• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Analisis Respon Penawaran Wortel

2. Standar Koefisien Regresi

Nilai standar koefisien regresi digunakan untuk menentukan variabel independen yang paling mempengaruhi nilai variabel dependen dalam suatu model regresi liniear. Nilai standar koefisien regresi yang paling tinggi menunjukan variabel independen yang paling dominan dalam penentuan nilai variabel dependen (Arif, 1993).

Tabel 23. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar

Variabel Standar

Koefisien Regresi

Peringkat

Luas Areal Panen Wortel Tahun Sebelumnya 1,393211 1

Harga Kubis pada Tahun Sebelumnya -0,23491 2

Rata-rata Curah Hujan pada Tahun t 0,095856 3

Harga Pupuk SP36 Tahun t 0,062325 4

Jumlah Produksi Wortel Tahun Sebelumnya 0,000014 5

commit to user

lxxv

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai nilai standar koefisien regresi terbesar adalah variabel luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan terhadap respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik maka dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heteroskedastisitas.

a. Multikolinearitas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas, sehingga untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas dalam model digunakan nilai matrix perason

corelation. Nilai Matrix Pearson Correlation yang ditunjukkan pada

Lampiran 2 diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

b. Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi

digunakan angka D-W (Durbin-Watson). Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukan pada lampiran 2 diperoleh nilai D-W sebesar 2,041. Karena nilai d yang diperoleh terletak diantara 1,65 < DW <2,35, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park. Berdasarkan hasil uji park (lampiran 1) menunjukkan bahwa hasil uji-t tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Dari diagram

scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram

menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Elastisitas Penawaran

Pada saat harga di pasar tinggi, para penjual akan bersedia menjual lebih banyak daripada jika harga rendah. Tetapi tidak setiap barang dapat segera ditambah jumlahnya. Untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang ditawarkan disesuaikan dengan perubahan harga, digunakan elastisitas penawaran.

commit to user

lxxvi

Hal-hal yang mempengaruhi penawaran menurut Gilarso (2003) yaitu faktor waktu dan biaya produksi jika produksi diperbesar atau diperkecil. Faktor waktu dalam kurva penawaran penting sekali karena hasil pertanian bersifat musiman sehingga suatu kenaikan harga dipasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Sehingga dalam jangka pendek elastisitas penawaran bersifat inelastis sedangkan dalam jangka panjang elastisitas penawaran bersifat elastis. Hal ini berhubungan erat dengan persoalan pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai petani. Dalam jangka pendek maka petani secara

perseorangan mengadakan pengaturan kembali (reallocation of resource)

tetapi dalam jangka panjang keseluruhan kegiatan pertanian dapat mengadakan penyesuaian (Mubyarto, 1995).

Pada penawaran untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang ditawarkan disesuaikan dengan perubahan harga, digunakan elastisitas penawaran. Elastisitas penawaran dihitung dalam jangka panjang dan jangka pendek. Hal ini disebabkan karena faktor waktu dalam penawaran penting sekali karena hasil pertanian bersifat musiman sehingga suatu kenaikan harga dipasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Dalam penawaran, perubahan dari elastisitas jangka pendek ke elastisitas jangka panjang terdapat waktu untuk melakukan penyesuaian atau

disebut dengan koefisien penyesuaian (δ). Koefisien penyesuaian (δ)

diperoleh dari 1-koefisien regresi luas areal panen sebelumnya (1-b4At-1).

Sehingga berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai δ sebesar 0,341.

Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh nilai dari elastisitas jangka pendek dan jangka panjang dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap respon penawaran wortel yang di sajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 24. Elastisitas Penawaran Wortel dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Kabupaten Karanganyar

Variabel Elastisitas

Jangka Pendek

Elastisitas Jangka Panjang Jumlah Produksi Wortel Pada

Tahun Sebelumnya

0,5252 1,5402

Rata-rata Curah Hujan Tahun t 0,5020 1,4722

Luas Areal Panen Wortel Pada Tahun Sebelumnya

1,3636 3,9988

commit to user

lxxvii Harga Kubis Pada Tahun

Sebelumnya

-0,5433 -1,5933

Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa nilai elastisitas

penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya sebesar 0,5252 dan 1,5402. Nilai elastisitas sebesar 0,5252 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,5252 persen apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek, elastisitas penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek petani tidak dapat langsung meningkatkan produksi mereka karena adanya tanaman wortel memerlukan waktu untuk berproduksi. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 1,5402, artinya penawaran wortel akan meningkat 1,5402 persen apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka panjang, elastisitas penawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan kenaikan produksi wortel pada tahun sebelumnya akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan dalam jangka panjang petani dapat meningkatkan produksinya karena petani telah melakukan penyesuain terhadap luas areal panennya sehingga produksi dapat ditingkatkan.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek maupun jangka panjang untuk rata-rata curah hujan tahun t sebesar 0,5020 dan 1,4722. Nilai

elastisitas sebesar 0,5020 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,5020 persen apabila rata-rata curah hujan pada tahun t naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 1,4722, artinya penawaran wortel akan meningkat 1,4722 persen apabila rata-rata curah hujan pada tahun t naik satu persen. Dalam jangka pandek elastisitas penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel rata-rata curah hujan pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan

persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t, akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek curah hujan tidak dapat langsung mempengaruhi proses produksi wortel sehingga petani tidak dapat langsung menambah luas areal panen wortel. Dalam jangka panjang elastisitas panawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan rata-rata curah hujan pada tahun t lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka panjang kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena dalam jangka

commit to user

lxxviii

panjang curah hujan akan mempengaruhi proses produksi wortel, hal ini akan menyebabkan peningkatan terhadap luas areal panen wortel.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek maupun jangka panjang untuk luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya sebesar 1,3636 dan 3,9988. Nilai elastisitas sebesar 1,3636 artinya penawaran wortel akan meningkat 1,3636 persen apabila luas areal panen wortel pada tahun

sebelumnya naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 3,9988, artinya penawaran wortel akan meningkat 3,9988 persen apabila luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka pandek maupun dalam jangka panjang elastisitas panawaran bersifat elastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka panjang maupun jangka pendek kenaikan variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya akan menaikkan penawaran wortel.

Penawaran bersifat elastis berarti persentase perubahan luas areal panen lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena faktor produksi tetap yang dimiliki oleh petani adalah lahan, sehingga ketika harga wortel naik yang dapat langsung ditambah oleh petani sebagai respon terhadap harga adalah luas areal panen.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk harga pupuk SP36 pada tahun t sebesar 0,2272 dan 0,6664. Nilai elastisitas sebesar 0,2272 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,2272 persen apabila harga pupuk SP36 pada tahun t naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 0,6664, artinya penawaran wortel akan meningkat 0,6664 persen apabila harga pupuk SP36 pada tahun t naik satu persen. Dalam jangka pandek maupun jangka panjang, elastisitas penawaran bersifat inelastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan variabel harga pupuk SP36 pada tahun akan menaikkan penawaran wortel.

Penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel harga pupuk SP36 pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena petani wortel tidak hanya menggunakan pupuk SP36 dalam proses budidayanya tetapi juga

menggunakan pupuk seperti pupuk kandang, sehingga peningkatan harga pupuk akan berpengaruh kecil terhadap penambahan luas areal panen wortel.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk harga kubis pada tahun sebelumnya sebesar -0,5433 dan -1,5933. Nilai elastisitas sebesar -0,5433 artinya penawaran wortel akan menurun 0,5433 persen apabila harga kubis pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar -1,5933, artinya penawaran wortel akan menurun 1,5933 persen apabila

harga kubis pada tahun sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka pandek elastisitas penawaran bersifat inelastis artinya persentase perubahan harga kubis pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran, sedangkan dalam jangka panjang elastisitas

commit to user

lxxix

tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas negatif artinya jangka pendek dan panjang kenaikan harga kubis pada tahun sebelumnya akan menurunkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena kubis merupakan salah satu tanaman yang ditumpang gilirkan dengan wortel, sehingga menyebabkan kubis sebagai tanaman kompetitor karena adanya penggunaan luas areal tanam secara bersama sehingga jika pada musim ini petani meningkatkan luas areal tanam wortel maka luas lahan yang digunakan untuk menanam kubis akan

menyempit, begitu pula sebaliknya. C.Pembahasan

Respon penawaran wortel diKabupaten Karanganyar pada penelitian ini di duga di pengaruhi oleh harga wortel pada tahun sebelumnya, produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t dan harga kubis pada tahun

sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,943.

Hal ini berarti 94,3 persen luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam model sedangkan sisanya sebesar 5,7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten

Karanganyar antara lain adalah jumlah petani yang membudidayakan wortel. Menurut Gilarso (2003), jumlah produsen juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran. Semakin banyak petani yang menanam wortel maka akan semakin banyak wortel yang ditawarkan.

Berdasarkan hasil analisis uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 39,727. Pada nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diamati yaitu harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar.

Analisis uji t menunjukkan bahwa jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar. Sedangkan harga wortel pada tahun sebelumnya tidak

berpengaruh nyata terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar.

Hubungan antara penawaran dengan variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah jika harga wortel pada tahun sebelumnya naik maka petani akan meningkatkan luas areal panennya dengan harapan produksi akan meningkat dan penawaran akan meningkat. Sedangkan pada proses pertumbuhannya tanaman wortel membutuhkan air dan pupuk sebagai input yang dapat meningkatkan produksi wortel. Penggunaan pupuk SP36 dan curah hujan yang terdapat di Kabupaten Karanganyar diharapkan dapat meningkatkan produksi dengan demikian dapat meningkatkan penawaran wortel. Harga komoditas lain akan mempengaruhi petani dalam penggunaan lahan yang dimiliki sehingga akan

commit to user

lxxx

berpengaruh terhadap produksi wortel dan akan berpengaruh terhadap penawaran wortel.

Penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh produksi wortel pada tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 22. Peningkatan jumlah produksi pada panen sebelumnya disebabkan karena adanya peningkatan luas areal panen tahun sebelumnya. Peningkatan produksi memberikan pengaruh terhadap peningkatan luas areal panen. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya adalah sebesar 0,5252 dan 1,5402. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan kenaikan produksi wortel pada tahun sebelumnya akan menaikkan luas areal panen wortel. Penawaran jangka pendek bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen wortel. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perubahan terhadap penawaran wortel, petani tidak dapat merubah produksi wortel secara langsung karena adanya untuk meningkatkan produksi dibutuhkan waktu dari proses menanam sampai panen. Penawaran jangka panjang bersifat elastis berarti

persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena dalam jangka panjang petani dapat meningkatkan produksinya dengan menambah luas areal panen yang dimiliki. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi wortel dan sayur- sayuran adalah dengan membangun STA (Stasiun Terminal Agribisnis) sehingga dapat mempermudah proses pemasaran.

Rata-rata curah hujan pada tahun t berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 22. Hal tersebut disebabkan karena rata-rata curah hujan akan mempengaruhi proses budidaya pada tanaman wortel. Proses budidaya tersebut akan mempengaruhi hasil produksi wortel. Wortel membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Berdasarkan atas banyaknya jumlah bulan kering dan bulan basah, Kabupaten Karanganyar termasuk dalam iklim basah, dimana iklim ini sangat cocok untuk budidaya wortel. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek untuk variabel rata-rata curah hujan pada tahun t adalah sebesar 0,5020. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif dan bersifat inelastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek

kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t, akan menaikkan luas areal panen wortel. Penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel rata-rata curah hujan pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen wortel. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perubahan terhadap luas areal panen wortel, petani tidak dapat merubah rata-rata curah hujan karena merupakan faktor alam yang sulit dikendalikan oleh petani. Sedangkan nilai elastisitas penawaran jangka panjang sebesar 1,4722. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif dan bersifat elastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t akan mempengaruhi produksi wortel dan produksi dipengaruhi oleh luas areal panen wortel. Penawaran bersifat elastis berarti persentase perubahan rata-rata curah hujan pada tahun t lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen wortel.

commit to user

lxxxi

Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 21. Luas panen tahun sebelumnya akan berhubungan dengan jumlah produksi. Apabila petani ingin melakukan perkiraan mengenai berapa produksi yang akan mereka peroleh saat ini maka petani akan menggunakan luas panen sebelumnya sebagai acuan. Berdasarkan Tabel 23 menunjukkan variabel luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan dalam penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal ini dikarenakan luas areal panen memiliki hubungan yang erat dengan produksi dimana areal panen wortel yang luas akan memberikan hasil produksi yang lebih besar, dengan demikian akan dapat

meningkatkan penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Oleh sebab itu, salah satu cara meningkatkan penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar adalah dengan meningkatkan luas areal panen wortel. Salah satu faktor yang

menyebabkan berkurangnya luas areal panen adalah adanya serangan hama seperti kutu daun dan penyakit seperti bintil akar. Kutu daun menyebabkan daun berkerut dan akhirnya layu karena kehilangan cairan sedangkan bintil akar menyebabkan akar menjadi berbintil-bintil sehingga menyebabkan umbi wortel yang terbentuk juga tidak normal. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk luas areal panen pada tahun sebelumnya sebesar 1,3636 dan 3,9988. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif dan bersifat elastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka panjang maupun jangka pendek kenaikan variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya akan menaikkan luas areal panen wortel saat ini. Penawaran bersifat elastis berarti persentase perubahan luas areal panen lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen saat ini. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perubahan terhadap penawaran wortel, petani langsung merubah luas areal panen dengan harapan produksi akan meningkat, sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka.

Penggunaan input merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Pupuk merupakan salah satu input yang digunakan oleh petani yang dapat meningkatkan luas areal panen, sehingga dengan demikian maka akan dapat meningkatkan penawaran. Pupuk SP 36 merupakan salah satu pupuk yang digunakan oleh petani wortel dalam usahatani wortel. Selain pupuk SP 36 pupuk lain yang digunakan adalah pupuk kandang yang berfungsi sebagai pupuk dasar. Harga pupuk SP36 pada tahun t berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Pupuk SP36 banyak mengandung Phospor yang dibutuhkan oleh tanaman wortel terutama dalam pembentukan umbi wortel. Para petani wortel mendapatkan pupuk dengan cara membeli di toko saprodi. Menurut Cahyono (2002), fosfat atau Phospor berfungsi dalam pembentukan akar, umbi, bunga, pembentukan sel-sel baru, pembentukan klorofil, peningkatan produksi dan mutu umbi, dan peningkatan daya tahan tanaman terhadap penyakit daun. Penggunaan pupuk SP 36 pada budidaya tanaman wortel akan meningkatkan produksi dan produksi ditingkatkan dengan penambahan luas areal panen wortel sehingga akan berpengaruh terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk variabel harga pupuk SP36 pada tahun t sebesar 0,2272 dan 0,6664. Nilai elastisitas untuk variabel harga pupuk SP36 pada tahun t

commit to user

lxxxii

dalam jangka pendek dan jangka panjang bernilai positif dan bersifat inelastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan variabel harga pupuk SP36 pada tahun akan menaikkan penawaran wortel. Penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel harga pupuk SP36 pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran.

Dalam sistem usahatani yang dilakukan petani wortel di Kabupaten Karanganyar petani tidak hanya mengusahakan tanaman wortel. Hal tersebut akan

menyebabkan terjadinya kompetisi karena adanya penggunaan secara bersama- sama. Komoditi sayur-sayuran lain yang di usahakan oleh petani selain wortel adalah kubis, sawi, tomat, daun bawang dan lain sebagainya. Dalam menetapkan pilihan komoditas, petani wortel biasanya membandingkan kemudahan dalam budidaya dan keuntungan yang akan diperoleh pengusahaan komoditi tersebut serta modal yang mereka miliki. Dalam penelitian ini kubis digunakan sebagai tanaman kompetitor yang ditumpanggilirkan dengan wortel sehingga terjadi persaingan dalam penggunaan lahan dengan wortel. Hal ini akan mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Wortel membutuhkan tempat budidaya dan syarat tumbuh yang hampir sama dengan kubis. Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa harga kubis pada tahun sebelumnya berpengaruh

terhadap panawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Jika harga wortel menurun maka petani akan mengurangi luasan penggunaan lahan yang ditanami wortel dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan. Kubis dijadikan sebagai tanaman tumpang gilir bagi wortel karena dalam menetapkan pilihan komoditas, petani wortel biasanya membandingkan biaya usahatani, kemudahan dalam

Dokumen terkait