• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASJID IBRAHIM

A. SPANYOL SEBELUM ISLAM.

Sebelum ditaklukkan oleh bangsa Visighots (Gothik) pada tahun 507 M, semenanjung Iberia, didiami oleh bangsa Vandals. Dari kata Vandal inilah mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaan dan cara membunyikannya, bangsa Arab menyebut Semenanjung Iberia dengan Andalusia.189 Semenanjung Iberia meliputi wilayah Spanyol dan Portugal sekarang ini. Semenanjung yang ujungnya menjorok ke selatan ini hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung Benua Afrika. Bangsa Grit Kuno menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak Benua Eropa. Selat sempit itu memisahkan laut Tengah dengan Laut Atlantik.190 Sebagian penulis Barat menganggap wilayah Andalusia hanya sebatas Granada. Adapun wilayah kekuasaan muslim disebut Islamic Spain, yang meliputi Cordova, Malaga, Sevilla, Saragosa, dan Toledo.191

Daratan Andalusia terdiri atas rangkaian beberapa pegunungan. Pegunungan paling terkenal adalah pegununga es di sisi sebelah selatan, yang ketinggian rata-ratanya mencapai 3,5 kilometer. Adapun di sisi sebelah utara, terdapat Pegunungan Pyrenia; orang Arab menyebutnya Beranes, yang ketinggian rata-ratanya juga mencapai 3,5 kilometer.192 Pyrenia sangat sulit dijangkau. Tidak ada rute yang dapat ditempuh untuk bisa sampai ke sana. Artinya, hanya ada satu jalan bagi kekuatan militer untuk bisa melintasinya. Oleh karena itu, rangkaian 189 Jazirah ini dulunya bernama Iberia, yaitu dihubungkan dengan bangsa Iberia yang merupakan penduduk tertua di semenanjung itu. Setelah bangsa Romawi berkuasa di sana pada abad kedua mereka menamainya “Asbania” yang berarti “ Pantai Marmot”. Boleh jadi asal nama ini karena orang-orang Punisia ketika singgah dibeberapa tempat di pantai itu merampok kawanan-kawanan marmot. Lalu mereka namakanlah pantai itu “Asbania” kemudian oleh bangsa Romawi dipakailah kata “Asbania” itu sebagai nama bagi seluruh semenanjung itu. Sesudah bangsa Romawi, bagian selatan semenanjung itu pernah takluk kepada suku-suku bangsa Vandal, sehingga bagian tersebut dinamai “Vandalusia” menurut nama suku-suku itu. Ketika kaum Muslim sampai ke sana mereka menamakan daerah itu- dengan nama “Andalusia”, terambil dari kata Vandalisia. (lihat Ahmad Haikal, “Al Adabil Asbani” seperti dikutip oleh Ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: PT.Pustaka Al Husna Baru, 2003), 126.

190 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2009), 160.

191 M. Hadi Masruri, Ibn Thufail; Jalan Pencerahan Mencari Tuhan (Yogyakarta: Lkis, 2005), 23. 192 Disebut juga Pegunungan Pyrenees.

pegunungan terjal ini menjadi penghalang besar bagi Prancis di selatan untuk menyerang Spanyol.

Bangsa Romawi dapat menguasai semenanjung itu pada tahun 133 M. Pada pemerintahan mereka masuk pulalah kesana sejumlah besar bangsa Yahudi. Sejak permulaan abad V M, suku-suku di utara atau yang biasa dikenal dengan nama Vandal telah menyerang daratan Eropa. Seluruh penjuru Eropa dilanda ketakutan luar biasa. Peradaban Bizantium hancur lebur. Sesudah itu bangsa Goth menyerangnya pula pada permulaan abad VI. Mereka mengusir bangsa Vandal ke pantai Afrika. Demikianlah negeri-negeri di semenanjung itu didiami oleh penduduk yang berbeda-beda kebangsaan dan agamanya.193 Antara orang- orang Kristen dan Yahudi timbul permusuhan yang meruncing. Dan seringkali orang-orang Yahudi itu mengalami kekalahan dan menderita bermacam-macam kesusahan. Penguasa Goth tidak bisa bersikap toleran terhadap agama lain kecuali Kristen. Mereka berusaha untuk mengangkat senjata, tetapi mereka dijadikan budak-budak Kristen.194 Mereka dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.195 Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan adalah kaum Muslim. Berkenaan dengan itu, Ameer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan dibawah kekuasaan tangan besi penguasa Visigoth. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat.196 Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakan.197

Pada permulaan abad VI suku lain bernama Visigoth yang berasal dari Jerman berhasil menguasai Andalusia. Mereka meneruskan peradaban Bizantium 193 Ahmad Syalabi, Sejarah & Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: PT.Pustaka Al Husna Baru, 2003), 127.

194 Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung : CV Rosda Bandung, 1988), 283. 195 Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah Islam, (Jakarta: Wijaya, 1983), 118.

196 S.M.Imaduddin, Muslim Spain: 711-1492 A. D., (Leiden: E. J. Brill, 1981), 9.

197 Armand Abel, “Spanyol: Perpecahan dalam Negeri”, dalam Gustav E.von Grunebaum (Ed), Islam: Kesatuan dan Keseragaman, (Jakarta: Yayasan Perkhidmatan, 1983), 243.

dan berkuasa selama tiga abad hingga permulaan abad XVI M. Mereka memiliki kekuatan militer yang terlatih dan menggentarkan musuh. Sekitar 30 raja Visigoth pernah berkuasa di Andalusia.198 Sementara itu perebutan singgasana antara pangeran-pangeran di sana hampir tak henti-hentinya, lebih-lebih pada masa sebelum terjadinya serangan kaum Muslim ke sana. Faktor-faktor ini juga menyebabkan kaum Muslim memandang ringan terhadap pemerintahan dan kekuatan militer di negeri-negeri itu. Oleh karena itu, timbullah pikiran untuk melancarkan serangan ke daerah tersebut.

Kemudian datanglah suatu peluang yang baik untuk melaksanakan pikiran itu, yaitu ketika Roderic merebut singgasana Spanyol.199 Roderic memindahkan ibu kota negaranya dari Sevilla ke Toledo. Sementara Witizan, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo diberhentikan begitu saja. Peristiwa ini menyebabkan putera-putera raja yang lama, Witizan, sangat marah dan mereka meninggalkan Spanyol pergi ke Afrika. Disana mereka mengadakan perjanjian persekutuan dengan kaum Muslim. Begitu pula telah terjadi perselisihan antar Ratu Graft Julian yang memegang pemerintahan di Septah atas nama bangsa Goth di satu pihak dan Roderic di pihak lain. Perselisihan ini kabarnya karena Roderic mencemarkan kehormatan puteri dari Graft Julian. Karena itu Graft Julian ingin membalas dendam untuk membela kehormatan dan nama baiknya. Ia berusaha mendorong kaum Muslim supaya menyerbu ke Spanyol. Digambarkan keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dari penyerbuan itu. Dan ia berjanji untuk kerjasama dengan mereka guna mencapai tujuan itu. Graft Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa.