• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASJID IBRAHIM

GUBERNUR ANDALUSIA

B. Kondisi Andalusia dan Dinamika Intelektual

2. Toledo Sebelum Kedatangan Islam

Toledo adalah salah satu kota bersejarah di Andalusia (Era kekuasaan Muslim), yang merupakan kota pertama yang ditaklukkan oleh tentara Muslim pada saat kekaisaran Umayah menguasai Eropa. Toledo terletak 70 km barat daya kota Madrid, persis di tengah-tengah Spanyol, pada bukit besar yang menjulang dari dataran tinggi (meseta) di kawasan La Mancha. Sekarang Toledo merupakan

ibukota Provinsi Toledo dan merupakan tempat komunitas otonom dari Kastil- La Mancha.Kota ini dikelilingi oleh tiga sudut sungai Tajo, yang berfungsi sebagai benteng pertahanan alami.Sejak masa Romawi, Toledo menjadi tempat yang strategis antara Emerita (sekarang Merida di tenggara) dan Caesar-Augusta (sekarang Zaragoza di sebelah timur laut).Kota ini dulu menjadi ibukota kerajaan Visigoth.Mereka memerintah semenanjung Iberia dari 510 Masehi sampai kedatangan tentara Muslim pada 711 Masehi.

Toledo berfungsi sebagai pangkuan Gereja Spanyol, dari era kerajaan Visigoth sampai abad ke-6 Masehi. Di kota ini ada berbagai macam konsul Gereja, yang memperdebatkan doktrin ajaran yang lurus dan yang menyimpang. Ada juga dua sinagoge besar yang dibangun di sana: Santa Maria La Blanca dan del Transito. Bentuk Santa Maria menggambarkan bangunan yang bergaya

Mudejar251 yang dibangun pada abad ke-12. Dekorasinya menggunakan elemen

Mudejar, dengan motif pepohonan dan geometrik, serta tulisan Arab dan Ibrani.

Sedang del Transito dibangun pada abad ke-IV Masehi.

251 Mudejar adalah julukan yang diberikan kepada seorang Muslim Andalusia yang tidak memeluk agama Kristen dan yang tetap tinggal di Iberia setelah Reconquista. Nama ini digunakan untuk membedakan dengan Muslim yang ting- gal daerah kekuasaan Muslim (Muslim di Granada sebelum tahun 1492), dan juga untuk membedakan dengan Mori- cos, Muslim yang dipaksa memeluk Kristen atau yang melakukan ibadah Islam secara sembunyi-sembunyi. Harvey, L. P. Islamic Spain, 1250 to 1500 (Chicago: University of Chicago Press, 1992), 2.

Toledo tetap menjadi kunci kota Andalusia selama masa puncak kekuasaan Muslim dinasti bani Umayah. Ketika Toledo direbut oleh tentara Kristen dibawah kepemimpinan Alfonso VI tahun 1085 pada masa kerajaan (Muluk al-Tawaif), dan menjadikan Alfonso VI sebagai penguasa pertama di era Reconquista.Perpindahan kekuasaan ini merupakan hantaman fatal bagi umat Muslim. Jatuhnya Toledo ini membuat penguasa Muslim di Sevilla dan Granada meminta bantuan pada penguasa Muslim di Afrika Utara, Al-Murabitun, untuk melawan tentara Kristen. Pada abad berikutnya dua kota ini bisa direbut oleh pemerintahan Kristen.

Selama abad ke-13, penguasa Kristen Alfonso X mendirikan pusat penerjemahan di Toledo. Di sini karya-karya berbahasa Arab tentang astronomi, matematika, ilmu kesehatan, ilmu tanaman (botany), dan berbagai cabang ilmu

diterjemahkan kedalam bahasa Latin.Toledo kemudian menjadi salah satu pusat transmisi intelektual yang sangat penting dari peradaban Islam ke Eropa, menjadi embrio bagi kebangkitan (Renaissance) Eropa.

Sekarang, Toledo dikenal sebagai salah satu produsen marzipan (mazapan), pasta yang dibikin dari gula, telor dan almond. Kaum imigran Parsi

yang memperkenalkan makanan lezat ini ke Andalusia.Toledo juga dikenal dengan produsen besi baja, khususnya pedang dan senjata lainnya. Para pengrajin menghasilkan semua peralatan ini yang bentuknya menyerupai karya asli dari Arab. Batu permata dan berbagai jenis perhiasan dari emas serta metal hitam disebut damasquinos. Istilah ini sebenarnya merujuk pada kota di Syria, yakni

Damaskus.

Wajah Toledo terkenal karena kualitas ciri abad Pertengahan, dengan jalan-jalan bebatuan sempit dan berbagai jenis kerajinan tangan. Pada 1986, UNESCO menetapkan kota Toledo sebagai Situs Warisan Dunia karena kekayaan budayanya yang sangat luas dan monumental. Kota ini dikenal juga sebagai Kota Tiga Kebudayaan, karena pengaruh sejarah hidup berdampingan antara umat Kristiani, Muslim, dan Yahudi. Orang yang lahir dan tinggal di Toledo adalah Al-Zaqali, Garciliaso, de la Vega, Eleanor Toledo, Alfonso X dan El Greco. Toledo juga menjadi tempat peristiwa bersejarah penting karena terdapat Dewan

Visigothic Toledo. Pada 2012, kota ini berpenduduk 84.019 dengan total luas 232,1 km2 (89,6 mil persegi)

Kota Toledo telah dihuni oleh manusia sejak Abad Perunggu. Menurut Don Isaac Abrabanel,252 seorang warga Yahudi terkemuka di Spanyol pada abad

ke-15 dan merupakan salah seorang ahli hukum raja yang terpercaya dan yang menjadi saksi penting pengusiran orang Yahudi dari Spanyol pada tahun 1492, kota Tulaytulah adalah pemberian nama orang Yahudi yang tinggal di sana pada

abad V SM. Nama asli kota ini sebenarnya adalah Pirisvalle, demikian penduduk asli yang tinggal lebih dulu menyebutnya.

Toledo (Latin: Toletum) disebut oleh sejarawan Romawi Livy (59-17 SM)

sebagai urbs parva, sed loco munita (sebuah kota kecil, tetapi merupakan tempat

yang terbentengi). Ditaklukkan oleh jendral Romawi, Marcus Fulvius Nobilior pada 193 SM, Toledo menjadi koloni Romawi penting dan ibu kota Carpentia. Kota ini tumbuh menjadi kota yang sangat penting selama pendudukan Romawi, merupakan pusat perdagangan dan administrasi pemerintahan Provinsi Romawi Carthaginensis. Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi, Toledo dijadikan ibu kota kerajaan Visigoth Spanyol, dimulai dari Liuvigild (Leovigild) hingga bangsa Muslim menaklukkan semenanjung Iberia pada awal abad ke-8 (711-719).

Dibawah Kekhalifahan Umayah di Cordoba, Toledo menjadi pusat pergerakan mulai tahun 761-857. Bani Qasi (Qaisi ?) memerintah Toledo sampai dengan tahun 920 dan pada 932 Abdurrahman III merebut kota ini setelah mengepungnya beberapa bulan. Toledo mengalami masa yang dikenal dengan La Convivencia, yakni hidup berdampingan kaum Yahudi, Kristiani, dan Muslim. Dibawah pemerintahan Arab Muslim, Toledo diperkenalkan kembali sebagai

Tulaytulah. Setelah jatuhnya kekhalifahan, Toledo merupakan ibu kota dari salah

seorang raja dari dinasti Muluk Thawaif terkaya di Andalusia. Penduduknya didominasi oleh Muladi,253 dan, karena letaknya di pusat Semenanjung Iberia,

Toledo menjadi pusat perjuangan antara penguasa Muslim dan Kristen di Spanyol

252 Wikipedia: the Free Encyclopedia

253 Muladi, dari bahasa Arab muwallad, adalah Muslim keturunan lokal atau campuran dari Barbar, Arab, dan Iberia, yang tinggal di Andalusia selama Abad Pertengahan. Muladi juga dpanggil Musalimah (yang diislamkan). Dalam makna yang lebih luas, muwallad digunakan untuk untuk menyebut orang Arab yang orang tuanya campuran, terutama yang tidak tinggal di tanah air nenek moyangnya. Frode F. Jacobsen, Hadrami Arabs in Present-day Indonesia: An Indonesia-Oriented Group with an Arab Signature (New York: Routledge, 2009), 122–124.

bagian Utara. Penaklukan Toledo oleh Alfonso VI dari Castile pada 1085 menandai untuk pertama kali kota besar di Andalusia direbut oleh tentara Kristen; peristiwa ini memperkuat sentimen keagamaan perebutan kembali kekuasaan oleh orang- orang Kristen. Salah satu monumen terkenal adalah Istana Alcázar (istilah Arab dari istana kerajaan-palace-castle) di Toledo, direnovasi pada abad ke-19 dan 20 untuk dijadikan akademi militer. Pada perang sipil Spanyol tahun 1936, kamp tentara di kota ini dikepung oleh pasukan Republik.

Industri kerajinan besi telah lama menjadi basis ekonomi Toledo, dengan tradisi pembuatan pedang dan pisau, pisau cukur, peralatan medis serta barang- barang elektronika.Industri sabun dan pasta gigi, penggilingan tepung, kaca dan keramik juga merupakan hasil industri yang sangat penting.

Gambar di atas adalah kota Toledo sekarang yang dikelilingi oleh tiga sungai Tajo. (koleksi Achmad Jainuri).

Sejarah pembuatan pedang di kota Toledo mencontoh masa kekaisaran Romawi, tetapi di bawah kekuasaan Muslim dan selama Reconquista kota Toledo dan para tenaga pembuat pedang memainkan peran yang sangat penting. Antara abad XV dan XVII industri pembuatan pedang mengalami kemajuan yang sangat pesat, karena pedang yang dihasilkan dipandang yang paling baik di Eropa. Pedang dan alat penggali tanah dibuat oleh para pengrajin perorangan, yang selalu dijaga kualitasnya. Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 produksi pedang mulai menurun, karena berdirinya Pabrik Senjata Kerajaan pada tahun 1761 atas perintah Raja Carlos III. Pabrik ini sekaligus memboyong para tenaga pembuat pedang dan menempatkannya di kawasan depan kota Toledo. Pada 1777, karena kebutuhan perluasan area pabrik, Carlos III mengangkat komisi arsitek Sabatini untuk membangun gedung baru di kawasan pinggiran kota Toledo. Usaha ini merupakan permulaan dari beberapa fase dimulainya ekpansi Spanyol. Area pabrik ini kemudian berkembang sebagai sebuah kota dalam kota.