• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Penentuan mata uang fungsional Determination of functional currency

Mata uang fungsional Kelompok Usaha adalah mata uang utama di dalam lingkungan ekonomi dimana Kelompok Usaha beroperasi. Mata uang fungsional adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban pokok pendapatan. Kelompok Usaha menentukan bahwa mata uang fungsionalnya adalah dalam Rupiah.

Functional currency of the Group is the currency of the primary economic environment in which the Group operates. The functional currency is a currency that affects the revenues and cost of goods sold. The Group determined that its functional currency is in Rupiah.

Sewa Lease

Kelompok Usaha mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Kelompok Usaha bertindak sebagai lessee untuk beberapa aset tetap tertentu.

Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK No. 73, “Sewa”, yang mensyaratkan Kelompok Usaha untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.

The Group has entered into lease agreements where the Group acts as a lessee for a certain fixed assets. The Group evaluates whether there are significant risks and rewards of assets transferred under PSAK No. 73, "Leases", which requires the Group to make judgments and estimates of the transfer of risks and rewards incidental to ownership.

Kelompok Usaha mengadakan perjanjian sewa kendaraan dan alat berat tertentu. Kelompok Usaha telah menentukan, berdasarkan evaluasi atas syarat dan ketentuan dalam perjanjian, bahwa secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset yang disewa dialihkan kepada Kelompok Usaha sehingga perjanjian sewa tersebut diakui sebagai sewa pembiayaan.

Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 12.

The Group entered into a lease of certain vehicles and heavy equipment. The Group had determined, based on an evaluation of the terms and conditions of the agreement, that substantially all the risks and rewards incidental to ownership of these leased assets are transferred to the Group, therefore the lease agreement are recognized as a finance lease.

Further details are disclosed in Notes 12.

Tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan Pajak

Claims for tax refund and tax assessments under appeal

Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah yang tercatat dalam akun di atas dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Otoritas Pajak.

Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 20.

Based on tax regulations currently enacted, the management judged if the amounts recorded under the above account are recoverable and refundable by the Tax Authorities. Further details are disclosed in Note 20.

3. SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan asumsi Estimates and assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun finansial berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing assumptions and circumstances about future developments, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.

Amortisasi tanaman menghasilkan Amortization of mature plantation

Biaya perolehan tanaman menghasilkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis tanaman menghasilkan selama 20 tahun, yang merupakan masa manfaat ekonomis yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan usahanya.

Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11a.

The costs of mature plantation are amortized on a straight-line basis over their estimated useful lives.

Management properly estimates the useful lives of these mature plantation to be 20 years. These are common life expectancies adopted in the industries where the Group conducts its business. Further details are disclosed in Note 11a.

Pengkreditan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) Crediting Value Added Taxes (“VAT”) Berdasarkan interprestasi manajemen atas

peraturan perpajakan terkait dengan PPN, manajemen berkeyakinan bahwa PPN masukan yang berasal dari kegiatan perkebunan dapat dikreditkan terhadap PPN keluaran atau restitusi dapat diterima.

Based on management's interpretation on tax regulation related to VAT, management believes that VAT input resulted from the plantation activities is either creditable against VAT output or refundable are recoverable.

Penyusutan aset tetap dan aset tak berwujud Depreciation of fixed assets and intangible assets Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan

menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun, yang merupakan masa manfaat ekonomis yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan usahanya. Perubahan pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11b dan 13.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line basis over their estimated useful lives.

Management properly estimates the useful lives of these fixed assets to be within 5 to 20 years. These are common life expectancies adopted in the industries where the Group conducts its businesses.

Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Notes 11b and 13.

3. SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Penyisihan atas KKE Piutang Plasma

Seperti diungkapkan dalam Catatan 2, piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma.

Kelompok Usaha menetapkan estimasi penyisihan penurunan nilai piutang plasma dengan menggunakan pendekatan umum KKE karena piutang ini mengandung komponen pembiayaan yang signifikan.

Jika belum ada peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak awal kontrak, penyisihan didasarkan pada KKE 12 bulan. Kelompok Usaha menetapkan piutang dari masing-masing proyek plasma mengalami peningkatan risiko kredit yang signifikan ketika biaya pengembangan aktual per hektar melebihi biaya pengembangan per hektar yang disepakati dalam perjanjian kredit antara koperasi dan kreditur. Pada titik ini, Kelompok Usaha menetapkan estimasi kerugian penurunan nilai menggunakan KKE sepanjang umurnya.

Kelompok Usaha menghitung KKE sepanjang umurnya berdasarkan perkiraan kekurangan kas, didiskontokan dengan perkiraan SBE awal.

Kekurangan kas adalah selisih antara arus kas yang menjadi hak Kelompok Usaha sesuai kontrak dan arus kas yang diharapkan akan diterima Kelompok Usaha, yang diestimasi berdasarkan pendapatan dari perkebunan plasma dikurangi biaya penjualan.

pembayaran pokok dan bunga ke bank. Input utama yang digunakan untuk estimasi ini adalah harga jual TBS, hasil produksi perkebunan plasma, biaya produksi dan tingkat inflasi. Penyisihan ini dievaluasi ulang dan disesuaikan dengan tambahan informasi yang diterima pada setiap tanggal pelaporan.

Nilai tercatat atas piutang plasma Kelompok Usaha sebelum penyisihan atas KKE dan amortisasi SBE awal pada tanggal 30 Juni 2021 adalah sebesar

3. SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Estimates and assumptions (continued) Allowance for ECL of Plasma Receivables

As discussed in Note 2, plasma receivables represents disbursements made for the costs to develop plasma plantations.

The Group estimates allowance for impairment of plasma receivables using general approach of ECL as these receivables contain significant financing component.

When there has not been significant increase in credit risk since origination, the allowance is based on the 12-months’ ECL. The Group primarily determined a receivable from individual plasma project has significant increase in credit risk when the actual development cost per hectare is exceeding the agreed development cost per hectare as stated in the credit agreement between the cooperatives and the creditor. At this point, the Group estimates the impairment loss using lifetime ECLs.

The Group calculates lifetime ECL based on the expected cash shortfalls, discounted at an approximation of the original EIR. A cash shortfall is the difference between the cash flows that are due to the Group in accordance with the contract and the cash flows that the Group expects to receive, which is estimated based on the revenues from the plasma plantations deducted with the costs of sales, principal and interest payments to the bank. The key inputs applied for this estimation are the selling price of FFB, production yield of the plasma plantations, production costs and inflation rate. These provisions are re-evaluated and adjusted as additional information is received at each reporting date.

The carrying amount of the Group’s plasma receivables before allowance for ECL and original EIR amortization as of June 30, 2021 was

3. SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Imbalan kerja karyawan Employee benefits

Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas imbalan kerja karyawan berdasarkan peraturan Kelompok Usaha dan sesuai dengan undang-undang No. 11/2020 tanggal 5 Oktober 2020.

The Group provides post employment benefits under the Group’s regulations and under Law No. 11/2020 dated October 5, 2020.

Pengukuran kembali, yang terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuaria, diakui segera di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian melalui penghasilan komprehensif lain dalam periode terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba atau rugi dalam periode berikutnya. Biaya jasa lalu diakui dalam laba atau rugi pada tanggal perubahan atau kurtailmen program dan pada tanggal Kelompok Usaha mengakui biaya restrukturisasi terkait, mana yang lebih awal terjadi.

Remeasurement, comprising of actuarial gains and losses, is recognized immediately in the consolidated statement of financial position through Other Comprehensive Income (“OCI”) in the period in which they occur. Remeasurements are not reclassified to profit or loss in subsequent periods.

Past service costs are recognized in profit or loss on the earlier of the date of the plan amendment or curtailment and the date that the Group recognizes restructuring-related costs.

Bunga neto dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto terhadap liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya jasa terdiri dari biaya jasa kini dan biaya jasa lalu, keuntungan dan kerugian kurtailmen dan penyelesaian tidak rutin, jika ada. Beban atau pendapatan bunga neto dan biaya jasa diakui dalam laba atau rugi.

Net interest is calculated by applying the discount rate to the net defined benefit liability or asset.

Service costs comprise current service costs and past service costs, gains and losses on curtailments and non-routine settlements, if any. Net interest expense or income and service costs are recognized in profit or loss.

Pajak penghasilan badan Corporate income tax

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.

Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 20d.

Significant judgement is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Group recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are disclosed in Note 20d.

Ketidakpastian eksposur pajak Uncertain tax exposure

Dalam keadaan tertentu, Kelompok Usaha mungkin tidak dapat menentukan jumlah yang tepat atas kewajiban pajak sekarang atau akan datang karena investigasi yang masih berlangsung oleh otoritas perpajakan. Ketidakpastian terjadi karena adanya interpretasi atas peraturan pajak yang kompleks, saat pengenaan dan jumlah pendapatan kena pajak yang akan datang.

In certain circumstances, the Group may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to ongoing investigations by the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income.

3. SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued) Ketidakpastian eksposur pajak (lanjutan) Uncertain tax exposure (continued) Dalam menentukan jumlah yang diakui atas

ketidakpastian kewajiban pajak, Kelompok Usaha menerapkan pertimbangan yang sama seperti dalam menentukan provisi yang diakui sesuai dengan PSAK No. 57, ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” dan ISAK No. 34,

”ketidakpastian dalam perlakuan pajak penghasilan”. Kelompok Usaha membuat analisa atas semua posisi pajak yang berhubungan dengan pajak pendapatan untuk menentukan diakui atau tidaknya kewajiban pajak atau manfaat pajak yang belum diakui.

In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Group applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK No. 57,

“Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” and ISAK No. 34, “Uncertainty over Income Tax Treatments”. The Group makes an analysis of all tax positions related to income taxes to determine whether a tax liability on unrecognized tax benefit should be recognized.

Penyisihan atas penurunan nilai piutang Allowance for impairment of accounts receivable Kelompok Usaha menggunakan matriks provisi

untuk menghitung kerugian kredit ekspektasian untuk piutang. Tarif provisi didasarkan pada hari lewat jatuh tempo untuk pengelompokan berbagai segmen pelanggan yang memiliki pola kerugian yang serupa (yaitu, menurut geografi, jenis produk, jenis dan peringkat pelanggan, dan pertanggungan berdasarkan surat kredit dan bentuk asuransi kredit lainnya).

The Group uses a provision matrix to calculate expected credit loss for receivables. The provision rates are based on days past due for groupings of various customer segments that have similar loss patterns (i.e., by geography, product type, customer type and rating, and coverage by letters of credit and other forms of credit insurance).

Matriks penyediaan awalnya didasarkan pada tarif default yang diamati secara historis Kelompok Usaha. Kelompok Usaha akan mengkalibrasi matriks untuk menyesuaikan pengalaman kerugian kredit historis dengan informasi berwawasan ke depan. Misalnya, jika perkiraan kondisi ekonomi (yaitu, produk domestik bruto) diperkirakan akan semakin memburuk tahun berikutnya yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah default di sektor manufaktur, tingkat default historis disesuaikan.

Pada setiap tanggal pelaporan, tarif default yang diamati secara historis diperbarui dan perubahan dalam estimasi berwawasan ke depan dianalisis.

The provision matrix is initially based on the Group’s historical observed default rates. The Group will calibrate the matrix to adjust the historical credit loss experience with forward-looking information. For instance, if forecast economic conditions (i.e., gross domestic product) are expected to deteriorate over the next year which can lead to an increased number of defaults in the manufacturing sector, the historical default rates are adjusted. At every reporting date, the historical observed default rates are updated and changes in the forward-looking estimates are analyzed.

Penilaian korelasi antara tingkat default yang diamati secara historis, prakiraan kondisi ekonomi, dan kerugian kredit ekspektasian adalah perkiraan yang signifikan. Jumlah kerugian kredit

The assessment of the correlation between historical observed default rates, forecast economic conditions and expected credit loss is a significant estimate. The amount of expected credit loss is

3. SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Penyisihan atas penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan

Allowance for decline in market value and obsolescence of inventories

Penyisihan atas penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.

Allowance for decline in market value and obsolescence of inventories is estimated based on available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred for their sales. The allowances are reevaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. Further details are disclosed in Note 7.

Aset pajak tangguhan Deferred tax assets

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan.

Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 20f.

Deferred tax assets are recognised for all deductible temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences.

Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognised, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies. Further details are disclosed in Note 20f.

Penurunan nilai aset non-keuangan Impairment of non-financial assets Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau

Unit Penghasil Kas (”UPK”) melebihi nilai terpulihkannya, yaitu yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.

An impairment exists when the carrying value of an asset or Cash Generating Unit (”CGU”) exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.

In determining fair value less costs to sell, recent market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, an appropriate valuation model is used to determine the fair value of the assets.

3. SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Penurunan nilai aset non-keuangan

Perhitungan-perhitungan ini dipadukan dengan penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan.

3. SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Estimates and assumptions (continued) Impairment of non-financial assets

These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators. The value in use calculation is based on a discounted cash flow model.

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Proyeksi arus kas tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Proyeksi arus kas tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus