PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS
PERDESAAN (PUAP)
(Studi Kasus: Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)
SKRIPSI
OLEH :
DAVID PAKPAHAN
070309031
PKP
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS
PERDESAAN (PUAP)
(Studi Kasus: Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)
SKRIPSI
OLEH :
DAVID PAKPAHAN
070309031
PKP
Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian
Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si) (Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) NIP:19630822 198803 2 003 NIP:19541111 198103 1 001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
ABSTRAK
DAVID PAKPAHAN (070309031) dengan judul skripsi “Partisipasi Masyarakat Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)”. Studi kasus: Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang, yang dibimbing oleh ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si.
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural dan kesenjangan antar wilayah. Permasalahan mendasar yang dihadapi oleh petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Melalui program PUAP yang merupakan program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, diperlukan partisipasi yang merupakan peran serta atau keikutsertaan seseorang dalam kegiatan atau program bersama orang lain untuk mencapai tujuannya.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu, metode penentuan sampel dilakukan secara cluster sampling dan jumlah sampel ditentukan secara proporsional dengan jumlah sampel sebanyak 30 KK. Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman.
Dari hasil penelitian diperoleh:
1. Tingkat partisipasi petani melalui program PUAP di daerah penelitian adalah tinggi.
2. Ada hubungan frekuensi mengikuti penyuluhan petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian, dimana korelasi Rank Spearmannya sebesar 0,687.
3. Masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP adalah tingkat pendidikan yang masih rendah, petani masih sulit merubah kebiasaan, kekurangan modal atau akses permodalan yang terbatas, kurangnya sumber informasi, petani penerima PUAP tidak memahami tujuan dari suatu kelompok.
4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP adalah ikut serta dalam kegiatan penyuluhan, melakukan konsultasi kepada penyuluh, bergabung dalam Lembaga Keuangan Mikro (LKM), menghadirkan ketua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), serta melakukan pendekatan terhadap kelompok petani penerima PUAP.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Balige pada tanggal 30 Juli 1988 dari
ayah R. R. Pakpahan dan ibu M. br. Manalu. Penulis merupakan anak ketujuh dari
delapan bersaudara.
Penulis mengikuti pendidikan sebagai berikut:
1. Sekolah Dasar di SD Negeri 173523 Balige, masuk tahun 1995 dan lulus pada
tahun 2001.
2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Balige, masuk tahun 2001 dan
lulus pada tahun 2004.
3. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Soposurung Balige, masuk pada
tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007.
4. Tahun 2007 masuk di Program Studi Agribisnis jurusan Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian FP USU, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru (SPMB).
Selama perkuliahan, Penulis aktif dalam organisasi IMASEP (Ikatan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian), POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia), dan IMK (Ikatan Mahasiswa
Katolik). Pada tanggal 26-28 Februari 2009, Penulis menjadi panitia pelaksana
POPMASEPI yang diadakan di Gedung Serbaguna Laboratorium Pariwisata USU
dan panita MUKERWIL (Musyawarah Kerja Wilayah) VII yang diadakan di Aula
Asrama Haji Medan, serta Penulis aktif mengikuti beberapa seminar nasional.
Pada bulan Januari 2011, Penulis melaksanakan penelitian di desa
Pertampilen kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang. Pada tanggal 27
Juni 2011 sampai dengan 27 Juli 2011 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasihNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Partisipasi Masyarakat Melalui Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) ”. Studi kasus: Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Adapun tujuan
penulisan skripsi ini adalah Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian.
Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada Penulis
dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian / supervisi, sampai ujian
akhir.
2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang
telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada
Penulis dari mulai menetapkan judul, sampai ujian akhir.
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.Si selaku ketua Program Studi Agribisnis FP USU
4. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku sekretaris Program Studi
Agribisnis FP USU.
5. Kepada para dosen, staff pegawai Program Studi Agribisnis FP USU.
6. Bapak Samiranta Ketaren selaku kepala desa, desa Pertampilen.
7. Ibu Magdalena Situmorang, SP selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di
desa Pertampilen.
8. Ibu Erni boru Karo selaku bendahara PUAP di desa Pertampilen.
9. Para petani penerima PUAP di desa Pertampilen.
10.Seluruh instansi terkait dalam penelitian, yang telah membantu Penulis dalam
memperoleh data selama penulisan skripsi ini.
Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati serta hormat, Penulis
M. Br. Manalu, atas kasih sayang, nasihat, motivasi serta dukungan moril dan
materi yang diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Juga kepada saudara-saudaraku kak Rumondang Pakpahan, bang
Monang Lamhot Pakpahan, kak Erni Johan Pakpahan, kak Meliwati Pakpahan,
kak Rumiris Pakpahan, bang Saut Tua Juli Pakpahan, serta adek Nasib Ganda
Pakpahan yang telah memberi semangat, motivasi, doa dan harapan serta
bantuannya selama ini.
Serta kepada rekan seperjuangan stambuk 2007 FP USU, terlebih anak
Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) yang tetap semangat dan berani
menjadi pemenang (Dare to be the Winner). Pada kesempatan ini Penulis ucapkan
terima kasih, khusus kepada Ahmad Nurdin dan Marselia A. Hasibuan yang
membantu penulis dalam memperoleh data ke lapangan, juga kepada bang
Johanes Pandiangan`05, kak Mika Munthe`06, kak Dessy Sitompul`06, bang
William Herman`06 juga kepada stambuk 2006 yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu. Juga buat Melpa, Royanti, dan Dahlan sebagai teman seperjuangan
yang selalu memberi motivasi, semangat dan bantuannya selama perkuliahan
hingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi tercapainya karya
terbaru kedepannya.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak dan memaafkan dari hati yang
tulus lebih berharga daripada sekotak emas. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Terima Kasih.
Medan, Agustus 2011
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Identifikasi Masalah... 6
Tujuan Penelitian ... 6
Kegunaan Penelitian ... 7
Hipotesis Penelitian ... 7
TINJAUAN PUSTAKA ... 8
Pengembangan dan Partisipasi ... 8
Tujuan PUAP ... 12
Sasaran PUAP ... 13
Indikator Keberhasilan PUAP ... 13
Pola Dasar PUAP... 14
Strategi Dasar dan Operasional PUAP ... 15
Prosedur Penyaluran BLM PUAP ... 15
Landasan Teori ... 17
Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP ... 20
1. Umur ... 20
2. Pendidikan ... 20
3. Lama Berusahatani ... 21
4. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan ... 21
5. Jumlah Tanggungan ... 22
6. Luas Lahan ... 22
7. Produksi... 23
8. Produktivitas ... 23
Kerangka Pemikiran ... 25
METODE PENELITIAN ... 28
Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 28
Metode Penentuan Sampel ... 29
Metode Pengumpulan Data ... 30
Defenisi dan Batasan Operasional ... 34
Definisi ... 34
Batasan Operasional ... 37
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 38
Luas dan Letak Geografis ... 38
Keadaan Penduduk ... 38
a. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga .... 38
b. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
c. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur... 40
d. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 41
e. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama ... 42
f. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 42
g.Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 43
Sarana dan Prasarana ... 44
Karakteristik Sampel... 46
1. Umur ... 46
2. Pendidikan ... 46
3. Lama Berusahatani ... 47
4. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan ... 47
5. Jumlah Tanggungan ... 47
6. Luas Lahan ... 48
7. Produksi... 48
8. Produktivitas ... 48
HASIL DAN PEMBAHASAN... 49
Tingkat Partisipasi Masyarakat Melalui Program PUAP ... 52
Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP (Umur, Pendidikan, Lama Berusahatani, Frekuensi Mengikuti Penyuluhan, Luas Lahan, Jumlah Tanggungan, Produksi Dan Produktivitas) Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 58
1.Hubungan Umur Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 58
2.Hubungan Pendidikan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 60
3.Hubungan Lama Berusahatani Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 61
4.Hubungan Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP... 62
5.Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 64
6.Hubungan Luas Lahan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 65
7.Hubungan Produksi Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 66
8.Hubungan Produktivitas Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 68
Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Menanggulangi Masalah Yang
Dihadapi Petani Penerima PUAP ... 70
KESIMPULAN DAN SARAN... 76
Kesimpulan ... 76
Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal.
1. Desa Penerima BLM PUAP Di Kecamatan Pancur Batu, 2008 ... 28
2. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 30
3. Parameter Tingkat Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 31
4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Di Desa Pertampilen, 2010 ... 38
5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Pertampilen, 2010 ... 39
6. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Di Desa Pertampilen, 2010 ... 40
7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Pertampilen, 2010 ... 41
8. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama Di Desa Pertampilen, 2010 ... 42
9. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Pertampilen, 2010 ... 43
10.Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Di Desa Pertampilen, 2010 ... 44
11.Sarana dan Prasarana Di Desa Pertampilen, 2010 ... 45
12.Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen ... 46
13.Besar Dana BLM PUAP Yang Dipinjam Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 53
14.Jumlah Sampel (%) Memilih Pernyataan A Dengan Skor 3, B Dengan Skor 2 Dan C Dengan Skor 3 Pada Parameter Tingkat Partisipasi Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen ... 54
15.Tingkat Partisipasi Petani Melalui Program PUAP Di Desa Pertampilen ... 57
16.Hubungan Umur Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 59
17.Hubungan Pendidikan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat
Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 60
19.Hubungan Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 63
20.Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 64
21.Hubungan Luas Lahan Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 65
22.Hubungan Produksi Petani Penerima PUAP Dengan Tingkat Partisipasinya Dalam Pelaksanaan Program PUAP ... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal.
1. Skema Kerangka Berpikir Partisipasi Masyarakat Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) ... 25
2. Peta Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 101
3. Kantor Kepala Desa, Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 101
4. Dari Kiri: S.B Sinuraya (Ketua Balai Penyuluhan Pertanian / BPP Kecamatan Pancur Batu), David Pakpahan (Peneliti), Magdalena Situmorang, SP (Penyuluh Pertanian Lapangan / Penyuluh Pendamping PUAP Desa Pertampilen); Ketika Melakukan Kegiatan Penyuluhan Membahas Dana PUAP Dengan Para Petani Penerima PUAP Yang Diadakan Di Kantor Kepala Desa Kamis, 10 Maret 2011; Dengan Para Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 102
5. Kegiatan Penyuluhan Dan Musyawarah Perguliran Dana PUAP. Yang Dipimpin Oleh Bapak S.B Sinuraya (Ketua BPP Kecamatan Pancur Batu) dan Ibu Magdalena Situmorang, SP (Penyuluh Pertanian Lapangan Di Desa Pertampilen); Dengan Para Petani Penerima PUAP, Pada Hari Kamis, 10 Maret 2011 Di Kantor Kepala Desa, Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 102
6. Komoditi Kakao, Salah Satu Jenis Tanaman Perkebunan Yang Dikembangkan Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 103
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Hal.
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 81
2. Range Dan Rata-Rata Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP Dengan Skor Parameter Tingkat Partisipasi Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen ... 82
3. Skor Parameter Tingkat Partisipasi Petani Penerima PUAP... 83
4. Hubungan Umur Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 84
5. Hubungan Pendidikan Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 86
6. Hubungan Lama Berusahatani Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 88
7. Hubungan Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 90
8. Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 92
9. Hubungan Luas Lahan Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 94
10.Hubungan Produksi Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 96
11.Hubungan Produktivitas Dengan Skor Partisipasi Petani Penerima PUAP ... 98
ABSTRAK
DAVID PAKPAHAN (070309031) dengan judul skripsi “Partisipasi Masyarakat Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)”. Studi kasus: Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang, yang dibimbing oleh ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si.
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural dan kesenjangan antar wilayah. Permasalahan mendasar yang dihadapi oleh petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Melalui program PUAP yang merupakan program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, diperlukan partisipasi yang merupakan peran serta atau keikutsertaan seseorang dalam kegiatan atau program bersama orang lain untuk mencapai tujuannya.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu, metode penentuan sampel dilakukan secara cluster sampling dan jumlah sampel ditentukan secara proporsional dengan jumlah sampel sebanyak 30 KK. Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman.
Dari hasil penelitian diperoleh:
1. Tingkat partisipasi petani melalui program PUAP di daerah penelitian adalah tinggi.
2. Ada hubungan frekuensi mengikuti penyuluhan petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian, dimana korelasi Rank Spearmannya sebesar 0,687.
3. Masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP adalah tingkat pendidikan yang masih rendah, petani masih sulit merubah kebiasaan, kekurangan modal atau akses permodalan yang terbatas, kurangnya sumber informasi, petani penerima PUAP tidak memahami tujuan dari suatu kelompok.
4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP adalah ikut serta dalam kegiatan penyuluhan, melakukan konsultasi kepada penyuluh, bergabung dalam Lembaga Keuangan Mikro (LKM), menghadirkan ketua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), serta melakukan pendekatan terhadap kelompok petani penerima PUAP.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan
di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,
kemiskinan struktural dan kesenjangan antar wilayah. Upaya untuk
menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang
berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan
aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas dan pendayagunaan disemua bagian
aspek yang terkait (Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2008).
Kemiskinan sebagai gejala ekonomi sering dikaitkan dengan ethos kerja
yang rendah, malas dan sifat boros. Kemiskinan di perdesaan berpeluang besar
bagi penduduk yang sedikit memiliki faktor produksi, misalnya lahan yang sempit
dan modal rendah atau bahkan tidak ada. Indikator kemiskinan diantaranya
dipengaruhi oleh adat atau kebiasaan, tingkat pembangunan, iklim, lingkungan
atau daerah, umur, jenis kelamin, suku, dan status sosial (Tarigan dan Lily, 2006).
Berdasarkan data BPS tahun 2009 jumlah penduduk miskin tercatat 32,53
juta jiwa. Dari jumlah tersebut sekitar 20,65 juta jiwa berada di perdesaan dengan
mata pencaharian utama di sektor pertanian. Pada umumnya petani di perdesaan
berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3
hektar. Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang
penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan
langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses
kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih
lemah. Untuk itu penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan
rencana pembangunan jangka panjang dan kesepakatan global untuk mencapai
tujuan pembangunan millenium. Kementerian pertanian mulai tahun 2008 telah
melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Gabungan kelompok tani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani
pelaksana PUAP untuk menyalurkan bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi
oleh tenaga penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui
pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi
yang dimiliki dan dikelola petani. Untuk mencapai tujuan PUAP yaitu
mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, PUAP
dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan kementerian pertanian maupun
kementerian atau lembaga lain di bawah naungan program PUAP
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Peran sektor pertanian di Indonesia terlebih di Sumatera Utara
memberikan kontribusi yang tinggi. Juga penyerapan tenaga kerja yang tinggi di
menurun sejak tahun 1983-1986, namun demikian peranannya masih tetap yang
paling besar dibandingkan dengan peran subsektor lain, misalnya subsektor
perikanan, peternakan, kehutanan, perkebunan rakyat (Tarigan dan Lily, 2006).
Sektor pertanian dengan produksi berbagai komoditas bahan pangan untuk
memenuhi kebutuhan nasional telah menunjukkan kontribusi yang cukup
signifikan. Kebutuhan pangan akan terus meningkat dalam jumlah, keragaman
dan mutunya, seiring dengan perkembangan populasi kualitas hidup masyarakat.
Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, sekitar 204 juta dan terus
bertambah 1,6 persen per tahun, membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup
besar, yang tentunya akan memerlukan upaya dan sumberdaya yang besar untuk
memenuhinya (Suryana, 2003).
Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi perdesaan, strategi
pembangunan perdesaan haruslah berbasiskan pertanian. Agar kesempatan
berusaha, kesempatan kerja, dan penciptaan nilai tambah di perdesaan dapat
ditingkatkan. Basis pembangunan perdesaan diperluas pada kegiatan kegiatan
yang mempunyai keterkaitan yang erat dengan pertanian. Strategi pembangunan
perdesaan ini disebut dengan pendekatan sistem agribisnis. Tampaknya
pendekataan ini merupakan salah satu alternatif yang mendapat banyak dukungan,
baik dari para akademis maupun para praktisi (Mubyarto, 1984).
Sebagai sebuah tujuan, partisipasi menghasilkan yakni setiap orang berhak
menyatakan pendapat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kehidupannya. Partisipasi adalah suatu bentuk khusus dari interaksi dan
komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab dan
Sesungguhnya peran pemerintah dalam pembangunan masyarakat sangat
luas. Berhasil tidaknya pembangunan pada umumnya bergantung pada beberapa
faktor seperti tenaga terlatih, biaya, informasi peralatan, partisipasi, dan
kewenangan yang syah. Namun seperti di negara-negara yang sedang
berkembang faktor pemerintahlah yang terpenting, karena pemerintah yang
berperan menggali, menggerakkan, dan mengkomunikasikan faktor-faktor
tersebut. Yang dimaksud peranan disini adalah aspek dinamis suatu lembaga,
peranan mewakili tata institusional suatu lembaga (Ife dan Frank, 2008).
Partisipasi masyarakat didorong melalui proyek pembangunan bagi
masyarakat desa yang dirancang sederhana dan mudah dikelola oleh masyarakat.
Organisasi dan lembaga kemasyarakatan yang mampu menggerakkan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat, peningkatan peranan masyarakat dalam
pembangunan. Jadi masih dibutuhkan wadah untuk berpartisipasi di tingkat
kelompok. Melalui wadah partisipasi tersebut anggota kelompok akan saling
belajar melalui pendekatan learning by doing yang berarti belajar dengan
melakukannya, menuju pada tujuan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik.
Sehingga yang terjadi adalah adanya perubahan pengetahuan, keterampilan
maupun sikap yang merupakan potensi untuk pembangunan
(Van Den Ban dan Hawkins, 1999).
Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Partisipasi dan
pemberdayaan merupakan dua buah konsep yang saling berkaitan. Untuk
menumbuhkan partisipasi masyarakat diperlukan upaya pemberdayaan. Dengan
Partisipasi yang lemah dapat disebabkan oleh kekurangan kapasitas dalam
masyarakat tersebut, sehingga peningkatan kapasitas perlu dilakukan
(Midgley, 1986).
Untuk mencapai tujuan PUAP, yaitu mengurangi kemiskinan dan
pengangguran di perdesaan, PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan
kegiatan Kementerian Pertanian. Kriteria desa calon lokasi PUAP adalah desa
miskin yang terjangkau, mempunyai potensi pertanian, memiliki Gapoktan, belum
memperoleh dana BLM PUAP (Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Sesuai dengan kriteria desa calon lokasi PUAP tersebut, nama Gapoktan di
desa Pertampilen adalah Gapoktan Maju Bersama. Yang terdiri dari empat
kelompok tani yaitu dua kelompok tani tanaman pangan, satu kelompok tani
tanaman perkebunan, dan satu kelompok tani peternakan.
Suatu program tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Program
PUAP yang ditujukan pada masyarakat perdesaan di Indonesia adalah
meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin,
meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, mengembangkan kerja sama antar
pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan di perdesaan melalui
pengelolaan dana bergulir. Dengan demikian penulis melakukan penelitian di desa
Pertampilen kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang karena desa ini
merupakan desa yang terjangkau, memiliki potensi pertanian untuk
dikembangkan, serta penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang partisipasi
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat melalui
program PUAP di daerah penelitian, apakah ada hubungan karakteristik sosial
ekonomi petani penerima PUAP (umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi
mengikuti penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan
produktivitas) dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di
daerah penelitian, apa saja masalah yang dihadapi petani penerima PUAP di
daerah penelitian, bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
masalah yang dihadapi petani penerima PUAP di daerah penelitian?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat melalui program PUAP di daerah
penelitian, untuk menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi petani
penerima PUAP (umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti
penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas) dengan
tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian,
untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani penerima PUAP di daerah
penelitian, untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan
informasi bagi pengambil keputusan di instansi terkait dan pihak-pihak yang ingin
mengembangkan partisipasinya dalam masyarakat, serta sebagai bahan masukan
dan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian
adalah tingkat partisipasi masyarakat melalui program PUAP di daerah penelitian
adalah tinggi, terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima
PUAP (umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti penyuluhan,
luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas) dengan tingkat
TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan dan Partisipasi
Pengembangan adalah kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat
mereka lakukan dengan apa yang mereka miliki, guna meningkatkan kualitas
hidupnya dan juga kualitas hidup orang lain. Pengembangan harus diartikan
sebagai keinginan untuk memperoleh perbaikan serta kemampuan untuk
merealisasikannya. Dalam pengembangan masyarakat (community development)
pada taraf awal disebarkan benih benih keinginan untuk mengubah nasib mereka,
meningkatkan kualitas hidup (Muchdie, 2001).
Pengembangan masyarakat (community development) merupakan
wawasan dasar bersistem tentang asumsi perubahan sosial terancang yang tepat
dalam kurun waktu tertentu (Mikkelsen, 1999).
Pengembangan masyarakat desa adalah suatu proses yang membawa
peningkatan kemampuan masyarakat desa atau penduduk perdesaan menguasai
lingkungan sosial disertai meningkatnya taraf hidup mereka sebagai akibat dari
penguasaan tersebut. Implikasi pentingnya pengembangan perdesaan yaitu adanya
penekanan pada kemampuan menyeluruh dari penduduk perdesaan dalam
mempengaruhi lingkungan mereka dan hal ini hanya dapat dicapai kalau
pembangunan perdesaan merupakan proses pengembangan kemampuan mereka.
Peningkatan pendapatan sebagai akibat peningkatan kemampuan menguasai
lingkungan tidak terbatas pada kelompok kuat di perdesaan melainkan harus
Tujuan pengembangan masyarakat adalah membangun kembali
masyarakat sebagai tempat pengalaman penting manusia, memenuhi kebutuhan
manusia dan membangun kembali struktur negara kesejahteraan, ekonomi global,
profesionalisme, dan sebagainya. Sifat pengalaman manusia dan interaksinya
sangat kompleks. Banyak program pengembangan masyarakat yang berupaya
membangun basis masyarakat yang lebih kuat (Ife dan Frank, 2008).
Tujuan yang ingin dicapai haruslah menjanjikan perbaikan kesejahteraan
atau sasarannya yaitu kepuasan masyarakat. Jika tidak, program semacam ini
tidak mungkin dapat menggerakkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi
didalamnya. Dengan demikian masyarakat harus tahu betul tentang manfaat apa
yang dapat mereka rasakan setelah tujuan program tersebut tercapai. Seringkali
untuk keperluan ini, tujuan dinyatakan secara sederhana, tetapi didramatisir
sehingga mampu menggerakkan partisipasi masyarakat bagi tercapainya tujuan
(Hasyim, 2010).
Penetapan tujuan yaitu untuk tujuan kegiatan penyuluhan berupa keadaan
perilaku sasaran yang diharapkan yang akan mampu mengatasi masalah khusus
sehingga kebutuhan terpenuhi. Tujuan program menyangkut perbaikan usahatani
dan kesejahteraan keluarga tani, sedangkan tujuan kegiatan penyuluhan
menyangkut tujuan perbaikan perilaku petani dalam hal penerapan teknologi
pertanian yang diperlukan (Hasyim, 2010).
Partisipasi adalah peran serta atau keikutsertaan seseorang dalam suatu
kegiatan atau program, bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan.
Partisipasi bukanlah sekedar soal hasil. Partisipasi adalah suatu proses dengan
organisasi, komunitas dan individu, perubahan dalam sikap dan perilaku, dan
perubahan dalam akses kepada sumberdaya (Ife dan Frank, 2008).
Mikkelsen membagi partisipasi dalam enam pengertian, yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan,
2. Partisipasi adalah pemekaan (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi
proyek-proyek pembangunan,
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan
yang ditentukannya sendiri,
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang
atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu,
5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para
staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar
memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak sosial,
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan dan lingkungan mereka (Mikkelsen, 1999).
Partisipasi dibagi menjadi 2 macam yaitu partisipasi aktif dan partisipasi
pasif. Partisipasi aktif diwujudkan dalam keikutsertaan seseorang dalam suatu
kegiatan dalam bentuk yang diharapkan (tenaga, uang, materi, pikiran dll) dari
masyarakat. Sedangkan partisipasi pasif adalah bentuk keikutsertaan seseorang
hanya dengan melibatkan dirinya sendiri tanpa memberikan sesuatu baik tenaga,
Syarat-syarat partisipasi adalah:
1. Diperlukan banyak waktu untuk berpartisipasi sebelum bertindak.
2. Biaya partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi dan sebagainya.
3. Subjek partisipasi harus relevan dengan organisasi partisipasi sesuatu yang
akan menarik perhatian partisipan atau akan dianggapnya sebagai pekerjaan
yang sibuk.
4. Partisipasi harus mempunyai kemampuan, kecerdasan dan pengetahuan untuk
berpartisipasi secara efektif.
5. Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk saling menukar gagasan.
6. Tidak seorangpun akan merasakan bahwa posisinya diancam dengan
partisipasi. Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan pada sebuah
organisasi hanya dapat menempati lingkungan kebebasan kerja kelompok
(Tannenbaum, dkk. 1992).
Indikator-indikator kuantitatif dari partisipasi mencakup:
1. Perubahan-perubahan positif dalam layanan layanan lokal,
2. Jumlah pertemuan dan jumlah peserta,
3. Proporsi berbagai bagian dari kehadiran masyarakat,
4. Jumlah orang yang dipengaruhi oleh isu yang diurus,
5. Jumlah pemimpin lokal yang memegang peranan,
6. Jumlah warga lokal yang memegang peranan dalam proyek, dan
7. Jumlah warga lokal dalam berbagai aspek proyek dan pada waktu yang
berbeda-beda (Ife dan Frank, 2008).
Indikator-indikator kualitatif dari partisipasi mencakup:
2. Dukungan yang tumbuh dalam masyarakat dan jaringan yang bertambah kuat,
3. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang hal seperti keuangan dan
manajemen proyek,
4. Keinginan masyarakat untuk terlibat dalam pembuatan keputusan,
5. Peningkatan kemampuan dari mereka yang berpartisipasi dalam mengubah
keputusan menjadi aksi,
6. Meningkatnya jangkauan partisipasi melebihi proyek untuk mewakilinya
dalam organisasi organisasi lain,
7. Pemimpin-pemimpin yang muncul dari masyarakat,
8. Meningkatnya jaringan-jaringan dengan proyek-proyek, masyarakat dan
organisasi (Ife dan Frank, 2008).
Tujuan PUAP
PUAP bertujuan untuk:
1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan
pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi
wilayah,
2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan,
penyuluh dan penyelia mitra tani,
3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis,
4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
Sasaran PUAP
Sasaran PUAP yaitu:
1. Berkembangnya usaha agribisnis di 10.000 desa miskin yang terjangkau
sesuai dengan potensi pertanian desa.
2. Berkembangnya 10.000 Gapoktan/Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh
petani.
3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak
(pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani, dan
4. Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai skala usaha harian,
mingguan, maupun musiman (Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Indikator Keberhasilan PUAP
Indikator keberhasilan yang diberikan (output) PUAP antara lain:
1. Tersalurkannya dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP kepada
petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin anggota Gapoktan sebagai
modal untuk melakukan usaha produktif pertanian.
2. Terlaksananya fasilitas penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya
manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Indikator keberhasilan yang menjadi hasil/akibat (outcome) PUAP adalah:
1. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola
bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga tani,
2. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani, dan rumah tangga tani yang
3. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (hulu, budidaya, dan hilir) di
perdesaan,
4. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani,
dan rumah tangga tani dalam berusahatani sesuai dengan potensi daerah
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Indikator manfaat (benefit) dan pengaruh/keadaan yang seharusnya (impact)
PUAP antara lain:
1. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di
lokasi desa PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan),
2. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani di perdesaan yang
dimiliki dan dikelola oleh petani,
3. Berkurangya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Pola Dasar PUAP
Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran
dana BLM PUAP kepada Gapoktan dalam mengembangkan usaha produktif
petani skala kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin. Komponen utama
dari pola dasar pengembangan PUAP adalah keberadaan Gapoktan, keberadaan
penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani, pelatihan bagi petani, pengurus
Gapoktan, dan penyaluran BLM kepada petani (pemilik dan atau penggarap),
Strategi Dasar dan Operasional PUAP
Strategi Dasar dan Operasional PUAP adalah:
1. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui
pelatihan bagi petugas pembina dan pendamping PUAP, rekrutmen dan
pelatihan bagi PMT, pelatihan bagi pengurus Gapoktan, dan pendampingan
bagi petani oleh penyuluh pendamping.
2. Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin dan tertinggal dilaksanakan
melalui identifikasi potensi desa, penentuan usaha agribisnis (budidaya dan
hilir) unggulan, dan penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha
agribisnis unggulan.
3. Penguatan modal bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin
kepada sumber permodalan dilaksanakan melalui penyaluran BLM PUAP
kepada pelaku agribisnis melalui Gapoktan, fasilitasi pengembangan
kemitraan dengan sumber permodalan lainnya.
4. Pandampingan Gapoktan dilaksanakan melalui penempatan dan penugasan
Penyuluh Pendamping di setiap Gapoktan, dan penempatan dan penugasan
PMT di setiap kabupaten/kota (Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Prosedur Penyaluran BLM PUAP
Prosedur penyaluran BLM PUAP yaitu sebagai berikut:
1. Kuasa pengguna anggaran pusat pembiayaan pertanian melakukan proses
penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan sesuai dengan persyaratan dan
kelengkapan dokumen yang ditetapkan,
2. Penyaluran BLM PUAP dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung
3. Surat perintah membayar diajukan ke kantor pelayanan perbendaharaan
negara (KPPN) Jakarta dengan lampiran:
a.Ringkasan keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan desa dan
Gapoktan,
b.Rekapitulasi dokumen dari tim pembina PUAP provinsi,
c.Kwitansi yang sudah ditandatangani ketua Gapoktan dan diketahui atau
disetujui oleh tim teknis kabupaten atau kota dengan materai Rp 6.000.
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan, penyaluran dan
pemanfaatan dana BLM PUAP diperlukan monitoring dan evaluasi serta
pelaporan secara sistematis, berjenjang, terukur, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Lingkup masing-masing tahapan adalah:
a. Monitoring dan Evaluasi, dilakukan oleh tim PUAP pusat, tim pembina
provinsi dan tim teknis kabupaten atau kota. Aspek yang dimonitoring dan
dievaluasi adalah Gapoktan, jenis usaha, kinerja penyuluh pendamping dan
penyelia mitra tani serta perkembangan penyaluran dan pemanfaatan dana
PUAP pada Gapoktan. Monitoring dan evaluasi oleh tim teknis kabupaten
atau kota dilakukan setiap sebulan sekali oleh tim pembina provinsi dan tim
PUAP pusat dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Tujuannya yaitu untuk
melihat sejauh mana meningkatnya kemampuan pelaku usaha agribisnis,
pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia mitra tani.
b. Pelaporan, dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh
penyuluh pendamping, penyelia mitra tani, tim teknis kabupaten atau kota, tim
sejauh mana kemampuan dan peningkatan dari kelembagaan petani dan
ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis, serta
melakukan evaluasi sejauh mana meningkatnya fungsi kelembagaan ekonomi
petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses
permodalan. Melakukan evaluasi sejauh mana berkurangnya kemiskinan dan
pengangguran dengan telah tersalurkannya BLM PUAP
(Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2010).
Landasan Teori
Pembangunan berarti meningkatkan kemampuan manusia untuk
mempengaruhi masa depannya. Ndraha (1987) yang menyatakan masalah
masalah yang dihadapi dalam pembangunan masyarakat di dalam prakteknya
antara lain terdapat kecenderungan hanya kaum elit komunitas saja yang mampu
dan berkesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan kebijaksanaan
dan pengambilan keputusan. Sampai sejauh ini, pembangunan masyarakat belum
berhasil sepenuhnya dalam usahanya mendorong perubahan sosial. Memang
terdapat perubahan, sebuah asumsi untuk masalah ini adalah semakin tinggi
kepentingan seseorang atau kelompok terhadap sesuatu kegiatan, maka semakin
tinggi pula partisipasinya dan sebaliknya.
Menurut Menteri Pertanian Republik Indonesia (2010), dalam sistem
penganggaran terpadu berbasis kinerja, perlu dilakukan penilaian terhadap
pencapaian outputs dan outcomes dari setiap program dari kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi untuk memberikan keyakinan bahwa sasaran dan
tujuan dari suatu program dari kegiatan dapat tercapai sesuai dengan prinsip
Pengembangan masyarakat harus selalu berupaya untuk memaksimalkan
partisipasi dengan tujuan membuat setiap orang dalam masyarakat terlibat secara
aktif dalam proses dan kegiatan masyarakat serta untuk menciptakan kembali
masa depan masyarakat dan individu. Partisipasi merupakan suatu bagian penting
dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin banyak orang yang
menjadi peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya, semakin ideal
kepemilikan dan proses masyarakat akan diwujudkan (Ife dan Frank, 2008).
Tujuan utama pembangunan pertanian di banyak negara adalah
meningkatkan produksi pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan
bahan pangan yang akan semakin meningkat dengan harga yang bersaing di pasar
dunia. Untuk mengubah struktur sosial ekonomi di daerah perdesaan mungkin
merupakan cara terbaik bilamana kita sepakat bersama petani mengenai perilaku
optimal mereka, petani tidak seharusnya bersikap demikian, tetapi dihadapkan
pada kendala struktur ekonomi dan sosial. Partisipasi pihak-pihak yang terlibat
dalam program pembangunan sering dipandang sebagai jalan untuk meraih
sukses, khususnya untuk memecahkan permasalahan kaum miskin. Partisipasi
sering dianggap mempermudah jalan untuk meraih kelompok sasaran yang lebih
miskin dan kurang berpendidikan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan umumnya rendah. Hal ini dikarenakan lembaga-lembaga
masyarakat belum banyak yang secara nyata memberdayakan masyarakat
(Van Den Ban dan Hawkins 1999).
Menurut Slamet (2003), pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku
Masyarakat dengan demikian harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian
mengatasi masalah yang dihadapi.
Penyebab kemiskinan sangat banyak, antara penyebab dan akibat sering
berbalik misalnya miskin disebabkan pendidikan rendah, juga pendidikan rendah
disebabkan miskin. Menurut Tarigan dan Lily (2006), penyebab dan jenis-jenis
kemiskinan belum ada yang baku atau standar. Secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Kemiskinan alami (natural) yaitu kemiskinan yang disebakan keadaan alam
suatu daerah yang miskin.
2. Kemiskinan budaya (cultural) yaitu kemiskinan yang disebabkan kondisi sosial
budaya penduduk di daerah itu mendukung kemiskinan.
3. Kemiskinan struktural (structural) yaitu kemiskinan yang disebabkan keadaan
struktur pemerintahan, struktur pendistribusian fasilitas yang membuat daerah
penduduknya menjadi miskin.
Sehingga partisipasi melalui pengikutsertaan petani dapat menjadi cara
yang lebih efisien untuk mencapai tujuan suatu program penyuluhan. Petani
dianjurkan berpartisipasi dalam keputusan keputusan yang berkaitan dengan
program penyuluhan karena mereka memiliki informasi yang penting untuk
merencanakan program termasuk tujuan, situasi, pengetahuan serta pengalaman
mereka dengan teknologi dan penyuluhan serta struktur sosial masyarakat mereka
Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP
Partisipasi masyarakat terhadap suatu program tentu dipengaruhi karena
adanya beberapa karakteristik. Adapun karakteristik sosial ekonomi yang
mempengaruhi partisipasi petani penerima PUAP antara lain:
1. Umur
Rata-rata umur petani di Indonesia cenderung tua dan sangat berpengaruh
terhadap produktivitas sektor pertanian atau usahataninya. Petani berusia tua
cenderung sangat konservatif (memelihara), menyikapi perubahan terhadap
inovasi teknologi. Berbeda halnya dengan petani yang berusia muda.
Menurut Kesuma (2006), makin muda umur petani biasanya akan
mempunyai semangat ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga
dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan anjuran dari
kegiatan penyuluhan.
Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan
kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan
sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana
dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang
dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).
2. Pendidikan
Tingkat tinggi rendahnya pendidikan petani akan menanamkan sikap yang
menuju penggunaan praktek pertanian yang lebih moderen. Mereka yang
berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melakukan anjuran penyuluh.
sehingga sikap mental untuk manambah pengetahuan khususnya ilmu pertanian
kurang (Kesuma, 2006).
Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani
akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani
menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya.
Mengenai tingkat pendidikan petani, dimana mereka yang berpendidikan
tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi. Tingkat pendidikan
manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berpikir
dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia (Kartasapoetra, 1994).
3. Lama Berusahatani
Menurut Soekartawi (1999), pengalaman seseorang dalam berusahatani
berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani
akan lebih muda menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru.
Petani yang sudah lama berusahatani akan lebih muda menerapkan anjuran
penyuluhan demikian pula dengan penerapan teknologi.
Lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda-beda oleh karena itu
lamanya berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan
kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal baik untuk waktu
berikutnya (Hasyim, 2006).
4. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan
Menurut Soekartawi (1999), agen penyuluhan dapat membantu petani
mencapai kehidupan yang lebih baik dan menemukan cara mengubah struktur atas
situasi yang menghalangi untuk mencapai tujuan tersebut.
Semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan maka keberhasilan
penyuluhan pertanian yang disampaikan semakin tinggi pula. Frekuensi petani
dalam mengikuti penyuluhan yang meningkat disebabkan karena penyampaian
yang menarik dan tidak membosankan serta yang disampaikan benar-benar
bermanfaat bagi petani dan usahataninya (Hasyim, 2003).
5. Jumlah Tanggungan
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup
yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan
mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani (Soekartawi, 1999).
Menurut Hasyim (2006), jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu
faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi
kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani
untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah
pendapatan keluarganya.
6. Luas Lahan
Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan
anjuran penyuluhan demikian pula halnya dengan penerapan adopsi inovasi dari
pada yang memiliki lahan sempit, hal ini dikarenakan keefisienan dalam
penggunaan sarana produksi (Kesuma, 2006).
Menurut Soekartawi (1999), luas lahan akan mempengaruhi skala usaha.
Makin luas lahan yang dipakai petani dalam usaha pertanian, maka lahan semakin
mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisien akan
berkurang. Sebaliknya pada lahan yang sempit upaya pengawasan terhadap
penggunaan faktor produksi semakin baik, sehingga usaha pertanian seperti ini
lebih efisien. Meskipun demikian lahan yang terlalu kecil cenderung
menghasilkan usaha yang tidak efisien pula.
7. Produksi
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis
(efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi
maksimum (Soekartawi, 2001).
Usahatani dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan
efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran atau output
yang melebihi masukan atau input. Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi
diartikan sebagai penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi
yang sebesar-besarnya (Soekartawi, 2001).
8. Produktivitas
Produktivitas merupakan hasil per satuan luas lahan. Orang luar cenderung
mengukur produktivitas usahatani menurut hasil total biomassa, hasil komponen
komponen tertentu (gabah, jerami, dan kandungan protein), hasil ekonomis atau
keuntungan. Produktivitas merupakan tujuan utama usahatani, juga bagi
rumahtangga tani, tetapi mereka mungkin tidak menilainya hanya berdasarkan
nilai pasar belaka (Reijntjes, dkk. 1999).
Menurut Soekartawi (1986) produktivitas petani umumnya masih rendah.
kebunnya secara tradisional, kemampuan permodalannya juga terbatas dan
bekerja dengan alat sederhana. Dengan demikian produktivitas dan produksinya
rendah.
Tiga alasan partisipasi masyarakat itu bersifat sangat penting yaitu:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakatnya tanpa kehadirannya
program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal,
2. Partisipasi masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaannya, karena mereka akan mengetahui seluk-beluk proyek tersebut
dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut,
3. Mendorong adanya partisipasi umum, di banyak negara timbul anggapan
bahwa suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
masyarakat mereka sendiri ( Mikkelsen, 1999).
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999), yang menyatakan bahwa
partisipasi memungkinkan perubahan perubahan yang lebih besar dalam cara
berfikir manusia. Perubahan dalam pemikiran dan tindakan akan sedikit lebih
sedikit terjadi dan perubahan perubahan ini tidak akan bertahan lama jika mereka
Kerangka Pemikiran
Sejak tahun 2008, program PUAP telah dilaksanakan di perdesaan per
Gapoktan sebagai pusat pertumbuhan usaha agribisnis. Dalam hal ini petani
berperan dan berpartisipasi sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam
pelaksanaan program PUAP. Petani sebagai subjek adalah petani sebagai pelaku
penerima dana PUAP, dalam hal ini petani berpartisipasi dalam program PUAP
yakni dalam penggunaan BLM PUAP untuk usaha produktif pertaniannya, yang
meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.
Peran lain petani adalah sebagai jurutani dan pengelola. Petani sebagai
jurutani yaitu memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil yang
bermanfaat. Petani sebagai pengelola yaitu petani yang berperan untuk mengelola
usahataninya, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan ataupun penetapan
pilihan atas usahatani yang mereka lakukan. Sedangkan petani sebagai objek yaitu
petani merupakan sasaran program yang berpartisipasi dalam menerima dan
menggunakan BLM PUAP serta bertanggungjawab dalam usahataninya.
Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan
keterampilan manusianya. Keterampilan tersebut dapat diperoleh dari lembaga
pendidikan baik formal maupun informal. Pemberdayaan masyarakat harus
dimulai sejak dini, dengan harapan dapat memberikan suatu harapan agar
nantinya akan memiliki kualitas sumber daya manusia yang siap bersaing, dan
dengan demikian mereka memperoleh pendapatan yang tinggi dan kesejahteraan
tercapai.
Dalam penyaluran dana PUAP, diperlukan adanya partisipasi dari
dengan kegiatan program yang akan dilaksanakan. Karakteristik yang
mempengaruhi petani dalam berpartisipasi adalah karakteristik sosial ekonomi
yaitu meliputi umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti
penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas.
Partisipasi tersebut akan mendorong beberapa aspek yang perlu
ditingkatkan yaitu tingkat partisipasi melalui program PUAP serta hubungan
karakteristik sosial ekonomi petani dengan pelaksanaan program PUAP. Dalam
pelaksanaan program tersebut, terdapat masalah yang dihadapi sehingga
diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut dan dapat ditentukan
tingkat partisipasi petani penerima PUAP di daerah penelitian, apakah
partisipasinya tinggi, sedang dan rendah. Dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai
Keterangan:
= Menyatakan Hubungan
[image:41.595.73.554.89.584.2]= Menyatakan Pengaruh
Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Partisipasi Masyarakat Melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Masalah
Partisipasi Masyarakat
Tingkat Partisipasi
Program PUAP
• Tanaman pangan
• Hortikultura
• Peternakan
• Perkebunan Karakteristik sosial ekonomi
petani penerima PUAP: 1. Umur
2. Pendidikan
3. Lama berusahatani 4. Frekuensi mengikuti
penyuluhan
5. Jumlah tanggungan 6. Luas lahan
7. Produksi 8. Produktivitas
Tinggi Sedang Rendah
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Pertampilen kecamatan Pancur Batu
kabupaten Deli Serdang. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive
yaitu secara sengaja. Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan
pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder yang diperoleh, desa ini
merupakan salah satu desa di kecamatan Pancur Batu yang memperoleh dana
PUAP, lokasinya yang dekat (berjarak 2 km dari ibukota kecamatan), serta
memiliki kriteria desa penerima PUAP yaitu desa miskin yang terjangkau,
mempunyai potensi pertanian, memiliki Gapoktan dan belum memperoleh dana
[image:42.595.101.528.454.649.2]Bantuan Langsung Mandiri (BLM) PUAP.
Tabel 1. Desa Penerima BLM PUAP Di Kecamatan Pancur Batu, 2008
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2010
No. Desa Nama
Gapoktan
Jumlah KK
Jumlah KK Miskin
Jumlah Penduduk
Jarak Desa Ke Ibukota Kecamatan
1 Pertampilen Maju Bersama 319 150 1146 2 km
2 Tiang Layar Arih Ersada 379 122 1485 6 km
3 Bintang Meriah Simulih Karaben 355 170 1390 10,5 km
4 Namorih Bunga Ncole 335 119 1661 2 km
5 Durian Jangak Tani Mandiri 463 185 1871 2 km
6 Sembahe Baru Keriahen Baru 541 92 1802 4 km
Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik berbentuk benda,
barang dan manusia secara langsung turut menentukan tingkat kredibilitas
penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi, yang dapat menggantikan
karakteristik bagian dari populasi sehingga mampu menggambarkan secara umum
dari populasi tesebut. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah para petani
penerima PUAP di desa Pertampilen kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli
Serdang. Dimana jumlah populasi di daerah penelitian terdapat 79 KK yang
terdapat pada 4 kelompok tani yang tersebar di 3 dusun.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode penentuan sampel yaitu
cluster sampling dimana penarikan sampel yang dilakukan secara proporsional.
Dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 KK. Menurut Nazir (2005) bahwa
ukuran sampel yang diterima berdasarkan pada metode penelitian deskriptif
korelasional minimal 30 sampel.
Sampel penelitian dihitung dengan persamaan Soepomo (1997) yaitu:
Spl Js
N n
× =
Dimana:
Spl = Sampel
n = Jumlah anggota kelompok tani di setiap dusun
N = Total populasi
Js = Jumlah sampel (30 orang)
Spl I Js
N n
× = 1
Spl II Js N n
× = 2
Spl III Js N n × = 3 30 79 38 ×
= 30
79 34
×
= 30
79 7
× =
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Dusun Populasi Anggota Kelompok Tani (KK) Sampel
I
II
II
38
34
7
14
13
3
Jumlah 79 30
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara
dan hasil pengumpulan data secara langsung kepada responden dengan
menggunakan kuesioner serta pengamatan dan diskusi di lapangan. Data sekunder
yaitu data diperoleh dari buku atau yang dijadikan sebagai referensi, literatur,
lembaga atau instansi atau dinas terkait dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah, bagaimana tingkat partisipasi masyarakat
melalui program PUAP di daerah penelitian, dianalisis secara deskriptif dengan
Tabel 3. Parameter Tingkat Partisipasi Petani Penerima PUAP
No. Parameter Pernyataan Skor
1 Sumbangan Pemikiran 1.Selalu memberi ide atau gagasan dan
tanggapan. 3
2.Kadang-kadang memberi ide atau
gagasan dan tanggapan. 2
3.Tidak pernah memberi ide atau
gagasan dan tanggapan. 1
2 Sumbangan Tenaga 1.Selalu membantu. 3
2.Kadang-kadang membantu. 2
3.Tidak penah membantu. 1
3 Sumbangan Uang 1.Selalu memberi sumbangan. 3
2.Kadang-kadang memberi sumbangan. 2
3.Tidak pernah memberi sumbangan. 1
4 Tujuan Mengikuti
Kegiatan PUAP
1.Kebutuhan. 3
2.Mengisi waktu luang. 2
3.Ikut-ikutan. 1
5 Sumbangan Waktu 1.Selalu hadir dalam periode kegiatan 3
2.Hadir setengah dari kegiatan 2
3.Sekali-kali kalau ada waktu 1
Jumlah 15
Menurut Irianto (2004), mengukur range dari dua variabel digunakan rumus:
Range
kriteria Jumlah
terkecil Data
terbesar
Data −
=
Range
3 5 15−
=
= 3,33
Jumlah skor tingkat partisipasi masyarakat melalui program PUAP adalah
antara 5 - 15 dengan range 3, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut:
5 – 8 : Tingkat partisipasi rendah.
9 – 11 : Tingkat partisipasi sedang.
12 – 15 : Tingkat partisipasi tinggi.
Untuk identifikasi masalah, apakah ada hubungan karakteristik sosial
ekonomi petani penerima PUAP (umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi
mengikuti penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan
produktivitas) dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di
daerah penelitian, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (r ) s
dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17. Metode
korelasi Rank Spearman atau korelasi rangking, digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai
distribusi normal dan variansnya tidak sama atau terdapat perbedaan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain (Supriana dan Riantri, 2010).
Rumus korelasi Rank Spearman (r ) adalah s
)
1
(
6
1
22 1
−
∑
−
=
=n
n
d
r
in i
s
Dimana:
s
r = Koefisien korelasi Rank Spearman.
i
d = Perbedaan atau selisih faktor sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan
tingkat partisipasinya melalui program PUAP.
Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan
menggunakan uji t dengan rumus:
2 1
2
s s h
r n r t
−− =
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
• H0 diterima apabila -tα/2; n-2 ≤ t ≤ tα/2; n-2 ; nilai signifikansi ≥
α
• H1 diterima apabila t > tα/2; n-2 atau t < tα/2; n-2 ; nilai signifikansi <
α
Maka hipotesis yang diajukan adalah:
• Jika th ≤tα(α = 5%), berarti H0 diterima; Tidak ada hubungan karakteristik sosial
ekonomi petani penerima PUAP dengan dengan tingkat partisipasinya dalam
pelaksanaan program PUAP.
• Jika th >tα(α = 5%), berarti H1 diterima; Ada hubungan karakteristik sosial
ekonomi petani penerima PUAP dengan dengan tingkat partisipasinya dalam
pelaksanaan program PUAP.
(Supriana dan Lily, 2010).
Untuk identifikasi masalah, apa saja masalah yang dihadapi petani
penerima PUAP di daerah penelitian, dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi oleh petani penerima
PUAP di daerah penelitian.
Untuk identifikasi masalah, bagaimana upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi masalah yang dihadapi petani penerima PUAP di daerah
penelitian, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan
mengamati masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP yang
berpartisipasi dalam program PUAP, sehingga dapat diketahui upaya
Definisi dan Batasan Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran dalam
penelitian ini, maka digunakan definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Definisi
1. Partisipasi adalah peran serta atau keikutsertaan petani (petani penerima
PUAP) dalam program PUAP untuk mencapai tujuan.
2. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah bagian
dari pelaksanaan program PNPM Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam
menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi desa sasaran.
3. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri dari 4
subsistem yaitu subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan
sarana produksi (input) pertanian, subsistem pertanian primer yaitu kegiatan
ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan subsistem hulu,
subsistem agribisnis hilir yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas
pertanian, dan subsistem penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa
penunjang antara lain permodalan dan teknologi.
4. Desa miskin terjangkau adalah desa yang memiliki infrastruktur transportasi
dan komunikasi yang memungkinkan untuk dilakukan pembinaan
berkelanjutan.
5. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan
sumber daya alam dan kearifan lokal khususnya pertanian.
6. Akses adalah kemampuan petani secara individu maupun kelompok dalam
mendapatkan fasilitas permodalan serta pelayanan keuangan dari perbankan
7. Kelompok tani (Poktan) adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usahanya.
8. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa
kelompok tani untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha
pertaniannya.
9. Penyuluh pendamping adalah penyuluh pertanian yang ditugaskan oleh bupati
atau walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk mendampingi petani,
kelompok tani, dan Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP.
10.Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah individu yang memiliki keahlian di bidang
keuangan mikro yang direkrut oleh kementerian pertanian untuk melakukan
supervisi dan kepada penyuluh dan pengelola Gapoktan dalam PUAP.
11.Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP adalah dana bantuan sosial
untuk petani/kelompok tani guna pengembangan usaha agribisnis di perdesaan
yang disalurkan melalui Gapoktan dalam bentuk modal usaha.
12.Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha untuk pengembangan
usaha agribisnis yang disusun oleh Gapoktan berdasarkan kelayakan usaha
dan potensi desa.
13.Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang didirikan,
dimiliki dan dikelola oleh masyarakat/petani di perdesaan guna memecahkan
masalah/kendala akses untuk mendapatkan pelayanan keuangan untuk
membiayai usaha agribisnis.
15.Efisien adalah tepat waktu dan tepat biaya dalam program PUAP.
16.Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP meliputi umur,
pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti penyuluhan, luas lahan,
jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas.
17.Umur (X1) adalah usia petani penerima PUAP yang dihitung dari tanggal
lahirnya sampai saat dilakukan kuesioner (tahun).
18.