Lampiran 1. Karateristik Sampel Petani Anggota Gabungan Kelompok Tani Penerima Pinjaman Dana BLM-PUAP di Kecamatan Pancur
Lampiran 2. Persentase Rumah Tangga Sasaran (RTS) Terhadap Rumah Tangga Seluruhnya Menurut Desa di Kecamatan Pancur Batu, 2008
No. Desa Jumlah RT Jumlah RTS Persentase (%)
1 Bintang Meriah 365 295 88,82
2 Sugau 317 54 17,03
3 Tiang Layar 352 71 20,17
4 Salam Tani 228 88 38,60
5 Namo Riam 428 175 40,89
6 Durin Simbelang A 646 109 16,87
7 Durin Tunggal 664 169 25,45
8 Pertampilen 329 216 65,65
9 Hulu 975 81 8,31
10 Namo Simpur 430 72 16,74
11 Namo Bintang 1.229 31 2,52
12 Simalingkar A 782 255 32,61
13 Perum, Simalingkar 1.903 78 4,10
14 Baru 1.250 83 6,64
15 Lama 1.233 131 10,62
16 Kampung Tengah 619 88 14,22
17 Namorih 319 229 71,79
18 Durian Jangak 442 112 25,34
19 Tuntungan II 1.084 117 10,79
20 Tuntungan I 871 254 29,16
21 Gunung Tinggi 468 164 35,04
22 Sei Gelugur 1345 180 13,38
23 Suka Raya 943 77 8,17
24 Tanjung Anom 2.100 100 4,76
25 Sembahe Baru 360 145 40,28
Lampiran 3a. Besar Pinjaman dan Usaha Produktif Petani Responden
Lampiran 4. Contoh Rencana Usaha Anggota (RUA) Petani Responden di Desa Tiang Layar
Contoh Rencana Usaha Anggota (RUA)
1. Nama anggota : Longge Sembiring
2. Tempat, tanggal lahir : Tiang Layar, 10 September 1973
3. Alamat : RT……, RW……, Dusun/Kampung: II/
Barung Ketang
4. Nama Gapoktan : Arih Ersada
5. Rencana Usaha : Pemupukan dan Perawatan 5.1 Jenis Usaha Produktif : Jagung
5.2 Kode Usaha Produktif : 1.1
5.3 Volume (hektar, ekor) : 0,8 ha 5.4 Kebutuhan biaya (Rp) : 1.000.000
5.5 Jadwal pemanfaatan : Januari s/d Juni 2009
Mengetahui: Medan, 19 Januari 2009
ttd, ttd,
Jon Hendrik Longge Sembiring
Lampiran 5. Contoh Akad Qirad (Kredit) Petani Responden di Desa Tiang Layar
AKAD QIRAD (KREDIT) Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Abdul Rahman Surbakti Jabatan : Ketua Gapoktan Arih Ersada
Bertindak atas Nama ALLAH (Tuhan Yang Maha Esa) mewakili Gapoktan Arih Ersada, Desa Tiang Layar, Kecamatan Pancur Batu, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA (I).
Nama : Longge S,
Jabatan : Anggota
Alamat : Dusun II, Barung Ketang
Bertindak atas Nama Nama ALLAH (Tuhan Yang Maha Esa), selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA (II), pada hari senin, tanggal 19 bulan januari 2009 bertempat di secretariat Gapoktan Arih Ersada
Kedua belah pihak sepakat untuk mengikat diri dengan AKAD QIRAD (kredit) dalam rangka penyertaan modal usaha dari PIHAK PERTAMA (I), kepada PIHAK KEDUA (II), dengan menggunakan pola bunga menyusut.
PIHAK PERTAMA (I) menyatakan telah memberikan modal usaha dengan AKAD QIRAT (kredit) kepada PIHAK KEDUA (II), sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah)
PASAL 2
PIHAK KEDUA (II) mengakui dengan sebenar-benarnya telah menerima modal usaha dari PIHAK PERTAMA (I) sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah)
PASAL 3
Jangka waktu penyertaan modal usaha tersebut adalah 6 (enam) bulan, sejak tanggal 19 bulan januari 2009 diterima dari PIHAK PERTAMA (I) setelah ditanda tangani AKAD QIRAT (kredit) ini.
PASAL 4
Sebagai bahan kepercayaan, PIHAK KEDUA (II) memberikan jaminan kepada PIHAK PERTAMA (I) berupa 1 (satu) bidang tanah ± 2000 m2 terletak di dusun II Barung Ketang
PASAL 5
Ayat 1. PIHAK KEDUA (II) bersedia mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gapoktan Arih Ersada.
Ayat 2. Apabila tidak mematuhi segala aturan maka PIHAK KEDUA (II) akan dikenakan sanksi sesuai dengan hokum yang berlaku.
Demikian AKAD QIRAT (kredit) ini kami buat untuk menjadi pedoman dan dilaksanakan di atas segalanya, semoga ALLAH (Tuhan Yang Maha Esa)
menolong usaha kita semua.
PIHAK PERTAMA (I) PIHAK KEDUA (II) ttd ttd
(Abdul Rahman Surbakti) (Longge Sembiring)
DIKETAHUI OLEH: PENJAMIN PIHAK KEDUA (II)
ttd ttd ttd
(Juliana Damanik) (Jon Hendrik) (Rukun Sembiring) Istri Ketua Kelompok Tani Adik kandung
Lampiran 6. Contoh Surat Pernyataan Petani Responden di Desa Tiang Layar
SURAT PERYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Longge Sembiring
Tempat/tgl Lahir : Tiang Layar, 10 September 1973 Jabatan di Gapoktan : Anggota
Alamat : Dusun II, Barung Ketang No. Telp : 0812 6439 7545
Dengan ini menyatakan bahwa saya benar meminjam uang kepada Gapoktan Arih Ersada sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) untuk biaya
Pemupukan dan perawatan jagung sesuai dengan Akad Qirat (krredit).
Apabila saya tidak dapat mengembalikan uang pinjaman tersebut sesuai dengan perjanjian di Akad Qirat (kredit) saya bersedia dituntut sesuai dengan hokum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di muka pengadilan Negeri Pancur Batu (domisili Hukum).
Surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Tiang Layar, 19 Januari 2009 yang membuat pernyataan ttd,
Lampiran 7. Jangka Waktu Pinjaman Dana BLM-PUAP 4 Tamanta Tarigan 2.000.000 13/04/2009 6 13/10/2009 5 Damenta 2.000.000 13/04/2009 6 13/10/2009 6 Majek Keliat 1.000.000 13/04/2009 6 13/10/2009 7 Mariati Sembiring 1.000.000 24/12/2008 6 24/06/2009 8 Lasmini 1.000.000 24/12/2008 6 24/06/2009 9 Jusuf Ginting 1.000.000 24/12/2008 6 24/06/2009 10 Riah br. Karo 2.000.000 24/12/2008 6 24/06/2009 11 Makmur Ginting 2.000.000 13/04/2009 6 13/10/2009 12 Daud Sinulingga 1.000.000 24/12/2008 6 24/06/2009 13 Getum Surbakti 1.000.000 21/03/2009 9 21/09/2009 14 Kristian Bangun 1.000.000 21/02/2009 9 21/08/2009 15 Sentosa Gurusinga 1.750.000 21/03/2009 9 21/09/2009 16 Daniel Bangun 1.000.000 21/03/2009 9 21/09/2009 17 Riduanto G. Singa 1.000.000 21/03/2009 9 21/09/2009 18 Yanti br. Ginting 1.750.000 21/03/2009 9 21/09/2009 19 Ngaku Ginting 1.750.000 21/03/2009 9 21/09/2009 20 Hendra Ginting 1.750.000 21/03/2009 9 21/09/2009 21 Cinta Sembiring 1.750.000 21/02/2009 9 21/08/2009 22 Ngapul Ginting 1.750.000 21/03/2009 9 21/09/2009 23 Maju Purba 2.900.000 18/08/2009 6 18/02/2010 24 Effendi GuruSinga 2.900.000 18/08/2009 6 18/02/2010 25 Rezeki Sembiring 1.000.000 15/02/2010 6 15/08/2010 26 Johanes Y. Barus 1.000.000 16/10/2009 6 16/04/2010 27 Inganta Ginting 2.000.000 15/07/2009 6 15/01/2010 28 Ramlan Ginting 5.000.000 15/01/2010 6 15/07/2010 29 Murni br Tarigan 2.000.000 15/12/2009 6 15/06/2010 30 Longge Sembiring 1.000.000 19/01/2009 6 19/07/2009
Total 50.300.000 210
Lampiran 8. Jumlah Pokok dan Bunga Pinjaman Dana BLM-PUAP yang Telah Dikembalikan Sejak Responden Sampai Jatuh Tempo Pinjaman (Selama Jangka Waktu Pinjaman)
Lampiran 10. Persentase Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman Dana BLM-PUAP
No. Sampel
29 Murni br Tarigan 2.000.000 300.000 15,00 2.700.000 85,00
30 Longge Sembiring 1.000.000 - 0,00 1.000.000 100,00
Total 50.300.000 1.512.000 56,20 49.788.000 2943,80
Rataan 1.676.667 378.000 1,87 1.659.600 98,13
Lampiran 11. Tingkat Penggolongan Kualitas Pengembalian Pinjaman Dana BLM-PUAP
21 Cinta Sembiring 1.750.000 - 1.750.000 26 ≥ 270 hari Macet
22 Ngapul Ginting 1.750.000 - 1.750.000 26 ≥ 270 hari Macet
23 Maju Purba 2.900.000 - 2.900.000 21 ≥ 270 hari Macet
24 Effendi Guru Singa 2.900.000 - 2.900.000 21 ≥ 270 hari Macet
25 Rezeki Sembiring 1.000.000 - 1.000.000 15 ≥ 270 hari Macet
26 Johanes Y. Barus 1.000.000 - 1.000.000 19 ≥ 270 hari Macet
27 Inganta Ginting 2.000.000 - 2.000.000 22 ≥ 270 hari Macet
28 Ramlan Ginting 5.000.000 1.000.000 4.000.000 27 ≥ 270 hari Macet
29 Murni br Tarigan 2.000.000 300.000 2.700.000 17 ≥ 270 hari Macet
30 Longge Sembiring 1.000.000 - 1.000.000 27 ≥ 270 hari Macet
Total 50.300.000 1.512.000 49.788.000 755 ≥ 270 hari
Lampiran 12. Daftar Penyerahan Jaminan Pinjaman Kepada Gapoktan di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar
No. Nama Responden Besar Pinjaman Keterangan
Lampiran 13.1 Peryantaan Positif Sikap Petani Responden Terhadap Program PUAP di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu
1. Program PUAP dapat mempermudah petani dapat memperoleh pinjaman modal untuk kegiatan agribisnis dengan mudah
2. Program PUAP dapat mengatasi permasalahan kekurangan modal untuk
kegiatan agribisnis petani
3. Bunga pinjaman dana BLM-PUAP lebih kecil bila dibandingkan dengan
lembaga keuangan lainnya
4. Pinjaman dana BLM-PUAP harus dikembalikan kepada Gapoktan sebagai pengelola dana BLM-PUAP untuk digulirkan kepada petani lain
5. Setelah adanya program PUAP, kegiatan usaha tani petani semakin meningkat
6. Setelah adanya program PUAP dapat meningkatkan pengolahan hasil-hasil
pertanian petani
7. Setelah adanya program PUAP, posisi tawar petani semakin kuat
8. Program PUAP dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani
9. Setelah adanya program PUAP, Gapoktan dapat menjadi mitra lembaga keuangan bagi petani
10. Setelah adanya program PUAP, kemampuan sumber daya pengurus
Gapoktan semakin meningkat
11. Setelah adanya Program PUAP, pembukuan organisasi Gapoktan semakin jelas
13. Setelah adanya program PUAP, frekuensi pertemuan petani semakin
meningkat
14. Program PUAP dapat menurunkan tingkat kemiskinan di desa ini
Lampiran 13.2 Peryantaan Negatif Sikap Petani Responden Terhadap Program PUAP di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu
1. Setelah adanya program PUAP, petani masih sulit memperoleh pinjaman modal untuk kegiatan agribisnis dengan mudah?
2. Program PUAP dapat menimbulkan masalah baru bagi petani
3. Besarnya bunga pinjaman dana BLM-PUAP sama dengan besar bunga pinjaman dari lembaga keuangan lainnya
4. Dana BLM-PUAP merupakan Bantuan dari pemerintah kepada petani yang tidak perlu dikembalikan
5. Setelah adanya adanya program PUAP, kegiatan usaha tani masih tetap tidak
meningkat
6. Setelah adanya program PUAP, petani masih menjual hasil pertanian dalam bentuk produk segar
7. Setelah adanya program PUAP, kualitas produk yang dipasarkan tetap tidak meningkat
8. Setelah adanya program PUAP, tingkat pendapatan keluarga petani tetap tidak meningkat
9. Setelah berjalannya program PUAP, Gapoktan tidak dapat menjalankan
fungsinya sebagai mitra lembaga keuangan yang baik bagi petani
10. Program PUAP tidak dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pengurus Gapoktan
11. Setelah adanya Program PUAP, Organisasi Gapoktan semakin bermasalah
13. Setelah dana pinjaman diberikan kepada petani, jumlah petani yang ada
pertemuan semakin menurun
14. Program PUAP tidak berpengaruh sama sekali dengan penurunan tingkat kemiskinan di desa ini
15. Program PUAP tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat
pengangguran di desa ini
Keterangan Skor Jawaban
Pernyataan Positif: Pernyataan Negatif: 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-Ragu (R) 4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
1 = Sangat Setuju (SS) 2 = Setuju (S)
3 = Ragu-Ragu (R) 4 = Tidak Setuju (TS)
Lampiran 15. Skor Jawaban Sampel Terhadap Pernyataan Pengukuran Sikap
No. Sampel
Pernyataan Total
Skor Jawaban
Positif Negatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15
Lampiran 16. Nilai Skala Sikap Jawaban Responden Terhadap Program PUAP
Deviasi Standar Kelompok + 3,92
20 Hendra Ginting 84 82,53 1,47 2,1609 53,7500 Positif 21 Cinta Sembiring 85 82,53 2,47 6,1009 56,3010 Positif 22 Ngapul Ginting 87 82,53 4,47 19,9809 61,4031 Positif
23 Maju Purba 83 82,53 0,47 0,2209 51,1990 Positif
Lampiran 17. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Program PUAP
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 16/Permentan/OT.140/2/2008
TENTANG
PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN
Menimbang: a. bahwa dalam rangka mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui percepatan pertumbuhan dan perkembangan usaha agribisnis di perdesaan telah ditetapkan Program Nasional Pemberdayaan Masayarakat mandiri (PNPM-mandiri);
b. bahwa untuk maksud butir a di atas, Departemen Pertanian melakukan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP);
c. bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Pedoman Umum Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, tambahan Lembaran Negara Nomor 2824);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lemabaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);
3. Udang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lemabaran Negara Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous a , 2004. PembangunanPertanian di Indonesia. Diakses dari (http://www.pdfgeni.com//pertanianIndonesia.html) pada tanggal 12 Maret 2011.
b
, 2010. Kebijakan Petunjuk Teknis PUAP. Diakses dari http://www.pnpm-perdesaan.or.id/downloads/kebijakan%20Teknis%20 PUAP .pdf pada tanggal 8 Maret 2011.
c
, 2010. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaa- Kementerian Pertanian. http://database.deptan.go.id/PUAP/tampil.php? page=pedum pada tanggal 7 Maret 2011.
Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Budisantoso Totok & Triandaru Sigit. 2006. Bank dan LembagaKeuangan Lainnya Edisi 2. Salemba 4. Jakarta
Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2009. Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Departemen Pertanian. Jakarta.
Hasan, M. Iqbal. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Krech, David dkk., 1996. Sikap Sosial. Penerjemah: Siti R, dkk. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Kunarjo, 2002. Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan. UI-Press. Jakarta.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University-Press. Surakarta.
Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2010. Petunjuk Teknis Pemeringkatan Gapoktan PUAP Menuju LKM-A. Kementrian Pertanian. Jakarta.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. Bogor (no. 60 dan 61)
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.
Mubyarto, 2000. Kisah-Kisah IDT dan Program Menghapus Kemiskinan di Sulawesi. Yayasan Agro Ekonomika dan Tim Pengendali JPS. Jakarta.
Nazir, Moh,. Ph.d., 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Peraturan Menteri Pertanian, 2008 . Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) No.16/Permentan/OT.140/2/2008. Kementrian Pertanian. Jakarta.
Peraturan Menteri Pertanian, 2010. Pemeringkatan Gapoktan (rating) Menuju LKM-A. Kementrian Pertanian. Jakarta.
Reksopoentranto, S. 1992. Manajemen Proyek Pembangunan. FE-UI. Jakarta.
Santosa, Budi. 2009. Manajemen Proyek. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sayogyo. 1996. Memehami dan Menanggulangi Kemiskinan di Indonesia. Gramedia, Jakarta.
Sinar Tani, 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta.
Soekartawi, A. 1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. CV. Rajawali. Jakarta.
Soekartawi, A. dkk. 1993. Resiko dan Ketidakpastian dalam Agribisnis: Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soepomo, 1997. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Suharso, P. 2002. Tanah, Petani, dan Politik Perdesaan. Pondok Edukasi. Yogyakarta.
Suprapto, Ato. 2010 Pedoman Umum PUAP tahun 2012 . Kementrian Pertanian. Jakarta.
Tukiran, 1993. Penentuan Desa Miskin : Analisis Potensi Desa 1990. UGM. Yogyakarta
Todaro, Michael P., 1997. Pembangunan Pertanian Edisi V. Bumi Aksara. Jakarta.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), yaitu penentuan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Lokasi penelitian ditetapkan di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan Kecamatan Pancur Batu merupakan salah satu kecamatan penerima dana
BLM-PUAP terbesar kedua di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008, salah satu
kecamatan yang disetujui pemerintah untuk menjalankan program PUAP, dan telah menjalankan program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) sejak tahun 2009 yang merupakan tahun pertama dijalankannya program PUAP.
Dan jika dilihat dari jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) per kecamatan penerima dana BLM-PUAP di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 pada
tabel 2 di bawah ini, maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Pancur Batu memiliki jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebanyak 3.374 RTS dan lebih besar dari Kecamatan Bangun Purba (2.182 RTS) dan Kecamatan STM Hulu
Tabel 2. Persentase Jumlah Dana BLM-PUAP dan Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kecamatan Penerima Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP) di Kabupaten Deli Serdang, 2008
No. Nama Sumber: Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang,
2011
Kecamatan Pancur Batu terdiri dari 25 desa, hanya 7 desa yang menerima dana BLM-PUAP pada tahun 2008, yaitu Desa Pertampilen, Tiang Layar, Bintang
Meriah, Namorih, Durian Jangak, Sembahe Baru, dan Salam Tani. Masing-masing Desa PUAP menerima dana BLM-PUAP sebesar Rp 100.000.000.
Tabel 3. Jumlah Petani Anggota Gapoktan yang menerima Pinjaman Dana BLM-PUAP di Desa PUAP Kecamatan Pancur Batu, 2009
Sumber: Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pancur Batu, 2011 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa 7 Desa PUAP di Kecamatan Pancur Batu memiliki jumlah anggota Gapoktan penerima dana
BLM-PUAP yang berbeda antara satu Desa BLM-PUAP dengan Desa BLM-PUAP lainnya. Ke-7 No Desa PUAP Nama Gapoktan Jumlah Petani Penerima Pinjaman
Dana BLM-PUAP (KK)
1 Pertampilen Maju Bersama 88
2 Namorih Bunga Ncole 66
3 Bintang Meriah Simulih Karaben 69
4 Tiang Layar Arih Ersada 54
5 Durin Jangak Tani Mandiri 60
6 Salam Tani Usaha Bersama 71
7 Sembahe Baru Keriahen Baru 56
sebagai daerah penelitian, yaitu: Desa Pertampilen, Tiang Layar, dan Salam Tani.
Hal ini dikarenakan ke 3 desa PUAP tersebut dinilai cukup mewakili desa PUAP lainnya yang ada di Kecamatan Pancur Batu. Karena pada tahun pertama
pelaksanaan program PUAP, jumlah petani penerima pinjaman dana BLM-PUAP di 3 desa PUAP ini dinilai cukup tinggi bila dibandingkan dengan Desa PUAP lainnya. Jumlah penerima pinjaman dana BLM-PUAP di Desa Pertampilan
sebanyak 88 KK, Salam Tani 71 KK, Tiang Layar 54 KK, Bintang Meriah 69 KK,
Namorih 66 KK, Durin Jangak 60 KK, dan Sembahe Baru 56. Kecuali Desa Tiang Layar, meskipun hanya 54 KK penerima pinjaman tetapi pengembalian pinjaman sebagian petani dan pertemuan per bulan berjalan cukup lancar bila dibandingkan
dengan desa lainnya sejak Bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Maret 2011. Penentuan jumlah sampel penelitian ini didasarkan pada pendapat Gay yang menyatakan bahwa ukuran mínimum sampel yang diterima berdasarkan pada
desain penelitian yang digunakan untuk populasi yang relatif kecil yaitu mínimum 20% populasi (Hasan 2002; 60).
Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Gapoktan Maju Bersama (Pertampilen), Arih Ersada (Tiang Layar), dan Gapoktan Usaha Bersama (Salam
Tani) yang menerima pinjaman dana BLM-PUAP (Program PUAP tahun 2008), yaitu 213 KK.
Pengambilan sampel secara cluster sampling, dimana penarikan sampel
kelompok unit yang kecil. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total
populasi dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 sampel karena menurut pendapat Bailey (Hasan, 2002; 60), ukuran sampel paling minimum adalah 30
sampel dari suatu populasi.
Sampel penelitian dihitung dengan persamaan Soepomo (1997), yaitu:
Spl
Js
N
n
Keterangan: Spl = Sampeln = Jumlah anggota Gapoktan penerima pinjaman dana BLM-PUAP
N = Total populasi
Js = Besar sampel (30 orang)
Tabel 4. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Di Empat Desa Penerima Dana BLM-PUAP di Kecamatan Pancur Batu, 2008.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2011
Selain 30 sampel di atas, sumber informasi/data diperoleh juga dari
pengurus Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama dan Arih Ersada (Ketua, sekretaris dan bendahara), 3 orang PPL yang bertugas di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar, dan 1 pegawai dinas BPTP Sumatera Utara, kepala
BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Pancur Batu, 2 orang pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang.
No. Desa Nama Gapoktan Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 Pertampilen Maju Bersama 88 12
2 Tiang Layar Arih Ersada 54 8
3 Salam Tani Usaha Bersama 71 10
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari PPL, pengurus Gapoktan dan angggota
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) penerima pinjaman dana BLM-PUAP di 3 desa PUAP Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
dipersiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan, kebutuhan penelitian dan pengamatan langsung di lapangan.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu kantor Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Sumatera Utara, BPP Kecamatan Pancur Batu, Kepala Desa 3 desa
PUAP yakni Desa Pertampilen, Tiang Layar, dan Salam Tani Kecamatan Pancur
Batu serta instansi lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasikan kemudian diolah secara manual, lalu dijabarkan secara deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat pencatatan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian yang terjadi. Dalam arti ini,
Untuk mengetahui bagaimana proses dan kriteria penetapan Gapoktan
(Gabungan Kelompok Tani) penerima BLM-PUAP (Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha agribisnis Perdesaan) di daerah penelitian,
dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan Pedoman PUAP tahun 2008 (Peraturan Menteri Pertanian No. 16/Permentan/OT.140/2/2008).
Untuk mengetahui apakah sistem penyaluran dana BLM-PUAP kepada
petani di daerah penelitian dianalisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan sistem
penyaluran dana BLM-PUAP kepada petani dan syarat-syarat pemberian pinjaman dana BLM-PUAP kepada petani sesuai dengan yang telah disepakati bersama.
Untuk mengetahui kualitas pengembalian pinjaman dana BLM-PUAP di daerah penelitian dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan menggunakan tabulasi sederhana antara jumlah pinjaman petani anggota Gapoktan, jumlah pinjaman
yang dikembalikan dan jumlah bulan pengembalian serta bentuk persentasenya untuk melihat tingkat penggolongan pengembalian pinjaman.
Untuk mengetahui bagaimana sikap petani terhadap program PUAP di daerah penelitian, dianalisis dengan teknik penskalaan Likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif: Sangat
Setuju (SS) bernilai 5, Setuju (S) bernilai 4, Ragu-ragu (R) bernilai 3, Tidak
Rumus skala Likert: T = 50 + 10
Keterangan: X = Skor responden pada skala yang hendak diubah
menjadi skor T X = Mean skor kelompok
s = Deviasi standar skor kelompok
Kriteria Uji, apabila: T > 50 = Sikap positif
T < 50 = Sikap negatif
Untuk mengetahui dampak program PUAP terhadap sosial ekonomi (komunikasi antar petani dan kemudahan memperoleh pinjaman) petani di daerah
penelitian, dianalisis secara deskriptif.
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari munculnya kesalahpahaman dalam penelitian ini,
maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Defenisi
1. Monitoring adalah suatu kegiatan untuk memastikan dan mengendalikan
keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. 2. Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan informasi dengan menggunakan
standar dan seperangkat kriteria untuk menarik kesimpulan dan menyusun
pertimbangan.
3. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi desa sasaran.
4. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri dari 4
subsistem yaitu subsistem distribusi dan penyediaan input produksi, subsistem usaha tani (on farm), subsistem pengolahan hasil pertanian,
subsistem pemasaran hasil pertanian dan subsistem lembaga penunjang. 5. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan
sumber daya alam dan kearifan lokal khususnya pertanian.
6. Desa miskin terjangkau adalah desa yang memiliki infrastruktur transportasi
dan komunikasi yang memungkinkan untuk dilakukan pembinaan berkelanjutan.
7. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa
kelompok tani untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha pertaniannya.
8. Kelompok tani (Poktan) adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usahanya.
9. Tingkat penggolongan kualitas pengembalian pinjaman dana BLM-PUAP dari anggota Gapoktan penerima pinjaman dana BLM-PUAP kepada
Gapoktan sebagai lembaga pengelola program PUAP
1. Lancar: pembayaran tepat waktu, tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit (pinjaman)
2. Dalam perhatian khusus: terdapat tunggakan pokok/bunga ≤ 90 hari 3. Kurang lancar: terdapat tunggakan pokok/bunga > 90 hari – 180 hari
5. Macet: terdapat tunggakan pokok/bunga ≥ 270 hari
10. Sikap adalah pencerminan dorongan-dorongan yang datang dari dalam diri dan reaksi terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolakan,
penilaian suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek.
11. Sikap positif adalah sikap yang cenderung menyukai, mendekati, menerima
bahkan mengharapkan kejadian objek tertentu
12. Sikap negatif adalah sikap yang cenderung menjauhi, membenci, menghindar ataupun tidak menyukai keberadaan objek tertentu.
13. Dampak program PUAP adalah dampak sosial dan ekonomi yang dialami
petani di daerah penelitian setelah berjalannya program PUAP
14. Komunikasi antar petani (dampak sosial program PUAP) adalah perubahan intensitas komunikasi antar petani setelah berjalannya program PUAP
15. Kemudahan memperoleh pinjaman (dampak ekonomi program PUAP) adalah kemudahan yang dirasakan oleh petani dalam memperoleh pinjaman
dana BLM-PUAP
Batasan Operasional
1. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
2. Sampel penelitian adalah petani yang meminjam dana BLM-PUAP di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
3. Waktu penelitian adalah bulan Agustus sampai dengan bulan Okober tahun
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintah Belanda, Pancur Batu ini disebut dengan Sinuan Bunga dengan ibu kota Arhnemia. Pada tahun 1952,
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara yaitu: Abdul Hakim, mengadakan perubahan Pamong Sipil kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang
secara administratif dibagi atas 6 (enam) kewedanaan yang terdiri dari 30 (tiga puluh) kecamatan, salah satu diantaranya adalah Kecamatan Pancur Batu dengan Kewedanaan Deli Hulu.
Pada tahun 1974, sejalan dengan perluasan Kotamadya Medan, bahwa Desa Lau Cih, Desa Namo Gajah, Desa Simalingakar B, Desa Kemenangan Tani,
Desa Simpang Selayang, dan sebagian Desa baru telah menjadi Daerah Kotamadya Medan sampai sekarang. Kemudian Pada tahun 1990, terjadi pula
penggabungan desa yang pada tahun sebelumnya Kecamatan Pancur Batu terdiri dari 59 desa digabung menjadi 25 desa, luas arealnya 122,53 km2 atau sekitar 12.253 Ha. Kecamatan ini terdiri dari 25 desa dan 108 dusun, dengan ibu kota
Kecamatan terletak di Desa Tengah.
Daerah ini dipilih karena Kecamatan Pancur Batu merupakan salah satu
Kecamatan yang mendapat dana stimulan BLM-PUAP pada tahun 2008. Dari 25 desa yang tergabung dalam Kecamatan Pancur Batu, 7 desa yang terpilih menjadi desa penerima PUAP. Tiap Desa PUAP mendapat dana BLM-PUAP sebesar Rp
Kecamatan Pancur Batu pada tahun 2008 sebesar Rp 700.000.000 (tujuh ratus juta
rupiah). Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) di Kecamatan Pancur Batu. Ke-7
Desa PUAP yang ada di Kecamatan Pancur Batu, 3 desa sampel yang dipilih sebagai daerah penelitian, yaitu: Desa Pertampilen, Tiang Layar, dan Salam Tani. Hal ini dikarenakan ke 3 desa PUAP tersebut dinilai cukup mewakili Desa PUAP
lainnya yang ada di Kecamatan Pancur Batu. Karena Jumlah petani penerima
pinjaman dana BLM-PUAP di 3 desa PUAP ini dinilai cukup tinggi bila dibandingkan dengan Desa PUAP lainnya. Jumlah penerima pinjaman dana BLM-PUAP di Desa Pertampilan sebanyak 88 KK, Salam Tani 71 KK, Tiang Layar 54
KK, Bintang Meriah 69 KK, Namorih 66 KK, Durin Jangak 60 KK, dan Sembahe Baru 56. Kecuali Desa Tiang Layar, meskipun hanya 54 KK penerima pinjaman tetapi pengembalian pinjaman dan pertemuan per bulan berjalan cukup lancar bila
dibandingkan dengan desa lainnya sejak Bulan Februari 2009 – Maret 2011. Penentuan jumlah sampel penelitian ini didasarkan pada pendapat Gay yang
menyatakan bahwa ukuran mínimum sampel yang diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan untuk populasi yang relatif kecil yaitu mínimum 20% populasi (Hasan 2002; 60).
Luas dan Letak Geografi
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang merupakan daerah penelitian, secara administratif mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sunggal dan Kota Medan
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sibolangit
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kutalimbaru
Kecamatan Pancur Batu memiliki luas 122,53 km2 atau sekitar 12.253 ha.
Penggunaan Lahan
Tabel 5. Luas Desa, Lahan Sawah, Tanah Kering dan Luas Lahan Lainnya di Kecamatan Pancur Batu, 2010.
No Desa Luas Desa
Total 12.253,00 1,636,90 7.211,80 3.404,30 Sumber: Kantor Camat, 2011
Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa lahan kering lebih luas
lahan lainnya seperti pemukiman/perumahan, bangunan umum, kuburan, jalan,
dan lain-lain.
Pembagian Wilayah
Tabel 6. Banyaknya Dusun/Lingkungan dan Rukun Tetangga di Kecamatan Pancur Batu, 2010
Dari tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Pancur Batu terdiri
dari 25 desa dengan jumlah dusun/lingkungan sebanyak 111 dan rukun tetangga sebanyak 185.
Keadaan Penduduk
Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Pancur Batu Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah penduduk Kecamatan Pancur Batu menurut kelompok umur dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Pancur Batu Menurut Umur, 2010
No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0-14 27.201 31,17
2 15-49 44.482 50,97
3 >50 15.584 17,86
Total 87.267 100,00
Sumber: Kantor Camat, 2011
Dari tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak
terdapat pada kelompok umur 15-49 tahun yakni sebanyak 44.482 jiwa dengan persentase 50.97% dan yang terkecil adalah kelompok umur >50 tahun yakni
sebanyak 15.584 jiwa dengan persentase 17.86%. Dan dari data yang ada dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Pancur Batu berada pada usia produktif. Artinya penduduk di Kecamatan Pancur Batu tersebut
Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Pancur Batu Berdasarkan Mata Pencaharian
Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Pancur Batu Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini
Tabel 8. Distribusi Jumlah Penduduk Kecamatan Pancur Batu Berdasarkan Mata pencaharian, 2010
Desa Jumlah (Jiwa) Persentase (%) PNS
(0,85), sebagai wiraswasta 2567 jiwa (6,34 %), sebagai karyawan 577 jiwa (1,42 %), sebagai Buruh 844 jiwa (2,08 %), sebagai pensiunan 159 jiwa (0,39 %), sebagai pedagang 890 jiwa (2,29 %), sebagai petani 33924 jiwa (83,77 %),
Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Pancur Batu dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Sarana dan Prasarana Yang Tersedia di Kecamatan Pancur Batu, 2010
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1
Pendidikan formal
TK 11
SD/MI/SLB 38
SLTP/MT 11
SMA 5
2
Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 12
Puskesmas 2
Poliklinik 4
Posyandu 25
3
Sarana Ibadah
Mesjid 49
Gereja Protestan 77
Vihara 4
Sumber: Kantor Camat, 2011
Sarana dan prasarana yang tersedia diharapkan dapat membantu dan
Karakteristik Sampel
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah petani yang merupakan anggota Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan menerima pinjaman dana
BLM-PUAP di Kecamatan Pancur Batu.
Karakteristik petani sampel meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama berusaha tani, luas lahan dan besar pinjaman dana
BLM-PUAP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10. Karateristik Sampel Petani Anggota Gabungan Kelompok Tani Penerima Pinjaman Dana BLM-PUAP di Kecamatan Pancur Batu
No. Karakteristik Petani Satuan Jumlah Rata-Rata
Range
1 Umur Tahun 43,90 26-68
2 Pendidikan Tahun 9 6-12
3 Jumlah Tanggungan keluarga
Jiwa 3 2-6
4 Lama Berusaha tani Tahun 20,90 6-45 5 Luas Lahan Ha 0,89 0,1-1,6 6 Besar Pinjaman dana
BLM-PUAP
Rp 1 .676.666 1.000.000-5.000.000
Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 1(2011)
Umur petani sampel berpengaruh dalam pengelolaan usaha taninya. Dari Tabel 10 diketahui bahwa rata-rata umur petani adalah 43,90 tahun dengan
rentang 26-68 tahun. hal ini menunjukkan bahwa rata-rata unur petani sampel masih tergolong pada usia produktif yang masih memiliki tenaga kerja yang
potensial untuk mengusahakan usaha tani.
petani dalam hal menerima dan menyerap teknologi dan informasi untuk
mengoptimalkan usahataninya. Rata-rata tingkat pendidikan formal petani adalah 9 tahun dengan rentang 6-12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani
sampel masih tergolong tamatan Sekolah Menengah Pertama.
Jumlah tanggungan adalah semua orang yang berada dalam keluarga atau rumah tangga dan ditanggung oleh kepala keluarga (jiwa). Rata-rata jumlah
tanggungan keluarga petani sampel adalah 3 jiwa dengan rentang 2-6 jiwa.
Lama berusaha tani merupakan faktor penting dalam mengusahakan usaha tani dengan produktif. Lama berusaha tani dapat menentukan besarnya pengalaman petani dalam berusaha tani. Lama berusaha tani rata-rata petani
sampel adalah 20,90 tahun dengan rentang 6-45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel memiliki pengalaman yang cukup lama dalam berusaha tani.
Besar pinjaman dalam BLM-PUAP yang diterima petani cukup beragam.
Besar pinjaman petani sampel sangat dipengaruhi oleh ketentuan dan aturan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gapoktan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Penetapan dan Kriteria Gapoktan Penerima Dana BLM – PUAP Proses Penetapan Desa PUAP Tahun 2008
Sasaran program PUAP adalah Gapoktan di desa yang tersebar di seluruh Indonesia mulai dari tahun 2008 sampai pada tahun 2014. Tahun 2008 Kementrian Pertanian telah menyalurkan dana BLM-PUAP sebesar Rp 1 Triliun
kepada 10.000 Gapoktan/desa yang tersebar di 3.003 kecamatan, 389
kabupaten/kota. Untuk tahun 2009, dana BLM-PUAP sebesar Rp 98,8 miliar disalurkan kepada 988 Gapoktan/desa yang tersebar 3410 kecamatan, 417 kabupaten/kota. Dan pada tahun 2010 dana PUAP sebesar Rp 858,7 Milyar telah
diberikan kepada 8.587 desa/Gapoktan di 444 kabupaten/kota pada 33 Propinsi seluruh Indonesia.
Gapoktan Maju Bersama (Desa Pertampilen), Usaha Bersama (Salam Tani) dan Arih Ersada (Tiang Layar) merupakan 3 Gapoktan penerima dana BLM-PUAP diantara 9.997 Gapoktan lainnya di seluruh Indonesia pada tahun 2008.
Tahun 2008 merupakan tahun pertama pelaksanaan program PUAP, berarti ke-3 Gapoktan tersebut telah menjalankan program PUAP selama ± 3 tahun sampai bulan oktober 2011. Akan tetapi sebelum disahkan sebagai Gapoktan penerima
dana BLM-PUAP, 3 Gapoktan yang ada di Kecamatan Pancur Batu ini harus
mempunyai struktur kepengurusan yang aktif, dimiliki dan dikelola oleh petani,
dan dikukuhkan oleh bupati/walikota.
Gapoktan penerima dana BLM-PUAP sebesar Rp 100.000.000 harus
berada pada Desa PUAP yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Desa PUAP hanya merupakan desa lokasi Gapoktan penerima BLM-PUAP. Karena pada dasarnya Gapoktan lah pelaksana program PUAP dalam hal penyaluran
insentif bantuan modal usaha bagi petani serta pengelolaan program secara
keseluruhan. Pada tahun 2008, Desa PUAP akan ditetapkan oleh Menteri Pertanian terlebih dahulu, kemudian akan diikuti oleh penetapan Gapoktan penerima dana BLM-PUAP.
Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu merupakan Desa PUAP tahun 2008, berarti dalam proses penetapan sebagai desa PUAP akan mengikuti Pedoman Umum PUAP tahun 2008 (Peraturan Menteri
Pertanian No.16/Permentan/OT.140/2/2008). Berdasarkan hasil wawancara dengan tim PUAP Kabupaten Deli Serdang, proses penetapan Desa Pertampilen,
Salam Tani dan Tiang Layar sebagai Desa PUAP Kecamatan Pancur Batu, adalah sebagai berikut:
1. Tim PUAP Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menerima daftar calon Desa
PUAP dari tim PUAP pusat melalui gubernur pada tahun 2008.
3. Tim PUAP pusat melakukan verifikasi atas usulan Desa PUAP yang diajukan
oleh seluruh gubernur, bupati/walikota dan aspirasi masyarakat seluruh Indonesia, termasuk di dalamnya usulan dari tim PUAP Kabupaten Deli
Serdang.
4. Hasil verifikasi Desa PUAP oleh tim PUAP pusat, selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai Desa PUAP. Maka pada tahun 2008, berdasarkan
hasil Verifikasi tim PUAP pusat, oleh Menteri Pertanian menetapkan Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar sebagai “Desa PUAP” bersama
Maka secara sederhana proses penetapan Desa Pertampilen, Salam Tani dan
Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu sebagai Desa PUAP, sebagai berikut:
Calon Desa PUAP Usulan Calon Desa PUAP
Gambar 2. Skema proses penetapan Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu sebagai Desa PUAP
Tim PUAP Pusat
Calon Desa PUAP Pertimbangan Tim
PUAP Pusat:
Tim PUAP Kab. Deli Serdang Usulan Calon Desa PUAP
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses
penetapan Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar sebagai Desa PUAP tahun 2008 telah sesuai dengan Pedoman Umum PUAP tahun 2008 (Peraturan
Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/2/2008 (Pedoman PUAP).
Proses Penetapan Gapoktan Penerima BLM-PUAP
Proses penetapan Desa PUAP sangat menentukan calon Gapoktan yang akan diusulkan sebagai Gapoktan penerima dana BLM-PUAP. Karena Gapoktan
yang ditetapkan sebagai Gapoktan penerima dana BLM-PUAP harus berada pada
Desa PUAP yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, Arih Ersada yang ada di daerah penelitian ditetapkan sebagai Gapoktan penerima BLM-PUAP oleh Menteri
Pertanian pada tahun 2008. Proses penetapan ke-3 Gapoktan di atas mengikuti Pedoman Umum PUAP tahun 2008 (Peraturan Menteri Pertanian
No.16/Permentan/OT.140/2/2008). Adapun proses penetapan Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, Arih Ersada yang ada di Kecamatan Pancur Batu , adalah sebagai berikut:
1. Tim teknis PUAP Kabupaten Deli Serdang mengidentifikasi Gapoktan calon penerima BLM-PUAP dari 35 Desa PUAP yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian pada tahun 2008. Dari 35 Desa PUAP di Kabupaten Deli Serdang,
termasuk di dalamnya Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar
Kecamatan Pancur Batu.
diajukan oleh Bupati Kabupaten Deli Serdang sebagai Gapoktan calon
penerima BLM-PUAP.
3. Bupati Kabupaten Deli Serdang mengusulkan 35 Gapoktan calon penerima
BLM-PUAP kepada kepada Tim PUAP pusat melalui gubernur.
4. Tim PUAP pusat melakukan verifikasi terhadap Gapoktan yang diusulkan oleh bupati/walikota di seluruh Indonesia.
5. Hasil Verifikasi Tim PUAP Pusat terhadap Gapoktan, selanjutnya ditetapkan
oleh Menteri Pertanian sebagai Gapoktan Penerima BLM-PUAP. Demikian halnya dengan Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, Arih Ersada ditetapkan dan disahkan sebagai “Gapoktan Penerima BLM-PUAP” bersama
Maka secara sederhana proses penetapan Gapoktan Maju Bersama (Desa
Pertampilen), Usaha Bersama (Salam Tani), dan Arih Ersada (Desa Tiang Layar), adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Skema Proses Penetapan Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, dan Arih Ersada Sebagai Gapoktan Penerima BLM-PUAP
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa Proses Penetapan Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, dan Arih Ersada Sebagai Gapoktan
Tim PUAP Kab. Deli Serdang Verifikasi Gapoktan calon
Penerima BLM-PUAP 1
Data Dasar Gapoktan
Tim PUAP Kab. Deli Serdang Data Gapoktan Calon Penerima
BLM-PUAP
Tim PUAP Pusat Verifikasi Gapoktan Calon
Penerima BLM-PUAP
2
3
4
Menteri Pertanian Hasil verifikasi
Gapoktan Usaha Bersama
Gapoktan Arih Ersada Gapoktan Maju
Bersama
Penerima BLM-PUAP tahun 2008 sesuai dengan Pedoman Umum PUAP Tahun
2008 (Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/2/2008).
Kriteria Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP Tahun 2008
Gapoktan calon penerima dana BLM-PUAP harus berada pada Desa PUAP
Tabel 11. Perbandingan Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, dan Arih Ersada dengan Kriteria Gapoktan Calon Penerima BLM-PUAP Dalam Pedoman BLM-PUAP (Peraturan Menteri Pertanian no.
Profil Gapoktan di Desa PUAP sebelum Menjadi
Dimiliki dan dikelola oleh petani
Ada pengurus Gapoktan yang berprofesi sebagai bidan dan wiraswasta Gapoktan Binaan dari Balai Penyuluhan
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Dari tabel 11 di atas , dapat diketahui bahwa profil Gapoktan Maju Bersama
yang ada di Desa Pertampilen, Usaha Bersama yang ada di Desa Salam Tani dan Arih Ersada di Desa Tiang Layar telah sesuai dengan kriteria Gapoktan penerima dana BLM-PUAP tahun 2008 sebelum dicalonkan sebagai Gapoktan penerima
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian no. 16/Permentan/OT.140/2/2008
(Pedoman PUAP tahun 2008) sebelum akhirnya ditetapkan sebagai Gapoktan penerima BLM-PUAP pada tahun 2008.
1. Gapoktan Penerima BLM-PUAP Memiliki Sumber Daya Manusia untuk Mengelola Usaha Agribisnis dan Dikelola Oleh Petani
Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama dan Arih Ersada memiliki anggota yang memiliki sumber daya manusia dalam mengelola usaha agribisnis. Petani yang bergabung dalam ke-3 Gapoktan tersebut mengelola usaha agribisnis
pada sub sektor agribisnis usaha tani (off farm). Gapoktan Maju Bersama
(Pertampilen) memiliki anggota sebanyak 88 KK, Gapoktan Usaha Bersama (Salam Tani) 71 KK dan Gapoktan Arih Ersada (Tiang Layar) 54 KK. Semua Anggota ke-3 Gapoktan tersebut bermata pencaharian sebagai petani, walaupun
ada pengurus yang berprofesi sebagai bidan dan wira usaha. Namun persentasenya sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah anggota Gapoktan
secara keseluruhan.
2. Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP Harus Mempunyai Struktur Kepengurusan yang Aktif dan Dikukuhkan Oleh Bupati/Walikota
Gapoktan Maju Bersama terbentuk pada tanggal 12 Januari 2008, Gapoktan Usaha Bersama terbentuk pada tanggal 2 februari 2008 dan Gapoktan Arih Ersada terbentuk pada tanggal 29 Januari 2008. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang bertugas di 3 Desa
tanggal pembentukan 3 Gapoktan penerima BLM-PUAP dapat dilihat pada tabel
12 di bawah ini.
Tabel 12. Tanggal Pembentukan Gapoktan Desa Pertampilen, Salam tani dan Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu
No Desa PUAP Nama Gapoktan Tanggal Pembentukan Gapoktan
1 Pertampilen Maju Bersama 12-1-2008
2 Salam Tani Usaha Bersama 4-2-2008
3 Tiang Layar Arih Ersada 29-1-2008
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Berdasarkan tabel 12 di atas, terbukti bahwa Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama dan Arih Ersada sudah terbentuk selama beberapa bulan, sebelum
ditetapkan sebagai Gapoktan penerima BLM-PUAP pada akhir tahun 2008. Artinya masing-masing Gapoktan tersebut sudah memiliki kepengurusan yang
aktif untuk persiapan pelaksanaan program PUAP pada tahun 2009. Akan tetapi jarak waktu yang tidak terlalu lama antara pembentukan dan penetapan Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama dan Arih Ersada sebagai Gapoktan penerima
BLM-PUAP menunjukkan bahwa pembentukan Gapoktan di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar semata-mata hanya untuk pelaksanaan Program PUAP. Hal ini didukung oleh data pengembalian pinjaman dana BLM-PUAP yang sebagian besar ‘macet’ (Lampiran 11).
Tabel 13. Daftar Nama Pengurus Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, dan Gapoktan Arih Ersada, 2008
No Nama Gapoktan
Nama
Pengurus Jabatan Pendidikan
Mata
Ginting Sekretaris SMP Wiraswasta 46 Simon
Sembiring Sekretaris SMA Petani 45 Lamhot S. W. Sekretaris SMP Petani 47 Pertampilan, Tiang Layar dan Salam Tani, 2011
Gapoktan merupakan lembaga petani yang bertanggung jawab dalam
mengelola dan menyalurkan dana PUAP kepada petani. Dana BLM-PUAP sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta) terlebih dahulu disalurkan kepada Gapoktan
Tata Cara Dan Prosedur Penyaluran BLM-PUAP Kepada Gapoktan 1. Penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB) Gapoktan
Berdasarkan pedoman umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP), Rencana Usaha Bersama (RUB) disusun oleh Gapoktan berdasarkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Rencana Usaha Anggota (RUA). Penyusunan RUB oleh Gapoktan harus memperhatikan kelayakan usaha produktif
petani, yaitu:
1. Budidaya di sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan; 2. Usaha non budidaya meliputi usaha industri rumah tangga pertanian,
pemasaran skala kecil/bakulan, dan usaha lain berbasis pertanian.
Adapun tahapan penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah
sebagai berikut:
a. RUB disusun oleh Gapoktan berdasarkan hasil identifikasi potensi usaha
agribisnis di Desa PUAP yang dilakukan oleh penyuluh pendamping;
b. Gapoktan menyusun RUB melalui rapat anggota. RUB disusun berdasarkan kebutuhan petani anggota yang tergambar dalam RUK.
c. RUK disusun berdasarkan RUA oleh petani anggota yang didasarkan pada informasi hasil identifikasi potensi ekonomi desa yang dilakukan oleh penyuluh pendamping mencakup: (a) usaha budidaya di sub sektor tanaman
pangan/hortikultura/peternakan/perkebunan; dan (b) usaha non budidaya
d. Rincian RUK diajukan oleh kelompok tani kepada pengurus Gapoktan
meliputi : a) rincian nama petani anggota, b) usaha produktif sesuai dengan Pedum PUAP, c) volume usaha dan biaya, d) nilai usaha dan ditandatangani
petani anggota.
2. Pengesahan Rencana Usaha Bersama (RUB)
Rencana usaha bersama yang telah disusun, selanjutnya akan disahkan sebagai RUB Gapoktan. Proses pengesahan Rencana Usaha Bersama (RUB)
Gapoktan, adalah sebagai berikut:
a. RUB Gapoktan sebagai dokumen PUAP disetujui dan disahkan melalui Rapat Anggota.
b. RUB yang telah disahkan oleh Rapat Anggota selanjutnya ditandatangani oleh
ketua Gapoktan.
c. RUB yang sudah ditandatangani selanjutnya dikirim ke ketua tim teknis
kabupaten/kota untuk memperoleh persetujuan, serta dilampirkan dokumen administrasi lainnya, yaitu:
1) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Pengukuhan Gapoktan.
2) Nomor Rekening bank aktif Gapoktan (atas nama Gapoktan yang ditandatangani ketua dan bendahara). Rekening bank Gapoktan dibuka pada bank yang terdekat.
3) Perjanjian Kerjasama antara Gapoktan dengan PPK Satker Pusat
Pembiayaan Pertanian (ditandatangani oleh ketua Gapoktan bermaterai Rp.6000).
5) Kuitansi yang ditandatangani Ketua Gapoktan dan diketahui/disetujui
oleh Tim Teknis kabupaten/Kota dengan meterai Rp. 6000,-
3. Verifikasi Dokumen dan Pengajuan RUB
Rencana Usaha Bersama yang telah disahkan oleh Rapat Anggota
Gapoktan, selanjutnya RUB dan dokumen administrasi lainnya akan diverifikasi. Adapun proses verifikasi tersebut adalah, sebagai berikut:
a. Verifikasi awal terhadap RUB dan dokumen administrasi lainnya dilakukan
oleh PMT (Penyelia Mitra Tani) pada tingkat kabupaten/kota;
b. RUB dan dokumen administrasi lainnya yang telah dinyatakan lengkap oleh PMT selanjutnya diajukan kepada tim teknis/kota untuk dikirimkan ke tim pembina tingkat provinsi;
c. RUB dan dokumen administrasi pendukung lainnya diteliti dan diverifikasi oleh tim pembina PUAP Propinsi c.q. Sekretariat PUAP Propinsi;
d. RUB dan dokumen administrasi pendukung yang belum memenuhi syarat, dikembalikan kepada tim teknis kabupaten/kota untuk diperbaiki dan dilengkapi;
e. RUB dan dokumen administrasi pendukung lainnya yang sudah dinyatakan memenuhi syarat selanjutnya dibuat rekapitulasi dokumen kemudian dikirimkan kepada Tim PUAP Pusat c.q Pusat Pembiayaan Pertanian,
Sekretariat Jenderal;
g. Rekap hasil verifikasi dokumen Gapoktan PUAP oleh sekretariat tim pembina
di rangkum dalam data Rekap Gapoktan dalam format Excel. Penulisan nama Gapoktan harus urut dengan nama Gapoktan sesuai SK Menteri Pertanian
tentang Gapoktan dan apabila terdapat Gapoktan yang belum melengkapi diisi dengan (-) pada nomor urut Gapoktan yang bersangkutan.
Catatan: KPA Pusat Pembiayaan c.q Sekretariat mempunyai kewenangan untuk
tidak menyalurkan dana BLM-PUAP apabila dokumen tertulis dan
rekapnya tidak sama.
4. Prosedur Penyaluran BLM-PUAP Kepada Gapoktan
RUB dan dokumen administrasi pendukung lainnya yang sudah dinyatakan memenuhi ‘syarat’. Selanjutnya pusat pembiayaan pertanian memproses
pencairan dana BLM-PUAP melalui KPPN Jakarta V kepada rekening Gapoktan melalui bank penyalur dengan tahapan sebagai berikut:
a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pusat pembiayaan pertanian melakukan proses penyaluran dana BLM-PUAP kepada Gapoktan sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan;
b. Penyaluran dana BLM-PUAP dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS) ke Rekening Gapoktan;
c. Surat Perintah Membayar (SPM-LS) diajukan ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta V dengan lampiran :
i. Ringkasan Keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan desa dan Gapoktan.
iii. Kwitansi yang sudah ditandatangani ketua Gapoktan dan
diketahui/disetujui oleh tim teknis kabupaten/kota dengan meterai Rp.6.000,- (enam ribu rupiah).
d. Penyaluran dana BLM-PUAP dari KPPN Jakarta V ke rekening Gapoktan melalui penerbitan SP2D diatur lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan.
5. Penyaluran Dana BLM PUAP ke Poktan
Adapun proses penyaluran dana BLM-PUAP kepada Gapoktan penerima
BLM-PUAP adalah sebagai berikut:
a. Dana BLM-PUAP disalurkan ke rekening Gapoktan sesuai dengan nilai yang tercantum dalam RUB;
b. Dana BLM-PUAP dari Gapoktan disalurkan kepada kelompok tani sesuai
RUK;
c. Dana BLM-PUAP yang diterima oleh kelompok tani disalurkan kepada petani
anggota sesuai RUA.
6. Prosedur Penarikan Dana
a. Pengurus Gapoktan PUAP menginformasikan kepada seluruh petani anggota
Poktan bahwa dana PUAP telah masuk ke rekening Gapoktan.
b. Pengurus Gapoktan meminta kepada seluruh anggota Poktan untuk menentukan jadwal penarikan sesuai dengan RUK dan siklus besarnya usaha
anggota.
c. Pengurus Poktan meminta kepada seluruh petani anggota untuk menentukan jadwal penarikan dana sesuai dengan RUA.
disepakati pada Rapat Anggota.
e. Formulir penarikan dana PUAP dari bank penyalur harus
ditandatangani oleh Ketua dan Bendahara Gapoktan (joint account). f. Untuk mendorong timbulnya Gapoktan PUAP sebagai Lembaga
Usaha serta dapat mengembangkan kapasitas kelembagaan maka
disarankan anggota Gapoktan PUAP harus menabung di Gapoktan.
Sistem Penyaluran Dana BLM-PUAP Kepada Petani
Penyaluran dana BLM-PUAP dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pusat Pembiayaan Pertanian kepada Gapoktan yang dilakukan dengan mekanisme
Pembayaran Langsung (LS) ke Rekening Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, dan Arih Ersada. Mekanisme pembayaran langsung ke rekening Gapoktan sangat efektif untuk mengurangi adanya tindakan-tindakan yang tidak
terpuji dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dana BLM-PUAP yang besarnya Rp 100.000.000 langsung disalurkan ke rekening Gapoktan tanpa adanya
Tabel 14. Tahap Penyaluran dan Besar Dana BLM-PUAP yang Disalurkan Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat diketahui bahwa Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama dan Arih Ersada menerima dana BLM-PUAP dengan 3 tahap pencairan yaitu bulan desember 2008 sebesar Rp 40.000.000 (40%), bulan
maret 2009 sebesar Rp 40.000.000 (40%). dan bulan april 2009 sebesar Rp 20.000.000 (20%).
Menurut Menteri Pertanian Republik Indonesia (2010; 15) mengatakan
1. Memberikan bantuan stimulus modal usaha kepada petani untuk membiayai
usaha ekonomi produktif dengan membuat usulan dalam bentuk RUA, RUK
dan RUB dan menggunakan dana PUAP sesuai dengan usulan (tahun ke-I); 2. Petani penerima manfaat program PUAP tersebut harus mengembalikan dana
stimulasi modal usaha kepada Gapoktan sehingga dapat digulirkan lebih lanjut
oleh Gapoktan melalui kaedah-kaedah usaha simpan-pinjam (tahun ke-II); 3. Dana stimulasi modal usaha yang sudah digulirkan melalui pola simpan-pinjam
selanjutnya melalui keputusan seluruh anggota Gapoktan diharapkan dapat ditumbuhkan menjadi LKM-A (Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis), dan pada akhirnya difasilitasi menjadi jejaring pembiayaan (linkages) dari lembaga
Tabel 15. Perbandingan Sistem Penyaluran Pinjaman BLM-PUAP di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar Dengan Strategi yang Ditetapkan Oleh Menteri Pertanian
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Dari tabel 15 di atas, dapat diketahui bahwa sistem penyaluran BLM-PUAP
yang telah dilaksanakan di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar tidak semuanya sesuai dengan strategi yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Sistem penyaluran BLM-PUAP Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar yang
meliputi: besar pinjaman, pembiayaan BLM-PUAP, pengembalian pinjaman, perguliran pinjaman, pola perguliran dan aturan pinjaman telah sesuai dengan
strategi penyaluran dana BLM-PUAP yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian. No Uraian Ketetapan Menteri
Pertanian Daerah Penelitian Penerapan 1
dana BLM-PUAP Harus dikembalikan
Harus dikembalikan
dana BLM-PUAP Pola simpan-pinjam
Akan tetapi untuk penumbuhan bentuk perguliran dana BLM-PUAP menjadi
LKM-A di 3 Desa PUAP tersebut tidak sesuai dengan strategi yang ditetapkan
Menteri Pertanian, walaupun saat ini, program PUAP yang telah berjalan di 3 Desa PUAP di Kecamatan Pancur Batu ini telah memasuki tahun ke-4.
Sebelum pinjaman diberikan kepada petani anggota Gapoktan, terlebih
dahulu petani menyusun Rencana Usaha Anggota (RUA) yang merupakan salah satu syarat dalam memperoleh pinjaman dana BLM-PUAP. Besar pinjaman yang
diberikan kepada petani sesuai RUA yang diajukan petani yang berpedoman pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Gapoktan. Rencana Usaha Anggota petani Responden berisi tentang profil petani, nama Gapoktan, dan Rencana
Usaha Anggota (jenis usaha produktif, kode usaha produktif, volume usaha, kebutuhan biaya, jadwal pemanfaatan). Contoh RUA petani peminjam dana BLM-PUAP dapat dilihat pada lampiran 4.
Di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar, petani responden menggunakan dana BLM-PUAP untuk membiayai usaha ekonomi produktif di
bidang budidaya (on farm), yang meliputi sub sektor tanaman pangan (padi dan jagung peternakan (babi dan ayam) dan perkebunan (cokelat). Tidak ada satu pun petani responden yang bergerak di bidang usaha non budidaya (off farm atau sub
sektor agribisnis pengolahan hasil dan pemasaran). Secara lebih jelas dapat dilihat
pada lampiran 3a. Petani responden yang memiliki usaha produktif di sektor tanaman pangan, pada umumnya menggunakan dana BLM-PUAP untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan pertanian, dll. Petani responden yang memiliki usaha
responden yang bergerak di sektor peternakan, pinjaman BLM-PUAP digunakan
untuk membeli pakan ternak, dan kegiatan pemeliharaan lainnya.
Petani yang telah meminjam dana BLM-PUAP, harus mengembalikan pinjaman kepada Gapoktan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh masing-masing Gapoktan. Pengembalian pinjaman bertujuan untuk
digulirkan kepada petani lain yang belum merasakan manfaat dana BLM-PUAP. Dana BLM-PUAP digulirkan melalui pola simpan-pinjam, artinya selain
meminjam dana BLM-PUAP, petani juga harus menyimpan dananya di Gapoktan, baik berupa simpanan pokok, simpanan wajib maupun simpanan sukarela. Menurut pedoman PUAP, simpanan anggota Gapoktan ada 3 macam, yaitu:
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.
Tabel 16. Jenis Simpanan Petani Responden di Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama, dan Arih Ersada
Sumber: Hasil Analisis Data Primer( 2011)
Di Desa Pertampilen, simpanan pokok sebesar Rp 10.000, harus dibayar petani ketika mendaftar sebagai anggota Gapoktan Maju Bersama dan pembayarannya hanya sekali selama terdaftar sebagai anggota. Simpanan wajib
sebesar Rp 5.000 merupakan simpanan yang wajib dibayar oleh petani setiap bulannya selama menjadi anggota Gapoktan. Sedangkan simpanan sukarela
merupakan bentuk kepercayaan anggota untuk menyimpan dananya di Gapoktan. Besar simpanan sukarela tidak ditetapkan, sesuai dengan kemampuan dan
No. Desa PUAP Simpanan
Pokok (Rp) Wajib (Rp) Sukarela (Rp) 1 Pertampilen 10.000 5.000 Sesuai kemampuan
petani 2 Salam Tani 20.000 5.000 Sesuai kemampuan
petani
3 Tiang Layar 25.000 - Sesuai kemampuan
keinginan petani. Demikian halnya di Desa Salam Tani, akan tetapi bedanya
terletak pada besar simpanan pokok, yaitu Rp 20.000, harus dibayar petani ketika
mendaftar di Gapoktan Usaha Bersama.
Simpanan pokok di Desa Tiang Layar, lebih besar dari Desa Pertampilen dan Salam Tani, yaitu Rp 25.000. Di Gapoktan Airh Ersada, tidak ada simpanan
wajib, akan tetapi ketika ingin meminjam dana BLM-PUAP, maka akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 2% dari besar pinjaman.
Pengembalian pinjaman dana BLM-PUAP di Desa Pertampilen, Salam Tani dan Tiang Layar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam AD/ART Gapoktan dan dimuat dalam dalam Akad Qirad (kredit) yang merupakan salah
satu syarat dalam mengajukan surat permohonan peminjaman di Gapoktan. Secara lebih jelas, contoh Akad Qirad dapat dilihat pada lampiran 5.
Gapoktan Maju Bersama, Usaha Bersama dan Arih Ersada sebagai
pengelola, menyalurkan dana BLM-PUAP kepada petani dengan bentuk pinjaman yang didasari oleh aturan-aturan (syarat) yang sudah ditetapkan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gapoktan.
Pinjaman dana BLM-PUAP hanya diberikan kepada petani yang sudah terdaftar sebagai anggota Gapoktan. Sebelum meminjam dana BLM-PUAP,
petani harus menjadi anggota Gapoktan dan memenuhi kewajibannya sebagai
anggota. Adapun syarat-syarat untuk menjadi anggota Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Maju Bersama (Desa Pertampilen), Usaha Bersama (Desa Salam Tani) dan Arih Ersada (Desa Tiang Layar) adalah sebagai berikut: