• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL (Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL (Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(

Daucus carota

) DI KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

Oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

yang dipersiapkan dan disusun oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi H 0306093

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 23 Maret 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 1957 0104 198003 2 001

Umi Barokah, SP. MP NIP. 19730129 200604 2 001

Ir. Rhina Uchyani F, MS NIP. 19570111 198503 2 001

Surakarta, April 2011

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan

(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Respon

Penawaran Wortel (Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar, sebagai salah

satu syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, MSi. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP. selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan perhatian yang sangat

membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Umi Barokah, SP, M.P selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

mendampingi dan memberikan ilmu, saran dan masukan selama penyusunan

skripsi ini dan selama masa perkuliahan yang berharga bagi Penulis.

6. Ibu Ir. Rhina Uchyani F, MS selaku Dosen Penguji Tamu yang berkenan

memberikan saran dan perbaikan bagi penelitian ini.

7. Bapak Ir. Suprapto selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan

pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada Penulis selama proses belajar di

Fakultas Petanian.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff/karyawan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta terutama Jurusan Jurusan Sosial Ekonomi

(5)

commit to user

v

masa perkuliahan penulis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

9. Litbang BPS, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Karanganyar dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan bantuan, informasi dan data

guna penyusunan skripsi ini.

10.Ibunda tersayang, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, nasihat, doa

yang tiada pernah putus, dukungan baik secara materi maupun spiritual, dan

untuk semua kebaikan yang diajarkan, semoga Penulis dapat menjadi

seseorang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang disekitarnya.

11.Ayahanda tercinta (Almarhum), terimakasih atas cinta, dan kasih sayang yang

telah diberikan.

12.Pakdhe dan Budhe Das, Pakdhe Sugit, Budhe Pur, Pakdhe Wakito, Budhe

Ning, terimakasih atas kasihsayang, perhatian, doa dan dukungannya selama

ini.

13.Kakak tersayang Mba Nia, terimakasih untuk cinta, kasih sayang, doa,

dukungan, semangat dan perhatian yang tak pernah terputus.

14.Cucu-cucu Mbah Dasim: Mba Ika, Mas Alim, Mba Asti, Mas Boim, Mas Sito,

Mas Hary, terimakasih untuk doa dan dukungannya selama ini, semoga kita

menjadi keluarga yang solid.

15.Sahabat-sahabat ku: Vera, Tunjung, Tayeu, Nurul, terimakasih untuk doa dan

semangatnya. Sukses buat wanita-wanita karier.

16.Ceman-Ceman Genk G4UL: amel, tomy, pika, hanip, habib, bagus sugi,

deedee, kiki terimakasih atas kenangan yang indah di semester-semester

terakhir, semoga kita semua menjadi orang yang LUARBIASA.

17.Wisma Sabrina Camp dan alumni: Mba Sari, Mba Intan, Mba Yuni, Iebob,

Embun, Phiphi, Ika. Terimakasih atas kebersamaan selama 4 tahun lebih yang

telah dilewati, kalian bukan hanya sekedar teman tapi merupakan keluarga.

18.Teman-teman Zero Six, terimakasih untuk semua kenangan terindah yang

tidak pernah akan terlupakan selama hidup di Solo, Semoga kita akan menjadi

(6)

commit to user

vi

19.Keluarga besar HIMASETA FP UNS dan para Presidium: Habib, Anto, Rani,

Geby, Dinar, Marco, Wahyudi, terima kasih atas pengalaman berharga dan

kebersamaannya.

20.Terimakasih untuk kakak dan adik tingkat yang senantiasa memberikan

nasihat, semangat, doa dan dukungan, semoga kita semua sukses.

21.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu per

satu.

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya,

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, April 2011

Penulis

(7)

commit to user

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Landasan Teori ... 12

1. Arti Penting Komoditas Wortel ... 12

2. Penawaran ... 13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran ... 16

4. Teori Cobweb ... 18

5. Elastisitas Penawaran ... 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 21

D. Hipotesis ... 28

E. Asumsi ... 29

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

G. Pembatasan Masalah... 30

III.METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Dasar Penelitian ... 31

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 31

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Metode Analisis Data ... 33

1. Analisis Respon Penawaran... 33

(8)

commit to user

viii

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 35

4. Elastisitas Respon Penawaran ... 36

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN... 38

A. Keadaan Alam ... 38

E. Budidaya Wortel dan Kondisi Tanaman Wortel ... 49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

3. Pengujian Asumsi Klasik... 71

a. Multikolinearitas ... 71

b. Autokorelasi ... 72

c. Heteroskedastisitas ... 72

(9)

commit to user

ix

LAMPIRAN ... 91

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 1. Luas Areal Panen, Poduksi, Produktivitas dan Harga Wortel

Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003-2008………... 2 Tabel 2. Luas Areal Panen dan Produksi Sayur-Sayuran di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2008... 31 Tabel 3 Jenis Tanah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2008……….. 40 Tabel 4. Ketinggian Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2008……… 41 Tabel 5. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008 ... 42 Tabel 6. Jumlah Penduduk Penduduk Kabupaten Karanganyar

Tahun 2004-2007... 43 Tabel 7. Jumlah Penduduk di Kabupaten Karanganyar menurut

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 ... 44 Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008... 45 Tabel 9. Sarana Perekonomian di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2007 ... 47 Tabel 10. Sarana Perhubungan Kendaran Beromotor di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2007 ... 47 Tabel 11. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2007………... 47 Tabel 12. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2008 ... 49 Tabel 13. Luas Areal Panen Wortel di Kecamatan Tawangmangu, Jenawi,

Ngargoyoso, Karangpandan, Jatiyoso Tahun 2003-2007... 52 Tabel 14. Luas Areal Panen Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 55 Tabel 15. Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-

2008 ... 57 Tabel 16. Produksi Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 59 Tabel 17. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 61 Tabel 18. Harga Pupuk SP 36 di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 63 Tabel 19. Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 65 Tabel 20. Rekapitulasi Variabel-Variabel yang digunakan dalam

(10)

commit to user

x

Tabel 21 Analisis Varian Faktor-Faktor yang Bepengaruh terhadap

Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar ... 69 Tabel 22. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas terhadap

Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar ... 70 Tabel 23. Nilai Standar Koefisien Regresi Beberapa

Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Wortel di

Kabupaten Karanganyar ... 71 Tabel 24. Elastisitas Penawaran Wortel dalam Jangka Pendek dan

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penawaran Wortel di Kabupaten

Karanganyar ... 28

Gambar 2. Grafik Perkembangan Luas Areal Panen Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008... 56

Gambar 3. Grafik Perkembangan Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 58

Gambar 4. Grafik Perkembangan Produksi Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 60

Gambar 5. Grafik Perkembangan Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008 ... 62

Gambar 6. Grafik perkembangan Harga Pupuk SP36 di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 64

Gambar 7. Grafik perkembangan Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 66

Gambar 8. Peta Kabupaten Karanganyar ... 101

Gambar 9. Foto Tanaman Wortel dan Kubis ... 102

Gambar 10. Foto Wortel Yang Baru Dipanen ... 102

Gambar 11. Foto Proses Pencucian Wortel ... 102

Gambar 12. Foto Proses Penyortiran Wortel ... 102

Gambar 13. Foto Wortel Dikemas Berdasarkan Ukuran... 102

(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Regresi ... 91

Uji adjusted R2 ... 92

Uji F ... 92

Uji t ... 93

Scaterplot ... 95

Uji Park ... 95

Lampiran 2. Elastisitas Penawaran Wortel dan Standar Koefisien Regresi ... 98

Lampiran 3. Peta Wilayah Kabupaten Karanganyar ... 101

Lampiran 4. Foto Tanaman Wortel ... 102

(13)

commit to user

xiii INTISARI

RR. Dwi Kusuma Mutasi. H0306093. Analisis Respon Penawaran Wortel

(Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Skripsi dengan bimbingan Prof Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. Dan Umi Barokah, SP, MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar, dan menganalisis tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian dipilih

secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Karanganyar. Data yang digunakan

adalah data time series selama 16 tahun yaitu dari tahun 1993-2008. Adapun

analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada fungsi

penawaran model Nerlove.

Hasil analisis menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,943 yang berarti

94,3% penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan oleh variabel harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi pada tahun sebelumnya , rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, dan, harga kubis pada tahun sebelumnya sisanya sebesar 5,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji F pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai F hitung > F tabel, yaitu 39,727>3,58. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hasil uji t menunjukkan bahwa, produksi wortel tahun sebelumnya, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan nilai standar koefisien regresi, variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

(14)

commit to user

xiv ABSTRACT

RR. Dwi Kusuma Mutasi. H 0306093. Carrot Supply Response Analysis

in Karanganyar Regency . 2011. The guidance of this thesis are Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. and Umi Barokah, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta.

The aims of this research are to know : factors influencing carrot supply in Karanganyar Regency, the most influencing factor of carrot supply in Karanganyar Regency and the elasticity level of carrot supply in Karanganyar Regency. The base method are used in this research is descriptive method and location of the research is elected intentionally (purposive) that is in Karanganyar Regency. The data used is time series secondary data for 16 years from 1993-2008. The data analysis used is multiple linear regression on supply function Nerlove models with indirect approach in wide areal harvest.

The result of analysis shows that adjusted R2 0,943 which means that

94,3 % of carrot supply in Karanganyar Regency can be explained bycarrot price

variable at the past time, carrot production amount at the past time, rainfall

average in the year of cultivation, wide areal harvest at the past time, SP36

fertilizer price in the year of cultivation, cabbage price at the past time, while the rest of it, about 5,7 % is explained by other variable outside the variable which is investigated. Based on F examination in the level of validity 95% is nigger than F table, wich is 39,727>3,58. It shows that all variable which are investigated together is really influencing on carrot supply in Karanganyar Regency. Meanwhile, the results of t examination show that wide areal harvest at the past time, rainfall average in the year of cultivation, SP36 fertilizer price in the year of cultivation, cabbage price at the past time are influencing on carrot supply in Karanganyar Regency individually. Based on standart coefficient regression value, variable of wide areal harvest at the past time has the highest value. It shows that the variable of wide areal harvest the past time has the biggest

influence to carrot supply in Karanganyar Regency.

The short term elasticity value of carrot production amount at the past time to 0,5252 is in elastic and for long term elasticity to 1,5402 is elastic. The short

term and the long term elasticity value of wide areal harvest at the past time are

1,3636 and 3,9988 is elastic. The short term elasticity value of rainfall average in

the year of cultivation to 0,5020 is in elastic and for long term elasticity to 1,4722

is elastic. The short term and the long term elasticity value ofSP36 fertilizer price

in the year of cultivation are 0,2272 and 0,6664 is elastic. The short term elasticity value of cabbage price at the past time to -0,5433 is in elastic and for long term elasticity to -1,5933 is elastic. From the result of this analysis, it can be suggested that carrot farmer in Karanganyar Regency to have enlarge their harvest area in order to increase their production, repairing farm intensification, revising interval planting and carrot manufacture product diversification in order to improving

(15)

commit to user

xv

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk

menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu

(Saliem dalam Ariani dan Tri, 2010). Salah satu peran sektor pertanian dalam

perekonomian Indonesia adalah sebagai penghasil bahan makanan.

Besarnya peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia merupakan akumulasi dari peran antar subsektor pertanian. Sektor pertanian terbagi menjadi lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Salah satu subsektor pertanian yang berperan pada peningkatan sektor pertanian yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Hortikultura merupakan bagian dari subsektor tanaman pangan karena tanaman hortikultura juga berfungsi sebagai penghasil bahan pangan.

Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Hortikultura merupakan salah satu komoditas yang mempunyai peran yang penting dalam sektor pertanian, baik dari sisi sumbangan ekonomi nasional, pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja maupun berbagai segi kehidupan masyarakat. Menurut Sukirno (2007), selama ini dikenal beberapa manfaat komoditas hortikultura dalam kehidupan masyarakat antara lain manfaat sebagai bahan pangan, manfaat di bidang ekonomi, manfaat dibidang kesehatan, manfaat di bidang budaya.

Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai peluang cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Dari sudut pandang produksi budidaya sayuran dapat dilakukan secara teratur sepanjang tahun karena iklimnya yang memungkinkan. Salah satu produk hortikultura yang banyak diminati atau dikonsumsi oleh masyarakat adalah wortel. Hal ini disebabkan karena wortel banyak mengandung vitamin A, sumber mineral Ca, P, K, serta mengandung serat yang baik bagi tubuh. Saat ini perkembangan tanaman wortel sudah cukup luas diusahakan oleh petani, hal ini disebabkan karena harganya yang menguntungkan serta dibutuhkan oleh masyarakat secara luas.

(16)

commit to user

xvi

Kabupaten Karanganyar dan daerah sekitarnya seperti Solo, Magetan, Sukoharjo, dan lain sebagainya.

Menurut Nainggolan dan Suprapto dalam Adnyana (2010), luas areal

panen dapat dijadikan sebagi indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian. Respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar didekati dengan pendekatan luas areal panen. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan luas areal panen, produksi, produktivitas dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar tahun 2003-2008.

Tabel 1. Luas areal panen dan produktivitas wortel di Kabupaten Karanganyar

tahun 2003-2008

Tahun Luas panen (Ha) Produksi (Ku) Produktivitas (Ku/Ha) Harga (Rp/Kg)

2003 798 123.638 154,93 1.815,62

2004 652 161.654 247.94 1.323,00

2005 520 76.513 147,14 2.145,00

2006 446 85.567 161,27 2.070,83

2007 562 71.924 191,85 2.542,00

2008 605 98.635 163.03 2.750,00

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2009

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui besarnya luas panen, produksi, produktivitas dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2003-2008 mengalami fluktuasi. Harga wortel terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 1.323,00. Hal ini disebabkan oleh produksi wortel yang meningkat, sehingga harga wortel menjadi turun. Sedangkan harga tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 2.750,00. Peningkatan harga ini disebabkan karena panen wortel yang dihasilkan di Kabupaten Karanganyar tidak bersamaan dengan daerah lain yang juga menghasilkan wortel, sehingga dapat menyerap permintaan pasar. Peningkatan produksi wortel akan menyebabkan harga turun dan penawaran wortel akan meningkat, begitu pula sebaliknya penurunan produksi wortel akan menyebabkan harga naik dan penawaran wortel akan menurun.

(17)

commit to user

xvii

Wortel merupakan salah satu jenis sayur-sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat guna memenuhi kecukupan pangan dan gizi serta digunakan dalam menu makanan yang seimbang. Menurut Soewito (1991), tanaman wortel akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 1200mdpl. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sentra penghasil wortel di Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar memiliki daerah potensial yang sangat cocok sebagai daerah pengembangan wortel yaitu Kecamatan Tawangmangu. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Tawangmangu berada pada ketinggian lebih dari 1000mdpl dan sesuai dengan syarat tumbuh wortel. Varietas wortel yang banyak dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah varietas lokal yaitu varietas Tawangmangu. Menurut observasi dibandingkan dengan wortel impor, wortel Tawangmangu memiliki beberapa kelebihan bagi konsumen. Harganya yang relatif lebih murah berkisar antara Rp.3000-Rp.5000/Kg jika dibandingkan dengan wortel impor yang memiliki harga berkisar antara Rp.7000-Rp.9000/Kg, sehingga dapat dijangkau oleh konsumen. Ukuran wortel Tawangmangu berkisar antara 15-20cm dengan diameter 2-3cm, sedangkan panjang wortel impor lebih dari 20cm dengan diameter 4-5cm, warna wortel Tawangmangu yang kuning jingga lebih menarik bagi konsumen dibandingkan dengan wortel impor yang kuning hampir orange.

Permasalahan yang dialami oleh petani wortel di Kabupaten Karanganyar adalah adanya fluktusi harga. Pada saat panen raya harga wortel akan sangat murah yaitu sebesar Rp 500,00/Kg sedangkan pada saat belum panen dapat mencapai Rp 5000,00/Kg. Hal ini disebabkan karena sebagai salah satu produk hasil pertanian, wortel memiliki sifat tidak tahan lama, mudah rusak, ketersediaannya bersifat musiman selain itu berdasarkan SIPUK BI (2010), di Jawa Tengah wortel juga dihasilkan oleh daerah lain seperti Boyolali, Magelang dan Wonosobo. Sehingga ketika daerah tersebut mengalami panen secara bersama-sama maka akan menyebabkan volume wortel bertambah di pasar dan akan berpengaruh terhadap harga wortel di Kabupaten Karanganyar karena ketersediaannya yang melimpah. Adanya perubahan harga ini akan berpengaruh terhadap pendapatan petani wortel.

Perubahan harga komoditas pertanian akan membuat suatu reaksi terhadap besarnya perubahan produksi dan perubahan produksi akan dipengaruhi oleh penggunaan areal panen. Pada saat terjadi kelangkaan pasokan dipasar, harga akan naik dan petani akan beramai-ramai menanam wortel namun sebaliknya, ketika terjadi kelebihan pasokan wortel yang disebabkan oleh panen raya maka harga akan turun dan petani akan berfikir kembali apakah akan mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki seperti lahan untuk tetap mengusahakan wortel atau mengganti dengan cara mengusahakan komoditas lain yang lebih menguntungkan. Pada kenyataannya apabila terjadi peningkatan harga tidak akan segera diikuti oleh peningkatan luas areal panen karena keputusan alokasi sumberdaya telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu kondisi biologis dari tanaman itu sendiri yang tidak mampu merespon secara cepat adanya perubahan harga karena adanya masa

tunggu dari saat tanam menuju panen (gestation period) atau beda kala

(18)

commit to user

xviii

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah 1.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi respon penawaran wortel di Kabupaten

Karanganyar?

2.Bagaimana elastisitas respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1.Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

2.Menganalisis elastisitas respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

D.Manfaat Penelitian

1.Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran dan

bahan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan terutama berkaitan

dengan usaha pengembangan komoditas wortel

2.Bagi petani, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

akibat adanya perubahan harga terhadap penawaran wortel, sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan pemikiran dalam peningkatan usahatani dan dapat

memberikan pendapatan yang lebih baik.

3.Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber tambahan referensi

bagi penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis

4.Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

(19)

commit to user

xix

II. TINJAUANPUSTAKA

A.Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang “Analisis Efisiensi Ekonomi Usaha Tani Wortel (Daucus

carota) di Kabupaten Karanganyar oleh Sundari (2008), penelitian tersebut menunjukan bahwa hubungan antara faktor-faktor produksi wortel dan jumlah produksi wortel dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas diperoleh model sebagai

berikut Y= 2,428 X1

dari hasil analisis diperoleh

Adjusted R2 sebesar 0,602. Uji F menunjukan menunjukkan bahwa jumlah bibit,

pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida dan luas lahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi wortel. Hasil Uji t menunjukkan bahwa jumlah bibit, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida dan luas lahan secara individual juga berpengaruh terhadap produksi wortel di Kabupaten Karanganyar. Skala usaha pada usahatani wortel di Kabupaten Karanganyar sebesar 1,028. Efisiensi dapat tercapai saat petani menggunakan faktor produksi yang meliputi luas lahan sebesar 0,8606 Ha, tenaga kerja sebesar 202,06 HKP, pupuk organik/kandang sebesar 12.338,4 kg, pupuk anorganik sebesar 945,93 kg, pestisida sebesar 25,30 liter dan benih sebesar 83,85 kg.

Penelitian mengenai “Strategi Pengembangan Agribisnis Wortel (Daucus

carota L) Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Permata (2005). Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah tanaman wortel tahan terhadap perubahan iklim, diversifikasi produk olahan wortel, kualitas bibit terkontrol, pengalaman berusahatani wortel lama, aktif dalam kelembagaan petani, hubungan baik petani dengan pihak lain (penyedia saprodi, penebas, dan koperasi), dan aktif dalam even-even bisnis. Faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah permodalan kurang, sumber daya manusia petani rendah, ketergantungan petani kepada pedagang, sifat hedonisme petani, peralatan usahatani yang masih sederhana, dan kurang konsistennya petani dalam hal menjual bibit. Faktor-faktor ekternal yang menjadi peluang pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah ketersediaan saprodi selalu ada (saprodi memadai), permintaan wortel tinggi, adanya mesin pencuci wortel, komitmen pemerintah untuk mengembangkan kios agropolitan dan Pasar lelang hortikultura, adanya kemudahan akses perbankan, dan keterjaminan air. Faktor-faktor ekternal yang menjadi ancaman pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah fluktuasi harga saprodi, harga wortel dari luar Tawangmangu yang kompetitif, pilihan konsumen pindah ke wortel luar Tawangmangu, kurangnya perhatian pemerintah tentang pemberian modal dan lemahnya koordinasi antar lembaga terkait, serta rendahnya fasilitas perkreditan.

(20)

commit to user

xx

Penelitian mengenai “Analisis Keterpaduan Pasar Komoditas Wortel Antara

Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar” oleh Wahyuningsih et al (2005).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui keterpaduan pasar wortel Pasar legi Kota Surakarta dan Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganayar menunjukan

Index of Market Connection (IMC) sebesar 1,32. Hal ini berarti derajat keterpaduan pasar jangka pendek komoditas wortel antara Kota Surakarta dan Tawangmangu rendah, berarti bahwa perubahan harga yang terbentuk di pasar pusat sedikit ditranmisikan ke pasar lokal secara langsung dan segera. Faktor yang mempengaruhi rendahnya keterpaduana pasar wortel Pasar legi Kota Surakarta dan Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganayar yaitu lemahnya informasi pasar terutama tentang harga dan lokasi penanaman wortel yang ada di dataran tinggi (>1000m) sehingga biaya transportasi tinggi, juga terkait dengan sifat wortel yang mudah

busuk dan bulkiness (nilainya lebih kecil dari pada volumenya).

Penelitian mengenai “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Iramawati (2003). Penelitian tersebut menunjukan bahwa faktor produksi yang meliputi luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk TSP secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap produksi wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Sedangkan faktor produksi yang berpengaruh paling dominan adalah tenaga kerja. Skala usahatani wortel

berada pada kondisi “Increasing Return to Scale” dengan pendekatan biaya

minimum dapat diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani wortel musim tanam Januari-Maret 2003 belum mencapai kondisi ekonomi tertinggi.

Penelitian mengenai “Sikap Petani Wortel (Daucus carota L) Terhadap

Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” Sularmi (2009). Berdasarkan penelitian dapat diketahui

1.faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani wortel meliputi

a. Pengalaman pribadi menurut petani tergolong sedang

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting oleh petani tergolong sedang

c. Pengaruh kebudayaan menurut patani tergolong sedang

d. Pengaruh media massa menurut patani tergolong sedang

e. Pendidikan non formal menurut patani tergolong sedang

2.Sikap petani terhadap program pengembangan kawasan agropolitan meliputi

a.Sikap petani terhadap tujuan dari program pengembangan kawasan

agropolitan rata-rata tergolong rendah

b.Sikap petani terhadap pelaksanaan dari program pengembangan kawasan

(21)

commit to user

xxi

c. Sikap petani terhadap hasil dari program pengembangan kawasan agropolitan

rata-rata tergolong sedang

3.Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan pengembangan kawasan agropolitan

tergolong rendah dimana pemerintah berkonsultasi dengan para petani atau

masyarakat, tetapi seluruh keputusan dibuat oleh pemerintah.

Penelitian mengenai “Teknik Budidaya dan Pemasaran Sayuran Wortel (Daucus carota L) di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu Karanganyar” oleh Kusdiyanti (2007). Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kebun benih hortikultura Tawangmangu merupakan kebun benih yang mengusahakan berbagai tanaman sayuran, buah dan tanaman hias. Sayuran wortel merupakan komoditas unggulan di kebun benih hortikultura yang diusahakan sepanjang tahun. Budidaya tanaman wortel meliputi kegiatan pengolahan tanah, pembibitan dan penanaman,

pengairan, penjarangan, penyiangan, dan pengairan, pemupukan, serta

pengendalian hama dan penyakit. Proses pemanenan di kebun benih hortikultura dilakukan oleh penebas karena sistem pemasaran menggunakan sistem penebasan. Sistem budidaya wortel di kebun benih hortikultura tidak memberikan pupuk dasar (tanpa menggunakan pupuk kandang) sehingga hasil panen kurang maksimal.

Penelitian mengenai “Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Petani

Wortel (Daucus carota L) dengan Kecepatan Adopsi Penggunaan Pestisida Nabati di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Kurniawan (2010). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan manajerial petani wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar secara keseluruhan berada pada katagori agak kuat. Kecepatan adopsi pestisida nabati oleh petani wortel secara keseluruhan berada pada kategori cukup cepat. Antara kemampuan manajerial petani wortel dengan kecepatan adopsi pestisida nabati secara keseluruhan terdapat hububgan yang signifikan dengan rs sebesar 0,542** dan t hitung 3,431. Dari analisis diperoleh t hitung 3,431>t tabel 2,042 dengan taraf kepercayaan 95% maka Ho ditolak dan H1. Ini beararti terdapat hubungan yang nyata antara kemampuan manajerial petani wortel terhadap kecepatan adopsi penggunaan pestisida nabati di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

(22)

commit to user

xxii

pendidikan istri petani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap curahan waktu kerja istri petani pada usahatani wortel.

Penelitian tentang “Pengaruh Dosis Pupuk Kalium dan Pupuk Daun Terhadap Hasil dan Kandungan Vitamin C Pada Wortel” oleh Oemanti (2006). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kandungan vitamin C tertinggi (1,276%) diperoleh pada perlakuan dosis pupuk daun 400Cc/Ha. Perlakuan dosis pupuk kalium dan pupuk daun pada semua taraf perlakuan tidak meningkatkan hasil wortel. Tidak terjadi interaksi antara pupuk kalium dan pupuk daun terhadap hasil dan kandungan vitamin C pada wortel.

Penelitian mengenai “Prospek Agribisnis Wortel (Daucus carota L.) Sebagai

Alternatif Pengembangan Perkebunan Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Trisanti dan Dimas (2003). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengadaan sarana produksi seperti benih, pupuk dan pestisida petani wortel di Kecamatan Tawangmangu dipenuhi oleh KUD dan 9 kios sarana produksi pertanian yang ada di Kecamatan Tawangmangu. Sedangkan kebutuhan lahan dan tenaga kerja diperoleh dari dalam maupun luar keluarga petani. Hasil analisis trend yang dilakukan terhadap produksi wortel memperoleh hasil sebagai berikut : Yt = 5867,2 + 174,04X, ini berarti, bahwa produksi wortel cenderung mengalami peningkatan sebesar 174,04 ton per tahun. Analisis trend yang dilakukan terhadap harga wortel mendapatkan hasil sebagai berikut: Yt = 1.246,42 + 285,71X. Artinya, harga wortel cenderung mengalami kenaikan sebesar Rp 285,71/kg per tahun. Selanjutnya, persamaan trend harga yang diterima perusahaan pengolah adalah : Yt = 2.410 + 250X. Artinya, harga produk olahan wortel yang diterima perusahaan pengolah cenderung meningkat sebesar Rp 250,00/kg per tahunnya.

Penelitian tentang respon penawaran dilakukan oleh Martoyo et al (1986)

pada tanaman tembakau, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah penawaran yaitu pengaruh harga komoditi tembakau pada musim tanam sebelumnya, pengaruh jumlah produksi komoditi tembakau pada musim tanam sebelumnya, pengaruh rata-rata jumlah curah hujan pada awal musim tanam, pengaruh luas areal tanam pada tahun

sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

selaman 10 tahun terakhir. Dalam analisis penelitian ini digunakan model analisis Nerlovian respon penawaran. Berdasarkan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 95% dalam penelitian ini dapat diketahui harga komoditas pada musim tanam sebelumnya, jumlah produksi komoditas pada musim tanam sebelumnya, rata-rata jumlah curah hujan pada musim tanam dan luas areal tanam pada musim tanam sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap jumlah

penawaran, berdasarkan uji t harga komoditas pada musim tanam sebelumnya (Pt-1)

berpengaruh secara tidak nyata terhadap jumlah penawaran, sedangkan jumlah

(23)

commit to user

xxiii

hujan pada awal musim tanam (Rt) dan luas areal tanam pada musim tanam

sebelumnya (At-1) berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran.

Penelitian penggunaan model respon penawaran digunakan juga oleh Nariswari (2009) pada komoditi kacang tanah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan luas panen kacang tanah di Indonesia dan mengetahui besarnya pengaruh perubahan harga terhadap produktivitas dan luas panen kacang tanah. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder dengan rangkaian waktu (time series) selama 37

tahun. Model analisis yang digunakan adalah model respon penawaran Nerlovian. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 90%. Dalam model respon areal panen kacang tanah peubah bebas yang berpengaruh secara signifikan adalah luas panen tahun sebelumnya, harga kacang tanah, dan irigasi. Peubah yang tidak signifikan adalah harga gabah, harga jagung, harga kedelai, dan harga ubi kayu. Dalam model respon produktivitas Peubah yang berpengaruh nyata dalam model produktivitas dari kacang tanah adalah luas lahan sebelumnya, harga kacang tanah, dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan jumlah benih kacang tanah, pestisida, curah hujan, suku bunga, dan pupuk tidak memiliki pengaruh yang nyata. Besarnya elastisitas tersebut 0,1620 sedangkan untuk elastisitas jangka panjangannya juga merupakan penjumlahan dari elastisitas areal dan produktivitasterhadap harga dalam jangka, sehingga didapatkan elastisitas sebesar 0,3013.

Berdasarkan beberapa penelitian tentang wortel, belum pernah diteliti mengenai respon penawaran wortel sebelumnya oleh sebab itu dilakukanlah penelitian mengenai Analisis Respon Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar dengan pendekatan luas areal panen dan dengan menggunakan

model analisis Nerlove seperti yang digunakan pada penelitian Martoyo et al

(1986) dan Nariswari (2009).

B.Landasan Teori

1.Arti Penting Komoditas Wortel

Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah, selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi

masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis,

pengurangan impor dan peningkatan ekspor (Rukmana, 1995).

(24)

commit to user

xxiv

Dari segi bisnis wortel merupakan sayuran komersial yang hingga saat ini masih tetap menjadi andalan para pedagang dan petani yang menanamnya. Tanaman wortel relatif mudah ditangani dan dirawat. Hasilnya dapat berlipat ganda karena dalam penanganannya bisa ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran lainnya, sebagai sayuran komersial maka wortel termasuk komoditi yang mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan (Rahayu

dan Ali dalam Pohan, 2008).

Pengolahan sayuran menjadi sayuran olahan terutama yang siap santap sangat prospektif untuk Indonesia yang subur dan melimpah hasil hortikulturanya, dan di masa depan memiliki peluang cerah untuk dijadikan komoditi ekspor dengan pasar yang sangat besar. Keripik wortel telah banyak dihasilkan di beberapa daerah di Indonesia dan volume penjualannya perlahan-lahan meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi lebih banyak sayuran yang mengandung serat dan juga bernutrisi tinggi seperti halnya keripik wortel yang mengandung vitamin A dan serat yang baik untuk kesehatan (Widaningrum dan Nurdi S, 2009).

2.Penawaran

Menurut Arsyad (1987), penawaran adalah suatu daftar atau kurva yang menunjukan hubungan antara kuantitas suatu barang yang di tawarkan pada

berbagai tingkat harga barang tersebut, cateris peribus.

Penawaran produk pertanian menyatakan hubungan jumlah produk pertanian yang ditawarkan dengan berbagai variabel yang mempengaruhi penawaran, seperti harga produk pertanian, harga input, musim, teknologi dan tujuan perusahaan (Sudiyono, 2002). Jumlah komoditas yang bersedia ditawarkan selama periode waktu tertentu adalah fungsi dari atau tergantung pada harga komoditas itu dan biaya produksi untuk produsen tersebut (Salvatore, 1997).

Hukum penawaran merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan sifat perkaitan diantara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual (Sukirno, 2001).

(25)

commit to user

xxv

antara kuantitas yang ditawarkan dengan variabel-variabel yang berubah tersebut (Arsyad, 1987).

Menurut Arsyad (1987), fungsi penawaran menunjukan hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dengan semua faktor yang mempengaruhinya seperti harga, harga input, teknologi, dan harga barang-barang lain. Fungsi penawaran yang normal selalu naik ke kanan. Para produsen pertanian selalu berkeinginan untuk menawarkan produk pertanian yang jumlahnya besar jika ada kenaikan harga (Anindita, 2004).

Menurut Nainggolan dan Suprapto dalam Adnyana (2010), luas areal

panen dapat dijadikan sebagai indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian.

Menurut Gathak dan Ingersent (1984), dalam ilmu ekonomi “respon penawaran” pada negara yang sedang berkembang diartikan sebagai variasi dari hasil pertanian dan luas areal panen dan berkaitan pula dengan variasi harga. Q merupakan banyaknya hasil pertanian dan P mengindikasikan tingkatan harga, R adalah keadaan cuaca (seperti curah hujan), A adalah luas areal panen dan t merupakan suatu periode waktu. Secara sederhana fungsi respon penawaran dapat ditulis :

Qt =f (Pt-1, At, Rt, Ut)………(1)

Dimana Pt-1 sangat mewakili harga yang diharapkan dan Ut adalah

istilah eror pada statistik. Seperti respon penawaran menandai pada banyakanya hasil pertanian akan bergantung pada harga produk yang bersangkutan pada waktu sebelumnya, luas areal panen pada waktu bersangkutan dan tingkat curah hujan pada waktu tersebut ditambah

dengan variabel pengganggu lain yang ditulis dengan huruf Ut.

Respon penawaran dapat diasumsikan ekuivalen dari respon areal panen yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi dan faktor non ekonomi sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut :

At = f(Pt-1, Rt, Ut)………...…(2)

Oleh Nerlove, rumus di atas dikembangkan yaitu dengan memasukkan unsur dinamis dari fungsi penawaran, sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut:

At* = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1……….…………(3)

At* : penawaran jangka panjang

b0 : konstanta

b1-b2 : koefisien regresi

Pt-1 : harga komoditi pada tahun tanam sebelumnya

Rt : rata-rata curah hujan tahunan

Qt-1 : jumlah produksi pada tahun tanam sebelumnya

Oleh karena At* tidak dapat diketahui secara langsung, maka

Nerlove membuat hipotesis yang disebut “partial adjustment or stock

adjustment hypothesis” sebagai berikut :

(26)

commit to user

xxvi

Persamaan tersebut menyatakan bahwa perubahan yang sebenarnya

(actual change) dalam jumlah penawaran dalam suatu periode waktu

tertentu t merupakan pecahan dari perubahan yang diinginkan untuk periode tersebut. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

At = k At* + (1-k)At-1………...……….…...(5)

Keterangan :

At – At-1 : perubahan penawaran sebenarnya pada tahun t

At* - At-1 : perubahan penawaran yang diinginkan pada tahun t

k : koefisien penyesuaian nilainya adalah 0<k<1

Untuk menaksir atau mengestimasi fungsi penawaran pada persamaan (3) disubstitusikan dalam persamaan (5) maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

At = k (b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1) + (1-k)At-1

atau

At = k b0 + k b1Pt-1 + k b2Rt + k b3Qt-1 + (1-k)At-1……….…...(6)

Untuk keperluan estimasi bentuk di atas disederhanakan menjadi :

At = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1 + b4At-1 + b5Pst-1

Keterangan :

At : penawaran pada tahun t

Pt-1 : harga komoditi pada tahun sebelumnya

Rt : rata-rata jumlah curah hujan pada tahun t

Qt-1 : jumlah produksi pada tahun sebelumnya

At-1 : luas areal panen pada tahun sebelumnya

Zt : Harga pupuk pada tahun t

Pst-1 : harga komoditas substitusi pada tahun sebelumnya

b0 : konstanta

k : koefisien penyesuaian

b1-b5 : koefisien regresi dari variabel bebas

3.Faktor-Faktor yang Menpemgaruhi Penawaran

Menurut Samuelson dan Nordhous (1992) dalam penawaran unsur selain harga barang itu sendiri yang mempengaruhi penawaran, unsur yang paling penting adalah biaya produksi komoditi tersebut yang dipengaruhi oleh kondisi teknologi dan harga input. Unsur lain yang juga mempengaruhi penawaran adalah harga barang yang berkaitan, organisasi pasar, dan faktor khusus misalnya cuaca dan ekspektasi harga di masa mendatang.

Menurut Soekartawi (1993), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran, yaitu :

1.Teknologi

Dengan perbaikan teknologi, maka jumlah produksi yang dihasilkan akan semakin meningkat.

(27)

commit to user

xxvii

Adalah perubahan harga produksi alternatif. Pengaruh perubahan harga produksi alternatif ini, akan menyebabkan terjadinya jumlah produksi yang semakin meningkat atau sebaliknya semakin menurun.

3.Harga input

Besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang dipakai. Bila harga faktor produksi (input) turun, maka petani cenderung akan membelinya pada jumlah yang relatif lebih besar. Dengan demikian, dari penggunaan faktor produksi yang biasanya dalam jumlah yang terbatas, maka dengan adanya tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari turunnya harga faktor produksi) maka jumlah produksi akan meningkat pada keadaan tertentu.

4.Jumlah produsen

Dengan bertambahnya produsen maka produksi atau barang yang ditawarkan menjadi bertambah. Sehingga hal ini kan mempengaruhi penawaran wortel.

5.Harapan produsen terhadap harga produksi di masa mendatang

Sering ditemukan suatu peristiwa petani meramal besaran harga dimasa mendatang, apakah harga suatu komoditi akan meningkat atau menurun. Hal ini disebabkan karena pengalaman yang mereka punyai mengusahakan komoditi tersebut.

6.Elastisitas produksi

Yaitu perubahan produksi karena adanya perubahan harga produksi tersebut. Dalam banyak kegiatan, faktor yang mempengaruhi elastisitas produksi ini adalah (a) tersedianya faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja dan modal, (b) waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian dalam mengubah kegiatan berproduksi. Seringkali ditemui bahwa Esp (Elastisitas produksi) untuk total produksi hasil pertanian yang tidak elastis, sementara Esp untuk 1 tertentu lebih elastis yang disebabkan karena keterbatasan faktor produksi. Begitu pula waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian berproduksi. Sebagai akibat adanya rangsangan harga, adalah memerlukan waktu. Hal ini disebabkan bukan saja karena faktor ekonomis seperti tersedianya biaya produksi, tetapi juga disebabkan karena adanya penyesuaian perubahan faktor biologi dan ekologi tanaman dari semula yang diusahakan tidak intensif menjadi sangat intensif, atau dari semula yang diusahakan dalam skala sempit, kemudian diubah menjadi skala luas.

(28)

commit to user

xxviii

beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran diatas dianggap tetap selain harga barang itu sendiri, maka penawaran hanya ditentukan oleh harga. Artinya, besar kecilnya penawaran ditentukan oleh besar kecilnya harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran (Putong, 2002).

4.Teori Cobweb

Menurut Boediono (1982), sarang laba-laba (Cobweb) merupakan salah

satu penerapan analisas supply-demand untuk menjelaskan mengapa harga beberapa barang pertanian menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Salah satu sebab dari fluktuasi tersebut adalah adanya reaksi atau respon yang terlambat dari pihak produsen terhadap harga.

Adanya reaksi atau respon yang terlambat terhadap harga menyebabkan produsen suatu barang menduga, bahwa harga pada periode produksi yang berikutnya sama dengan harga sekarang dan produsen membuat rencana produksi atas dasar harga sekarang. Padahal, pasar belum mencapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran, akibatnya terjadi naik turun (fluktuasi) harga. Apabila proses ini terus berjalan, maka fluktuasi semakin

mengecil dan akhirnya harga mencapai tingkat kestabilan (equilibrium) (Bishop

dan Toussaint, 1979).

Menurut Kelana (1996), Analisis cobweb dipergunakan untuk mengetahui proses terbentuknya keseimbangan terutama bagi barang-barang pertanian yang

mengalami keterlambatan waktu (time lag). Jadi penawaran bagi barang-barang

pertanian merupakan fungsi harga pada tahun t-1 (Cobweb analyze).

Teori Cobweb menjelaskan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu, yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi: (1) siklus dengan fluktuasi yang jaraknya tetap; (2) Siklus yang menuju titik keseimbangan; dan (3) Siklus yang menjauhi titik keseimbangan. Kondisi keseimbangan yang terjadi di pasar tentunya menjadi relatif tidak stabil apabila ada kekuatan-kekuatan yang mendorong harga dan jumlah barang atau komoditas yang pada akhirnya akan mencapai keseimbangan baru. Berkaitan dengan aspek ini, di pasar ada kemungkinan akan terjadi kelebihan barang atau komoditas yang ditawarkan (surplus) dan kekurangan barang atau komoditas yang ditawarkan. Proses penyesuaian pasar menuju keseimbangan akan dipengaruhi oleh beberapa kondisi antara lain: (1) permintaan yang berubah, di mana penawaran tetap; (2) Penawaran yang berubah, di mana permintaan tetap; dan (3) Permintaan dan penawaran yang berubah secara simultan (Sofa, 2008).

Teori Cobweb pada dasarnya menerangkan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut akan berpengaruh terhadap elastisitas baik jangka pendek maupun jangka panjang (Mubyarto, 1979).

(29)

commit to user

xxix

Harga adalah sinyal dari pasar yang menunjukan tingkat kelangkaan produk secara relatif. Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga. Elastisitas harga dari penawaran sama dengan persentase perubahan jumlah ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga. Mengingat kenaikan harga biasanya mengakibatkan kenaikan jumlah yang ditawarkan, maka persentase perubahan kuantitas dan persentase perubahan harga bergerak dalam arah yang sama, sehingga elastisitas harga dari penawaran biasanya positif (Mc Eachern, 2001).

Menurut Anindita (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi

responsivitas jumlah barang yang ditawarkan terhadap adanya perubahan harga, antara lain:

1.Perubahan pada biaya yang dibayar oleh petani

Jika persentase kenaikan output disebabkan oleh sedikit kenaikan biaya per unit, maka penawaran produk tersebut cukup elastis. Sementara itu, jika kenaikan jumlah yang ditawarkan disebabkan kenaikan harga faktor input yang penggunaannya relatif besar maka dapat diperkirakan penawaran produk tersebut tidak elastis.

2.Waktu yang diperlukan untuk menambah produksi

Elastisitas banyak tergantung dengan waktu. Produk pertanian mempunyai respon yang relatif lama untuk meningkatkan produksinya dibandingkan dengan produk lain karena produsen pertanian memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan tingkat produksi apabila terjadi perubahan. Oleh sebab itu, elastisitas penawaran produk pertanian pada umumnya tidak elastis.

3.Relatif sulit untuk mengubah sumberdaya yang digunakan untuk

memproduksi komoditi lain

Pengalokasian sumberdaya untuk memproduksi satu komoditi lebih mudah daripada mengalokasikan sumberdaya untuk memproduksi banyak komoditi. Perbedaan elastisitas ini tergantung pada komoditi tertentu pengalihan sumberdaya ada yang relatif mudah tetapi ada yang relatif sulit, misalnya antara pengalihan lahan untuk komoditas pangan dengan tanaman perkebunan.

Elastisitas penawaran mengukur ketanggapan kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga komoditi itu sendiri. Dengan notasi

ηs, elastisitas itu didefinisikan sebagi berikut :

ηs

(30)

commit to user

xxx

pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai petani. Dalam jangka pendek maka petani secara perseorangan mengadakan

pengaturan kembali (reallocation of resource). Tetapi dalam jangka panjang

keseluruhan industri pertanian dapat mengadakan penyesuaian (Mubyarto, 1989).

Elastisitas Penawaran dibagi menjadi lima yaitu

1.Inelastis sempurna (E= 0). Inelastis sempurna dalam penawaran terjadi

bilamana perubahan harga yang terjadi tidak memiliki pengaruh

terhadap jumlah penawaran.

2.Inelastis (E<1), penawaran inelastis ini terjadi apabila perubahan harga

kurang dapat mempengaruhi perubahan pada penawaran

3.Elastisitas uniter (E= 1), elastisitas uniter terjadi jika perubahan dari

harga bernilai sebanding dengan perubahan dari jumlah penawaran

4.Elastis (E > 1), apabila terjadinya penawaran karena ada perubahan

harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar

5. Elatisitas sempurna (E= ~), elastisitas sempurna terjadi apabila

perubahan penawaran tidak dipengaruhi oleh perubahan harga

(Nariswari, 2009).

C.Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Wortel merupakan salah satu sayur-sayuran yang sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat. Selain karena merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat yang baik bagi kesehatan tubuh, wortel juga mudah dijumpai setiap waktu dan harganya relatif terjangkau oleh masyarakat. Oleh sebab itu wortel merupakan salah satu komoditas sayur-sayuran yang potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari enam Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki potensi untuk dikembangkannya komoditas wortel. Wortel yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya adalah wortel Tawangmangu. Usahatani wortel di Kabupaten Karanganyar telah berkembang sejak lama, salah satu faktor yang menjadi daya tarik bagi petani untuk mengusahakan komoditas ini adalah harga. Harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap motivasi petani dalam menggusahakan suatu komoditas. Jika terjadi kenaikan harga maka akan diikuti dengan kenaikan jumlah komoditas yang dihasilkan, selama faktor lain yang dianggap berpengaruh tidak berubah.

(31)

commit to user

xxxi

suatu barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga barang tersebut selama faktor lain yang mempengaruhi penawaran dianggap konstan. Jumlah barang yang ditawarkan seorang penjual berhubungan dengan banyak faktor. Harga yang ditawarkan, harga input yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut, harapan pada masa datang, harga barang-barang lain yang dihasilkan oleh penjual tersebut merupakan variabel penting dalam fungsi penawaran (Arsyad, 1987).

Harga wortel di tingkat petani di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga naik, produsen berkeinginan menawarkan lebih banyak barang (output) ke pasar (Downey dan Erickson, 1990). Hal ini merangsang petani untuk meningkatkan produksinya dan menyebabkan penawaran wortel diKabupaten Karanganyar menjadi tinggi.

Pada kenyataannya, respon penawaran suatu komoditas pertanian terhadap

perubahan harga dan faktor penentu lainnya memerlukan tenggang waktu (time

lag). Kegiatan berproduksi produk pertanian secara biologis memerlukan waktu,

sehingga ketika terjadi perubahan harga tidak dapat disikapi dengan segera oleh petani produsen bila proses produksi sedang berjalan. Keputusan produksi yang

diambil pada waktu t yang didasarkan pada harga saat itu (Pt) tidak akan terealisasi

pada waktu t, melainkan pada waktu t+1. Oleh sebab itu, dalam menentukan

banyaknya produksi yang akan diperoleh, petani menggunakan perkiraan-perkiraan periode mendatang dan pengalamannya di masa lalu. Begitu pula dengan luas areal panen, petani akan mendasari luas areal panen saat ini berdasarkan atas pengalaman dimasa lalu dan perkiraan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat didekati dari luas areal panen wortel. Menurut Nainggolan dan Suprapto

dalam Adnyana (2010), luas areal panen dapat dijadikan sebagi indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian dan lebih mewakili kondisi faktual.

Penggunaan variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap penawaran wortel pada penelitian ini adalah :

1.Harga wortel pada tahun sebelumnya

Harga memberikan rangsangan bagi produsen untuk menghasilkan

barang-barang yang permintaannya sangat besar dan menggunakan

sumber-sumber yang paling banyak jumlahnya. Apabila harga meningkat,

para produsen didorong untuk menghasilkan barang tersebut dan

sebaliknya (Bishop dan Toussaint, 1979).

(32)

commit to user

xxxii

Berhasil tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima

oleh petani merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku petani

(Mubyarto, 1989). Apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya

meningkat maka harganya pada tahun tanam akan turun. Akibatnya petani

akan enggan memproduksi wortel tersebut pada tahun berikutnya.

3.Rata-rata curah hujan pada tahun t

Curah hujan merupakan salah satu faktor input yang mempengaruhi

penawaran. Menurut Boediono (1982), dalam kenyataan tidak seluruh

fluktuasi harga berasal dari proses cobweb, faktor lain seperti cuaca juga

menentukan. Curah hujan merupakan bagian dari cuaca. Curah hujan akan

mempengaruhi pertumbuhan, pembentukan, kualitas dan kuantitas wortel

yang dihasilkan. Jika curah hujan rendah maka akan berpengaruh terhadap

ketersediaan air, sehingga petani perlu menambah biaya untuk mencukupi

kebutuhan air. Biaya yang dikeluarkan tersebut akan berpengaruh terhadap

harga komoditas yang ditawarkan dan mengurangi jumlah penawaran.

4.Luas areal panen pada tahun sebelumnya

Penawaran terjadi karena seluruh kegiatan yang ditentukan oleh

produsen sangat ditentukan oleh faktor-faktor penentu pada waktu

sebelumnya (Armanda, 2009). Penggunaaan luas areal panen akan

berpengaruh terhadap produksi dan produksi akan berpengaruh terhadap

harga. Hubungan antara produksi dan harga akan berpengaruh terhadap

penawaran wortel.

5.Harga pupuk SP 36 pada tahun t

Faktor input merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

penawaran. Pada dasarnya penambahan pada harga masukan (input),

menyebabkan penambahan pada harga per unit dan mengurangi jumlah

penawaran (Anindita, 2004). Pupuk merupakan salah satu faktor input,

penambahan faktor input pupuk menyebabkan tambahan biaya pada

usahatani sehingga harga wortel meningkat sedangkan produksi menurun.

(33)

commit to user

xxxiii

Harga pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga

pupuk SP 36 karena pupuk ini merupakan pupuk yang banyak diperlukan

dalam memproduksi wortel. Pupuk SP 36 mengandung unsur phospor (P),

menurut Soewito (1991), phospor berfungsi untuk perkembangbiakan

generatif yaitu pembentukan bunga serta bagian lainnya yang akan menjadi

buah dan biji. Selain itu, perangsang bagi akar agar memanjang, kuat dan

tahan akan kekeringan. Bagi tanaman umbi seperti wortel sangat

memerlukan unsur P.

6.Harga kubis pada tahun sebelumnya

Siklus panen atau gabungan dari beberapa komoditas pertanian sering

dipertimbangkan dalam menaksir penawarannya (Anindita, 2004). Kubis

merupakan komoditas yang ditumpangsarikan dengan wortel oleh petani di

Kabupaten Karanganyar, wortel dan kubis membutuhkan tempat budidaya

dan iklim yang hampir sama. Ketika harga kubis meningkat petani akan

mengurangi luas areal yang ditanami wortel dengan kubis. Hal ini akan

mempengaruhi luas areal panen wortel dan akan berpengaruh terhadap

produksi, sedangkan produksi akan berpengaruh terhadap harga wortel.

Oleh sebab itu, respon penawaran wortel dipengaruhi oleh harga kubis pada

tahun sebelumnya.

Menurut Gathak dan Ingersent (1984), dalam ilmu ekonomi “respon penawaran” pada negara yang sedang berkembang diartikan sebagai variasi dari hasil pertanian dan luas areal panen dan berkaitan pula dengan variasi harga. Q merupakan banyaknya hasil pertanian dan P mengindikasikan tingkatan harga, R adalah keadaan cuaca (seperti curah hujan), A adalah luas areal panen dan t merupakan suatu periode waktu. Secara sederhana fungsi respon penawaran dapat ditulis :

Qt = f (Pt-1, At, Rt, Ut)………(1)

Respon penawaran dapat diasumsikan ekuivalen dari respon areal panen yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi dan faktor non ekonomi sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut :

(34)

commit to user

xxxiv

Oleh Nerlove, rumus di atas dikembangkan yaitu dengan memasukkan unsur dinamis dari fungsi penawaran, sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut:

At* = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1……….…………(3)

At* : penawaran jangka panjang

b0 : konstanta

b1-b2 : koefisien regresi

Pt-1 : harga komoditi pada tahun tanam sebelumnya

Rt : rata-rata curah hujan tahunan

Qt-1 : jumlah produksi pada tahun tanam sebelumnya

Oleh karena At* tidak dapat diketahui secara langsung, maka Nerlove

membuat hipotesis yang disebut “partial adjustment or stock adjustment

hypothesis” sebagai berikut :

At – At-1 = k (At* - At-1)………..…...(4)

Persamaan tersebut menyatakan bahwa perubahan yang sebenarnya (actual

change) dalam jumlah penawaran dalam suatu periode waktu tertentu t merupakan pecahan dari perubahan yang diinginkan untuk periode tersebut. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

At = k At* + (1-k)At-1………...……….…...(5)

Keterangan :

At – At-1 : perubahan penawaran sebenarnya pada tahun t

At* - At-1 : perubahan penawaran yang diinginkan pada tahun t

k : koefisien penyesuaian nilainya adalah 0<k<1

Untuk menaksir atau mengestimasi fungsi penawaran pada penelitian ini maka pada persamaan (3) disubstitusikan dalam persamaan (5) sehingga pada penelitian ini diperoleh fungsi sebagai berikut:

At = k (b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1) + (1-k)At-1

atau

At = k b0 + k b1Pt-1 + k b2Rt + k b3Qt-1 + (1-k)At-1……….…...(6)

Untuk keperluan estimasi bentuk di atas disederhanakan menjadi : At = b0 + b1Pt-1+ b2Qt-1+b3Rt+ b4At-1 +b5Zt+ b6Pst-1

Keterangan :

At : Luas arel panen wortel pada tahun t (Ha)

Pt-1 : Harga wortel pada tahun sebelumnya (Rp/Kg)

Qt-1 : Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya (Ku)

Rt : Rata-rata curah hujan pada tahun t (mm/thn)

At-1 : Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya (Ha)

Zt : Harga pupuk SP 36 pada tahun t (Rp/Kg)

Pst-1 : Harga kubis pada tahun sebelumnya (Rp/Kg)

(35)

commit to user

xxxv

δ : koefisien penyesuaian

b1-b6 : koefisien regresi dari variabel bebas

Suatu pasar akan mengalami keseimbangan (equilibrium) jika kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang menyebabkan perubahan seperti harga yang ditawarkan, harga input yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut, harapan pada masa datang, harga barang-barang lain yang dihasilkan oleh penjual tersebut. Harga dan kuantitas keseimbangan akan berubah sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran karena adanya perubahan salah satu variabel

yang dianggap konstan (cateris paribus).

Elastisitas penawaran adalah derajat kepekaan atas perubahan harga terhadap perubahan barang yang ditawarkan (Putong, 2003). Elastisitas penawaran menunjukan kepekaan produsen terhadap perubahan harga. Kepekaaan produsen tergantung pada mudah tidaknya mengubah jumlah output sebagai akibat adanya perubahan harga. Pada elastisitas penawaran terdapat suatu kecenderungan terhadap waktu yaitu lamanya penyesuaian. Semakin lama waktu penyesuain terhadap harga, produsen akan semakin mampu melakukan penyesuaian terhadap harga. Suatu kenaikan harga akan semakin besar menaikan jumlah yang ditawarkan jika periode waktu penyesuaiannya semakin lama. Oleh sebab itu, elastisitas penawaran dapat dihitung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Elastisitas jangka pendek dapat dihitung dengan:

Epd = bi

Keterangan :

Epd : Elastisitas jangka pendek bi : Koefisien variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel tidak bebas

Elastisitas jangka panjang dapat diketahui dengan:

Epj = Epd/(1- b4At-1)

= Epd/ δ

Keterangan :

Epd : Elastisitas jangka pendek Epj : Elastisitas jangka panjang

δ : Koefisiensi penyesuaian (1- b4At-1)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan kerangka berpikir

pendekatan masalah berikut ini

Wortel di Kabupaten Karanganyar

Respon Penawaran Wortel

1. Harga wortel pada tahun sebelumnya 2. Jumlah produksi wortel pada tahun

(36)

commit to user

xxxvi

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

D.Hipotesis

1.Diduga bahwa harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada

tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada

tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, harga kubis pada tahun

sebelumnya yang digunakan dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

2.Diduga bahwa elastisitas penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dalam

jangka pendek yaitu inelastis dan dalam jangka panjang yaitu elastis.

E.Asumsi

1.Pasar dalam keadaan pasar persaingan sempurna.

2.Varietas wortel yang dihasilkan sama yaitu varietas lokal Tawangmangu

3.Luas areal tanam sama dengan luas areal panen

4.Ketidakpastian dalam usahatani ditiadakan, daerah penelitian ini dalam keadaan

normal tanpa adanya serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan

produksi wortel dalam jumlah besar.

F.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1.Respon penawaran wortel adalah Hubungan antara penawaran dan harga yang

dapat diselidiki dimana variabel lain yang dimasukan dalam fungsi penawaran

Gambar

Tabel 21   Analisis Varian Faktor-Faktor yang Bepengaruh terhadap
table, wich is 39,727>3,58. It shows that all variable which are investigated
Tabel 1. Luas areal panen dan produktivitas wortel di Kabupaten Karanganyar
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

process in which a small project team quickly develops a working information system and allows users to modify it.. until they are satisfied

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil, VCO) termasuk lemak jenuh sedangkan minyak kedelai termasuk lemak tak jenuh sehingga dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

fungsi yang diterapkan pada KPP dengan sistem administrasi yang modern untuk dapat merealisasikan debirokratisasi pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap Wajib

dengan cara menurunkan aktivitas serum Alanine Aminotransferase (ALT) dan Aspartate Aminotransferase (AST) dan untuk mengetahui berapa dosis optimum ekstrak metanol

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan banyak limpahan berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai

Dengan menggunakan metode budget rate, pengguna jasa dari departemen tersebut dapat mengetahui lebih awal estimasi atas biaya-biaya yang ditagihkan tersebut. Keuntungan

layanan home visit ini minimal satu kali dalam satu semester untuk satu ABK. Kendala ini dapat diatasi dengan mengadakan pertemuan informal di tempat lain. Hal