• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV STRATEGI MENGATASI MASALAH

F. Standar Operasional Prosedur Palayanan Publik

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dengan biaya yang serendah rendahnya.8

SOP merupakan penetapan tertulis mengenai kegiatan apa saja yang dilaksanakan, kapan, dimana dan oleh siapa, dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang tentunya akan mengganggu kinerja organisasi.

Dasar pelaksanaan pemeriksaan tanah adalah Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. Pada kegiatan aksi perubahan ini penulis dan tim efektif akan membuat dan merumuskan SOP pelayanan pemeriksaan tanah yang lebih terperinci, ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman tim efektif untuk memprogres pekerjaan sehingga pengendalian pekerjaan bisa terlaksana dan penyelesaian pekerjaan lebih terukur. Dibawah ini adalah contoh SOP terperinci yang penulis tawarkan kepada tim efektif pemeriksaan tanah untuk dibahas bersama pada saat implementasi dari aksi perubahan ini.

8 https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-fungsi-dan-manfaat-sop.html, (diakses pada tanggal 12 Agustus 2020, pukul 18.00)

46

No Kegiatan Petuga s Loket

7 Sidang dan NIP. 19720630 199503 1 001

BAB V

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

A. Deskripsi Proses Kepemimpinan Membangun integritas

1.

Integritas adalah suatu bentuk kejujuran yang diimplementasikan secara nyata dalam tindakan sehari-hari. Nilai-nilai integritas sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah organisasi, agar semua orang di dalamnya bisa saling percaya dan pada akhirnya bisa lebih cepat untuk mencapai tujuan bersama. Jika nilai-nilai integritas tidak dijalankan, maka kerjasama tim yang dilakukan akan menjadi lebih sulit akibat tidak terbangunnya kepercayaan yang komprehensif di antara mereka.

Seorang pemimpin mutlak menjalankan nilai-nilai integritas, karena dialah yang akan dipandang orang lain terlebih dahulu, dijadikan contoh dan teladan terutama bagi bawahannya.

Integritas ini juga penting bagi image seorang pemimpin itu sendiri. Karena di saat pemimpin menerapkan nilai-nilai integritas, ia akan diterima sekaligus dipercaya oleh bawahannya sebagai sosok panutan. Ia akan bisa mempengaruhi orang lain karena ketegasan dan keselarasannya atas pikiran dan perkataan. Hal yang berbeda terjadi jika di dalam sebuah organisasi atau para pemimpinnya tidak dipercaya bahkan tidak mendapat respek dari

bawahannya. Mereka akan berjalan sendiri-sendiri tanpa mengikuti arahan dari pimpinannya. Organisasi tersebut akan menjadi kacau dan tidak bisa mencapai tujuan dengan baik. Itulah yang akan terjadi jika pemimpin tidak menanamkan nilai-nilai integritas.

Seringkali kita menemukan ada bawahan yang justru memiliki nilai integritas yang lebih tinggi dibandingkan pimpinannya. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana menjaga konsistensi dari bawahan tersebut setiap waktu, sehingga hal ini mampu menyadarkan secara pribadi kepada pimpinannya. Tidak perlu harus memberikan koreksi secara langsung, menampilkannya terus menerus dari waktu ke waktu akan memberikan dorongan bagi pemimpinnya itu untuk berubah menjadi lebih baik. Kuncinya adalah menciptakan environment yang selalu konsisten untuk menjalankan nilai-nilai integritas, sehingga diharapkan nilai-nilai itu akan tumbuh dan mengakar dalam diri setiap orang yang berada di dalamnya9.

Sebagaimana dijelaskan oleh Kolthoff (Haryatmoko:2011) bahwa ada tiga kriteria untuk mengukur integritas pejabat birokrasi publik. Pertama, mandiri, karena hidupnya mendasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang stabil dan mempunyai visi karena mau memperjuangkan sesuatu yang sifatnya khusus dan

9 https://www.kubikleadership.com/membangun-integritas-dalam-organisasi/, (diakses tanggal 19 Oktober 2020 pukul.23.07)

berinovatif. Artinya adalah bahwa dalam diri seorang pejabat birokrasi terpola sebuah mindset terhadap penjagaan nilai dan norma, sehingga kecenderungan dirinya untuk berbuat penyimpangan akan dapat diminimalisir.

Selain itu, pejabat birokrasi publik tersebut tak hanya menjalankan tugas rutinitas belaka, melainkan memiliki visi yang lebih inovatif dalam mengembangkan kinerjanya untuk memberikan yang lebih baik. Kedua, jujur terhadap sebuah idealisme yang mau dicapainya yang teraktualisasi dalam perkataan dan perbuatan yang selaras dan integral. Diatas ini merupakan Konteks inilah sebenarnya titik poin integritas kepemimpinan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari, dimana seorang pejabat publik memiliki komitmen dan konsistensi antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan.

Ketiga, perhatian dan tanggungjawab terhadap masalah-masalah kepentingan publik. Kriteria ini lebih akan menciptakan pejabat birokrasi publik yang lebih responsif dan lebih tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh publik, selain itu pejabat birokrasi tersebut akan berusaha untuk menciptakan solusi atas masalah yang dihadapi publik tersebut.

Sisi integritas dengan kriteria yang tersebut di atas akan menciptakan pejabat birokrasi yang memiliki moralitas dan etika yang baik dalam menjalankan pelayanan terhadap publik. Senada

dengan kriteria integritas di atas, maka ada beberapa hal yang perlu dan harus ada dalam diri pejabat birokrasi publik. Sehingga efektivitas kepemimpinan birokrasi akan berjalan dengan optimal dalam rangka menciptakan pelayanan publik yang lebih baik.10 Pengelolaan Budaya Pelayanan

2.

Mewujudkan institusi yang berintegritas dan berkualitas merupakan cita-cita di setiap institusi atau lembaga di manapun tak terkecuali Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Pelayanan kita terdapat dua yaitu internal dan eksternal, internal kita mendukung kegiatan teknis sementara pelayanan eksternal kepada masyarakat yang mana sangat besar dampak pengaruhnya kepada perekonomian. Maka dari itu kita harus melayani dengan baik, pelayanan kita tak boleh terhambat, tidak boleh ditunda-tunda.

Dalam mewujudkan budaya pelayanan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari perlu didukung 6 (enam) aspek utamanya yaitu kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana prasarana, sistem informasi pelayanan publik (SIPP),

10Oleh Rendra Setyadiharja, S.Sos,”Integritas Publik dalam Kepemimpinan Birokrasi’ http://m.batamtoday.com/berita25043-Integritas-Publik-dalam-Kepemimpinan-Birokrasi.html, (diakses pada 21 Oktober 2020, pukul 21.34)

mekanisme konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pelayanan publik.

Inovasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam aspek mekanisme konsultasi dan pengaduan, Kantor Pertanahan telah melakukan penanganan pengaduan pelayanan publik dan aktif dalam merespon pengaduan yang masuk.

Kondisi pandemi Covid-19 ini bukan menjadi halangan untuk memberikan pelayanan prima. Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari melaksanakan kebijakan dari Kementerian PANRB berdasarakan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB No.

58/2020 tentang Sistem Kerja Pegawai ASN dalam Tatanan Normal Baru, dimana kebijakan ini memastikan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik tetap berjalan dengan berbagai penyesuaian.

Berbagai penyesuaian yang merupakan dampak dari Covid-19 ini memberikan pembelajaran dalam kondisi pelayanan publik, seperti perubahan perilaku dan budaya kerja, transformasi pelayanan tatap muka menjadi daring sebagai bentuk reformasi pelayanan, serta penghematan anggaran belanja pemerintah.

Selanjutnya, pelaksanaan sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19

serta kebutuhan akan adanya inovasi berdasarkan kreativitas untuk mengatasi dampak pandemi ini.

Pengelolaan Tim 3.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah sebuah tugas yang mudah untuk dilakukan, ada banyak tanggung jawab dan pekerjaan yang harus diemban. Mulai dari mengelola tim kerja yang efektif, memimpin program, mengembangkan kualitas pelayanan, hingga mengevaluasi kinerja.

Dari semua itu, hal terpenting yang harus dilakukan dengan baik adalah mengelola tim kerja yang efektif. Pasalnya tidak mungkin seorang pemimpin bekerja seorang diri, melainkan bersama dengan keseluruhan tim.

Tim kerja yang solid akan membawa organisasi pelayanan publik mencapai tujuannya. Tidak semua pemimpin sudah piawai dalam mengelola tim kerja yang efektif, untuk mewujudkan keberhasilan dalam pengelolaan tim efektif perlu ditempuh dengan cara sebagai berikut :

1. Mempertahankan komunikasi yang baik

Staf atau bawahan ingin selalu mengetahui perkembangan dan informasi terbaru mengenai program, tujuan dan deadline yang ditetapkan. Untuk itu, sangat penting jika berkomunikasi dengan baik dengan staf mengenai apa yang sedang terjadi pada organisasi.

Selain itu, perlu diberikan feedback bagi setiap progress yang dilakukan staf. Dengan demikian, staf merasa dihargai dan bisa “dekat” dengan pimpinan

Bisa saja mereka memiliki pertanyaan atau keluhan mengenai pekerjaan tertentu namun enggan untuk menyampaikannya. Disini juga dapat mengetahui masalah sebenarnya yang ada di lapangan dan mengambil solusi terbaik.

2. Membangun hubungan kerja yang positif

Cara mengelola tim kerja yang efektif berikutnya adalah dengan mengenal anggota tim kerja tersebut secara individual.

Mengenal di sini bukan hanya pada level profesional, melainkan lebih ke level personal sehingga hubungan kerja pun akan terarah lebih baik.

3. Menghargai pekerjaan staf

Jangan hanya memberikan feedback hanya ketika ada sebuah kesalahan yang dilakukan staf atau bawahan.

Melainkan berikan umpan balik atas apa yang telah dilakukan anggota tim secara baik dalam upaya mengelola tim kerja yang efektif.

Menghargai pekerjaan staf akan membangun kepercayaan diri dan mendorong staf untuk lebih terlibat dalam program. Mendorong kreativitas dan memastikan semua anggota tim mengetahui ekspektasi apa yang diharapkan dari mereka.

4. Menjadi diri sendiri

Tidak ada orang yang sempurna, sehingga jangan malu untuk meminta tolong atau mengakui kesalahan yang lakukan kepada anggota tim.

Menunjukkan kelemahan diri adalah hal manusiawi, selain itu dari sini anggota tim juga jadi bisa merasa lebih nyaman untuk mendekatkan diri.

5. Mengambil keputusan terbaik

Untuk dapat mengelola tim kerja yang efektif, dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang baik. Menjadi seorang pemimpin yang dapat memetakan otoritas dan membuat keputusan

terbaik untuk keseluruhan tim, tidak hanya untuk kepentingan pimpinan atau organisasi.

6. Mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat

Manfaat lain dalam mengenal secara baik anggota tim secara personal adalah mengetahui kemampuan dan

“kekuatan” mereka. Setiap orang dapat bekerja secara maksimal jika pekerjaan yang diemban sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Dengan demikian pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat sesuai dengan kemampuan mereka untuk memastikan tim bekerja secara produktif.

7. Mengatasi Konflik

Tidak mengabaikan konflik yang terjadi di dalam organisasi, apalagi dalam tim efektif. Konflik yang diabaikan dapat mengakibatkan pengaruh negatif pada organisasi dan tim kerja. Ketika muncul konflik, pemimpin organiasasi atau pemimpin lainnya harus segera mengatasinya.

8. Memberikan contoh yang baik

Pemimpin adalah contoh atau role model bagi anggota tim yang dipimpin, pemipin harus memberikan contoh sikap kerja yang baik. Jika pemimpin berharap mereka bisa bersikap profesional dan berkomitmen pada pekerjaan.11

Delapan aspek pengelolaan tim efektif diatas merupakan tolok ukur dalam keberhasilan pelaksanaan pelayanan publik pada kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari. Secara khusus pengelolaan tim efektif dalam percepatan pemeriksaan tanah maupun secara umum dalam pelayanan pendaftaran tanah pertama kali.

Pengelolaan tim yang terlibat dalam Percepatan Pemeriksaan Tanah Melalui Aplikasi Tanah Mentah ini selanjutnya ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari sebagai penanggung jawab kegiatan sehingga dapat tercipta rasa tanggung jawab dari seluruh personil yang terlibat dalam tim tersebut terhadap pencapaian tujuan dari layanan yang akan diberikan. Penetapan tim ini ditujukan agar setiap anggota tim yang terlibat dapat bekerja dengan arah dan tujuan yang sama dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing anggota tim. Project Leader ditetapkan sebagai koordinator tim yang bertugas

11 https://www.karyaone.co.id/blog/cara-mengelola-tim-kerja/, (diakses pada tanggal 21 Oktober 2020, pukul 22.32)

mengatur seluruh ritme pelaksanaan layanan dan melaporkan secara berkala pelaksanaan layanan tersebut kepada Kepala Kantor Pertanahan sebagai penanggung jawab.

B. Deskripsi Hasil Kepemimpinan Capaian Tahapan Inovasi 1.

Menurut Peraturan Menteri PANRB No. 30/2014, inovasi pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inovasi ini tidak harus berupa suatu penemuan baru, melainkan pula mencakup pendekatan baru, perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi pelayanan publik yang ada.12

Inovasi pelayanan publik, suatu cara baru penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih menarik, atraktif, kreatif untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih efisien dan efektif. Inovasi membawa perubahan baru, bisa merupakan temuan baru yang tidak berdasar kondisi yang sudah ada (discontinous innovation) bisa pula bersifat meneruskan yang berdasarkan pelayanan/ produk yang sudah ada (subtaining innovation). Namun, keduanya

12 https://aptika.kominfo.go.id/2020/02/kompetisi-inovasi-pelayanan-publik-2019/,(diakses pada tanggal 21 Oktober 2020 pada pukul. 22.54)

memerlukan sentuhan perubahan baru dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Inovasi pelayanan publik yang dikembangkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari dalam kegiatan pemeriksaan tanah ini berupa percepatan proses dengan melalui suatu aplikasi yang diberi nama Aplikasi Tanah Mentah serta menerapkan kepatuhan layanan pada Standar Operasional dan Prosedur pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Aplikasi ini sifatnya masih dasar (start up) dengan memanfaatkan Google Form serta kepatuhan dalam layanan ini dengan mendasarkan pada SOP terperinci yang sudah dibuat dan ditetapkan.

Penerapan inovasi yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur akan berakibat pada tercapainya tujuan dari adanya inovasi tersebut. Selain dari Standar Operasional yang dibuat, petunjuk-petunjuk yang termuat dan terkandung dalam Peraturan terkait juga perlu untuk diperhatikan. Adanya petunjuk ini merupakan akibat penting dari pelaksanaan layanan.

Jadwal tahapan yang telah disusun pada Aksi Perubahan akan mewujudkan implementasi aksi perubahan ini menjadi lebih efektif dan efisien. Sehingga pada akhir tujuan dan manfaat yang akan dicapai dapat terwujud. Rencana yang telah disusun dalam Aksi Perubahan yang telah disesuaikan pada masa off-class

merupakan capaian tahapan inovasi yang telah dilakukan oleh project leader selama masa implementasi. Tahapan-tahapan

dalam implementasi aksi perubahan sebagaimana yang telah disusun dalam Rancangan Aksi Perubahan berupa tahapan konsultasi yang dilaksanakan bersama Mentor, koordinasi dan konsolidasi LAPORAN AKSI PERUBAHAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS – ANGKATAN IV TAHUN 2020 bersama para stakeholders baik yang tergabung dalam tim ataupun yang berasal dari eksternal tim. Pelaksanaan rapat dalam rangka pembentukan tim dan penetapan tim yang dilaksanakan turut menjadi evidence pelaksanaan implementasi dari aksi perubahan. Selain itu, pengumpulan bahan, penyiapan sarana penunjang dan pembinaan serta bimbingan kepada tim terkait layanan yang dikembangkan turut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam implementasi aksi perubahan ini. Capaian tahapan inovasi yang dilaksanakan yang berdasarkan kepada rencana yang tertuang dalam Rancangan Aksi Perubahan disajikan pada tabel berikut :

Tabel V.1 Capaian tahapan inovasi implementasi

No Evidence Status Lampiran

Kesesuai an dengan

RAP Ada Tidak A. Persiapan

1 Konsultasi bersama Mentor Selesai Ada Sesuai 2 Rapat pembentukan tim

 - Foto Selesai Ada Sesuai

No Evidence Status Lampiran Hari tentang Pembentukan Tim

Selesai Ada Sesuai

4 Koordinasi dan Konsolidasi terkait Pembentukan Tim

6 Pengenalan Aplikasi kepada tim

- Foto - Notulen

Selesai Ada Sesuai

7 Pembinaan dan Bimbingan kepada Petugas Pemeriksa Tanah

Selesai Ada Sesuai

8 Trial and error dan Implementasi Aplikasi Tanah Mentah oleh tim pemeriksa

10 Rapat Evaluasi percepatan pemeriksaan tanah

Selesai Ada Sesuai

D. Pelaporan

11 Laporan Aksi Perubahan Selesai Ada Sesuai 12 Bahan Tayang seminar aksi

perubahan

Selesai Ada Sesuai

Gambar V.1 Konsultasi bersama Mentor dan para Kasi

Gambar V.2 Sosialisasi Rencana Aksi Perubahan dan Pembentukan Tim Efektif

Gambar V.3 Surat Keputusan Pembentukan Tim Efektif

Gambar V.4 Pembuatan Aplikasi Tanah Mentah

Gambar V.5 Pengenalan Aplikasi Tanah Mentah kepada petugas

Gambar V.6 Trial and erorr Aplikasi Tanah Mentah

Capaian dalam Perbaikan Sistem Pelayanan 2.

Persoalan dalam pelayanan publik pada dasarnya adalah berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri.

Pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraannya (tata laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan. Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan antara lain:

a. Kurang responsif.

Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.

b. Kurang informatif.

Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.

c. Kurang accessible.

Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.

d. Kurang koordinasi.

Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.

e. Birokratis.

Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. Dalam kaitan dengan penyelesaian masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front line staff) untuk dapat menyelesaikan masalah sangat kecil, dan di lain pihak kemungkinan masyarakat untuk bertemu dengan penanggungjawab pelayanan, dalam rangka menyelesaikan masalah yang terjadi ketika pelayanan diberikan, juga sangat sulit. Akibatnya, berbagai masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan.

f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat.

Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/ aspirasi dari masyarakat.

Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.13

Dari kelemahan-kelemahan diatas dapat digambarkan dalam pelayanan publik pada Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari terutama dalam layanan pemeriksaan tanah dan pemberian hak dari kegiatan pendaftaran pertama kali pada umumnya, data dapat disajikan sebagai berikut :

I. Sebelum Aksi perubahan

Sebelum aksi perubahan akan ditampilkan data, antara lain:

a. Data Pemeriksaan tanah

b. Data Pengukuran Bidang Tanah c. Data Pendaftaran Surat Keputusan d. Data Pemberian Hak

Adapun rincian dari data diatas disajikan dalam tabel sebagai berikut:

a. Data Pemeriksaan Tanah

Tabel V.2 Pelayanan Pemeriksaan Tanah sebelum Aksi Perubahan

No Nama

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1619-3199-1-SM.pdf, (diakses tanggal 22 Oktober 2020 pukul.11.49)

No Nama

Keterangan dari tabel

Dari data diatas dapat dijabarkan proses pelayanan pemeriksaan tanah pada Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Hari

1. Waktu dimulainya kegiatan pemeriksaan tanah.

Kegiatan pemeriksaan tanah dimulai ditandai dengan adanya Surat Tugas, setelah adanya pendaftaran pelayanan pemeriksaan tanah oleh panitia ditindaklanjuti ke surat tugas pemeriksaan tanahnya dengan uraian sebagai berikut :

a. Ernawati : 111 (serratus sebelas) hari;

b. Zulkhoiri : 172 (seratus tujuh puluh dua) hari;

c. Meridi Yanti : 133 (seratus tiga puluh tiga) hari;

d. Harsono : - hari

e. Ade Zaenora : 5 (lima) hari;

f. Gunawan Riyadi : 44 (empat puluh empat) hari;

g. Sahroni : 110 (serratus sepuluh) hari;

h. A. Rafiq : 38 (tiga puluh delapan ) hari.

Beragamnya waktu menindaklanjuti kegiatan pemeriksaan tanah tersebut, disebabkan oleh :

1. Pemohon membutuhkan waktu yang cukup lama dalam memperbaiki dan melengkapi berkas

2. Kurang kontrolnya petugas pemeriksa untuk melakukan tindak lanjut

3. Project Leader tidak mengendalikan proses kegiatan 4. Komunikasi antar petugas yang belum efektif

2. Penyelesaian produk layanan pemeriksaan tanah

Dari tabel V.2 diatas terlihat sangat jelas bahwa penyelesaian layanan pemeriksaan tanah sangat lama, melebihi dari standar operasional prosedur kegiatan utamanya yaitu pemberian hak karena kegitan pendaftaran tanah pertama kali. Didalam ketentuan yang diatur pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan disebutkan pemberian hak untuk tanah pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha dan tanah non pertanian yang tidak lebih dari 2000 meter persegi lamanya jangka waktu layanan yaitu 38 (tiga puluh delapan) hari. Data penyelesaiannya sebagai berikut :

a. Ernawati : 3 (tiga) hari;

b. Zulkhoiri : 142 (seratus empat puluh dua) hari;

c. Meridi Yanti : 84 (delapan puluh empat) hari;

Disamping itu dapat penulis sajikan data pendukung layanan pemeriksaan tanah yaitu data pengukuran bidang tanah yang turut menyumbangkan waktu yang lama dalam penyelesaian layanan.

b. Data Pengukuran Bidang Tanah

Tabel V.3 Data pengukuran bidang sebelum Aksi Perubahan

Data pengukuran bidang turut disajikan dalam aksi perubahan dengan tema Percepatan Pemeriksaan Tanah melalui Aplikasi tanah mentah, dengan alasan sebagai berikut :

a. Jajaran petugas di seksi Infrastruktur Pertanahan menyadari bahwa, kegiatan pengukuran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan tanah, dimana hasil dari pengukuran merupakan bahan yang digunakan oleh petugas pemeriksa melaksanakan tindak lanjut layanan

b. Lambatnya penyelesaian proses pengukuran akan berpengaruh pada lambatnya penyelesaian proses pemeriksaan tanah

c. Aksi perubahan dari pemeriksaan tanah tidak akan berhasil memperbaiki citra layanan kepada msayarakat apabila tidak diikuti aksi perubahan pada proses pengukuran bidang tanahnya

d. Karena kegiatan pengukuran bidang tanah dan kegiatan pemeriksaan tanah merupakan sama-sama menjadi bagian dari kegiatan pemberian hak pada layanan pendaftaran tanah pertama kali.

Selain dua kegiatan diatas turut juga mempangaruhi tingkat kepuasan layanan masyarakat terhadap layanan Kantor

Pertanahan Kabupaten Batang Hari, yaitu data pendaftaran surat keputusan.

c. Data Pendaftaran Surat Keputusan

Tabel V.4 Pendaftaran Surat Keputusan Sebelum Aksi Perubahan

No Nama

Pemohon SK Verifikasi BPHTB

Data diatas juga menunjukkan bahwa proses pendafaran surat keputusan sampai dengan terbitnya sertipikat hak atas tanah juga memerlukan waktu yang sangat lama. Hal ini yang menyebabkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan kantor pertanahan kabupaten batang hari yang masih rendah.

Penyebab lamanya waktu penerbitan sertipikat ha katas tanah antara lain :

1. Project Leader tidak mengendalikan kegiatan;

2. Petugas cetak sertipikat hanya 1 (satu) orang;

3. Belum dipatuhi SOP yg ada oleh petugas;

3. Belum dipatuhi SOP yg ada oleh petugas;

Dokumen terkait