• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISA DATA

TINAJUAN PUSTAKA

2.2. Keluarga dan Sosial Ekonomi Keluarga

2.2.2. Sosial Ekonomi Keluarga

kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lainnya (Bugges dan Locke, dalam Suhendi, 2001 : 32)

2.2.2. Sosial Ekonomi Keluarga

Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai yaitu satu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan.Interaksi ini pertama sekali pada keluarga dimana ada terjadi hubungan ayah,ibu dan anak. Dengan adanya interaksi antara anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan msayarakat luas. Terdapat perbedaan interaksi pada masyarakat yang bertempat tinggal di desa dan di kota, tentu saja ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hal inilah yang mempengaruhi gaya hidup seseorang.

Untuk melihat kedudukan dalam sosial ekonomi keluarga, dapat dilihat dari pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan.

a. Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam kaitan ini Sukanto (2003) memberikan difinisi mengenai pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak. Selanjutnya Sumardi (2004) menjelaskan mengenai pekerjaan sebagai berikut: Dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan. Pendapatan ini memberikan kepadanya dan keluarganya untuk

22

mengkonsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pembangunan

b. Pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christopher dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.

Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi dapat mengumpulkan kekayaan dan tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok (tersier) tetapi pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier sambil dapat mengkonsumsi dan menikmati kemewahan. Sedangkan keluarga dengan pendapatan yang rendah hanya bisa memenuhi kebutuhan pokoknya (tersier), bahkan mereka terkandang meminjam uang dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

c. Pendidikan

Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya.

Adapun pengertian pendidikan yang lebih jelas, dapat dilihat dalam pengertian-pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa pakar

23

pendidikan sebagai berikut. Pendidikan menurut Soekanto (2003): “Pendidikan merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi”. Sedangkan menurut Kartono dalam Sardiman (2002) “Pendidikan adalah segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional dibantu oleh metode dan teknik ilmiah diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu”

Berdasarkan dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, maka masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi.

1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah

Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain. Karena tuntutan kehidupan yang keras, kehidupan remajanya menjadi agresif. Sementara itu, orangtua yang sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan bimbingan dan melakukan pengawasan terhadap perilaku putra-putrinya,sehingga remaja cenderung dibiarkan menemukan dan belajar sendiri serta mencari pengalaman sendiri.

24

Golongan masyarakat bepenghasilan sedang yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.

3. Golongan masyarakat bepenghasilan tinggi

Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain. Remaja dalam golongan ini sering berada dalam kemewahan yang berlebihan. Remaja dengan mudahnya mendapatkan segala sesuatu, membuatnya kuarang menghargai dan menganggap sepele, yang dapat menciptkan kehidupan berfoya-foya, sehingga anak dapat terjerumus dalam lingkungan anti-sosial (Tan dalam Koentjaraningrat, 1981 : 35).

Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan masyarakat menjadi 4 golongan yaitu :

1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan

2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawh antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000,00 per bulan (www.bps.go.id/penggolongan_ pendapatan rata-rata. Diakses pada tanggal 18 Januari 2015 pukul 22 : 56 WIB).

25 2.2.3. Peranan dan Fungsi Keluarga

Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yaitu fungsi yang sulit dirubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial, relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan.

Fungsi-fungsi pokok tersebut antara lain: 1. Fungsi biologik

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologik orang tuan ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi ini pun juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak yang sedikit. Kecenderungan kepada jumlah anak yang lebih sedikit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor:

a. Perubahan tempat tinggal keluarga dari desa ke kota b. Makin sulitnya fasilitas perumahan

c. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses material keluarga

d. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk tercapainya kemesraan keluarga

e. Meningkatnya taraf pendidikan wanita berakibat berkurangnya fertilitanya

f. Berubahnya dorongan dari agama agar keluarga mempunyai banyak anak g. Makin banyaknya ibu-ibu yang bekerja di luar rumah

26

2. Fungsi afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, perasaan pandangan dan nilai-nilai. Dasar cinta kasih dan hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi perkembangan anak. Dalam masyarakat yang semakin impersonal, sekuler,dan asing , pribadi sangat membutuhkan hubungan afeksi seperti yang terdapat dalam keluarga, suasana afeksi itu tidak dalam institusi sosial yang lain.

3. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka pekembangan kepribadiannya (Khairuddin,1970 : 48).

Sementara itu, Horton dan Hunt,(dalam Sunarto, 2004 : 66) mengemukakan fungsi dari keluarga yaitu :

1. Keluarga berfungsi untuk mengatur penyaluran dorongan seks. Tidak ada masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks sebebas-bebasnya anatara siapa saja dalam masyarakat.

2. Reproduksi dalam pengembangan keturunan pun selalu dibatasi dengan aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga.

3. Keluarga berfungsi untuk menyosialisasikan anggota baru masyarakat sehingga dapat memerankan apa yang diharapkan darinya.

27

4. Keluarga mempunyai fungsi afeksi, dimana keluarga memberikan cinta kasih pada seorang anak. Berbagai studi telah memperlihatkan bahwa seorang anak yang tidak menerima cinta kasih dapat berkembang menjadi penyimpang,menderita gangguan kesehatan dan dapat meninggal.

5. Keluarga memberikan status pada seorang anak, bukan hanya status yang diperoleh seperti status yang terikat dengan jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan kekerabatan tetapi juga di dalamnya termasuk status status yang diperoleh orang tua yaitu status dalam suatu kelas ekonomi tertentu. 6. Keluarga memberikan perlindungan pada anggotanya, baik perlindungan fisik

maupun perlindungan yang bersifat kejiwaan.

Dari beberapa penyajian tentang fungsi keluarga, dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga erat kaitannya dengan perilaku remaja, dimana seorang anak yang mendapat perhatian dan kasih sayang dari keluarga akan memiliki pola perilaku yang lebih baik. Sebaliknya, anak yang tidak menerima cinta dan kasih sayang orang tua dapat berkembang menjadi anak yang memilki pola perilaku menyimpang. Anak akan merasa kesepian, menjadi pendiam, bingung, cemas, gelisah dan sulit dalam proses pembentukan perilaku anak. Akibatnya sikap perilaku anak lebih cenderung anarkis dan mengarah ke tindakan juvenile deliquency dalam segala hal, terutama dalam pergaulan, bersosialisasi dengan masyarakat dan bahkan menjalin hubungan dengan keluarga.

Dalam keluarga terjadi proses sosialisasi yang akan menentukan pedoman bagi anak untuk dapat bermasyarakat dengan baik. Apabila proses sosialisasi itu berlangsung dengan baik, maka seorang anak akan tumbuh dengan perilaku yang baik pula di masyarakat, dan sebaliknya jika sosialisasi dalam keluarga tidak berlangsung dengan baik maka tidak jarang anak akan berperilaku buruk. Sosialisasi

Dokumen terkait