• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PEMIKIRAN DESAIN

C. Standar Visual

Animasi “Narantaka” mempunyai beberapa aspek visual, meliputi :

1. Tehnik Pembuatan Gambar Animasi

Film animasi”Narantaka” ditampilkan dalam benrtuk animasi 3D (tiga

dimensi), pada tahap pengerjaan dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

a. Storyboarding

Penggambaran storyboard lebih ditekankan pada ekspresi yang

ditampilkan dalam adegan tersebut dan tidak begitu mengacu pada ke

detilan gambar.

b. Source Image Gathering (Pengumpulan gambar yang dijadikan sumber)

Beberapa gambar yang diperlukan, diambil dari digital painting

dan fotografi untuk selanjutnya dijadikan tekstur maupun elemen visual di

dalam film yang tidak menuntut obyek 3D secara keseluruhan, agar proses

lebih mudah dilakukan.

c. CG Modelling.

Model yang dibuat untuk keperluan animasi “Narantaka” baik dari

karakter, item maupun environment dibuat dengaan program Autodesk 3D

d. CG Animating and Rendering

Objek karaktr 3D dianimasikan dengan menggunakan referensi live

action shot dari hasil rekaman kamera, agar dapat mendekati gerakan

manusia, hal ini disebabkan karena ketidak mungkinan pemakaian motion

capture mengingat peralatan yang dibutuhkan sangat mahal, sehingga

digunakanlah tehnik rotoscoping.

Beberapa tehnik Rendering dilakukan dengan “Fake“ GI, dan tidak

menggunakan GI (Global Illumination) secara keseluruhan, untuk

menghindari program error yang disebabkan keterbatasan RAM (Random

Acces Memmory).

e. Effect Design

Pemberian special effect dilakukan dalam software compositing,

namun ada beberapa efek yang dilakukan dalam 3D software, yang

menuntut ketepatan ruang tiga dimensional.

f. Compositing

Hasil render dari software 3D di edit dan digabung menjadi satu

film utuh dengan menggunakan program Adobe Premiere, Adobe After

Effect maupun Discreet Combustion sesuai dengan keperluan.

2. Tehnik Gaya Gambar.

Output film animasi saat ini berkembang menjadi berbagai gaya,

diantaranya yaitu Realistic 3D Animation, Super-Toon, Toon dan mungkin

masih banyak lagi karena perkembangan tehnologi saat ini yang kian maju.

antara animasi tiga dimensi realis dan kartun, gaya tersebut penulis gunakan

dengan berbagai pertimbangan yang telah penulis uraikan pada bab

sebelumnya.

3. Karakter

Dalam film animasi Narantaka terdapat beberapa karakter yang saling

berkaitan satu sama lain yang terjalin dalam sebuah cerita yang di adaptasi dari

naskah pewayangan Dursala Lena, termasuk di dalamnya karakter utama dan

pendukung.

Berikut karakter dalam film animasi Narantaka :

Gatotkaca terkenal sebagai ksatria perkasa berotot kawat bertulang

besi. Ia adalah anak Bima, ibunya bernama Dewi Srimbi. Dalam pewayanagan

Gatotkaca adalah seorang raja mudadi Pringgondani, yang rakyatnya hampir

seluruhnya terdiri atas bangsa raksasa. Negeri ini diwarisi dari ibunya. Sebelum

itu , kakak ibunya yang bernama Arimba, menjadi raja di negeri itu. Sebagai raja

muda di Pringgondani, Gatutkaca banyak dibantu oleh patihnya, Brajamusti, yang

merupakan adik Arimbi.

Begitu lahir di dunia, gatotkaca telah berbuat huru-hara. Tali pusarny

tidak dapat diputus. Berbagai macam pisau dan senjata tidak mampu untuk

memotong tali pusar itu. Akhirnya keluarga Pandawa sepakat menugasi Arjuna

mencari senjata ampuh untuk keperluan itu. Sementara para dewa pun tahu akan

peristiwa itu. Untuk menolongnya Batara Guru mengutus Batara Narada turun ke

bumi membawa senjata pemotong tali pusar Gatotkaca. Namun Batara Narada

membuat kekeliruan.Senjata yang bernama Kunta Wijayadanu, itu bukan

diserahkan pada Arjuna, melainkan pada Karna yang wajah dan penampilannya

mirip Arjuna. Untuk memperoleh senjata pemberian Dewa itu, Arjuna terpaksa

mencoba merebutnya dari tangan Karna. Usahanya itu tak berhasil. Arjuna hanya

dapat merebut sarung (warangka) senjata sakti itu. Sedangkan bilah senjata Kunta

tetap dilarikan Karna. Untunglah ternyata sarung Kunta itupun dapat digunakan

memotong tali pusar Gatotkaca. Namun, begitu tali pusar ituputus, warangka

Kunta langsung melesat masuk ke dalam pusar bayi itu.

Setelah tali pusarnya putus, atas izin bima dan keluarga Pandawa

lainnya, Gatotkaca dibawa Batara Narada ke Kahyangan untuk menghadapi Kala

tidak merelakan anaknya yang baru lahir itu dibawa Narada. Namun setelah dewa

itu menjelaskan bahwa menurut ramalan para dewa. Kala Sekipu dan Kala

Pracona memang hanya dikalahkan oleh bayi yang dinamakan Tutuka itu, Bima

dan Arimbi mengizinkan.

DI kahyanagan Bayi Tutuka langsung ditaruh dihadapan kedua raksasa

itu. Kala Sekipu langsung memungut bayi dan mengunyahnya, tapi ternyata

Tutuka bukan bayi biasa. Tubuhnya tetap utuh, walaupun raksasa itu mengunyah

kuat-kuat.

Karena kesal, bayi itu dibantingnya sekuat tenaga ke tanah. Tutuka

pingsan.

Setelah ditinggal pergi kedua raksasa itu, Bayi Tutuka diambil oleh

Batara Narada, dan dimasukkan ke Kawah Candradimuka.

Di sini Gatotkca digembleng olehempu Anggajali. Setelah

penggemblengan selesai, begitu muncul kembali dari Kawah Candradimuka, bayi

itu sudah berubah ujud menjadi ksatria muda yang perkasa. Ia menenakan Caping

Basunanda, penutup kepala gaib yang tidak akan menyebabkan kehujanandan

tidak pula kepanasan. Ia juga menggunakan terompah Padakacarma yang jika

digunakan menendang musuhnya akan mati.

Para Dewa lalu menyuruhnya berkelahi melawan bala tentara raksasa

pimpinan Prabu Kala Pracona dan Patih Kala Sakipu lagi. Gatotkaca ternyata

sanggup menunaikan tugas itu dengan baik. Kala Pracona dan Kala Sakipu dapat

dibunuhnya.

Dalam Pewayangan Gatotkaca mempunyai tiga orang istri. Istri

yang ketiga Dewi Suryawati, putri Batara Surya. Dari perkawinan dengan

Pergiwa. Gatotkaca mendapatkan anak bernama Sasikirana. Dengan Dewi

Sempani ia mempunyai anak bernama Arya Jayasumpena. Sedangkan Suryakaca

adalah anaknyaa dari Dewi Suryawati.

Dalam Baratayuda Gatotkaca diangkat menjadi senapati dan gugur

pada hari ke – 15 oleh senjata Kunta, yang dilemparkan Karna. Senjata Kunta

Wijayadanu itu melesat menembus perut Gatotkaca melalui pusarnya dan masuk

ke dalam waarangkanya. Saat sedang berhadapan denganAdipati Karna

sebenarnya Gatotkaca sudah tahu akan bahaya yang mengancam jiwanya. Karena

itu ketika Karna melemparkan senjata Kunta, ia terbang amat tinggi. namun

senjata sakti itu terus memburunya, sehingga akhirnya Gatotkaca gugur. Ketika

jatuh ke bumi, Gatotkaca berusaha agar jatuh tepat pada tubuh Adipati Karna,

tatapi senapati Kurawa itu waspada dan cepat melompat menghindar sehingga

yang hancur hanyalah kereta perangnya.

Sebenarnya sewaktu berhadapan dengan Gatotkaca, Adipati Karna

enggan menggunakan senjata Kunta. Ia merencanakan hanya akan menggunakan

senjata sakati itu bila nanti berhadapandengan Arjuna. Namun ketika Prabu Anom

Duryudana menyaksikan betaapa Gatotkca telah menimbulkan banyak korban dan

kerusakan di pihak Kurawa, ia mendesak agar Karna menggunakan senjata itu.

Akibatnya sesudah Gatotkca gugur sebenarnya karna sudah tidak

memiliki senjata sakti yang benar-benar dapat diandalkan.

Sebagai Raja Pringgandani, Gatotkaca bergelar Prabu Anom

Kancanaga. Namun gelar ini hampir tidak pernah disebutkan dalam pagelaran

Gurubaya, Purbaya, Bimasiwi, Krincing wesi, Arimbiatmaja, dan Bimaputra.

Pada Wayang Golek Purwa Sunda, ada lagi nama alias Gatotkaca, yakni

Kalananata, Kancingjaya, Trincingwesi, dan Mladang tengah.

Gatotkca amat sayang kepada sepupunya, Abimanyu. Sewaktu

Abimanyu hendak menikah dengan Dewi Siti Sundari, Gatotkaca banyak

memberikan bantuannya.

Pengangkatan Gatotkaca sebagai penguasa Pringgonadani sebenarnya

tidak disetujui pamannya, Brajadenta. Adik Dei Arimbi ini menganggap dirinya

lebih panatas menduduki jabatan itu, karena ia lelaki dan anak kan dung Prabu

Trembaka - raja Pringgandani terdahulu. Untuk berhasilnya pemberontakan yang

dilakukannya Brajadenta meminta dukunagan Batari Durga dan Kurawa. Namun

pemberontakan ini gagal karena ditentang adik-adiknya, terutama Brajamusti,.

Brajadenta akhirnya mati bersama-sama dengan Brajamusti, ketika mereka

berperang tanding. Arwah Brajadenta akhirnaya menyusup ke telapak tangan

kanan Gatotkaca, sedang Brajamusti di tangan kirinya. Dengan demikiankesaktian

Gatotkaca semaakin bertambah.

Gatotkaca pernah melakukan kesalahan fatal dalam hidupnya. Ia

sampai hati membunuh Kalabendana, hanya karena pamannya itu mengatakan

pada Dewi Utari bahwa Abimanyu akan menikah lagi dengan Dewi Siti Sundari.

Padahal kalabendana adalah pengasuhnya sejak bayi dan amat menyayangi

Gatotkaca.

Menjelang ajalnya, Kalabendana tidak mau masuk ke surga bilamana

tidak bersama-sama dengan Gatotkaca. Karena itu ketika Gatotkaca amenghindari

Kalanbendana mendorong senjata sakti itu sehingga dapat mencapai pusar

Gatotkaca (Senawangi, 2003).

Berikut ini adalah wayang Gatotkaca dalam beberapa bentuk :

Gatotkaca gaya Surakarta. Gatotkaca gaya Yogyakarta.

Kostum gatotkaca dalam wayang wong

Gatotkaca merupakan tokoh protagonis utama, ia memiliki

pakaian yang sakti yaitu Kotang Antakusuma yang membuat

Gatotkaca dapat terbang dengan cepat tanpa menimbulkan ledakan

supersonik, Caping Basunanda yang mempunyai kesaktian apabila

panas tidak merasa panas dan hujan tidak menjadi basah, serta Pada

Kacarma yang mempunyai kesaktian tidak akan kualat walaupun

melintasi daerah-daerah angker. karakter Gatotkaca dalam film

semula yang didasarkan pada kostum yang dipakai di pementasan

wayang wong menjadi lebih sederhana agar lebih bisa diterima oleh

generasi muda terutama remaja. Selain aksesoris, ciri fisik yang

mengalami perubahan yakni kumis yang biasanya terdapat dalam

karakter Gatotkaca. Alasan penulis menghilangkan kumis untuk

menghindari kesan orang tua dalam diri Gatotkaca. gambarkan

sebagai sosok remaja pria berusia 21 tahun. Mempunyai fisik yang

tinggi, berbadan tegap dengan perawakan sedang dan tidak begitu

kekar.

Gatotkaca memiliki ajian dahsyat yang bernama Aji

Narantaka, ajian tersebut diberikan oleh Resi Seta yang juga

merupakan guru Gatotkaca.

Dewi Sempani adalah seorang hapsari keurunan Sanghyang

Pancaresi, putra Sanghyang Darmajaka, adik Sanghyang Wenang. Ia

turun ke arcapada dan menjadi putri angkat Resi Maruta di pertapaan

Daksina. Dewi Sumpani mempunyai sifat perwatakan; pemberani,

teguh dalam pendirian, setia, baik budi dan cinta terhadap sesamanya.

Dengan restu Resi Maruta, Dewi Sumpani menghadang perjalanan

Gatotkaca, raja negara Pringgandani, putra Bima/Werkudara dengan

Dewi Arimbi yang baru saja memperoleh Aji Narantaka dari gurunya,

Resi Seta di pertapaan Cemarasewu. Dengan keteguhan hatinya Dewi

Sumpani ingin mencoba keampuhan Aji Narantaka yang mempunyai

daya kesaktian, siapapun yang terkena ajian tersebut tubuhnya akan

hacur menjadi debu. Gatotkaca menolak keinginan Dewi Sumpani,

tapi ia terus mendesaknya dan akan mengikuti terus kemana

Gatotkaca pergi. Menghadapi keteguhan hati Dewi Sumpani,

Gatotkaca akhirnya meluluskan keinmginannya dan berjanji akan

memperistri Dewi Sumpani buila ia selamat dari hantaman Aji

Narantaka.

Karena keluhuran budinya, Dewi Sumpani berhasil selamat dari

hantaman Aji Narantaka. Ia kemudian diperistri oleh Gatotkaca. Dari

perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putra yang diberi nama,

Karakter wanita yang akhirnya menjadi kekasih Gatotkaca,

Dewi Sempani digambarkan sebagai remaja berusia 18 tahun yang

ceria, dengan fisik yang cantik, tinggi dan mempunyai rambut

panjang. Meskipun masih muda Dewi Sempani diam-diam memiliki

ilmu yang sangat sakti, karena mampu menahan ilmu Aji Narantaka

yang dimiliki Gatotkaca.

Dalam film animasi Narantaka penulis membuat kostum

Dewi Sempani ke dalam bentuk yang sederhana tanpa banyak

aksesoris, agar terlihat lebih natural, hal ini terlihat dengan tidak

adanya Irah-irahan yang biasa terdapat pada wayang wong

perempuan. Rambut juga dibuat sedikit modern agar remaja lebih

menyukai karakter Dewi Sempani.

Antareja adalah putra sulung Bimasena yang lahir dari

Nagagini putri Batara Anantaboga, dewa bangsa ular. Perkawinan

Bima dan Nagagini terjadi setelah peristiwa kebakaran Balai

Sigala-Gala di mana para Korawa mencoba untuk membunuh

para Pandawa seolah-olah karena kecelakaan.

Bima kemudian meninggalkan Nagagini dalam keadaan

mengandung. Antareja lahir dan dibesarkan oleh Nagagini sampai

ketika dewasa ia memutuskan untuk mencari ayah kandungnya.

Dengan bekal pusaka Napakawaca pemberian Anantaboga dan Cincin

Mustikabumi pemberian Nagagini, Antareja berangkat

menuju Kerajaan Amarta.

Di tengah jalan Antareja menemukan mayat seorang wanita

yang dimuat dalam perahu tanpa pengemudi. Dengan menggunakan

Napakawaca, Antareja menghidupkan wanita tersebut, yang tidak lain

adalah Subadra istri Arjuna.

Tiba-tiba muncul Gatutkaca menyerang Antareja. Gatutkaca

memang sedang ditugasi untuk mengawasi mayat Subadra demi untuk

menangkap pelaku pembunuhan terhadap bibinya itu. Subadra yang

telah hidup kembali melerai kedua keponakannya itu dan saling

memperkenalkan satu sama lain.

Antareja dan Gatutkaca gembira atas pertemuan tersebut.

Kedua putra Bima itu pun bekerja sama dan akhirnya berhasil

menangkap pelaku pembunuhan Subadra yang sebenarnya,

Kisah kemunculan Antareja untuk pertama kalinya tersebut

dalam pewayangan Jawa biasa disebut dengan judul cerita Sumbadra

Larung.

Konsep kostum Antareja dalam Film Narantaka

Dalam film Narantaka Antareja adalah salah satu saudara

Gatotkaca yang memiliki kesaktian dapat masuk ke dalam tanah, dia

memiliki kesaktian yang bernama Tirta Amerta yang dapat

menyembuhkan orang yang terluka parah kembali seperti semula,

kesaktian itu pula yang digunakan Antareja untuk menyembuhkan

gatotkaca yang terkena Aji Gineng milik Durasala.

Antareja digambarkan memiliki usia lebih tua dari

Gatotkaca yaitu 23 tahun, dengan fisik yang hampir sama dengan

yang hamper sama dengan Gatotkaca, namun ada pula yang

mengatakan Antareja itu adalah wanita, dengan demikian penulis

memilih untuk membuat Antareja ke dalam bentuk yang sederhana

agar tidak menyita perhatian karena pusat perhatian dalam film

Narantaka adalah Gatotkaca.

4. Kuntadi

Kuntadi (Prajurit Amarta)

Kuntadi merupakan tokoh rekaan penulis untuk

memperdalam cerita yang lebih menitik beratkan pada perasaan

dalam film animasi Narantaka, sehingga penonton diajak untuk

merasakan kesedihan dalam film animasi ini. Konsep kostum yang

digunakan pada Kuntadi yaitu kostum prajurit Amarta, karena

Gatotkaca dalam persiapan latihan perang utnuk mengawasi garis

depan bila ada musuh yang mendekat, namun sayangnya Kuntadi

tertangkap oleh Dursala dan akhirnya dibunuh.

5. Awiki

Awiki (Putra Kuntadi)

Awiki juga merupakaan tokoh rekaan penulis, Awiki

merupakan putra dari Kuntadi, yaitu prajurit Amarta yang terbunuh

dalam menunaikan misinya membantu Gatotkaca dalam melakukan

latihan perang di Tegal Kurusetra.

Kemunculan Awiki juga agar penonton merasakan

kesedihan bagaimana kehilangan seseorang yang dicintai agar

penonton lebih simpati. Awiki ditinggal mati ayahnya yang tewas

Awiki merupakan seorang bocah laki-laki berumur antar 5-6

tahun yang enerjik dan polos, dia tak ragu-ragu untuk mengatakan apa

yang ada dalam pikirannya.

6. Resi Seta

Resi Seta dalam Wayang Kulit dan Ilustrasi

Resi Seta adalah putra sulung Prabu Matswapati/

Durgandana, raja negara Wirata dengan permaisuri Dewi Ni

Yustinawati/Rekatawati, putri angkat Resi Palasara dengan Dewi

Durgandini. Ia mempunyai tiga orang adik kandung masing-masing

bernama ; Arya Utara, Arya Sangka / Wratsangka dan Dewi Utari.

Seta adalah putra mahkota negara Wirata, dan mempunyai tempat

bersemayam di Cemarasewu. Ia bergelar Resi karena seorang kesatria

Narataka/Narantaka yang kemudian diturunkan kepada murid

tunggalnya Gatotkaca, dan gada pusaka bernama Kyai Pecatnyawa.

Seta hidup sebagai kesatria wadat (tidak bersentuhan dengan lain

jenis). Ia terjun ke kancah perang Bharatayuda sebagai senapati

Agung Pandawa yang pertama, melawan Resi Bisma senapati Agung

Kurawa. Ia gugur oleh tombak pusaka Kyai Salukat milik Resi

Bisma.

Konsep kostum Resi Seta dalam Film Animasi Narantaka

Dalam film animasi Narantaka, digambarkan dalam jubah

hitam panjang dengan tetap memperlihatkan badanya yang kekar,

agar citra resi Seta tetap terlihat perkasa meskipun sudah tua, resi Seta

adalah guru Gatokaca yang memberi Aji Narantaka di pertapaan

banyak memberi petuah kepada Gatotkaca tentang apa artinya hidup.

Resi Seta digambarkan ke dalam seoarang pria tua yang berumur

antara 80 tahun, botak dengan kumis dan janggut yang memutih.

7. Dursala

Dursala dalam Wayang Kulit

Dursala adalah putra Arya Dursasana, Adipati Banjarjumut

yang merupakan salah satu dari seratus orang keluarga Kurawa

dengan Dewi Saltani. Dursala berbadan besar, gagah dan bermulut

lemar. Dursala mempunyai watak dan sifat; takabur, besar kepala dan

senang meremehkan orang lain, ia sangat sakti. Selain pernah berguru

pada Resi Durna, Dursala juga menjadi murid kesayangan Bagawan

Pisaca, seorang pendeta raksasa dari pertapaan Carangwulung di

Dursala diberi Aji Gineng oleh Bagawan Pisaca yang

berkhasiat kesaktian siapa saja yang digertaknya badannya akan

hancur lebur. Dursala menikah dengan Dewi Sumini. Dari

perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putra yang diberi nama

Arya Susena.

Dursala tewas dalam pertempuran melawan Gatotkaca

tatkala ia bermaksud menguasai negara Amarta. Badannya hancur

terkena hantaman Aji Narantaka.

Kostum Dursala dalam Film Animasi Narantaka

Tokoh antagonis utama yang juga musuh bebuyutan

Gatotkaca dalam film animasi Narantaka. Dursala memiliki ajian

Dalam film animasi Narantaka, Dursala digambarkan

memiliki wajah yang licik, kostum Dursala dibuat sederhana agar

tehnik animasi lebih mudah karena Durasala akan terlibat pertarungan

yang sengit dengan Gatotkaca.

Dursala memiliki ciri fisik sedang dan lincah, usianya sama

dengan Gatotkaca yaitu 21 tahun, memiliki rambut panjang sebahu

dengan kumis dan jenggot tipis Dursala mendapat titah dari Prabu

Duryudana yang merupakan Raja Negara Astina untuk membubarkan

latihan perang yang dilakukan oleh Gatotkaca dan prajuritnya hingga

terjadi perkelahian antara Dursala dan Gatotkaca yang dimenangkan

oleh Dursala dengan Aji Ginengnya.

8. Prabu Duryudana

Duryudana adalah putra Prabu Destarastra di Hastinapura, ia

seorang Kurawa yang tertua. Korawa atau Kurawa berarti suku

bangsa Kuru. Setelah dewasa Duryudana bertahta di Hastinapura

bergelar Prabu Duryudana. Kurawa meskipun bersaudara misan

dengan Pandawa namun senantiasa bermusuhan, hingga terjadi

perang saudara, yang disebut Baratayudha. Negeri Hastinapurapura

terhitung kerajaan besar, binatara, maka waktu perang Baratayudha

dapat bantuan dari kerajaan lain. Sebenarnya Prabu Duryudana

seorang yang sakti, tetapi tak pernah kelihatan kesaktiannya. Dalam

perang Baratayudha ia bertanding dengan Raden Wrekudara. Prabu

Duryudana tak dapat dikalahkan. Tetapi ketahuan oleh Wrekudara

dari isyarat yang diberikan oleh Prabu Kresna dengan menepuk-nepuk

paha kiri yang merupakan kelemahannya. Setelah dipupuh (dipukul)

dengan gada, paha kirinya oleh Wrekudara, tewaslah ia. Kelemahan

paha ini karena waktu muda Duryudana dimandikan dengan air sakti,

ada bagian paha yang tertutup dengan daun beringin, maka

tertinggallah bagian badan itu oleh air sakti yang membasahi seluruh

badannya.

Prabu Duryudana menantu raja Mandraka, Prabu Salya. Mula-mula ia

bertunangan dengan Dewi Erawati, Puteri Prabu Salya yang tertua,

tetapi gagal karena puteri itu dicuri oleh Kartowiyoga, dan Prabu

Duryudana mencari puteri itu tetapi gagal. Putri tersebut diketemukan

oleh Raden Kakrasana, maka diperisterilah puteri itu oleh Kakrasana,

Kedua kali Prabu Duryudana bertunangan dengan puteri Prabu Salya

yang kedua, bernama Dewi Surtikanti, tetapi puteri itu diperisteri oleb

Raden Suryaputra, yang kemudian bernama Adipati Karna.

Ketiga kalinya, bertunangan dengan Dewi Banowati, puteri Prabu

Salya yang ketiga, luluslah perkawinan ini. Namun sebenarnya, puteri

Banowati tak suka pada Prabu Duryudana, karena Banowati berharap

akan diperisteri oleh Raden Arjuna. Lantaran ini, Dewi Banowati

.menurut juga dipermaisuri dengan Prabu Duryudana, tetapi dengan

janji tak akan dilarang semasa Dewi itu bertemu dengan Arjuna

sewaktu-waktu. Dikabulkanlah permintaan itu dan terlaksana pada

waktu-waktu Banowati bertemu dengan Arjuna tak diganggu-gugat.

Prabu Duryudana berputera Raden Lesmanamandrakumara dan Dewi

Dursilawati.

Dalam film animasi Narantaka Prabu Duryudana juga

digambarkan dalam bentuk sederhana tanpa berbagai aksesoris, selain

masalah tehknis, juga agar Prabu Duryudana terlihat lincah dalam

sikapnya yang diam. Prabu Duryudana berumur antara 40-45 tahun,

meskipun sudah tua namun prabu Duryudana tampak muda karena

kesaktiannya.

Sebagai raja yang memimpin kerajaan Astina, ambisinya

menahklukan kerajaan Amarta membuatnya tidak senang ketika

Gatotkaca dan prajuritnya melakukan latihan perang di Tegal

Kurusetra, sehingga dia memberi perintah Dursala untuk

membubarkannya.

Prabu Duryudana memiliki sifat yang tenang dan namun

penuh ambisi, dan memiliki fisik yang tegap.

Seorang penduduk desa yang ditindas Dursala dan para

prajuritnya, ia hanya penduduk biasa yang lemah dan tidak kuasa

berbuat apa-apa ketika dursala dan para prajurit menindasnya, namun

Gatotkaca secara tidak sengaja mengetahui peristiwa itu dan

menyelamatkannya, Nenek digambarkan dengan kostum pakaian desa

yang sederhana dengan rambut disanggul kecil dibelakang, berumur

Dokumen terkait