• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi (Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi (Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS

TERHADAP PRODUKSI PADI

(Studi Kasus: Desa Kota Datar, Kec Hamparan Perak, Kab Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

Bambang Saputra

070309025

SEP/PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS

TERHADAP PRODUKSI PADI

(Studi Kasus : Desa Kota Datar, Kec Hamparan Perak, Kab Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

Bambang Saputra

070309025

SEP/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing,

Ketua Anggota

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Ir. Sinar Indra Kesuma Ginting M.Si) NIP : 195411111981031001 NIP: 196509261993031002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

BAMBANG SAPUTRA (070309025) Dengan judul skripsi “PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADI”

Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, yang dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma Ginting, M.Si. Penelitian bertujuan untuk: Menganalisis pengaruh

kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi padi di daerah penelitian, menganalisis hubungan karakteristik petani dengan produksi padi di daerah penelitian, mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani di daerah penelitian, mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani dalam memecahkan masalah dalam berusahatani di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu secara sengaja dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, Metode penarikan sampel ditentukan secara sensus yaitu petani padi yang secara serempak mendapatkan subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan penyuluhan sebanyak 32 orang.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriftif, analisis regresi linier berganda, analisis regresi linier sederhana, korelasi Rank Spearman dengan bantuan SPSS17. Dari penelitian diperoleh hasil sebagai beriku: Kegiatan penunjang agribisnis secara serempak memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi. Subsidi pupuk secara parsial memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi. Ada hubungan luas lahan dengan produksi padi.

(4)

RIWAYAT HIDUP

BAMBANG SAPUTRA dilahirkan di Sidorejo II pada tanggal 28 desember 1989

dari ayah Jumanto dan ibu Kasminah, penulis merupakan anak keempat dari enam bersaudara.

Jenjang pendidikan :

1. Tahun 2001, menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Madrastah Ibtidaiyah Swasta Desa Sordang Bolon Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun.

2. Tahun 2004, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Madrastah Tsanawiyah Swasta Desa Sordang Bolon Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun.

3. Tahun 2007, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di Madrastah Aliyah Swasta Raudatul Tholibin Desa Suka Damai Kecamatan Urung Pane Kabupaten Asahan.

4. Tahun 2007, Melalui Jalur SPMB diterima di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Tahun 2011, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Sukaramai Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batubara.

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah serta limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis

Terhadap Produksi Padi” (Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi tingginya kepada:

1. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si. Selaku ketua pembimbing Skripsi, yang mana telah banyak membimbing, mengarahkan dan memotivasi agar skripsi ini lebih cepat selesai.

2. Bapak Ir. Sinar Indara Kesuma Ginting, M.Si. Selaku anggota pembimbing skripsi, yang mana telah banyak membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini cepat selesai.

3. Kepada Ibu Dr. Ir. Salmiah M.Si. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

(6)

keikhlasannya dalam dukungan yang senantiasa mendoakan dan memberikan dorongan semangat, perhatian dalam mengikuti pendidikan sampai saat ini. 6. Kepada rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan dorongan baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya penulis mendoakan kiranya Allah SWT menerima seluruh amal dan ibadah mereka dengan membalas budi baik mereka dengan pahala berlipat ganda, semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridha Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun redaksinya oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik, saran, dan masukan semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.

Medan, November 2011

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 5

Hipotesis Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Teori ... Subsidi pupuk ... 9

Kredit Usahatani Dalam PUAP ... 10

Penyuluhan ... 11

Karakteristik Petani ... 13

Kerangka Pemikiran ... 16

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 19

Metode Analisis Data ... 19

Defenisi dan Batasan Operasional ... 22

Defenisi ... 22

Batasan Operasional ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas dan Letak Geografis ... 25

Penggunaan Lahan ... 25

(8)

Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi ... 36

Pengaruh Subsidi Pupuk Terhadap Pruduksi Padi ... 37

Pengaruh Kredit Usaha Tani Dalam PUAP Terhadap Produksi Padi .... 38

Pengaruh Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Terhadap Produksi Padi ... 38

Hubungan Karakteristik Petani Dengan Produksi Padi ... 39

Hubungan Umur Dengan Produksi Padi ... 39

Hubungan Lama Berusahatani Dengan Produksi Padi ... 40

Hubungan Luas Lahan Dengan Produksi Padi ... 41

Masalah-Masalah Yang Dihadapi Petani ... 42

Upaya-Upaya Untuk Menanggulangi Masalah ... 42

KESIMPULAN Kesimpulan... 48

Saran ... 50

(9)

DAFTAR TABEL

No

Tabel. Judul Hal

1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang ... 18

2. Penggunaan Lahan di Desa Kota Datar ... 25

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 26

4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010 27 5. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur ... 28

6. Distribusi Petani Sampel berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 29

7. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Berusahatani... 30

8. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan ... 30

9. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 31

10.Penggunaan Pupuk Subsidi Oleh Petani ... 33

11.Penyaluran Kredit Usahatani Dalam PUAP ... 35

12.Frekuensi Mengikuti Penyuluhan/Musim Tanam ... 36

(10)

DAFTAR GAMBAR

No

Gambar. Judul Hal.

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Lampiran. Judul Hal.

1. Pengunaan Pupuk Subsidi Oleh Petani Per luas Lahan/Musim Tanam ... 44

2. Penyaluran BLM-PUAP Kepada Petani Anggota Gapoktan ... 45

3. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan/Musim Tanam ... 46

4. Karakteristik Petani Sampel Di Desa Kota Datar ... 47

5a. Hasil Regresi Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi ... 48

5b. Hasil Regresi Subsidi Pupuk Terhadap Produksi Padi ... 49

5c. Hasil Regresi Kredit Usahatani Dalam PUAP Terhadap Produksi Padi ... 50

5d. Hasil Regresi Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Terhadap Produksi Padi .... 51

6. Hasil Korelasi Rank Spearman Dengan SPSS17, Hubungan Karakteristik Petani Dengan Produksi Padi ... 52

(12)

ABSTRAK

BAMBANG SAPUTRA (070309025) Dengan judul skripsi “PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADI”

Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, yang dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma Ginting, M.Si. Penelitian bertujuan untuk: Menganalisis pengaruh

kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi padi di daerah penelitian, menganalisis hubungan karakteristik petani dengan produksi padi di daerah penelitian, mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani di daerah penelitian, mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani dalam memecahkan masalah dalam berusahatani di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu secara sengaja dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, Metode penarikan sampel ditentukan secara sensus yaitu petani padi yang secara serempak mendapatkan subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan penyuluhan sebanyak 32 orang.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriftif, analisis regresi linier berganda, analisis regresi linier sederhana, korelasi Rank Spearman dengan bantuan SPSS17. Dari penelitian diperoleh hasil sebagai beriku: Kegiatan penunjang agribisnis secara serempak memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi. Subsidi pupuk secara parsial memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi. Ada hubungan luas lahan dengan produksi padi.

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional dan politis. Kebutuhan pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang (Amang, 1995).

Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional, telah menunjukan kontribusi yang sangat signifikan. Kebutuhan pangan akan terus meningkat dalam jumlah, keragaman, dan mutunya, seiring dengan perkembangan populasi kualitas hidup masyarakat. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, sekitar 204 juta dan terus bertambah 1,6 persen per tahun, membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup besar, yang tentunya akan memerlukan upaya dan sumberdaya yang besar untuk memenuhinya (Suryana, 2003).

(14)

Upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi padi dilakukan melalui berbagai cara seperti kegiatan penunjang agribisnis, Kegiatan penunjang agribisnis adalah kegiatan yang menentukan keberhasilan kegiatan-kegiatan utama, Kegiatan-kegiatan penunjang pada dasarnya juga merupakan kebijakan bisnis yang berkembang dengan kegiatan utama. Kegiatan pemerintah dalam pengadaan prasarana dan pengadaan kebijakan dibayar oleh kegiatan utama melalui pembayaran pajak. Kegiatan-kegiatan penunjang ini meliputi:

1. Penelitian dan pengembangan

- Menghasilkan teknologi baru (bibit unggul, metoda baru, alat baru) - Menghasilkan informasi, informasi pasar, kelayakan usaha dan lain-lain 2. Pendidikan, penyuluhan dan pelatihan

- Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani

- Pengembangan SDM (motivasi, disiplin, kemampuan kerja sama dan lain-lain)

3. Perkreditan dan permodalan

- Pengadaan sumber-sumber kredit dan permodalan - Mengurangi biaya biaya permodalan dan perkreditan 4. Pengadaan informasi

- Pengadaan semua jenis informasi

5. Pengadaan prasarana (jalan, listrik, irigasi, telekomunikasi dan lain-lain) 6. pengadaan kebijakan pemerintah

(15)

- Kebijakan fiskal, pengadaan barang dan lain-lain

Kegiatan penunjang bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta atau oleh badan usaha milik negara (Soekartawi, 1999).

Karena kegiatan penunjang sangat terkait dengan kegiatan utama dan menentukan keberhasilannya, maka kegiatan ini disebut dengan kegiatan penunjang agribisnis atau subsistem jasa penunjang agribisnis. Jadi, semua kegiatan baik kegiatan-kegiatan utama maupun kegiatan-kegiatan penunjang yang terkait dengan satu atau gabungan komoditi adalah termasuk agribisnis.

Keberhasilan kegiatan-kegiatan utama dan khususnya kegiatan produksi usahatani ditentukan oleh keharmonisan antar semua kegiatan-kegiatan agribisnis. Seluruh kegiatan agribisnis dapat dikelompokan atas 5 kelompok yang disebut subsistem agribisnis yaitu:

1. Pengadaan input produksi usahatani 2. Proses produksi usahatani

3. Pengolahan hasil 4. Pemasaran

5. Penunjang agribisnis

(16)

Dari beberapa kegiatan penunjang agribisnis diatas yang saya teliti adalah subsidi pupuk yang tergolong didalam pengadaan kebijakan pemerintah, kredit usahatani dalam PUAP dan penyuluhan pertanian.

Untuk mengetahui pengaruh kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi padi, diperlukan suatu penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan perak, Kabupaten Deli Serdang.

Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini masalah masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana pengaruh kegiatan penunjang agribisnis (subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan) terhadap produksi padi di daerah penelitian, bagaimana hubungan karakteristik petani (umur, lama berusahatani dan luas lahan) dengan produksi padi didaerah penelitian, Masalah-masalah apa saja yang dihadapi petani padi sawah di daerah penelitian, upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani padi sawah untuk mengatasi masalah-masalah di daerah penelitian.

Tujuan Penelitian

(17)

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan untuk menjadi seorang sarjana, sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam membuat kebijakan-kebijakan baru untuk meningkatkan produksi pangan, sebagai bahan informasi bagi para pembaca.

Hipotesis Penelitian

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai denga harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan (Soekartawi, 1999).

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain (Soekartawi, 1999).

Teori

Subsidi Pupuk

(19)

Pada tahun 2010, Pemerintah menyediakan subsidi pupuk yang disalurkan PT Pupuk Sriwidjaya (Holding), meliputi pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK. Efektifitas penggunaan pupuk di arahkan pada penerapan pemupukan berimbang dan standar teknis penggunaan pupuk yang di anjurkan. Dalam penerapan pemupukan berimbang sangat dibutuhkan modal yang cukup, sedangkan kemampuan permodalan petani sangat terbatas dalam membiayai kebutuhan usahataninya. Untuk itu pemerintah memfasilitasi penyediaan subsidi pupuk untuk sektor pertanian, agar petani dapat menerapkan pemupukan berimbang guna meningkatkan produksi (Permentan, 2010).

Kedudukan pupuk yang amat penting dalam produksi pertanian mendorong campur tangan pemerintah untuk mengatur tataniaga pupuk. Kebijakan pemerintah terkait masalah ini adalah melalui subsidi. Subsidi pupuk yang diberlakukan sejak tahun 1971 bertujuan menekan biaya yang akan ditanggung petani dalam pengadaan pupuk. Sehingga petani tidak kesulitan untuk memperoleh pupuk karena masalah biaya (Permentan, 2010).

Pemberian subsidi pupuk dalam jangka panjang dapat meningkatkan jumlah konsumsi pupuk. Peningkatan tersebut di satu sisi memberikan efek positif berupa peningkatan produksi pertanian, tetapi di sisi lain dapat meningkatkan anggaran subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah setiap tahunnya. Penggunan pupuk yang berlebihan juga berdampak negatif terhadap lingkungan (Permentan, 2010).

Kredit Usahatani Dalam PUAP

(20)

diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi. Dengan demikian pembentukan modal mempunyai tujuan yaitu untuk menunjang pembentukan modal lebih lanjut, meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.

Kesulitan permodalan yang di alami petani akan mempengaruhi ruang gerak aktifitas produksi usahatani dari petani. Salah satu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan pertanian pada khususnya adalah melalui kredit. Kredit sebagai salah satu syarat pelancar dalam pembangunan pertanian berfungsi untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan pertanian, karena tanpa adanya kredit, pertumbuhan ekonomi dalam bidang pertanian akan berjalan lambat. Untuk produksi yang lebih baik, petani harus lebih banyak mengeluarkan uang untuk memperoleh sarana produksi. Petani dengan uang banyak akan mampu untuk membeli sarana produksi yang produktif sehingga akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi (Sukartawi, 1989).

(21)

untuk mendapatkan fasilitas yang berasal dari pemerintah dengan biaya murah (Semeru, Lipi, 2002).

Sebagaimana yang kita ketahui, selama ini petani dan masyarakat perdesaan pada umumnya masih dilingkupi oleh berbagai permasalahan didalam berusahataninya. Permasalahan itu antara lain: masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani baik kelompok tani maupun gabungan kelompok tani, kekurangan modal untuk membiayai usahanya, lambatnya adopsi teknologi maupun hambatan pemasaran serta rendahnya posisi tawar petani. Dari beberapa permasalahan tersebut di atas, permasalahan yang paling menonjol dihadapi oleh petani adalah hambatan akses terhadap lembaga keuangan (Semeru , LIPI, 2002).

Sejak tahun 2008 Departemen Pertanian Republik Indonesia melalui Pusat Pembiayaan Pertanian meluncurkan sebuah program terobosan yang disebut dengan nama Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan program yang bertujuan memberdayakan para petani kecil, buruh tani, ataupun pelaku usaha berbasis pertanian skala mikro yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan kelembagaan petani ditingkat desa yang dibangun, dimiliki dan dikelola oleh petani itu sendiri. Serta sebagai lembaga ekonomi yang mengelola dana PUAP (Pedoman PUAP, 2010).

(22)

Kelompok Tani (Gapoktan). Melalui pelaksanaan PUAP Gapoktan menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani (Pedoman PUAP, 2010).

Ditingkat nasional, PUAP merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) yang dikoordinasikan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Sehingga dapat dikatakan bahwa PUAP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM-Mandiri. Bahkan

kadang PUAP disebut juga sebagai PNPM - Mandiri Agribisnis (Pedoman PUAP, 2010).

Penyuluhan

Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah. karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun SDMnya.

SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian (petani, nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian) agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahataninya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar-mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan nonformal di luar sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah melalui penyuluhan pertanian (Mardikanto, 1996).

(23)

pertanian, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian (Kartasapoetra, 1994).

Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta mendampingi petani untuk: (1) Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan (2) Membantu mereka menemukan masalah (3) Membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah (4) Membantu mereka mengambil keputusan dan (5) Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang di ambilnya

(Mardikanto, 1996).

(24)

Penyuluhan bukanlah faktor produksi, berjalan secara tidak langsung melalui perubahan sikap individu yang didampinginya. Penyuluhan menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi sikap manusia sedemikian rupa sehingga dengan sadar atau tidak, individu yang dipengaruhi akan berubah sikapnya terhadap teknologi. Apresiasi petani terhadap tekologi mendorong penerapan teknologi sesuai anjuran, dan demikian akan berpengaruh meningkatkan produksi (Mardikanto, 1996).

Semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan maka keberhasilan penyuluh pertanian yang disampaikan semakin tinggi pula. Frekuensi petani dalam mengikuti penyuluhan yang meningkat disebabkan karena penyampaian yang menarik dan tidak membosankan serta yang disampaikan benar-benar bermanfaat bagi petani dan usahataninya (Hasyim, 2003)

Karakteristik Petani

1. Umur

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

(25)

semakin muda umur petani maka semakin tinggi semangatnya mengetahui hal-hal baru (Kartasapoetra, 1994).

2. Lama Berusahatani

Lama berusahatani untuk setiap orang berbeda beda, oleh karena itu lamanya berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal yang baik untuk waktu-waktu berikutnya (Hasyim, 2006).

Pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh pula dalam menerima inovasi dari luar. Di dalam mengadakan suatu penelitian lamanya berusahatani diukur mulai sejak kapan petani itu aktif secara mandiri mengusahakan usahataninya tersebut sampai di adakan penelitian (Fauziah dan Tampubolon, 1991).

Jika petani mempunyai pengalaman yang relatif berhasil dalam mengusahakan usahataninya, biasanya mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang kurang berpengalaman. Namun jika petani selalu mengalami kegagalan dalam mengusahakan usahatani tertentu, maka dapat menimbulkan rasa enggan untuk mengusahakan usahatani tersebut (Lubis, 2000).

3. Luas Lahan

(26)

lingkungan. Nilai atau harga tanah dengan status milik lebih mahal bila dibandingkan dengan lahan yang bukan milik ( Soekartawi, 1989).

Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan akhirnya mempengaruhi efisien tidaknya suatu usaha pertanian. Makin luas lahan pertanian maka lahan semakin tidak efisien, karena pemikiran untuk mengupayakan lahan secara efisien semakin berkurang. Sebaliknya pada lahan yang sempit, upaya pengawasan terhadap pemakaian faktor produksi semakin baik sehingga lebih efisien. Meskipun demikian, luasan yang terlalu kecil cenderung menghasilkan usaha yang tidak efisien ( Soekartawi, 1989).

Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, semakin luas areal menggambarkan semakin tinggi produksi dan pendapatan yang di terima (Sukartawi, 1989).

Kerangka pemikiran

(27)

Dalam mengusahakan usahatani, petani selalu berusaha menggunakan sumberdaya yang dimilikinya seefisien munggkin. Dalam penelitian ini karakteristik petani yang terdiri dari umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, dan jumlah tanggungan duhubungkan dengan produksi padi.

(28)

Berdasarkan uraian diatas maka secara ringkas digambarkan dalam skema seperti di bawah ini:

Keterangan:

: Pengaruh : Hubungan

Gambar 1 : Skema kerangka pemikiran, Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi

Kegiatan Penunjang Agribisnis 1. Subsidi pupuk

2. Kredit usahatani dalam (PUAP) 3. Frekuensi mengikuti penyuluhan

Karakteristik Petani 1.Umur

2.Lamanya Berusaha Tani 3. Luas lahan

Petani

Usahatani padi Masalah

Upaya

(29)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu secara sengaja berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu di Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah penelitian Desa Kota Datar karena di Desa tersebut mendapatkan kegiatan penunjang agribisnis, yaitu penyuluhan, PUAP dan Subsidi pupuk dari Pemerintah, dan karena dalam pengelolaan PUAP di Desa Kota Datar bunga kredit pinjaman sebesar 3 %/bulan, terbesar dari Desa yang ada di Kecamatan Hamparan Perak.

Metode Penentuan Sampel

Metode penarikan sampel ditentukan secara sensus, petani padi yang secara serempak mendapat kredit usahatani dalam PUAP , subsidi pupuk dan penyuluhan sebanyak 32 orang.

Tabel 1 : Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelompok tani Populasi (orang)

Yang menerima PUAP. Penyuluhan dan Subsidi Pupuk

(30)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung terhadap petani sampel dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder dalam penelitian ini di ambil dari dinas pertanian Deli Serdang Kecamatan Hamparan Perak, Kantor Kepala Desa Kota Datar, dan lembaga instansi terkait lainnya.

Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh ditabulasi terlebih dahulu, kemudian di analisis dengan metode analisis yang sesuai.

Untuk Hipotesis pertama, terdapat pengaruh kegiatan penunjang agribisnis (subsidi Pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan) terhadap produksi padi menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 17.

Rumus Regresi Linier Berganda

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana:

Y = Produksi padi (Ton) X1 = Subsidi pupuk (Kg)

X2 = Kredit usahatani dalam PUAP (Rp)

X3 = Frekuensi penyuluhan (kali/MT)

(31)

Untuk menguji variabel-variabel tersebut berpengaruh secara serempak terhadap Produksi padi maka digunakan analisis uji F, yaitu:

r² / k F =

1-r² / n – k – 1 Dimana:

r² = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel

k = Derajat bebas pembilang n-k-l = Derajat bebas penyebut

Kriteria uji untuk uji serempak adalah:

Fhitung ≥ Ftabel : ………..Maka H0 tidak diterima (H1 diterima)

Artinya ada pengaruh nyata antara variabel independent terhadap variabel dependent. Fhitung < Ftabel :………..………Maka H0 diterima (H1 tidak diterima)

Artinya tidak ada pengaruh nyata antara variabel independent terhadap variabel dependent.

Untuk menguji variabel-variabel tersebut secara parsial terhadap produksi padi, maka digunakan analisis uji t, yaitu:

(32)

)

Sby = Standar error of estimate X1 = Variabel X1

X2 = Variabel X2

r

12 = Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan X2

Kriteria Uji t untuk uji individu adalah:

t-hitung ≥ t-tabel...Hipotesis ( H0) tidak diterima

t-hitung < t-tabel……….Hipotisis ( H0) Diterima

(hasan, 2004)

Untuk Hipotesis kedua, terdapat hubungan karakteristik petani dengan produksi padi di daerah penelitian, di analisis dengan Korelasi Rank Spearman (rs)

dengan bantuan SPSS 17. Metode korelasi Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variansnya tidak sama (terdapat perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain).

Rumus Korelasi Rank Spearman (rs) adalah:

r

s =

Dimana:

rs =Nilai koefisien Korelasi Rank Spearman

di = Perbedaan setiap pasangan rangking

n = Jumlah pengamatan

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel maka digunakan uji t, dengan rumus:

th= rs

(33)

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Jika t h ≤ t α, berarti H0 diterima (tidak ada hubungan antara karakteristik petani

dengan produksi padi ).

Jika t h > t α, berarti H1 diterima (ada hubungan antara karakteristik petani dengan

produksi padi ). (Supriana dan Lily, 2010).

Untuk Hipotesis ketiga, ada masalah-masalah yang dihadapi petani padi sawah di daerah penelitian, di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi petani padi yang mendapat penyuluhan, PUAP, dan Subsidi Pupuk di daerah penelitian.

Untuk hipotesis keempat, ada upaya-upaya yang dilakukan petani padi sawah untuk mengatasi masalah-masalah di daerah penelitian, di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi petani, sehingga dapat diketahui upaya-upaya penanggulangan atas masalah yang dihadapi petani.

Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi dibuat untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian antara lain:

Defenisi

1. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan

(34)

2. Subsidi adalah penetapan harga beli dibawah harga umum.

3. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi.

4. PUAP adalah dana bantuan sosial untuk petani/kelompok tani guna pengembangan usaha agribisnis di perdesaan yang disalurkan melalui Gapoktan dalam bentuk modal usaha.

5. Penyuluhan adalah upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju pencapaian kualitas kehidupan yang lebih baik.

6. Karakteristik petani terdiri dari umur, lama berusahatani, dan luas lahan 7. Umur (X1) adalah usia petani padi sawah yang dihitung dari tanggal lahir

sampai dengan ditanyakan kuesioner (tahun).

8. Lama berusahatani (X2) adalah berapa lama petani telah bekerja sebagai

petani (tahun).

9. Luas Lahan (X3) adalah areal pertanaman yang dimiliki oleh petani yang

diukur dengan satuan hektar.

Batasan Operasional

(35)

2. Petani sampel adalah petani padi yang mendapat Penyuluhan, subsidi dan KUT di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

3. Waktu penelitian di adakan pada tahun 2011.

(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis

Desa Kota Datar memiliki luas wilayah 1981.31Ha, suhu rata-rata 32 ºC dan berada pada ketinggian 1,5 meter di atas permukaan laut. Jarak ke Ibukota Kecamatan 13 Km dengan waktu tempuh 30 menit, Jarak ke Ibukota Kabupaten (Deli Serdang) adalah 47 Km dengan waktu tempuh 120 menit dan Jarak ke Ibukota Provinsi 37 Km dengan waktu tempuh 60 menit.

Secara administrative Desa Kota Datar mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Telaga Tujuh

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Perkebunan PTPN II Bulu Cina  Sebalah Barat berbatasan dengan Desa Tandem Hilir II

 Sebalah Timur berbatasan dengan Desa Paluhmanan

Penggunaan Lahan

Luas wilayah Desa Kota Datar menurut jenis penggunaan lahan dibagi atas: pemukiman, bangunan dan pertanian. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2 . Penggunaan Lahan di Desa Kota Datar.

(37)

- Pasar

- Tempat beribadah (Mesjid dan Gereja)

- Kuburan/Makam - Lapangan sepak bola

1

- Darat dan perkebunan rakyat

1045.7 647.5

85.4586

Jumlah 1981.31 100

Sumber : Profil Desa Kota Datar, 2010

Dari tabel di atas terlihat bahwa penggunaan lahan untuk pemukiman sebesar 14. 1320 %, untuk bangunan sebesar 0.4093 % dan untuk pertanian sebesar 85.4586 %, penggunaan lahan terbesar adalah untuk pertanian.

Kondisi Demografis

Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Desa Kota Datar seluruhnya sebanyak 5.398 jiwa, yang terdiri dari 1.557 kepala keluarga, untuk lebih rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2010.

No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase

(%)

Laki-laki Perempuan

1 0-15 917 924 1841 34.10

2 15-60 1630 1.692 3322 61.54

3 > 61 116 119 235 4.35

Jumlah 2663 2735 5398 100

umber: Profil Desa Kota Datar, 2010

Dari Tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Kota Datar adalah

5.398 jiwa. Penduduk yang berusia 0–15 tahun sebanyak 1.841 jiwa (34,10%),

penduduk dengan usia 16–60 tahun sebanyak 3.322 jiwa (61,54%) dan penduduk

(38)

diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Kota Datar merupakan penduduk

dalam usia produktif.

Keadaan penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jumlah penduduk Desa Kota Datar berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi

yang ditamatkan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010.

No. Jenis Tingkat Pendidikan Jumlah(jiwa) Persentase (%)

1. Tidak Tamat SD 2104 38,98

2. Tamat SD 2379 44,07

3. Tamat SLTP 506 9,38

4. Tamat SLTA 175 3,24

5. Tamat Akademi (D1, D3) 120 2,22

6. Tamat Sarjana 114 2,11

Jumlah 5398 100

Sumber: Profil Desa Kota Datar, 2010

Dari Tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Kota Datar yang tidak

tamat SD sebanyak 2104 jiwa (38,98 %), tamat SD sebanyak 2379 (44,07%), tamat

SLTP sebanyak 506 jiwa (9,38%), tamat sarjana sebanyak 114 jiwa (2,11%). Dengan

demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Kota Datar

(39)

Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis ( Subsidi Pupuk, Kredit Usaha Tani Dalam PUAP dan Penyuluhan) Terhadap Produksi Padi

Dalam hipotesis dinyatakan bahwa kegiatan penunjang agribisnis (subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan) memiliki pengaruh terhadap produksi padi. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan penunjang agribisnis terhadap produksi padi , dilakukan pengujian dengan analisis regresi linier berganda.

Untuk mengetahui pengaruh kegiatan penunjang agribisnis (Subsidi Pupuk, Kredit Usaha Tani Dalam PUAP, dan Penyuluhan) terhadap produksi padi secara lebih jelas, variabel diuji secara serempak dan parsial. Dari hasil pengujian serempak, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Ý= -0,048 + 0,016 X1 – 0,0000002485 X2 + 0,039 X3 Dimana:

Ý = Produksi padi (Ton) X1 = Subsidi pupuk (Kg)

X2 = Kredit usahatani dalam PUAP (Rp)

X3 = Frekuensi mengikuti penyuluhan (kali/MT)

F-hitung yang diperoleh dari analisis regresi linier berganda adalah sebesar 144,622. Nilai F-hitung ini lebih besar dari F-tabel pada a = 5% yaitu sebesar 2.95 Maka H0 tidak diterima H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa Kegiatan penunjang

(40)

Hal ini terjadi karena kegiatan penunjang agribisnis yaitu : subsidi pupuk, kredit usahatani dalam PUAP dan frekuensi mengikuti penyuluhan merupakan modal dalam usahatani dan bisa dikatakan variabel yang saling mendukung antar variabel itu sendiri. Dengan kata lain, subsidi bertujuan untuk pengurangan modal usahatani melalui pemotongan harga sehingga kebutuhan pupuk terpenuhi, kredit usahatani dalam PUAP digunakan oleh petani untuk membeli pupuk subsidi, pestisida dan perawatan dan penyuluhan sebagai ilmu untuk memanajemen usaha baik dalam pengambilan keputusan, penerapan teknologi dan lain-lain sehingga berpengaruh ke produksi.

Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel kegiatan penunjang agribisnis diuji secara parsial terhadap produksi padi.

Pengaruh Subsidi Pupuk Terhadap Produksi Padi

Untuk mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah, petani beserta kelompok tani harus membuat rencana defenitif kebutuhan kelompok (RDKK) dengan didampingi oleh penyuluh pertanian yang kemudian diajukan kepada pemerintah, yang kemudian akan ditebus oleh penyalur resmi yang ditunjuk di tingkat desa atau kecamatan. Pupuk yang di subsidi di daerah penelitian adalah Urea, SP-18, ZA dan NPK. Dengan harga eceran tertinggi (HET) :

(41)

Terdapat beberapa kemasan yang disalurkan di daerah penelitian oleh penyalur resmi yang harus dibayar secara tunai oleh petani antara lain :

- Pupuk Urea = 50 kg - Pupuk SP-36 = 50 kg - Pupuk ZA = 50 kg

- Pupuk NPK = 50 kg atau 20 kg

Tujuan subsidi dimaksudkan untuk pemberian pupuk bagi tanaman sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai produktivitas yang optimal dan berkelanjutan (pemupukan berimbang) dan membantu petani dalam pemenuhan dan pemotongan harga. Penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan anjuran akan menyebabkan produksi menurun. Mengingat harga pupuk yang semakin mahal, kebanyakan petani tidak bisa memenuhi kebutuhan pupuk bagi tanaman atas dasar itu pemerintah membuat kebijakan memberi pemotongan harga/subsidi pupuk untuk membantu petani dalam permodalan dalam usahataninya.

Tabel 5. Penggunaan Pupuk Subsidi Oleh Petani.

No Klasifikasi Penggunaan Pupuk (Kg) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 0-100 2 6,25

2 101-200 8 25

3 201-300 3 9,375

4 301-400 14 43,75

5 >400 5 15,625

Jumlah 32 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

(42)

orang atau 43,75 %, dan yang paling sedikit berada pada kelompok 0-100 yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 6,25 %.

Dalam hipotesis dinyatakan bahwa subsidi pupuk memiliki pengaruh terhadap produksi padi. Untuk mengetahui pengaruh subsidi pupuk terhadap produksi padi dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Ý= 0,008 + 0,15X Dimana :

Ý = Produksi padi (Ton) X = Subsidi pupuk (Kg)

Dari hasil regresi diperoleh nilai t-hitung sebesar 20,632. T-hitung yang diperoleh lebih besar dari t-tabel pada a = 5% yaitu 2,042, artinya secara parsial subsidi pupuk memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.

Hal ini disebabkan karena subsidi pupuk membantu petani dalam pengurangan harga, sehingga petani mampu memenuhi pupuk yang dibutuhkan tanaman dan akhirnya berpengaruh pada produksi.

Pengaruh Kredit Usahatani Dalam PUAP Terhadap Produksi Padi

(43)

(RUA) yang disusun oleh masing-masing petani dan kemudian membuat rencana usaha bersama (RUB) yang disusun bersama kelompok tani.

Di daerah penelitian PUAP ditujukan untuk petani yang ketika melakukan usahatani kekurangan modal baik untuk membeli pupuk, pestisida maupun perawatan. Sebelum adanya PUAP petani meminjam kepada bank, dan para pemilik modal di desa itu dengan perjanjian pengembalian berbeda-beda, ada yang bayar ketika panen, dan ada juga hasil panen harus dijual kepada orang yang meminjamkan uang.

Tabel 6. Penyaluran Kredit Usahatani Dalam PUAP. No Klasifikasi Penyaluran PUAP

(Rp)

Sumber : Data diolah dari Lampiran 2

Dari tabel di atas terlihat bahwa penyaluran PUAP terbesar berada pada kelompok 700001-1100000 (Rp) yaitu sebesar 18 orang atau 56.25 % dan yang terkecil pada kelompok >1500000 (Rp) yaitu sebesar 2 orang atau 6.25 %.

(44)

Ý= 3,419 + 0,000001356X Dimana :

Ý = Produksi padi (Ton)

X = Kredit usahatani dalam PUAP (Rp)

Dari hasil regresi diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,343. T-hitung yang diperoleh lebih kecil dari t-tabel pada a = 5% yaitu 2,042, artinya secara parsial kredit usahatani dalam PUAP tidak memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.

Hal ini disebabkan sebelum ada kredit usahatani dalam PUAP petani meminjam modal usaha dari berbagai tempat misalnya dari bank, dari agen dan kepada orang pemilik modal di sekitar desa dalam memenuhi input produksi.

Pengaruh Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Terhadap Produksi Padi

(45)

Tabel 7 . Frekuensi Mengikuti Penyuluhan/ Musim Tanam di Desa Kota Datar. No Klasifikasi Frekuensi Mengikuti

Penyuluhan

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3

Dari tabel di atas terlihat petani yang mengikuti penyuluhan terbesar pada kelompok ≥ 6 sebanyak 16 orang atau 50 % dan petani yang paling sedikit mengikuti penyuluhan terdapat pada kelompok ≤ 2 yaitu sebanyak 5 orang atau 15.625 %.

Dalam hipotesis dinyatakan bahwa frekuensi mengikuti penyuluhan memiliki pengaruh terhadap produksi padi. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi mengikuti penyuluhan terhadap produksi padi dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Ý= 4,595 + 0,021X Dimana :

Ý = Produksi padi (Ton)

X = Frekuensi mengikuti penyuluhan (kali/MT)

Dari hasil regresi diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,021. T-hitung yang diperoleh lebih kecil dari t-tabel pada a = 5% yaitu 2,042, artinya secara parsial Frekuensi mengikuti penyuluhan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.

(46)

terhadap teknologi mendorong penerapan teknologi sesuai anjuran dan kemudian akan berpengaruh dengan produksi.

Hubungan Karakteristik Petani (Umur, Lama Berusahatani dan Luas Lahan) Dengan Produksi Padi

Dalam hipotesis dinyatakan bahwa terdapat hubungan karakteristik petani (umur, lama berusahatani dan luas lahan) dengan produksi padi. Dapat dilihat pada tabel tabel 14.

Tabel 8. Hasil Korelasi Hubungan Karakteristik Petani Dengan Produksi Padi.

No Uraian

r

s-SPSS17 Sig.

1 Umur (X1) 0,07 0,705

2 Lama berusahatani (X3) -0,116 0,527

3 Luas lahan (X4) 0,984 0,00

Sumber : diolah dari lampiran 6 Keterangan :

r

s-SPSS17 : Hasil korelasi Rank Spearman dengan software SPSS 17.

t

-

tabel : a = 5%

Sig : Hubungan nyata atau tidak.

Hubungan Umur Dengan Produksi Padi

(47)

Adapun keadaan umur petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 9. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur.

No Kelompok Umur

Sumber : Data diolah dari lampiran 4

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah petani sampel yang terbesar berada pada kelompok umur 30-34, 45-49, dan 50-54 tahun. Dengan jumlah 6 orang atau 18.75% dan yang terkecil pada kelompok umur ≤ 30 tahun dengan jumlah 2 orang atau 6.25%.

Dari Output SPSS17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,07, diperoleh nilai Sig sebesar 0,705. Dapat disimpulkan bahwa nilai Sig lebih besar dari a = 5% yang berarti bahwa tidak ada hubungan nyata umur petani dengan produksi padi.

Umur adalah usia petani yang dihitung dari tanggal lahirnya yang dinyatakan dalam satuan tahun. Umur juga merupakan faktor apakah seseorang itu produktif atau tidak. Seseorang dikatakan produktif ketika berumur 15-59 tahun, rata-rata umur petani sampel adalah 43,6 tahun.

(48)

Hubungan Lama Bertani Dengan produksi Padi

Lamanya berusahatani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Semakin tinggi tingkat lamanya berusahatani maka semakin baik pula pengelolaan usahataninya dan bertambah jumlah produksinya. Rata-rata lama berusahatani petani sampel adalah sebesar 23.04 tahun dengan interval 9-41 tahun. Berikut tabel lama berusahatani petani sampel di daerah penelitian:

Tabel 10. Distribusi Petani sampel berdasarkan Lama Berusahatani.

No Lama Berusahatani

(Tahun)

Sumber : Data diolah dari lampiran 4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah petani yang mempunyai pengalaman berusahatani terbesar ialah pada kelompok 15-19 tahun sebanyak 7 orang atau 21.875% dari jumlah keseluruhan petani sampel yang berada pada daerah penelitian, sedang untuk pengalaman berusahatani terkecil pada kelompok ≤ 10 yaitu sebanyak 1 orang atau 3.1 %.

(49)

Lama berusaha tani adalah lama petani bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani (tahun). Lama berusahatani tiap petani berbeda-beda, oleh karena itu lama berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal yang baik untuk-waktu berikutnya. Rata-rata lama berusahatani petani sampel adalah 23,03 tahun, hal ini menunjukan bahwa petani memiliki pengalaman bertani yang cukup lama dalam berusahatani.

Dari output SPSS17, lama berusahatani tidak mempengaruhi produksi padi. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan lama berusahatani dengan produksi padi.

Hubungan Luas Lahan Dengan Produksi Padi

Luas lahan di daerah penelitian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Semakin luas lahan yang dimiliki petani maka jumlah produksi semakin tinggi. Rata-rata luas lahan petani sampel 0.86 Ha dalam interval 0.2-2 Ha. Berikut tabel luas lahan di daerah penelitian.

Tabel 11. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan.

No Luas Lahan

Sumber : Data diolah dari lampiran 4.

(50)

Dari Output SPSS17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,984, diperoleh nilai Sig sebesar 0,00. Dapat disimpulkan bahwa nilai Sig lebih kecil dari a = 5% yang berarti bahwa ada hubungan nyata luas lahan dengan produksi padi.

Luas lahan adalah keseluruhan lahan yang dimiliki petani dalam usahataninya (Ha), rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di Desa Kota Datar adalah 0,89 Ha.

Dari output SPSS17, luas lahan mempengaruhi produksi padi. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan luas lahan dengan produksi padi. Karena semakin luas lahan yang dimiliki petani untuk usahatani, maka semakin besar pula luas panen, sehingga produksi semakin besar dibandingkan dengan petani yang memiliki luas sempit.

Masalah-masalah Yang Dihadapi Petani Padi Sawah di Desa Kota Datar

Masalah adalah kesenjangan antara kenyataan dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian bahwa masalah yang dihadapi petani di Desa Kota Datar adalah :

1. Memiliki sawah tadah hujan sehingga harus menunggu hujan datang untuk bisa menanam padi, sehingga menyebabkan jadwal tanam tidak serempak. 2. Sulit untuk mendapatkan modal untuk usahatani.

Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Menanggulangi Masalah Yang Dihadapi

Petani

Upaya merupakan alternatif untuk memecahkan masalah atau

(51)

1. Alternatif untuk mengatasi sawah tadah hujan sebagian petani menggunakan pompa air untuk mengairi lahan sawah yang dimiliki, tetapi sebagian petani hanya menunggu hujan baru mulai tanam. Dalam waktu dekat ini petani meminta bantuan kepada pemerintah untuk membuat/membangun saluran/kubangan air untuk mengairi lahan masing-masing petani.

(52)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan penunjang secara serempak memiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.

- Subsidi pupuk secara parsialmemiliki pengaruh nyata terhadap produksi padi.

2. Hubungan karakteristik petani dengan produksi padi - Ada hubungan luas lahan dengan produksi padi.

3. Masalah yang dihadapi petani padi sawah di Desa Kota Datar adalah: - Memiliki sawah tadah hujan

- Sulit untuk mendapatkan modal untuk usahatani.

4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi petani adalah sebagai berikut:

- petani menggunakan pompa air untuk mengairi lahan sawah yang dimiliki dan Dalam waktu dekat ini petani meminta bantuan kepada pemerintah untuk membuat/membangun saluran/kubangan air untuk mengairi lahan masing-masing petani.

-

petani meminjam kepada LKMA yang mengelola keuangan pertanian di tingkat desa,

-

sebagian petani juga meminjam modal kepada pemilik modal baik di dalam desa maupun di luar desa

Saran

1. Kepada petani

(53)

- Petani yang lebih mampu diharapkan dapat menjadi pemicu semangat bagi petani lain dalam hal meningkatkan produksi

2. Kepada pemerintah

- Pemerintah diharapkan dapat melakukan pendekatan serta menyediakan bantuan bagi petani yang kurang mampu baik dalam permodalan usahatani maupun pelatihan.

- Penyuluh diharapkan dapat menciptakan petani-petani opinion leader agar penyebaran informasi dapat tersebar secara cepat kepada petani, artinya petani dapat berbagi pengetahuan kepada petani lain dalam hal pengetahuan, penerapan teknologi dan lain-lain tentang usahatani dan saling menyokong antar petani.

3. Kepada peneliti

- Diharapkan kepada peneliti untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Rineka Cipta, Jakarta.

Amang, B, S. 1990. Kebijaksanaan Harga, Subsidi dan Diversifikasi Produksi dan Konsumsi, Jakarta.

Amang, B, S. 1995. Sistem Pangan Nasional. PT Dharma Karsa Utama, Jakarta. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Deptan. 2010. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Fauzia, L dan Tampubolon, H. 1991. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Petani

Terhadap keputusan Petani Dalam Penggunaan Sarana Produksi. Universitas Sumatera Utara Press, Medan.

Hasan, I. 2004.Analisis Data penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta. Hasyim, Hasman. 2003. Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap

Program Penyuluhan Pertanian. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hasyim, Hasman. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan (Studi Kasus: Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kartasapoetra, A, G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Kartasapoetra, A, G. 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Lubis, N, L. 2000. Adopsi Teknologi dan Faktor Yang Mempengaruhinya. USU

Press, Medan.

Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University, Surabaya.

Mosher, A, T. 1997. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. Yasaguna, Jakarta.

(55)

Pitojo, setijo, Ir. 2003. Bertanam Padi Sawah Tabela. Penebar Swadaya, Jakarta. Semeru , LIPI. 2002. Laporan Pendanaan Usahatani Padi Pasca KUT, Kredit

Ketahanan Pangan (KKP).

Simbolon, S. 2003. Sikap Petani Terhadap Berbagai Media Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian USU, Medan.

Soekartawi, dkk. 1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Soekartawi, dkk. 1989. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Supriana, Tavi dan Fauzia, L. 2010. Penuntun Praktikum Statistik Nonparametrik

Aplikasi SPSS Untuk Uji Statistik Nonparametrik. FP USU, Medan.

(56)

Lampiran 1. Penggunaan Pupuk Bersubsidi Oleh Petani Per Luas lahan/ Musim Tanam

No Luas Penggunaan Pupuk Subsisdi Total Produksi Sampel Lahan Urea (Kg) Za (Kg) NPK (Kg) SP-18 (Kg) (Kg) (Ton)

1 1 150 100 0 100 350 6

Total 27.7 4155 2770 1540 1230 9695 149.8

(57)

Lampiran 2. Penyaluran BLM-PUAP Kepada Petani Anggota Gapoktan Desa Kota Datar No Tujuan PinjamanLuas Pinjaman

Sampel Lahan (Rp) Urea (Rp) Za (Rp) NPK (Rp) SP-18 (Rp) Pestisida (Rp) Lain-lain (Rp)

1 1 750000 240000 140000 0 200000 100000 70000

2 1.5 1000000 360000 210000 0 250000 100000 80000

3 1 750000 240000 140000 230000 0 50000 90000

4 0.4 375000 96000 56000 92000 0 50000 81000

5 2 1200000 480000 280000 0 400000 40000 0

6 1 750000 240000 140000 230000 0 40000 100000

7 1 1500000 240000 140000 230000 0 100000 790000

8 0.9 750000 216000 126000 207000 0 50000 151000

9 1.2 750000 288000 168000 0 240000 0 54000

10 0.4 750000 96000 56000 92000 0 100000 406000

11 0.2 750000 48000 28000 46000 0 100000 528000

12 0.5 750000 120000 70000 115000 0 100000 345000

13 0.5 1200000 120000 70000 115000 0 200000 695000

14 1 1200000 240000 140000 230000 0 100000 490000

15 0.4 1000000 96000 56000 92000 0 200000 556000

16 1.1 750000 264000 154000 0 220000 0 112000

17 1 750000 240000 140000 230000 0 50000 90000

18 1.6 3000000 384000 224000 0 320000 300000 1772000

19 0.7 375000 168000 0 0 140000 0 67000

20 0.5 1200000 120000 70000 115000 0 200000 695000

21 0.5 750000 120000 70000 115000 0 100000 345000

22 0.8 750000 192000 112000 0 160000 100000 186000

23 0.2 375000 48000 28000 0 40000 50000 209000

24 1 750000 240000 140000 230000 0 100000 40000

25 0.6 750000 144000 84000 138000 0 50000 334000

26 1 1000000 240000 140000 230000 0 100000 290000

27 1 1500000 240000 140000 230000 0 200000 690000

28 1 2500000 240000 140000 230000 0 300000 1590000

29 0.5 375000 120000 70000 150000 0 0 35000

30 1 375000 0 140000 0 200000 0 35000

31 1 375000 0 140000 230000 0 0 5000

32 1.2 750000 288000 168000 0 240000 0 54000

Total 27.7 29800000 6168000 3780000 3577000 2410000 2880000 10985000

(58)
(59)

Lampiran 4. Karekteristik Petani Sampel di Desa Kota Datar

No Umur Lama Berusahatani Luas Lahan Produksi

Sampel (Tahun) (Tahun) (Ha) (Ton)

1 65 41 1 6

Total 1398 737 27.7 149.8

(60)

Lampiran 5a. Hasil Regresi Kegiatan Penunjang Agribisnis (Subsidi Pupuk, Kredit Usahatani Dalam PUAP dan Frekuensi mengikuti Penyuluhan) Terhadap Produksi Padi.

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Frekuensi Mengikuti

Penyuluhan, Subsidi Pupuk, Kredit Usaha Tani Dalam Puapa

. Enter

a. All requested variables entered.

ANOVAb

a. Predictors: (Constant), Frekuensi Mengikuti Penyuluhan, Subsidi Pupuk, Kredit Usaha Tani Dalam Puap

b. Dependent Variable: Produksi Padi

Coefficientsa

(61)

Frekuensi Mengikuti Penyuluhan

.039 .047 .039 .832 .413

a. Dependent Variable: Produksi Padi

Lampiran 5b. Hasil Regresi Subsidi Pupuk Terhadap Produksi Padi

Variables Entered/Removedb

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Produksi Padi

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Subsidi Pupuk

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 146.691 1 146.691 425.680 .000a

Residual 10.338 30 .345

Total 157.029 31

a. Predictors: (Constant), Subsidi Pupuk b. Dependent Variable: Produksi Padi

Coefficientsa

(62)

Lampiran 5c. Hasil Regresi Kredit UsahaTani Dalam PUAP Terhadap Produksi Padi.

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Kredit Usaha Tani Dalam

PUAPa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Produksi Padi

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Kredit Usaha Tani Dalam PUAP

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.453 1 18.453 3.995 .055a

Residual 138.576 30 4.619

Total 157.029 31

a. Predictors: (Constant), Kredit Usaha Tani Dalam PUAP b. Dependent Variable: Produksi Padi

Coefficientsa

(63)

Lampiran 5d. Hasil Regresi Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Terhadap Produksi Padi.

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Frekuensi Mengikuti

Penyuluhana . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Produksi Padi

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Frekuensi Mengikuti Penyuluhan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .071 1 .071 .014 .908a

Residual 156.958 30 5.232

Total 157.029 31

a. Predictors: (Constant), Frekuensi Mengikuti Penyuluhan b. Dependent Variable: Produksi Padi

Coefficientsa

(64)

Lampiran 6. Hasil Korelasi Rank Spearman Dengan SPSS 17. Hubungan Umur, Pendidikan, Lama Bertani, Luas Lahan dan Jumlah Tanggungan Dengan Produksi Padi.

Correlations

Produksi Padi Umur Spearman's rho Produksi Padi Correlation Coefficient 1.000 .070

Sig. (2-tailed) . .705

N 32 32

Umur Correlation Coefficient .070 1.000

Sig. (2-tailed) .705 .

N 32 32

Correlations

Produksi Padi Lama Bertani Spearman's rho Produksi Padi Correlation Coefficient 1.000 -.116

Sig. (2-tailed) . .527

N 32 32

Lama Bertani Correlation Coefficient -.116 1.000

Sig. (2-tailed) .527 .

N 32 32

Correlations

Produksi Padi Luas Lahan Spearman's rho Produksi Padi Correlation Coefficient 1.000 .948**

Sig. (2-tailed) . .000

N 32 32

Luas Lahan Correlation Coefficient .948** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 32 32

Gambar

Gambar 1 : Skema kerangka pemikiran, Pengaruh Kegiatan Penunjang
Tabel 1 : Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 2 . Penggunaan Lahan di Desa Kota Datar.
Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

merupakan Sistem Kerja Sistem Kerja yang berbasis gotong royong dengan sistem bergantian, misalnya dalam kelompok ada 10 orang, maka hari ini kelompok tersebut melakukan bearian

Sarana produksi yang diperlukan dalam usahatani padi sawah selain lahan, dan tenaga kerja umumnya adalah bibit, pupuk, dan obat-obatan agar produksi padi baik sehingga keuntungan

Dari hasil analisis regresi faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah di desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, penggunaan pupuk

Resiko dan Ketidakpastian Dalam Agribisnis: Teori Dan Aplikasi, Raja Grafindo Persadda.. Perinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan

Rata-Rata Jumlah Kebutuhan dan Biaya Pupuk untuk Usahatani Kedelai di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang Per Musim Tanam Tahun 2016. Rata-Rata

Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani pelaksana Penerapan Usahatani Padi Organik (tingkat pendidikan, pengalaman bertani, umur, frekuensi

Pada Tabel 4.12 menunjukkan harga pupuk tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-PUAP dengan nilai probabilitas 0,1800 lebih besar

Dari petani padi yang berbagai etnis tersebut, hanya terdapat 2 (dua) etnis petani padi yang masih menggunakan Sistem Kerja yang berbasis gotong royong, seperti Etnis Banjar