• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjaun Pustaka

1. Standar Akuntansi Pemerintah Berdasarkan Peraturan

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang merupakan perubahan dari Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Standar Akuntansi Pemerintah adalah standar akuntansi pertama di Indonesia yang mengatur akuntansi pemerintahan di Indonesia (Lubis, 2017). Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah (Mahsun, dkk, 2013). Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual. Pada PP Nomor 71 tahun 2010, SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yang dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan serta disusun berdasarkan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

SAP merupakan landasan hukum atau acuan bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam mengelola dana secara transparan, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan dapat terwujud. Penerapan SAP diperlukan pemerintah pusat dan daerah untuk menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 telah membuat perubahan signifikan terhadap pola pengelolaan keuangan pemerintah Indonesia. Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010, SAP menggunakan basis akrual untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, serta

pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas. Menggunakan akuntansi berbasis akrual berarti seluruh transaksi ekonomi serta peristiwa lain yang terjadi diakui dan dicatat pada catatan akuntansi serta dilaporkan pada periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut. Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan pada pemerintah pusat maupun daerah. Dengan demikian informasi keuangan pemerintahan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan serta dapat mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas (Nordiawan, 2008).

Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara maupun daerah dapat terwujud melalui penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah, yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintahan yang diterima secara umum (Bastian, 2010). Laporan keuangan pemerintah yang disusun berdasarkan SAP akan lebih mudah dipahami dan diukur kualitasnya. Menurut Afiah (2009) standar akuntansi pemerintahan dan kebijakan akuntansi pemerintah daerah terutama mengatur mengenai 3 hal, yaitu:

a. Pengakuan

Pengakuan merupakan proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga dapat melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan, sebagaimana akan dimuat dalam laporan keuangaan entitas pelaporan yang bersangkutan.

b. Pengukuran

Pengukuran merupakan proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Nilai perolehan historis digunakan untuk mengukur pos-pos dalam laporan keuangan. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk mendapatkan asset, sedangkan kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

c. Pengungkapan

Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna disajikan secara lengkap dalam laporan keuangan. Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar, menyelenggarakan akuntansi, dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan yang disajikan (PP Nomor 71 Tahun 2010).

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, terdapat kerangka konseptual dan 13 (tiga belas) PSAP yang disajikan yaitu:

a. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan merupakan konsep dasar dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan untuk menyelesaikan

masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.

b. PSAP No. 01 Penyajian Laporan Keuangan

Basis kas digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, sedangkan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Meskipun entitas pelaporan menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan dengan basis akrual, Laporan Realisasi Anggaran tetap disajikan berdasarkan basis kas.

c. PSAP No. 02 Laporan Realisasi Anggaran

Informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Penyandingan tersebut menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. LRA berbasis kas tetap disusun meskipun entitas pelaporan menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan berbasis akrual. Pos-pos yang terdapat dalam LRA, yaitu: pendapatan, belanja, transfer, surplus atau defisit, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan neto, dan sisa lebih atau kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

d. PSAP No. 03 Laporan Arus Kas

Informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset

nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran disajikan dalam Laporan Arus Kas.

e. PSAP No. 04 Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum. CaLK harus disajikan secara sistematis, dimana setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam CaLK. Informasi yang disajikan dalam CaLK harus dapat membantu pembaca untuk memahami kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan.

f. PSAP No. 05 Akuntansi Persediaan

Persediaan merupakan aset yang berupa: (1) barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah, (2) bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan untuk proses produksi, (3) barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat untuk kegiatan pemerintahan. Persediaan diakui saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal atau saat diterima atau hak kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. Persediaan disajikan sebesar: (1) biaya perolehan jika diperoleh melalui pembelian, (2) biaya standar jika diperoleh melalui produksi sendiri, (3) nilai wajar apabila didapat melalui cara lainnya, seperti donasi atau rampasan.

g. PSAP No. 06 Akuntansi Investasi

Investasi pemerintah diklasifikasikan menjadi investasi jangka pendek yang merupakan kelompok aset lancar dan investasi jangka panjang yang merupakan kelompok aset nonlancar. Investasi jangka panjang menurut sifat penanamannya, dibagi menjadi investasi permanen dan investasi nonpermanen. Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam LRA, sementara pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan. Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu: (1) metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan, (2) metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan, (3) metode nilai bersih yang dapat direalisasikan, digunakan untuk kepemilikan yang akan dilepas atau dijual dalam jangka waktu dekat. Hasil investasi yang didapat dari investasi jangka pendek, seperti bunga deposito, obligasi, dividen, dicatat sebagai pendapatan.

h. PSAP No. 07 Akuntansi Aset Tetap

Aset tetap diklasifikasikan menurut kesamaan sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Pengakuan aset tetap akan sangat andal jika aset tetap telah diterima atau diserahkan kepemilikannya dan atau saat berpindah penguasaannya.

i. PSAP No. 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan

Benda berwujud diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berhubungan dengan aset tersebut akan diperoleh, biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal, dan aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak konstruksi harus meliputi: termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor berkaitan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan, kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor sehubungan dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar saat tanggal pelaporan, dan pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.

j. PSAP No. 09 Akuntansi Kewajiban

Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos kewajiban yang mencakup jumlah yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu dua belas bulan atau lebih setelah tanggal pelaporan. Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban diakui saat dana pinjaman diterima atau saat kewajiban timbul. Kewajiban dicatat sebesar nominal.

k. PSAP No. 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Peristiwa Luar Biasa

Koreksi harus segera setelah diketahui ada kesalahan. Berdasarkan sifat kejadiannya, kesalahan dapat dikelompokkan menjadi: kesalahan tidak berulang dan kesalahan berulang dan sistemik. Kesalahan tidak berulang merupakan kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali, yang dikelompokkan menjadi 2 jenis: kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan dan kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya. Sementara kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Setiap perubahan kebijakan akuntansi serta pengaruhnya wajib diungkap dalam CaLK.

l. PSAP No. 11 Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Konsolidasian yang dimaksud oleh PSAP ini dilaksanakan dengan menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik.

m. PSAP No. 12 Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan informasi seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam

pendapatan LO, beban, surplus atau defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya, kegiatan nonoperasional, surplus atau defisit operasional sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus atau defisit laporan operasional.

n. PSAP No. 13 Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Laporan Keuangan BLU merupakan bentuk pertanggungjawaban BLU yang disajikan dalam bentuk LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, LPE, dan CaLK. Prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yaitu: basis akuntansi, nilai histroris, realisasi (realization), substansi mengungguli bentuk (substance over form), perioditas (perodicity), konsistensi (consistency), pengungkapan lengkap (full dislosure), dan penyajian wajar.

2. Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

Dokumen terkait