undang-Undang dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU

Peraturan Pemerintah pengganti UU dibuat oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Peraturan Pemerintah pengganti UU harus diajukan ke DPR dalam

persidangan yang berikut.

b. DPR dapat menerima atau menolak Peraturan Pemerintah Pengganti UU dengan tidak mengadakan perubahan.

c. Jika ditolak DPR, Peraturan Pemerintah Pengganti UU harus dicabut.

5) Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah Undang-Undang.

6) Keputusan Presiden

Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan. 7) Peraturan Daerah

Peraturan Daerah merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan.

a. Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh DPRD Propinsi bersama dengan gubernur.

b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD Kabupaten/Kota bersama bupati/walikota.

c. Peraturan Desa atau yang setingkat dibuat oleh badan perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan

(51)

desa atau yang setingkat diatur oleh peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan :

1) UUD 1945

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden.

2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU

Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.

3) Peraturan Pemerintah

Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

4) Peraturan Presiden

Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden

5) Peraturan Daerah, terdiri atas peraturan daerah provinsi, kabupaten/kota, desa

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.

 Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh DPRD Propinsi bersama dengan gubernur.

 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD Kabupaten/Kota bersama bupati/walikota.

 Peraturan Desa atau yang setingkat dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.

Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat dilakukan dengan cara-cara :

a. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum. b.Menaati peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau

(52)

c. Sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada. d. Mengutamakan kepentingan umum.

Orang yang mempunyai kesadaran terhadap aturan hukum akan mematuhi apa yang menjadi tuntutan peraturan tersebut. Dengan kata lain dia menjadi patuh terhadap berbagai peraturan yang ada, orang menjadi patuh, karena :

1. Sejak kecil dididik untuk selalu mematuhi dan melaksanakan berbagai aturan yang berlaku, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun secara nasional.

2. Orang taat karena dia merasakan, bahwa peraturan yang ada dapat memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungannya.

3. Kepatuhan atau ketaatan karena merupakan salah satu sarana untuk mengadakan identifikasi dengan kelompok.

4. Pada awalnya bisa saja seseorang patuh terhadap hukum karena adanya tekanan atau paksaan untuk melaksanakan berbagai aturan tersebut. Pelaksanaan aturan yang semula karena faktor paksaan lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, sehingga tanpa sadar dia melakukan perbuatan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan cara :

a. Menaati tata tertib keluarga.

b. Tidak melakukan tindak kekerasan sesama anggota keluarga. c. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan keluarga. d. Menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan.

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan cara :

a. Mematuhi tata tertib.

b. Menghormati guru dan karyawan.

c. Tidak membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran. d. Mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku. e. Menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah.

(53)

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan cara :

a. Tidak main hakim sendiri.

b. Menghormati hak milik orang lain.

c. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.

d. Menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar peraturan yang berlaku.

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan bangsa dan negara dapat dilakukan dengan cara :

a. Disiplin membayar pajak. b. Mematuhi peraturan lalu lintas. c. Mendukung gerakan disiplin nasional.

d. Menjaga benda-benda milik negara dan fasilitas umum.

e. Membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban lingkungan.

(54)

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Soal

No

Sub Materi

Ingatan

Pemaham

an

Penerapa

n

Jumla

h Soal

1. Menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan

dan menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional 5 soal (soal nomor 1, 2, 3, 11, 12) 2 soal (soal nomor 4, 8) - 7 2. Menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan dan menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan 3 soal (soal nomor 5, 6, 7) 2 soal (soal nomor 9, 10) - 5

3. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan dan menyebutkan partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum 2 soal (soal nomor 13, 14) 3 soal (soal nomor 21, 22, 23) - 5

4. Menjelaskan kewajiban warga negara dan bentuk ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; - 3 soal (soal nomor 20, 24, 25) 5 soal (soal nomor 15, 16, 17, 18, 19 ) 8 Jumlah Soal 25

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

Lampiran 12 : Daftar Nilai Postest

DAFTAR NILAI KELAS VIII F (KELAS KONTROL)

NO NAMA NILAI POSTEST

1 AL 72 2 AAN 60 3 AAA 68 4 AMB 74 5 ADL 60 6 BP 72 7 BDP 64 8 DH 72 9 DAS 64 10 EWK 80 11 FS 68 12 FIB 76 13 HMQ 60 14 HS 74 15 LNA 76 16 MIM 58 17 MFS 60 18 MM 84 19 MF 64 20 MHA 80 21 MN 68 22 ND 72 23 NMS 78 24 RM 64 25 RGS 68 26 RF 84

(68)

27 RM 76 28 SS 58 29 SAC 78 30 SO 90 31 SN 58 32 WFNF 60

DAFTAR NILAI KELAS VIII B (KELAS EKSPERIMEN)

NO NAMA NILAI POSTEST

1 AWS 84 2 ATMM 72 3 AMI 64 4 AP 72 5 CM 80 6 DAN 72 7 EYTS 68 8 EN 80 9 HRS 76 10 HFN 88 11 IW 84 12 IO 88 13 MFF 68 14 MKN 96 15 MAA 80 16 MFI 68 17 MA 68 18 NW 84 19 NAM 76

(69)

20 NAO 76 21 NH 72 22 PC 80 23 PNA 92 24 RA 92 25 RS 64 26 SRP 68 27 SW 80 28 SR 68 29 SS 72 30 TR 76 31 TP 92 32 WSP 64

(70)

Lampiran 13 : Dokumentasi

Profil Sekolah

Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen (kegiatan pembelajaran dengan metode TPS). Guru Sedang Menjelaskan Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Metode TPS.

(71)

Siswa Sedang Memikirkan dan Mengerjakan Tugas Secara Sendiri-Sendiri Dulu Kemudian Siswa Disuruh Berpikir Secara Berpasangan Setelah Itu Baru Secara Kelompok Untuk Mengambil Suatu Kesimpulan/Jawaban yang Diamggap Paling Benar Untuk Menjawab Permasalahan yang Diberikan Oleh Guru.

(72)

Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya

(73)

Proses Pembelajaran Kelas Kontrol (kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok). Peneliti Sedang Menjelaskan Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok.

(74)

(75)

Sedang Mendorong Siswa Agar Mau Mengemukakan Pendapatnya (ikut berpartisipasi)

(76)
(77)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran mengenai peran Indonesia dalam rantai nilai global produk elektronik, sehingga dapat menjadi

Sklop vpra šanj o vpli vu ka zal cev us pe šno sti na in ve sti cij- ska vla ga nja v pa no gi le sars tva v Slo ve ni ji za je ma dve podv- pra ša nji, in si cer vpliv stop nje do

Penulisan yang dilakukan oleh Jain dan Kini (1994) menunjukkan bahwa terjadi penurunan signifikan untuk variabel ini. Bahkan penurunan yang ditemukan lebih

INDIKATOR Pengulangan penggunaan alat radiologi (pengambilan foto ulang) dalam satu permintaan foto yang disebabkan karena human error. TUJUAN Untuk mengetahui

Kreatinin merupakan salah satu hasil buangan dari ginjal yang difiltrasi oleh glomerulus di dalam ginjal dan jika terdapat gangguan pada fungsi filtrasi ginjal

Berikut kami lampirkan hasil lengkap peserta ujian CBT, baik yang LULUS maupun yang TIDAK LULUS, dan skor yang diperoleh. Demikian, harap

Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang telah ada dan terus dilaksanakan oleh satu generasi kegenari selanjutnya. Di desa Pasir Pandak Kecamtan

Data umum atau data demografi dalam penelitian adalah data yang berkaitan dengan karakteristik responden yang meliputi: usia, pernah/tidak pernah mendapat