• Tidak ada hasil yang ditemukan

t

-

tabel : a = 5%

Sig : Hubungan nyata atau tidak. Hubungan Umur Dengan Produksi Padi

Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan petani dalam mengubah usahataninya. Semakin tua umur petani kemampuan kerja cenderung semakin menurun, yang akhirnya dapat mempengaruhi jumlah produksi, keadaan rata-rata umur petani di daerah penelitian adalah 43.6875 tahun, dengan interval antara 29-65 tahun.

Adapun keadaan umur petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 9. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur.

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 < 30 2 6.25 2 30-34 6 18.75 3 35-39 3 9.375 4 40-44 5 15.625 5 45-49 6 18.75 6 50-54 6 18.75 7 55 4 12.5 Jumlah 32 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 4

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah petani sampel yang terbesar berada pada kelompok umur 30-34, 45-49, dan 50-54 tahun. Dengan jumlah 6 orang atau 18.75% dan yang terkecil pada kelompok umur ≤ 30 tahun dengan jumlah 2 orang atau 6.25%.

Dari Output SPSS17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,07, diperoleh nilai Sig sebesar 0,705. Dapat disimpulkan bahwa nilai Sig lebih besar dari a = 5% yang berarti bahwa tidak ada hubungan nyata umur petani dengan produksi padi.

Umur adalah usia petani yang dihitung dari tanggal lahirnya yang dinyatakan dalam satuan tahun. Umur juga merupakan faktor apakah seseorang itu produktif atau tidak. Seseorang dikatakan produktif ketika berumur 15-59 tahun, rata-rata umur petani sampel adalah 43,6 tahun.

Dari hasil output SPSS17, Umur petani tidak mempengaruhi produksi padi. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan umur petani dengan produksi padi.

Hubungan Lama Bertani Dengan produksi Padi

Lamanya berusahatani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Semakin tinggi tingkat lamanya berusahatani maka semakin baik pula pengelolaan usahataninya dan bertambah jumlah produksinya. Rata-rata lama berusahatani petani sampel adalah sebesar 23.04 tahun dengan interval 9-41 tahun. Berikut tabel lama berusahatani petani sampel di daerah penelitian:

Tabel 10. Distribusi Petani sampel berdasarkan Lama Berusahatani.

No Lama Berusahatani (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 < 10 1 3.125 2 10-14 5 15.625 3 15-19 7 21.875 4 20-24 4 12.5 5 25-29 5 15.625 6 30-34 4 12.5 7 35-39 4 12.5 8 ≥ 40 2 6.25 Jumlah 32 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah petani yang mempunyai pengalaman berusahatani terbesar ialah pada kelompok 15-19 tahun sebanyak 7 orang atau 21.875% dari jumlah keseluruhan petani sampel yang berada pada daerah penelitian, sedang untuk pengalaman berusahatani terkecil pada kelompok ≤ 10 yaitu sebanyak 1 orang atau 3.1 %.

Dari Output SPSS17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,116, diperoleh nilai Sig sebesar 0,527. Dapat disimpulkan bahwa nilai Sig lebih besar dari a = 5% yang berarti bahwa tidak ada hubungan nyata lama bertani dengan produksi padi.

Lama berusaha tani adalah lama petani bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani (tahun). Lama berusahatani tiap petani berbeda-beda, oleh karena itu lama berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal yang baik untuk-waktu berikutnya. Rata-rata lama berusahatani petani sampel adalah 23,03 tahun, hal ini menunjukan bahwa petani memiliki pengalaman bertani yang cukup lama dalam berusahatani.

Dari output SPSS17, lama berusahatani tidak mempengaruhi produksi padi. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan lama berusahatani dengan produksi padi.

Hubungan Luas Lahan Dengan Produksi Padi

Luas lahan di daerah penelitian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Semakin luas lahan yang dimiliki petani maka jumlah produksi semakin tinggi. Rata-rata luas lahan petani sampel 0.86 Ha dalam interval 0.2-2 Ha. Berikut tabel luas lahan di daerah penelitian.

Tabel 11. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan.

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 < 1 14 43.75 2 ≥ 1 18 56.25 Jumlah 32 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 4.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelompok yang mempunyai luas lahan terluas berada pada kelompok ≥ 1 Ha sebanyak 18 orang atau 56. 25 % dari jumlah keseluruhan petani sampel.

Dari Output SPSS17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,984, diperoleh nilai Sig sebesar 0,00. Dapat disimpulkan bahwa nilai Sig lebih kecil dari a = 5% yang berarti bahwa ada hubungan nyata luas lahan dengan produksi padi.

Luas lahan adalah keseluruhan lahan yang dimiliki petani dalam usahataninya (Ha), rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di Desa Kota Datar adalah 0,89 Ha.

Dari output SPSS17, luas lahan mempengaruhi produksi padi. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan luas lahan dengan produksi padi. Karena semakin luas lahan yang dimiliki petani untuk usahatani, maka semakin besar pula luas panen, sehingga produksi semakin besar dibandingkan dengan petani yang memiliki luas sempit.

Masalah-masalah Yang Dihadapi Petani Padi Sawah di Desa Kota Datar

Masalah adalah kesenjangan antara kenyataan dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian bahwa masalah yang dihadapi petani di Desa Kota Datar adalah :

1. Memiliki sawah tadah hujan sehingga harus menunggu hujan datang untuk bisa menanam padi, sehingga menyebabkan jadwal tanam tidak serempak. 2. Sulit untuk mendapatkan modal untuk usahatani.

Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Menanggulangi Masalah Yang Dihadapi Petani

Upaya merupakan alternatif untuk memecahkan masalah atau langkah-

langkah yang ditempuh untuk mencari jalan keluar agar dapat mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

1. Alternatif untuk mengatasi sawah tadah hujan sebagian petani menggunakan pompa air untuk mengairi lahan sawah yang dimiliki, tetapi sebagian petani hanya menunggu hujan baru mulai tanam. Dalam waktu dekat ini petani meminta bantuan kepada pemerintah untuk membuat/membangun saluran/kubangan air untuk mengairi lahan masing-masing petani.

2. Modal adalah faktor penting dalam usahatani, dalam mendapatkan modal upaya petani meminjam kepada LKMA (lembaga keuangan mikro agribisnis) yang mengelola keuangan pertanian di tingkat desa, LKMA berdiri dibawah garis koordinasi Gapoktan yang dikelola oleh petani anggota gapoktan, untuk mendapatkan pinjaman petani harus bergabung menjadi anggota Gapoktan. dan sebagian petani juga meminjam modal kepada pemilik modal baik di dalam desa maupun di luar desa.

Dokumen terkait