• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.3. Spesifikasi Model Penawaran dan Permintaan PKO

Spesifikasi model yang dirumuskan dalam penelitian ini sangat terkait dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran dan permintaan PKO di Indonesia dan mengevaluasi dampak pemberian subsidi suku bunga kredit investasi terhadap penawaran dan permintaan PKO di Indonesia. Model dirumuskan menjadi 6 persamaan struktural dan 4 persamaan identitas yaitu persamaan produktivitas dan produksi PKO, produksi CBS, penawaran dan permintaan PKO, penawaran dan permintaan CBS, harga PKO dan harga CBS. Adapun model ekonometrika pada penelitian ini dibagi menjadi 2 blok yaitu blok PKO, dan blok CBS.

4.3.1 Blok PKO

Blok PKO terdiri dari persamaan produktivitas, produksi, penawaran, permintaan dan harga PKO. Pada penelitian ini difokuskan pada kebijakan Indonesia dimana pangsa ekspor PKO lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, maka PKO hanya dianalisis pada tingkat Indonesia.

4.3.1.1. Persamaan Produktivitas PKO Indonesia

Perumusan persamaan produktivitas dalam penelitian ini dipengaruhi oleh selisih harga riil PKO Indonesia, luas areal kelapa sawit menghasilkan PKO, harga riil pupuk, suku bunga kredit investasi riil Indonesia t-1, upah riil subsektor perkebunan dan produktivitas PKO t-1. Persamaan produktivitas PKO memiliki karakteristik yang sama dengan persamaan luas areal kelapa sawit menghasilkan, yaitu berdasarkan total produksi di Indonesia. Persamaan produktivitas PKO dapat dirumuskan sebagai berikut:

YPKOIt = a0 + a1 SHRPKOIt + a2 LAKSMt + a3 HRPt + a4 LSBKIt + a5 UPRBUNt + a6 LYPKOIt +U1...(4.1) Hipotesis : a1, a2 > 0 ; a3, a4, a5 < 0; 0 < a6 < 1

Keterangan :

YPKOIt = Produktivitas PKO Indonesia tahun t (ton/ha) SHRPKOIt = Selisih harga riil PKO Indonesia tahun t (Rp/kg) LAKSMt = Luas areal kelapa sawit menghasilkan (000 ha) HRPt = Harga riil pupuk tahun t (Rp/kg)

LSBKIt = Suku bunga kredit riil Investasi Indonesia t-1 (%) UPRBUNt = Upah riil subsektor perkebunan tahun t (Rp/hari) LYPKOIt = Produktivitas PKO Indonesia t-1 (ton/ha)

U1 = galat

4.3.1.2. Persamaan Produksi PKO Indonesia

Produksi total PKO Indonesia adalah hasil perkalian antara luas areal tanaman kelapa sawit yang menghasilkan PKO dengan produktivitas PKO Indonesia keseluruhan. Secara matematis persamaan produksi PKO domesik Indonesia, dapat dirumuskan pada persamaan identitas sebagai berikut :

QPKOIt = LAKSMt * YPKOIt...(4.2) Keterangan :

QPKOIt = Produksi PKO Indonesia tahun t (000 ton)

4.3.1.3. Persamaan Penawaran PKO Indonesia

Persamaan penawaran PKO Indonesia sangat dipengaruhi oleh harga PKO dunia. Tingginya harga PKO dunia mengakibatkan produsen PKO cenderung untuk mengekspor PKO yang dihasilkannya ke luar negeri. Hal ini mengakibatkan berkurangnya ketersediaan (penawaran) PKO Indonesia. Penawaran PKO adalah produksi PKO dijumlah dengan impor PKO dan stok PKO tahun sebelumnya lalu dikurangi dengan ekspor PKO. Dalam rangka memenuhi kebutuhan Indonesia, Indonesia juga mengimpor PKO dan menggunakan stok tahun lalu. Adapun model persamaan identitas penawaran PKO dapat dirumuskan sebagai berikut: SPKOIt = QPKOIt + MPKOIt + LSTPKOIt - XPKOt ...(4.3) Keterangan :

SPKODt = Penawaran PKO Indonesia tahun t (000 ton) MPKOIt = Impor PKO Indonesia tahun t (000 ton) LSTPKOIt = Stok PKO Indonesia t-1 (000 ton) XPKOIt = Ekspor PKO Indonesia tahun t (000 ton)

4.3.1.4 Permintaan PKO Indonesia

Produksi PKO Indonesia sebagian dialokasikan untuk konsumsi Indonesia dan sebagian lagi untuk tujuan ekspor. Konsumsi PKO Indonesia sebagian diserap oleh industi Cocoa Butter Susbtitute (CBS), sisanya digunakan untuk konsumsi industri turunan PKO lainnya. Dalam penelitian ini difokuskan pada komoditas

fatty acid sebagai industri yang berbahan baku PKO. Adapun persamaan identitas bagi permintaan PKO dapat dirumuskan sebagai berikut :

DPKOIt = DKOICBSt + DKOILt...(4.4) Keterangan :

DPKOIt = Permintaan PKO Indonesia tahun t (000 ton)

DKOICBSt = Permintaan PKO oleh industri CBS tahun t (000 ton) DKOILt = Permintaan PKO oleh industri lainnya tahun t (000 ton)

4.3.1.5. Permintaan PKO oleh Industri CBS

Permintaan PKO oleh industri CBS pada penelitian ini diduga dipengaruhi oleh harga input yaitu harga PKO Indonesia tahun sebelumnya, produksi CBS

Indonesia, tren waktu dan lag dari permintaan PKO oleh industri CBS tahun sebelumnya.

DKOICBSt = b0 + b1 LHRPKOIt + b2 QCBSIt + b3 T + b4 LDKOICBSt + U2...(4.5) Hipotesis : b1, b3 < 0; b2 > 0; 0 < b4 < 1

Keterangan :

LHRPKOIt = Harga riil PKO Indonesia t-1 (Rp/kg) QCBSIt = Produksi CBS Indonesia tahun t (000 ton) LDKOICBSt = Permintaan PKO oleh industri CBS t-1 (000 ton)

U2 = Galat

4.3.1.6. Harga PKO Indonesia

Sebagaimana dikemukakan bahwa PKO diproduksi berorientasi ekspor, sehingga perilaku harga PKO di Indonesia dipengaruhi oleh kekuatan penawaran, permintaan dan kebijakan di Indonesia, serta dipengaruhi oleh harga PKO dunia. Model persamaan harga PKO Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut:

HRPKOIt = c0 + c1 SPKOIt + c2 SDPKOIt+ c3 HPKOWt + U3...(4.6) Hipotesis : c2, c3 > 0 ; c1 <0

Keterangan :

HRPKOWt = Harga PKO dunia (US $/000 ton)

U3 = Galat

4.3.2. Blok Cocoa Butter Substitute (CBS)

Blok CBS terdiri dari persamaan produksi, penawaran, permintaan, dan harga Indonesia. Pangsa ekspor PKO lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nasional, maka penelitian ini hanya dianalisis pada tingkat nasional.

4.3.2.1. Persamaan Produksi CBS Indonesia

Produksi CBS dipengaruhi oleh harga CBS tahun sebelumnya, harga PKO tahunsebelumnya sebagai bahan baku, tingkat upah tenaga kerja industri, jumlah industri makanan cokelat, kue, dan roti, dan produksi CBS tahun sebelumnya. Model persamaan struktural bagi produksi CBS dapat dirumuskan sebagai berikut :

QCBSIt = d0 + d1 LHRCBSIt + d2 LHRPKOIt + d3 TUPRINt + d4 JIMCRKt + d5 LQCBSIt + U4...(4.7)

Hipotesis : d1, d4 > 0 ; d2, d3 < 0 ; 0 < d5 < 1 Keterangan :

LHRCBSIt = Harga riil CBS Indonesia t-1 (Rp/kg) LHRPKOIt = Harga riil PKO Indonesia t-1 (Rp/kg)

TUPRINt = Laju pertumbuhan upah riil sektor industri tahun t (%) JIMCRKt = Jumlah indusri makanan cokelat roti dan kue tahun t (unit) LQCBSIt = Produksi CBS Indonesia t-1 (000 ton)

U4 = Galat

4.3.2.2. Persamaan Penawaran CBS Indonesia

Penawaran CBS Indonesia dipandang terbentuk dari penjumlahan produksi dan Impor lalu dikurangi dengan ekspor CBS Indonesia. Model persamaan identitas bagi penawaran CBS Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut : SCBSIt = QCBSIt + MCBSIt – XCBSIt...(4.8) Keterangan :

SCBSIt = Penawaran CBS Indonesia tahun t (000 ton) MCBSIt = Impor CBS Indonesia tahun t (000 ton) XCBSIt = Ekspor CBS Indonesia tahun t (000 ton)

4.3.2.3. Persamaan Permintaan CBS Indonesia

Permintaan CBS Indonesia dipengaruhi oleh harga CBS Indonesia, harga kakao Indonesia dan jumlah industri makanan cokelat, roti dan kue, dan teren waktu. Model persamaan struktural bagi permintaan CBS Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut :

DCBSIt = e0 + e1 HRCBSIt + e2 HRKKOIt + e3 JIMCRKt + e4 T + U5... (4.9) Hipotesis : e1 < 0; e2, e3, e4 > 0

Keterangan :

DCBSIt = Permintaan CBS Indonesia tahun t (000 ton) HRCBSIt = Harga riil CBS Indonesia tahun t (Rp/kg) HRKKOI = Harga riil kakao indonesia tahun t (Rp/kg)

JIMCRKt = Jumlah industri makanan cokelat, roti dan kue tahun t (unit)

4.3.2.4. Persamaan Harga CBS Indonesia

Harga CBS Indonesia dipengaruhi oleh selisih permintaan CBS, penawaran CBS Indonesia, dan harga CBS Indonesia tahun sebelumnya. Model persamaan struktural bagi CBS Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut :

HRCBSIt = f0 + f1 SDCBSIt + f2 SCBSIt + f3 LHRCBSIt + U6...(4.10) Hipotesis : f1 > 0; f2 < 0; 0 < f3 < 1

Keterangan :

SDCBSIt = Selisih permintaan CBS Indonesia (000 ton)

U6 = Galat

Dokumen terkait